Anda di halaman 1dari 5

Metode Penelitian Ex Post Facto

Metode Penelitian Ex Post Facto. Salah satu jenis penelitian yang mempunyai
beberapa nama dan hendak dibahas dalam bab berikut adalah penelitian ex-post
facto. Penelitian ini disebut demikian, karena sesuai dengan arti ex-postfacto,
yaitu dari apa dikerjakan setelah kenyataan, maka penelitian ini disebut
sebagai penelitian sesudah kejadian.
Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula
peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran
kembali. Kerlinger (1986) memberikan definisi penelitian secara lebih formal.
Ex-postfacto research more ormarly as that in which the independent variables
have already occurred and in which the researcher starts with the observation of
a dependent variable.

Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian di mana variabel-variabel bebas


telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam
suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan
variabel bebas, maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah
terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali
jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.
Penelitian ex-postfacto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu correlational
study dan criterion group study. Jenis pertama, correlational study juga populer
disebut causal research dan, yang kedua disebut causal comparative research,
yaitu penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi
hubungan sebab akibat. Kedua jenis penelitian tersebut secara ringkas dijelaskan
pada bab berikut.

Contoh Penelitian Korelasi

Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi banyak


dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin
mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam
suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay, 1982)
yang menyatakan bahwa

Correlational research is a research study that involves collecting data in order to


determine whether and to what degree a relationship exists between two or
more quantifiable variables (Gay, 1982:430).
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian
korelasi, seperti yang dikatakan Gay, merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel
yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian, ada peneliti lain
seperti di antaranya Nazir yang mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam
penelitian deskripsi. Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan
sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian tersebut juga berusaha
menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel. Perbedaan pandangan tentang posisi penelitian
korelasi, tidak perlu diperdebatkan karena keduanya berpijak dari sisi yang
sedikit berbeda. Yang penting dalam hal ini adalah pilih metode ini secara tepat
agar dapat memecahkan permasalahan penelitian.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang
hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, di antaranya adalah
1) penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen,
2) memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata, dan
3) memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan
adakah hubungan antarvariabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian
untuk diteliti. Jika ada, berapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih,
derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi
simbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam
harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-)
menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan
arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.Jika ada hubungan antara
dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan
variabel tertentu yang terukur. Harga r = -1 atau +1 menunjukkan asosiasi
sempurna di antara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa
dua variabel berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara variabel satu
dengan variabel lainnya.

Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai


beberapa tujuan, di antaranya seperti yang disebutkan oleh Gay.
Correlational research is to investigate the extent to which variations in one
factor corresponde with variations in one or more other factors based on
correlation coefficients.
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga
pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu
1) Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan
pertanyaan, yaitu
2) Bagaimanakah arah hubungan tersebut? dan selanjutnya pertanyaan,
3) Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau
memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai
cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang
ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan
usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya
fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga, peneliti
juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana
peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan
dua variabel yang dianggap penting.
Di bidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan
penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan
signifikan dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai contoh,
misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi intemal, belajar
strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan sebagainya.
Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk
dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r > 0,80, peneliti
dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat (causal
comparative study) atau bahkan ke studi eksperimen untuk dapat mendapatkan
kepastian apakah hubungan tersebut memiliki sifat sebab-akibat.
1. Beberapa Kemungkinan Harga r
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti sering menyelidiki beberapa
variabel yang saling terkait. Dengan teknik statistik yang ada, mereka dapat
menganalisis hubungan tersebut dengan menggunakan korelasi ganda atau
korelasi sebagian (partial correlation).
Korelasi ganda menunjukkan asosiasi antara tiga variabel atau lebih yang
bekerja bersama-sama secara simultan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui

derajat asosiasi fenomena sosial antara kenakalan remaja, status sosial, dan
fasilitas rekreasi. Bidang pendidikan, IPK akademik, inteligensi, dan ketegangan
pada anak didik, ketika mereka menghadapi ujian.
2. Derajat Asosiasi Korelasi Ganda
Seringkali ditemui bahwa peneliti juga tertarik guna mencari derajat asosiasi
antara dua variabel setelah variabel lainnya dikontrol atau dieliminasi
pengaruhnya. Model korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi variabel di
atas disebut korelasi terpisah atau partial correlation.
Yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel
atau lebih adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan
sebab akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, 1984).
3. Menginterpretasi Koefisien Korelasi
Setelah koefisien korelasi dihitung, tiga pertanyaan korelasi yang muncul seperti
disebutkan di atas dapat dilakukan. Dengan pengamatan numerik, seorang
peneliti akan dapat melakukan interpretasi terhadap nilai koefisien. Pada studi
hubungan eksploratori interpretasi menekankan signifikansi statistik, sedangkan
studi prediksi pada umumnya tergantung pada keterangan peneliti pada
kuat/lemahnya koefisien korelasi. Keterangan prediksi secara teoretis dikatakan
lebih tinggi, bila dibandingkan dengan eksploratori, dan kurang memperhatikan
konsep signifikansi.
Pada butir ketiga, interpretasi memperhatikan nilai kuadrat koefisien korelasi. Ini
menunjukkan proporsi varian dalam satu variabel yang dapat diatributkan secara
linier pada variabel lainnya. Dengan kata lain, nilai tersebut menunjukkan jumlah
atau determinan dua variabel mempunyai kesamaan. Sebagai contoh, jika nilai r
= 0,5 maka jika digambarkan dalam diagram Venn, r2 = 0,25. Ini berarti faktor
determinan variabel A dan B adalah 25%, sedangkan sisanya 75% ditentukan
variabel lain yang mungkin kurang diperhitungkan.
Ada tiga butir penting bagi seorang peneliti dalam menginterpretasikan koefisien
korelasi yaitu sebagai berikut.
1. Koefisien merupakan angka simpel dan tidak perlu diinterpretasi dari harga
koefisien = +1, 0, -1.
2. Korelasi tidak perlu diartikan menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua
faktor, seperti yang telah diterangkan di atas. 3. Koefisien korelasi tidak perlu
diinterpretasikan secara absolut.
(Cohen dan Manion, 1981:128) menunjukkan harga r (hubungan) seperti berikut.
Nilai r = 0,20-0,35 menunjukkan hubungan dua variabel lemah walaupun
signifikan.
Nilai r = 0,35-0,65 menunjukkan hubungan sedang, umumnya signifikan pada
lebih dari 1 %, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi.

Nilai r = 0,65 0,85 menunjukkan hubungan cukup tinggi yang memungkinkan


peneliti melakukan prediksi dengan tepat.
Nilai r = > 0,85 menunjukkan hubungan antarvariabel tinggi, dan peneliti
dianjurkan melakukan prediksi grup secara tepat. Di samping itu, prediksi
individual juga dapat dilakukan dengan cermat.
Kapan seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi? Ketika peneliti
mempunyai beberapa alasan penting, di antaranya seperti berikut.
1. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel di mana
koefisien korelasi dapat mencapainya.
2. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang
muncul itu kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan
memanipulasi variabel-variabel tersebut.
3. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel dan
hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah
bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu tujuan penelitian
adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukkan adanya
asumsi hubungan antarvariabel.
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasi

Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut.


1. Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan,
ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk
mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara simultan.
2. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai
kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.
3. Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan
setting yang realistis.
4. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para
peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi
apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel.
Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun
hubungan sebab akibat.
Baca juga tentang Pengertian Penelitian Deskriptif dan Contoh Metode Penelitian
Deskriptif
Sumber : Sukardi, Ph.D., Metodologi Penelitian Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai