Anda di halaman 1dari 40

TINJAUAN ISLAM TERHADAP TINDAKAN BEDAH ATAU OPERASI

Dr. Agusri, M.Kes

Bedah
Bedah atau pembedahan (Bhs Inggris): surgery, Bhs
Yunani : cheirourgia "pekerjaan tangan") adalah spesialisasi
dalam kedokteran yg mengobati penyakit atau luka  dg
operasi manual dan instrumen. Ahli bedah (surgeon) dapat
merupakan dokter ,dokter gigi , atau dokter hewan yg
memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu bedah.Sebutan ahli
saat ini lebih lazim disebut sebagai spesialis. Jika disebut
sebagai spesialis bedah saja maka itu adalah dokter
sedangkan untuk dokter gigi lazim disebut dokter gigi
spesialis bedah mulut sedangkan untuk dokter hewan lazim
disebut spesialis bedah hewan.
Tindakan pembedahan dilakukan oleh seorang
spesialis bedah. Terdapat bermacam macam
macam spesialis yang melakukan tindakan
pembedahan. Umumnya pembagian spesialisasi
sama dihampir seluruh belahan dunia. Di Indonesia
spesialis bedah bergabung di dalam suatu
perhimpunan yang bernama IKABI (Perhimpunan
Dokter Spesialis Bedah Indonesia)[1] dan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama ISA
(Indonesian Surgeon Association). Anggota IKABI
saat ini terdiri dari 10 OPLB ( Organisasi Profesi di
Lingkungan Bedah) yang masing masingnya
merupakan spesialisasi ataupun subspesialisasi
Spesialisasi bedah yang ada di Indonesia saat ini berikut
singkatan organisasi profesinya adalah sebagai berikut:
 Spesialis Bedah Umum (PABI)

 Spesialis Ortopedi  (PABOI)

 Spesialis Urologis (IAUI)

 Spesialis Bedah Plastik (PERAPI)

 Spesialis Bedah Saraf  (PERSPEBSI)

 Spesialis Bedah Toraks, Kardiak % Vaskuler(HBTKVI)

 Spesialis Bedah Anak (PERBANI)

 Spesialis Bedah Subspesialis Vaskular dan

Endovaskular (PESBEVI)
 Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif (IKABDI)

 Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi

 (PARABOI)
 Tujuh yang pertama adalah merupakan spesialisasi
sedangkan tiga terakhir merupakan spesialisasi dari bedah
umum.
 Spesialis Bedah Umum adalah seseorang yang mempunyai

ilmu dan ketrampilan dalam hal diagnosa, perawatan pre


operasi, operasi dan penatalaksanaan sesudah operasi
pada area berikut: saluran cerna,abdomen dan
isinya,payudara, kulit dan jaringan lunak, kepala dan leher,
pembuluh darah, endokrin, kelainan bawaan dan tumor,
khususnya tumor kulit, kelenjar
liur,tiroid,paratiroid,rongga mulut,sistem pembuluh darah
kecuali jantung dan pembuluh darah dalam otak.
 Spesialis Bedah Orthopedi adalah spesialis yang bidangnya

adalah sistem otot dan tulang.Seorang spesialis bedah


orthopedi menangani kelainan pada tempat tersebut baik
dengan cara pembedahan maupun tanpa pembedahan.
 Spesialis Urologi adalah spesialis yang menangani kelainan pada
sistem saluran kemih laki laki dan perempuan, serta juga
menangani organ reproduksi laki laki.
 Spesialis bedah Saraf adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang

melakukan pencegahan, diagnosa, pengobatan dan rehabilitasi


setiap gangguan pada sistem persarafan seperti otak,medula
spinalis,persarafan perifer dan sistem serebrovaskular ekstra
kranial
 Spesialis Bedah Plastik adalah seorang spesialisasi dalam ilmu

bedah yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan atau


mengembalikan bentuk tubuh
 Spesialis Bedah Subspesialis Vaskular dan

Endovaskular merupakan subspesialisasi dari bedah umum


terutama mendalami ilmu tentang pembuluh darah arteri, vena
dan sistem limfatik. Mereka mempunyai kemampuan melakukan
pembedahan yang dilakukan oleh spesialis bedah umum dan juga
mahir melakukan pembedahan, pengobatan medikamentosa dan
minimal invasif pada pembuluh darah.
 Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif merupakan
subspesialisasi dari bedah umum dan selain mampu melakukan
tindakan pembedahan seperti bedah umum lainnya mereka juga
mahir melakukan tindakan pembedahan pada saluran cerna.
 Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi merupakan
subspesialisasi dari bedah umum dan selain mampu melakukan
tindakan pembedahan seperti spesialis bedah umum lainnya
mereka juga mahir melakukan tindakan pembedahan tumor
seperti tumor jaringan lunak dan tumor
 Spesialis Bedah Toraks, Kardiak & Vaskular (Bedah Dada,
Jantung & Pembuluh Darah) adalah bidang kedokteran yang
terlibat dalam perawatan medis dan bedah penyakit - penyakit
yang mempengaruhi organ didalam toraks (dada) terutama
jantung, paru-paru, trakea, esofagus, pembuluh darah besar,
maupun seluruh sistem pembuluh darah kecuali pembuluh
darah di otak. Meliputi tindakan pembedahan terbuka dan
tindakan invasif non bedah seperti intervensi perkutaneus.
Referensi :
Nyhuss M Lloyd, What is General Surgery:
Definition, Education and Practice. A Review
Articles.J Jpn J Surg.1992;22:293-96.
Operasi
Operasi adalah semua tindakan pengobatan
yang menggunakan cara invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh
yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini
umumnya dilakukan dengan membuat
sayatan.Setelah bagian yang akan ditangani
ditampilkan dilakukan tindakan perbaikan yang
akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan
luka (Syamsuhidajat, 2010).
Klasifikasi operasi terbagi manjadi dua, yaitu operasi
minor dan operasi mayor. Operasi minor adalah
operasi yang secara umum bersifat selektif, bertujuan
untuk memperbaiki fungsi tubuh, mengangkat lesi
pada kulit dan memperbaiki deformitas, contohnya
pencabutan gigi, pengangkatan kutil, kuretase, operasi
katarak, dan arthoskopi. Operasi mayor adalah operasi
yang bersifat selektif, urgen dan emergensi. Tujuan
dari operasi ini adalah untuk menyelamatkan nyawa,
mengangkat atau memperbaiki bagian tubuh,
memperbaiki fungsi tubuh dan meningkatkan
kesehatan, contohnya kolesistektomi, nefrektomi,
kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi dan
operasi akibat trauma (Brunner & Sudarth 2001).
Salah satu jenis operasi besar yang dilakukan adalah
laparatomi. Laparatomi merupakan insisi pembedahan
melalui pinggang, tetapi tidak selalu tepat dan lebih
umum dilakukan dibagian perut mana saja (Doorland,
1994, dalam Surono, 2009). Laparatomi merupakan
salah satu prosedur pembedahan mayor, dengan
melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding
abdomen untuk mendapatkan bagian organ abdomen
yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi, kanker
dan obstruksi). Laparatomi dilakukan pada kasus-
kasus seperti apendiksitis, perforasi, hernia inguinalis,
kanker lambung, kanker colon dan rectum, obstruksi
usus, inflamasi usus kronis, kolestisitisdan peritonitis
(Sjamsuhidajat, 2005).
Operasi merupakan tindakan yang banyak
menimbulkan kecemasan. Operasi yang
ditunggu pelaksanaanya akan menyebabkan
kecemasan pada pasien. Kecemasan yang
terjadi dihubungkan dengan rasa nyeri,
kemungkinan cacat, menjadi bergantung
dengan orang lain dan mungkin kematian
(Potter & Perry, 2005).
Menurut Freud kecemasan disebabkan oleh hal-
hal yang tidak jelas, termasuk didalamnya
pasien yang akan menjalani operasi karena
tidak tahu konsekuensi operasi dan takut
terhadap prosedur operasi itu sendiri (Muttaqin
& Kumala, 2009).
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada
suatu bagian tubuh (Smeltzer and Bare,2002).
Pembedahan merupakan suatu tindakan yang
dilakukan di ruang operasi rumah sakit dengan
prosedur yang sudah ditetapkan (Smeltzer dan Bare,
2002). Tindakan pembedahan akan mengakibatkan
reaksi psikologis yaitu kecemasan. Sekitar 80% dari
pasien yang akan menjalani pembedahan
melaporkan kecemasan. Tindakan pembedahan
merupakan ancaman potensial maupun aktual pada
integritas 3 seseorang yang dapat membangkitkan
reaksi stres fisiologi maupun psikologi dan
merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir
semua pasien
Persiapan prabedah penting sekali untuk mengurangi
faktor resiko karena hasil akhir dari suatu
pembedahan sangat bergantung pada penilaian
keadaan penderita. Secara mental, penderita harus
dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan karena
selalu ada rasa cemas atau takut terhadap
penyuntikan, nyeri luka, bahkan terhadap
kemungkinan cacat atau mati. Maka tidak heran jika
sering kali pasien dan keluarga menunjukkan sikap
yang berlebihan. Kecemasan yang mereka alami
biasanya terkait dengan segala macam prosedur
asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman
terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam
prosedur pembedahan (Sobur, 2003).
Kecemasan dapat dikaji dengan pengamatan
selama objektif dari respon fisiologis dan
tingkah laku seperti denyut jantung, tekanan
darah, ketegangan otot ekspresi wajah,
kegelisahan dengan mengukur kadar kortisol
dan katekolamin yang akan meningkat selama
respon stress atau dengan laporan dari pasien
langsung yang merasa cemas, tegang dan takut
(Mc Kinkey, dkk, 2004).
Sam, Arebert dan Kenny (2004 dalam Widyanti
2013) menunjukkan beberapa penelitian di USA
mengenai kecemasan yang terjadi pada kasus
pembedahan meningkat.
Kecemasan pada pasien pre operasi harus
diatasi karena dapat menimbulkan perubahan
perubahan lanjut secara fisik yang akan
menghambat dilakukannya tindakan operasi.
Secara fisik kecemasan dapat memicu kelenjer
adrenal untuk melepas hormon-hormon
efinefrin dan norefinefrin yang kemudian
menggerakkan hormon tubuh tersebut untuk
mengatasi situasi yang mengancam. Hormon-
hormon tersebut akan meningkatkan detak
jantung, frekuensi pernafasan dan tekanan
darah (Puri dkk,2002).
Terapi relaksasi merupakan salah satu alternatif
yang dapat diberikan untuk mengurangi respon
kecemasan. Hal ini dapat membantu orang
menjadi rilek dan dapat memperbaiki berbagai
aspek kesehatan fisik serta dapat mengontrol diri
sehingga mengambil respon yang tepat saat
berada dalam situasi yang menegangkan
(Prabowo, 2012). Teknik relaksasi merupakan
salah satu cara untuk mengurangi kecemasan
dengan pendekatan non 5 farmakologi
(Townsend, 2009). Nonfarmakologi lebih
sederhana dan tanpa efek samping yang
merugikan (Stuart, 2007).
Ada beberapa teknik relaksasi yang dapat
digunakan meliputi;relaksasi napas dalam,
imajinasi terbimbing, teknik relaksasi otot
progresif, biofeedback dan hipnotis diri
(Brunner & Suddarth, 2002; Dossey & Keegan,
2009). Salah satu intervensi keperawatan yang
dapat mengurangi kecemasan dari beberapa
teknik relaksasi tersebut adalah teknik relaksasi
otot progresif.
Teknik latihan relaksasi otot progresif sebagai
teknik relaksasi otot yang dilakukan dalam
program terapi terhadap ketegangan otot yang
mampu mengatasi keluhan kecemasan yang
bertujuan untuk memberikan rasa rilek yang
akan menurunkan ketegangan fisiologis dan
menurunkan kecemasan. Teknik relaksasi otot
progresif dapat digunakan individu yang
mengalami kecemasan yang timbul dari
keadaan fisik maupun psikis (Asmadi, 2008;
Potter 2005 dalam Setyoadi & Kushariyadi,
2011)
SOP: CARA MEMPERSIAPKAN PASIEN OPERASI/
PEMBEDAHAN
Pengertian Suatu tindakan atau kegiatan
untuk mempersiapkan pasien yang
akanmenjalani tindakan operasi
baik kesiapan jasmani maupun
rohani serta peralatan yang akan
dipergunakan selama tindakan
pembedahan
Tujuan Menyiapkan pasien agar kooperatif
. Mencegah terjadinya infeksi dan k
omplikasi. Membantu kelancaran p
embedahan. Mengurangi resiko
cedera atau terjadinya kejadian
yang tidak diinginkan
Kebijakan Semua pasien dengan kasus gawat
Prosedur A. Persiapan Alat
1.Alat pencukur rambut dan
gunting rambut
2.Bengkok
3.Sabun
4.Waslap
5.Handuk
6.Alat kesehatan dan obat-obatan
sesuai program dokter dan jenis
tindakan pembedahan
7.Baju khusus
8.Formulir izin operasi dan
pemeriksaan penunjang
9.Stok darah
Prosedur B. Penatalaksanaan
1.Pasien/keluarga diberi
penjelasan ttg tind yg akan
dilakukan
2.Memberitahu pasien untuk
puasakan
3.Mencukur daerah yang akan
dioperasi
4.Memasang NGT , kateter sesuai
program
5.Pasien/keluarga menyetujui dan
menandatangani surat izin operasi
6.Mengecek kelengkapan
dokumen, medis/perawatan, hasil
pemeriksaan penunjang, surat izin
operasi
7.Mengganti baju pasien dan
memasang mitella /tutup kepala
Prosedur 10. 10.Menganar pasien kekamar
bedahbila perlengkapan, petugas
dan kamar bedah siap
11.Peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan
ketempat semula

