2
Apa itu kaum padri?
3
Penyebab
terjadinya
perang padri
Penyebab terjadinya perang padri
5
Awal perang
Perang padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai kaum
padri terhadap kebiasaaan kebiasaan yang marak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut
kaum adat dikawasan kerajaan pagaruyung dan sekitarnya. Kebiasaan yang dimaksud seperti
perjudian,n penyabungan ayam, dan juga aspek hokum adat matriarkat mengenai warisan, serta
longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama islam. Tidak adanya kesepakatan dari kaum
adat yang padahal telah memeluk islam untuk meninggalkan kebiasaan tersebut memicu kemarahan
kaum padri, sehingga pecahlah peperangan pada tahun 1803.
Perang padri
➢ Ciri perang tahap pertama ini adalah murni perang saudara dan belum ada campur
tangan pihak luar, dalam hal ini belanda.perang ini mengalami perkembangan baru saat
kaum adat meminta bantuan kepada belanda. Sejak itu dimulailah perang padri melawan
belanda.
Tahap ii, tahun 1822-1832
➢ Tahap ini ditandai dengan meredanya pertempuran karena Belanda berhasil mengadakan
perjanjian dengan kaum padri yang melemah. Pada tahun 1825, berhubung dengan
adanyta perlawanan Diponegoro di Jawa, pemerintah Hindia Belanda dihadapkan pada
kesulitan baru. Kekuatan militer Belanda terbatas, dan harus menghadapi dua perlawanan
besar yaitu perlawanan kaum padri dan perlawanan Diponegoro.
Tahap ii, tahun 1822-1832
➢ Pada tahap ke-2 tahun 1824, Belanda dan kaum Padri megadakan perjanjian perdamaian
di masang.
➢ Isi perjanjian masang:
1. Penetapan batas daerah kedua belah pihak
2. Kaum padri haru mengadakan perdagangan hanya dengan pihak belanda.
Tahap iii, tahun 1832-1838
➢ Perang pada tahap ini adalah perang senjata rakyat Minangkabau mengusir belanda. Sejak
tahun 1831 kaum adat dan kaum padri bersatu melawan belanda yang dipimpin oleh
Tuanku Imam Bonjol.
➢ Gerakan padri menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di masyarakat
minang, seperti perjudian, penyabungan ayam, pengunaan madat (opium), minuman
keras, tembakau, sirih, juga aspek hokum adat matriarkat mengenai warisan dan
umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama islam.
Tahap iii, tahun 1832-1838
➢ Belanda menyerang kota Bonjol dan mengadakan Perjanjian Plakat Panjang (1833), yang
isinya:
a. Penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak atau kerja rodi
b. Belanda akan menjadi penengah jika timbul perselisihan antarpenduduk
c. Perdagangan hanya dilakukan dengan belanda
d. Penduduk boleh mengatur pemerintahan sendiri
Akhir perang
13
Akhir perang
14