A. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan ( As Hornby dalam Intan, 2005). Maka di sini dapat diartikan
bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses
penyembuhan. Dan komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
professional bagi perawat.
Komuikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal antara perawat dan
klien, dimana perawat berupaya agar klien dapat mengatasi masalahnya
sendiri maupun masalahnya dengan orang lain. Hubungan perawat dan klien
yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan
menggunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah ke
arah positif seoptimal mungkin.Untuk melakukan komunikasi terapeutik yang
efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami
tentang dirinya.
I. Role Play
Para Anggota (Pemain)
1. Zawiatul farah naz : Pasien
2. Muhammad ikhlas : Perawat
Perawat (ikhlas) : Baiklah bu saya yang bertugas pada shift pagi dari
jam 08.00 sampai 14.00. jika ibu butuh bantuan
bisa nanti menghubungi kami, jadi sesuai perjanjian
kita kemaren, jadi hari ini kita akan mengajari
teknik penanganan nyeri pada luka ibu.
3. Tahap kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses
komunkasi terapeutik. Pada tahap ini perawat dan klien bekerja
bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.Pada
tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam mendorong klien
mengungkap perasaan dan fikirannya.Perawat juga dituntut
mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap
adanya perubahan dalam respon verbal maupun nonverbal klien.
4. Tahap terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan
klien.Tahap ini di bagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan
terminasi akhir (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).
a. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuam perawat
dan klien, setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu lagi
pada waktu yang telah ditentukan.
b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan.
Perawat (ikhlas) : Baik lah buk jadi Alhamdulillah kita untuk hari ini
sudah selesai melakukan cara mengurangi nyeri
dengan napas dalam..”
Pasien (zawiatul) : Baik pak….”
Perawat (ikhlas) : Iya buk,, jadi apabila nanti ada yang mau ibu
tanyakan atau ada keluhan bisa langsung ibu
hubungi saya ya buk…””
Pasien (zawiatul) : Iya pak,. Jadi untuk hari ini saya rasa udah agak
sedikit mendingan pak, nyeri pun udah berkurang..
Perawat (ikhlas) : Baiklah bu jadi untuk pertemuan hari ini sudah
selesai,, jadi kira-kira untuk besok jam berapa buk
kita bisa lakukan pertemuan lagi buk, besok saya
dinas pagi buk.
Pasien (zawiatul) : Kalau jam 10.00 wib gimana pak bias..?
Perawat (ikhlas) : baik buk bisa insyallah..’’’ terima kasih buk ya atas
kerja samanya
Pasien (zawiatul) : Baiklah pak..”” sama-sama pak
Perawat (ikhlas) : baiklah bu saya mau minta pamit buk..
assalamualaikum….””
Pasien (zawiatul) : Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh.
J. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa adalah komunikasi yang
dilakukan antara perawat dan pasien (dewasa) yang direncanakan secara
sadar. Bertujuan untuk mendukung kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik juga berguna untuk membangun kerjasama antara perawat dan
pasien sehingga mendukung suksesnya proses tindakan keperawatan.
Komunikasi kepada pasien penting dilakukan untuk memberikan pengertian
kepada pasien agar pasien tidak salah paham terhadap tindakan yang
dilakukan oleh perawat dan juga dapat mengurangi beban perasaan dan
pikiran, mengurangi keraguan dan menimbulkan rasa nyamanan.
Faktor yang dapat mempengaruhi dalam melakukan komunikasi
terapeutik diantaranya sikap, waktu, tempat dan situasi. Sebagai contoh jika
seseorang mengucapkan kata “sayang” tapi dengan kepala menunduk dan
dengan nada yang datar maka itu diartikan sebagai ungkapan penyesalan.
Seseorang meludah didepan orang dapat diartikan sebagai ungkapan rasa
benci atau tidak suka terhadap orang itu dan persepsi itu muncul walaupun si
pelaku tidak bermaksud seperti itu. Faktor yang dapat menghambat suksenya
suatu komunikasi terapeutik diantaranya, pemahaman yang beda, salah
penafsiran, kepentingan yang berbeda, mengalihkan pembicaraan, terlalu
banyak bicara, memperlihatkan sikap jemu, bosan dan pesimis.