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


-Selama menunggu tindakan
pembedahan, lakukan observasi
dan catat hasilnya : tanda-tanda
vital, tingkat kesadaran, jumlah
cairan yang masuk dan keluar,
perkembangan psien
-Segera lapor ke dokter bila timbul
Unit terkait Unit Gawat Darurat / UGD
Unit Rwat Inap
Instalasi Bedah Central
Tinjauan Islam
Bedah medis termasuk bagian dari pengobatan. Secara umum,
pengobatan termasuk disyariatkan dalam Islam namun ulama
berbeda tentang hukumnya. Beberapa pendapat yangterkenal,
masing-masing didukung oleh dalil yang menguatkannya,
diantaranya adalahsebagai berikut :
1.Mubah, menurut pendapat pendapat mayoritas ilmuwan
dari kalangan Ulama Hanafiyah, Malikiyyah, Syafi’iyah, dan
Hanabilah, namun mereka berbeda pendapat tentang lebih
utamanya, berobat atau tidak.
2.Wajib, merupakan pendapat sebagian ulama Hanabilah.
Menurut sebagian ulamayang lain, hal tersebut jika diyakini akan
kesembuhannya.
Menurut fatwa yang dikeluarkan oleh  Majma’ al -Fiqh al-
Islami,hukum berobattergantung pada keadaan dan kondisi
pasien:
1.Berobat menjadi Wajib jika tidak dilakukan akan mengancam
jiwa, atau kehilangananggota tubuhnya, atau akan menjadi lemah,
atau penyakitnya akan dapat menulariorang lain.
2.Berobat hukumnya sunnah jika tidak dilakukan akan menjadikan
tubuhnya lemahnamun tudak separah kondisi yang diatas..
3.Berobat hukumnya mubah jika tidak sampai pada kedua kondisi
diatas.
4.Berobat hukumnya makruh jika dengan berobat ditakutkan akan
mengalami keadaanyang lebih buruk daripada dibiarkan saja
Dengan demikian, hukum bedah medis, secara umum angat tergantung
dengan keadaan dan kondisi pasien. Secara khusus Ulama sepakat
membolehkan operasi medisrekonstruksi anggota tubuh yang mengalami
masalah tertentu. Menurut pala ulama,memperbaiki dan memulihkan
kembali fungsi organ yang rusak, baik bawaan sejak lahir maupun adanya
kecelakaan, dan hal-hal sejenis itu dibenarkan, karena niat dan
motivasiutamanya adalah pengobatan. Diantara ayat yang dijadikan sebagai
pembolehan terhadapoperasi medis, dianggap sebagai upaya menjaga
kehidupan dan menghindari kebinasaan atau mafsadah , antara lain
tercakup dalam Q.S. al-Maidah 5:32. Allah menghargai setiap bentuk upaya
mempertahankan kehidupan manusia, menjauhkan diri dari hal
yangmembinasakan. Operasi medis dilakukan dalam rangka tujuan
tersebut. Bnyak jenis penyakit yang pengobatannya hanya dengan operasi,
bahkan kadang-kadang jika itu tidak dilakukan atau terlambat dilakukan
akan mengancam kehidupannya, dengan dioperasiakhirnya dapat tertolong
Bolehnya bedah medis menurut hukum islam juga
dapat dianalogikan dengan berbekam(al-hijamah).
Pada masa teknologi kedokteran masih sederhana, di
zaman Nabi, berbekamdianggap sebagai salah satu
bentuk operasi masa itu, telah dipraktekkan dan
dianjurkan Nabi. Berbekam merupakan
tindakan pembedahan untuk mengeluarkan darah
kotor daridalam tubuh. Juga dapat dikiyaskan
