1-30
Oleh:
Ns. Arintan Nur Safitri, S.Kep., M.Kep.
1 Komunikasi Terapeutik
“Baik ibu, untuk langkah yang terakhir, Ibu bisa lakukan tarik nafas dalam,
tahan selama 4 detik, kemudian batukkan sekuat-kuatnya. Mari kita ulangi
kembali”. Fase komunikasi terapeutik yang menunjukkan pernyataan
diatas adalah ....
a. Tahap Kerja
b. Tahap Terminasi
c. Tahap Orientasi
d. Tahap Interaksi
3 Pembahasan
Pernyataan “Baik ibu, untuk langkah yang terakhir, Ibu bisa lakukan
tarik nafas dalam, tahan selama 4 detik, kemudian batukkan sekuat-
kuatnya. Mari kita ulangi kembali” merupakan tahap kerja dimana
perawat memasuki fase pelaksanaan rencana tidakan keperawatan
yaitu edukasi batuk efektif.
4 Komunikasi Terapeutik
“Oh, begitu ya Bu. Jadi Ibu takut dioperasi karena sebelumnya belum
pernah mengalaminya dan sekarang ibu merasa cemas ya.” Termasuk
apakah teknik komunikasi terapeutik dalam pernyataan diatas ?
a. Klarifikasi
b. Focusing
c. Validasi
d. Restating
6 Pembahasan
Seorang klien (30 tahun) datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan demam
tidak kunjung turun sejak 1 hari yang lalu. Setelah dicek PCR hasil menunjukkan
potitif (+) Covid-19. Perawat segera mengantar pasien tersebut ke ruang
perawatan. Alat pelindung diri apakah yang tepat dikenakan oleh perawat di ruang
perawatan tersebut?
a. APD level II : Cap, goggle, masker bedah 3ply, handscoon sekali pakai dan
gown
b. APD level II : Cap, goggle, masker N95, handscoon sekali pakai dan gown
c. APD level III : Cap, goggle, masker bedah 3ply, handscoon sekali pakai, gown
dan boots
d. APD level III : Cap, goggle, masker N95, handscoon sekali pakai, coverall dan
boots
6 Pembahasan
APD level II dipakai oleh tenaga medis dan paramedis dalam cakupan :
- Goggle
- Cap (penutup kepala)
- Masker bedah 3 ply
- Sarung tangan sekali pakai
- Gown
Sumber : Standar alat pelindung diri (APD) untuk penanganan Covid-19 di Indonesia. Jakarta:
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
8 Penggunaan APD
Cakupan APD untuk tenaga medis dan paramedis level I adalah sebagai
berikut:
● Tempat praktik umum dan kegiatan yang tidak menimbulkan aerosol
● Triase pra-pemeriksaan, bagian rawat jalan umum
● Supir ambulance yang mengantarkan pasien, tidak kontak langsung,
kabin terpisah
Seorang perawat bertugas di ruang ICU isolasi covid-19. Perawat tersebut sedang
melakukan persiapan sebelum masuk ke ruang ICU. Hal yang harusdiperhatikan
dalam langkah-langkah penggunaan APDyang benar adalah...
a. Cek kelayakan APD – menggunakan sepatu boots – hand hygiene – memakai
gown – masker – goggle – cap – sarung tangan yang menutupi lengan gown
b. Cek kelayakan APD – memakai gown – menggunakan sepatu boots – hand
hygiene – masker - goggle - cap – sarung tangan yang menutupi lengan gown
c. Cek kelayakan APD – hand hygiene – menggunaan sepatu boots – memakai
gown – masker – google – cap – sarung tangan yang menutupi lengan gown
d. Cek kelayakan APD – hand hygiene – memakai gown – menggunakan sepatu
boots – masker – goggle – cap- sarung tangan yang menutupi lengan gown
9 Pembahasan
- Petugs kesehatan masuk ke ruang antero room setelah memakai scrub suit di ruang ganti
- Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan tidak rusak
- Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan 6 langkah
- Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas sudah menggunakan sepatu yangtertutup,
makacukupmemakai pelindung sepatu (shoe cover) dengan cara memakai diluar sepatu dan menutupi
celana panjang
- Pakai gaun bersih yang menutupibadan dengan baik dengan cara memasukan bagian leher, kemudian
mengikat tali ke belakang
- Pasang masker bedah dengan cara letakan masker tepat di depan hidung dan mulut dengan memegang
kedua tali dan dikat ke belakang
- Pasang pelindung mata dengan rapat
- Pasang pelindung kepala dengan menutupi seluruh bagian kepala
- Pasang sarung tangan sampai menutupi lengan gaun
Sumber : Standar alat pelindung diri (APD) untuk penanganan Covid-19 di Indonesia. Jakarta: Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19
10 Penggunaan APD
Seorang laki-laki (68 tahun) dirawat di ruang isolasi dengan CKD Stage 5
terkonfirmasi positif COVID-19. Hasil pengkajian: Terpasang trakeostomi, suara
napas gurgling, RR 25x/menit, HR100x/menit, TD 100/70 mmHg. Saat ini perawat
akan melakukan suction pada trakeostomi pasien.
Manakah tindakan aman diri perawat yang tepat dilakukan perawat?
a. Menggunakan APD level 1
b. Menggunakan APD level 3
c. Menggunakan APD level 2
d. Menggunakan masker dan sarung tangan saja
10 Pembahasan
Berdasarkan data diatas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat adalah melakukan
suction yang memungkinkan timbulnya aerosol sehingga perawat harus menggunakan APD
level 3. Penggunaan APD pada Penanganan Covid 19 menurut KEMENKES RI:
1. Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum dimana
kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol. APD yang
dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan sarung tangan pemeriksaan.
2. Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas laboratorium
yang bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga dilakukan pengambilan
sampel non pernapasan atau di laboratorium, maka APD yang dibutuhkan adalah
penutup kepala, google, masker bedah, gaun, dan sarung tangan sekali pakai.
3. Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan pasien
yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan tindakan bedah yang
menimbulkan aerosol, maka APD yang dipakai harus lebih lengkap yaitu penutup kepala,
pengaman muka, pengaman mata atau google, masker N95, cover all, sarung tangan
bedah dan sepatu boots anti air.
11 Prinsip Etik
Ny. D (35 tahun) mengeluhkan terdapat benjolan di payudara kanan dan terasa
nyeri ketika ditekan. Setelahnya, dokter menyarankanpasienuntukmelakukan
pemeriksaan penunjang Biopsi dan hasil pemeriksaan tersebut klien di diagnosa
Ca mammae stadium II. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan dan rencana tindak
lanjut kepada pasien dan keluarga. Namun, klien mengatakan bahwa hasil
pemeriksaan tersebut salah dan diagnosa dari dokter pun salah. Klien ingin
mengecek ulang kondisinya dengan mengganti dokter baru untuk menjadi
penanggungjawabnya. Fase berduka yang sesuai dengan situasi diatas adalah ....
a. Bargaining
b. Anger
c. Denial
d. Depresi
12 Pembahasan
Klien mengatakan hasil pemeriksaan biopsi yang dilakukan salah dan dokter penanggung jawab salah dalam
menyampaikan diagnosa klien yaitu Ca Mammae stadium II. Dalam pernyataan tersebut, klien mengalami fase
denial dimana klien tidak bisamenerima kondisinya bahkan setelah dilakukan pemerisaan penunjang biopsi.
- Denial (penyangkalan)
Reaksi awal seorang individu ketika mengalami kehilangan adalah tidak percaya, syok, diam, terpaku,
gelisah, berperilaku seperti hal normal biasanya.
- Anger (marah)
Tahapan kedua seseorang akan mulai menyadari kenyataan kehilangan. Perasaan marah yang timbul terus
meningkat, yang diproyeksikan kepada orang lain atau benda disekitarnya.
