Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN

“Mengklasifikasikan Jenis- Jenis Metode Penelitian Pendidikan ”

Disusun Oleh Kelompok:


Tuti Khairani (20020051)
Seri Indah (20020011)
Lusi Pebria Ningsih (20020010)
Kurnia Al Haggi (20020020)

Dosen Pembimbing :
Juliandry Kurniawan Junaidi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA (FISHUM)
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT (UPGRISBA)
PADANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
2.1 Penelitian Eksperimen .......................................................................3
2.2 Penelitian Expost Facto .....................................................................5
2.3 Penelitian Tindak Kelas (PTK)...........................................................7
2.4 Penelitian Evaluatif.............................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................22

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Profesi Kependidikan
tentang “Mengklasifikasikan Jenis- Jenis Metode Penelitian Pendidikan”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Terima Kasih.

Padang, 25 September 2022

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Pengawas Satuan Pendidikan
adalah mampu melakukan penelitian. Hal ini karena pekerjaan pengawas adalah
sebuah profesi yang menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan terus
menerus sejalan dengan perkembangan pendidikan di lapangan. Setiap bidang
pekerjaan selalu dihadapkan pada permasalahan yang selalu berkembang, baik
berupa fenomena yang mengundang tanda tanya, maupun kesenjangan antara yang
diharapkan dengan kenyataan.

Permasalahan tersebut menuntut jawaban dan solusi yang dapat


dipertanggung jawabkan. Kedudukan pengawas sebagai pembina para guru dan
kepala sekolah, mengharuskan dia memiliki kesiapan memberikan solusi bagi
permasalahan yang mereka hadapi. Ia dapat saja mengandalkan pengalaman, baik
dirinya sendiri maupun orang lain, mengambil teori dari buku-buku, atau bahkan
mengandalkan intuisi. Hal ini tentu tidak selamanya memuaskan, karena yang
dituntut darinya adalah professional judgement yang dapat dijadikan acuan.

Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan


pengetahuan atau kebenaran. Ada dua teori kebenaran pengetahuan, yaitu teori
koherensi dan korespondensi. Teori koherensi beranggapan bahwa suatu pernyataan
dikatakan benar apabila sesuai dan tidak bertentangan dengan pernyataan
sebelumnya. Aturan yang dipakai adalah logika berpikir atau berpikir logis.
Sementara itu teori korenspondensi berasumsi bahwa sebuah pernyataan dipandang
benar apabila sesuai dengan kenyataan (fakta atau realita). Untuk menemukan
kebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harus dilakukan penelitian
terlebih dahulu. Inilah hakikat penelitian sebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses
the acquisition of knowledge.

1
2

Dalam perkembangannya, terdapat berragam pendekatan, jenis serta metode


penelitian sesuai dengan paradigma keilmuan serta realitas gejala yang hendak
diungkap. Untuk dapat memilih pendekatan dan/atau metode 2 yang tepat, seseorang
dituntut memahami substansi keilmuan/bidang kajian dan metodologi penelitian.
Hal ini tentu sangat dibutuhkan oleh pengawas, yang dalam tugasnya selalu
dihadapkan pada persoalan pendidikan baik pada kawasan institusional maupun
teknis operasional. Atas dasar inilah maka materi pendidikan dan latihan ini penting
untuk disampaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penelitian experimen?

2. Apa yang dimaksud dengan penelitian expost facto?

3. Apa yang dimaksud dengan penelitian Tindakan Kelas (PTK)?

4. Apa yang dimaksud dengan penelitian evaluatif?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami Pengertian penelitian experimen

2. Memahami Pengertian penelitian expost facto

3. Memahami Pengertian penelitian tindakan kelas (PTK)

4. Memahami Pengertian penelitian evaluatif


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Experimen


Pengertian Penelitian Eksperimen

Menurut (Arikunto, 2013) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari


hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua factor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
factor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Contohnya, seorang guru ingin memperbaiki cara mengajar. Maka factor-


faktor lain seperti materi, lingkungan, buku, dan sebagainya tidak diubah, tetapi
tetap seperti sediakala, dan hanya metode atau cara mengajarlah yang diubah.
Dalam hal ini, guru dengan sengaja mengajar dengan metode tertentu secara
sempuma dalam satu penode tertentu, kemudian setelah selesai hasilnya dinilai.
Peneliti mengamati akibat perubahan metode mengajar.