daengan praktik khitanyang merupakan jenis
operasimedis tertua, termasuk salah satu sunnah
fitrah sangat dianjurkan dalam syariat Islam
Kaum Wanita
Hasrat dasar kaum wanita adalah suka berhias
dan ingin senantiasa tampil cantik dan menarik.
Tak heran upaya untuk mempercantik diri ini
pun banyak dilakukan kaum wanita. Salah
satunya dengan melakukan operasi kecantikan
atau sering disebut dengan istilah operasi
plastik atau operasi bedah kosmetik.
Operasi kecantikan secara harfiah berarti suatu
tindakan kedokteran yang dilakukan untuk
memperbaiki atau memperindah bagian tubuh
manusia dengan cara merubah jaringan kulit. Operasi
kecantikan atau operasi plastik sendiri ada dua macam
yaitu operasi yang bersifat darurat (misal untuk
memperbaiki bagian tubuh tertentu karena memiliki
kerusakan) dan operasi yang bersifat opsional
(bertujuan untuk mempercantik atau memperindah
bentuk rupa dan bagian tubuh lainnya). Tak heran bila
istilah-istilah seperti sulam bibir, sulam alis, membuat
hidung lebih mancung, facelift, implan payudara,
bahkan operasi selaput dara, menjadi sangat populer
dalam ranah kecantikan wanita saat ini
Bagaimana sebenarnya Islam memandang
tentang operasi plastik ini?
Bagaimana pula hukumnya sesuai syariat? Syaik
Abdul Wahhab Abdussalam Thawilah dalam
bukunya "Panduan Berbusana Islami:
Berpenampilan sesuai Tuntunan Al-Quran dan
As-Sunnah" menjelaskan hukum operasi
kecantikan ini berbeda-beda sesuai dengan
sebab dan tujuannya, ada yang mubah (boleh),
dan haram dilakukan.
1. Mubah
Hukum Mubah berarti boleh dilakukan bila
operasi tersebut bertujuan untuk
memperbaiki anggota tubuh yang cacat atau
rusak. Misalnya operasi karena cacat sejak
lahir, seperti operasi bibir sumbing agar
bentuk dan fungsi lebih mendekati normal,
memperbaiki susunan gigi yang maju ke
depan dan tidak normal struktur nya hingga
menyulitkan untuk makan dan berbicara.
Atau operasi karena cacat yang datang kemudian,
misalnya cacat tangan atau kaki karena kecelakaan,
memperbaiki jaringan kulit yang rusak akibat
kebakaran, operasi mata karena katarak atau luka
hingga fungsi penglihatan terganggu, operasi suntik
payudara wanita karena penyakit atrofi (pengecilan
atau penyusutan jaringan otot dan jaringan syaraf
sehingga bentuk menjadi tidak normal. Operasi plastik
yang demikian boleh dilakukan karena bertujuan untuk
mengobati seperti dalam dalil berikut :

“Wahai hamba hamba Allah berobatlah kalian, karena


sesungguhnyaAllah tidak menurunkan suatu penyakit,
kecuali menurunkan pula obatnya”. (HR Tirmidzi).
Begitu juga As-Syaukani menjelaskan,

‫قوله ( إالمنداء) ظاهره أن التحريم المذكور إنما هو فيما إذا كان لقصد التحسينال لداء‬
‫ فإنه ليس بمحرم‬،‫وعلة‬

“Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘kecuali karena


penyakit’ dzahir maksudnya bahwa keharaman yang
disebutkan, yaitu jika dilakukan untuk tujuan memperindah
penampilan, bukan untuk menghilangkan penyakit atau
cacat, karena semacam ini tidak haram.” [Nailul Authar,
6/229]

