“ KOMUNIKASI KEPERAWATAN “
KOMUNIKASI PADA TAHAP PROSES KEPERAWATAN
“ PENGKAJIAN “
DI SUSUN OLEH :
KELAS 1B
Kelompok 1 dan 2
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
1.Fathia W. Latanda 1.Stevanus Dalope
2.Fitan M. Daud 2.Siti Hazriyanti Manopo
3.Mus’ab Ibnu Faizal 3.KhairunnisaDali
4.Zulfiyandri Biki 4.Dhea Wicita Salote
5.Salwa Salsabilah Gafar 5.Nurain Tuluki
6.Nabila S. Usman 6.Clara Saputri Ahmad
7.Diky Candra H. Sugeng 7.Fadjrin Ruchban
manusia tidak bisa lepas dari aktivitas komunikasi.perawat sebagai salah satu
profesi kesehatan yang mempunyai waktu paling lama berinteraksi dengan klien
kejujuran dan ketulusan disertai dengan komitmen yang kuat untuk memberikan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas rahmad
i
keperawatan ini merupakan cabang dari ilmu keperawatan dasar yang harus
dikuasai dan mampu di aplikasikan oleh perawat atau petugas kesehatan lainnya
karakteristiknya.
Penggunaan buku ini, selain sebagai buku acuan pengajaran, juga diharapkan
merupakan karya pertama dari penulis,tentunya penyusunan buku ini masih jauh
dari kesempurnaan.untuk itu penulis dengan tulus membuka diri atas berbagai
masukan atau kritik demi kesempurnaan buku ini.semoga buku ini merupakan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. PENGKAJIAN..................................................................................................................4
B. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI MELALUI PROSES KEPERAWATAN
................................................................................................................................................5
C. TUJUAN PENGKAJIAN.................................................................................................6
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Pengkajian
dilakukan oleh perawat dalam rangka pengumpulan data klien. Data klien
informasi/catatan dari tenaga kesehatan lain, dan dari keluarga klien. Hampir
dipastikan bahwa semua data yang didapat tersebut diperoleh melalui proses
tidak langsung (nonverbal). Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa proses
B. TUJUAN
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi keperawatan yaitu
1
- Untuk mengeidentifikasi pelaksanaan komunikasi dalam tahapan proses
keperawatan
keperawatan
keperawatan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Tahap awal dari proses keperawatan adalah pengkajian. Perawat atau
1. Wawancara
3. Observasi
tes diagnostik.
C. TUJUAN PENGKAJIAN
Pengkajian bertujuan untuk mengetahui :
- Status Kesehatan
- Ketidakmampuan Fungsional
- Kekuatan
3
- Keterbatasan
- Harapan
Pengkajian
Fase dari pengkajian meliputi : pengumpulan data, analisis data,
Pengumpulan data
Perawatmengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat, dan lengkap.
Saat mengkaji, perawat atau mahasiswa tidak boleh membuat kesimpulan atau
data dilakukan seiring dengan pemilahan data. Pemilahan ( data mana yang
penting dan tidak penting ) dan penentuan jenis data yang dikumpulkan dapat
dibantu dengan pemetaan konsep. Kita pun dapat mengajukan pertanyaan lain
untuk membantu dalam memahami respons klien secara lebih baik. Pengumpulan
data dilakukan melalui dua tipe, yaitu : pengkajian dasar ( pengkajian screening )
4
kesehatan dan mengidentifikasi fungsi pola kesehatan yang bermasalah ( Gordon
hanya mengambil hal yang perlu saja berdasarkan keluhan dan masalah utama
yang dialami oleh klien ( carpenito dan moyet 2000). Tujuannya untuk mengubah
komprehensif.
mengukur suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan output urin. Hal-hal di atas
menanyakan masalah yang terfokus pada kondisi luka saja. Saat wawancara dapat
pemeriksaan fisik perawat dapat melihat kondisi luka berupa jahitan, luas luka,
terfokus.
Pengkajian dasar
Pengkajian terfokus
5
Berikut ini merupakan contoh masalah sesuai dengan penjelasan sebelumnya.
enam pertanyaan, who (siapa), what (apa), where (di mana), when (kapan), how
- Klien.