Menurut (Mardalis, 2003), Penelitian eksperimen merupakan suatu metode


yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Jika sesuatu
dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan
terjadi? Dalam hubungan ini peneliti memanipulasikan sesuatu stimuli. evens atau
kondisi-kondisi eksperimen, kemudian mengobservasi pengaruh, atau perubahan
yang diakibatkan oleh manipulasi secara sengaja dan sistematis tadi. Penelitian ini
dapat dikatakan sebagai penelitian pengujian hipotesa yang menguji hubungan
sebab akibat diantara variabel yang diteliti.

Contohnya, hipotesa yang berbunyi "menggunakan metode diskusidalam


mengajarkan X. hasil belajar siswa lebih baik dari pada menggunakan metode
ceramah". Kebenaran hipotesa tersebut perlu diuji dengan menggunakan metode
penelitian eksperimen. Setelah dilakukan penelitian dan hasilnya apakah dapat

3
4

membenarkan hipotesa tersebut setelah diuji, atau hasilnya menolak hipotesa


tersebut.

Menurut (Prof. Dr. Hamid Darmadi, 2014) penelitian eksperimenmerupakan


satu-satunya metdoc penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan
sebab akibat. Suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan:
"Jika penyelidikan dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti,
maka apakah yang akan terjadi?" di sini, peneliti memanipulasi variabel bebas
(sesuatu stimuli, treatment, atau kondisi-kondisi eksperimental), kemudian
mengobservasi pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang
dilakukan. Penelitian eksperimen memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Variabel bebas yang dimanipulasi.

b. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan,

c. Efek atau penganih manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati
secara langsung oleh peneliti.

Dari beberapa pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa penelitian


eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antara dua variabel secara sistematis dan logis dengan memanipulasi suatu
keadaan atau variabel bebas secara sempurna, terkontrol, dan teliti, kemudian
mengobservasi hasil manipulasi atau pernguruh dan perubahannya terhadap
variabel terikat. Contoh: metode belajar adalah variabel bebas (X), dan tingkat
prestasi belajar siswa adalah variabel terikat (Y), jika guru ingin meningkatkan
prestasi belajar siswa, maka guru harus memanipulasi variabel X terhadap Y
kemudian mengobservasi hasil manipulasi perubahan tersebut. Menurut (Ali, 1985)
dalam melakukan experiment, agar dapat diperoleh hasil yang optimal, harus
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Meneliti lietratur yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah.

3. Merumuskan hipotesis.
5

4. Menyusun rencana experiment secara lengkap dan operasional, meliputi:

a) Menentukan variabel bebas dan terikat,

b) Memilih desain experiment yang digunakan,

c) Menentukan sample,

d) Menyusun alat experiment,

e) Membuat outline prosedur pengumpulan data.

f) Merumuskan hipotesis statistic (hipotesis nol).

5. Melaksanakan eksperimen (pengumpulan data)

6. Menyusun data untuk memudahkan pengolahan.

7. Menentukan taraf anti (level Of Significant) yang akan digunakandalam menguji


hipotesis

8. Mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data


yang terkumpul).

2.2 Penelitian Expost Facto

Penelitian ex-post facto merupakan salah satu dari berbagai jenis penelitian,
baik penelitian bidang ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial.
Nasoetion (1992: 48) menyatakan bahwa penelitian adalah suatu upaya pengkajian
yang cermat, teratur, dan tekun mengenai suatu masalah. Istilah ex-post facto
menunjukkan bahwa perubahan variabel bebas itu telah terjadi, peneliti dihadapkan
kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang sedang diamati.

