Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI


RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013

FRAKTUR (PATAH TULANG)

Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan lempeng pertumbuhan tulang. Fraktur
1. Pengertian tertutup bila tidak ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka
untuk keadaan sebaliknya. Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang
sebelum fraktur sudah menderita/patologi
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci kapan terjadinya,
2. Anamnesis di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau
ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali
trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut.
Dibagi menjadi dua, yaitu ;
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan umum (Status Generalisata) :
Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur multipel, fraktur pelvis,
fraktur terbuka; tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yang mengalami infeksi.
2. Pemeriksaan setempat (Status Lokalis) :
Tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang:
a. Look, cari apakah terdapat:
- Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnomal (misalnya pada fraktur kondilus
lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan pemendekan
- Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris tidak dapat berjalan
- Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan, misalnya pada
tungkai bawah meliputi apparent length (jarak antara umbilikus dengan maleolus
medialis), dan true length (jarak antara SIAS dengan maleolus medialis).
b. Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu tidak dilakukan lagi
karena akan menambah trauma
c. Move, untuk mencari:
- Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang spongiosa atau tulang
rawan epifisis tidak terasa krepitasi. Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan
karena menambah trauma
- Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif
- Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak mampu
dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup gerakan sendi), dan kekuatan
Adanya riwayat trauma yang adekwat (bukan fraktur patologis) karena fraktur merupakan akibat
4. Kriteria Diagnosis dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain
(Primary survey ATLS). Pada status generalis diperiksa apakah pasien mengalami syok atau
perdarahan, trauma pada kepala, medulla spinalis atau organ viserta serta ditentukan apakah
ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah terjadi. Pada status lokalis (secondary survey)
diperiksa adanya tanda-tanda fraktur secara sistematis (look, feel, move) seperti bengkak, luka
pada kulit (fraktur terbuka atau tertutup), deformitas, nyeri tekan, kondisi neurovascular distal,
adanya gerakan abnormal pada daerah yang diduga fraktur
Riwayat trauma, luka dan luasnya permukaan, deformitas, nyeri tekan, edema, fungio laesa.
5. Diagnosis
Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi ; fraktur dislokasi atau fraktur dan dislokasi
6. Diagnosis Banding
- X-ray untuk menentukan diagnosis pasti dan penting untuk perencanaan penatalaksanaan
7. Pemeriksaan
Penunjang - Pada pemeriksaan radiology tentukan tulang yang fraktur, bagiannya, ekstensi ke sendi, jenis
garis fraktur
- Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan lateral)
- Mencakup dua sendi (distal dan proksimal)
- Pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang sehat (untuk perbandingan)
- Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi, penggunaan zat kontras, CT Scan, MRI,
radio isotope scanning, USG, dan lain-lain
- Pemeriksaan laboratorium : darah dan urine.

Tujuan : Menyelamatkan penderita dari bahaya yang mengancam jiwa pasien akibat dari trauma
8. Terapi yang dialami. Mendapatkan penyambungan tulang dengan kedudukan yang dapat diterima
(memenuhi syarat, mendapatkan kembali fungsi anggota gerak yang cedera). Penanganan
secara umum : tindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS (Advanced Trauma
Life Support). Penanganan terhadap frakturnya : pada pertologan pertama, dilakukan
pemasangan bidai pada anggota gerak yang diduga patah/dislokasi untuk mengurangi
pergerakkan antar fragmen tulang sehingga dapat mengurangi nyeri, perdarahan dan
menghindari kerusakan jaringan lebih lanjut serta memudahkan transportasi.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 3


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013

FRAKTUR (PATAH TULANG)

Pada prinsipnya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (4 R)


8. Terapi Recognition (diagnosis klinis dan keadaan sosial pasien)
Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat dilakukan secara terbuka maupun tertutup)
Retention (mempertahankan kedudukan hasil reduksi, dapat bersifat internal ataupun
eksternal)
Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk mobilisasi dan untuk anggota gerak atas,
ketrampilan lebih dipentingkan)
Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemen dan disertai dengan pemberian antibiotik
profilaksis.
1. Menjelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi
9. Edukasi 2. Memberikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien.
3. Memberikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Mendiiskusikan pilihan terapi
5. Memberikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini
6. Menjelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul
10. Prognosis Dubia (tergantung bagian tulang fraktur, penanganan yang dipilih serta adanya penyulit)
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

Sembuh, dimana pasien dapat kembali mengerjakan kegiatannya sehari-hari. Cacat bila
14. Indikator Medis terdapat penurunan fungsi dari anggota gerak yang cidera sehingga pasien tidak dapat
mengerjakan kembali aktifitasnya seperti sebelum ia mengalami cidera

