Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Laporan resensi buku bukan adalah laporan yang bertujuan untuk
mengetahui isi buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan,
interpretasi, dan analisis) kita mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa
yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap
suatu bidang kajian tertentu. Sehingga laporan resensi buku merupakan suatu
proses yang dilakukan untuk mencari kelebihan dan kelemahan buku.
Materi yang akan dikritik mengenai model-model pembelajaran guna
mengembangkan profesionalisme guru dan inovasi pembelajaran. Diharapkan
dengan adanya laporan resensi buku ini, mahasiswa dapat menambah
pemahaman tentang materi ini dan mampu berpikir lebih kritis maupun
sistematis, sehingga untuk kedepannya mahasiswa sebagai calon guru dapat
mengaplikasikan materi ini di lapangan atau setelah menjadi guru.

1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian yang diberikan oleh dosen
2. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang materi yang ada dibuku dengan cara
meringkas buku
3. Meningkatkkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis kelemahan maupun
kelebihan dari buku
4. Untuk mengetahui apa yang tidak kita ketahui tentang pengembangan penelitian
dalam pendidikan

1.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang penelitian dalam pendidikan
2. Menambah pengetahuan tentang penggunaan dan penerapan berbagai metode
penelitian dalam pendidikan di SD
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang metodologi penelitian pendidikan

1
1.4 Identitas Buku

Buku utama
1. Judul buku : Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif
2. Penulis : Prof. Dr. Emzir, M.Pd.
3. Penerbit : Rajawali Pers
4. Edisi : Ke-1
5. Cetakan : Ke-10
6. Tahun terbit : 2017
7. Kota Terbit : Depok
8. Tebal Buku : 320 halaman
9. ISBN : 978-979-769-162-2

Buku Pembanding
1. Judul buku : Metode Penelitian Pendidikan
2. Penulis : Prof. Dr. Sugiono
3. Pencetak : Alfabeta CV
4. Tahun terbit : 2015
5. Kota Terbit : Bandung

2
BAB II
ISI BUKU

2.1 Ringkasan Isi Buku


BAB I Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Metode Gabungan
A. Hakikat Penelitian
Peneliti pada dasarnya adalah suau kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan
masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah
adalah menjelaskan, memprediksikan, dan/atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan
pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan.

B. Elemen Penelitian
Creswell (2003:3) mengemukakan 3 pendekatan penelitian, yaitu pendekatan
kuantitatif, pendekatan kualitatif dan pendekatan metode gabungan (mixed methods
approach). Untuk memahami ketiga pendekatan tersebut menurut Creswell, peneliti perlu
memerhatikan tiga elemen kerangka kerja, yaitu asumsi-asumsi filosofis tentang apa yag
membentuk tuntutan pengetahuan (knowledge claims); prosedur umum penelitian yang
disebut strategies of inquiry; dan prosedur detail pengumpulan data, analisis, dan penulisan,
yang disebut metode.

C. Tiga Pendekatan Penelitian


1. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer
menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,
menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data
statistik.
2. Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer
menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist atau
pandangan advokasi/partisipatori atau keduanya.
3. Pendekatan mixed methods merupakan salah satu pendekatan yang cenderung
didasarkan pada paradigma pengetahuan pragmatik.
D. Kriteria Pemilihan Suatu Pendekatan
Menurut Creswell (2003:21) ada tiga faktor yang menentukan dalam pemilihan
pendekatan yang akan digunakan dalam suatu penelitian, yaitu masalah penelitian,
pengalaman peneliti, dan audiens yang akan memanfaatkan laporan tertulis penelitian.

3
BAB II Penelitian Korelasional
A. Pengertian
Penelitian korelasional yaitu penelitian yang berfokus pada penaksiran pada kovariasi
diantara variabel yang muncul secara alami. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
mengidentifikasi hubungan prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik
statistik yang lebih canggih. Menurut Gay (dalam buku Emzir: 2017) penelitian korelasi
kadang-kadang diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, terutama disebabkan penelitian
korelasional mendiskripsikan sebuah kondisi yang telah ada.

B. Proses Dasar Penelitian Korelasional


Menurut Gay (dalam buku Emzir: 2017) studi hubungan dan studi prediksi
mempunyai karateristik yang membedakan keduanya, proses dasar keduanya sama.
1. Pemilihan Masalah
Studi korelasional dirancang untuk menentukan variabel mana memungkinkan
memiliki hubungan untuk menguji hipotesis.
2. Sampel dan Penurunan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih menggunakan metode sampling,
minimalnya terdapat 30 subjek.
3. Desain dan Prosedur
Desain korelasional tidaklah rumit : dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap
jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor
berpasangan kemudian dikorelasikan.
4. Analisis Data dan Interpretasi
Suatu koefisien korelasi angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00 atau -0,00 dan -
1,00, yang mengidentifikasikan derajat hubungan dua variabel.