- Bargaining (Penawaran)
Berusaha kembali ke masa lalu. Umumnya ditandai dengan pengandaian seperti, “seandainya”, “andai saja”
- Depresi
Dampak nyata dari suatu proses kehilangan. Klien menarik diri dari lingkungan, tampak putus asa, tidak mau
bicara dengan orang lain, merasa tidak berharga, sulit tidur, menolak makan
- Acceptance (penerimaan)
Fokus pemikiran terhadap sesuatu yang hilang mulai berkuran. Klien sudah mempu menerima situasi yang
terjadi dengan lapang dada, hingga sesuatu yang hilang tersebut mulai dilepaskan secara bertahap dan
dialihkan ke objek yang lain.
Perawatan Pasien
13
Paliatif
● Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
Pada kasus tersebut, klien terlihat tegang dan cemas saat dilakukan pengukuran tekanan darah
oleh perawat. Ketika dikonfirmasi oleh perawat, ternyata klien cemas terhadap penyakit
hipertensinya. Perawat melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik dan
menyisipkan humor yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien
agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darahnya.
Konsep terapi modalitas seringkali diintegrasikan dengan tindakan keperawatan. Jenis terapi
humor termasuk dalam jenis terapi komplementer yakni intervensi tubuh dan pikiran.
Humor theraphy atau terapi humor adalah penggunaan humor untuk mengurangi rasa sakit
fisik atau emosional dan stres. Tujuannya adalah mengurangi stres dan meningkatkan kualitas
hisup seseorang. Perawat dapat melakukan terapi ini di saat melakukan kegiatan keperawatan
yang lain, misalnya ketika melakukan konseling kesehatan, menyiapkan fooding atau pada saat
melakukan kegiatan santai dengan pasien.
Sumber : Abidin, Z. 2019. Buku Ajar Keperawatan Komplementer. Jember: Universitas Jember
Tindakan terapi
17
komplementer
Tubuh manusia memiliki aliran energi hidup atau energi sehat yang di kenal dengan berbagai
nama seperti prana, Chi, tenaga dalam atau energi 5 elemen (E5E). Tujuan terapi energi adalah
mengembalikan keseimbangan energi pada kedua kutub tubuh manusia .
Macam-macam terapi energi baik dengan sentihan maupun tanpa sentuhan adalah sebagai
berikut :
- Akupuntur
- Akupresur
- Pijat refleksi
- Chi kung
- Penyembuhan prana
Sumber : Abidin, Z. 2019. Buku Ajar Keperawatan Komplementer. Jember: Universitas Jember
Tindakan terapi
18
komplementer
Nn. A (24 tahun) mengalami PTSD (Post Trauma Stress Disorder) akibat terjadinya
gempa di wilayah X 3 hari yang lalu. Klien terlihat ketakutan ketika keluar tenda
pengungsian dan melihat puing-puing bangunan yang runtuh. Mengetahui hal
tersebut, terapi komplementer apakah yang tepat dilakukan oleh perawat tersebut?
a. EFT (Emotional Freedom Techniques)
b. Meditasi
c. Guided imagery therapy
d. Hypnoteraphy
18 Pembahasan
Terapi komplementer EFT merupakan bentuk pengobatan psikoterapi, yang di lakukan dengan
memanipulasi medan energi tubuh melalui tapping pada titik titik akupuntur, sambil
memfokuskan pikiran pada trauma yang pernah terjadi, sehingga akhirnya dapat
menyelesaikan problem yang bersifat psikologis. Terapi EFT tepat digunakan pada penderita
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) yaitu stres dan ketakutan yang muncul setelah
mengalami peristiwa mengerikan.
Sumber : Abidin, Z. 2019. Buku Ajar Keperawatan Komplementer. Jember: Universitas Jember
Tindakan terapi
19
komplementer
Ruang lingkup tindakan komplementer yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dan
ditetapkan oleh menteri kesehatan adalah:
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition the Prevebtion and
Treatment of Desease)
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (Unclassified Diagnostic and Treatment
Methods)
Sumber : Abidin, Z. 2019. Buku Ajar Keperawatan Komplementer. Jember: Universitas Jember
20 Masalah keperawatan
Tanda Mayor :
a. Data Objektif
b. Data subjektif
● Klien menganggap kemoterapi hanya membuang waktu karena belum ada hasil yang
signifikan
Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah keputusasaan dimana klien menganggap
tidak ada alternatif penyelesaian masalah dan klien tampak putus asa terhadap kondisi yang
dihadapi.
Triase dalam gawat
21
darurat
Pada suatu IGD RS kedatangan 4 orang pasien secara bersamaan. Pasien A datang
dengan keluhan nyeri abdomen skala 5, mual muntah, BAB cair 5x/hari sejak hari
ini. Pasien B datang dengan penurunan kesadaran, terdapat luka area leher dan
dada, riwayat KLL, tidak berespon terhadap nyeri dan tidak ada nadi. Pasien C
datang dengan keluhan nyeri dada skala 8 seperti tertimpa beban berat, menjalar
hingga ke lengan kiri, HR 56x/menit, SpO2 94%. Pasien D datang fraktur dan telah
dilakukan pembidaian namun sensasi perabaan menurun, pulsasi ekstremitas
menurun mendadak. Berdasarkan kasus tersebut, pasien manakah yang menjadi
prioritas untuk ditangani terlebih dahulu?
a. Pasien A
b. Pasien B
c. Pasien C
d. Pasien D
21 Pembahasan
Perawat menentukan korban mana yang harus diberikan pertolongan terlebih dahulu. Pertama
yang harus dilakukan adalah memilih korban yang masih hidup dan dalam keadaan yang
mengancam nyawa seperti terjadinya perdarahan hebat
Triase dalam gawat
23
darurat
Korban dengan bulu hidung terbakar dan wajah terbakar menandakan korban telah menghirup
udara panas dan mengalami cidera inhalasi yang menyebabkan kesulitan bernafas.
Tindakan keperawatan
24
gawat darurat
Seorang wanita (61 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada menjalar ke
leher dan punggung, dirasa sepeti tertimpa beban berat, nyerihilang ketikaistirahat
dan timbul ketika berativitas dan sesak napas. Gambaran EKG menunjukkan
adanya ST elevasi. Klien mendapatkan terapi oksigen nasal kanul 3 lpm dan
kolaborasi pemberan NTG subingual . Apakah rasional pemberian obat NTG pada
pasien?
a. Sebagai antikoagulan
b. Sebagai pereda nyeri
c. Sebagai antiplatelet
d. Sebagai obat digitalis
24 Pembahasan
Nitrat merupakan obat pereda nyeri yang sering digunakan pada penderita angina pectoris
atau miokard infark. Jika nyeri dada belum bisa diatasi dengan pemberian NTG, maka
dilakukan kolaborasi pemberian analgesik kuat yaitu morfin.
Tindakan keperawatan
25
gawat darurat
Seorang perawat UGD menerima pasien laki-laki (35 tahun) riwayat KLL, datang ke
IGD dengan penurunan kesadaran dan fraktur tertutup area femur sinistra. Hasil
pengkajian: frekuensi napas 30 x/menit, akral teraba dingin, CRT >3 detik, nadi 110
x/menit dan teraba lemah, tekanan darah 80/50 mmHg, GCS sopor. Apakah
prioritas tujuan tindakan pada pasien tersebut?
a. Mengatasi masalah sirkulasi
b. Mengatasi masalah pernapasan
c. Memberikan obat sesuai indikasi
d. Mendukung psikologis pasien dan keluarga
25 Pembahasan
Perhatikan kembali terkait initial assesement/primary survey dan penatalaksanaannya. Pengkajian primary survei
meliputi Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure.
- RR 30x/menit (takipnea)
Tidak ada masalah pada Airway dan Breathing pasien, sehingga yang perlu diatasi adalah masalah sirkulasi yakni syok
hipovolemik
Sumber : American College of Surgeons. (2018). Advanced Trauma Life Support Tenth Edition. United States: American
College of Surgeons
Tindakan keperawatan
26
gawat darurat
Seorang perempuan (27 th) dilarikan ke IGD RS post kecelakaan lalu lintas. Hasil
pengkajian: dengan rangsangan nyeri klien dapat membuka mata sesaat dan
tertidur kembali, ektremitas fleksi abnormal dan terdengar bergumam. Berapakah
skor GCS pasien?