- Orang terdekat,
SIAPAKAH sumber data?
- Tenaga kesehatan lain,
- Catatan medis,
- Catatan lainnya.
- Tinjauan literature,
- Pengalaman perawat,
6
- Data objektif
- Sekolah
lainnya
- Wawancara
BAGAIMANAKAH data
dikumpulkan? - Observasi sistematis
- Pengkajian fisik
7
Masalah dalam pengumpulan data:
4. Duplikasi data.
5. Mispersepsi data.
observasi.
10. Selalu membuat kesimpulan sendiri dari masalah yang didapat tanpa
Sumber-sumber Data
1. Klien.
4. Catatan medis.
5. Catatan lainnya.
6. Tinjauan literatur.
7. Pengalaman perawat.
Tipe Data
8
Selama pengkajian, perawat mendapat dua tipe data, yaitu data subjektif
dan objektif.Data subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsi klien
tentang masalah kesehatan mereka (Potter dan Perry 1997).Pada klien anak atau
bayi, data subjektif didapat dari orangtua atau sumber lainnya.Data objektif adalah
data yang didapat dari pengamatan, observasi, dan pengukuran atau pemeriksaan
2. Observasi sistematis.
3. Pengkajian fisik
1. Wawancara
spesifik dan difokuskan pada area dengan di isi yang spesifik.Ada dua tipe
tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan kepada keluarga klien, perawat,
9
tersebut.Contoh : perawat menantakan kepara klien tentang masalahPencernaan,
seperti mual dan tidak ada nafsu makan. Klien mengeluhkan sebagai masalah
pada pemecahan masalah yang lebih speisfik, seperti berapa banyak porsi yang di
Contoh: klien melaporkan bahwa kurang nafsu makan telah dialami selama dua
hari. Perawat akan bertanya lebih mendalam lagi dengan menanyakan penyebab
dari kurang nafsu makan? Kapan klien mengalami kurang nafsu makan?Dan
apakah tindakan yang sudah dilakukan klien untuk meningkatkan nafsu makan?
Pertanyaan yang bersifat lebih relevan pada masalah klien, akan memandu
nyeri dada anda terjadi setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan?" Atau
"apakah pada saat anda mengalami nyeri dada, anda berkeringat, nyeri lambung,
10
rephrasing misalnya dengan mengajukan pertanyaan, " anda senang nyeri dada
b. Inferring
Inferring merupakan pengambilan kesimpulan atas apa yang bersifat untuk
c. Memberikan informasi
Pada saat wawancara, kita dapat memberi- kan informasi. Informasi ini
digunakan untuk menggali lebih dalam permasalahan klien. Contoh: "Ibu tahu,
biasanya orang yang sakit maag itu, sakit pada ulu hati dan berkeringat."
d. Focusing
Focusing merupakan teknik mengklarifikasi persepsi atau
e. Mendengar aktif
- Mendengar aktif dilakukan dengan: Duduk diam.
- Kurangi gangguan (suara ribut, kece- masan pada perawat, nyeri pada
11
- Mempertahankan kontak mata.
- Posisi sejajar dengan lawan bicara. Respons terhadap isi dan perasaan
yang
disampaikan.
f. Sikap (attitude)
Ketertarikan,penerimaan, dan sikap perawat merupakan hal yang penting
saat berinteraksi dengan klien. Klien akan menjadi kooperatif dan berpartisipatif
jika perawat menggunakan pendekatan yang tenang dan perhatian pada klien.
g. Percaya (trust)
Trust diartikan dengan sikap perhatian dan caringseorang perawat.
Perawat yang dapat dipercaya akan membuat klien merasa aman, ada beberapa
kondisi yang dapat digunakan dalam mengembangkan rasa percaya klien kepada
perawat :
- Menepati janji
- Bersikap tertarik
12
- Memberikan perasaan aman kepada klien
h. Empati
Empati diartikan sebagai suatu perasaan yang dapat turut merasakan apa yang
dirasakan klien, kalimat yang biasa digunakan "Saya dan kamu" atau "Saya
a. Persiapan
- Baca format sebelumnya.
