Anda di halaman 1dari 5

KONSEP META ANALYSIS

Sejarah Meta analisis


Sejarah meta-analisis dimulai pada tahun 1904 ketika Karl Pearson menentukan korelasi antara
efektivitas inokulasi pada demam tifoid. Kemudian, pada tahun 1952, Hans J. Eysenck meninjau
literatur dan menyimpulkan bahwa tidak ada efek positif dari psikoterapi yang dia dapatkan dari
keresahan karena penelitian empiris selama 20 tahun gagal memecahkan masalah. Hasil
kesimpulan tersebut memancing diskusi di berbagai kalangan. Kemudian, pada tahun 1953 W.
G. Cochran membahas metode untuk mengukur rata-rata antara studi independen. Sebuah
tonggak penting dalam meta-analisis terjadi pada tahun 1978. Pada tahun itu, Gene V Glass
menganalisis 375 hasil penelitian di bidang psikoterapi. Lalu sebelum tahun 1990, penggabungan
data dari hasil berbagai penelitian dilakukan terutama melalui tinjauan naratif. Namun, ada
beberapa peringatan dalam studi naratif ini. Batasan pertama adalah subjektivitas. Keterbatasan
kedua adalah bahwa analisis naratif tidak berguna, karena membuat semakin banyak informasi
tersedia dalam berbagai cara. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan peneliti menyimpang
dari studi naratif dan mengadopsi (Djidu, H., & Kartianom, K. 2018)
Definisi
Tinjauan sistematis menggunakan pendekatan ilmiah yang secara hati-hati mencari dan meninjau
semua bukti menggunakan teknik analisis yang diakui dan ditentukan sebelumnya (Committee
on Standards, 2011). Sebuah tinjauan sistematis melibatkan pencarian terstruktur dari literatur
untuk menggabungkan informasi antara studi menggunakan protokol yang ditetapkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian terfokus. Proses ini bertujuan untuk menemukan dan
menggunakan semua bukti yang diterbitkan dan tidak dipublikasikan, mengevaluasinya dengan
cermat, dan meringkasnya secara objektif untuk mendapatkan rekomendasi yang berkelanjutan.
Sintesisnya bisa kualitatif atau kuantitatif, tetapi karakteristik utamanya adalah kepatuhan
terhadap serangkaian aturan yang memungkinkannya untuk direplikasi.
Meta-analisis adalah sintesis kuantitatif informasi dari tinjauan sistematis. Ini menggunakan
analisis statistik untuk meringkas hasil studi, menggunakan data ringkasan agregat dari laporan
studi (misalnya, statistik ringkasan kelompok studi seperti rata-rata dan standar deviasi) atau data
lengkap dari peserta individu. Meta-analisis juga membantu untuk memeriksa heterogenitas hasil
dalam studi dan untuk mengidentifikasi kesenjangan penelitian yang dapat diisi oleh studi masa
depan.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
1. Prosedur analisis meta menerapkan disiplin yang berguna dalam proses merangkum temuan
penelitian.
2. Analisis meta merupakan studi yang dilakukan dengan cara yang lebih canggih dari pada
prosedur peninjauan konvensional yang cenderung mengandalkan ringkasan kualitatif atau
“vote-counting”.
3. Analisis meta mampu menemukan pengaruh atau hubungan yang dikaburkan dalam
pendekatan lain untuk meringkas penelitian.
4. Analisis meta menyediakan cara terorganisir untuk menangani informasi dari sejumlah besar
temuan penelitian yang sedang dikaji.
Kekurangan
1. Analisis ini membutuhkan waktu yang lebih lama dalam penyelesaiannya dari pada
review penelitian kualitatif konvensional.
2. Adanya bias pada pengambilan sampel dan publikasi
3. Studi yang digunakan dalam analisis meta tidak sebanding atau sering dikenal dengan
analogi apel and orange. Analogi tersebut mempunyai arti bahwa dalam analisis meta
dapat ditemukan studi-studi yang yang berbeda dalam analisis yang sama.
4. Adanya kesalahan secara metodologi, kesalahan dalam menentukan kesimpulan suatu
studi dapat disebabkan karena kesalahan yang bersifat metodologi.

