Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan 9

Tutor : Nurul Fauziah, S.Kep, M.Med.Ed

Submateri pertemuan:
1. Prinsip Etik Keperawatan
2. Teknik Komunikasi Terapeutik

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


PRINSIP ETIK KEPERAWATAN

1. Otonomi (Autonomy)
yaitu menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang tindakan perawatannya.

2. Berbuat baik (Beneficience)


yaitu hanya melakukan sesuatu yang baik untuk pasien dan keluarga. Prinsip ini menuntut perawat
untuk melakukan hal yang baik untuk mencegah terjadinya kesalahan atau malpraktik.

3. Keadilan (Justice)
yaitu praktik profesional keperawatan yang sesuai dengan hukum standar praktik, tidak membeda-
bedakan pasien, dan keyakinan yang benar dalam memberikan pelayanan kesehatan.

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


yaitu tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologis terhadap klien. Prinsip ini berarti
segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya/ cedera secara fisik dan
psikologik.

5. Kejujuran (Veracity)
yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang penuh dengan kebenaran, informasi yang disampaikan
akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada.

6. Menepati janji (Fidelity)


yaitu menepati janji dan komitmen terhadap klien. Perawat harus memiliki komitmen menepati janji
dan menghargai komitmennya kepada klien.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)
yaitu menjaga kerahasiaan informasi pribadi pasien.

8. Akuntabilitas (Accountability)
yaitu standar profesionalitas perawat yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)


Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan
verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan.

2. Menunjukkan penerimaan (accepting)


Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan
orang lain, tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Sikap perawat yang
menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut.
a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
b. Memberikan umpa n balik verbal yang menampakkan pengertian.
c. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
d. Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan,
e. Menghindari untuk mengubah pikiran klien.
f. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya mengerti apa
yang bapak-ibu inginkan”.

3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan


Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai
klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan
kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.

4. Mengulang (restating/repeating)
Mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat. Teknik
ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.

5. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini
digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa yang
dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien.
Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan hidup? ”

6. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik
dan dimengerti.

7. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil
pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus
bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.

8. Memberi informasi (informing)


Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan
informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang
ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi
disampaikan, perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

9. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi
pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu.
Diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.

10. Identifikasi tema (theme identification)


Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan
secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum
meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum
melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.

11. Memberikan penghargaan (reward)


Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien.
Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien
melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian.

12. Menawarkan diri


Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien
tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Perawat dapat menawarkan
kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan

13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan


Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam
membuka pembicaraan.

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan


Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat menganjurkan atau
mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat
sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan
dibicarakan selanjutnya.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


15. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan perasaannya
sebagai bagian dari dirinya sendiri.

16. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK (RESUME)

Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat-Klien

No Fase Aktivitas
1 Pra interaksi Fase pra-interaksi merupakan fase persiapan yang dilakukan
(persiapan) perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasien.
Misalnya, pada fase ini perawat mencari informasi tentang klien
sebagai lawan bicaranya, lalu kemudian merancang strategi untuk
pertemuan pertama dengan klien/pasien, memberitahu akan ada
rencana kegiatan (hanya memberitahu, bukan detail kegiatan)
1. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri (evaluasi
diri)
2. Menganalisis kekuatan profesional diri dan keterbatasan
(evaluasi diri)
3. Mengumpulkan data tentang klien (jika mungkin)
4. Merencanakan untuk pertemuan pertama dengan
klien/keluarga

2. Perkenalan dan a. Tahap Perkenalan


Orientasi Merupakan kegiatan yang dilakukan perawat saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan klien/ keluarga.

b. Tahap Orientasi
Tahap ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya. Tujuan tahap ini adalah menvalidasi kekurangan data,
rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini dan
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. umumnya dikaitkan dengan
hal yang telah dilakukan bersama klien.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5


Tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase
orientasi ini sebagai berikut.
1) Memberikan salam terapeutik
Contoh: “Assalamualaikum, selamat pagi”, dan sebagainya.
2) Evaluasi dan validasi perasaan klien
Contoh: “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ibu tampak segar hari
ini”.
3) Melakukan kontrak hubungan dengan klien, meliputi kontrak
tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat.

4 Kerja Fase kerja merupakan fase dimana perawat mulai melakukan


pekerjaan/melaksanakan kontrak tindakan yang telah disepakati.

5 Terminasi 1. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat


dengan klien/pasien, setelah hal ini perawat dan klien/pasien
masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai
dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama.

2. Terminasi akhir adalah akhir pertemuan perawat dengan


klien/pasien, hal ini dapat disebabkan karena perawat tersebut
pindah dinas/kerja ke Rumah Sakit lain ataupun pasien telah
sembuh dan diperbolehkan pulang.

Isi fase terminasi:


- Evaluasi data objektif (DO) dan data subjektif (DS).
- Rencana tindak lanjut.
- Kontrak yang akan datang

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6

Anda mungkin juga menyukai