1. Nordin M, Frankel VH, 2012. Basic biomechanics of the musculoskeletal system.


15. Kepustakaan Philadelphia, Pa; London: Lippincott Williams & Wilkins.
2. Einhorn TA, Buckwalter JA, O'Keefe RJ, American Academy of Orthopaedic S, 2007.
Orthopaedic basic science : foundations of clinical practice. Rosemont, IL: American
Academy of Orthopaedic Surgeons.
3. Salter RB, 1999. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system : an
introduction to orthopaedics, fractures and joint injuries, rheumatology, metabolic bone
disease, and rehabilitation. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 4


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
ACUTE SEPTIC ARTHRITIS
ICD 10 : M00.9
Septik arthritis merupakan hasil dari invasi bakteri di celah sendi, di mana penyebaran
1. Pengertian
terjadi secara hematogen, inokulasi langsung akibat trauma maupun pembedahan,
atau penyebaran dari osteomileitis atau selulitis yang berdekatan dengan celah sendi
2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Diagnosis klinis artritis septik bila ditemukan adanya sendi yang mengalami nyeri,
5. Diagnosis
pembengkakan, hangat disertai demam yang terjadi secara akut disertai dengan
pemeriksaan cairan sendi dengan jumlah lekosit > 50.000 sel/mm3 dan dipastikan
dengan ditemukannya kuman patogen dalam cairan sendi
Sejumlah kelainan sendi yang perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding
6. Diagnosis Banding
arthitis septik seperti infeksi pada sendi yang sebelumnya mengalami kelainan, artritis
terinduksi-kristal, artrhitis reaktif, artritis traumatik, dan artritis viral.7
- Laboratorium : lekosit dan LED meningkat,analisa cairan synovium : lekosit lebih
7. Pemeriksaan
dari 100.000/ml, CRP
Penunjang
- Radiologis : dapat ditemukan subluksasi/dislokasi patologis
- Kultur darah/cairan sendi yang purulen
- Tirah baring dan analgesik
8. Terapi
- Terapi suportif, infus
- Imobilisasi tungkai yang sakit (ICD-9: 93.5)
- Antibiotik sistemik (ICD9: 99.21)
- Debridement(ICD9: 86.22), drainage
- Bila disertai dengan subluksasi atau dislokasi : dilakukan reduksi terbuka (ICD9:
79.2)
9. Edukasi
Hasil yang memuaskan dicapai sekitar 70% atau bahkan lebih pada beberapa pasien
10. Prognosis
septik arthritis dengan diagnosis dan pengobatan dini. Destruksi sendi terutama sendi
panggul pada neonatus dan kekakuan sendi pada orang tua merupakan penyebab
umum dari kegagalan terapi. Jarang menyebabkan kematian
11. Tingkat evidence IA

12. Tingkat A
rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 5


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
ACUTE SEPTIC ARTHRITIS
ICD 10 : M00.9

Lihat prognosis
14. Indikator Medis
1. Doherty, Gerard M. Septic Arthritis, In: Current Surgical Diagnosis and Treatment
15. Kepustakaan
12th Edition. New York: McGraw-Hill. 2003. pp 1199-1200
2. Canale, S Terry, James H Beaty. Infection arthritis, In: Campbell;s Operative
Orthopaedics Volume One 11th Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008. pp
723-728
3. De Jong, Wim, R Sjamsuhidajat. Artritis Septik akut, Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005. Hal 905-907
4. Luqmani, Raashid, James Robb, Daniel Porter, et al. Acute Septic Artritis, In:
Textbook of Orthopaedics, Trauma and Rheumatology. Philadelphia: Mosby
Elsevier. pp 89-90
5. Apley, A Graham, Louis Solomon. Arthritis Septic Akut, Dalam: Buku Ajar Ortopedi
dan Fraktur Sistem Apley Edisi Ketujuh. Jakarta: Widya Medika. 1993. p 182

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 6


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
ARTHRITIS RHEUMATOID
ICD -10: S 52.1
Penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem
1. Pengertian
kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada
sendi.
2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
- Laboratorium : lekosit dan LED meningkat,analisa cairan synovium : lekosit lebih
7. Pemeriksaan
dari 100.000/ml, CRP
Penunjang
- Radiologis : dapat ditemukan subluksasi/dislokasi patologis
- Kultur darah/cairan sendi yang purulen
- Tirah baring dan analgesik
8. Terapi
- Terapi suportif, infus
- Imobilisasi tungkai yang sakit (ICD-9: 93.5)
- Antibiotik sistemik (ICD9: 99.21)
- Debridement(ICD9: 86.22), drainage
- Bila disertai dengan subluksasi atau dislokasi : dilakukan reduksi terbuka (ICD9:
79.2)
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat
rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 7


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
ARTHRITIS RHEUMATOID
ICD -10: S 52.1

Lihat prognosis
14. Indikator Medis
1. Doherty, Gerard M. Septic Arthritis, In: Current Surgical Diagnosis and
15. Kepustakaan
Treatment 12th Edition. New York: McGraw-Hill. 2003. pp 1199-1200
2. Canale, S Terry, James H Beaty. Infection arthritis, In: Campbell;s Operative
Orthopaedics Volume One 11th Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008.
pp 723-728
3. De Jong, Wim, R Sjamsuhidajat. Artritis Septik akut, Dalam: Buku Ajar Ilmu
Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005. Hal 905-907
4. Luqmani, Raashid, James Robb, Daniel Porter, et al. Acute Septic Artritis, In:
Textbook of Orthopaedics, Trauma and Rheumatology. Philadelphia: Mosby
Elsevier. pp 89-90
5. Apley, A Graham, Louis Solomon. Arthritis Septic Akut, Dalam: Buku Ajar
Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley Edisi Ketujuh. Jakarta: Widya Medika.
1993. p 182

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 8


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
ARTRITIS PIOGENIK
Infeksi bakteri piogenik (penghasil nanah) akut pada sendi yang jika tidak segera ditangani dapat berlanjut
1. Pengertian menjadi kerusakan pada sendi

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Anak tampak sakit dan nyeri, tetapi seringkali sulit memberitahukan dimana tepatnya nyeri itu berada.
5. Diagnosis Anggota badan yang terkena dapat dipertahankan agar benar-benar diam dan semua usaha untuk
menggerakkannya akan dilawan. Diagnosis dapat dipastikan dengan aspirasi pus pada sendi.

6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Terapi -

9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat evidence IA

12. Tingkat rekomendasi A


1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis 2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis Lihat prognosis


1. Doherty, Gerard M. Septic Arthritis, In: Current Surgical Diagnosis and Treatment 12th Edition. New
15. Kepustakaan York: McGraw-Hill. 2003. pp 1199-1200
2. Canale, S Terry, James H Beaty. Infection arthritis, In: Campbell;s Operative Orthopaedics Volume One
11th Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier. 2008. pp 723-728
3. De Jong, Wim, R Sjamsuhidajat. Artritis Septik akut, Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2005. Hal 905-907
4. Luqmani, Raashid, James Robb, Daniel Porter, et al. Acute Septic Artritis, In: Textbook of Orthopaedics,
Trauma and Rheumatology. Philadelphia: Mosby Elsevier. pp 89-90
5. Apley, A Graham, Louis Solomon. Arthritis Septic Akut, Dalam: Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem
Apley Edisi Ketujuh. Jakarta: Widya Medika. 1993. p 182

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 9


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
CRYSTAL DEPOSITION DISORDERS
ICD -10: M10
Gangguan kronis (jangka panjang) secara berulang dengan flare-up
1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Adanya kristal di dalam dan sekitar sendi, bursa dan tendon


5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding
- X-rays
7. Pemeriksaan - Blood investigation
Penunjang - Synovial fluid biopsy
- Stop the synovitis
8. Terapi - uricosuric drugs ( for gout )
- prevent deformity
- reconstruct (ICD-9 78.40)
- rehabilitate
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis 2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 10


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
Deep Vein Thrombosis
ICD-10 : I82.4
Bekuan darah yang terbentuk pada vena profunda terutama pada tungkai bawah, yang
1. Pengertian berakibat munculnya tanda-tanda pembuntuan vena profunda

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Klinis: Nyeri pada tungkai bawah post trauma, Homan’s sign positif, peningkatan temperatur
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
venografi, Doppler technique
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Elastic stocking (ICD-9: 93.59)
8. Terapi - Heparin 3 x 5000-10000 units selama 5-7 hari (ICD-9: 99.19)
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 11


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
Distropi Muskuler
ICD-10 : G71.0
Kelainan pada otot yang menyebabkan kelemahan otot
1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Klinis: Atrofi otot, tidak bisa berjalan, sering jatuh, kontraktur sendi, spasme otot
5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding
- Lab. Darah Perifer, LED, ALP
7. Pemeriksaan - ECG
Penunjang - Plain x-ray jika ada
- Biopsi otot
Non Operatif dengan observasi berkala
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
I / II / III / IV
11. Tingkat evidence
A/B/C
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 12


