Anda di halaman 1dari 28

META ANALYSIS

1. Pendahuluan

Dewasa ini metode penyajian fakta telah beragam, Word Health

Organization (WHO) menyusun hirarki metode penyajian fakta-fakta kepada

pembaca dan pengguna antara lain: (i) inovasi dalam ranah teori, metodologi

dan penelitian dasar, (ii) laporan penelitian tunggal dan artikel, (iii) sintesis hasil

penelitian: (systematic review: meta-analisis, meta-sintesis), (iv) masukan untuk

penentu kebijakan (actionable message: policy brief dan policy paper) (Siswanto,

2012). Secara hirarkis, jenjang metodologi “research into action” dapat diihat

pada gambar 1.

Gambar 1. Hirarki metodologi penelitian (Siswanto, 2012).

Keputusan perawatan dalam bidang kesehatan yang dibuat berdasarkan

studi yang ditemukan secara oportunistik pada berbagai literatur berpotensi

menjadi tidak efektif bahkan beresiko pada kegagalan perawatan. Metode

penyajian fakta yang keliru biasanya tidak memiliki metode eksplisit dan bisa

menyesatkan karena inklusi bukti secara selektif, penekanan yang tidak tepat

dari bagian review tertentu dan subjektivitas penulis review. Oleh karena itu,
systematic review dilakukan untuk memberikan metode penelitian yang

bertujuan untuk meminimalkan bias dalam penyusunan, critical appraisal, dan

sintesis penelitian. Meta-analisis meningkatkan ketepatan perkiraan efek

intervensi dan memungkinkan pertanyaan terjawab yang tidak bisa dijawab dari

studi individu. Perluasan meta-analisis memberikan peluang untuk

mengeksplorasi faktor-faktor mana yang memprediksi variabilitas dalam besaran

dan arah efek intervensi, sehingga menghasilkan hipotesis tentang faktor-faktor

pengubah potensial yang dapat diuji dalam penelitian-penelitian di masa

mendatang (McKenzie, Beller and Forbes, 2016).

Systematic review dan meta-analysis adalah dua pendekatan yang

ditujukan untuk mensintesis studi berbeda yang independen satu sama lain agar

kompatibel. Jika kedua metode digunakan bersama, maka bukti kuantitatif,

analisis, dan pendekatan ilmiah dapat dikumpulkan secara keseluruhan.

Pendekatan ini memungkinkan untuk mendapatkan ukuran sampel yang besar

dan memberikan perspektif baru dalam mengembangkan kebijakan. Namun,

kedua pendekatan ini tidak sama. Studi meta-analisis dapat menjadi bagian dari

systematic review, meskipun hal ini tidak berlaku untuk semua meta-analisis

(Cogaltay and Karadag, 2015). Pada dasarnya, systematic review adalah metode

penelitian yang merangkum hasil-hasil penelitian primer untuk menyajikan fakta

yang komprehensif dan berimbang, sedangkan meta-analisis adalah salah satu

cara untuk melakukan sintesa hasil secara statistik (teknik kuantitatif) (Siswanto,

2012).
Gambar 2. Kedudukan Systematic Review dan Meta-Analysis dibandingkan
dengan metode lain (Siswanto, 2012).

2. Definisi Meta-Analysis

Seperti halnya dengan metodologi penelitian secara umum, di mana

terdapat metode kuantitatif dan kualitatif, systematic review juga menggunakan

metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif systematic review

digunakan untuk mensintesis hasil-hasil penelitian dengan pendekatan

kuantitatif, misalnya, Randomized Control Trials (RCT), Cohort Study, Case-

Control Study, atau studi prevalensi. Pendekatan statistik dalam melakukan

sintesis hasil penelitian kuantitatif ini disebut dengan “meta-analisis”. Secara

definisi, meta-analisis adalah teknik melakukan agregasi data untuk

mendapatkan kekuatan statistik (statistical power) dalam identifikasi hubungan

sebab akibat antara faktor risiko atau perlakuan dengan suatu efek (outcome)

(Siswanto, 2012).

