Anda di halaman 1dari 13

Hipertensi Dalam

Kehamilan
Kelompok 7
1. Yance
2. Ayu dwi putri
3. Mega Hartanti
4. Ani widyawati
5. Yuhesti
6. Endang rosalina
7. Leli lisnawati
8. Billy
Latar  TUJUAN PENULISAN
belakang
Hipertensi dalam kehamilan Mahasiswa mampu
(HDK) memengaruhi sekitar 10% memahami teori dan
dari semua perempuan hamil di asuhan keperawatan pada
seluruh dunia. Penyakit dan ibu hamil dengan
kondisi ini termasuk preeklampsia
dan eklampsia, hipertensi
hipertensi
gestasional dan hipertensi kronik.
A. Pengertian
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam
kehamilan dimana tekanan darah sistoldiatas 140 mmHg dan
diastoldiatas 90 mmHg atau adanya peningkatan tekanan
sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan
diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar.
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang
terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada
bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu
usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya
normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90
mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan
tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Junaidi,
2010).
B. Penyebab
Primigravida, primipaternitas

Hiperplasentosis, misalnya:
molahidatidosa, kehamilan multiple

Umur

Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/


eclampsia

Penyakit- penyakitginjal dan hipertensi

Obesitas
C. klasifikasi
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali di
diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai12 minggu pasca persalinan.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah pre
eklampsi yang disertai dengan kejang-kejang dan/ataukoma.
Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed
upon chronic hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda-
tanda pre eklampsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang
setelah 3 bulan pasca persalinan atau kematian dengan tanda-tanda
preeklampsi tetapi tanpa proteinuria (Prawirohardjo, 2013).
D. Patofisiologi
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam
kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vaso
spasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan
karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi
arteri terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan
melebar yang berselang-seling. Kerja vaso spastik tersebut
merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah
dan penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya
pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh
darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan
dilepaskan kedalam inter endotelium. Kerusakan pembuluh darah
akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan
akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler
keruang ekstra vaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema .
E. PENATALAKSANAAN

Beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :


Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukupi stirahat dan tirah baring.
Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan
rendah lemak.
Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4
kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering,
terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap
2minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali
seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
Pembatasan aktivitas fisik.
Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan,
karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfus
iplasenta dan memiliki efek yangmerugikan bagi janin.
F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

1. Pengkajian 2. Pemeriksaan fisik


• Anamnesa 3. Pemeriksaan penunjang
 Identitas umum ibu  Pemeriksaan darah
 Data Riwayat Kesehatan lengkap
 Riwayat Perkawinan  Urinalisis

 Riwayat Obstetri  Pemeriksaan fungsi hati


 Tes kimia darah

4. Radiologi
 Ultrasonografi
 Kardiotografi
G. Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan kurang suplai oksigen kejaringan
Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi
integras sensori)
Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi
H. PERENCANAAN

 Pola nafas tidak efektif : NOC: Satus Pernafasan.


NIC: monitor vital sign, monitor pernafasan, Pengaturan posisi
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer : NOC: Perfusi jaringan
perifer NIC Oxygen therapy (terapi oksigen), Peripheral Sensation
Management (menajemen sensasi perifer)
 Nyeri : NOC: Kontrol nyeri NIC: Manajemen Nyeri
 Resiko cedera : NOC: Kejadian jatuh NIC: Manajemen lingkungan,
Perawatan kehamilan resiko tinggi
 Intoleran aktifitas: NOC: toleransi terhadap aktifitas, NIC: terapi
aktifitas
 Ansietas: NOC: Tingkat kecemasan, NIC: Pengurangan
kecemasan, Terapi relaksasi,
 IMPLEMENTASI

Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi


keperawatan keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau
kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki
keluarga. Implementasi diprioritaskan sesuai dengan kemampuan
keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga (Sudiharto,
2007).
 EVALUASI

Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis


keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau
timbul masalah baru.Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat
menilai pencapaian tujuan yang di harapkan dan tujuanyang
telah di capai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul
masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian
lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti dengan
rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga
(Sudiharto, 2007).
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai