KetidakSelarasan Kognisi
Cognitive Dissonance Theory
Joel Cooper
Handbook of Theories of Social Psychology
Sage Publisher, 2012
Abstraksi : Apa saja yang
dibahas...?
• Alasan dibalik proposisi yang disampaikan oleh Festinger
– Tentang hubungan di antara berbagai kesadaran (cognition)
yang menciptakan berbagai titik kontroversi dan mendorong
teorinya menjadi bagian paling terdepan di dalam teori disonansi
kognitif.
• Berbagai modifikasi yang terjadi di dalam teori disonansi
kognitif
• Tampilan terbaru “The New Look” dan “Self Standard
Model” yang berusaha untuk
– Menggabungkan berbagai data yang lebih luas dan
– menelaah fondasi motivasional yang melandasi teori
Disonansi
• Perspektif terkini dalam disonansi kognitif yang
terfokus dalam disonansi yang dibangkitkan oleh
pihak lain (vicarious dissonance arousal)
– Yaitu pengalaman disonansi yang dilatarbelakangi
oleh perilaku anggota/rekan sejawat di dalam
kelompok
• Berbagai penelitian mengenai
– penggunaan potensial teori disonansi kognisi
personal untuk
• mengoptimalkan efektifitas psikoterapi dan
– penggunaan disonansi yang diciptakan orang lain
(vicarious disonansi) untuk
• meningkatkan perilaku positif untuk memproteksi
kesehatan dan kesejahteraan
• Fritz Heider kecenderungan individu untuk berubah dari konsisten menjadi tidak
1946 konsisten
• Festinger : group pressures for atttitudinal consensus
1950
• Festinger dikutip Lewin : people’s susceptibility,field force,pressure
1951 from group
• Festinger : others as a banchmark, individual perspectif,mengukur kedudukannya di
1954 dalam kelompok, bukan sebagai tekanan
• Theodore Newcomb : kecenderungan individu untuk berubah dari konsisten menjadi tidak
1956 konsisten
1957 • Festinger : Melengkapi tugasnya dalam melihat dunia melalui perspektif individual
• Festinger & Carlsmith, dilakukan ekspreimen untuk mencari tahu faktor faktor yang
1959 mempengaruhi disonansi
• Aronson Mills :Semakin orang menderita, mereka semakin menyukai apa yang membuat
mereka menderita dalam pencapaiannya
1963 • Aronson & Carlsmith Semakin sedikit hukuman semakin mereka mengurangi nilai mainan tersebut
(Tantangannya sedikit)
1965 • Freedman : semakin lama mereka menahan diri untuk bermain dengan mainan tersebu (Ada keyakinan bahwa
mereka pasti dan mungkin bermain:tidak takut akan adanya hukuman yang banyak.
1967 • Linder,Cooper,Jones : Menemukan bahwa perubahan sikap dapat berupa fungsi lanngsung
(direct function) atau sebuah fungsi kebalikan (inverst function)
Leon Festinger
• 1950 : Festinger mempublikasikan sejumlah
pernyataan utamanya tentang
– Tekanan/dorongan yang ditempatkan kelompok
terhadap individu untuk mencapai konsensus
dalam sikap kelompok (group pressures for
atttitudinal consensus)
• 1951 : Lewin mencatat tentang bentuk
pertama teori disonansi kognitif yang
diciptakan Festinger yang berawal dari
ketertarikannya mengenai
– kepekaan individu (people’s
susceptibility) terhadap tekanan lapangan
(field force), termasuk juga tekanan dari
kelompok (pressure from group)
• 1954 : Festinger merubah fokus penelitianya ke
dalam penelitian individual.
– Sebagai pengganti (dorongan dari kelompok) dia
menampilkan tekanan yang diakibatkan oleh peran
kebutuhan (need) dan tujuan (goal) kelompok:
• berorientasi pada dorongan individual : individu terdorong
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
kelompok,bukan kelompok yang mendorong atau memaksa
• Insiatif (?)
– dia mengambil perspektif individual sebagai pihak
yang mendorong
• Yaitu dengan cara menggunakan orang lain sebagai
patokan/contoh (others as a banchmark) untuk
mengukur kedudukannya di dalam kelompok (bukan sebagai
tekanan).
• 1957 : melengkapi tugas nya dalam
melihat dunia dari perspektif individual
– (INGAT !!! : dunia pada saat itu di kuasai
oleh Learning Theories)
Others as banchmark
• Dia mengajukan ide bahwa
– Individu terdorong untuk membandingkan opini
dan kemampuan yang dia miliki dengan milik
orang lain yang mirip (opini dan kemampuannya)
dan
• Bahwa terdapat tekanan baik
– untuk menyesuaikan diri dengan sikap orang lain
yang mirip tersebut atau pun
– untuk meyakinkan orang lain agar memegang
sikap (yang dimilikinya) yang sesuai dengan salah
seorang di dalam kelompok
Titik balik pemikiran :
1950 vs 1957
• Dalam teori disonansi, konsistensi kognitif ditampilkan di
dalam kepala individu melalui:
– Cognitive Representation, dimana :
• Manusia melihat dunia sosial mereka
• Penilaian mereka tentang orang orang/rekan di dalam kelompok mereka
• Opini mereka tentang dunia
• Observasi mereka tentang perilaku mereka dan orang lain
– Semua dapat diproyeksikan di atas sebuah layar umum/sama
bentuknya
– Beberapa respresentasi kognitif tersebut saling berhubungan dan
menunjang satu dengan yang lainnya.
– Representasi kognitif (cognitif representation)
• merupakan kehidupan mental (mental life)
– merupakan sebuah titik balik yang radikal dari cara pandang
mainstream yang berkembang di tahun 1950an
Cognitif Representation
Penilaian tentang
orang/rekan di
dalam kelompok Semuanya
Observasi tentang
perilaku pribadi diproyeksikan di atas
dan orang lain sebuah layar
UMUM/sama
bentuknya :
MENTAL LIFE
Manusia Melihat
Dunia Sosial
Opini Tentang
Dunia
Korupsi...?
Tahun 1950 Tahun 1957
• Banchmark
Individu in
Need &
pressure person person the group
Goal
Behavior
Attitude
NEED TO REDUCE
• Berdasarkan asumsi filosofis Festinger bahwa
– pertarungan terjadi di dalam kepala si individu
(perceiver),
– Ketidak konsistenan sendiri merupakan suatu
bentuk psikologis – yaitu,
• dua kognisi tidak selaras jika si individu yakin (believes)
bahwa kognisi tersebut tidak selaras (disonan)
– Keyakinan : merupakan bentuk psikologis
• Psikologi si individu,
– menentukan kehadiran ketidak selarasan tersebut
Festinger & Carlsmith : an attitude-
inconsistent statement
• Buku Festinger yang diterbitkan tahun 1957
– tidak menimbulkan kontroversi
• Hingga publikasi yang kedua bersama
Carlsmith (1959)
– Kemudian menjadi studi klasik yang
memperlihatkan bahwa
• manusia mengalami disonansi setelah suatu statement
yang tidak konsisten dengan sikapnya (an attitude-
inconsistent statement)
Experimen
Festinger & Carlsmith (1959) 1
• Partisipan terlibat dalam suatu tugas yang
didisain secara khusus agar membosankan
dan tidak menarik.
• Partisipan tersebut kemudian setuju untuk
membuat statemen kepada orang lain,
untuk menyanjung dan mengatakan
betapa menyenangkannya tugas tersebut.
• Beberapa di antara mereka menerima insentif
yang besar dan yang lain menerima insentif yang
kecil
• Mereka yang mendapat insentif yang kecil
memiliki kesulitan dalam menyampaikan bahwa
tersebut merupakan tugas yang menyenangkan
– Dengan kata lain sebagian peserta kesulitan
terpengaruh untuk merubah sikap mereka dalam arah
pernyataan mereka.
Festinger & Carlsmith (1959) 2
• Elemen profokatif dalam riset mereka adalah
tentang
– peran yang dimainkan oleh besaran insentif yang
diberikan untuk membuat pernyataan publik
bersebrangan dengan keyakinan mereka
• FC beralasan bahwa
– insentif yang besar dapat menjadi suatu kognisi yang
cukup penting dan konsisten dengan perilaku untuk
tetap menjaga hukum disonansi
– individu yang mendapatkan sedikit insentif akan
tetap berada di dalam lubang disonansi.
Insentif vs No Insentif
Disonansi
Disonansi
Temuan 1
• Temuannya adalah bahwa
– perilaku yang diasosiasikan dengan insentif yang kecil
dapat menciptakan perubahan yang lebih besar
dibanding perilaku yang dihubungkan dengan insentif
yang besar.
• Hal ini terjadi karena dalam kontek insentif yang besaqr
disonansi tidak lagi terjadi :
– NYAMAN SECARA KOGNISI (FAIR)
• Hal ini bertolak belakang dengan prinsip Social Learning
Theory
– Semakin besar reward maka perubahan perilakunya semakin besar
– Semakin kecil reward maka perubahan perilakuknya semakin kecil
Pertanyaan Umum : Tujuannya
• ... Learning Theory.... : Penguatan/
Melemahkan Perilaku Positif
• ... Disonansi Theory....:
Melemahkan/Menguatkan Perilaku
Negatif
PENDAPAT SAYA
• Terjadi dalam kontek perilaku negatif
– Seorang pelaku korupsi :
– semakin kecil penghargaan organisasi maka akan terjadi disonansi
semakin besar perubahan perilaku yang diharapkan (tidak korupsi
lagi) misalnya dikucilkan, ditarik kekayaannya, tak ada bantuan dari
organisasi di mana dia berasal
• Disonansi muncul karena tidak selarasnya antara insentif yang diterima dari
usaha yang dilakukan selama melakukan korupsi (untuk kepentingan
kelompok)
– semakin besar penghargaan maka tidak terjadi disonansi (sama
dengan nilai yang berlaku) di lingkungan sebagian besar orang
menyatakan penyesalannya, datang kekediamannya untuk
menyatakan simpati, sanjungan atas berbagai jasa sebelumnya dll
• Disonansi tidak muncul karena memandang keputusan korupsi adalah
perilaku yang lumrah, dan penghargaan tetap besar walaupun dia berkorupsi
(berarti tidak ada masalah)....NURANI....?
Drive State as Motivation to Change :
Perlawanan Terhadap Konsep Teori Belajar
PERUBAHAN SIKAP
TIDAK ADA
PERUBAHAN
FOLLOWING
COUNTERATTITUDINAL ADVOCACY
THE SEARCH FOR MODIFIERS BECOMES THE NEW LOOK
MODEL OF DISSONANCE