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
Giant Cell Tumor of Tendon Sheath
ICD-10 : D.48
Giant cell tumor adalah nodul soliter non neoplastik dari jaringan synovial dengan gambaran
1. Pengertian yang paling menonjol adalah multinucleated giant cell

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Terdapat pada usia 20-40 tahun dan distribusi pria sama dengan wanita.Predileksi pada
5. Diagnosis paratendon di tangan,kaki atau tendon patella atau dalam bentuk single intra articular nodule di
sendi besar. Walaupun memperlihatkan gambaran erosi tetapi karakteristiknya non invasive.
Ukurannya jarang 5 cm
6. Diagnosis Banding
Foto rontgen, Isotope scan, CT scan, MRI
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Marginal en block eksisi (ICD-9: 83.31)
8. Terapi - Radioterapi, inefektif
9. Edukasi
10. Prognosis
I / II / III / IV
11. Tingkat evidence
A/B/C
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 13


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
Haemophilic Arthropathy
ICD-10 : S52.1
Kerusakan sendi dan fungsi sendi yang disertai dengan gangguan pembekuan darah yang
1. Pengertian dapat disertai adanya perdarahan sendi

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Penderita laki-laki atau wanita sebagai carrier. Nyeri, pembengkakan, kekakuan sendi sampai
5. Diagnosis terjadi deformitas dan kehilangan fungsi sendi, terutama pada sendi lutut, ankle, siku dan bahu.
Dapat disertai perdarahan sendi.
6. Diagnosis Banding
X-Ray, Pemeriksaan lab factor VIII dan IX
7. Pemeriksaan
Penunjang
- NSAID dan imobilisasi dengan splint (ICD-9: 93.54)
8. Terapi - Terapi untuk perdarahan sendi akut (faktor VIII dan IX)
- Re-aligment dengan osteotomi (ICD-9: 77.2)
- Arthrodesis (ICD-9: 81.2)
- Joint replacement.
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 14


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
Necrotizing Fascitis
ICD-10 : M72.6
Infeksi yang menyebabkan kematian jaringan di bawah kulit
1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Riwayat trauma atau operasi, nyeri pada tempat trauma atau luka operasi, pasien tampak toksik,
5. Diagnosis hiperemi

6. Diagnosis Banding
- Laboratorium:lekosit,LED, pengecatan gram
7. Pemeriksaan - Foto rontgen pada bagian tungkai yang dikeluhkan : dapat ditemukan gambaran gas pada
Penunjang jaringan lunak
- CT Scan : menentukan lokasi infeksi, jaringan nekrosis, dan gambaran gas
- Perbaiki keadaan umum, infus RL, O2, cegah hipovolemi
8. Terapi - Antibiotik sistemik : drug of choice adalah Penicillin G atau Clindamycin (ICD-9: 99.21)
- Debridement (ICD-9: 86.22) dan eksisi jaringan nekrotik
- HBO : dilakukan setelah debridement yang pertama, dalam tiga sesi terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 15


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
Neuropathic Joint Disease
ICD-10 : G62.9
Kerusakan sendi yang disebabkan adanya proses neuropathy pada saraf yang menginervasi
1. Pengertian sendi tersebut.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Laki-laki atau wanita, biasanya usia pertengahan, dengan kerusakan sendi yang hebat tanpa
5. Diagnosis disertai nyeri dan hilangnya sensasi posisi.
Pembengkakan, deformitas yang progresif serta terjadi instabilitas pada sendi yang terkena.
6. Diagnosis Banding
X-Ray, Pemeriksaan untuk menentukan underlying disease-nya
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Fisioterapi (ICD-9: 93.1)
8. Terapi - NSAID bila diperlukan
- Bracing
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 16


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
OSTEOMIELITIS KHRONIS
ICD 10 : M86.4

Infeksi tulang yang berlangsung secara kronis


1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Riwayat fraktur terbuka, luka/fistel yang tidak sembuh. Sembuh, bisul yang sering hilang timbul.
5. Diagnosis Riwayat demam tinggi dan nyeri dekat persendian.

