Anda di halaman 1dari 39

Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

ORGANISASI DAN TEORI ORGANISASI

Ade Heryana, SST, MKM


Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari artikel ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian Organisasi

2. Menjelaskan prinsip-prinsip umum dari Organisasi

3. Menjelaskan perbedaan sudut pandang konvensional dengan modern terhadap


Organisasi

4. Menjelaskan pembagian teori Organisasi

5. Menjelaskan karakteristik teori Organisasi yang berfokus pada kinerja dan struktur

6. Menjelaskan karakteristik teori Organisasi yang berfokus pada motivasi

PENGERTIAN ORGANISASI

Jobplanet, sebuah perusahaan jasa karir online merilis lima belas perusahaan jenis

korporasi terbaik sepanjang 2016 di Indonesia dilihat dari aspek pekerjaannya. Dirilis

pada situs jobplanet.com, terdapat dua perusahaan yang menonjol di sini yaitu

Kementerian BUMN dan Chevron Pacifi Indonesia. Kementerian BUMN tertinggi pada

aspek jenjang karir dan manajemen, sedangkan Chevron Pacific Indonesia pada aspek

work-life balance, work-life balance, serta gaji dan tunjangan. Sebuah perusahaan harus

terus memantau situasi lingkungan tempat ia beraktivitas untuk mendapatkan daya

kompetetif, daya ketertarikan pelamar, dan bernilai bagi karyawannya (Levy, 2009). Lalu

bagaimana dengan perusahaan tempat Anda bekerja apakah sudah memuaskan dalam

memenuhi kebutuhan hidup baik secara fisik dan mental?

Kedua perusahaan terbaik tersebut merupakan metamorfosis dari apa yang

disebut organisasi. Mereka telah mengalami perkembangan berpuluh-puluh tahun


dari organisasi yang kecil hingga besar dengan jumlah karyawan ratusan hingga

1
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

ribuan. Sebuah organisasi yang baik memiliki empat karakteristik yakni appropiate

(proses pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi lingkungan), adequate

(kecukupan sumberdaya), effective (tepat sasaran/tujuan), dan efficient (dapat

menggunakan sumberdaya dengan baik). Sedangkan organisasi yang terlambat atau

kurang baik dalam mengambil keputusan, tidak mampu bereaksi terhadap

perubahan lingkungan, dan sering terdapat pertentangan kepentingan antar

anggotanya akan berkembang menjadi organisasi yang kurang baik.

Organisasi tempat Anda bekerja atau belajar memiliki tujuan profitabilitas dan

berkembang ke arah yang lebih baik. Kesamaan lainnya, perusahaan tersebut dan

organisasi tempat Anda bekerja/belajar terdiri dari orang-orang yang memiliki tujuan

berbeda-beda. Pekerjaan rumah manajemen adalah bagaimana agar tujuan hidup

masing-masing orang selaras dengan tujuan organisasi. Dalam artikel ini pengertian

organisasi dibatasi pada konteks tempat bekerja, sehingga pekerja merupakan

orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.

Untuk apa mahasiswa mempelajari organisasi? Seperti kita ketahui, dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai organisasi atau kelompok yang turut berperan dalam menentukan
tujuan dan keputusan. Organisasi tersebut berproses atau beroperasi dengan cara-cara yang
unik. Sehingga dengan mempelajari organisasi, mahasiswa dapat memahami bagaimana
proses operasional yang ada dalam organisasi. Harapannya adalah mahasiswa dapat
mengantisipasi berbagai jenis masalah yang mungkin akan dihadapi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab baik di tempat kerja maupun di tempat aktivitas lainnya. Pada
akhirnya, mahasiswa akan memberikan kontribusi yang berguna bagi kelangsungan
organisasi.

Pengertian dari organisasi ada tiga pendapat yaitu:

1. Organisasi adalah sistem dimana manusia saling tergantung atau terkait.


2
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST,
MKM

2. Organisasi adalah kerangka kerja bagi manajemen dalam bekerja. Artinya organisasi
merupakan wadah, lembaga, atau kelompok fungsional ketika proses manajemen
berlangsung.

3. Organisasi adalah strategi komplek yang melibatkan manusia yang didesain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga organisasi merupakan wadah dimana
sekumpulan orang diarahkan untuk tujuan-tujuan spesifik dari organisasi.

Sebuah organisasi terdiri dari tiga unsur pokok yakni orang-orang, tujuan, dan
struktur. Sehingga fungsi utama organisasi adalah: a) sebagai wadah bagi orang-orang dalam
bekerja sama mencapai satu tujuan; b) sebagai wadah bagi orang-orang dalam pembentukan
perilaku dan budaya organisasi; dan c) sebagai wadah untuk mencapai sasaran yang sulit
dicapai seorang diri.

Dewasa ini sudut pandang orang terhadap organisasi telah mengalami pergeseran dari
pandangan konvensional menjadi sudut pandang modern. Perbedaan terebut disajikan pada
tabel 1 berikut:

Tabel 1. Perbedaan Organisasi menurut Sudut Pandang Konvensional dan Modern

PANDANGAN KONVENSIONAL PANDANGAN MODERN


Stabil Dinamis
Tidak fleksibel Fleksibel
Berfokus pada pekerjaan Berfokus pada keahlian
Definisi pekerjaan berdasarkan Definisi pekerjaan berdasarkan tugas
posisi/jabatan
Berorientasi individu Berorientasi tim
Pekerjaan yang tetap Pekerjaan bersifat sementara
Berorientasi perintah Berorientasi partisipasi
Pengambilan keputusan oleh manajemen Paritisipasi karyawan dalam pengambilan
keputusan
Berorientasi peraturan Berorientasi konsumen
Pekerja homogen Pekerja beragam
Waktu kerja ditentukan Tidak ada batasan waktu kerja
Hubungan hirarki Hubungan lateral dan jaringan
Bekerja di fasilitas organisasi selama jam Bekerja di mana saja dan kapan saja
kerja tertentu
3
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

TEORI ORGANISASI

Teori organisasi merupakan sejumlah pemikiran dan konsep yang menjelaskan atau
memperkirakan bagaimana organisasi/kelompok dan individu di dalamnya “berperilaku”
dalam berbagai jenis struktur dan kondisi tertentu (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Dari
definisi tersebut, organisasi seperti juga manusia memiliki perilaku yang bisa diamati dengan
baik oleh orang di dalamnya maupun oleh pihak luar.

Ahli manajemen dan organisasi menyatakan teori organisasi berakar dan telah ada
sejak zaman purbakala atau abad pertengahan. Namun studi formal tentang teori organisasi
baru dilakukan ketika pabrik-pabrik mulai dikenal di Inggris Raya (Shafritz

& Ott dalam Levy, 2009). Terdapat berbagai jenis teori organisasi dari berbagai literatur dan
sumber pustaka. Scott dalam Legaard (2010) membagi teori organisasi ke dalam tiga level
analisis, yaitu: 1) Level sosial-psikologis, yakni teori organisasi yang berfokus pada
hubungan individu dan antar personal/individu; 2) Level struktural, yakni teori organisasi
yang berfokus pada organisasi secara umum dan subdivisi dari organisasi seperti departemen,
tim, dan sebagainya; dan 3) Level makro, yakni teori organisasi yang berfokus pada peran
organisasi dalam hubungannya dengan organisasi dan komunitas lainnya.

Sementara Legaard sendiri membagi teori organisasi ke dalam tiga perspektif yang
merupakan wilayah utama yang menjadi pusat studinya (Legaard, 2010), yaitu:

a. Teori organisasi yang berfokus pada kinerja dalam menjalankan tugas dan struktur;

b. Teori organisasi yang berfokus pada motivasi karyawan; dan

c. Teori organisasi yang berfokus pada penyesuaian dengan lingkungan sekitar.

Pembagian teori organisasi tersebut disajikan pada tabel 2 berikut berdasarkan


perspektif Scott dan Legaard.

4
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Stepen P. Robbins (1995) membuat pembagian teori organisasi ke dalam


empat kategori antara lain sebagai berikut:

1. Teoretikus Tipe 1

a. Dikenal dengan aliran klasik

b. Mengembangkan model organisasi universal

c. Melihat organisasi sebagai sistem tertutup untuk mencapai tujuan dengan


efisiensi

5
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

d. Para ahli: scientific management (Frederick W. Taylor), prinsip-prinsip

organisasi (Henry Fayol), teori birokrasi (Max Weber), dan teori pencanaan
rasional (Ralph Davis).