C. Macam-macam Studi Korelasional


1. Studi Hubungan
Identifikasi variabel yang berhubungan membantu beberapa tujuan utama.
Pertama, studi demikian memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif
atau eksperimental.
2. Studi Predikdsi
Jika dua variabel memiliki hubungan signifikan, skor pada satu variabel dapat
digunakan memprediksikan skor pada variabel yang lain. Studi prediksi juga dilakukan

4
untuk menguji hipotesis teoretis mengenai variabel yang dipercaya menjadi prediktor
suatu kriteria, dan untuk menentukan validitas prediktif instrument pengukuran
individual.
3. Korelasi dan Kausalitas
Penelitian korelasional mengacu pada studi yang bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan antara variabel melalui penggunaan statistik korelasional.
4. Manfaat Penggunaan Metode Korelasi
Penggunaan metodde korelasional memungkinan para peneliti menganalisis hubungan
antara sejumlah besar variabel dalam suatu studi tunnggal. Penggunaan metode korelasional
ditujukan untuk mengungkapkan hubungan antarvariabel, untuk mempredikdi skor subjek
pada suatu variabel melalui skor pada variabel lain.

D. Rancangan Penelitian Korelasional


1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi Bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel.
2. Regresi dan Prediksi
Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini.
Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1 maupun +1 prediksi kita dapt
lebih baik.
3. Regresi Jamak (Multiple Regression)
Regresi Jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan
penambahan beberapa variabel.
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar
variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan
suatu faktor penting yang umum.
5. Rancangan Korelasioal yang Digunakan untuk Menarik Kesimpulan Kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-
pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional.
6. Analisis Sistem (System Analisis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit
untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan
balik serta unsur dan aliran hubungan.

5
BAB III Penelitian Eksperimental
A. Pengertian
Wiersma (1991:99) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang
sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental,
sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Menurut Davis (2004) penelitian eksperimental
didasarkan pada asumsi bahwa dunia bekerja menurut hukum-hukum kausal. Pengertian yang
lebih jelas tentang penelitian eksperimental dikemukakan oleh Gay (1981). Gay menyatakan
bahwa metode penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang
dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-akibat).

B. Karakteristik Penelitian Eksperimental


1. Manipulasi
Secara sederhana manipulasi dimaksudkan bahwa peneliti dapat memutuskan apa
bentuk atau nilai-nilai variabel bebas (atau sebab) yang akan diambil dan kelompok
mana yang akan mendapatkan bentuk yang mana.
2. Pengendalian
Menurut Gay (1981: 210) pengendalian mengacu pada usaha-usaha pihak peneliti
untuk menyingkirkan pengaruh suatu variabel (selain variabel bebas) yang dapat
mempengaruhi performansi pada variabel terikat.
3. Pengamatan
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap
variabel terikat dalam suatu penelitian eksperimental, pengamatan perlu dilakukan.

C. Prosedur Penelitian Eksperimental


Langkah-langkah dalam penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan langkah-
langkah pada penelitian lain, yakni: memilih dan merumuskan masalah, memilih subjek dan
instrumen pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur/penelitian,
menganalisis data, merumuskan kesimpulan.

D. Validitas Eksperimental
1. Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel
bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel beas yang dimanipulasi dan bukan dari
variabel lain.

6
2. Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana
dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa
digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.

E. Desain Penelitian Eksperimental


Validitas eksperimen merupakan fungsi langsung dari tingkatan untuk mana variabel
luar dikontrol. Apabila variabel tersebut tidak dikontrol, sulit untuk dievaluasi efek variabel
bebas dan generalisabilitas. Efek variabel bebas mungkin dicampuri oleh variabel luar
demikian yang sulit untuk menentukan efeknya. Hal ini yang harus dikontrol oleh desain
penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang baik mengontrol banyak sumber
ketidakvalidan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol variabel luar agar
tidak berefek pada variabel terikat (Emzir, 2012: 86-91), yaitu:
1) Pengontrolan variabel luar.
2) Pemadanan.
3) Perbandingan kelompok dan subkelompok homogen.
4) Penggunaan subyek sebagai pengendalian diri mereka sendiri.
5) Analisis kovarian.

F. Jenis Desain Kelompok


1. Rancangan Pra-Eksperimen (Pra-Experiment Design)
Terdapat tiga jenis rancangan penelitian yang dapat dimasukkan dalam kelompok
rancangan penelitian ini, yaitu: studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study),
pratest-postest kelompok tunggal (the one group pratest posttest), perbandingan
kelompok statis (the static group comparison group).
2. Rancangan Eksperimen Murni (True-Experimental Design)
Terdapat lima jenis rancangan penelitian eksperimen murni, antara lain:
rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok control (the randomized
posttest only control group design), rancangan secara acak dengan tes awal dan tes
akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-posttest contol group design),
empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design), rancangan
penelitian dua kelompok matching randomisasi

7
G. Penjelasan Lengkap Desain Eksperimental Semu (Quasi- Experimental Semu)
1. Pengertian Eksperimen Semu (kuasi eksperimen)
Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan,
pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk
menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan
perlakuan (Cook & Campbell, 1979).
2. Tujuan, Kelemahan, dan Keunggulan Eksperimen Semu
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan/ keterbatasan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen
adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan
sehingga dapat mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor
fenomena ekonomi atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam
hal asosiasi yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal
tersebut mengakibatkan beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi
(Caporaso, 1973:31-38). Adapun secara terperinci kelemahan dari penelitian Quasi
Eksperiment adalah sebagai berikut:
a. Tidak adanya randomisasi (randoimization)
b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak
dilakukan
3. Macam-Macam Rancangan yang ada dalam Quasi Eksperimen
a) The Nonequivalent Control Group Design
b) Desain Rangkaian Waktu (The Time-Series Design)
c) Desain Berimbang (Conterbalanced Design)
d) Desain Faktorial (Factorial Design)

8
BAB IV Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)

A. Pengertian Penelitian Kausal Komparatif

Penelitian ex-post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah


terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu
penelitian (Hammadi, 2010 : 223). Nama ex post facto sendiri dalam bahasa latin artinya
“dari sesudah fakta”. Menurut Kerlinger (1973: 379) penelitian kausal komparatif yang
disebut juga penelitian ex post facto adalah pnyelidikan empiris yang sistematis di mana
ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari varibel
tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat di manipulasi.

B. Perbandingan Antara Penelitian Kausal Komperatif, Korelasional dan Eksperimental

Penelitian korelasional dan penelitian kausal komparatif mungkin membingungkan,


karena kedua penelitian tanpa manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil.
Terdapat perbedaan antara keduanya. Studi kausal komperatif biasanya melibatkan dua atau
lebih kelompok dan satu variabel bebas, sementara studi korelasional biasanya
mengkomperatif melibatkan perbandingan, sementara studi korelasional melibatkan korelasi.
Sementara itu, menurut Johnson mengutip Gayis (1999) penelitian kausal komparatif
melengkapi bukti hubungan sebab akibat lebih baik daripada penelitian korelasional.

C. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif


Ritz mengidentifikasi beberapa kelebihan dan kelemahan penelitian ex post facto.
Kelebihan ex post facto sebagai berikut :
a. Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal
bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b. Penelitian kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat
mengenai hakikat fenomena.
c. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur
secara parsial.
Di samping kelebihan diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa
kelemahan sebagai berikut :
a. Kelemahan utama suatu desain penelitian kausal komparatif adalah tidak adanya
kelas kontrol terhadap variabel bebas di dalam keterbatasan pemilihan.

9
b. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual
termasuk diantara banyak faktor di bawah penelitian.
c. Kesulitan bahwa tidak ada faktor yang tunggal yang menyebabkan suatu hasil.
d. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab.
e. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap penentuan mana penyebab
dan mana akibat mungkin sulit.
f. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus memiliki
implikasi hubungan sebab-akibat.
g. Pengklasifikasian subjek kedalam kelompok dikotomi (pembagian atas dua
kelompok yang saling bertentangan).
h. Studi perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan
subjek penelitian yang terkontrol penempatan kelompok subjek yang ada yang
sama dalam semua hal yang diharapkan untuk penampilan mereka pada suatu
variabel adalah sangat sulit.

D. Prosedur Penelitian Kausal Komparatif


Penelitian kausal komparatif sebagaimana penelitian lain memiliki tahapan. Adapun
dalam penelitian kausal komparatif memiliki lima tahapan sebagai berikut:
a. Penentuan masalah penelitian.
b. Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
c. Pemilihan kelompok perbandingan.
d. Pengumpulan data.
e. Analisis data.

E. Desain Penelitian Kausal Komparatif

Menurut Gay (1981 : 200-201) desain dasar penelitian kausal komparatif adalah
sangat sederhana, dan walaupun variable bebas tidak dapat dimanipulasi, ada prosedur
control yang dapat diterapkan. Studi kausal komparatif juga melibatkan variasi teknik
statistik yang luas. Pertimbangan yang penting dalam pemilihan sampel adalah keterwakilan
(representatife) dari masing-masing populasi dan sama mengenai variable kritis yang lain dari
variable bebas. Untuk meningkatkan kesamaan, atau untuk memperbaiki ketidaksamaan yang
teridentifikasi, terdapat sejumlah prosedur control bvagi peneliti (Gay, 1981:201)

10
F. Prosedur Kontrol

Menurut Gay kekurangan randomisasi, manipulasi, dan kontrol yang menjadi


karakteristik dari studi eksperimental merupakan kelemahan dalam penelitian expost facto
(Emzir, 2013: 129). Randomisasi subjek untuk kelompok, sebagai contoh, mungkin cara satu-
satunya untuk mencoba menjamin kesamaan kelompok. Hal itu tidak dapat dilakukan dalam
penelitian expost facto karena kelompok telah ada sebelumnya., dan selanjutnya ‘perlakuan’,
atau variabel bebas telah diterima/terjadi.

G. Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok
statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang jumlahnya besar, menjadi informasi
yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian kasual
koperatif melibatkan satu variasi statistik deskriptif dan inferensial. Interpretasi dari temuan
dari suatu penelitian kausal koperatif memerlukan kehati-hatian yang lebih besar. Hubungan
sebab akibat mungkin dalam kenyataan atau fakta menjadi kebalikan dari suatu yang di
hipotesiskan(dikatakan sebab mungkin akibat atau sebaliknya) atau mungkin terdapat faktor
ketiga yang merupakan penyebab nyata, dari kedua sebab (variabel bebas) dan akibat
(variabel terikat).

