Anda di halaman 1dari 6

TUGAS REFLECTIVE JOURNAL

TEORI KEPRIBADIAN
TEORI ALFRED ADLER

Disusun oleh :
Nama : Abiyyi Dzakwan H. Z. (18320332)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2019
REFLECTIVE JOURNAL

Banyak dalam kehidupan sehari – hari kita selalu mengarah kepada peristiwa –
peristiwa masa lalu yang menjadi kepribadian kita, latar belakang seseorang untuk
melakukan sesuatu yang akan direncanakan di masa depanpun juga sudah terbentuk
dari keadaan masa lalu dan sekarang. Dari pemahaman seperti ini, sebagai calon sarjana
psikologi mahasiswa diharapkan mampu memahami kepribadian diri sendiri terkait
teori – teori para tokoh, salah satunya Alfred Adler.
Di dalam teori beliau, Adler lebih menekankan perubahan manusia ke arah positif
(superior) dari yang dulunya negatif (inferior), dari sinilah diperlukan perjuangan untuk
menuju ke arah positif itu.

Berikut adalah teori – teori Adler.


1. Inferioriti Feelings
Inferiority feeling ini selalu ada dan penting di setiap manusia, karena menjadikan
dirinya memiliki dorongan untuk maju. Rendah diri bukan sesuatu yang membuat
seseorang tampak buruk apalagi perilaku abnormal, justru rendah diri akan
semakin membuat diri kita sadar dan mengenal kekurangan diri dan berusaha
untuk berubah kea rah yang lebih baik. (Schultz, 2013)
Refleksi diri : Saat masih duduk di bangku sekolah lebih tepatnya di Madrasah
Aliyah, saya merasa tertinggal secara akademik di bidang agama dan itu menjadi
titik terberat dalam hidup saya, karena ingin merubah itu dengan memaksa diri
saya dan karena saya termasuk anak rantau jadi saya sekalian masuk ke asrama
(Ma’had) yang dimana di ma’had ini saya dapat meningkatkan ilmu tentang agama
secara advance. Namun, di balik itu semua pernah terlintas keinginan untuk
berhenti, di mana dalam teori Adler disebut dengan inferiority complex, tidak
mampu untuk memecahkan masalah saat terhimpit tugas madrasah dan tugas
ma’had, dari situ saya mengkompensasi diri saya bahwa dengan melewati ujian

1
ini saya akan semakin berkembang. Mungkin akan sangat berat bagi saya, namun
itu poin utama saat berproses.

2. Striving for Superiority


Seseorang pasti ingin mendapatkan kesempurnaan di dalam hidupnya dan masing
– masing memiliki pandangan yang berbeda, tapi keinginan untuk lebih baik dari
kemarin adalah penjelasan umum tentang superiority.
Refleksi diri : Saya sama dengan orang lain yang memiliki hobi, salah satu hobi
saya adalah futsal. Saat masih sekolah SMP/MAN saya ikuti ekskul futsal. Klub
futsal tidak lepas dari keikutsertaan turnamen. Disetiap turnamen selalu
menghadapi tim lawan yang kuat, dan hasilnya kekalahan lebih banyak dari
kemengangan, dan kegagalan setiap ikut turnamenpun boleh dibilang sering, tapi
saya selaku anggota tim akan tetap memberi semangat rekan – rekan saya untuk
terus berlatih, walaupun sering kalah itu tandanya kita belum mengeluarkan
kemampuan kita sebenarnya. Namun hingga sekarang saya belum merasakan
namanya kemenangan saat turnamen futsal, di dalam teori Adler disebut dengan
fictional finalism, khayalan tentang keberhasilan (sempurna). (Schultz, 2013)

3. Lifestyle
Lifestyle (style of life) sering kita sebut dengan gaya hidup, namun Adler
mengatakan bahwa ini karakteristik, kebiasaan, dan perilaku untuk
mengkompensasi inferiority feelings.
Refleksi diri : Ada banyak macam lifestyle seseorang, pada pengalaman saya saat
mengikuti organisasi kepramukaan di sekolah, pembina sering mendidik adik
didiknya dengan keras, namun di lain sisi pembina menginginkan kualitas dari
adik didiknya supaya menjadi orang yang tegas dan tahan banting. Karena pada
saat itu dalam waktu dekat sekolah saya akan mengadakan lomba pramuka untuk
tingkat SMP se-Jawa Bali, dan para pembina mereka juga akan datang dan tidak
segan – segan untuk mencaci panitia yang menurut mereka kurang kompeten saat

2
menjalankan tugas kepanitiaan. Di dalam teori Adler ini disebut dengan Dominant
and Ruling Attitude. Dan ada juga yang lain seperti Avoiding type, Getting type,
dan Socially useful type (Schultz, 2013). Pengalaman saya yang lain adalah
getting. Waktu itu saya masih SD, bapak saya sering di datangi teman waktu kecil
yang sering meminta bantuan ke bapak saya. Saat orang ini datang ke rumah dia
membawa dagangannya satu karung kelapa, padahal sebelumnya dia terus terang
untuk pinjam uang atau lebih tepatnya meminta. Kelapa tadi dihargai dengan harga
yang tidak wajar, berbeda dengan harga pasarnya. Tapi bapak saya berhasil
membuatnya kapok, bapak bernego akan membeli kelapanya tapi dibayarnya
seminggu setelahnya. Tapi minggu depannya sekeluarga mengunjungi rumah
kakek dan nenek. Semenjak itu orang itu tidak lagi ke rumah kami.

4. Social Interest
Social interest ini terkait dengan urutan kelahiran anak. Saya tiga bersaudara. Jadi
sesuai dengan teori Adler yang juga tiga pengaruh urutan kelahiran anak.
Refleksi diri : Saya anak pertama dari tiga bersaudara, saya dulu sangat membenci
saat adik pertama saya lahir karena perhatian orang tua akan lebih ke adik saya,
tapi setelah saya memutuskan untuk merantau, saya selalu teringan dengan
keluarga dan adik-adik saya, saya semakin melihat kebelakang tentang harapan
orang tua saya kepada saya, dan jangan melupakan nasib adik-adik sebagai contoh
bagi mereka. Kemudian anak kedua, dia besar dengan kasih sayang yang lebih
daripada saya, tapi dia memiliki keinginan yang lebih untuk melebihi saya, pada
saat ingin memilik SMP, di ingin meninggalkan rumah seperti saya dulu, tapi dia
memilih sekolah di MTs daripada sekolah umum, itupun karena saya baru
memulai sekolah agama di tingkat SMA. Oleh karena itu, adik saya ingin melebihi
kakaknya. Anak terakhir, adik terakhir saya ini yang paling berbeda karena
perempuan sendiri. Saya kurang paham tentang karakter adik saya, apakah sesuai
dengan teori Adler atau tidak, tapi dia sangat malas dan hanya bermain – main

3
saja, walaupun sekarang sudah mendekati kelas atas enam di SD, tapi sifat bayinya
masih melekat.

4
DAFTAR PUSTAKA

Schultz, Duane P., Schultz, Sydney E. (2013). Theories of Personality, Tenth Edition.
California : Wadsworth Cengage Learning
Feist, Jess., Feist, Gregory J. (2011). Theories of Personality. Penerjemah : Smita
Prathita Sjahputri. Jakarta : Salemba Humanika
Yusuf, Syamsu., Nurihsan, A. Juntika. (2012). Teori Kepribadian. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Olson, Matthew H., Hergenhahn, B.R., (2013). Pengantar Teori-teori Kepribadian.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai