Anda di halaman 1dari 18

TEORI SOSIAL

KOGNITIF
Mara Zalfa Rachman 1910411003
Firly Aldrina Putri 1910411004
Dr. Antar Venus, M.A.Comm
Mata Kuliah Teori Komunikasi
PENE
TEORMU
I
I N I S I
E F
D EORI
T
ESEN
T E O RS I
I
ASUS
D A S AM I
TEOR R
I
S E P
K OANS A R
D
PROP
O
SI SI
ALBERT
Lahir di Mudare, Kanada 4
Desember 1925. Albert Pada tahun 1964 Albert Bandura
Bandura memiliki gelar sarjana dilantik sebagai profesor dan
muda di University of British of seterusnya menerima anugerah
Columbia di bidang psikologi American Psychology
tahun 1949. Kemudian, pada Association untuk Distinguished
tahun 1952 ia meraih gelar scientific contribution pada
Ph.D di University of Iowa lalu tahun 1980
Albert Bandura mulai mengajar

BANDUR
di Stanford University.

A
DEFINISI TEORI
Teori sosial kognitif adalah salah satu teori belajar yang menjelaskan pola-pola perilaku. Di
tahun 1986, melalui bukunya Bandura mengembangkan sebuah teori yang diberi nama social
cognitive theory atau teori sosial kognitif. Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan
gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial.
Dengan mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-
keterampilan, strategi-strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap. Individu-individu juga melihat
model-model atau contoh-contoh untuk mempelajari kegunaan dan kesesuaian prilaku-prilaku
akibat dari prilaku yang dimodelkan, kemudian mereka bertindak sesuai dengan keyakinan tentang
kemampuan mereka dan hasil yang diharapkan dari tindakan mereka.
ESENSI
TEORI
konsep inti teori sosial kognitif yang merujuk pada
interaksi yang dinamis saling mempengaruhi dan
timbal balik antara manusia, lingkungan, dan perilaku.
Merujuk pada kemampuan aktual seseorang untuk
menampilkan perilaku melalui faktor
kognitifnya dan keterampilan.
• Manusia memiliki fleksibilitas untuk belajar
berbagai tingkah laku dalam situasi yang berbeda.

ASUMS
• Triadic reciprocal causation adalah fungsi manusia
merupakan hasil interaksi antar perilaku individu
itu sendiri (person), lingkungan (environment), serta
perilaku si inidividu tersebut (behavior).

I • Agentic perspectives dimana manusia dapat


mengontrol lingkungan dan kualitas kehidupan

DASAR mereka. Manusia menciptakan sistem sosial dan


produk dari sistem sosial

TEORI
• Moral agency yaitu manusia mengatur tingkah laku
mereka melalui nilai moral
KONSEP DASAR
a). Reciprocal Determinism

yaitu sebuah pendekatan yang menjelaskan tingkah lalu manusia


dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara
determinan kognitif, behavioral dan lingkungan. Pada dasarnya,
Bandura percaya bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan karakteristik pribadi. Komponen lingkungan terdiri
dari lingkungan fisik yang ada di sekitar individu yang berpotensi
memperkuat rangsangan, termasuk juga lingkungan sosial yaitu
orang-orang yang hadir (atau tidak).

Lingkungan mempengaruhi intensitas dan frekuensi perilaku, seperti perilaku itu sendiri dapat memiliki
dampak terhadap lingkungan. Kepribadian danfaktor kognitif memainkan peranan penting dalam penyebab
seseorang berprilaku, termasuk semua harapan individu, keyakinan, dan karakteristik kepribadian yang unik.
Komponen perilaku merupakan suatu perilaku yang dapat diperkuat pada setiap saat atau pada situasi
tertentu.
b) Beyond Reinforcement
Seseorang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan
melakukan tindakan berdasarkan apa yang ia lihat tanpa adanya penguatan.
Bandura menggangap reinforsemen bukanlah satu-satunya pembentuk tingkah
laku, menurutnya konsep ini masih dapat digunakan sesekali dan dianggapnya
cukup penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi
atau tidak.

c) Self Regulatory
Merupakan pengaturan diri atau mengontrol tingkah laku kita sendiri. Menunjuk
kepada faktor kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil belajar.
Sub proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur tingkah laku
kita. (Bandura, 1978)
STRUKTUR KEPRIBADIAN
DALAM PERSPEKTIF BANDURA
1.Self System
Sistem self yang dimaksud yaitu stuktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seprangkat fungsi
persepsi evaluasi dan pengaturan tingkah laku. Sistem tersebut menandakan bahwa tindakan manusia adalah
hasil dari interkasi antara lingkungan, perilaku dan manusia itu sendiri.