2. Teoretikus Tipe 2

a. Pengakuran sifat sosial organisasi

b. Membentuk aliran hubungan antar manusia (human relations school)

c. Memandang organisasi sebagai seseuatu yang terdiri dari tugas-tugas


maupun manusia

d. Para ahli: teori/kajian Hawthorne (Elton Mayo), teori sistem kerjasama (Chester

Bernard), teori X dan Y (McGregor), dan teori anti birokrasi (Warren Bennis).

3. Teoretikus Tipe 3

a. Pendekatan kontinjensi antara mekanistik dan humanistik

b. Para ahli: teori perspektif lingkungan (Katz & Kahn), kasus teknologi, teori
besaran organisasi (kelompok Aston)

4. Teoretikus Tipe 4

a. Memusatkan perhatian pada sifat politis organisasi

b. Para ahli: batas-batas kognitif terhadap rasionalitas (March & Simon), teori
arena politik (Jeffrey Pfeffer)

TEORI ORGANISASI YANG BERFOKUS PADA KINERJA DAN STRUKTUR

SCIENTIFIC MANAGEMENT

Teori ini lahir pada awal abad 20, dikembangkan oleh Frederick W. Taylor.

Karakteristik dari aliran ini adalah:

1. Ide dasar scientific management adalah proses yang sistematis dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi produksi yang diperoleh melalui analisis ilmiah dan berbagai
percobaan.

6
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

2. Taylor meyakini bahwa ouput yang maksimal dari sustu proses dapat dihasilkan dengan
input yang minimal (energi, sumberdaya).

3. Titik awal pemikiran Taylor adalah proses kerja individu yang akan bergabung dalam
suatu sistem proses.

4. Struktur organisasi terbentuk mengikuti proses kerja yang ada

5. Dibutuhkan staff yang memiliki spesialisasi untuk mengoptimalkan proses kerja,


sehingga peran manajer dalam memerintah akan berkurang

6. Dikategorikan sebagai pendekatan bottom-up, karena memulai dari proses kerja individu.

Pemikiran scientific management akhirnya diadopsi oleh perusahaan industri

manufaktur skala besar. Salah satu yang mengadopsi adalah Henry Ford (perusahaan

otomotif Ford) yang akhirnya melahirkan revolusi industri. Melalui berbagai studi

tentang waktu dan dengan keterampilan pekerja, saat itu pembuatan mobil mulai

bisa diproduksi secara massal (jumlah besar) dengan proses kerja menggunakan

mesin. Fenomena ini menciptakan aliran baru yang disebut Fordism.

Scientific management memiliki pengaruh yang menentukan dan panjang terhadap


praktik industri dan terhadap teori organisasi secara keseluruhan. Pada akhirnya teori ini

mendapat kritik keras dari pegawai dan manajer yang menerapkan pendekatan ini,

karena studi ini mengabaikan pendapat dan pemikiran mereka. Akibat dari

pertentangan ini dan berkembanganya pandangan/aliran humanity, teori scientific

management tidak dapat bertahan lama sebagai ideologi yang diikuti manajemen.
Namun pandangan-pandangan scientific management masih tetap dipakai sebagai

pedoman kerja bukan hanya di sektor industri tetapi juga di sektor jasa.

7
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

ADMINISTRATIVE THEORY

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan Taylor, Henri Fayol mengembangkan

pendekatan lain yang bersifat rasional yang fokusnya berlawananan dengan scientific

management. Karakteristik dari teori administratif Fayol antara lain:

1. Prinsip-prinsip administratif yang membentuk struktur hirarkis organisasi

berbentuk piramida, berfungsi sebagai dasar organisasi dalam menjalankan

aktivitas, yaitu dengan pendekatan top-down. Bandingkan dengan scientific

management yang menggunakan pendekatan bottom-up dengan titik awal dari


pekerjaan individu.

2. Pendakatan administratif memfokuskan pada dua prinsip dalam organisasi yaitu

Koordinasi dan Spesialisasi. Gambar 1 berikut menjelaskan prinsip-prinsip


Koordinasi dan Spesialiasi pada pendekatan administratitf Fayol.

Koordinasi (Struktur organisasi Spesialisasi (pembagian


piramida) kegiatan/tugas dalam organisasi)
• Setiap pekerja hanya diawasi oleh • Pembagian kelompok dilakukan
satu supervisor berdasarkan
• Seorang supervisor hanya • Tujuan (departemen pemasaran
memiliki bawahan sesuai yang ia atau pengembangan)
kelola (span of control) • Proses (Menulis, Membuka
• Pekerjaan rutin sebaiknya tutup botol, dsb)
dikerjakan oleh bawahan, • Pelanggan (pelanggan besar,
sehingga supervisor dapat menengah, kecil)
mengerjakan tugas lain yang lebih • Geografis (pelayanan
spesifik berdasarkan area atau wilayah)

Gambar 1. Prinsip Koordinasi dan Spesialisasi (Teori Administratif Fayol)

Teori administratif yang dikemukan Fayol mendapat kritik karena terlalu

menyederhanakan kondisi administratif. Seorang ahli yang mengkritik cukup keras


adalah Herbert Simon yang akan didiskusikan pada sub bab mendatang.

Henry Fayol juga mengembangkan prinsip-prinsip yang harus dimiliki


organisasi, sebagai berikut:

8
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

1. Terdapat kejelasan dalam merumuskan tujuan organisasi. Tujuan yang jelas

memudahkan anggota organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan akhir yang


diharapkan;

2. Terdapat pembagian kerja, sehingga harus disusun struktur organisasi yang jelas
dan sesuai dengan kebutuhan/tujuan yang ditetapkan. Fungsi atau posisi dalam

organisasi dapat digolongkan dengan berbagai cara, antara lain:

- Menurut kesamaan fungsi. Misalnya sebuah rumah sakit dapat

menggabungkan kesamaan suatu fungsi dalam organisasinya, sehingga


semua kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pasien

akan pelayanan kesehatan masuk dalam fungsi pelayanan.

- Menurut macam jasa yang dihasilkan. Misalnya jasa pelayanan resep dokter
masuk dalam fungsi farmasi

- Menurut produk yang dihasilkan. Misalnya unit menghasilkan

makanan/minuman yang higienis bagi pasien dikelompokkan dalam fungsi


gizi;

- Menurut pelanggan yang dilayani. Misalnya unit khusus yang melayani


kelompok usia di atas 60 tahun digabungkan dalam fungsi/klinik geriatri;

- Menurut tata kelola. Misalnya unit yang melayani pengiriman dokumen


medik pasien dan menyimpannya secara sistematis dikelompokkan dalam

fungsi layanan rekam medik;

- Menurut pembagian wilayah. Misalnya unit pemasaran rumah sakit terbagi


atas wilayah barat atau timur.

3. Terdapat kontinuitas dan fleksibilitas. Kontinuitas berarti kelangsungan hidup

dan sikap suatu organisasi harus terjamin. Jaminan kelangsungan tertuang dalam

perencanaan jangka panjang, serta program dan kegiatan pelaksanaan.

Sedangkan fleksibillitas berarti mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

yang selalu berubah-ubah (dinamis) tanpa mengubah tujuan organisasi.

9
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

4. Terdapat kejelasan dan keseimbangan antara delegasi, wewenang, dan tanggung

jawab (chain of command). Delegasi merupakan pembagian tugas/wewenang

pimpinan kepada bawahannya dengan memperhatikan ketentuan dan tujuan

organisasi. Wewenang merupakan hak prerogatif seseorang untuk memerintah,

mengarahkan, dan bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Sedangkan

tanggung jawab merupakan kewajiban anggota organisasi dalam melaksanakan

tugasnya.

5. Terdapat kesatuan arah (unity of direction). Artinya seluruh kemampuan, pikiran,


keahlian, waktu, dan kegiatan anggota organisasi ditujukan untuk mencapai satu

sasaran yaitu mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.

