Anda di halaman 1dari 9

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

“ KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TENAGA KESEHATAN“

Disusun oleh:

KELOMPOK : 7

Indra Permana  08190100053

Len Wirda Sitanggang  08190100063

M. Rajab Warjukni  08190100058

Nedi Adi Pantasa  08190100006

Novi Triwanto   08190100076

Reni Puspita Sari  08190100086

Rojabna Saputra  08190100049

Tetty Octavia Siburian  08190100001

Yance Tampani  08190100046

Yusmaidalena Harahap  08190100002


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pelaksanaan kegiatan

1. Pokok bahasan : komunikasi terapeutik pada tenaga kesehatan


2. Sasaran : perawat dan tim medis lainnya
3. Metode : ceramah dan Tanya jawab
4. Waktu
 Hari / tanggal : jumat 31- juli - 2020
 Jam : 18:30 – 19:00
 Waktu : 30 menit
 Penyuluh : kelompok 7
:
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan perawat dan tim medis lainya dapat
memahami dan menambah wawasan mengenai cara komunikasi efektif.
2. tujuan khusus
Setelah menerima penyuluhan selama 1 x 30 menit, perawat dan tim medis lainya
mampu
a. mengetahui sikap dan prilaku dalam komunikasi
b. mengetahui tentang komunikasi interpersonal
c. mengetahui komunikasi dalam penyampaian berita
d. mengetahui komunikasi efektif dengan tenaga kesehatan lainnya
3. materi

a. Pengertian komunikasi efektif


b.  komunikasi interpersonal
c.  komunikasi interpersonal dalam keperawatan
d. komunikasi antara perawat dengan tenaga kesehatan lainya
e. komumikasi antara perawat dengan sejawat perawat
4. kesimpulan
Perawat dan tenaga keseahatan lainya dapat memahami tentang komunikasi efektif
5. pengatutan kegiatan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


Pembukaan Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan dan memperhatikan
1 5 menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan  dan memperhatikan
 Menjelaskan kontrak: waktu.topik,
tempat serta tujuan penyuluhan
2 20meni Pelaksaan
t  Mengkaji pengetahuan peserta
 Mengemukakan pendapat
tentang komunikasi efektif
 Menjelaskan tentang komunikasi
 Mendengarkan dan memperhatikan
interpersonal
 Menjelaskan tentang komunikasi  Mendengarkan dan memperhatikan
interpersonal dalam keperawatan  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan tentang komunikasi
 Mendengarkan dan memperhatikan
antara perawat dengan sejawat
perawat  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan tentang komunikasi  Mendengarkan dan memperhatikan
antara perawat dengan tenaga
kesehatan lainya

3 5menit Penutup  Menyimpulkan materi


 Menyimpulkan materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan
 Melakukan evaluasi
 Menutup punyuluhan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam
Lampiran materi

A. Definisi komunikasi efektif


Menurut Jalaluddin R (2007) dalam buku Psikolog Komunikasi menyebutkan,
komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat
menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan
sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan

B. Komunikasi interpersonal
1. Judy C. Pearson, dkk (2011)
Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan pesan-pesan
untuk mencapai kesamaan makna antara-paling tidak antara dua orang
dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama
bagi pembicara dan pendengar.
2. Joseph A. DeVito (2013)
Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua
(atau kadang kadang lebih dari dua) orang yang saling tergantung satu sama
lain.

3. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi


mencakup dua bagian yaitu:
a. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-
komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh
satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik
dengan segera.
b. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik
langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
C. Komunikasi interpersonal dalam keperawatan
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal yang efektif yang harus diperhatikan yaitu:
 Jelas dan ringkas
 Perbendaharaan kata
 Arti denotatif dan konotatif
 Selaan dan kesempatan bicara
 Waktu dan relevansi
 Humor

b. Komunikasi Non- Verbal


1. Metakomunikasi
2. Penampilan personal
3. Intonasi (nada suara)
4. Ekspresi wajah
5. Sikap tubuh dan ekspresi wajah
6. Sentuhan
7. Perkembangan presepsi
8. Latar belakang budaya
9. Emosi
10. Pengetahuan
11. Peran
12. Tatanan interaksi

D. Komunikasi antara perawat dengan tenaga kesehatan lainya


Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan
berbagai anggota tim kesehatan lainnya. Unsur yang membentuk
hubungan perawat dengan klien juga dapat diterapkan dalam
hubungan sejawat yang berfokus pada lingkungan kerja yang sehat
dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini berfokus pada:
a. Pembentukan tim.
b. Fasilitasi proses kelompok.
c. Kolaborasi.
d. Konsultasi.
e. Delegasi.
f. Supervisi.
g. Kepemimpinan.
h. Manajemen.
E. Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima
kualitas umum ( Devito, 1997, p.259-264 )  yang dipertimbangkan
yaitu
a. Keterbukaan
b. empati (empathy),
c. sikap mendukung (supportiveness),
d. sikap positif (positiveness), dan
e. kesetaraan (equality).

F. Komunikasi antara perawat dengan sejawat perwat


Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan
sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina
hubungan baik dengansesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya.
Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai rasa saling
menghargai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga
dan benci.
G. Komunikasi antara perawat dengan Dokter
Komuniaksi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari
kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas
secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang
tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan
data-data asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter
untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan
lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dengan baik berawal dari
komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.

H. Komunikasi antara perawat dengan Ahli Giz


Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan
hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang
bermutu. Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka
perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang
digunakan pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi
pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat
tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara perawat dan
ahli gizi

I. Komunikasi antara perawat dengan Ahli Farmasi


Dalam berkomunikasi kepada tenaga kesehatan farmsi, perawat membantu klien
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab
dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan
lainnya. Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat
dan efek smaping dari semua obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak
tersedia dalam buku referensi standar seperti buku-teks atau formula rumah sakit,
maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.

J. Komunikasi atara perawat dengan Ahli Teknik Laboratorium Medik


Ahli teknik laboratoruim medic ditugaskan untuk mengambul, memeriksa dan
melaporkan hasil pemeriksaan laboratoruim kepada dokter. Dalam hal ini
komunikasi antar petugas laboratorium dengan perawat harus sesuia dengan SOP
dan bentuk kolaborasi agar tiadak terjadi mis komunukasi antara tenaga
kesehatan. Misalnya dalam pengambilan sampel darah atau dahak untuk dapat
diambil diperiksa, tentu harus jelas identitas dan juga kondisi pasien saat itu tentu
perawat sebagai perawat yang menjaga pasien selama 24 jam. Adanya
komuniukasi efektif yang berjalan agar tidak salah dalam penanganan pasien
untuk pengambilan sampelnya, tentu perawat dan laboratorium harus
berkomuniukasi dengan baik.

K. Kesimpulan
 Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa
berkolaborasi dengan profesi lain.
 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memehara kerahasiaan suasana
 lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
 Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.
 Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang
tak bisa dipisah – pisahkan dan disendirikan.

Daftar pustaka

Aprianingsih., Hippy, N. S. I., 2003. Metode pendidikan kesehatan masyarakat,


Ed. 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Basuki, Endang. 2008. Komunikasi antar Petugas Kesehatan. Dalam Majalah
Kedokteran Indonesia vol. 58 no. 9
Effective Interprofessional Teams. 2008.
http://www.cmnzl.co.nz/assets/sm/8307/61/InterprofessionalTeamworkFri2pm.
pdf [Accessed: 7 Juli 2020]
Interprofesssional Education (IPE), Communication,and Interprofesional
Teamwork. http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/downlo
ad/598/589 [Accessed: 7 Juli 2020]
Kumala, P. 1995. Manajemen pelayanan kesehatan primer. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi Publisher
Sudarma, M. 2008. Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Unm.edu. (n.d.). Definitionof Communication. [Online] Available
from :http://www. unm.edu/~devalenz/handouts/defcomm.html [Accessed 7 Juli
2020]

Anda mungkin juga menyukai