Dari hadis tersebut dijelaskan hendaknya seseorang yang


tertimpa sakit berusaha berobat agar bisa sehat seperti
sedia kala dan tidak terganggu dalam melakukan berbagai
aktivitas.
Bahkan dalam kondisi tertentu diperbolehkan
memindahkan atau menghilangkan bagian
tubuhnya jika kondisi tersebut membawa
kepada penyakit yang lebih membahayakan atau
membahayakan nyawa, misalnya luka karena
suatu penyakit misalnya kanker payudara yang
jika tidak diangkat akan menyebar ke anggota
tubuh yang lain. Operasi yang dilakukan
tentunya harus dijalankan oleh pihak yang
berkompeten dan diiringi dengan doa kepada
Allah agar diberi jalan kesembuhan atas
penyakit nya.
2. Haram

Adapun operasi yang haram hukumnya ialah yang hanya bertujuan untuk
mempercantik atau memperindah bentuk tubuh semata karena nafsu
duniawi tanpa ada niat mengobati atau memperbaiki suatu kecacatan.
Allah Ta'ala berfirman :

‫َ لقَ ْد َخلَ ْقنَا ٱ ِإْل ن ٰ َس َن ِ فٓى َأحْ َس ِن َ ت ْق ِو ٍيم‬

"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik baiknya.” (QS At Tin : 4)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah sebaik baik mahluk


yang diciptakan Allah, manusia memiliki kecantikan atau ketampanan
yang relatif dan berbeda satu dengan lainnya, meskipun begitu, manusia
sering merasa kurang bersyukur dengan pemberian Allah sehingga
senantiasa berusaha untuk memperindah fisik nya hingga mengubah
ciptaan Allah Ta'ala dengan melakukan operasi plastik.
Operasi bedah kosmetik ini haram hukumnya sesuai firman Allah
berikut :

‫ضلَّنَّه ُْم َوأَل ُ َمنِّيَنَّه ُْم َو َل َءا ُم َرنَّه ُْم َ فلَيُبَتِّ ُك َّن َءا َذ َان ٱأْلَ ْن ٰ َعِم َو َل َءا ُم َرنَّه ُْم َ فلَيُ َغيِّر َُّن َخ ْل َق ٱهَّلل ِ ۚ َو َمن َ يتَّ ِخ ِذ ٱل َّش ْي ٰطَ َن َولِيًّا ِّمن‬
ِ ُ ‫َوأَل‬
‫ون ٱهَّلل ِ َ فقَ ْد َخ ِس َر ُخ ْس َرانًا ُّمبِينًا‬ ِ ‫ُد‬

“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan


membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya". Barangsiapa
yang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah, maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata." (QS An Nisa 119)

Ayat tersebut menjelaskan kecaman atas perbuatan syetan yang


senantiasa mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan
maksiat di antaranya mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah).
Sahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

ِ ‫ات ِ ْل ُحس ِْن ال ُم َغيِّ َرا ِت َخ ْل َق هَّللا‬


،ِ ‫ص ِات َوال ُمتَفَلِّ َج‬ ،ِ ‫َ ل َع َن ُهَّللا ال َوا ِش َم ِات َوال ُموتَ ِش َم‬
َ ‫ات َوال ُمتَنَ ِّم‬

“Semoga Allah melaknat orang yang mentato, yang minta ditato,


yang mencabut alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan
gigi, untuk memperindah penampilan, yang mengubah ciptaan
Allah.” [HR. Bukhari 4886]

Salah satu cara mensyukuri nikmat Allah ialah dg menerima


kondisi yg sudah Allah berikan dan tidak berupaya unt
mengubahnya dg jalan operasi kecuali dlm keadaan darurat.

Dari uraian tersebut dpt disimpulkan bhw operasi plastik yg


dilakukan krn bertuj unt memperbaiki cacat atau kekurangan pd
tubuh yg termasuk kategori darurat shg menyulitkan diri unt
melakukan aktivitas sehari hari halal hukumnya atau boleh
dilakukan.
Sedangkan operasi yg bertuj krn ingin mempermanis
diri, mengubah penampilan, memperkuat citra dan
lain sebagainya hanya krn kehendak nafsu duniawi
dengan mengubah ciptaan Allah maka hal tersebut
haram, tdk boleh dilakukan.

Krn itu muslimah, salah satu cara mensyukuri nikmat


Allah adalah dg menerima segala yg diberikan-Nya.
Islam memiliki berbagai syariat yg terbaik, jika
dilarang berarti mengarah pd keburukan, jika
diwajibkan atau dianjurkan berarti mengarah pd
kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai