Anda di halaman 1dari 3

UROLOGI

Istilah “urologi” spertinya masih terasa asing di telinga masyarakat Indonesia, bahkan
bagi sebagian tenaga kerja di bidang kesehatan. Secara umum, Urologi adalah cabang ilmu
kedokteran yang mempelajari dan menangani kelainan/penyakit pada sistem saluran kemih
(termasuk ginjal, ureter, kantong kencing, uretra) pada pria dan wanita, dan sistem reproduksi
pria (termasuk prostat, testis, dan saluran sperma). Selain itu, urologi juga mempelajari
penanganan penyakit pada kelenjar anak ginjal, khususnya berkaitan dengan tumor pada
organ tersebut.

Walaupun kadang masih terdengar asing di telinga, ilmu urologi sendiri sebenarnya
sudah sangat lama menjadi bagian dalam sejarah manusia. Sesosok mumi Mesir, yang
ditemukan pada tahun 4800 SM, diketahui menderita batu kantong kencing berukuran besar.
Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran, menyebutkan secara khusus
tentang batu saluran kemih dalam sumpahnya yang terkenal itu. Dua dari tiga tindakan
pembedahan tertua dalam sejarah manusia adalah tindakan pembedahan urologi, yaitu
sirkumsisi / sunat dan pembedahan batu kantong kencing.

Kasus-kasus yang ditangani dokter spesialis urologi sebenarnya banyak dijumpai


dalam kehidupan sehari-hari, meliputi: batu, tumor, infeksi, trauma pada saluran kencing
(seperti batu ginjal atau batu kantong kencing) dan organ reproduksi pria (penis, biji
kemaluan, dan saluran air mani), termasuk juga pembesaran prostat.

Terdapat beberapa gejala umum yang dapat diumpai pada kasus-kasus urologi, yaitu :

 Berkemih jadi sering, berkemih mengedan dan tidak lampias, atau menetes pada akhir
berkemih
 Nyeri kolik dengan urine kemerahan atau berdarah, nyeri saat berkemih
 Urine keruh, atau pernah kencing berpasir atau berbatu
 Beser atau inkontinensia
 Kelainan bawaan pada alat genital, seperti testis tidak satu atau kedua sisi, muara
uretra tidak pada ujung kemaluan (hypospadia/epispadia)
 Kelainan ereksi/disfungsi ereksi dalam kelompok disfungsi seksual
 Kelainan infertilitas atau kemandulan pada laki-laki.
Hal tersebut di atas adalah beberapa contoh keluhan atau kelainan yang berhubungan dengan
urologi. Dalam penanganan kasus-kasus tersebut, seorang dokter spesialis urologi melakukan
diagnosa dan tindakan terapi. Terapi yang diberikan dapat berupa obat-obatan atau tindakan
pembedahan, tergantung masing-masing kasus. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang
kedokteran, tindakan pembedahan yang dilakukan dokter spesialis urologi berfokus pada
tehnik pembedahan endoskopik / tanpa sayatan atau sayatan minimal. Pada tehnik-tehnik ini,
risiko operasi jauh lebih kecil dan dengan hasil yang optimal. Lama perawatan juga menjadi
lebih singkat, dan pasien dapat beraktivitas lebih cepat.

Sebagai contoh, dapat dilihat pada tehnik pembedahan prostat. Pada jaman dahulu,
operasi pengangkatan prostat yang membesar dilakukan dengan menggunakan pisau untuk
menyayat dinding perut pasien. Pada saat ini, tindakan tersebut sudah jarang dilakukan.
Dokter spesialis urologi menggunakan tehnik endoskopik, yang dikenal sebagai TURP
(Transurethral Resection of the Prostate), untuk menghilangkan sumbatan saluran kencing
akibat prostat yang membesar. Keuntungan tehnik ini meliputi tidak adanya bekas sayatan
pisau (tanpa pisau), lebih aman, efektif untuk menghilangkan gangguan kencing, masa rawat
yang lebih singkat, dan pasien dapat kembali beraktivitas lebih cepat.

Pengobatan batu saluran kencing saat ini pun sudah mengalami banyak kemajuan.
Dahulu pengobatan batu saluran kencing dilakukan dengan pembedahan yang menggunakan
pisau. Saat ini telah dikembangkan berbagai macam tehnik pembedahan tanpa sayatan atau
dengan sayatan minimal. Tehnik pembedahan tanpa sayatan meliputi tehnik ESWL (Extra
Corporeal Shock Wave Lithotripsy) dan endoskopik. Tehnik pembedahan dengan sayatan
minimal meliputi PCNL (percutaneous nephrolithotripsy) dan laparoskopik. Dokter spesialis
urologi akan menentukan tindakan mana yang terbaik untuk masing-masing pasien,
tergantung pada letak, ukuran, komposisi, jumlah batu, dan kondisi medis lain yang
menyertai. Pada tehnik ESWL, batu dipecahkan dengan menggunakan gelombang kejut dari
luar tubuh, tanpa adanya sayatan atau alat yang masuk ke dalam tubuh pasien. Pada tehnik
endoskopik (tanpa pisau) tindakan dilakukan dengan memasukkan alat melalui saluran
kencing pasien untuk mencari dan menghancurkan batu. Alat tersebut dilengkapi dengan
serat fiber optik dan penghancur batu. Metode ini memiliki keuntungan seperti :efektif, lebih
aman, dan masa rawat yang lebih singkat. Pada tehnik sayatan minimal (PCNL atau
laparoskopik) dokter spesialis urologi akan membuat sayatan kecil pada kulit, dan batu akan
dikeluarkan atau dihancurkan. Dibanding tehnik pembedahan dengan sayatan konvensional,
tehnik sayatan minimal juga memiliki keuntungan, seperti : efektif, aman, dan masa rawat
yang lebih singkat.

Selain penyakit saluran kencing, dokter spesialis urologi juga menangani kasus-kasus
gangguan sistem reproduksi, termasuk infertilitas (kemandulan) dan gangguan seksual
(seperti impotensi/lemah syahwat dan ejakulasi dini) pada pria. Pengobatan yang diberikan
dapat berupa obat-obatan atau tindakan pembedahan, tergantung masing-masing kasus. Pada
kasus infertilitas, dokter spesialis urologi berperan mulai dari penegakkan diagnosa sampai
dengan pengobatan, termasuk tindakan pembedahan khusus pengambilan sel sperma untuk
keperluan tehnik bayi tabung. Penanganan impotensi dan ejakulasi dini juga dapat dilakukan
dengan efektif dan aman.

Dengan semakin mudahnya akses masyarakat ke sarana kesehatan, khususnya


pelayanan kedokteran urologi, diharapkan penanganan penyakit-penyakit saluran kencing dan
sistem reproduksi pria dapat lebih baik. Masyarakat yang membutuhkan dapat langsung
menghubungi dokter spesialis urologi terdekat.

Anda mungkin juga menyukai