Anda di halaman 1dari 3

Perang padri

kamu di bukit tinggi, Belanda pernah


membangun benteng. Dan jaman
dahulu juga pernah terjadi perang yang
sangat legendaris yaitu “ Perang Padri”
ota Padang, nah.. siapa yang

k
. Perang padri, peperangan yang
tidak kenal dengan kota yang berlangsung di Sumatera Barat dan
memiliki sekitarnya terutama di kawasan
cirikhas arsitektur bangunan yang unik kerajaan paguruyung dri tahun 1803
ini. Makanan yang khas yaitu rendang hingga 1838 . Perang ini merupakan
dan legenda Sitti Nurbaya dan peperangan yang pada awalnya akibat
cerita Malin Kundang yang ceritanya pertentangan dalam masalah agama
sangat dikenal oleh seluruh masyarakat sebelum berubah menjadi peperangan
Indonesia. Saat ini kota Padang sedang melawan penjajahan. Pemimpin
berbenah ke arah pembangunan perang padri adalah Tuanku Imam
kepariwisataan. Kota Padang juga Bonjol dan tokoh-tokoh pendukung
terkenal dengan adat dan tradisi yang kaum padri.
kental dan masih dipegang teguh.
Perang
Masyarakat sumatra barat terutama
Padri di latar
suku minangkabau masih hidup dengan belakangi
oleh, nah..
budaya, adat istiadat minang sendiri
sebelumnya
cukup kaya karena setiap daerah lain memang
kaum Adat di
pula adat istiadatnya. Tidak lupa ada
Minangkabau
satu ikon kota bukit tinggi yang sangat mempunyai
kebiasaan
istimewa yaitu jam gadang, pasalnya
yang kurang
mesin jam gadang ini hanya ada dua di baik yaitu minum-minuman keras,
berjudi, dan menyabung ayam.
dunia, satu di bukit tinggi dan satu lagi
Kebiasaan itu dipandang oleh kaum
di Big Ben inggris. Namun, tahukah Padri sangat bertentangan dengan
agama Islam. Kaum Padri berusaha bertambah selain kaum adat yaitu
menghentikan kebiasaan itu, tetapi Belanda. Perlawanan dimulai tahun
Kaum Adat menolaknya maka 1821 dengan serbuan ke berbagai pos
kemudian terjadilah pertentangan Belanda dan pencegatan terhadap
antara kedua golongan tersebut. patroli Belanda. Pasukan Padri
Gerakan Padri di Sumatera Barat, bersenjatakan senjata tradisional,
bermula dengan kedatangan tiga orang sedangkan pihak musuh menggunakan
haji asal Minangkabau dari Mekkah meriam dan jenis senjata lainnya.
tahun 1803. Ketiga haji tersebut adalah Pertempuran berlangsung seru sehingga
Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji banyak menimbulkan korban kedua
Piabang. Ketiga haji itu membawa belah pihak. Pasukan Belanda
perubahan baru dalam masyarakat mendirikan benteng pertahanan di
Minangkabau dan sekaligus ingin Batusangkar diberi nama Fort Van Der
menghentikan kebiasaan yang Capellen.
dianggapnya menyimpang dari ajaran Benteng pertahanan kaum Padri
agama Islam. Tujuan gerakan Padri dibangun di berbagai tempat, antara
adalah untuk membersihkan kehidupan lain Agam dan Bonjol yang diperkuat
agama Islam dari pengaruh-pengaruh dengan pasukan yang banyak
kebudayaan dan adat istiadat setempat jumlahnya. Tanggal 22 Januari 1824
yang dianggap menyalahi ajaran agama diadakan perjanjian Mosang dengan
Islam. Diberantasnya perjudian, adu kaum Padri, namun kemudian
ayam, pesta-pesta dengan hiburan yang dilanggar oleh Belanda. Pada April
dianggap merusak kehidupan 1824 Raaf meninggal digantikan oleh
beragama. Gerakan ini kemudian Kolonel De Stuers. Dia membangun
terkenal dengan nama “Gerakan Benteng Fort De Kock, di Bukit