- Berikan privasi.
- Hindari keributan.
- Kurangi distraksi.
senanginya.
13
Gunakan dan terima diam (silent) sesaat.
2. Observasi sistematis
Kemampuan melakukan observasi bergantung pada tingkat pengetahuan
dan kemampuan melakukan observasi, jika melakukan observasi pada luka post
op, maka perawat/mahasiswa akan lebih mengamati pada kondisi luka (luas,
3. Pengkajian Fisik
Keterampilan saat pengkajian fisik merutubuh mulai dari kepala sampai
maupun resiko. data laboratorium yang di dapat, lalu di bandingkan dengan nilai
standar atau normal sesuai dengan jenis pemeriksaan, usia, dan jenis kelamin.
14
pemeriksaan di laboratorium di lakukan sesuai dengan gejalah dan
kualiditas dari suatu penyakit. untuk mendukung data, baik pada msalah aktual
laboratorium dan diagnosis terhadap masalah yang di temukan pada klien. contoh:
klien dengan diagnosis medis typhus abominalis, saat di kaji klien mengeluh
nyeri pasa abdomen, mual, dan lemah. untuk memastikan antara diagnosis dan
ANALISIS DATA
harus bisa mengambil keputusan dan memilih mana data yang oenting dan tidak.
perawatan dengan baik, anda harus belajar memmbuat validas secara tepat. sejalan
15
validitas data. setiap data yang di dapat, kemudian di analisis sesuai dengan
masala.
data.
PENGELOMPOKAN DATA
setelah data subjektif dan objektif terkumpul, di intergretasikan, dan telah
jahtera. Hal tersebut karena data yang didapat pada masalah keperawatan sejahtera
hanya dua, yaitu usaha peningkatan kesehatan dan keadaan kondisi sehat
(Carpenito dan Moyet 2007).Se- lain itu, bagi perawat pemula/mahasiswa di-
tuntut untuk memahami konsep masalah atau penyakit dengan baik, sehingga
16
berhubungan dengan kesehatan, kualitas hidup, dan pencapaian
kemampuan manusia.
diagnosis.
2. Model Nonkeperawatan
Kerangka kerja dari disiplin ilmu lain yang dapat digunakan untuk
Model sistem tubuh (medical) digunakan untuk mengidentifikasi data yang bisa
etiologi, data pendukung (laboratorium dan diagnosis), serta faktor- faktor yang
berhubungan.
Dokumentasi Data
Dokumentasi merupakan bagian terakhir dari pengkajian.Informasi yang
didapatkan dari sumber-sumber data harus ditulis pada format secara lengkap dan
relevan. Pada saat membuat dokumentasi, tulislah sesuai dengan apa yang
17
disampaikan oleh klien dan sesuai dengan apa yang dilihat, diraba, dan di dengar
oleh perawat, khususnya untuk data subjektif. Setiap informasi atau data yang
didapatkan harus segera dimasukkan pada format, sehingga data tidak hilang atau
lupa.Data yang dicatat pada format dapat memuat data normal maupun abnormal.
Menurut Camp dan Iyer (1999), ada beberapa langkah saat mendokumentasi hasil
banyak penafsiran.
- Jelaskan apa yang terlihat, terdengar, terasa, dan tercium pada saat
pengkajian.
18
Timing (Waktu). Kapan nyeri mulai terjadi? berapa lama nyeri terjadi?
apakah nyeri datang tiba-tiba atau bertahap?, dan seberapa sering nyeri
terjadi?
19
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian merupakan komponen penting (critical) dalam proses
keperawatan. Pengkajian yang tidak lengkap dan tidak benar dapat menyebabkan
secara lebih komprehensif dan efisien. Selain itu, mahasiswa harus bisa
menggunakan salah satu cara tersebut sesuai dengan kondisi ruangan di pelayanan
kesehatan.
cakup data fokus dan komprehensif. Lebih jelas- nya lagi mengenai fase dari
20
DAFTAR PUSTAKA
21