Sementara itu, pendekatan kualitatif dalam systematic review digunakan

untuk mensintesis (merangkum) hasil-hasil penelitian yang bersifat deskriptif

kualitatif. Metode mensintesis (merangkum) hasil-hasil penelitian kualitatif ini


disebut dengan “meta-sintesis”. Secara definisi, meta-sintesis adalah teknik

melakukan integrasi data untuk mendapatkan teori maupun konsep baru atau

tingkatan pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh (Siswanto, 2012).

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, meta-analisis adalah teknik

statistik untuk mengkombinasikan temuan dari beberapa hasil penelitian

terdahulu. Meta-analisis biasanya digunakan untuk menilai efektivitas intervensi

klinis dengan mengkombinasikan beberapa hasil penelitian randomized control

trials (RCT). Maka dari itu, meta-analisis merupakan pondasi (tulang punggung)

dalam kedokteran berbasis fakta (evidence based medicine).

3. Systematic Review dan Meta-Analysis

Systematic review menjadi solusi atas ledakan jumlah penelitian yang

terjadi pada 1960-an dan 1970-an. Dengan meningkatnya jumlah penelitian,

kebutuhan metode yang dapat dipercaya dalam mengintegrasikan temuan

penelitian sangat dibutuhkan. Pada tahun 1992, sekelompok peneliti oxford

based telah melakukan systematic review mendalam tentang informasi medis

yang ada selama lebih dari satu dekade dan membentuk Cochrane Collaboration.

The Cochrane Collaboration, merupakan jaringan yang melakukan systematic

review di bidang penelitian kedokteran (medical research) dengan membuka

website The Cochrane Collaboration https://www.cochrane.org/resources.

Kelompok Cochrane Collaboration ini berkembang bersama para peneliti dan

profesional medis di seluruh dunia yang fokus memastikan keandalan dan

aksesibilitas informasi medis (Aslikhah, 2015).


Systematic review adalah suatu metode penelitian untuk melakukan

identifikasi, evaluasi, dan interpretasi terhadap semua hasil penelitian yang

relevan terkait pertanyaan penelitian, topik tertentu, atau fenomena yang

menjadi perhatian (Kitchenham, 2004) dan menjadi "standar emas" untuk

mengasimilasi dan mencerna penelitian (Oxman dkk., 1994; Remme, 2004).

Systematic review akan sangat bermanfaat dalam melakukan sintesis atau

kumulatif dari berbagai hasil penelitian yang relevan, sehingga fakta yang

disajikan kepada penentu kebijakan menjadi lebih komprehensif dan berimbang

(Siswanto, 2010). Systematic review adalah metode penelitian yang merangkum

hasil-hasil penelitian primer untuk menyajikan fakta yang lebih komprehensif dan

berimbang dengan teknik meta analisis maupun meta sintesis.

Teknik systematic review dalam penelitian lebih mudah dilakukan dengan

memahami betul aplikasi aplikasi yang ada yaitu ZOTERO (manajemen referensi),

NVivo (mengekstrak dan mengkodekan data). Berkembangnya teknologi

informasi dan komunikasi dapat memperpendek proses, sehingga jauh lebih

cepat dan mudah dalam operasionalisasi pencarian dan penyaringan artikel

keadilan organisasional dan perilaku positif organisasional lebih cepat dan efisien

tanpa menghilangkan substansi pendekatan Preferred Reporting Items for

Systematic Reviews and Meta Analyses (PRISMA) (Hadi, Tjahjono and Palupi,

2020).
Gambar 3. Meta-Analysis dan Systematic Review

Meta analisis adalah salah satu cara untuk melakukan sintesis hasil

statistik (teknik kuantitatif), cara lain untuk melakukan sintesis hasil adalah teknik

naratif (teknik kualitatif). Dengan kata lain meta analisis dan meta sintesis adalah

bagian dari metode systematic review. Selanjutnya, review yang tidak sistematis

(traditional review) adalah metode review dimana teknik pengumpulan fakta dan

teknik sintesisnya tidak mengikuti cara-cara baku sebagaimana systematic review

(Siswanto, 2010).
Gambar 4. Contoh alur systematic review dan meta analysis.

4. Tujuan Meta-analysis

Tujuan dari meta-analysis pada umumnya tidak berbeda dengan jenis

penelitian klinis lainnya, yaitu (Anwar, 2005):

a. Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan

ataupun

besarnya perbedaan antar-variabel.


b. Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji

hipotesis (nilai p) maupun estimasi (interval kepercayaan).

c. Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai

perancu (confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari

hubungan atau perbedaan.

5. Langkah-langkah Meta-Analysis

Basu (2017) merumuskan sembilan langkah meta-analysis, sebagai

berikut (Basu, 2017):

1. Merumuskan pertanyaan (berdasarkan teori)

2. Melakukan pencarian (search) (di Pubmed/Medline, Google

Scholar, dan sumber lain)

3. Membaca abstrak dan judul masing-masing makalah.

4. Informasi abstrak dari kumpulan artikel akhir yang dipilih.

5. Menentukan kualitas informasi dalam artikel-artikel yang

ditemukan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan penilaian

validitas internal dan menggunakan kriteria GRADE

6. Menentukan heterogenitas

7. Memperkirakan effect size dalam bentuk Odds Ratio dan

menggunakan model fixed dan random effects serta membuat

forest plot.

8. Menentukan bias publikasi dan menjalankan funnel plot


9. Melakukan analisis subgrup dan meta regresi untuk menguji

apakah ada subset penelitian yang menangkap summary effects.

Di sisi lain, Ratnawati (2018) merumuskan langkah-langkah menyusun

meta-analysis dalam sebuah diagram alur dari menentukan pertanyaan

penelitian, menentukan penelitian yang relevan, melacak dan mengumpulkan

penelitian, dan pilot coding (Retnawati et al., 2018). Secara ringkas dapat dilihat

pada gambar 3.

Gambar 3. Prosedur umum dalam meta-analysis (Retnawati et al., 2018)


5.1 Menentukan Pertanyaan

Pertanyaan dalam meta-analysis terkait dengan 4 hal, yakni ukuran

pemusatan, perbandingan pre-post, perbandingan dua kelompok, dan korelasi.

Masing-masing disajikan sebagai berikut:

a. Penelitian terkait dengan ukuran pemusatan (Central Tendency Research)

Temuan penelitian jenis ini menggambarkan karakteristik minat yang

diukur pada sampel responden tunggal. Distribusi nilai pada variabel tersebut

diringkas dengan beberapa statistik seperti mean, median, modus, atau proporsi.

Suatu penelitian memberikan temuan untuk sejum- lah sampel tertentu,

sehingga teknik analisis meta dapat diterapkan untuk meringkas distribusi

temuan tersebut di seluruh sampel dan menganalisis hubungannya dengan

berbagai karakteristik penelitian dan sampel. Sebagian besar statistik umum yang

digunakan untuk menggambarkan tendensi sentral dalam suatu penelitian dapat

dikonfigurasi sebagai effect size yang dapat digunakan dalam analisis meta jika

operasionalisasi variabel sama untuk semua temuan. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa semua penelitian perlu menggunakan ukuran yang sama.

b. Perbandingan pre-post (Pre-post contrast)

Pada bentuk perbandingan pre-post adalah dengan membandingkan

kecenderungan sentral (misalnya, mean atau proporsi) pada variabel yang diukur
pada satu waktu dengan kecenderungan sentral pada variabel yang sama yang

diukur di lain waktu. Hal ini sering dilakukan untuk memeriksa perubahan.

Statistik deskriptif yang digunakan untuk mewakili temuan ini umumnya adalah

perbedaan langsung antara dua nilai tendensi sentral, dari nilai gain atau selisih

yang didefinisikan sebagai perbedaan untuk setiap responden.

c. Perbandingan antar grup (Comparison of group contrast)