6. Terdapat kesatuan komando (unity of command). Pengertian kesatuan komando

adalah terjaminnya kerjasama anggota organisasi, dengan memusatkan


pengendalian pada manajemen tingkat atas. Dengan demikian, seorang

bawahan hanya memiliki satu atasan.

7. Terdapat rentang pengawasan/kekuasaan (span of control). Pengertian rentang

pengawasan adalah sebarapa banyak bawahan/orang yang sesuai berada di

bawah sebuah posisi/jabatan. Span of control dijalankan untuk menjamin

efektifitas dan kesinambungan sebuah organisasi. Namun perlu dipahami bahwa

setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengendalikan

orang-orang yang ada dalam lingkaran kekuasaannya untuk dapat melaksanakan

tugas dengan baik.

Akibat dari span of control dan tujuan organisasi untuk mencapai tujuan secara

bersama-sama maka terdapat konsep sentralisasi dan desentralisasi. Bila

pengambilan keputusan seluruhnya diserahkan kepada manajemen tingkat atas,

maka hal ini disebut dengan sentralisasi. Bila pengambilan keputusan sebagian

diserahkan kepada manajer tingkat bawah, maka disebut dengan desentralisasi.

10
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

8. Terdapat tingkatan pekerja (employment hierarchies). Hirarki pekerja merupakan


tata hubungan formal antara atasan dan bawahan, serta jaringan peranan yang

diinginkan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuannya.


Dengan demikian, pendelegasian tugas/pekerjaan dilakukan sesuai dengan

“tangga” jabatan. Sebuah hirarki jabatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a)

hampir selalu membentuk piramida; b) terbag-bagi ke dalam satu seri tingkatan


horisontal; dan c) secara keseluruhan tetap ada sepanjang masa organisasi

tersebut beroperasi/berdiri.

9. Terdapat koordinasi. Dalam organisasi, semua kegiatan untuk mencapai tujuan

harus dikoordinasikan antara satu anggota dengan anggota lain. Dengan

demikian, asas dalam koordinasi adalah kerjasama dan kesatuan untuk mencapai

tujuan bersama. Fungsi koordinasi dijalankan untuk mencegah hal-hal sebagai

berikut: konflik/kontradiksi, persaingan tidak sehat, pemborosan, kekosongan

waktu dan ruang, serta perbedaan pendekatan dalam pelaksanaan.

Teori scientific management Taylor dan teori administratif Fayol termasuk

dalam kelompok teori organisasi klasik. Teori organisasi klasik mengajukan empat
ajaran/konsep utama dalam teori organisasi klasik (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009)

yakni:

1. Organisasi ada karena alasan ekonomis dan untuk mencapai tujuan produktif;

2. Cara terbaik untuk mencapai pruduktivitas diperoleh kajian dan analisis secara
ilmiah;

3. Terdapat spesialisasi dan pembagian kerja untuk memaksimalkan produksi; dan

4. Baik organisasi maupun manusia di dalamnya bertindak berdasarkan prinsip


rasional dan ekonomis.

Dari keempat ajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi menurut


teori organisasi kalsik merupakan sekumpulan orang yang bertindak secara

11
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

rasional/ekonomis dengan berbagai spsialisasi atau pembagian kerja, untuk


mencapai tujuan produktif dengan cara berdasarkan analisis ilmiah.

TEORI BIROKRASI WEBER

Teori Birokrasi dipelopori oleh Max Webber (seorang sosiolog asal Jerman

yang melakukan studi tentang organisasi antara tahun 1800-1900). Webber memiliki

pandangan yang berbeda dibanding Taylor dan Fayol. Ia memasukkan perspektif

sosial dan psikologis untuk memahami tentang organisasi. Menurut Webber untuk

memahami organisasi dan strukturnya dapat dicari menggunakan konteks historis,

dan ia mengembangkan norma-norma yang seharusnya dijalankan oleh suatu

birokrasi (yang direfleksikan sebagai “pegawai publik”) antara lain: a) pegawai publik

sebaiknya bertindak seolah-olah dirinya adalah pemilik birokrasi (kantor) dan tetap

menjalankan tugas secara birokratis; dan b) birokrasi sebaiknya terdiri dari pegawai

publik profesional yang netral sehingga struktur organisasi dapat berfungsi dengan

lancar dan seefektif mungkin.

Sehingga menurut Weber, Birokrasi adalah sebuah struktur administrasi


tertentu yang bekerja berdasarkan otoritas yang beorientasi legal dan peran (Scott

dalam Legaard, 2010), dengan ciri-ciri antara lain:

1. Terdapat pembagian kerja di antara anggota organisasi

2. Terdapat hirarki secara administratif

3. Terdapat sistem yang berorientasi pada peran, yang menggambarkan kinerja

4. Terdapat pemisahan antara kepemilikan dan hak individu dengan kantor

5. Seleksi staff berdasarkan kualifikasi teknis, dan pekerja berusaha mencapai karir

Berdasarkan ciri-ciri birokasi tersebut, Weber mengemukan empat pandangan


mengenai organisasi yaitu:

a. Setiap pekerjaan pada organisasi birokrasi merupakan posisi khusus dengan tugas

dan tanggung jawab tertentu. Pandangan ini disebut dengan division of labor.

12
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Pandangan ini memungkinkan organisasi untuk memaksimalkan kemampuan

anggotanya yang spesifik sesuai dengan pekerjaan atau tugas dipercayakan

kepadanya. Namun terdapat kelemahan yang dihadapi yaitu terdapat kesulitan

dalam mengkoordinasikan berbagai tugas yang dijalankan oleh masing-masing

pekerja, termasuk memastikan produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut;

b. Struktur pada organisasi birokrasi cenderung berbentuk piramida (top-down

pyramidal organizational) dengan satu orang berada di puncak, lihat gambar 1.


Pada setiap level organisasi, pekerja melapor kepada orang yang berada di

atasnya dalam rantai komando.

Manajer
Level Atas

Manajer level Manajer level Manajer level


menengah menengah menengah

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja

Gambar 1. Struktur Organisasi menurut Teori Birokrasi

c. Penyelesaian pekerjaan pada organisasi birokrasi dilakukan dengan membagi

sebagian tugas supervisor kepada bawahannya. Organisasi birokrasi tidak

menyarankan supervisor menyelesaikan sendiri tugasnya namun sebagian

tanggung jawab didelegasikan kepada bawahan. Prinsip ini disebut dengan

delegation of authority. Menurut teori Birokrasi, perilaku manajer atau supervisor


yang selalu ingin menyelesaikan seluruh pekerjaan yang diberikan kepadanya

tanpa melibatkan bawahan disebut dengan micro-managers.

d. Pencapaian tujuan pada organisasi birokrasi disesuaikan dengan tingkat

pengawasan yang dilakukan oleh supervisor/manajer yakni jumlah bawahan ideal


yang melapor kepadanya, atau disebut span of control. Semakin tinggi span of

13
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

control, maka kemampuan supervisor/manajer dalam mengelola bawahan


semakin sulit. Namun bila terlalu kecil maka akan terjadi kekurangan beban kerja.

TEORI PERILAKU ADMINISTRATIF (HERBERT SIMON)

Studi yang dilakukan Herbert Simon bertujuan mengkritisi pemikiran dan

pemahaman individu yang dikemukakan teori scientific management Taylor. Teori ini

memahami organisasi dari level analisis secara makro. Kritik Simon terhadap Taylor

diibaratkan pertarungan antara economic man dengan administrative man dimana

Simon melakukan pendekatan lebih humanis. Menurut Simon, meskipun setiap

individu berusaha mencari apa yang ia inginkan, namun pada dasarnya ia tidak

begitu peduli dengan keinginan dasarnya. Sehingga setiap individu tidak akan

melakukan tindakan rasional secara menyeluruh, akan tetapi melakukan tindaka

rasional yang terbatas.

Perbedaan pandangan antara economic man (Taylor) dengan administrative


man (Simon) antara lain sebagai berikut:

1. Economic man (disebut juga Homo economicus) beranggapan individu


melakukan tindakan rasional penuh, yaitu

a. Memiliki tujuan yang jelas dan konstan

b. Memperoleh pengetahuan dan informasi \secara penuh

c. Mengoptimalkan nilai pemanfataan

2. Administrative man (disebut juga Homo organisans) beranggapan individu


melakukan tindakan rasional yang terbatas, yaitu

a. Memiliki tujuan yang tidak jelas dan kemampuan menentukan prioritas yang
lemah

b. Memiliki pengetahuan yang terbatas

c. Memuaskan nilai pemanfaatan

Pemikiran Simon ini berdampak pada proses pengambilan keputusan individu


dalam suatu organisasi, dengan karakteristik sebagai berikut:

14
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

a. Orang selalu memiliki model sederhana dalam proses pengambilan keputusan.

Model ini disebut dengan “pemahaman situasional” atau “penentuan situasional”


atau “penentuan masalah” atau “pendefinisian masalah”

b. Model ini tidak begitu saja diterapkan dalam menganalisis keputusan, namun

akan dilibatkan dalam sejumlah proses psikologis dan sosiologis. Kemudian


pengambil keputusan akan berusaha terlibat secara aktif dengan lingkungannya

dan berusaha menemukan tindakan alternatif lainnya.

c. Proses keputusan individu dan organisasi difokuskan pada upaya mencari dan
memilih antara alternatif yang “memuaskan”. Hanya pada beberapa kasus,

keputusan difokuskan pada alternatif yang “mengoptimalkan”.

d. Keputusan yang diambil individu menurut pandangan administratif, diperoleh


dengan keterbatasan pengetahuan akan lingkungan yang ditentukan.

TEORI ORGANISASI YANG BERFOKUS PADA MOTIVASI

Motivasi adalah energi/kekuatan yang membuat seseorang mau melakukan pekerjaan.


Motivasi berarti keinginan atau harapan dari dalam diri untuk melakukan berbagai usaha
(Legaard, 2006).

Pendekatan teoritis tentang motivasi salah satunya terbagi atas dua yaitu inner
motivation dan outer motivation. Inner motivation adalah motivasi yang timbul dari dalam
diri individu atau disebut intrinsic motivation. Sedangkan outer motivation adalah motivasi
yang timbul dari luar individu atau disebut extrinsic motivation.

Menurut sifatnya inner motivation terbagi menjadi: 1) faktor-faktor yang

rasional (seperti: harapan, kemampuan diri, kinerja); dan 2) faktor-faktor yang irasional

(seperti: kebutuhan, kepribadian/kualifikasi). Sedangkan outer motivation terbagi atas:

1) desain kerja (seperti: faktor-faktor yang motivasional, karakteristik pekerjaan); dan

2) keuangan dan sosial (seperti: uang, usia, penyakit, ketidakhadiran, hadiah,


keterbukaan, hutang). Gambar 2 berikut menyajikan pembagian teori motivasi.

15
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

TEORI MOTIVASI

Inner Motivation Outer Motivation

Rational factors Irrational factors Job design Financial & social

Reinforcement
Expectancy Maslow theory Herzberg 2 theory
theory Factors theory

C. Alderfer’s Pathfinder
Hackman &
Self-efficacy needs theory Oldham model theory
theory

McClelland’s Social/Organiz
Management needs theory ational Justice
by Objectives

Qualification/
Personality

Gambar 2. Klasifikasi Teori Motivasi (sumber: Legaard, 2006)

Bahasan berikut akan dijelaskan tiga teori motivasi yang berlandaskan inner
motivation dan dipengaruhi faktor-faktor rasional, yaitu expectancy theory, self-
efficacy theory, dan management by objectives (MBO).

EXPECTANCY THEORY

Teori ini berguna untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku seseorang

yang terdorong oleh motivasi, sehingga dapat menjelaskan faktor-faktor yang

menentukan seseorang akan berperilaku karena ada motivasi tertentu. Ide dasar

teori ini adalah a) berdasarkan rasional ilmiah; dan b) perilaku manusia ditentukan

oleh keinginannya untuk memaksimumkan tujuan. Sehingga motivasi dapat

dijabarkan dengan formula matematis sebagai berikut:

16
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Motivation = E x I x V

dimana:

E = Expectancy = harapan individu yang relevan sehingga dapat mencapai hasil yang
dicapai dengan kinerjanya, yaitu kinerja untuk mencapai sukses;

I = Instrumentality = probabilitas individu mendapatkan hadiah/reward sebagai


konsekuensi atas kesuksesannyal; dan

V = Value = Valence = persepsi individu terhadap nilai-nilai dari reward yang kemungkinan

diperolehnya, misalnya promosi jabatan, kenaikan gaji, cuti, credit point, dan sebagainya.

Berdasarkan formula di atas, motivasi karyawan di tentukan oleh perjuangannya yang


berhubungan positif dengan persepsi nilai dari usaha, sukses, dan reward.

Teori ini memiliki berbagai kelamahan, di antaranya: 1) hanya sedikit orang

yang mampu menghubungkan secara komprehensif dan nyata antara nilai-nilai

usaha, hasil, dan hadiah/reward, sehingga tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam

perilaku organisasi secara komprehensif; dan 2) sulit untuk memprediksi derajat

kesuksesan karyawan secara tepat, reward yang mungkin diberikan, dan sulit

membuat perbandingan yang akurat terhadap nilai-nilai dari reward yang berbeda.

Implikasi teori ini terhadap manajer dalam mengelola motivasi bawahannya


adalah:

a. Manajer sebaiknya memberikan reward dengan mempertimbangkan nilainya

(secara psikologis) menurut karyawan, dengan menanyakan seberapa bernilainya


reward tersebut (misalnya saat melakukan performance appraisal);

b. Manajer sebaiknya menentukan dengan jelas dan tegas definisi dari “sukses” dan
“gagal” agar beberapa pihak setuju dengan batasan yang dijalani;

c. Manajer sebaiknya membuka kesempatan kepada karyawan untuk mencapai


kesuksesannya secara realistik;

d. Sistem reward sebaiknya disusun dengan membuat aturan bahwa reward yang
baik diperoleh karena kinerja yang baik;

17
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

e. Manajer sebaiknya memberikan pelatihan dan coaching kepada karyawan; dan

f. Saat merekrut karyawan sebaiknya disampaikan bahwa reward diperoleh karena


usaha yang baik (disebut kontrak psikologis).

SELF-EFFICACY THEORY

Self-efficacy merupakan perjuangan atau upaya yang dilakukan individu

dengan kemampuannya sendiri untuk mendapatkan motivasi, dengan menggunakan

sumberdaya yang dimilikinya sendiri, dan dengan menggunakan kemampuan sendiri

untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka mencapai keinginannya

(Legaard, 2006).

Studi yang mendalam pada teori ini menghasilkan konsep yang disebut dengan

Pygmalion/Golem Effect. Pygmalion Effect menyatakan self-efficacy karyawan akan

meningkat jika manajer mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Hal sebaliknya berlaku untuk Golem

Effect. Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi berarti dalam menyampaikan

pencapaian tidak menceritakan adanya hambatan dan kegagalan.

MANAGEMENT BY OBJECTIVES (MBO)

Teori MBO melandaskan studinya pada kenyataan bahwa kebanyakan perilaku


manusia dilakukan karena atau atas dasar pilihan-pilihan dan maksud yang

membingungkan. Seluruh teori motivasi menempatkan “penentuan tujuan” sebagai


landasan mendapatkan motivasi, terutama teori Self-efficacy.

Berdasarkan hal tersebut, maka menurut teori MBO “suatu tujuan (objectives)

dapat memotivasi individu dengan efektif” karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Dapat mengarahkan individu untuk fokus pada aktivitas-aktivitas yang relevan


dengan tujuannya;

2. Tujuan (objectives) akan menghasilkan energi pada individu, dan tantangan


mencapai tujuan akan menghasilkan upaya yang lebih besar;

18
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

3. Tujuan (objectives) akan menciptakan ketekunan pada individu. Upaya individu


dapat berkembang karena tujuan yang tinggi; dan

4. Tujuan (objectives) akan mendorong individu menggunakan pengetahuan dan


keterampilannya.

Namun demikian, teori ini menekankan bahwa faktor yang memotivasi


individu bukan hanya tujuan (objectives) saja melainkan bisa dari pengalaman yang

diperoleh, perkembangan individu yang relevan dan signifikan, serta kesejahteraan.