Wahabi”. Kaum adat tidak tinggal Tinggi. Tanggal 15 November 1825
diam, tetapi mengadakan perlawanan diadakan
yang dipimpin oleh Datuk Sati, maka perjanjian Padang. Pada hakikatnya
terjadilah perang saudara. berulang-ulang Belanda mengadakan
Perang saudara mulai meletus di Kota perjanjian itu dilatarbelakangi
Lawas, kemudian menjalar ke kota- kekuatannya yang tidak mampu
kota lain, seperti Bonjol, Tanah Datar, menghadapi serangan kaum Padri, di
dan Alahan Panjang. kembali daerah samping itu bantuan dari Jawa tidak
Sumatera Barat dari Inggris, kaum adat dapat diharapkan, karena di Jawa
meminta bantuan kepada Belanda sedang pecah Perang Diponegoro.
menghadapi kaum Padri. Oleh karena Tahun 1829 daerah kekuasaan kaum
itu, kaum Padri juga memusuhi Padri telah meluas sampai ke Batak
Belanda. Mandailing, Tapanuli. Di Natal,
Tapanuli Baginda Marah Husein minta
bantuan kepada kaum Padri mengusir
Gubernur Belanda di sana. Maka
setelah selesai perang Diponegoro,
Natal di bawah pimpinan Tuanku Nan
Cerdik dapat mempertahankan
Kaum Padri tidak bisa berdiam serangan Belanda di sana. Tahun 1829
saja karena musuh kaum Padri De Stuers digantikan oleh Letnan
Kolonel Elout, yang datang di Padang
Maret 1931. Dengan bantuan Mayor
Michiels, Natal dapat direbut, sehingga
Tuanku Nan Cerdik menyingkir ke
Bonjol. Sejak itu kampung demi
kampung dapat direbut Belanda. Tahun
1932 datang bantuan dari Jawa, di
bawah Sentot Prawirodirjo. Dengan
cepat Lintau, Bukit, Komang, Bonjol,
dan hampir seluruh daerah Agam dapat
dikuasai oleh Belanda. Melihat
kenyataan ini baik kaum Adat maupun
kaum Padri menyadari arti pentingnya Akhirnya Setelah daerah-daerah
pertahanan. Maka bersatulah mereka sekitar Bonjol dapat dikuasai oleh
bersama-sama menghadapi penjajah Belanda, serangan ditujukan langsung
Belanda. ke benteng Bonjol. Tuanku Imam
Perang ini meemiliki dampak Bonjol menyatakan bersedia untuk
yang negative bagi pribumi yaitu berdamai. Belanda mengharapkan,
karena terjadinya perang saudara antara bahwa perdamaian ini disertai dengan
kaum adat dan kaum paderi. juga penyerahan. Tetapi Imam Bonjol
terjadinya peperangan antara berpendirian lain. Perundingan
masyarakat minangkabau dengan perdamaian ini adalah siasat mengulur
penjajah Belanda. Rakya dibuat waktu. Tetapi perundingan ini gagal
semakin menderita oleh belanda. dan menyebabkan berkobarnya kembali
Belanda pun semakin menguasai pertempuran pada tanggal 12 Agustus
wilayah Sumatera. Eits... tapi Lama 1837. Pasukan Padri terdesak dan
kelamaan akhirnya kaum adat sadar benteng Bonjol dapat dimasuki oleh
dan ikut bersama kaum paderi. pasukan Belanda menyebabkan Tuanku
Imam Bonjol beserta sisa pasukannya
Nilai perjuangan yang didapat menyerah pada tanggal 25 Oktober
dari perang padri ini adalah bahwa tiap 1937. Walaupun Tuanku Imam Bonjol
adat dan agama itu tidak saling telah menyerah tidak berarti
menghancurkan tetapi berdampingan perlawanan kaum Padri telah dapat
satu sama lain. Juga tiap golongan tidak dipadamkan. Perlawanan masih terus
boleh pecah meskipun itu memiliki berlangsung dipimpin oleh Tuanku
perbedaan dan meskipun ada yang Tambusi pada tahun 1838. Setelah itu
mengadu domba. berakhirlah perang Padri dan daerah
Minangkabau dikuasai oleh Belanda.

Tsani sn
Dan Amelia yn
XI MIPA 5

Anda mungkin juga menyukai