11
BAB V Penelitian Etnografi
A. Pengertian Penelitian Etnografi
Metode penelitian etnografi termasuk dalam metode penelitian kualitatif. Kata
etnografi berasal dari kata –kata Yunani ethos yang artinya suku bangsa dan graphos yang
artinya sesuatu yang ditulis. Menurut Emzir (2012:18) etnografi adalah ilmu penulisan
tentang suku bangsa, menggunakan bahasa yang lebih kontemporer, Etnografi dapat diartikan
sebagai penulisan tentang kelompok budaya.

B. Jenis – Jenis Desain Penelitian Etnografi


Menurut Creswell (2012: 464) penelitian etnografi memiliki beragam bentuk. Akan
tetapi, jenis utama yang sering muncul dalam laporan – laporan penelitian pendidikan adalah
etnografi realis, studi kasus, dan etnografi kritis.

C. Karakteristik Penelitian Etnografi


Menurut Creswell (2012 : 468) beberapa karakter yang bisa menggambarkan
penelitian etnografi, diantaranya yaitu tema budaya, kelompok berbagi budaya, pola perilaku
bersama, keyakinan dan bahasa, penelitian lapangan, keterangan atau pengaturan dan refleksi
peneliti.

D. Langkah – Langkah Penelitian Etnografi


Menurut Spradley (1980: 22-35) prosedur penelitian etnografi bersifat siklus, bukan
bersifat urutan linear dalam penelitian dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus penelitian
etnografi mencakup enam langkah yaitu :
1. Pemilihan Suatu Proyek Etnografi
Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali yang pertama
peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan mereka. Ruang
lingkup penelitian dapat berjarak sepanjang satu kontinum dari etnografi makro ke etnografi
mikro.
2. Pengajuan Pertanyaan Etnografi
Terdapat tiga jenis utama pertanyaan etnografi, masing-masing mengarah pada jenis
observasi yang berbeda dilapangan. Semua jenis etnografi mulai dengan "pertanyaan
deskriptif" umum/luas. Setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menuntut observasi
anda, dan setelah analisis data awal, anda akan menggunakan "pertanyaan struktural" dan

12
"pertanyaan kontras" untuk penemuan. Ini akan membimbing anda untuk membuat observasi
lebih terfokus.
3. Pengumpulan Data Etnografi
Anda akan mulai dengan melakukan observasi deskriptif secara umum, mencoba
memperoleh suatu tinjauan terhadap situasi sosial dan yang terjadi disana. Kemudian setelah
perekaman dan analisis data awal anda, anda dapat mempersempit penelitian anda dan mulai
melakukan observasi ulang dilapangan, anda akan mampu mempersempit penyelidikan anda
untuk elakukan observasi selektif. Walaupun observasi anda semakin terfoku, anda akan
selalu melakukan observasi deskriptif umum hingga akhir studi lapangan anda. Tiga jenis
observasi ini berhubungan dengan tiga jenis pertanyaan etnografi.
a) Pembuatan Rekaman Etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus pemelitian etnografi adalah membuat rekaman atau
vatatan etnohrafi. Tahap ini mencakup pengembalian catatan lapangan, pengambulan foto,
pembuatan peta, dan penggunaan cara cara lain untuk merekam observasi anda. Rekaman
inimembangun sebuah jembatan antara observasi dengan analisis
b) Analisis Data Etnografi
Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses penemuan pertanyaan.
Dalam analisis ada empat jenis, yaitu :
1) Analisis domain
2) Analisis taksonomi
3) Analisis komponensial,
4) Analisis tema budaya
c) Penulisan Sebuah Etnografi
Tugas utama terakhir dalam siklus penelitian etnografi muncul kearah akhir dari
proyek penelitian walaupun demikian, itu dapat pula mengarah pada pertanyaan-pertanyaan
baru dan observasi-observasi lebih lanjut. Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik
ke dalam suatu jenis analisis yang lebih intensif.

E. Petunjuk Umum Pekerjaan Lapangan


Sangat sulit, jika bukan tidak mungkin mempersiapkan suatu set aturan atau prosedur
yang sangat cermat untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan. Apa yang dapat anda lakukan
tergantung pada situasi, tujuan penelitian, hakikat latar, serta keterampiln, minat dan titik
pandang dari pengamat. Berikut adalah beberapa petunjuk umum untuk melaksanakan
pekerjaan lapangan :

13
1. Pengambilan catatan lapangan bersifat deskriptif.
2. Kumpulkan suatu variasi informasi dari persprektif – perspektif yang berbeda.
3. Validasi silang dan triangulasi oleh pengumpulan jenis berbeda dari data. Contoh :
observasi, wawancara, dokumentasi program , perekaman dan fotografi.
4. Gunakan kutipan
5. Pilih informan kunci secara bijak dan gunakan mereka secara hati – hati.
6. Dasari dan peka terhadap tahap yang berbeda dari pekerjaan lapangan.

F. Dokumen Lokasi
Disamping observasi partisipan dan wawancara, para peneliti etnografi dapat juga
menggunakan berbagai berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan terarah. Apabila
tersedia, dokumen – dokumen ini dapat menambah pemahaman atau informasi untuk
penelitian. Karena perhatian etnografi telah dan selalu difkuskan pada orang, baik yang melek
huruf maupun yang buta huruf, tidak semua proyek penelitian akan memiliki dokumen –
dokumen-dokumen lokasi yang tersedia. Juga mungkin bahwa penelitian yang sama
dikalangan suatu kelompok melek huruf tidak akan memiliki dokumen – dokumen lokasi
yang relevan untuk dipertimbangkan ini sangat tergantung pada fokus penelitian.

G. Analisis, Interpretasi dan Pelaporan Temuan


Proses analisis dan interpretasi melibatkan pengujian disiplin (disciplined
examination), pemahaman kreatif (creative insight), perhatian cermat (carefuk attention)
pada tujuan studi penelitian. Analisi dan interpretasi secara konseptual merupakan proses
yang terpisah.

H. Deskripsi Kualitatif
Tujuan deskripsi ini adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di
lingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang berada di latar
penelitian. Dalam pembacaan melalui catatan lapangan dan wawancara, peneliti mulai
mencari bagian – bagian data yang akan diperhalus untuk presentasi sebagai deskripsi murni
dalam laporan penelitian.

14
BAB VI Penelitian Grounded Theory
A. Pengertian
Menurut Strauss dan Corbin penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk
membangun teori yang dapat di percaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi. Peneliti
yang bekerja dalam tradisi ini juga berharap teori-teori mereka akhirnya akan berhubungan
dengan teori-teori lainnya di dalam disiplin-disiplin yang mereka perhatikan dalam suatu cara
kumulatif, dan bahwa teori tersebut akan memiliki implikasi yang bermanfaat (Strauss &
Corbin, 1990: 24). Pendekatan grounded theory, suatu cara yang dikembangkan oleh Strauss,
terdiri atas serangkaian tahap yang dilakukan secara cermat yang dianggap memberi jaminan
suatu teori yang baik sebagai hasil.

B. Grounded Theory Sebagai Metode Ilmiah


Bagaimana pun metodologi grounded theory berwujud suatu konsepsi tentang
penelitian ilmiah yang ditarik jauh dari tanggung jawab naif seperti itu. Memang dapat
dipercaya bahwa suatu teori yang dibangun dan direkonstruksi dapat menawarkan kepada
kita konsepsi aktraktif metode ilmiah.

C. Prinsip Prinsip Metodologi Grounded Theory


Haig (2004: 1-5) mengemukakan beberapa prinsip Grounded Theory sebagai metode
ilmiah berikut.
1. Rumusan Masalah
Secara singkat dinyatakan, constrain-composition theory menyatakan bahwa suatu
masalah meliputi semua batasan pemecahannya, beserta harapan bahwa pemecahannya
ditemukan. Pada perumusan ini batasan tersebut secara aktual dibangun dari masalah
itu sendiri; mereka mencirikan masalah tersebut dan memberinya struktur. Selain itu,
dengan memasukkan semua batasan dalam perumusan masalah, masalah tersebut
memungkinkan peneliti untuk mengarahkan penyelidikan secara efektif dengan
penunjukkan jalan ke pemecahan itu sendiri.
2. Deteksi Fenomena
Fenomena stabil secara relatif, ciri umum yang muncul dari dunia yang kita lihat
untuk dijelaskan. Yang lebih menarik, “keteraturan penting yang dapat dibedakan” ini
kadang-kadang disebut “efek”. Fenomena meliputi suatu cakupan ontologis yang
bervariasi yang meliputi objek, keadaan, proses, dan peristiwa serta ciri-ciri lain yang
sulit digolongkan.

15
3. Penurunan Teori (Theory Generation)
Suatu karakterisasi yang khas dari penyimpulan abduktif dapat diberikan sebagai
berikut: beberapa pengamatan (fenomena) yang ditemukan merupakan kejutan karena
tidak mengikuti hipotesis mana pun yang diterima; kita datang untuk mencatat bahwa
pengamatan tersebut akan diikuti sebagai materi pelajaran kebenaran tentang hipotesis
baru dalam hubungannya dengan klaim-klaim pembantu yang dapat diterima.
4. Pengembangan Teori
Karena teori ditangkap dari genggaman hypothetico-deductive secara ortodoks,
peneliti bidang pendidikan dan ilmu sosial pernah perduli dengan pengujian teori
berkenaan dengan kecukupan empiris mereka.
5. Penilaian Teori (Theory Appraisal)
Glaser dan Strauss tidak menyatakan perhitungan yang tepat menyangkut hakikat
dan tempat pengujian teori dalam ilmu sosial, mereka menjelaskan bahwa ada yang
lebih pada penilaian teori daripada pengujian kecukupan empiris.
6. Grounded Theory yang Direkonstruksikan
Walaupun ingat akan asal ahli pragmatism grounded theory, sebagai suatu
rekonstruksi filosofis, tidak harus dipahami sebagai suatu laporan yang akurat dari
perhitungan Glaser dan Strauss tentang grounded theory.