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
26 Pembahasan
Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat dengan suspect CVA. Pasien mengeluh lemah
separuh badan dan sakit kepala. Berbicara pelo, hasil CT scan menunjukkan
adanya iskemia di corona radiate kiri. Hasil pengkajian : suhu 38,5 C, TD 120/90
mmHg, HR 60 x/menit, BB 60 kg. Berapakah kebutuhan cairan pasien dalam 24
jam?
a. 2200 ml
b. 2100 ml
c. 2226 ml
d. 2126 ml
27 Pembahasan
Data fokus :
● Usia klien 40 tahun
● Kebutuhan cairan selama 24 jam pada usia 40 tahun (31 – 55 tahun) adalah
35 ml/kgBB
● BB= 60 kg
● Suhu= 38,5 C (meningkat 10C dari suhu tubuh normal)
Perhitungan :
(Kebutuhan cairan /24 jam x kgBB) + (6% x (kebutuhan cairan/24 jam x kgBB))
(35 ml x 60 kg) + (6% (35 ml x 60 kg))
2100 + 126 = 2226 ml
Tindakan keperawatan
28
gawat darurat
Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di ruang bedah dengan luka bakar akibat
kebakaran gedung. Hasil pengkajian : tampak luka bakar di daerah dada, punggung
dan lengan kiri. Berat badan pasien 58 kg. Berapakah kebutuhan cairan klien yang
harus diberikan pada 8 jam pertama?
a. 4176 cc
b. 8352 cc
c. 4276 cc
d. 8325 cc
28 Pembahasan
Rule of Nine :
Presentase luka bakar pada kasus :
● Daerah dada + punggung + lengan kiri
● 9% + 18% + 9%
● 36 %
Kebutuhan cairan pada 24 jam
= 4 x presentase luka bakar x kgBB
= 4 x 36 x 58
= 8352 cc
Kebutuhan cairan pada 8 jam pertama
= 50% x 8352 cc
= 4176 cc
Tindakan keperawatan
29
gawat darurat
Pasien (28 tahun) datang ke IGD dengan luka tusuk pada dada kiri,nampaksesak
nafas, JVP meningkat, VBS menurun, deviasi trakea ke sebelah kanan. Hasil
pengkajian : TD 80/50mmHg, nadi 117 x/menit, frekuensi nafas 35x/menit. Pasien
terpasang NRM 10 lpm dan telah dilakukan needle thorakosintesis. Apa tindakan
selanjutnya?
a. Pasang balut tekan
b. Pasang CTT
c. Perikardiosintesis
d. Pasang Occlusive dressing
29 Pembahasan
Berdasarkan data diatas yaitu adanya luka tusuk pada dada kiri, pasien nampak
sesak nafas, JVP meningkat, VBS menurun, deviasi trakea ke sebelah kanan
merupakan gejala tension pneumothoraks dan telah dilakuan needle
thorakosintesis. Maka langkah selanjutnya adalah kolaborasi pemasangan CTT
(Catheter Chest Tube) untuk membantu pengeluaran udara dan pengembalian
tekanan intrapleura pada tekanan normal.
Tindakan keperawatan
29
kritis
Seorang pasien ICU (54 tahun) dengan diagnosa gagal nafas. Hasil pengkajian:
Kesadaran apatis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi gurgling
sehingga perawat akan melakukan penghisapan lendir. Apa yang pertama harus
dilakukan segeradilakukan perawat tersebut?
a. Pasang cateter suction
b. Membilas cateter dengan NaCl 0,9%
c. Masukkan cateter suction dengan posisi kanul terbuka
d. Lakukan hiperoksigenasi hingga 100%
29 Pembahasan
Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan CKD stage V di ruang ICU.
Perawat menemukan monitor pasien dengan gambaran EKG berikut ini.
Apakah intepretasi dari hasil gambaran EKG pasien dan apakah yang harus
dilakukan oleh perawat?
a. Ventrikular takikardi, yang harus dilakukan adalah DC shock
b. Ventrikular takikardi, yang harus dilakukan adalah memeriksa nadi karotis
c. Ventrikel fibrilasi, yang harus dilakukan adalah DC shock
d. Ventrikel fibrilasi, yang harus dilakukan adalah memeriksa nadi karotis
31 Pembahasan
Berdasarkan kasus, hasil EKG pasien tersebut adalah VT (Ventricular takikardi). Ciri irama VT
adalah sebagai berikut:
1. Irama :Teratur
2. Frekuensi HR :100 – 250 x/menit
3. Gel. P :Tidak ada
4. Interval PR :Tidak ada
5. Gel. QRS :Lebar ( > 0,12 detik )
Setelah mengetahui irama EKG yaitu VT, yang harus dilakukan perawat adalah memeriksa
ada atau tidaknya nadi karotis. Jika hasil VT tanpanadi, segera lakukan DC shock. Jika
teraba nadikatotis (vt dengan nadi) segera lakukan kompresi dada.
32 EWS
Berikut ini bukan merupakan tujuan penggunaan early warning system (EWS) di
rumah sakit adalah...
a. Standarisasi teknik detekdi perburukan kondisi pasien
b. Standarisasi tingkat perburukan kondisi pasien
c. Membantu pengambilan keputusan klinis dengan cepat dan tepat
d. Memberikan resusitasi dan stabilisasi yang cepat untuk pasien
32 Pembahasan
Di sebuah bangsal penyakit dalam, terdapat pasien Tn. D (52 tahun) dengan
diagnosa pneumonia + CKD. Perawat melakukan monitoring pasiendengan sistem
EWS. Hasil pengkajian : Pasien sadar penuh, RR 28x/menit, SpO2 98%, mendapatan
bantuan napas NRM 10 lpm, suhu 37,5oC, TD 130/90 mmHg dan HR 105x/menit.
Berapa skor EWS pada pasien tersebut?
a. 5
b. 6
c. 7
d. Blue kriteria
33 Pembahasan
DO :
Seorang pasien ICU (45 tahun) dengan diagnosa CKD stage V mengalami henti
jantung. Monitor EKG pasien menunjukkan gambaran asistole, setelah melakukan
flat line protocol, tidak ada perubahan irama. Sebelumnya, keluarga pasien telah di
edukasi penatalaksanaan RJP ketika pasien henti jantung dan peburukan kondisi.
Keluarga menandatangani lembar informed consent untuk DNR ketika pasien
mengalami henti nafas dan henti jantung. Apakah dilemma etik yang dihadapi
dokter dan perawat dalam kondisi tersebut?
a. Otonomi vs fidelity
b. Otonomi vs non-maleficience
c. Otonomi vs beneficience
d. Otonomi vs veracity
34 Pembahasan
● Prinsip Otonomi
Otonomi pasien dalam RJP mencakup dua aspek yaitu hak untuk meminta perawatan dan hak
untuk menolak perawatan seperti do not ressucite (DNR). Pada kasus diatas, keluarga pasien
telah menandatangai informed consent DNR pada pasien ketika mengalami henti napas dan
henti jantung. Oleh karenanya, hal tersebut menjadi hak kebebasan pasien dan tenaga
kesehatan wajib untuk melakukannya.
● Prinsip Beneficience
Prinsip beneficence pada RJP adalah melakukan tindakan RJP dilakukan sebagai bentuk
pertolongan tenaga kesehatan untuk melakukan oksigenasi darurat secara efektif pada organ
vital buatan sampai paru dan denyut jantung pasien kembali mengerjakan fungsinya secara
normal.