Jenis penelitian ini melibatkan satu atau lebih variabel yang diukur pada

dua atau lebih kelompok responden dan kemudian dibandingkan antar kelompok

tersebut. Statistik deskriptif yang biasanya dilaporkan adalah nilai tendensi

sentral, misalnya, rata-rata atau proporsi, yang dapat dibandingkan untuk setiap

kelompok responden. Ada dua bentuk penelitian comparison of group contrast,

yaitu experimentally created groups dan naturally occurring groups. Dalam

experimentally created groups, kelompok responden yang dibandingkan

mewakili kondisi dalam eksperimen atau kuasi. Dalam naturally occurring groups

kelompok responden yang dikontraskan diidentifikasi berdasarkan kondisi

sebenarnya/ alamiah dalam unit eksperimen. Karakteristik yang membedakan

kelompok dapat terjadi secara alami atau dapat didefinisikan oleh peneliti.

d. Hubungan antar variabel (Association between variables)

Jenis temuan penelitian ini merupakan kovariat atas dua variabel untuk

menentukan apakah ada hubungan di antara keduanya. Misalnya, penelitian

semacam itu dapat menguji korelasi antara status sosial ekonomi keluarga

dengan nilai matematika siswa di sekolah dasar. Temuan semacam ini dapat
dilaporkan sebagai koefisien korelasi atau indeks asosiasi yang berasal dari

analisis variabel, misalnya, koefisien chisquare, odds ratio, lambda, atau

sejenisnya. Terdapat dua kategori dalam hubungan antar variabel, yaitu:

1) Mesurement research

Measurement research berhubungan dengan asosiasi pada isu-isu yang

berkaitan dengan karakteristik instrumen pengukuran. Misalnya, koefisien

reliabilitas test-retest. Contoh umum lainnya adalah studi validitas prediktif,

seperti korelasi antara skor pada tes SAT dan nilai kuliah yang bertujuan untuk

menilai keabsahan tes SAT berdasarkan kecenderungan prestasi mahasiswa di

perguruan tinggi.

2) Individual differences research

Kategori penelitian korelasional yang lebih umum ini meneliti kovariat

antara karakteristik atau pengalaman individu yang dipilih. Misalnya, penelitian

tentang hubungan antara jumlah saudara kandung dan IQ, hubungan antara

penggunaan alkohol dan kekerasan dalam rumah tangga, atau hubungan antara

jumlah waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah dan nilai sekolah

menengah siswa. Analisis meta pada temuan dari asosisasi atau korelasi antara

dua variabel adalah bersifat umum, dan beberapa statistik effect size berlaku

pada situasi tersebut.

5.2 Melakukan Pencarian (search)

Dalam menentukan kriteria penelitian yang akan digunakan untuk meta-

analisis, antara studi satu dengan studi lainnya dapat berbeda-beda. Hal tersebut
tergantung pada fokus dan tujuan serta sifat dari studi analisis meta yang akan

dilakukan, apakah bersifat terbatas (inklusif) atau lebih terbuka (ekslusif).

Setelah menentukan kriteria, maka pencarian literatur dapat mulai

dilakukan dengan mencari dari berbagai macam sumber, diantaranya:

a. Hasil penelitian-penelitian berbagai lembaga dan universitas

b. Database bibliografi terkomputerisasi

Hal penting dalam mengumpulkan referensi adalah menggunakan kata

kunci dalam pencariannya. Beberapa database yang dapat digunakan misanlnya

Google Scholar, Google, EBSCO, Proquest, Phsychological Abstracts (PsycINFO

dan PsychLit), Sociological Abstracts, ERIC (Educational Resources Information

Center), dan MEDLINE, LC MARC, NTIS, NCJRS, Ageline, Economic Literature

Index, Springer, DOAJ, ACI, Family Resource, dan lain-lain.

c. Volume referensi bibliografi

Pencarian manual dapat dilakukan dengan menggunakan kumpulan

abstrak yang telah dicetak tahunan oleh Psychological Abstracts, Sociological

Abstract, dan ERIC.

d. Jurnal yang relevan

Dalam mencari jurnal yang relevan, penting halnya untuk mencermati

tipe studi yang diminati dengan mengecek daftar untuk memeriksa artikel-artikel

yang berhubungan dengan topik yang akan digunakan dalam analisis meta.

Jurnal yang relevan dapat diperoleh dengan mencarinya pada jurnal print out

atau melalui database yang biasanya sudah disediakan di perpustakaan.


e. Prosiding dari konferensi

Beberapa layanan bibilografi menyediakan publikasi informasi seperti

makalah dari konferensi akan tetapi hal tersebut tidak biasa ditemukan.