D. Metode Pengumpulan Data


Peneliti biasanya melakukan 20-30 wawancara berdasarkan beberapa pertemuan “di
lapangan” untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan untuk menyerap
(saturate) (atau menemukan informasi yang kontinu untuk menambah hingga tidak ada
lagi yang dapat ditemukan) kategori. Suatu kategori mewakili unit informasi yang
tersusun dari peristiwa, kejadian, dan instansi. Peneliti juga mengumpulkan dan
menganalisis pengamatan data dokumen, tetapi bentuk data ini tidak biasa.

E. Proses Analisis Data


Proses analisis data dalam penelitian grounded theory bersifat sistematis dan
mengikuti format standar sebagai berikut.
1. Dalam pengodean terbuka (open coding),
2. Dalam pengodean poros (axial coding),
3. Dalam pengodean selektif (selective coding),
4. Akhirnya, peneliti dapat mengembangkan dan menggambarkan secara visual.

16
BAB VII Penelitian Action Research (Penelitian Tindakan)
A. Pengertian Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan
tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti
dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi
dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

B. Tujuan Penelitian Tindakan


Menurut Creswell (2012:592), tujuan dari penelitian tindakan adalah untuk
meningkatkan praktek pendidikan, peneliti mempelajari masalah mereka sendiri atau masalah
di sekolah atau lingkungan pendidikan. Pendidik terlibat dalam refleksi tentang masalah ini,
mengumpulkan dan menganalisis data, dan menerapkan perubahan atau sebuah rencana
tindakan berdasarkan temuan mereka.

C. Karakteristik Penelitian Tindakan


Ada tiga karakteristik utama penelitian tindakan menurut Ary (2010: 514).
1 Penelitian ini dilakukan dalam konteks lokal dan terfokus pada isu lokal.
2 Penelitian ini dilakukan oleh dan untuk praktisi.
3 Hasil penelitian tindakan atau perubahan dilaksanakan oleh praktisi dalam
konteks.

D. Pendekatan Penelitian Tindakan


Dalam penelitian tindakan, ada empat pendekatan yang berbeda dalam tujuan dan
sasaran mereka. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data, analisis, dan interpretasi
pada dasarnya sama, namun pembaca dapat mempertimbangkan berbagai jenis untuk
menentukan yang mana sejalan dengan tujuan terbaiknya.

E. Manfaat Penelitian Tindakan dalam Pendidikan


Berikut ini adalah beberapa dari sekian banyak manfaat yang mendorong Penelitian
tindakan dalam lingkungan pendidikan (Ary, 2010: 515-516): memprofesionalkan pekerjaan
para pendidik dan mendorong pengembangan profesionalisme, memberdayakan guru dan
para pendidik memberikan suara di bidangnya, mengembangkan pengetahuan yang terkait
langsung mempraktekkan dan fokus pada peningkatan praktek, mempromosikan refleksi dan

17
penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, membina keterbukaan
untuk ide-ide baru dan mendorong kreativitas, mendorong kolaborasi dan pengembangan
komunitas belajar, mendorong pemikiran ulang tentang bagaimana pekerjaan guru dan siswa
dievaluasi, memberikan sumber yang kaya data yang dapat digunakan untuk perbaikan
sekolah, merevitalisasi kehidupan profesional, membuat pekerjaan menarik dan bermanfaat.

F. Desain Penelitian Tindakan


Dua desain penelitian tindakan dalam pendidikan menurut (Mills, 2011dalam Cresswel
(2010: 579) adalah :
1. Penelitian Tindakan Praktis
2. Penelitian tindakan partisipatif

G. Proses Penelitian Tindakan


Menurut Ary (2010:518) Proses penelitian tindakan meliputi merefleksikan, perencanaan,
bertindak, dan mengamati. Stringer (2008) mengacu pada proses dalam tiga tahap:
lihat(look), berpikir(think), bertindak(act). Fase "Look" meliputi sistematik pengumpulan
informasi dan data.

H. Identifikasi Masalah Dalam Penelitian Tindakan


Menurut Ary (2010:520) ada 5 kategori masalah dalam penelitian tindakan :
1. Pertama adalah masalah yang timbul dari keinginan untuk meningkatkan
pembelajaran siswa.
2. Kedua adalah masalah yang timbul dari keinginan untuk meningkatkan kurikulum.
3. Ketiga, masalah yang mungkin timbul dari keinginan untuk menyesuaikan strategi
pembelajaran atau penilaian.
4. Keempat masalah yang timbul dari keinginan untuk peningkatan profesionalisme
sendiri atau untuk mencari hubungan dan makna dalam pekerjaan seseorang.
5. Kelima masalah yang timbul dari masalah yang lebih besar di sekolah atau
komunitas konteks.

I. Pengumpulan Data untuk Penelitian Tindakan


1. Menggunakan Sumber Data Ganda
2. Strategi Pengumpulan Data

18
J. Langkah-Langkah dalam Melakukan Penelitian Tindakan
Dalam langkah-langkah berikut, ingat bahwa penelitian tindakan adalah dinamis,
proses yang fleksibel dan bahwa tidak ada cetak biru yang memberi petunjuk tentang
bagaimana untuk melanjutkan. Namun, beberapa langkah dalam proses dapat
menggambarkan pendekatan umum untuk Anda gunakan (Creswell, 2012:589-591).
1. Tentukan apakah Penelitian Tindakan sudah menggunakan Desain Terbaik.
2. Identifikasi Masalah untuk penelitian
3. Cari Sumber Daya untuk Membantu menunjukkan Masalah
4. Mengidentifikasi Informasi yang Dibutuhkan
6. Melaksanakan Pengumpulan Data
7. Menganalisis data
8. Mengembangkan Rencana Tindakan
9. Mengimplementasikan Rencana dan Refleksikan.