Karena tidak adanya pengendalian, maka dalam penelitian ex-post facto,


lebih sulit bagi kita untuk menyimpulkan bahwa variabelbebas (X) benar-benar ada
hubungannya dengan variabel terikat (Y). Muhammad (2005: 71) menyatakan
bahwa variabel bebas adalah variabel penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu
dan variabel tak bebas adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian.
6

Sedang arti dari variabel itu sendiri adalah konsep yang mempunyai variasi nilai,
atau mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi (PPs UNJ,
2001: 6).

Penelitian ex-post facto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak


dimanipulasi atau tidak diberi perlakuan oleh peneliti. Penelitian sebab-akibat
dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau
telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoretis, bahwa
sesuatu variabel disebabkan atau diukur oleh peneliti sesudah pengelompokan itu.

A. Penyebab Umum.

Dalam penelitian ex-post facto, kita harus mempertimbangkan


kemungkinan bahwa variabel bebas dan variabel terikat adalah dua akibat
terpisah yang disebabkan oleh variabel ketiga. Karena adanya penyebab umum
yang kadang jelas kelihatan. Namun, selalu ada keraguraguan yang mengganggu
tentang adanya penyebab umum yang tak pernah terbayangkan yang menjadi
sebab adanya suatu hubungan. Peneliti harus senantiasa mempertimbangkan
kemungkinan adanya penyebab umum yang menimbulkan hubungan.

B. Variabel Bebas Lain

Dalam penelitian ex-post facto, mungkin ada variabel bebas lain, selain
variabel bebas yang sedang diselidiki yang dapat menyebabkan efek yang
diamati pada variabel Y, artinya di samping X1, mungkin ada variabel lain.
Misalnya X2, atau X3 yang juga merupakan faktor penyebab bagi perbedaan
dalam variabel terikat. Kelemahan utama disain ex-post facto adalah tidak
adanya pengendalian. Karena tidak dapat menggunakan pengacakan untuk
mengelompokkan subjek atau untuk memanipulasi variabel bebas secara
langsung dalam situasi yang terkendali, maka selalu ada kemungkinan adanya
variabel tak dikendalikan yang menyebabkan perbedaan pada variabel terikat.
Karena tidak dapat membuat asumsi bahwa pada awal penyelidikan, kelompok-
kelompok tersebut telah sama. Karena peneliti tidak dapat mengendalikan siapa
yang mendapat pengelaman dan siapa yang tidak.
7

C. Pengendalian Parsial

Ada beberapa strategi untuk meningkatkan kredibilitas penelitian expost


facto, kendati tak satupun di antaranya yang dapat menutupi secara memadai
kelemahan dasar penelitian ini, yaitu tidak adanya pengendalian terhadap
variabel bebas. Di antara strategi-strategi itu adalah skor perubahan, pemadanan,
analisis kovariansi dan korelasi parsial, kelompok yang homogen, serta
memasukkan variabel luar ke dalam disain.

2.3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas


dengan menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan pembuatan PTK Guru  adalah sebagai berikut.
 Memperbaiki pola mengajar guru.
 Memperbaiki perilaku siswa.
 Meningkatkan praktik pembelajaran.
 Mengubah kerangka kerja guru dalam mengajar sehingga terjadi peningkatan
pelayanan profesional guru.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
 Dari PTK yang Anda lakukan, berikut manfaat yang akan diperoleh.
 Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di kelas.
 Mengembangkan kinerja profesionalisme guru.
 Melatih guru untuk menjadi pemecahan masalah yang andal.
 Melatih kreativitas guru.
 Menumbuhkan rasa percaya diri guru.
 Meningkatkan kualitas lembaga sekolah.

8

Contoh Penelitian Tindakan Kelas

Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar siswanya dapat dilihat melalui
nilai-nilai yang dimilikinya. Semakin banyak siswa yang dapat melampaui KKM,
maka semakin besar pula tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Ini berlaku
untuk semua mata pelajaran. Contohnya adalah sebagai berikut.
Sebagai contoh, guru A mengajar Matematika di SMP B kelas VII, dari
hasil penilaian tengah semester rata-rata nilai Matematika di kelas VII C hanya 6,0.
Sedangkan KKM yang diharapkan adalah 7,5. Dari 30 siswa kelas VII C, hanya 5
anak yang berhasil mendapatkan nilai diatas 7,5.
Dari kondisi ini tentu saja ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Sebagai guru yang mengajar mata pelajaran terkait, guru A tidak bisa tinggal
diam. Guru A harus melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika siswa kelas VII C. Tindakan ini dapat berupa penerapan media
pembelajaran seperti visualisasi, permainan, alat peraga, dan sebagainya.
 