Langkah – langkah analisis


1. Menentukan Pertanyaan Penelitian
Institute of Medicine Standards for Systematic Review (Standards Committee, 2011)
mencantumkan empat langkah yang harus diikuti untuk menyiapkan topik: membentuk
tim peninjau, berkonsultasi dengan pemangku kepentingan, merumuskan topik tinjauan,
dan menulis tinjauan protokol. Tim review harus memiliki pengalaman yang memadai
untuk melaksanakan semua tahapan review. Ini termasuk tidak hanya ahli statistik dan
ahli dalam tinjauan sistematis, tetapi juga pustakawan, penulis ilmiah dan berbagai ahli
dalam berbagai aspek subjek (misalnya, dokter, perawat, pekerja sosial, ahli
epidemiologi). Selanjutnya, baik untuk validitas ilmiah maupun dampak tinjauan, tim
peneliti perlu berkonsultasi dan melibatkan pemangku kepentingan dalam tinjauan,
mereka yang paling penting upayanya dan yang akan menjadi pengguna utama
kesimpulan dari tinjauan tersebut.
Pada dasarnya, meta-analisis menggunakan dua pendekatan umum, menggabungkan studi
dan membandingkan studi. Dalam studi kombinasi, ini mengacu pada ukuran efek dari
studi utama untuk memperkirakan effect size yang memiliki jenis atau kisaran effect size
yang sama. Sementara itu, studi banding menunjukkan heterogenitas dalam effect size.
Tujuan menggabungkan studi dalam meta-analisis adalah untuk menemukan effect size
rata-rata, sedangkan tujuan membandingkan studi dalam meta-analisis adalah untuk
menilai hubungan antara effect size dan karakteristik penelitian. Pertanyaan dalam
analisis meta terkait dengan 4 hal, yakni ukuran pemusatan, perbandingan pre-post,
perbandingan dua kelompok, dan korelasi. Masing-masing disajikan sebagai berikut :
a. Penelitian terkait dengan ukuran pemusatan (Central Tendency Research)
Temuan penelitian jenis ini menggambarkan karakteristik minat yang diukur pada
sampel responden tunggal. Distribusi nilai pada variabel tersebut diringkas dengan
beberapa statistik seperti mean, median, modus, atau proporsi.
b. Perbandingan pre-post (Pre-post contrast)
Pada bentuk perbandingan pre-post adalah dengan membandingkan kecenderungan
sentral (misalnya, mean atau proporsi) pada variabel yang diukur pada satu waktu
dengan kecenderungan sentral pada variabel yang sama yang diukur di lain waktu.
c. Perbandingan antar grup (Comparison of group contrast)
Jenis penelitian ini melibatkan satu atau lebih variabel yang diukur pada dua atau
lebih kelompok responden dan kemudian dibandingkan antar kelompok tersebut.
d. Hubungan antar variabel (Association between variables)
Jenis temuan penelitian ini merupakan kovariat atas dua variabel untuk menentukan
apakah ada hubungan di antara keduanya. Misalnya, penelitian semacam itu dapat
menguji korelasi antara status sosial ekonomi keluarga dengan nilai matematika siswa
di sekolah dasar.
Terdapat dua kategori dalam hubungan antar variabel, yaitu: 1) Mesurement research
Measurement research berhubungan dengan asosiasi pada isu-isu yang berkaitan
dengan karakteristik instrumen pengukuran. Misalnya, koefisien reliabilitas test-
retest. 2) Individual differences research Kategori penelitian korelasional yang lebih
umum ini meneliti kovariat antara karakteristik atau pengalaman individu yang
dipilih. Misalnya, penelitian tentang hubungan antara jumlah saudara kandung

2. Menentukan Penelitian yang Relevan


Kriteria kelayakan pada penelitian yang digunakan dalam analisis meta tergantung
pada topik analisis meta, akan tetapi, secara umum kategori yang harus di
pertimbangkan untuk diaplikasikan yaitu sebagai berikut
a. Fitur pembeda dari studi kualifikasi Jika analisis meta membahas tentang
efektivitas intervensi, maka kriteria kelayakan yang menentukan karakteristik
suatu intervensi harus relevan, memberikan definisi apa pun yang diperlukan,
bahkan memberi contoh tentang apa yang harus disertakan dan dikecualikan.
b. Responden penelitian Karakteristik dari responden penelitian harus jelas,
misalnya apabila menyertakan remaja sebagai subjek penelitian maka definisi
remaja 13 harus jelas misal dibawah usia 18 atau 21 tahun, sehingga tidak
mencampur remaja dan orang dewasa.
c. Variabel kunci Kriteria penelitian juga harus berhubungan dengan variabel
spesifik yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian
kelompok sebaya, variabel mengacu pada beberapa variabel kunci yang
dibandingkan dengan kelompok tersebut. Dalam studi korelasi, ada kovariat atau
variabel kontrol yang diinginkan, serta konstruk tertentu untuk diwakili dalam
korelasi utama, yang didefinisikan sebagai pembeda penelitian yang sedang
dibahas.
d. Desain penelitian Menentukan bentuk temuan penelitian yang relevan adalah hal
yang penting. Pada penelitian yang melibatkan adanya intervensi, maka kriteria
ini akan sejalan dengan rancangan eksperimental dan akan menunjukkan apakah
akan memilih desain random assignment control group studies, percobaan kuasi
dari berbagai jenis, atau desain sejenis lainnya
e. Jangka waktu meta analisis dapat mengacu pada studi-studi terbaru misalnya dari
titik mana permasalahan muncul atau sejak kapan metode atau instrumen tertentu
tersedia. Meta-analisis juga mulai pada penelitian yang disesuaikan dengan waktu
suatu fenomena terjadi
f. Jenis publikasi Berbagai macam jenis publikasi dapat digunakan dalam analisis
meta, yaitu artikel jurnal, buku, desertasi, laporan teknis, naskah yang belum
dipublikasi, presentasi dari suatu konferensi, dan lain sebagainya. Apabila tidak
apa batasan pada tipe dari laporan penelitian yang diikutsertakan dalam analisis
meta, maka tipe dari laporan penelitian yang digunakan harus dispesifikasikan
dan ditentukan.
Daftar pustaka
Committee on Standards for Systematic Review of Comparative Effectiveness Research. 2011.
In Eden J, Levit L, Berg A and Morton S (Eds). Finding What Works in Health Care: Standards
for Systematic Reviews. Washington, DC: Institute of Medicine of the National Academies.
Djidu, H., & Kartianom, K. (2018). Pengantar Analisis Meta.
https://www.researchgate.net/publication/334644017

N Schmid, Christopher H Schmid, Theo Stijnen, and Ian R. White. 2020 Handbook of meta-
analysis . Boca Raton : Taylor and Francis,

Anda mungkin juga menyukai