Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
Demi mewujudkan good governance dalam tata kelola pemerintahan yang bai
k dan mengatasi perubahan ekstrim yang mempengaruhi ketidakpastian dalam melaksa
nakan kegiatan operasional instansi sehingga mempengaruhi capaian tujuan yang telah
ditetapkan. Secara umum pengendalian bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan d
apat berjalan baik, dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Lemahnya pengendalia
n akan membawa kerugian yang besar dan bahkan kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam organisasi. Oleh karena itu diperlukannya suatu sistem pengendalian intern yan
g kuat untuk mendukung tercapainya proses dan hasil kegiatan seperti yang diharapka
n. Jadi pengertian Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada ti
ndakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh p
egawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi mela
lui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (Menkumham RI, 2008:
2) pada pasal 1 ayat (1).
Sistem pengendalian intern yang handal merupakan salah satu dasar dari Bada
n Pengelola Keuangan (BPK) dalam memberikan opini terhadap kinerja dan keandalan
pelaporan keuangan suatu instansi. Alasannya adalah bahwa penyelenggaraan kegiatan
di instansi pemerintah yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, samp
ai dengan pertanggungjawaban dapat dilakukan secara tertib, efektif dan efisien, serta t
erkendali jika ada suatu sistem yang dapat memberi keyakinan yang cukup bahwa pela
ksanaan program pada instansi tersebut dapat mencapai tujuannya yaitu efektif dan efi
sien dalam penyelenggaraan pemerintah, pengelolaan keuangan negara dan kinerja yan
g andal, pengamanan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan perunda
ng-undangan.
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran risiko
3. Aktivitas pengendalian
5. Pengawasan kinerja.
1.2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
SPIP atau sistem pengendalian internal pemerintah adalah proses yang integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan se
luruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisa
si melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengaman
an aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (‘PP No.60 Tahu
n 2008’).
Inti dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah terciptanya suatu
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dapat mewujudkan suatu praktik-
praktik good governance. Penyelenggaraan dari SPIP bertujuan untuk memberikan ke
yakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi tujuan penyelenggara
an pemerintahan negara dan daerah, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (Suwanda, 2019: 110). J
adi SPIP merupakan salah satu bukti keseriusan pemerintah dalam menerapkan good g
overnance pada pengelolaan pemerintahan.
Sistem pengendalian internal pemerintah berjalan seiring dengan terbitnya Peratura
n Pemerintah No. 60 Tahun 2008, dalam PP No. 60 Tahun 2008 terdapat lima unsur da
lam SPIP, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
Unsur lingkungan pengendalian sebagai fundamen SPIP karena unsur ini meru
pakan pencerminan integrasi antara kualitas kepemimpinan, sumber daya ma
nusia, dan metode kerja yang membentuk suasana/gaya (sets the tone) organisasi.
Menurut PP Nomor 60 Tahun 2008, lingkungan pengendalian sebagaimana dimaks
ud diciptakan oleh pimpinan instansi pemerintah melalui:
2. Penilaian risiko.
Penilaian risiko diawali dengan penetapan maksud dan tujuan Instansi Pemerin
tah yang jelas dan konsisten baik pada tingkat instansi maupun pada tingkat kegiatan
Selanjutnya Instansi Pemerintah mengidentifikasi secara efisien dan efektif risiko y
ang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut, baik yang bersumber dari dalam
maupun luar instansi. Risiko yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis untuk me
ngetahui pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan. Pimpinan Instansi Pemerintah m
erumuskan pendekatan manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko yang dip
erlukan untuk memperkecil risiko.
3. Kegiatan pengendalian.
e. prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secar
a tertulis
5. Pemantauan.
Pemantauan Sistem Pengendalian Internal dilaksanakan melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya. Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan ru
tin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pela
ksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, da
n pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Internal yang dapat dilakukan oleh apar
at pengawasan internal pemerintah atau pihak eksternal pemerintah dengan menggu
nakan daftar uji pengendalian internal. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan re
viu lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme pe
nyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan. Pemantauan
Sistem Pengendalian Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan me
lalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi has
il audit dan reviu lainnya (Pasal 43 PP Nomor 60 Tahun 2008).
Sesuai dengan tujuannya seperti paparan di atas, pengendalian intern disusun untuk
memberikan jaminan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai melalui efisiensi dan efektifi
tas kegiatan, penyajian laporan keuangan yang andal, serta adanya ketaatan terhadap und
ang-undang dan aturan yang berlaku seperti yang tertera dalam pengertian pengendalian
menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization Treadway Commision). Sedang
kan dalam peraturan pemerintah, tujuan SPIP adalah untuk memberikan keyakinan mem
adai atas tercapainya tujuan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan keta
atan terhadap peraturan perundang-undangan (Menkumham RI, 2008: 3) pada pasal 2 ay
at (3).