2.4 Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam


mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai
atau manfaat (worth) dari suatu praktik. Nilai atau manfaat dari suatu praktik
didasarkan dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan standar atau kriteria
tertentu yang digunakan secara absolut maupun relatif. Penilitian evaluatif
dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji atau membuktikan hipotesis,
sedang evaluasi ditujukan untuk mengambil keputusan. Penelitian evaluatif
bersifat hypothesis driven sedang evaluasi bersifat decision driven.

A. Menurut Para Ahli Tentang Penelitian Evaluatif

Menurut Depdiknas (2002:3) evaluasi merupakan suatu proses sistematis


dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi yang
umumnya diperoleh melalui pengukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan
9

dan efisiensi suatu program pendidikan. Evaluasi dilaksanakan untuk menguji


obyek/ kegiatan dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.

McMillan dan Schumacher (2010) menjelaskan bahwa evaluasi


merupakansalah satu penerapan dari penelitian yang digunakan untuk
menentukanberhasil atau tidaknya atau apakah ada manfaat/nilai dari suatu program
atau kebijakan dalam pendidikan.

B. Prinsip prinsip Evaluasi

1. Keterpaduan

Evaluasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan


intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengajaran:

2. Keterlibatan peserta didik

Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta
didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak

3. Koherensi

Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan
sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.

4. Pedagogis

Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap
dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator
bagi diri siswa.

5. Akuntabel

Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan


pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa,
sekolah, dan lainnya
10

C. Perbedaan Dan Persamaan Penelitian Evaluatif Dan Evaluasi

Perbedaan Penelitian Evaluatif Dan Evaluasi

No Hal yang Membedakan Penelitian evaluatif Evaluasi

Tujuan Penelitian evaluatif dirancang untuk Ditunjukan untuk


menjawab pertanyaan, menguji atau mengambil
membuktikan hipotesis keputusan

2. Penggunaan Hasil penelitian evaluatif disimpan Hasil evaluasi


sampai ada lembaga atau orang segera digunakan
yang akan menggunakannya keutusan terhadap
program yang
dievaluasi

3. Sifat Bersifat hypothesis driven Bersifat decision


driven

Persamaan Penelitian Evaluatif dan Evaluasi

1. Keduanya bisa mengkaji fokus atau permasalahan yang sama, menggunakan


desain decision

2. Keduanya juga dapat menggunakan sampel dengan lokasi atau lingkup


wilayah yang sama, menggunakan teknik analisis data dan interpretasi hasil
yang sama.

D. Fungsi Penelitian Evaluatif

1. Fungsi Pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan atau


kegagalan dan mengetahui penyebabnya, dimungkinkan penyempurnaan
11

kinerja program di masa mendatang dan menghindari kesalahan yang telah


dibuat pada masa lalu.

2. Evaluasi dapat berfungsi sebagai kemudi dan manajemen. Yaitu sebagai


umpanbalik dan kendali pencapaian tujuan program. Serta membuat
penyesuaian mengenai cara bagaimana sebaiknya program dilaksanakan.

3. Evaluasi mengemban fungsi kontrol dan inspeksi. Artinya dapat


digunakansebagai informasi kepada pimpinan puncak atau pihak donor
apakah kegiatan program telah dilaksanakan dengan benar dan membawa
hasil sesuai yang diharapkan.

4. Evaluasi dapat mengemban fungsi akuntabilitas, karena ia memberikan


informasi tentang penggunaan anggaran/dana.

5. Evaluasi dapat berfungsi kepenasihatan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk


mendapatkan dana yang lebih banyak guna mendanai program sejenis di
masa yang akan datang.

