Sosial Bandura
Teori kognitif Sosial (social cognitive Theory) menurut Albert Bandura yakni
menekankan kejadian-kejadian yang tidak disengaja walaupun juga
menyadari bahwa pertemuan dan kejadian ini tidak selalu mengubah jalan
hidup seseorang. Bagaimana kita bereaksi terhadap kejadian dan pertemuan
yang diharapkan lebih berpengaruh daripada peristiwa itu sendiri.
Asumsi Dasar Teori Kognitif Sosial
1. Plastisitas (karakteristik yang paling menonjol)
Manusia mempunyai fleksibilitas untuk belajar berbagai
jenis perilaku dalam situasi yang berbeda.
3. Perspektif Agen
Manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol sifat dan
kualitas hidup mereka.
Lingkungan
4. Faktor Eksternal fisik& sosial
Mengontrol perilaku
Biografi Albert Bandura
Tokoh ini dilahirkan pada 4 Desember tahun 1925 di
Mundare Alberta, Canada.
• Albert menempuh pendidikan perguruan tinggi di
British Columbia selama 3 tahun ia melanjutkan
pascasarjana dibidang psikologi klinis di Universitas
Iowa dan mencapai gelar Ph.D setahun kemudian
pada tahun 1952. Buku-bukunya yang paling
berpengaruh adalah social learning theory(1977),
social foundation of thought and action(1986), & self
efficacy: The exercise of control(1997)
• Setelah menempuh pelatihan post-doktoral di
bidang klinis selama satu tahun
pada tahun 1953 Bandura bekerja di Universitas
Stanford, di mana kini ia menjadi Profesor David
Starr dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
• Ia pernah bekerja sebagai Ketua Jurusan Psikologi
Stanford dan pada tahun 1974 terpilih menjadi Ketua
American Psychological Association.
learning
Dasar dari teori kognisi sosial
Bandura adalah bahwa manusia
cukup fleksibel dan mampu
mempelajari berbagai sikap,
kemampuan, dan perilaku, serta
cukup banyak dari pembelajaran
tersebut yang merupakan hasil dari
pengalaman tidak langsung.
Pembelajaran Observasional
Observasi memberikan jalan pada manusia
untuk belajar tanpa harus melakukan perilaku
apapun.
Yang terpenting dalam teori kognitif sosial adalah asumsi
bahwa mereka belajar melalui observasi perilaku orang
lain.
Faktor yang menentukan apakah seseorang akan belajar dari seorang model dalam suatu situasi
1. Karakteristik Model
2. Karakteristik dari yang melakukan observasi
3. Konsekuensi dari perilaku yang akan ditiru
Proses yang mengatur pembelajaran
observasional
Bandura(1986)
Perhatian Representasi
(attention proccess) (Representation
proccess)
4 proses
Peniruan tingkah laku
Motivasi & penguatan
model
(motivation &
(Behavior Production
reinforcement proccess)
Procces)
Pembelajaran aktif
Respons yang dibuat oleh seseorang akan diikuti oleh
suatu konsekuensi.
Konsekuensi dari respon memiliki 3 fungsi
1. Konsekuensi dari respon memberikan kita informasi
mengenai dampak perilaku kita
2. Konsekuensi dari respon memotivasi perilaku kita
yang bersifat antisipasi
3. Konsekuensi dari respon berfungsi untuk
menguatkan perilaku
Kesimpulan
Bandura yakin bahwan perilaku baru diperoleh melalui dua bentuk
pembelajaran, melalui observasi dan pembelajran aktif.
Triadic Reciprocal Cusation
Teori kognisi sosial Bandura menjelaskan fungsi psikologis dalam
kondisi Triadic Reciprocal Cusation, mengasumsikan bahwa tindakan
manusia adalah hasil dari interaksi antara tiga variabel - lingkungan,
perilaku dan manusia.
Pertemuan secara kebetulan dan peristiwa
tidak disengaja.
1. Intensionalitas
2. Visi
3. Reaktivitas diri
4. Refleksi diri
Intensionalitas
Merujuk pada tindakan yang dilakukan seseorang
secara bertujuan.
Visi
Manusia mempunyai visi untuk dapat menentukan tujan, mengantisipasi
kemungkinan hasil dari tindakan mereka, dan memilih perilaku yang
akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan dan menghindari yang
tidak diinginkan.
Reaktivitas diri
Manusia melakukan lebih dari sekedar merencanakan dan
mengontemplasikan perilaku mereka di masa depan. Merea mempunyai
kapasitas untuk reaktivitas diridalam proses memotivasi dan meregulasi
tindakan mereka sendiri.
Refleksi diri
Manusia mempunyai kapasitas untuk refleksi diri. Manusia adalah penilai dari
bagaimana mereka berfungsi.
Refleksi diri yang paling penting adalah efikasi diri.
Efikasi Diri
Bagaimana orang bertingkahlaku dalam situasi tertentu tergantung kepada resiprokal antara
lingkungan dengan kondisi kognitif, khsusunya faktor kognitif yang berhubungan dengan
keyakinannya bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan tindakan yang memuaskan.
Bandura menyebut ekspektasi ini sebagai efikasi diri (self-efficacy) dan harapan hasilnya disebut
ekspektasi hasil.
1. Observasi Diri
Dilakuka berdasarkan faktor kualitas penampilan, kuantitas penampilam,
orisinalitas tingkah laku diri, dan seterusnya. Kita harus mampu memonitori
performa kita walaupun perhatiaan yang kita berikan belum tentu tuntas atau
akurat.
2. Peoses penilaian
Membantu kita meregulasi perilaku kita melalui proses mediasi kognitif.
Kita melihat kesesuaian tingkahlaku dengan standar pribadi, membandingkan
tingkahlaku dengan norma standar atau tingkahlaku orang lain, menilai
berdasarkan pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi performa.
3. Reaksi Diri
Akhirnya berdasarkan pengamatan dan judgement itu, orang mengevaluasi diri
sendiri positif atau negatif, dan kemudian menghadiahi atau menghukum diri
sendiri. Bisa terjadi tidak muncul reaksi afektif, karena fungsi kognitif membuat
keseimbangan yang mempengaruhi evaluasi positif atau negatif menjadi kurang
bermakna secara individual.
Regulasi Diri Melalui Agen Moral