Beberapa organisasi profesional biasanya mempublikasi program atau prosiding

dari konferensi yang mereka selenggarakan yang terdiri dari makalah-makalah

yang dipresentasikan dan alamat penulis. Dengan dicantumkannya alamat

penulis, maka pihak yang membutuhkan makalah dapat langung menghubungi

penulis. Selain itu, dengan dicantumkannya nama penulis dapat dijadikan bahan

sebagai kata kunci dalam mencari publikasi lainnya dari penulis yang sama.

f. Penulis atau ahli di bidang ilmu tertentu

Untuk penelusuran menyeluruh, disarankan untuk berkorespondensi

kepada penulis yang telah mempublikasikan penelitian di bidang yang diminati,

atau pakar yang mengetahui bidang itu, dan meminta bantuan mereka untuk

mengidentifikasi penelitian yang belum ditemukan. Penyelidikan ini mungkin

hanya meminta identifikasi dokumen mereka sendiri atau orang lain yang

menurut mereka mungkin relevan. Pendekatan yang lebih baik mungkin adalah

dengan mengirimkan salinan bibliografi studi yang memenuhi syarat yang

diidentifikasi sampai saat ini dan menanyakan apakah pakar penulis dapat

menyarankan studi tambahan yang harus dipertimbangkan. Penulis lain yang

relevan dapat diidentifikasi melalui Google Scholar.

g. Laporan instansi pemerintah


Salah satu sumber lainnya tidak boleh diabaikan adalah instansi

pemerintah yang berorientasi pada penelitian. Instansi pemerintah akan

menyediakan data mulai dari ringkasan penelitian, prosiding, monograf, catatan

tentang proyek penelitian yang didanai yang dapat mengidentifikasi peneliti atau

penelitian yang relevan dalam proses.

h. Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Skripsi dapat diperoleh dari perpustakaan. Tesis dan desertasi dapat

diperoleh dari repositori atau tesis yang telah dipublikasikan pada suatu jurnal.

Contoh jurnal yang dapat digunakan misalnya JRPM (Jurnal Riset Pendidikan

Matematika), Jurnal Inovasi Pendidikan IPA (JIPI), Jurnal Cakrawala Pendidikan,

dan lain-lain.

5.3 Melakukan Pengkodean

Dalam mengadministrasikan hasil penelitian yang akan diagregasikan

dalam analisis meta, pengkodean perlu dilakukan, Hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah mempertimbangkan pertanyaan penelitian,

mempertimbangkan aspek spesifik dari penelitian tertentu. Hal-hal yang

dipertimbangkan dalam melakukan pengkodean sebagai berikut:


Tabel 1. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pengkodean (Card, 2012).

Mengembangkan pedoman dalam mengkodekan bahan sumber data

meta-analsis dapat dilakukan dengan mengumpulkan data misalnya berupa

tahun publikasi, tipe publikasi (artikel jurnal, buku, bab dalam buku, tesis,

desertasi, laporan teknis, makalah dalam konferensi), lokasi, jumlah sampel

keseluruhan, jumlah sampel laki-laki atau perempuan. Pengkodean ini diperlukan

ketika peneliti memerlukan informasi tambahan untuk menginterpretasikan hasil

analisis meta (Retnawati et al., 2018). Setelah dikodekan, langkah selanjutnya

adalah menghitung effect size.


5.4 Effect Size

Effect size adalah indeks kuantitatif yang digunakan untuk merangkum

hasil studi dalam meta-analisis. Artinya, effect size mencerminkan besarnya

hubungan antar variabel dalam masing-masing studi. Pilihan indeks effect size

bergantung pada jenis data yang digunakan dalam studi. Ada empat jenis data

dalam penelitian, yaitu:

a. Dikotomi

Pada data yang dibangun secara dikotomi, sepert hidup/mati,

sukses/gagal, ya/tidak, maka effect size yang digunakan antara lain relative risk

atau risk ratio (RR), odds ratio (OR), atau risk difference (RD).