K. Sasaran Obyek Penelitian Tindakan


Dalam hal ini, kelas tidak hanya dipandang sebatas pada kelas yang sedang aktif di
dalam ruangan saja tetapi juga di segala tempat dimana proses pembelajaran dilaksanakan.
Adapun komponen dari sebuah kelas meliputi; Siswa, Guru, Materi pelajaran, Peralatan,
Hasil, Lingkungan dan Pengelolaan.

L. Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Tindakan


Kelebihan Penelitian Tindakan menurut Shumsky (1982) dalam Suwarsih Madya
(1994 : 13-15)
a. Kerjasama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki.
b. Kerjasama dalam penelitian tindkan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis .
c. Kerjasama meningkatkan kemungkinan untuk berubah.
d. Kerjasama dalam penelitian mampu meningkatkan kesepakatan.
Kekurangan Penelitian Tindakan
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian tindakan
pada pihak peneliti.
b. Waktu yang diperlukan oleh peneliti lama.
c. Perbedaan konsepsi dalam kelompok.
d. Kekurangan lainnya adalah mengajak orang lain untuk berubah.

19
BAB VIII Penelitian dan Pengembangan

A. Pengertian

Menurut Gall, Gall dan Borg dalam buku Educational Research: an Introduction
(2003: 569) model pengembangan pendidikan berdasarkan pada industri yang menggunakan
temuan-temuan penelitian dalam merancang produk dan prosedur baru. Menurut Gay, Mills,
dan Airasian (2009:18) dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan
bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk
yang efektif untuk digunakan disekolah-sekolah.

B. Penelitian Desain dan pengembangan sebagai Pengetahuan Ilmiah

Sebagai pengetahuan ilmiah desain dan pengembangan harus dibatasi oleh


pengertian-pengertian yang dibangun atas dasar penelitian-penelitian empiris yang replicated.
Model-model dan prosedur-prosedur kita harus divalidasi. Berbagai pemecahan terhadap
masalah-masalah harus didukung oleh data. Hal ini bukanlah sebuah posisi yang secara
universal dapat diterima. Davies (1981 dalam Richey dan Klein, 2007:2) mempertanyakan
apakah bidang ini sebuah seni, sebuah kerajinan, atau sebuah pengetahuan ilmiah, pilihan
untuk orientasi artistik.

C. Dasar-dasar Pengetahuan Desain dan Pengembangan

Menurut Richey dan Klein (2007:3) dasar-dasar pengetahuan desain dan


pengembangan memiliki enam komponen utama. Keenam komponen ini mengarahkan
fokusnya pada elemen-elemen yang berbeda dari usaha desain dan pengembangan:

a) siswa dan bagaimana mereka belajar


b) konteks tempat belajar dan performasi yang muncul
c) hakikat isi pembelajaran dan bagaimana ia diurutkan
d) strategi dan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan
e) media dan sistem penyampaian yang digunakan
f) perancang itu sendiri dan proses yang mereka ikuti

20
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penilaian Terhadap Buku


Kelemahan
Buku dari Prof. Dr. Emzir, M.Pd. yang berjudul “Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif & Kualitatif” adalah salah satu buku untuk digunakan untuk mempelajari lebih
dalam lagi tentang metode penelitian pendidikan. Oleh karena itu, buku ini sangat berguna
sekali oleh para mahasiswa/i serta yang ingin memperdalam lebih luas lagi pengetahuannya
tentang metode yang dapat digunakan dalam pendidikan. Dan oleh sebab itu, agar kualitas
buku yang digunakan ini lebih bagus lagi untuk kedepannya. Maka kami mengkritisi buku
ini. Dimana itu kami mencari kelemahan dan kelebihan dari buku ini dengan cara
membandingkannya dengan buku lain yang relevan yaitu buku dari Prof. Dr. Sugiono, seperti
berikut:
Sesungguhnya kelemahan dari buku ini tidak dapat saya jumpai, saya berharap buku
ini memang tidak memiliki kelemahannya dan dapat digunakan oleh para pembaca untuk
lebih mengembangkan pengetahuannya dibidang penelitian khususnya dalam penelitian
pendidikan.

Kelebihan
Selain dari kelemahannya buku dari Prof. Dr. Emzir, M.Pd. yang berjudul “Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif” juga mempunyai banyak kelebihan
dibandingkan dari kelemahannya, yaitu :
Cover :
 Cover pada buku ini sangat bagus. Perpaduan warna dari cover ini adalah biru
tua, kuning dan dengan tulisan yang berwarna putih. Warna yang dipakai pada
cover ini bagus, karena dari perpaduan warna ini membuat buku terlihat menarik
untuk dibaca dan juga terlihat bahwa buku itu mahal serta dengan kualitas yang
bagus. Jadi cover ini sangatlah bagus dan sangat menarik minat para pembaca
untuk membacanya.

Aspek tata letak, serta tata tulis:


 Pada tata letak huruf pada buku ini sudah bagus dan rapi. Sehingga para pembaca
juga mudah dan tidak mendapatkan kesulitan dalam membaca buku ini. Dari segi

21
tata tulis buku ini juga sudah bagus. Oleh karena itu, buku ini sangat jelas dan
enak untuk dibaca oleh pembaca. Penggunaan font dalam buku ini adalah
Cambria (Headings), yang merupakan slaha satu jenis huruf yang biasa
digunakan dalam jenis penulisan buku.

Isi dari buku :


 Isi materi dari buku bagus, lengkap serta beruntun. Yaitu dimulai dari pengenalan
awal tentang penelitian kuantitatif, kualitatif dan metode gabungan. Selanjutnya
pembahasan tentang beberapa jenis penelitian yang dipakai dalam pendidikan,
yaitu penelitian korelasional, eksperimen, ex post facto, etnografi, grounded
theory, dan yang terakhir adalah penelitian action research. Beberapa jenis
peneliian tersebut sangat jelas sekali dipaparkan oleh penulis. dan beberapa jenis
penelitian itu adalah jenis-jenis penelitian yang digunakan dalam dunia
pendidikan dan sangat diperlukan oleh para pendidik dalam melakukan penelitian
dikelasnya. Serta penutup dari materi ini adalah membahas tentang penelitian dan
pengembangan. Oleh karena itu saya mengatakan bahwa materi yang dirangkum
dalam buku ini sudah baik dan bagus untuk dibaca para calon guru atau
mahasiswa yang akan terjun nantinya ke SD.
 Buku ini saya katakan bagus karena pada buku ini sudah mencakup semua topik
yang akan dibahas dan yang nantinya menjadi cikal bakal bagi para pendidik.
 Didalam buku ini juga di lengkapi dengan beberapa teori dan pendapat dari para
ahli serta gambar dan tabel untuk mendukung beberapa materi yang dipaparkan di
dalam buku ini.
 Dan pada bagian daftar isi penulis dan penyusun juga mencantumkan dan
mengambil pembahasan dari buku luar yang sangat bagus untuk mendukung
materi yang di paparkan di buku “metodologi penelitian pendidikan: kuantitatif
dan kualitatif” ini. Dan baiknya pula dari buku ini adalah daftar isi diletakkan di
setiap akhir bab materi pembahasan. Jadi itu sangat bagus sekali.
 Dan pada bagian akhir buku pula, penulis melampirkan beberapa lampiran yang
dibutuhkan para pembaca sebagai penambahan ilmu dalam memahami penelitian
pendidikan, khususnya dalam memahami buku metode penelitian pendidikan ini.
Adapun beberapa lampiran tersebut, yaitu: critical values of the pearson product-
moment correlation coefficient table, table of critical values for T, critical values
of F table, table of chi-square statistics, Z- score table.

22
 Pada bagian akhir sesudah lampiran terdapat riwayat hidup sang penulis, supaya
pembaca lebih mengenal siapa penulis dari buku yang bagus ini.

Aspek tata bahasa:


 Dari tata bahasa pada umumnya sudah bagus dan tertata sesuai dengan EYD.
Yang membuat buku ini mudah dimengerti oleh para pembacanya.

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pendidikan sebagai gejala sosial dalam kehidupan berkaitan erat dengan masalah
individual, sosial, dan kultural. Dengan penerapan otonomi bidang pendidikan, otomatis
terjadi perubahan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik menjadi
desentralistik. Hal itu tentu memunculkan problematika yang sangat beragam. Untuk
memecahkan problematika tersebut diperlukan metode yang khusus digunakan dalam bidang
pendidikan. Karena itulah dihadirkan buku yang khusus membahas tentang metodologi
penelitian pendidikan ini.
Mengingat beragamnya masalah dalam bidang pendidikan, terutama pasca otonomi,
untuk menelitinya pun tidak hanya diperlukan satu teori. Karena itulah, berbeda dengan
buku-buku yang ada, buku ini membahas penelitian kuantitatif dan kualitatif bidang
pendidikan dalam satu kemasan disertai dengan contoh-contoh konkret. Didalamnya dibahas
tentang enam jenis penelitian, yaitu penelitian survei korelasional, penelitian eksperimen,
penelitian kausal komparatif, penelitian etnografi, penelitian grounded theory, dan penelitian
tindakan.

4.2 Saran

Melalui buku ini, pembaca diajak mengikuti kegiatan jenis-jenis penelitian tersebut
langkah demi langkah, sesuai dengan paradigmanya. Setiap jenis penelitian baik yang
kuantitatif maupun kualitatif dibahas secara rinci mulai dari dasar-dasar konseptualnya
sampai contoh penerapannya dalam pelaksanaan pemahaman mengenai berbagai jenis
penelitian tersebut diharapkan dapat membantu para mahasiswa, praktisi, maupun pengambil
kebijakan dalam menyelesaikan berbagai masalah di bidang pendidikan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. Depok: Rajawali
Pers.
Sugiono. 2015. Metodolologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

25

Anda mungkin juga menyukai