Tindakan keperawatan
35
gawat darurat, kritis
Perawat melakukan RJP pada pasien CKD dengan indikasi henti jantung. Perawat
telah mengevaluasi irama pada pasien setelah 2 menit. Hasil evaluasi: Pulsasi
karotis teraba lemah dan tidak ada nafas. Apa yang dilakukan selanjutnya
dilakukan oleh perawat?
a. Lanjutkan kompresi 5 siklus selama 2 menit
b. Kolaborasi pemberian eprineprin 1 mg
c. Pemasangan AED
d. Berikan bantuan napas 10 kali/menit
35 Pembahasan
Aritmia lethal:
● Irama shockable → VT tanpa nadi dan VF
● Irama non-shockable → Asistol dan PEA
Tindakan keperawatan
37
gawat darurat, kritis
Perawat menerima panggilan dari keluarga pasien dan mengatakan pasien tiba
tiba tidak sadarkan diri. Segera perawat menujuk kamar pasien untk m emeriksa
keadaan pasien. Hasil pengkajian respon pasien didapatkan unresponsive. Apa
yang dilakukan oleh perawat selanjutnya?
a. Melakukan RJP
b. Mengecek nadi dan napas pasien secara bersamaan
c. Aktivasi sistem code blue
d. Memanggil perawat untuk membawa troli emergency
37 Pembahasan
Pasien (60 tahun) dengan SAH dengan kejang berulang mendapatkan pemantauan
ketat diruang ICU. Alarm monitor berbunyi dan menunjukkan gambaran EKG
ventrikel fibrilasi. Perawat segera datang untuk melakukan RJP. Saat ini perawat
telah memasukkan epineprin 1mg via IV dan hasil evaluasi irama VF masih
menetap. Apa yang harusdilakuan selanjutnya?
a. Shock dan lanjutkan RJP
b. Shock dan masukkan epineprine 1mg via IV
c. Shock dan masukkan amiodarone 300 mg via IV
d. Shock dan masukkan amiodarone 150 mg via IV
38 Pembahasan
Tn. R (49 tahun) dipindahkan dari IGD ke bangsal peyakit dalam. Perawat
melakukan orientasi ruangan dan mengkaji risiko jatuh pada pasien. Hasil
pengkajian: Terpasang IV RL di tangan kiri dengan diagnosa ACS, mempunyai
riwayat jatuh di kamar mandi 1 hari yang lalu, setiap berjalan setidaknya 5 meter,
klien selalu beristirahat dan terlihat kelelahan. Berapakah skor MSF dan
interpretasinya berdasarkan kasus diatas?
a. 55 (risiko tinggi)
b. 85 (risiko tinggi)
c. 80 (risiko tinggi)
d. 60 (risiko tinggi)
40 Pembahasan
Komunikasi visual adalah sebuah bentuk penyampaian informasi dengan menggunakan media
penggambaran yang terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual yang digunakan untuk
mengidentifikasi risiko jatuh pada pasien adalah memberikan tanda segitiga berwarna kuning
di bed pasien atau memasangkan gelang berwarna kuning.
Upaya promotif dan
42
edukasi
Pengkajian risiko jatuh dilaksanaan saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
dan saat pasien mengalami perubahan status klinis. Faktor intrinsik yang termasuk
dalam risiko jatuh pada pasien antara lain ...
a. Riwayat jatuh, fungsi kognitif, usia, lantai licin, mobilitas, eliminasi dan medikasi
b. Riwayat jatuh, fungsi kognitif, usia, handrail bed, mobilitas, eliminasi dan
medikasi
c. Riwayat jatuh, fungsi kognitif, usia, penaturan ruangan, mobilitas, eliminasi dan
medikasi
d. Riwayat jatuh, fungsi kognitif, usia, jenis kelamin, mobilitas, eliminasi dan
medikasi
42 Pembahasan
Faktor intrinsik atau faktor fisiologis (faktor yang berasal dari individu itu sendiri) yang
mempengaruhi risiko jatuh adalah riwayat jatuh, fungsi kognitif, usia, jenis kelamin, mobilitas,
eliminasi dan medikasi
Upaya promotif dan
43
edukasi
Seorang pasien (44 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan pusing berputar.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan skor MSF 45 (risiko rendah). Apakah
intervensi keperawatan yang tepat untuk pasien tersebut, kecuali...
a. Membuang kelebihan perlengkapan atau peralatan dari kamar pasien dan
lorong
b. Memasang kateter urin
c. Menjauhkan dan mengamankan kelebihan kabel listrik dan telepon
d. Bersihkan semua tumpahan dikamar pasien atau lorong sesegera mungkin
43 Pembahasan
Untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk pasien dengan risiko jatuh adalah :
1. Membuang kelebihan perlengkapan atau peralatan dari kamar pasien dan lorong
Saat kunjungan rumah didapatkan salah satu keluarga dengan lansia (65 tahun).
Hasil pengkajian, klien tinggal bersama anak bungsunya yang sudah menikah.
Klien mengatakan penglihatannya sekarang tidak jelas, kabur dan berjalan
menggunakan bantuan tongkat yang terbuat dari kayu. Kurang lebih 3 hari yang
lalu, klien terpeleset saat akan berjalan ke ruang tamu, tampak memar pada dahi
dan kaki klien. Berdasarkan kasus apakah tindakan keperawatan yang tepat
dilakukan oleh perawat?
a. Menganjurkan klien menggunakan kursi roda
b. Menganjurkan klien memakai kacamata
c. Memberikan peneangan yang adekuat
d. Menganjurkan agar keluarga mengusahakan agar lantai tidak licin
23 Pembahasan
Seorang pasien (50 tahun) dirawat di rumah sakit dengan hemiparase dextra. Klien
direncanakan akan melakukan pemeriksaan rontgen. Perawat mengantarkan
pasien menggunakan kursi roda. Saat ini perawat sudah mendekatkan kursi roda
ke samping bed pada sudut 45 derajat terhadap bed.
Apakah langkah selanjutnya yang tepat dilakukan oleh perawat?
a. Bantu pasien berdiri
b. Bantu pasien duduk di tepi bed
c. Pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci
d. Tekuk lutut dan pinggul perawat sejajar dengan lutut pasien
45 Pembahasan
8. Tekuk lutut dan pinggul perawat sejajar dengan lutut 15. Pasang selt belt jika tersedia
pasien
16. Cuci tangan
Upaya promotif dan
46
edukasi
Berikut ini yang bukan jenis pengkajian yang digunakan dalam dokumentasi
keperawatan adalah ...
a. pengkajian awal (Initial Assessment)
b. pengkajian lanjutan (Ongoing Assessment)
c. Pengkajian akhir (End Assessment)
d. pengkajian ulang (Reassessment)
47 Pembahasan
Dalam melaksanakan dokumentasi pada tahap pengkajian perlu diketahui bahwa jenis dokumentasi
keperawatan meliputi:
Dokumentasi yang dibuat ketika pasien pertama kali masuk rumah sakit. Data yang dikaji pada
pasien berupa data awal yang digunakan sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan.
Data pada dokumentasi ini merupakan pengembangan dasar yang dilakukan untuk melengkapi
pengkajian awal dengan tujuan semua data menjadi lengkap sehingga mendukung infromasi
tentang permasalahan kesehatan pasien. Hasil pengkajian ini dimasukkan dalam catatan
perkembangan terintegrasi pasien atau pada lembar data penunjang.
Dokumentasi ini merupakan pencatatan terhadap hasil pengkajian yang didapat dari informasi
selama evaluasi.
Pengkajian
48
keperawatan dasar
Keluarga berkata, “Ibu kalau dirumah susah untuk membuat jadwal makan.
Terkadang kalau disesuaian dengan diet yang dianjurkan, ibu makannya hanya
sedikit dan selalu tidak habis.” Jenis data apakah yang di dokumentasikan oleh
perawat dalam pengkajian tersebut?
a. Data objektif
b. Data primer
c. Data sekunder
d. Data subjektif
48 Pembahasan
Dalam pengkajian keperawatan terdapat jenis data yang dapat diperoleh, yaitu:
● Data Subjektif
Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan teknik
wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya serta riwayat
keperawatan. Data ini berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap
status kesehatannya.
● Data Objektif
Informasi data objektif diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang dan hasil laboratorium. Fokus dari pengkajian data
objektif berupa status kesehatan, pola koping, fungsi status respons pasien
terhadap terapi, risiko untuk masalah potensial, dukungan terhadap pasien.
Keperawatan spesifik
49
area anak
Seorang perempuan (25 tahun) dengan status obsetri G1P0A0 datang ke poli KIA
dengan keluhan lelah terus menerus, kesemutan, muntah dipagi hari. Hasil
pengkajian: wajah tampak pucat, kurus. Apakah pemeriksaan antropometi yang
tepat untukpasien diatas?
a. LiLA
b. BB
c. Hb
d. Kolesterol
49 Pembahasan
Ketika melakukan home visit, perawat menjumpai lansia (70 tahun) yang tinggal
bersama pembantu rumah tangganya. Setelah dikaji, ART klien mengatakan
selama beberapa minggu ini klien lebih sering menyendiri di kamar, sering lupa
kegiatan yang baru saja dilakukan seperti makan, menaruh benda kecil, dan lain
sebagainya. Apakah instrumen yang tepat untuk melanjutkan pengkajian?
a. Pengkajian MMSE
b. Pengkajian GDS
c. Pengkajian PSQI
d. Pengkajian MNA
50 Pembahasan
Data fokus :
Klien sering menyendiri, sering lupa kegiatan yang baru saja dilakukan seperti
makan, menaruh benda kecil → klien mengalami penurunan fungsi kognitif →
pengkajian lebih lanjut dapat menggunakan instrumen MMSE (Mini Mental State
Examination)
Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat dengan keluhan perut membuncit. Hasil
pengkajian: pasien mengeluh nafsu makannya turun, mual, sesak napas dan hasil
perkusi terdengar suara pekak samping meningkat serta shifting dullness (+).
Apakah pemeriksaan penunjang yang dgunakan untuk melengkapi pengkajian
pasien?
a. Pemeriksaan SAAG
b. Pemeriksaan sitogenik
c. Pemerisaan HbSag
d. Pemeriksaan osmolaritas serum
51 Pembahasan
Data fokus :
Pasien dengan perut membuncit, nafsu makannya turun, mual, sesak napas dan
hasil perkusi terdengar suara pekak samping meningkat
Jika hasilnya > 1,1 mg/dL maka sangat mungkin klien mengalami sirosis
hepatika
Jika hasilnya < 1,1 mg/dL maka perlu dikaji penyebab lainnya
Pengkajian
52
keperawatan dasar
Seorang laki-laki (30 tahun) dibawa ke RS karena kecelakaan lalu lintas. Hasil
pengkajian: terdapat luka robek pada area paha dengan panjang 10 cm dan telah
dilakukan tindakan penjahitan pada luka. Pasien mengeluh nyeri pada area jahitan
skala 3 dan tampak kemerahan diarea sekitar luka jahitan. Pasien emiliki riwayat
diabetes mellitus dan penyembuhan luka lambat. Apakah kriteria hasil utama yang
diharapkan pada pasien?
a. Nyeri yang dirasakan klien berkurang
b. Kadar gula darah dalam batas normal
c. Tidak terjadi infeksi pada area luka
d. Pengetehuan klien tentang asupan nutrisi untuk penyembuhan luka meningkat
52 Pembahasan
Tanda mayor
● Data objektif
Terdapat luka robek area paha sepanjang 10 cm dan telah dilakukan tindakan
penjahitan luka serta tampak kemeraan pada area luka.
● Data subjektif
Klien mengeluh nyeri pada area jahitan skala 3, memiliki riwayat DM dan
penyembuhan luka lambat
Seorang perempuan (30 tahun) dirawat diruang bedah dengan post amputasi kaki
sebelah kiri akibat kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian, klien belum menikah,
terlihat marah, tidak mau bekomunikasi dengan keluarga karena menyetujui
operasinya dan tidak nafsu makan. Klien mengatakan sangat sedih terngat terakhir
kali klien masih bisa berjalan sebelum akhirnya mengalami kecelakaan. Apakah
dilema etik yang dihadapi oleh perawat?
a. Non-maleficience vs fidelity
b. Beneficience vs veracity
c. Otonomi vs veracity
d. Otonomi vs beneficience
53 Pembahasan
Prinsip Otonomi
● Otonomi pasien diwakili oleh keluarganya dimana menyatakan setuju
untukdilakukan operasi
Prinsip Beneficience
● Dengan dilakukannnya operasi amputasipadapasien, akan
Seorang laki-laki (25 tahun) dirawat dengan post operasi ORIF hari ke 4. Pasien
mengatakan paha belakang hingga pinggang terasa nyeri. Hasil pengkajian: nyeri
skala VAS 3, seperti ditarik, nyeri bertambah saat bergerak dan berubah posisi
serta merasa lelah setiap latihan mobilisasi. TD 120/70 mmHg, HR 88 x/menit, RR
20 x/menit, suhu 36,50C. Apakah intervensi yang tepat terhadap kasus diatas?
a. Ajarkan teknik napas dalam dan distraksi
b. Kolaborasi pemberian analgesik
c. Berikan pendkes tentang nyeri dan cara mengatasinya
d. Berikan bedrest dan pembatasan gerak
55 Pembahasan
Data fokus:
Pasien mengatakan nyeri hingga paha belakang VAS 3, seperti ditarik, nyeri bertambah saat
bergerak dan berubah posisi serta merasa lelah setiap latihan mobilisasi
Berdasarkan data fokus diatas, masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah nyeri akut
dengan pengkajian nyeri :
P → nyeri saat bergerak dan berubah posisi
Q → seperti ditarik
R → paha belakang hingga pinggang
S → VAS 3 (nyeri ringan)
T→-
Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut adalah ajarkan teknik
napas dalam dan distraksi karena nyeri masih dengan kategori ringan.
Keperawatan pre,
56
intra, post operasi
Tn. D (45 tahun) dirawat di RS dengan post TURP atas indikasi BPH. Hasil
pengkajian: klien terpasang kateter urin, mengeluh terasa penuh pada kandung
kemih dan nyeri pada area kemaluan. Haluaran urin berwarna keruh dan
kemerahan. Pemeriksaan TTV menunjukkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR
80x/menit RR 18x/menit. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?
a. Menganjurkan pasien untuk relaksasi napas dalam
b. Mengganti kateter
c. Melakukan irigasi kateter
d. Kolaborasi pemberian analgesic
56 Pembahasan
Data pada kasus menyebutkan bahwa klien merupakan pasien post TURP, terpasang kateter,
mengeluh terasa penuh pada kandung kemih dan nyeri pada area kemaluan. Hal ini
menunjukkan bahwa klien mengami retensi urin yang disebabkan karena aliran urin yang tidak
lancar akibat adanya sumbatan sisa operasi pada selang kateter. Tindakan yang dapat
dilakukan perawat adalah melakukan irigasi kateter. Untuk mempertahankan kepatenan
kateter, perlu dilakukan inigasi kateter yang bertujuan untuk membilas kateter agar sedimen,
durah atau pus yang terkumpul dalam kateter sehingga aliran urin dapat lancar.
Pengkajian
57
keperawatan dasar
Data objektif pada kasus diatas adalah 20% remaja SMA di RW 1 mengalami
keputihan, 8% remaja SMA di RW 2 mengalami menstruasi berkepanjangan, 15%
remaja SMA di RW 3 mengalami dismenore ketika menstruasi menunjukkan bahwa
diperlukan adanya aktivitas kelompok yang memiliki masalah yang sama dimana
kelompok tersebut menjadi ruang untuk berdiskusi, bertukar pendapat dan
mencari solusi tentang masalah yang dialami, sehingga intervensi yang tepat
untuk menangani masalah tersebut adalah pembentukan kelompok swabantu.