Implikasi teori ini bagi perusahaan adalah:

a. Sebaiknya manajemen membagi-bagi dan menyusun tujuan perusahaan

sedemikian rupa sehingga karyawan dapat menyelaraskan antara perilaku dan


kinerjanya;

b. Sementara bagi karyawan, sebaiknya menentukan tujuan yang jelas dan rasional
agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan mandiri dan otonom (disebut
dengan self-management)

c. Bagi struktur organisasi perusahaan sebaiknya dilakukan restrukturisasi tugas

dan tanggung jawab sehingga menghasilkan: organisasi yang memiliki lapisan

manajemen yang lebih sedikit, organisasi dengan struktur matriks atau proyek,

organisasi yang memanfaatkan kerjasama sumberdaya (outsoursing) dan

jaringan (networking), dan organisasi yang lebih ter-desentralisasi.

Studi-studi dan riset yang berhubungan dengan MBO menunjukkan bahwa:

tujuan yang tinggi dan padat mempengaruhi kinerja secara positif, ketika tujuan
dibuat tinggi dan padat maka dibutuhkan umpan balik, serta pencapaian tujuan

mempengaruhi motivasi dan kinerja.

19
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Bahasan selanjutnya akan dibahas teori-teori motivasi yang berlandaskan


pada inner motivation dengan faktor-faktor motivasi yang irasional, salah satun

faktornya adalah kebutuhan (needs). Teori-teori tersebut adalah Maslow’s need


theory, Alderfer’s needs theory dan McClelland’s needs theory.

MASLOW’S NEEDS THEORY

Teori kebutuhan/needs Maslow merupakan model yang sangat populer dalam

kajian tentang motivasi berdasarkan kebutuhan. Menurut Maslow, kebutuhan


individu dibagi secara hirarkis (dalam arti kebutuhan paling dasar harus terpenuhi

sebelum mencari kebutuhan yang selanjutnya), ke dalam lima jenis yaitu:

1. Self-actualizations needs atau kebutuhan akan aktualisasi diri, yakni kebutuhan


untuk merealisasikan potensi kreatif dan produktif secara lebih dalam pada diri

seseorang;

2. Esteem needs atau kebutuhan akan harga diri, yakni kebutuhan terhadap harga

diri, respek/penghormatan atas dirinya sendiri, dan mendapat apresiasi dari


orang lain;

3. Social needs atau kebutuhan sosial, yakni kebutuhan terhadap sosialisasi dengan
orang lain, kebutuhan akan hubungan yang bersifat emosional, dan kebutuhan

akan persahabatan;

4. Safety needs atau kebutuhan akan rasa aman, yakni kebutuhan akan akan
stabilitas dan keselematan baik secara fisik maupun psikologis; dan

5. Physiological needs atau kebutuhan fisik, yaitu kebutuhan yang sifatnya sangat
mendasar seperti air, makanan, dan rumah.

Kebutuhan manusia menurut Maslow dapat digambarkan dalam bentuk

piramida kebutuhan (lihat gambar 3). Piramida kebutuhan Maslow menjelaskan


bahwa:

20
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

1. Kebutuhan individu pada level bawah harus lebih dulu terpenuhi sebelum

memenuhi kebutuhan pada level di atasnya, sehingga sebelum memenuhi


kebutuhan rasa aman maka kebutuhan fisik harus terpenuhi terlebih dahulu;

2. Kebutuhan individu pada level paling bawah merupakan kebutuhan yang paling
banyak dibutuhkan oleh manusia (kebutuhan fisik).

Self-
actualization

Esteem
Social
Safety
Physiological
Gambar 3. Piramida Kebutuhan menurut Maslow

Implikasi teori kebutuhan Maslow terhadap motivasi adalah “motivasi


seseorang timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi” atau kebutuhan

yang belum terpenuhi merangsang timbulnya motivasi pada seseorang.

Kelemahan teori kebutuhan Maslow adalah 1) teori ini didukung oleh riset

yang lemah; 2) teori ini tidak dapat dipakai pada kultur masyarakat yang beragam,

karena pada beberapa budaya, kebutuhan akan rasa aman dan sosial lebih utama

dibanding kebutuhan akan aktualisasi diri; dan 3) teori ini dibangun atas khayalan

Maslow tentang kebutuhan atas perspektif humanis secara umum, bukan

berdasarkan pengujian yang bersifat empiris.

21
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Pada perusahaan, kebutuhan individu versi Maslow dapat diidentikkan


dengan berbagai bentuk antara lain:

a. Self-actualization needs : otonomi, kemandirian, tanggung jawab, tantangan,


pengembangan diri;

b. Esteem needs : pengakuan, umpan balik, posisi, promosi

c. Social needs : kontak sosial, pembentukan tim, umpan balik positif, jaringan;

d. Safety needs : lingkungan kerja secara psikis, kebijakan senioritas, skema


asuransi, skema pensiun, kontrak kerja, kebijakan SDM;

e. Physiological needs : asuransi kesehatan, gaji, lingkungan kerja fisik, dan


sebagainya.

Implikasi teori ini terhadap organisasi adalah:

1. Kebutuhan karyawan akan berubah-ubah setiap waktu, dan karyawan akan


memuaskan kebutuhannya saat bekerja atau saat waktu lainnya;

2. Manajer sebaiknya memotivasi karyawan berdasarkan aktual kebutuhan karyawan,

bukan berdasarkan kebutuhan yang ia yakini. Hal ini karena setiap orang memiliki

pengertian atau pemahaman yang berbeda terhadap kebutuhannya.

ALDERFER’S NEED THEORY

Teori kebutuhan Alderfer merupakan modifikasi dari teori kebutuhan Maslow


yakni mereduksi kebutuhan individu menjadi tiga, yakni:

1. Growth needs atau kebutuhan akan pertumbuhan, yakni kebutuhan individu

untuk mengembangkan kreatifitas dan produktifitasnya (berkaitan dengan


kebutuhan aktualisasi diri versi Maslow);

2. Relatedness needs atau kebutuhan akan keterhubungan dengan orang lain, yakni
kebutuhan invidu untuk selalu berinterksi dan berhubungan dengan orang lain

(berkaitan dengan kebutuhan sosial versi Maslow); dan

22
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

3. Existence needs atau kebutuhan akan keberadaan, yakni kebutuhan individu


yang sifatnya sangat mendasar (berkaitan dengan kebutuhan fisik dan rasa aman

versi Maslow).

Teori kebutuhan Alderfer dapat pula digambarkan dalam bentuk piramida dan
dikenal dengan model ERG (singkatan dari Existence, Relatedness dan Growth)

sebagaimana gambar 4 berikut.

Growth

Relatedness

Existence
Gambar 4. Model motivasi “ERG” menurut Alderfer

Meskipun merupakan ringkasan dari teori Maslow, namun teori ini berbeda

dalam memandang motivasi. Menurut Alderfer, “kebutuhan yang tidak terpuaskan

akan menyebabkan individu mundur ke level kebutuhan yang lebih rendah”

sehingga menimbulkan rasa frustrasi. Bila individu tidak dapat memenuhi

relatedness needs maka ia akan frustrasi dan mundur untuk memenuhi kebutuhan di
bawahnya (existence needs).

Implikasi teori ini bagi organisasi dan manajemen adalah sebaiknya:

1. Organisasi mengidentifikasi kebutuhan individu karyawan;

23
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

2. Organisasi mengidentifikasi kebutuhan individu karyawan yang telah terpuaskan;

3. Berdasarkan hirarki kebutuhan tersebut, organisasi mengidentifikasi kebutuhan


paling bawah yang belum terpuaskan;

4. Organisasi mengidentifikasi kebutuhan level paling atas yang belum terpuaskan;

5. Organisasi mengidentifikasi apakah karyawan telah meningkatkan perhatian mereka

untuk memuaskan kebutuhan paling dasar agar tidak timbul frustrasi; dan

6. Organisasi mempelajari bagaimana agar kebutuhan yang belum terpuaskan


dapat atau menjadi terpuaskan.

McCLELLAND’S MOTIVATIONAL THEORY

Teori ini menempatkan tim manajemen sebagai titik awal proses motivasi.

Teori ini tidak mengkaji perkembangan dan penurunan kebutuhan individu (seperti

pada teori Maslow dan teori Alderfer), akan tetapi pada kebutuhan/motivasi yang

secara signifikan berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi individu dalam

bekerja. Kebutuhan tersebut terdiri dari tiga yakni:

1. Achievement needs, yakni kebutuhan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi


dan mampu menyelesaikan tugas yang sulit dan kompleks;

2. Power needs, yakni kebutuhan untuk mendapatkan tanggung jawab, mendapat

peran, memperoleh pengaruh, dan keinginan untuk berbeda dibanding individu

lain. Yang dimaksud power disini adalah social power needs (kebutuhan

menunjukkan kinerja yang baik terhadap orang lain atau organisasi), bukan

personal power needs (kebutuhan untuk menghasilkan prestasi pribadi);

3. Affiliation needs, yakni kebutuhan untuk mendapatkan interaksi sosial serta


menciptakan dan menjaga persahabatan.

Menurut McClelland setiap individu memiliki komposisi yang berbeda


terhadap kebutuhan tersebut (ada yang lebih dominan achievement atau power

dibanding yan lainnya).

24
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Teori ini juga mendapat kritik sama dengan teori Maslow dan Alderfer yakni

tidak dapat diterapkan pada budaya kerja yang berbeda-beda misalnya pada budaya
kerja di Eropa. Namun demikian, teori Alderfer masih merupakan teori yang paling

digunakan dalam mengukur motivasi, khususnya pada achievement needs.

Implikasi teori ini bagi manajemen dan organisasi adalah:

a. Karyawan dengan kebutuhan prestasi (achievement needs) yang tinggi

cenderung bekerja berdasarkan tujuan dan berusaha mencapai prestasi dengan

setinggi-tingginya, namun dengan tujuan yang kadang tidak realistik.

Karakteristik karyawan demikian adalah: a) ingin memiliki pengaruh/otonomi

yang tinggi untuk memecahkan masalah dalam tugasnya; b) memiliki energi

yang tinggi dan pekerja keras; c) membutuhkan umpan balik yang cepat dan

padat serta apresiasi dari manajemen dan dalam bentuk pembayaran/gaji tinggi;

dan d) memiliki pendekatan yang proaktif.

b. Karyawan dengan kebutuhan social power yang tinggi sebaiknya ditempatkan

pada posisi yang memungkinkan dirinya dapat mempraktikkan social control


yaitu perilaku yang cenderung mengawasi hubungan antar manusia;

c. Karyawan dengan kebutuhan afiliasi tinggi membutuhkan kedekatan dengan


orang lain dan umumnya lebih menyukasi interaksi yang antar karyawan yang

intensif. Sementara itu pada karyawan dengan kebutuhan afiliasi yang rendah
tidak memiliki permasalahan jika bekerja sendiri untuk waktu yang lama;

d. Pada manajer lini bawah dan menengah, umumnya memiliki kombinasi kebutuhan

kekuasaan yang menengah sampai tinggi dengan kebutuhan afiliasi yang rendah;

e. Pada manajer lini atas/tinggi umumnya memilki kemampuan tinggi dalam


hubungan antar personal, dengan demikian pada organisasi level atas (pimpinan)

sebaiknya memiliki kebutuhan social power yang tinggi dan kebutuhan afiliasi
yang tinggi.

25
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Bahasan selanjutnya menerangkan tentang teori motivasi berdasarkan outer

motivation menggunakan kajian dasar desain kerja (job design), yang terdiri dari:

Herzberg’s 2 factors, dan Hackman & Oldham model. Meskipun job design mengkaji
pengaturan antara desain kerja dan isi dari pekerjaan, namun pada waktu teori ini

berkembang tidak begitu banyak studi tentang motivasi dan kepuasan kerja

dihasilkan. Seperti diketahui bahwa Job design memberi kontribusi terhadap kajian

tentang motivasi, yakni dengan kenyataan sebagai berikut:

1. Job design terbukti memegang peranan penting terhadap peningkatan kepuasan


dan efektifitas dalam bekerja;

2. Sebagian besar pekerjaan manajer saat itu adalah mengembangkan desain kerja
yang sudah ada;

3. Struktur pekerjaan secara signifikat berpengaruh terhadap individu dalam


menyelesaikan pekerjaannya; dan

4. Penambahan konsep dan pengetahuan dari teori ini menghasilkan kajian yang
mendalam terhadap hubungan yang bersifat motivasional.

HERZBERG THEORY

Teori Herzberg atau yang secara lengkap disebut “Herzberg’s 2 Factors

Hygiene and Motivation Theory” merupakan teori yang mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja sehingga akhirnya menimbulkan motivasi kerja. Teori

ini terbentuk berdasarkan studi pada 11 perusahaan di Amerika, dan tentunya harus

dipahami dalam konteks tersebut.

Pokok-pokok dari teori Herzberg adalah sebagai berikut:

a. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor pekerjaan, yang bisa


menyebabkan: 1) indivdu menjadi lebih atau kurang terpuaskan; atau 2) individu

menjadi lebih atau kurang tidak terpuaskan;

26
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

b. Herzberg menemukan bahwa individu tidak mengevaluasi apa yang menjadi

kepuasannya dengan skala mulai dari “puas” hingga “tidak puas”, melainkan
dengan dua skala yang terpisah yaitu: 1) dengan skala mulai dari “puas” hingga

“tidak puas”; dan 2) dengan skala mulai dari “tidak puas” hingga “puas”;

c. Sehingga faktor pekerjaan penyebab kepuasaan dapat dibagi menjadi dua yaitu
1) faktor-faktor yang dapat menyebabkan derajat kepuasan, disebut motivational

factors; dan 2) faktor-faktor yang dapat menyebabkan derajat ketidakpuasan,


disebut dengan aintenance factors (lihat gambar 5)

Satisfaction or Motivational factors


• Kinerja
• Pekerjaan yang berarti
• Tanggung jawab SKALA KEPUASAN:
• Pengaruh PUAS ....sampai dengan.... TIDAK PUAS
• Pertumbuhan
• Pengembangan
• Pengakuan

Maintenance and hygiene factors


• Gaji/pendapatan
• Keberlangsungan kerja
• Kondisi kerja (fisik & psikis) SKALA KEPUASAN:

• Hubungan antar personal TIDAK PUAS ....sampai dengan.... PUAS


• Pengawasan manajemen
• Kemanfaatan
• Aturan individu

Gambar 5. Teori Kepuasan Kerja Herzberg

Kelemahan dari teori ini adalah: a) Tidak mempertimbangkan keputusan

individu dalam jangka panjang karena beberapa faktor memiliki efek motivasi yang

lama. Demikian pula dengan pendapatan/gaji, yang menurut kenyataan bahwa gaji

pokok (basic pay) memiliki efek motivasi jangka pendek artinya dapat memiliki skala

yang bertentangan dengan Herzberg pada jangka pendek. Hal ini disebabkan

27
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Herzberg tidak membedakan antara gaji pokok (basic pay) dengan gaji berdasarkan

kinerja; b) tidak mempertimbangkan bahwa setiap orang memiliki struktur motivasi

individu yang berbeda, atau setiap kelompok pekerja memiliki orientasi kebutuhan

yang berbeda; dan c) tidak dapat diaplikasikan pada rekrutmen karyawan yang

menjanjikan pembayaran berdasarkan hasil.

Implikasi teori ini bagi manajemen dan organisasi adalah:

1. Motivasi kerja karyawan hanya akan dipengaruhi oleh motivational factors,

sedangkan ketidakpuasan kerja dapat dihilangkan dengan hygiene factors.

Terhadap hygiene factors, manajer dapat meningkatkakan kepuasan dengan

memberikan penambahan pada faktor tersebut, misalnya dengan memberikan

pendapatan tambahan (bonus);

2. Meski kedua faktor di atas penting bagi peningkatan kepuasan kerja, namun salah

satunya ada yang lebih penting dibanding yang lain. Dalam jangka panjang, kedua

faktor saling melengkapi namun tidak dapat saling menggantikan.