2. Regulasi Diri
Istilah regulasi diri yang dimaksud adalah bahwa individu memiliki kapasitas memotivasi dirinya sendiri untuk
menetapkan tujuan personalnya, merencanakan strategi sebagai evaluasi dan modifikasi perilaku yang sedang
berlangsung.
Dalam kegiatan memotivasi, seseorang menggunakan strategi yakni diantaranya:
⚬ Strategi reaktif, Strategi reaktif dipakai dalam rangka mencapi tujuan,
⚬ Strategi proaktif, digunakan oleh individu dalam mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi regulasi diri yakni diantaranya:
⚬ Faktor internal, dipengaruhi oleh observasi diri, proses penilian atau mengadili tingkah laku, dan reaksi diri-
afektif (self response)
⚬ Faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu evaluasi tingkah laku dan penguatan (reinforcement).
3. Efikasi Diri
Efikasi diri adalah sebagai keyakinan diri (sikap percaya diri) terhadap kemampuan sendiri untuk
menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan.
Efikasi diri diperoleh dari berbagai hal yaitu:
a). Pengalaman performasi merupakan prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu,
b). Pengalaman vikarius merupakan pengalaman yang diperoleh melalui social modeling,
c). Persuasi sosial, dan
d). Keadaan emosi.

4. Efikasi Kolektif
Efikasi kolektif merupakan keyakinan yang ada dalam masyarakat bahwa usaha mereka secara berama-
sama dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu.
PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL
DALAM PERSPEKTIF BANDURA
Inti dari pembelajaran observasional adalah pemodelan (modeling). Melalui belajar
mengamati yang untuk selanjutnya disebut imitasi atau modeling, individu secara kognitif
menampilkan tingkah laku orang yang diamati dan mengadopsi tingkah laku tersebut dalam
dirinya sendiri. (Desmita, 2015: 58). Bandura meyakini bahwa dengan melakukan
pembelajaran observasi, seseorang akan memperoleh respon lebih banyak serta adanya
hubungan dan penguatan. Ketrampilan kognitif yang bersifat simbolik ini, membuat orang
dapat mentransformasikan apa yang dipelajarinya dalam berbagai situasi menjadi pola tingkah
laku baru.
PROSES UTAMA PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL

3. Reproduction

( ( ( ( ( ( (
• Attention
Hasil ingatan tadi akan dihasilkan melalui
Attention merupakan suatu proses
tindakan. Kemampuan motoric dan
memperhatikan orang yang ditiru. Proses ini
kemampuan kognitif berperan penting di
penting dalam pembelajaran karena tingkah
dalam proses ini. Individu akan
laku baru tidak akan di dapat apabila tidak mengamati perilaku mereka sendiri dan
memperhatikan model. Pengamat harus membandingkannya dengan perilaku
benar-benar memahami segala sesuatu yang model. Proses ini mencakup kemampuan
dilakukan oleh model. fisik, kemampuan meniru dan keakuratan
2. Retention umpan balik.
Retention merupakan proses pengingatan yang 4. Motivation
dapat dilakukan dengan cara menyimpan informasi Teori pembelajaran sosial membedakan
secara imaginal atau mengkodekan peristiwa antara perolehan dan perbuatan. Kita
model ke dalam simbol-simbol verbal yang mudah mungkin memperoleh sebuah perilaku baru
dipergunakan. Dapat juga dilakukan dengan melalui observasi, tetapi kita mungkin
membayangkan perilaku model lalu tidak melakukan perbuatan itu sampai
mempraktekkannya. ada motivasi untuk melakukannya.
EKSPERIMEN BANDURA
Eksperimen ini menunjukkan adanya proses
pembelajaran langsung melalui observasi
(observational learning) yang dilakukan oleh
subjek eksperimennya yaitu anak-anak. Anak-anak
di kelompok pertama mendapatkan penguatan
dari pengamatan (vicarious reinforcement) dan
mereka difasilitasi untuk melakukan keagresifan
mereka. Sedangkan anak-anak di kelompok
kedua mendapatkan ancaman pengamatan
(vicarious punishment), dan mereka dihalangi
perilaku agresifnya. Meskipun anak-anak tidak
mendapatkan pengalaman penguatan maupun
ancaman secara langsung, mereka memodifikasi
perilakunya secara sama (Bandura, 1971).
PROPOSISI
Teori sosial kognitif didasarkan atas proposisi bahwa
proses sosial dan proses kognitif adalah
sentral bagi pemahaman mengenai motivasi, emosi, dan
tindakan manusia.
CONTOH
KASUS
Reza Ikhsan Fadillah, anak kelas III SD di Bandung, tewas
menjadi korban 'Smack Down' Berdasarkan penjelasan kasusnya kejadian tersebut dapat
dikatakan sebagai Observasional. Observasional sendiri
memiliki pengertian dimana proses belajar seseorang
didapatkan melalui hasil observasi atau hasil
pengamatan. Berdasarkan pengertian tersebut sesuai
dengan kejadian yang menimpa Reza. Teman-teman Reza
melakukan tindak kekerasan pada Reza karena meniru
salah satu televisi yaitu World Wrestling Entertainment
(WWE) Smack Down yang menayangkan siaran pegulat
profesional. Namun, sekelompok teman Reza menonton
dan mengartikan tayangan tersebut tanpa memfilter baik
buruknya terlebih dahulu. Sehingga, apa yang mereka
lihat akan mereka tirukan.
Kasus pembunuhan balita yang dilakukan oleh seorang anak berusia 15 tahun di Sawah
Besar, Jakarta yang mengaku terinspirasi dari sosok "The Slenderman" dan film "Chucky"

Pelaku dari kasus ini merupakan seorang anak di bawah umur yang
melakukan tindakan kekerasan yang terinspirasi dari film horror "Chucky".
Film "Chucky" dan "The Slenderman" merupakan model karakter fiksi sebagai
roh mati berjalan yang suka membunuh manusia. Fakta yang terkuak dari
kasus tersebut yaitu di kamar pelaku terdapat gambar-gambar yang cukup
mengerikan seperti adanya goresan tangan pelaku yang kebanyakan
bergambar wanita sedang diikat. Kasus ini merupakan contoh dari penerapan
teori sosial kognitif dimana teori ini menekankan pembelajaran observasional
yang fokus terhadap pengamatan model lalu mengadopsi tingkah laku
tersebut di dalam dirinya sendiri. Karena berdasarkan faktanya anak tersebut
memiliki kegemaran menonton film bergenre horror dan terkesan sadis
sehingga mempengaruhi pola pikir anak tersebut dan meniru tindakan sadis
yang terdapat di film itu sampai akhirnya tega membunuh anak milik salah
satu tetangganya.
KESIMPULA
N
Teori Sosial Kognitif dari Bandura merupakan teori yang membahas mengenai
pemahaman perilaku yang melibatkan faktor kognitif, tingkah laku, dan
lingkungannya. Teori ini menekankan bahwa manusia dapat belajar melalui
pengalaman individu itu sendiri maupun belajar dari orang lain. Belajar dari
orang lain dapat dilakukan berupa pemodelan (modeling). Proses modelling
dilakukan melalui tahap pengamatan, pengingatan, reproduksi, dan motivasi.
Dalam teori sosial kognitif, self-efficacy juga merupakan komponen yang
berpengaruh besar dalam keberhasilan proses belajar. Self-efficacy ini
memberikan pengaruh penting terhadap motivasi seseorang karena
melibatkan keyakinan seseorang mengani segala sesuatu yang akan
dilakukannya.
Alwisol, Psikologi Kepribadian. 2012. (Malang: UMM Press)

Dale. H. Schunk. Learning theoris. An education perspektif. 2012. (Yogyakarta: pustaka pelajar, edisi ke enam)

Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone, Oliver P.John, Psikologi Kepribadian.

Sri Suwartini. Teori Kepribadian Social Cognitive: Kajian Pemikiran Albert Bandura Personality Theory Social Cognitive:
Albert Bandura. Al-Tazkiah. Vol 5, No. 1, Juni 2016

Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian. 2011. (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Anda mungkin juga menyukai