Keperawatan spesifik
59
area komunitas
Disebuah desa didapatkan data bahwa 20% lansia mengeluhkan kaku pada jari-jari
tangan disertai bengkak dan kemerahan pada jari. Data menunjukkan bahwa 10%
lansia memiliki kadar asam urat yang tinggi. Kader mengatakan bahwa lansia
memiliki kebiasaan ngemil kacang-kacangan dan hobi memakan petai karena
didesa tersebut banyak kebun petai. Perawat komunitas akan memberikan
pendidikan kesehatan tentang diet pada penderita asam urat. Apakah peran yang
sedang dijalankan perawat tersebut?
a. Caregiver
b. Educator
c. Case manager
d. Case finder
59 Pembahasan
Hasil survei di suatu SD didapatkan bahwa 60% siswa tidak mencuci tangan
sebelum makan, dalam satu bulan terakhir data di klinik kesehatan menunjukkan
bahwa 10% santri menderita diare, 30% santri mengalami ISPA, dan 5% mengeluh
gatal-gatal pada kulit. Sebagian besar siswa belum melaksanakan cuci tangan
sesuai dengan aturan 6 langkah cuci tangan dan beberapa siswa sering lupa
memotong kuku seminggu sekali. Guru mengatakan program edukasi tentang
PHBS hanya dilakukan satu tahun sekali oleh puskesmas. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
b. Defisiensi kesehatan komunitas
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
61 Pembahasan
Data fokus:
1. 60% siswa tidak mencuci tangan sebelum makan
2. 10% santri menderita diare
3. 30% santri mengalami ISPA
4. 5% mengeluh gatal-gatal pada kulit
5. Sebagian besar siswa belum melaksanakan cuci tangan sesuai dengan aturan 6 langkah
cuci tangan
6. beberapa siswa sering lupa memotong kuku seminggu sekali
7. Guru mengatakan program edukasi tentang PHBS hanya dilakukan satu tahun sekali
oleh puskesmas
Berdasarkan data fokus, masalah keperawatan yang terdapat pada
kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas dimana terdapat satu atau lebih
masalah kesehatan, terdapat sikap atau perilaku yang berisiko terhadap
munculnya masalah kesehatan, belum terdapat program kesehatan di
masyarakat
61 Pembahasan
Definisi Pola pengaturan dan Adanya satu atau lebih Pola pengaturan dan Hambatan Ketidakmampuan dalam
pengintegrasian ke masalah kesehatan atau pengintegrasian ke dalam kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola,
dalam kehidupan faktor yang kebiasaan terapeutik mengubah gaya dan/atau mencari bantuan
sehari-hari suatu mengganggu hidup sehari-hari untuk hidup/perilaku untuk mempertahankan
regimen terapeutik kesejahteraan atau pengobatan penyakit dan dalam cara kesehatan.
untuk pengobatan meningkatkan risiko sekuelnya yang tidak memperbaiki
penyakit dan masalah kesehatan memuaskan untuk tingkat
sekuelannya yang yang dialami oleh suatu memenuhi tujuan kesejahteraan
dapat ditingkatkan. populasi. kesehatan spesifik.
Kata kunci - Ditandai dengan data- - Terdapat satu atau - Populasi telah - Data mengarah - Data-data menunjukkan
data yang adaptif lebih masalah mengetahui program pada perilaku- masalah kesehatan yang
- Cenderung kesehatan terapi yang harus perilaku sudah terjadi
mempunyai motivasi - Terdapat sikap atau dilakukan, namun klien maladaptif yang - Populasi memiliki
terhadap perubahan perilaku yang berisiko tidak menjalankan dilakukan oleh pengetahuan yang kurang
perilaku terhadap munculnya program terapi sesuai populasi tentang praktik kesehatan
- Cenderung ada upaya masalah kesehatan dengan pengetahuan - Belum terjadi dasar
untuk melakukan - Terdapat faktor yang yang dimiliki masalah - Perilaku maladaptif terhadap
perubahan perilaku mengganggu - Populasi belum kesehatan perbaikan kesehatan
yang positif kesehatan masyarakat melakukan tindakan - Tidak mampu
- Belum terdapat untuk mengurangi faktor bertanggungjawab pada
program kesehatan di risiko pemenuhan praktik
masyarakat kesehatan dasar
Keperawatan spesifik
62
area komunitas
Kegiatan senam lansia 2 minggu sekali dan pemberian gizi tambahan merupakan kegiatan promotif.
Kegiatan promotif adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan komunitas. Upaya pelayanan kesehatan komunitas terdiri dari empat hal sebagai berikut:
● Kegiatan promotif
● Kegiatan kuratif
→ Untuk memelihara dan meningkatkan
→ Mengidentifikasi, mengetahui, dan
kesehatan komunitas. Contoh kegiatan:
melakukan tindakan perawatan pada
olahraga, pendidikan kesehatan, pemberian
yang sakit
PMT pada ibu hamil dan balita.
● Kegiatan rehabilitatif
● Kegiatan preventif
→ Tindakan pemulihan agar fungsi
→ Mencegah terjadi penyakit. Contoh
kesehatan klien kembali pulih atau tidak
kegiatan: Gerakan 3M untuk DBD, 3M untuk
ada gejala sisa dan dapat berfungsi
covid19, imunisasi, vaksinasi, isolasi
optimal sesuai fungsinya
penderita penyakit menular
Keperawatan spesifik
63
area komunitas
Jadwal imunisasi
pada bayi berusia
4 bulan sesuai
dengan jadwal
vaksinasi dari IDAI
tahun 2023 adalah
DPT-Hb-Hib 3 dan
Polio 3.
Keperawatan spesifik
66
area anak
Data fokus:
● Bayi berusia 3 bulan masih menyusu ASI eksklusif
● BAK lancar, BAB 1x/sehari
● Hasil pemeriksaan fisik: BB 4.9 kg, PB 65 cm, S 36,7oC, RR 30 x/menit, dan reflek hisap kuat
Asuhan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus di atas adalah melanjutkan pemberian
ASI eksklusif, karena bayi dalam kondisi sehat dan tidak ada masalah pada usia 3 bulan.
Keperawatan spesifik
67
area anak
Seorang bayi laki-laki baru lahir prematur dengan BB 2,3 kg. Nilai APGAR skor 7-8
dan bayi mendapat IMD dengan baik. Apakah asuhan keperawatan yang perlu
dilakukan pada kasus tersebut?
a. Meningkatkan suhu ruangan agar lebih hangat
b. Menganjurkan ibu untuk memberikan kehangatan dengan metode kanguru
c. Melakukan perawatan pada inkubator
d. Memberikan selimut tebal pada bayi
67 Pembahasan
Skor APGAR bayi dalam kasus 7-8 yang termasuk dalam kategori
normal. Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tindakan
pertolongan yang bertujuan untuk meningkatkan kehangatan.
Pada kasus disebutkan bahwa bayi mendapat IMD dengan baik,
sehingga tindakan yang paling tepat adalah menganjurkan ibu
untuk memberikan kehangatan dengan metode kanguru.
Keperawatan spesifik
68
area anak
Seorang bayi perempuan lahir tanggal 14 Juli 2014 dengan usia gestasi 7 bulan.
Saat ini 26 Maret 2015 bayi dibawa ke klinik tumbuh kembang dan dilakukan
pemeriksaan DDST. Berapakah usia koreksi untuk pemeriksaan bayi tersebut?
a. 6 bulan 2 hari
b. 6 bulan 5 hari
c. 6 bulan 12 hari
d. 6 bulan 10 hari
68 Pembahasan
8 bln 12 hr
Usia koreksi:
= 6 bulan 2 hari
Keperawatan spesifik
69
area anak
Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 7 bulan dirawat dengan diagnosis diare
dengan dehidrasi sedang. Hasil pengkajian: anak rewel, tampak kurus, tidak mau
menyusu, mata cekung, dan cubitan kulit di perut kembali lambat. Hasil
pemeriksaan: RR 34 x/menit, N 100 x/menit, S 36,8oC, grafik BB/PB <-3 SD, dan lila
<11,5 cm. Apa klasifikasi status gizi pada anak tersebut?
a. Gizi baik
b. Gizi kurang
c. Gizi buruk tanpa komplikasi
d. Gizi buruk dengan komplikasi
69 Pembahasan
Data fokus:
● anak rewel, tampak kurus, tidak mau menyusu, mata cekung, dan cubitan kulit di
perut kembali lambat
● RR 34 x/menit, N 100 x/menit, S 36,8oC, grafik BB/PB <-3 SD, dan lila <11,5 cm
Berdasarkan pedoman MTBS, grafik BB/PB <-3 SD termasuk dalam kategori gizi
buruk. Gizi buruk dengan komplikasi ditandai dengan gejala anak tampak sangat
kurus, mata cekung, cubitan kulit di perut kembali lambat, dan terdapat tanda
bahaya umum seperti anak tidak mau menyusu.
Keperawatan spesifik
70
area anak
Seorang ibu membawa anak berusia 2 tahun ke klinik tumbuh kembang. Perawat
melakukan pemeriksaan DDST dengan meminta anak untuk menyusun balok dan
memindahkan bola kecil ke suatu wadah. Apakah jenis keterampilan yang sedang
diuji oleh perawat?
a. Personal social
b. Fine motor adaptive
c. Language
d. Gross motor
70 Pembahasan
Pemeriksaan DDST yang dilakukan → meminta anak untuk menyusun balok dan memindahkan bola kecil ke
suatu wadah → termasuk dalam kategori melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat → fine motor adaptive atau gerakan
motorik halus.
Tugas perkembangan atau sektor perkembangan terdiri dari empat hal diantaranya:
a. Personal social (perilaku social) → aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisi,
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) → aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Language (Bahasa) → aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan
d. Gross motor (gerakan motorik kasar) → aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Keperawatan spesifik
71
area anak
Seorang perempuan inpartu baru saja melahirkan seorang bayi Perempuan secara
spontan. Hasil pengkajian: bayi menangis lemah, warna kulit kemerahan tapi
ekstremitas biru, ekstremitas sedikit fleksi, pernapasan lemah dan tidak teratur,
frekuensi nadi 103 x/menit. Apakah interpretasi skor APGAR pada kasus tersebut?
a. Asfiksia sedang
b. Asfiksia berat
c. Normal
d. Gagal napas
71 Pembahasan
Seorang bayi (5 hari) dirawat di rumah sakit dengan BBLR. Hasil pengkajian: ibu
mengatakan bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada
putting, dan ibu merasa kelelahan. Frekuensi BAK bayi 5 x/24 jam. Apakah
masalah keperawatan yang tepat?
a. Nyeri akut
b. Gangguan perlekatan
c. Kecemasan
d. Menyusui tidak efektif
72 Pembahasan
DO :
ibu mengatakan bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri
pada putting, dan ibu merasa kelelahan.
Menyusui tidak efektif didefinisikan sebagai suatu kondisi ibu dan bayi mengalami
ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui. Didukung dengan data
kelelahan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, BAK bayi kurang
dari 8 x/24 jam, nyeri dan/atau lecet pada payudara secara terus menerus.
Keperawatan spesifik
73
area anak
Seorang anak (6 tahun) dibawa ke IGD RS karena mengalami demam sudah tiga
hari, BAB cair 4x/12 jam, dan muntah-muntah. Perawat segera melakukan
pemasangan IV line untuk pemberian cairan per enteral setelah diberikan informed
consent kepada keluarga pasien. Perawat menggunakan kateter IV dengan ukuran
24 agar tidak memberikan rasa sakit yang berlebih dengan didampingi keluarga
dan memberikan hiburan agar anak tidak trauma. Apakah prinsip etik yang sedang
dilakukan perawat tersebut?
a. Non-maleficience
b. Beneficience
c. Otonomi
d. Veracity
73 Pembahasan
Non maleficence → Perawat memberikan tindakan pada pasien dengan tidak menimbulkan
cidera fisik maupun psikis pada pasien
Pada kasus, melakukan pemasangan IV line untuk pemberian cairan per enteral menggunakan
kateter ukuran 24G untuk mengurangi rasa sakit dengan didampingi keluarga dan memberikan
hiburan agar anak tidak trauma. Penggunaan kateter IV ukuran 24 merupakan ukuran kateter IV
yang diperuntukkan untuk usia anak-anak. Selain itu pemasangan IV line juga didampingi orang
tua dan diberikan hiburan untuk mengurangi trauma pada anak. Sehingga prinsip etik yang
sedang diterapkan perawat adalah non-maleficence.
Keperawatan spesifik
74
area anak
Seorang bayi berusia 5 bulan 20 hari dibawa ke puskesmas. Hasil pengkajian: bayi
masih minum ASI eksklusif dan sudah memenuhi daftar imunisasi wajib sesuai
usia. Ibu merasa khawatir dengan berat badan bayi sudah termasuk kategori ideal
atau masih kurang. Perawat melakukan perhitungan berat badan bayi sesuai usia.
Berapakah berat badan ideal bayi tersebut?
a. 6 kg
b. 7 kg
c. 7,5 kg
d. 7,25 kg
74 Pembahasan
Rumus perhitungan berat badan ideal bayi berdasarkan usia menggunakan rumus Behrman:
BB = (umur (bulan) + 9) : 2
→ Usia bayi = 5 bulan 20 hari → > 15 hari dibulatkan ke atas sehingga usia bayi = 6 bulan
BB = (umur (bulan) + 9) : 2
= (6 + 9) : 2
= 15 : 2
= 7,5 kg
Keperawatan spesifik
75
area anak
Berikut merupakan jenis vaksin yang sensitif terhadap suhu panas adalah...
a. Vaksin Hepatitis B
b. Vaksin TT
c. Vasin Campak
d. Vaksin DT
75 Pembahasan
1. Vaksin yang sensitif terhadap beku (tidak boleh beku disimpan pada suhu 2-8oC) → Vaksin
DT, TT, Td, Hepatitis B dan DPT?HB/Hib
2. Vaksin yang sensitif terhadap suhu panas (suhu -15 s.d -25 ºC) → Vaksin campak, Polio dan
BCG
76 Oksigenasi Sederhana
Seorang laki-laki (35 tahun) dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengalami cedera kepala sedang,
GCS 10, tekanan darah 111/70 mmHg, HR 108x/menit, RR 35 x/menit, terdengar
suara nafas tambahan gurgling, SpO2 86%. Pasien sudah dilakukan tindakan
suction namun belum ada peningkatan saturasi oksigen. Apakah alat bantu nafas
yang perlu diberikan pada pasien tersebut?
a. Nasal canul
b. Rebreathing mask
c. Non rebreathing mask
d. Ventilator
76 Pembahasan
Data fokus:
● Pasien mengalami cedera kepala sedang
● GCS 10
● tekanan darah 111/70 mmHg
● HR 108x/menit
● RR 35 x/menit
● terdengar suara nafas tambahan gurgling
● SpO2 86%
SpO2 86% menunjukkan adanya hipoksia sedang-berat, sehingga alat bantu nafas
yang paling tepat diberikan yaitu non-rebreathing mask.
77 Oksigenasi sederhana
Seorang perempuan (60 tahun) dirawat dengan diagnosis PPOK. Hasil pengkajian
pasien merasa sulit bernapas kecuali dalam posisi duduk/berdiri, RR 28 x/menit,
HR 100x/menit, 90/70 mmHg, menggunakan alat bantu nafas nasal canule, terlihat
retraksi intercosta, dan nafas dangkal. Apakah jenis perubahan pola napas pada
pasien tersebut?
a. Orthopnea
b. Tachypnea
c. Paradoksial
d. Hiperventilasi
77 Pembahasan
Pada kasus disebutkan bahwa pasien mengalami merasa sulit bernapas kecuali dalam posisi
duduk/berdiri yang menunjukkan perubahan pola nafas yang disebut dengan orthopnea.
Berikut ini bukan merupakan kontraindikasi penggunaan alat bantu nafas nasal
canule yaitu...
a. Ditemukan adanya tanda-tanda obstruksi nasal
b. Bernafas spontan dan memerlukan bantuan oksigen
c. Pasien mengalami henti nafas
d. Pasien menalami obstruksi maksilofasial
78 Pembahasan
Nasal canule
Seorang laki-laki (40 tahun) datang ke IGD dengan riwayat pengobatan TBC 3 bulan
mengeluh sesak napas dan dada terasa berat. Hasil pengkajian : TD 130/90
mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 31 x/menit. Hasil analisa gas
darah menunjukkan pH 7,25, PCO2 55 mmHg, PO2 70 mmHg, HCO3 25 mmHg.