E. Tujuan Penelitian Evaluatif

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu,
input. transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai
kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran, transformasi adalah
segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu; guru, media dan
bahan beljar, metode pengajaran. sarana penunjang dan sistem administrasi.
Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah:

a. Perbaikan sistem

b. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat

c. Penentuan tindak lanjut pengembangan


12

Secara terperinci tujuan penelitian evaluatif adalah sebagai berikut:

1. Membantu perencanaan pelaksanaan program.

2. Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan


program.

3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian


program.

4. Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhdap program.

5. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan


politik dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi.
Mengukur manfaat dan kelayakan program.

6. Untuk menilai, baik untuk melalui pengujian maupun melalui analisis


mengenai hubungan antara variabel-variabel.

7. Jadi tujuan utama dari penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia


informasi berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah
dilaksanakan. (Sukmadinata, 2009)

F. Ciri-Ciri Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi pada umumnya.


Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti kaidah-kaidah
yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan, mengikuti
sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan
Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut (Arikunto, 2006):

a. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang


berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
13

b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang


program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.

c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai factor penentu
bagi keberhasilan program.

d. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap
indikator yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan
dankelemahan program.

e. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara


rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana,
perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi
subkomponen, dan sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.

f. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci
dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

g. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan rekomendasi


bagi kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata
lain. dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat
pada tujuan program kegiatan sebagai standar, criteria, atau tolak ukur.

G. Jenis/ Tipe Penelitian Evaluatif

Ada dua tipe utama dari penelitian evaluatif yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.

1. Evaluasi formatif lebih diarahkan pada mengevaluasi proses dan ditujukan


untuk menyempurnakan atau memperbaiki atau menyempurnakan
14

program. Contoh dalam praktik pembelajaran adalah pelaksanaan ulangan


harian atau ujian blok.

2. Evaluasi sumatif lebih diarahkan pada mengevaluasi hasil, untuk menilai


apakah program cukup efektif dan efisien sehingga diperoleh kesimpulan
program tersebut dilanjutkan atau dihentikan.

H. Pendekatan Dalam Penelitian Evaluatif

Dalam bukunya Research In Education, McMillan dan Schumacer


menguraikan tiga pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian evaluatif
yaitu:

1. Evaluasi berorientasi tujuan adalah salah satu pendekatan dimana fokusnya


adalah untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan dari praktik atau
kegiatan pendidikan oleh kelompok sasaran atau mengukur hasil
pelaksanaan program kegiatan. Tingkat kecocokan antara tujuan dengan
hasil menunjukkan tingkat keberhasilan program atau kegiatan

Langkah-langkah dalam evaluasi yang berorientasi pada tujuan:

a. Pemilihan tujuan yang dapat diukur.

b. Pemilihan instrumen.

c. Pemilihan desain evaluasi.

d. Pengumpulan dan analisis data.

e. Interpretasi hasil.

2. Evaluasi berorientasi keputusan adalah pendekatan evaluasi yang diarahkan


pada proses penentuan jenis keputusan yang akan diambil, pemilihan,
pengumpulan dan analisis data yang dibutuhkan untuk penentuan keputusan,
dan penyampaian hasil (laporan) pada penentu keputusan.
15

Stufflebeam (1971) dalam Sukmadinara (2009) mengembangkan


model evaluasi pendidikan yang bersifat komprehensif yang mencakup
konteks (context) masukan (input), proses (proces), dan hasil (product),
yang disingkat menjadi CIPP. Dan model tersebut dikembangkan evaluasi
berorientasi keputusan yaitu:

a. Pengukuran kebutuhan

b. Perencanaan program dan evaluasi masukan

c. Evaluasi implementasi d. Evaluasi proses

d. Evaluasi hasil

3. Evaluasi berorientasi partisipan adalah pendekatan bersifat holistik atau


menyeluruh, menggunakan ancka instrumen dan aneka data, agar
diperoleh pemahaman yang utuh dan sudut pandang dan nilai-nilai yang
berbeda tentang pelaksanaan pendidikan menurut perspekti atau sudut
pandang para partisipan.