Dengan demikian standar pekerjaan yang baik menurut Herzberg (disebut


dengan Job Enrichment model) adalah:

a. Terdapat kebebasan berkomunikasi dengan orang lain

b. Terdapat tanggung jawab pribadi

c. Terdapat umpan balik langsung dari pihak yang menerima hasi kerja

d. Terdapat pengembangan pribadi, termasuk kemungkinan mempelajari hal-hal


baru

e. Terdapat pembagian sumberdaya pribadi

f. Terdapat perencanaan pribadi

g. Terdapat hubungan langsung dengan klien (hubungan yang dekat dengan


pelanggan)

h. Terdapat Spesialisasi pribadi (pekerjaan memberikan kesempatan kepada


individu untuk mengembangkan kemampuan khusus).

28
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

HACKMAN & OLDHAM MODEL

Model Hackman & Oldham atau secara lengkap disebut “Hackman &

Oldham’s Job Characteristic Model”. Teori ini mengkritisi pemikiran Herzberg.


Hackman & Oldham mengkaji bagaimana karakteristik suatu pekerjaan

mempengaruhi kepuasan kerja. Karakteristik pekerjaan tersebut adalah:

1. Pekerjaan terbuka terhadap berbagai keterampilan yang dimiliki sebagian besar


pekerja, disebut dengan karakteristik variety in competence requirements;

2. Pekerjaan menyebabkan individu bertanggung jawab karena keberadaannya


terhadap keseluruhan pekerjaan, disebut dengan karakteristik meaningful work;

3. Pekerjaan mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan individu secara positif,


disebut dengan karakteristik covering stakeholder’s needs;

4. Pekerjaan memberikan umpan balik bagi pekerja (bukan manajer), disebut


dengan karakteristik degrees of freedom.

Model ini memiliki kelemahan yaitu menggunakan survey untuk mendiagnosa

pekerjaan (Job Diagnostic Survey). Hasil yang didapat dari survey ini tidak obyektif

melainkan tetapi berdasarkan kontak sosial pekerja sehingga persepsi pekerja

terhadap pekerjaannya berdasarkan opini dan persepsi orang lain. Hal ini disebabkan

pekerja menyesuaikan sikap, perilaku, dan harapannya dalam konteks sosial.

Beberapa penelitian tentang karakteristik kerja menunjukkan hal-hal sebagai


berikut:

a. Persepsi dan sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh informasi sosial


(informasi yang berasal dari lingkungan sosial);

b. Karyawan secara aktif membandingkan pekerjaannya dengan pekerjaan orang


lain;

c. Signifikansi informasi sosial terhadap persepsi dan sikap kerja lebih rendah
dibanding signifikansi pekerjaan itu sendiri;

29
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Bahasan selanjutnya menerangkan tentang teori motivasi berdasarkan outer

motivation menggunakan aspek finansial dan sosial, yang terdiri dari: Reinforcement
theory, Pathafinder theory, dan Organizational Justice

REINFORCEMENT THEORY

Teori ini disebut juga dengan “Skinner’s Reward” yaitu teori motivasi
berlandaskan pada pendapat Skinner bahwa perilaku manusia dikontrol dan dijaga

oleh kondisi yang melingkupinya (disebut dengan operant conditioning).

Perilaku dapat terjadi secara acak dan dipengaruhi oleh pengalaman-

pengalaman sebelumnya. Terdapat kecenderungan bahwa perilaku yang mendapat

ganjaran akan diulangi lagi (positife reinforcement), sedangkan perilaku yang

mendapatkan hukuman akan dihindari (negative reinforcement). Sehingga

berdasarkan pemikiran ini, motivasi dapat dijadikan pertanyaan untuk

mengidentifikasi kebutuhan karyawan saat ini yang dapat dijadikan pegangan agar

dengan mudah mendapatkan ganjaran positif (reward). Teori ini juag terbukti dapat

memprediksi perilaku pekerja dalam dunia kerja yang kompleks dan modern.

Dengan demikian berdasarkan teori Skinner ini, sebuah sistem penghargaan


(reward) yang efektif harus memenuhi syarat:

1. Definisi reward harus jelas dan konsisten dengan reward lain agar tugas atau
keahlian pekerja dapat diperbandingkan;

2. Pekerja harus mendapat informasi secara jelas tentang kriteria mendapat reward;

3. Pekerja yang tidak menunjukkan kinerja secara identik dibanding yang lain, maka
tidak mendapatkan reward yang sama;

4. Reward harus mampu menutupi kebutuhan pekerja saat ini;

5. Reward harus dibagikan secara adil;

30
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

6. Reward harus minimal berhubungan dengan reward yang diberikan oleh


kompetitor;

7. Reward harus dapat memuaskan pekerja yang memiliki kinerja paling tinggi;

8. Reward harus berhubungan dengan kinerja; dan

9. Reward harus searah dengan organisasi (misanya dengan nilai-nilai, gaya


manajemen, strategi, dan struktur).

PATHFINDER THEORY

Teori pathfinder identik dengan teori expectancy, yang menyatakan bahwa

perilaku organisasi merupakan hasil dari pilihan di antara tindakan-tindakan yang

mungkin bisa dilakukan dengan nilai-nilai yang berbeda pada setiap individu. Teori

ini merupakan teori yang menjelaskan tentang bagaimana dan dalam kondisi apa

manajer dapat termotivasi kuat dengan mengidentifikasi bagaimana tujuan dapat

diraih dengan mudah. Bagi manajer, hal ini berhubungan dengan memperjelas

informasi yang sama-samar, dan menghilangkan elemen-elemen yang tidak pasti,

serta menghilangkan halangan organisasi.

SOCIAL/ORGANIZATIONAL JUSTICE THEORY

Social justice atau organizational justice atau rasa keadilan dalam organisasi adalah
persepsi individu terhadap perlakukan terbuka/adil yang diperoleh dari organisasi atau
lingkungan sosial. Social justice terbagi menjadi dua yaitu 1) distibutive justice; dan 2)
procedural justice.

Distributive justice atau keadilan yang bersifat merata adalah teori social justice

yang mendasarkan pandangannya bahwa setiap individu akan selalu membandingkan

antara input dan output dirinya dengan orang lain pada permasalahan yang sama. Bila

hasil perbandingan tersebut, individu merasakan ada ketidakadilan maka individu

termotivasi untuk “mencari” keadilan dengan mengubah ukuran input dan output yang

ada pada dirinya sendiri atau pada orang lain yang ia perbandingkan. Misalnya dengan

meminta gaji yang lebih tinggi atau mengharapkan kondisi kerja yang lebih

31
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

baik. Ketimpangan terhadap keadilan di tempat kerja, merupakan salah satu


penyebab karyawan mengundurkan diri dari pekerjaan.

Sementara itu procedural justice lebih menekankan keadilan pada aspek


proses pemberiannya. Misalnya: apakah ia turut serta dalam proses tersebut? apakah

opininya didengar?

Berbagai penelitian menunjukkan kedua jenis keadilan ini bisa saling


menggantikan, yaitu bila distributive justice menurut seseorang adil maka procedural

justice tidak memegang peranan dalam persepsi keadilan seseorang. Bila procedural
justice yang adil maka distributive justice masih diterima.

Implikasi bagi manajemen/organisasi antara lain:

1. Sudah menjadi hal biasa bahwa karyawan akan membandingkan hal-hal yang ia
terima dengan yang karyawan lain terima;

2. Bila seorang karyawan menerima reward yang lebih dibandingkan dengan usaha
yang ia lakukan, maka ia cenderung akan meningkatkan usahanya agar setaraf

dengan reward yang diterimanya;

3. Terdapat beberapa perusahaan yang berusaha menyembunyikan reward yang

diperoleh oleh karyawan untuk menjaga persepsi keadilan, namun ada juga
perusahaan yang justru mengumumkan reward secara terbuka.

KESIMPULAN

Ada 3 pendapat mengenai organisasi yaitu: a) organisasi adalah sistem dimana

manusia saling tergantung atau terkait; b) organisasi adalah kerangka kerja bagi

manajemen dalam bekerja; dan c) organisasi adalah strategi komplek yang melibatkan

manusia yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah organisasi

terdiri dari tiga unsur pokok yakni orang-orang, tujuan, dan struktur.

32
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Fungsi utama organisasi adalah: a) sebagai wadah bagi orang-orang dalam

bekerja sama mencapai satu tujuan; b) sebagai wadah bagi orang-orang dalam
pembentukan perilaku dan budaya organisasi; dan c) sebagai wadah untuk mencapai

sasaran yang sulit dicapai seorang diri.