Berapakah kecepatan pemberian oksigen pada pasien tersebut?
a. 5-8 lpm
b. 10-12 lpm
c. 8-10 lpm
d. 7-10 lpm
79 Pembahasan
Hasil AGD :
● pH 7,25 ( menurun)
● PCO2 55 mmHg (meningkat)
● PO2 70 mmHg (menurun)
● HCO3 25 mmHg (normal)
Dari data tersebut, pasien mengalami kondisi asidosis respiratorik akut dimana
terjadi penumpukan CO2 dalam darah dan paru-paru tidak bisa mengeluarkan
oksigen dengan optimal. Jadi untuk mengatasi masalah tersebut, klien diberikan
suplemen oksigen berupa NRM agar udara saat inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi. Kecepatan pemberian oksigen dengan NRM adalah 10-12 lpm.
80 Oksigenasi sederhana
Pasien laki-laki (30 tahun) datang ke IGD dengan penurunan kesadaran akibat
benturan kepala yang dialami. Hasil pengkajian: terdengar suara snoring, RR
28x/menit, frekuensi nadi 110x/menit, GCS 11, TD 110/80 mmHg dan terdapat gag
reflek. Apakah target keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Jalan nafas paten
b. Penurunan RR
c. Penurunan HR
d. Tidak terdapat gag reflek
80 Pembahasan
Seorang perempuan (25 tahun) dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas.
Hasil pengkajian: pasien memiliki riwayat asma, penafasan cuping hidung, terlihat
kuku tangan sianosis, terlihat retraksi interkosta, terdengar suara wheezing, TD
100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, RR 28x/menit dan suhu 37,4oC, SpO2
88%. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Hambatan ventilasi spontan
c. Hambatan pertukaran gas
d. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
81 Pembahasan
Data objektif:
a. Pasien sesak napas
b. Penafasan cuping hidung
c. Terlihat retraksi intercosta
d. Terlihat kuku tangan sianosis
e. Terdengar suara wheezing
f. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, RR 28x/menit dan suhu 37,4oC,
SpO2 88%
Berdasarkan data mayor tersebut, masalah keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut yaitu ketidakefektifan pola nafas. Ketidakefektifan pola napas
didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
yang adekuat. Kata kunci: pola napas abnormal, dipsnea, pernapasan cuping
hidung, pernapasan bibir, penggunaan otot bantu napas, dan retraksi intercosta.
Diangosis Ketidakefektifan Ketidakefektifan pola Hambatan ventilasi Hambatan
bersihan jalan napas napas spontan pertukaran gas
Seorang perempuan (35 th) datang ke puskesmas dengan diagnosis TBC paru
setelah pemeriksaan dinyatakan positif dan gambaran Rontgen thorax terdapat
infiltrate pada lobus kiri bawah. Pasien mengatakan sudah mengonsumsi OAT
selama seminggu, namun saat ini pasien merasa cemas dan sulit tidur karena BAK
berwarna merah dan nyeri pada sendi-sendi pertulangan. Apakah topik penyuluhan
yang sesuai dengan kasus?
a. Koping stres pada pasien TBC
b. Konsumsi air putih yang cukup
c. Efek samping OAT
d. Cara meningkatkan kualitas tidur
82 Pembahasan
Pada kasus disebutkan bahwa pasien sudah didiagnosis TBC paru dan sudah mengonsumsi
OAT selama satu minggu, namun pasien merasa cemas dan sulit tidur karena BAK berwarna
merah dan nyeri pada sendi-sendi pertulangan. Sehingga topik penyuluhan yang tepat adalah
efek samping OAT.
Sepasang laki-laki dan perempuan usia subur datang ke poli KIA untuk
mendapatkan konseling terkait KB yang tepat bagi mereka. Saat ini pasangan
tersebut sudah memiliki dua anak dan mengatakan masih ingin memiliki anak lagi
namun ingin dijeda dengan anak sebelumnya. Apakah media edukasi yang tepat
untuk kasus tersebut?
a. Flipchart
b. Leaflet
c. Video
d. X-banner
83 Pembahasan
Pasangan usia subur yang sudah dua anak dan mengatakan masih ingin memiliki
anak lagi namun ingin dijeda dengan anak sebelumnya. Pasangan tersebut ingin
mendapatkan konseling terkait KB yang tepat bagi mereka. Rekomendasi media
edukasi yang tepat adalah flipchart, karena pilihan KB terdiri dari beberapa
macam sehingga flipchart menjadi media edukasi yang paling direkomendasikan
karena memungkinkan diskusi selama konseling dengan klien.
Penerapan edukasi
84
kesehatan
Hasil pegkajian di TK menunjukkan data 35% siswa pernah mengalami diare, 45%
diantaranya tidak membawa bekal dari rumah, banyak penjual makanan di luar
sekolah. 50% siswa tidak mencuci tangan sebelum makan. Perawat akan
memberikan edukasi tentang cuci tangan 6 langkah. Apakah metode edukasi
kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Demonstrasi video interaktif
b. Ceramah dengan alat peraga
c. Ceramah menggunakan flipchart
d. Demonstrasi dengan gambar
85 Pembahasan
● Perawat akan memberikan edukasi tentang cuci tangan 6 langkah pada siswa
TK.
● Metode edukasi yang paling tepat adalah demonstrasi dengan video karena
Penerapan edukasi
86
kesehatan
Seorang ibu post SC hari kedua sudah bisa miring kanan dan kiri. Saat melahirkan
sudah dilakukan IMD dan saat ini ASI sudah keluar. Apakah topik pendidikan
kesehatan yang tepat digunakan untuk sasaran tersebut ?
a. Mobilisasi dini
b. ASI eksklusif
c. Perawatan luka post op
d. Perawatan vulva hygiene
86 Pembahasan
● Seorang ibu post SC hari kedua sudah bisa miring kanan dan kiri. Saat
melahirkan sudah dilakukan IMD dan saat ini ASI sudah keluar.
● Topik pendidikan kesehatan yang tepat yaitu mobilisasi dini.
● Pasien diberikan edukasi mobilisasi dini agar bisa segera mulai aktivitas
perawatan pada bayi.
87 Tanda gejala pasien
Seorang anak laki-laki (7 tahun) di rawat di rumah sakit dengan keluhan demam
sejak 4 hari yang lalu, BAK terasa sakit, dan urin keluar sedikit. Hasil pemeriksaan
fisik: suhu 39oC, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada area suprapubik, nadi 118
x/menit, RR 20 x/menit. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan nilai LED meningkat,
leukosit 15.000 /mm3. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Infeksi saluran kemih
b. Gagal ginjal akut
c. Nefrolitiasis
d. Glumerulonefritis
87 Pembahasan
Data fokus:
● Demam sejak 4 hari yang lalu
● BAK terasa sakit
● Urin keluar sedikit
● Hasil pemeriksaan fisik: suhu 39oC, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada area
suprapubik, nadi 118 x/menit, RR 20 x/menit.
● Hasil pemeriksaan lab menunjukkan nilai LED meningkat, leukosit 15.000
/mm3.
Berdasarkan data mayor tersebut, pasien memungkinkan mengalami infeksi
saluran kemih.
88 Tanda gejala pasien
Seorang perempuan (68 th) mengeluh nyeri pada punggung. Pasien mengatakan
tidak ada riwayat jatuh terduduk. Hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya
destruksi pada tulang belakang yang mengarah pada pengeroposan tulang.
Apakah pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan pasien?
a. Bone Marrow Density
b. Magnetic Resonance Imaging
c. CT Scan
d. Biopsi tulang
88 Pembahasan
Seorang bayi laki-laki lahir secara spontan pervaginam 3 jam yang lalu, APGAR
score 10. Bayi tersebut mengalami ikterik pada bagian kepala, leher, dan badan
hingga atas umbilicus. Berapakah derajat ikterik bayi tersebut?
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
89 Pembahasan
Bayi mengalami ikterik pada area kepala, leher, dan badan hingga atas umbilicus
yang dikategorikan menjadi derajat II ikterik.
Derajat ikterik:
1. Derajat I → kepala, leher
2. Derajat II → kepala, leher, badan sampai atas umbilicus
3. Derajat III → kepala, leher, badan bawah sampai atas lutut
4. Derajat IV → kepala, leher, badan sampai tungkai atas dan bawah
5. Derajat V → kepala, leher, badan, tungkai atas, bawah, dan telapak kaki
Pendokumentasian
90
tindakan keperawatan