I. Ruang Lingkup Penelitian Evaluatif Dalam Pendidikan

Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup


luas, adapun beberapa contoh bidang antara lain:

1. Kurikulum

Bagiannya antara lain desain kurikulum, implementasi dan evaluasi kurikulm


Material kurikulum berupa buku teks, modul, paket, perangkat keras, perangkat
lunak, film, video, dll. Sumber belajar berupa laboratorium, workshop dan
perpustakaan.

2. Program pendidikan Anak berbakat, anak yang lambat, pencegahan putus


sekolah, remedial.
16

Programmnya antara lain: sains, social, matematika, ketrampilan PJJ.

3. Pembelajaran Model-model pembelajaran seperti CTL, Discovery inquiry,


pembelajaran

terpadu.dll.

4. Pendidik

Guru, konselor dan administrator

5. Siswa

Kepribadian, kecerdasan, sikap, minat, motivasi, kebiasan belajar dan prilaku


menyimpang

6. Organisasi

Sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan tinggi, pendidikan kejuruan,


pendidikan khusus.dll

7. Manajemen Personil, sarana dan prasarana, biaya, partisipasi masyarakat, dan


kegiatan ekstrakurikuler.

J. Langkah-Langkah Penelitian Evaluatif

David Strahan, Jewel Cooper dan Martha Wood (2001) dalam


Sukmadinata (2009) berdasarkan hasil penelitianya pada Sekolah Menengah
menyarankan langkah langkah penelitian evaluatif sebagai berikut:

1. Klarifikasi alasan melakukan evaluasi

Ini merupakan langkah pertama dalam penelitian evaluatif dimana


peneliti atau evaluator menjelaskan alasan-alasan mengapa harus dilakukan
evaluasi. Alasan bisa bersumber dari peneliti itu sendiri melihat ada masalah
terkait jalanya program atau alasan berasal dari pihak luar karena adanya
17

tawaran dari pimpinan lembaga atau adanya keluhan dari masyarakat


pengguna.

2. Memilih Model Evaluasi

Pemilihan model evaluasi atau pendekatan penelitian didasarkan atas:

a. Tujuan evaluasi dan pertanyaan penelitian

b. Metode pengumpulan data

c. Hubungan antara evaluator dan administrator, melihat evaluasi, individu


individu dalam program dan organisasi yang akan dievaluasi.

3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait Pada tahap ini harus ditentukan


siapa yang akan dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan pengumpulan
data, kemudian ditentukan juga siapa yang akan menjadi narasumber, sumber
data, partisipan.dll.

4. Penentuan komponen yang akan dievaluas Ada beberapa komponen dalam


program yang bisa dijadikan objek dalam penelitian evaluatif diantaranya
tujuan program, sumber program, prosedur pelaksanaan program, siapa
pelaksana program dan manajemen program. Namuan sebelum memilih
komponen tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penelitian evaluasi.

5. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi Beberapa pertanyaan


penting yang bisa diajukan dalam penelitian evaluatif:

a. Tujuan atau sasaran apa yang ingin dicapai oleh program pendidikan?

b. Kegiatan-kegiatan utama apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan


tersebut?

c. Strategi atau metode apa yang digunakan dalam program tersebut?

d. Bagaimana kondisi sumber daya pendidikan pendukung program


tersebut?
18

e. Bagaimana manajemen pelaksanaan program dan sumber daya


pendukungnya?

6. Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan

Desain evaluasi berisi langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan,


sasaran evaluasi, teknik pengumpulan data yang digunakan serta para
evaluator Jadwal kegiatan evaluasi harus disusun secara rinci dan
kronologis.

7. Pengumpulan dan analisis data

Untuk pengumpulan data dibutuhkan adanya instrumentasi evaluasi.


Instrumen ini dapat berupa tes atau non tes yang sudah di uji validitas dan
reliabilitasnya. Data kuantitatif didapatkan melalui instrumen yang sudah
baku (tes dan non tes) sedang data kualitatif diperoleh melalui wawancara,
observasi, dokumentasi,dll.Analisis data dapat berupa analisis kuantitatif
(statistika deskriptif atau inferensial) maupun analisis data kualitatif berupa
analisis naratif kualitatif.

8. Pelaporan hasil evaluasi

Isi laporan penelitian evaluatif harus memuat rancangan penelitian,


metodologi, temuan-temuan serta kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan
berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau pembuktian hipotesis
sedangkan rekomendasi berisi masukan-masukan dari temuan-temuan
evaluasi untuk penyempurnaan atau perbaikan program.

K. Contoh Kasus Dan Rencana

1. Pelaksanaan layanan bimbingan karir siswa kelas 3 SMA islam gamping

2. Evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan pendekatan Pakem


di kelas VII SMP 2 Wonosari
19

3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar Pada Siswa kelas III Imersi di SMP
Negeri 1 Magelang
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis dan
terkontrol dalam menemukan fakta-fakta atau gejala yang ada untuk tujuan tertentu
seperti menguji hipotesis/teori, mencari korelasi, melakukan komparasi, mencari
hubungan sebab akibat, dsb. Penelitian memiliki beberapa macam jenis atau tipe
penelitian Jenis penelitian yang sering digunakan dalam bidang pendidikan adalah
penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, dan penelitian eksplanatory
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu fenomena atau kejadian yang berlaku saat ini dan atau
mencarikan solusi untuk memecahkan masalah yang ada. Jenis penelitian deskriptif
adalah survey, studi kasus, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian
perkembangan, penelitian prediksi, dan penelitian sosiometri,
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antara dua variabel secara sistematis dan logis. Penelitian ini
digunakan untuk bidang ilmu eksak. Desain penelitian eksperimen ada empat, yaitu
Desain tanpa kelompok perbandingan, desain dengan kelompok pembanding,
desain counterbalance, dan desain factorial.
Penelitian eksplanatory adalah penelitan yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel dan menguji hipotesis yang
sudah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini digunakan untuk bidang ilmu non
eksak. Jenis penelitian eksplanatory ada dua, yaitu penelitian asosiasi dan penelitian
kausal.
Secara umum langkah-langkah penelitian dalam semua tipe penelitian
adalah sama, yaitu mulai dari perencanaan dan persiapan, pelaksanaan dan
pengolahan data, sampai pelaporan hasil penelitian.

20
21

3.2 Saran
Penelitian merupakan kewajiban serang mahasiswa yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan studi nya di sebuah perguruan tinggi. Penelitian merupakan
bukti fisik yang dapat menunjukan bahwa seorang mahasiswa telah ekspert dengan
apa yang ia pelajari atau teliti. Penelitian harus terus dilakukan sebagai upaya
pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan system dalam semua bidang
untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju.Melalui makalah ini saya mencoba
memberikan wawasan tentang macam jenis penelitian dan bagaimana kegiatan
penelitian dilakukan, dengan harapan dapat mempermudah para pembaca yang
akan mengadakan penelitian.
Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Brannen. 1997.
Mixing Methods Qualitative and Quantitative Research diterjemahkan oleh
Kurde. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi
Aksara.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Davis, Duane dan Conseza Robert, 1985. Business Research for Decision Making.
California: Wadsworth Inc.
Faisal, Singgih. 1990. Penelitian Kualitatif. Malang: YA3 Leedy, Paul D. 1997.
Practical Research: Planning and Design. New Jersey: Prectice Hall.
McMillan, J.H. and Schumacher, S. 2001. Research in Education. New York:
Longman, Inc.
Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Patilima, Hamid. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Patton, M.Q.
1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury
Park: Sage Publications. Sarwono, Jonathan. 1995. Penuntun Penelitian Praktis,
Bandung: Universitas Kristen Maranatha
Sudjana, N. dan Ibrahim, R. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sugiyono. 1997. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
https://www.referensimakalah.com/2012/04/pengertian-penelitian-evaluatif_2692.html
https://ascarya.or.id/penelitian-tindakan-kelas/
file:///C:/Users/ACER/Downloads/317618-konsep-penelitian-ex-post-facto-
90a07358.pdf
https://www.academia.edu/7737659/Makalah_penelitian_eveluasi_fix

22

Anda mungkin juga menyukai