Pandangan orang terhadap organisasi makin lama bergeser ke arah organisasi

sebagai wadah yang dinamis, harus fleksibel, bersifat humanis dan harus bisa
beradaptasi dengan perubahan lingkungan (disebut pandangan modern).

Teori organisasi merupakan sejumlah pemikiran dan konsep yang menjelaskan

atau memperkirakan bagaimana organisasi/kelompok dan individu di dalamnya

“berperilaku” dalam berbagai jenis struktur dan kondisi tertentu. Teori organisasi

dapat dikelompokkan berdasarkan fokus pemikirannya, level analisis, dan tipenya.

Salah satu teori organisasi yang dijelaskan pada artikel ini adalah teori yang berfokus

pada struktur dan kinerja (scientific managemen, theory of administrative,

bureaucracy theory dan administrative behavior theory). Ringkasan pandangan


keempat teori organisasi tersebut terhadap unsur pokok organisasi yaitu orang,

struktur dan hubungan disajikan pada tabel lampiran.

REFERENSI

Legaard, Jorgen (2006), Organizational Theory, NP: Mille Bindslev & Ventus Publishing

Levy, Paul E. (2010), Industrial Organizational Psychology: Understanding the

Workplace, New York: Worth Publisher

Robbins, Stephen P. (1995), Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta:

Penerbit Salemba

Yonker, Robert D., “Organizational Behavior” dalam Steven G. Rodelberg, Encyclopedia

of Industrial and Organizational Psychology , California: Sage Publications

33
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

LATIHAN SOAL

1. Sebutkan dan jelaskan sebuah organisasi yang ideal !

2. Sebutkan prinsip-prinsip organisasi yang saat ini sulit dijalankan di perusahaan


atau organisasi yang Anda tempati !

3. Menurut Anda, apakah pandangan konvensional tentang organisasi masih tetap


relevan dijalankan untuk saat ini. Jika iya, sebutkan contoh kasusnya !

4. Apakah perbedaaan level analisis organisasi menurut Scott?

5. Apakah terdapat pandangan organisasai menurut scientific management yang


masih relevan dengan kondisi perusahaan atau organsisasi Anda?

6. Menurut pandangan Fayol, sebuah organisasi yang ideal seharusnya seperti apa?

7. Setelah membaca teori birokasi Max Weber, apakah menurut Anda istilah
“birokrasi” memang benar berkonotasi negatif? Jelaskan jawaban Anda.

8. Apakah pandangan-pandangan tentang organisasi menurut Herbert Simon


dalam teori Perilaku Administratif-nya?

34
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

LAMPIRAN
Tabel Perbandingan Pandangan Teori Organisasi yang Berfokus pada Kinerja dan Struktur terhadap Unsur Pokok Organisasi (Orang,
Struktur, dan Hubungan)

Pandangan terhadap Unsur Pokok Organisasi


No Teori Organisasi
Orang (SDM) Struktur Organisasi Hubungan Kerja
1 Scientific Management (F.W. - Penggunaan SDM seminimal - Struktur terbentuk mengikuti - Hubungan kerja terjadi melalui
Taylor) mungkin untuk menghasilkan proses kerja yang ada, proses sistematis melalui analisis
- Disebut juga manajemen output yang optimal; bertitik awal dari proses ilmiah untuk mencapai efisiensi
ilmiah - Staff diwajibkan memiliki kerja individu (bottom-up
spesialisasi dan mampu approach);
mengoptimalkan proses kerja
sehingga peran manajer dalam
mengarahkan akan berkurang;
- Individu melakukan tindakan
rasional menyeluruh,
memperoleh informasi penuh,
dan mengoptimalkan
pemanfaatan.

2 Administrative theory (Henri - Setiap pekerja hanya diawasi satu - Struktur terbentuk - Hubungan kerja terjadi melalui
Fayol) supervisor; mengikuti prinsip-prinsip Koordinasi dan Spesialisasi;
- Disebut juga teori - Setiap supervisor memiliki administratif yang berfungsi - Organisasi memiliki tujuan yang
Administratif bawahan sesuai dengan rentang sebagai pedoman dalam jelas dan perencanaan jangka
pengawasan (span of control) menjalankan aktivitas. panjang untuk menjaga
yang ditetapkan; Organisasasi berbentuk kontinuitas;
- Bawahan mengerjakan pekerjaan piramida hirarkis top-bottom - Kejelasan dan keseimbangan
yang sifatnya rutin, sedangkan approach); antara delegasi, wewenang dan
supervisor sifatnya spesifik agar - Pembagian kelompok tanggung jawab;
dapat menjalankan tugas lain berdasarkan prinsip

35
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Pandangan terhadap Unsur Pokok Organisasi


No Teori Organisasi
Orang (SDM) Struktur Organisasi Hubungan Kerja
Ketiga hal di atas merupakan prinsip Spesialisasi, sehingga dapat - Ada sentralisasi dan
Koordinasi dibagi menurut tujuan desentralisasi
- Memiliki kesatuan arah (unity of departemen, proses kerja,
direction) dan kesatuan komando jenis pelanggan, ukuran
(unity of command) pelanggan, dan wilayah
kerja;
- Struktur harus fleksibel dan
beradaptasi tanpa
menggangu tujuan organisasi

3 Bureaucracy theory (Max - Direfleksikan sebagai pegawai - Memahami struktur - Terdapat sistem yang
Webber) publik (atau pegawai negeri sipil) organisasi dengan konteks berorientasi peran/tugas
- Disebut juga teori - Pegawai publik sebaiknya historis (pendekatan - Terdapat pemisahan antara hak
Birokrasi bertindak seolah-olah dirinya psikososial); dan kepemilikan individu dengan
pemilik birokrasi, dan tetap - Struktur organisasi yang kantor;
mejalankan tugas sebagai efisien ditopang dengan - Sebagian tugas dan wewenang
birokrat; pegawai publik yang supervisor dibagi-bagi kepada
- Birokasi sebaiknya terdiri dari profesional dan netral; bawahannya (delegation of
pegawai publik profesional yang - Terdapat pembagian kerja di authority)
netral (tidak memihak antara antara anggota organisasi - Span of control yang terlalu tinggi
negara dengan warga); dengan tugas dan fungsi akan menyulitkan supervisor
- Seleksi staff berdasarkan tertentu, disebut prinsip dalam mengeola bawahannya.
kualifikasi teknis, sehingga division of labor; Tetapi bila terlau rendah akan
organisasi dapat - Terdapat hirarki secara terjadi kekurangan beban kerja
mengembangkan kemampuan administratif;
spesifiknya; - Struktur cenderung
- Pekerja dianjurkan berusaha berbentuk piramida (top-
mencapai karir setinggi-tingginya; down pyramidal

36
Organisasi dan Teori Organisasi| Ade Heryana, SST, MKM

Pandangan terhadap Unsur Pokok Organisasi


No Teori Organisasi
Orang (SDM) Struktur Organisasi Hubungan Kerja
organizational) dengan satu
orang berada di puncak;
- Pada setiap level organisasi,
pekerja melaporkan
tugasnya kepada orang yang
berada di atasnya

4 Administrative behavior theory - Pada dasarnya setiap individu - Memahami organisasi dari - Proses pengambilan keputusan
(Herbert Simon) tidak peduli dengan kebutuhan level makro individu tidak hanya mengikuti
dasarnya, meskipun tetap model keputusan yang
berusaha untuk mencari apa dimilikinya, namun melalui
yang diinginkan; proses sosial dan psikologis,
- Individu tidak melakukan untuk berusaha mendapatkan
tindakan rasional yang pendekatan alternatif, karena
menyuluruh, tetapi terbatas; keterbatasan pengetahuannya;
- Individu tidak memiliki tujuan - Proses keputusan individu dan
yang jelas, kemampuan organisasi difokuskan pada
menentukan prioritas lemah, alternatif yang “memuaskan”
pengetahuannya terbatas, dan kedua pihak
memuaskan nilai pemanfaatan
(tidak mengoptimalkan);
- Setiap individu selalu memiliki
model sederhana dalam
proses pengambilan
keputusan

37

Anda mungkin juga menyukai