b. Kontinu

Pada data yang dibangun secara kontinu, seperti kehilangan bobot,

tekanan darah, maka effect size yang digunakan antara lain mean difference

(MD), atau standardized mean difference (SMD).

c. Time-to-event atau survival time

Untuk data jenis ini, misalnya waktu kambuh, waktu sembuh, maka

digunakan rasio hazard.

d. Ordinal

Sebuah hasil yang dikategorikan berdasarkan kategori tertentu, misal

ringan/sedang/berat.
6. Meta-Analysis menggunakan Software

Untuk melakukan meta-analysis, ada beberapa software yang dapat

digunakan. Software ini dapat digunakan untuk memudahkan analisis dan

membuat forest plot. Terdapat beberapa software yang umum digunakan untuk

malakukan analisis, diantaranya:

1. RevMan
RevMan merupakan software yang disediakan oleh Cochrane untuk

membantu para penulis membuat suatu SR atau meta analissi. Software ini bisa

di-download secara gratis dan bisa digunakan oleh semua orang yang ingin

membuat SR atau meta analisis.

2. Comprehensive Meta-Analysis

Program ini dikembangkan sebagai media penelitian, dan mencakup

banyak fitur yang membantu menjelaskan proses meta-analisis. Misalnya, kita

dapat menggunakan CMA untuk membuat forest plot yang menunjukkan

masing-masing studi individu dan ukuran efek gabungan. Kemudian, dapat

memanipulasi studi dan melihat bagaimana modifikasi ini mempengaruhi bobot


yang ditetapkan untuk setiap studi, bagaimana pengaruhnya terhadap efect

size, dan seterusnya.

3. JASP

JASP merupakan software yang bebas digunakan dan bersifat open-

source. Software ini didesain agar mudah digunakan, khususnya bagi pengguna

yang sudah lama menggunakan SPSS. Keunggulan JASP selain mudah digunakan

adalah menghasilkan tabel dan gambar yang telah sesuai dengan APA style,

sehingga memudahkan pengguna ketika menggunakan hasil ana- lisis kemudian

dilaporkan. JASP ini merupakan program yang disusun dengan bahasa

pemrograman C++, R dan JavaScript, dan dapat dioperasikan dalam OS Microsoft

Windows, Mac OS X, dan Linux.

Pada bagian di bawah ini, proses instalasi dan penggunaan JASP

digambarkan sebagaimana lazimnya penggunaan software serupa yang telah

disebutkan di atas.

Untuk dapat mengunduhnya, calon pengguna dapat menggunjungi situs

https://jasp-stats.org/download. Setelah muncul menu, software dapat diunduh

dengan memilih operating system yang digunakan di komputer masing-masing,

apakah menggunakan Microsoft Windows, Mac, atau Linux. Tampilan dapat

dilihat pada gambar 6.


Gambar 6. Screenshoot laman https://jasp-stats.org/download

Data masukan untuk melakukan analisis meta menggunakan software

JASP adalah effect size (ES) dan standard error of effect size (SE). Data ini dapat

diinput dengan berbagai tipe. Tipe yang paling mudah yakni dengan

menggunakan Notepad yang menghasilkan file berjenis teks (*.txt). Dapat pula

file jenis teks ini diperoleh dari file Excel, yang disimpan sebagai formatted text

(space delimited).

File input dapat berupa file *.sav dari SPSS, yang dapat diinputkan

langsung maupun mengimpor dari program Excel. Untuk SE dan ES-nya dapat

dihitung secara semi manual menggunakan program Excel.


Untuk melakukan analisis meta dengan input ES dan SE, diaktifkan dulu

menu plus ( + ) di pojok kiri atas. Selanjutnya dipilih Meta analysis.

File yang telah disiapkan sebagai input dan akan dianalisis dibuka terlebih

dahulu dengan memilih lokasi yang bersesuaian. Selanjutnya akan muncul

tampilan sebagai berikut.


Selanjutnya dimasukkan variabel, mana yang merupakan effect size (ES),

dan mana yang merupakan standard error of effect size (ES), dan metode yang

dipilih. Metode yang dapat dipilih meliputi Fixed Effect Model atau Random

Effect Model (Restricted ML).


Setelah diklik ikon OK, akan muncul hasil analisis di sebelah kanan, seperti

tampilan berikut.

Pada gambar di atas, disajikan hasil model tetap (fixed model). Coefficient

menunjukkan summary effect size (effect size agregat) dari meta analisis berikut

kesalahan standarnya. Hasil untuk model acak juga dapat diperoleh, berikut uji

hederogenitas, summary effect, dan kesalahan standarnya. Hasilnya disajikan

sebagai berikut.
Pada software JASP, disajikan hasil model tetap (fixed model). Coefficient

menunjukkan summary effect size (effect size agregat) dari meta analisis serta

kesalahan standarnya. Hasil untuk model acak juga dapat diperoleh, berikut uji

hederogenitas, summary effect, dan kesalahan standarnya.

Gambar forest plot juga diperoleh, yang hasilnya dapat di-crop untuk

disajikan sebagai gambar di laporan untuk kemudian diinterpretasikan.


Gambar 8. Forest plot

Jika penelitian terindikasi publication bias, maka model yang terbentuk

asymmetry (asimetris), yakni lingkaran hitam berkumpul pada bagian atas

(penelitian yang berukuran besar), ada beberapa yang hilang di bagian tengah

(penelitian berukuran sedang), dan banyak yang hilang pada bagian bawah (jika

yang hilang pada bagian bawah sebelah kiri, itu berarti penelitian yang hilang

merupakan penelitian berukuran kecil yang hasilnya tidak signifikan secara

statsitik, begitupun sebaliknya) (Retnawati et al., 2018).


Gambar 9. Ilustrasi Funnel Plot

7. Melaporkan Hasil Meta-Analysis

Melaporkan hasil meta-analisis pada dasarnya sama dengan melaporkan

hasil penelitian yang lainnya. Untuk melaporkan hasil ini, ada dua format yang

dapat digunakan, yaitu format laporan penelitian dan format artikel. Format

laporan penelitian biasanya digunakan untuk hal-hal yang terkait dengan laporan

secara resmi, misalnya untuk laporan kepada pemerintah ataupun pemberi dana

ataupun juga untuk tesis dan disertasi. Format artikel biasanya digunakan untuk

keperluan publikasi, apakah untuk dipresentasikan di seminar yang bermuara di

proseding ataupun juga dipublikasikan di jurnal nasional maupun jurnal

internasional.
Daftar Pustaka

Anwar, R. (2005) ‘Meta Analisis. Bandung : Bagian Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran UNPAD’.

Aslikhah, N. (2015) ‘Meta Analisis Dengan Effect Size Odds Ratio Pada Kasus

Pengaruh Terapi Β -Blocker Untuk Pasien Gagal Jantung’, Universitas Negeri

Yogyakarta.

Basu, A. (2017) ‘How to conduct meta-analysis: a basic tutorial’, (May), pp. 1–15.

doi: 10.7287/peerj.preprints.2978.

Card, N. A. (2012) Applied Meta-Analysis for Social Science Research. Edited by T.

D. Little. New York-London: The Guilford Press.

Cogaltay, N. and Karadag, E. (2015) ‘Introduction to Meta-Analysis’, Leadership

and Organizational Outcomes: Meta-Analysis of Empirical Studies, (February), pp.

1–273. doi: 10.1007/978-3-319-14908-0.

Hadi, S., Tjahjono, H. K. and Palupi, M. (2020) SYSTEMATIC REVIEW: META

SINTESIS UNTUK RISET PERILAKU ORGANISASIONAL. Edisi Pert. Yogyakarta.

McKenzie, J. E., Beller, E. M. and Forbes, A. B. (2016) ‘Introduction to systematic

reviews and meta-analysis’, Respirology, 21(4), pp. 626–637. doi:

10.1111/resp.12783.

Retnawati, H. et al. (2018) Pengantar Analisis Meta.

Siswanto, S. (2012) ‘Systematic Review as a Research Method to Synthesize

Research Results (Introduction)’, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(4).

Anda mungkin juga menyukai