6. Diagnosis Banding
- X-ray : sequester, involucrum.
7. Pemeriksaan - CT scan untuk menentukan Genny madder
Penunjang
- Antibiotika sesuai kultur, squesterectomy (77.0), guttering, pengisian rongga kosong dengan
8. Terapi antibiotic beads (ICD-9: 99.21)
- Fiksasi interna bila ada fraktur patologis/instability (ICD-9: 79.3)
- Amputasi (ICD-9 84.01, 84.02, 84.14, 84.11, 84.12, 84.05, 84.03, 84.07, 84.91, 64.19,
84.15).
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 17


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
OSTEOPOROSIS
Z13.820

Berkurangnya densitas tulang, sehingga mengakibatkan perubahan mikrostruktur trabekula


1. Pengertian
tulang

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Klinis: Wanita mendekati menopasue, nyeri tulang punggung, meningkatnya kiposis thorakal,
5. Diagnosis ada riwayat keluarga, riwayat anorexia nervosa, riwayat amenorhe, pengguna alkohol, merokok,
menurunnya aktifitas
6. Diagnosis Banding
X-ray, bone densitomerty, DEXA screening
7. Pemeriksaan
Penunjang
Sesuai penyebab; dietery calcium dan vitamin D, hormon replecement terapy, bisohosphonat,
8. Terapi calcitonin, fluoride
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 18


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
PAGET'S DISEASE
M88

Kelainan lokal dari remodelling tulang


1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Asymtomatik, dull constan ache, bertambah saat bangun tidur, deformitas tungkai bawah,
5. Diagnosis kiposis, menjadi lebih pendek, ape-like, cranial nerve compression, steal syndrome

6. Diagnosis Banding
- X-rays
7. Pemeriksaan - alkali fosfatase
Penunjang - kadar pyridinoline urin
- Ca serum
- fosfat serum

- Dengan indikasi : nyeri tulang menetap, fraktur berulang, komplikasi neurologis, high output
8. Terapi cardiac failure, hipercalsemia karena imobilisasi, excesive haemorage
- Drugs suppress bone turn over : calcitonin, bisphosphonat
- Operasi bila ada fraktur (ICD-9: 79.3)
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 19


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
PIGMENTED VILLONODULAR SYNOVITIS
ICD -10: M12.2

Pigmented villonodular synovitis adalah penyakit Inflamasi jinak di dalam jaringan synovial yang
1. Pengertian
berisi hemosiderin

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Penyebab tak diketahui secara pasti,terjadi pada kedua sisi sebagai nodul.Terjadi pada pria >
5. Diagnosis wanita,usia 20-50 tahun. Predileksi pada sendi besar.Synovitis terjadi dari hemarthroses
berulang. Proses ini intermitten progressive bulan hingga tahun. Riwayat efusi sendi intermitten
dengan rasa tak nyaman sedang adalah khas PVS. Macros ditemukan unclotted dark
blood,pannus. Micros ditemukannya hemosiderin pada GCT.
6. Diagnosis Banding
Foto roentgen, arthrography terlihat destructive pannus, Isotop Scan, CT scan, MRI
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Operatif : Dilakukan complete synovectomy(ICD-9: 80.7).
8. Terapi - Radioterapi
- Kemoterapi
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 20


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
PYOGENIC INFECTION
L98.0

Kondisi medis berupa timbulnya pus yang diakibatkan karena infeksi non spesifik
1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

- Nyeri pada leher


5. Diagnosis - Kaku otot dan spasme
6. Diagnosis Banding
- Tes darah (leucocytosis dan peningkatan LED)
7. Pemeriksaan - Foto Roentgen
Penunjang
- Antibiotic (ICD-9: 99.21) dan istirahat
8. Terapi - Imobilisasi dengan traksi pada cervical, bila terjadi abses dilakukan drainase (ICD-9: 93.41)
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 21


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
SINDROMA EMBOLI LEMAK
T79.1

Sindroma akibat emboli lemak yang masuk ke dalam sistem sirkulasi sistemik darah pada
1. Pengertian
fraktur tulang panjang

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Gangguan kesadaran mendadak yang disertai gangguan pernapasan dan petechie


5. Diagnosis subkonjunctiva pada pasien fraktur tulang panjang.
6. Diagnosis Banding
Foto thoraks, pemeriksaan darah lengkap, blood gas analysis, pemeriksaan urin
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Oksigenasi, bila perlu assisted ventilation
8. Terapi - Balans cairan
- Terapi imobilisasi fraktur (ICD-9: 93.59)
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 22


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
SINDROMA KOMPARTEMEN
T79.A

Peningkatan tekanan dalam intra kompartmental melebihi 30 mmHg diatas tekanan darah
1. Pengertian
diastolik

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Klinis 5P (Pain, paraesthesia, pallor, paralysis,pulselessness)


5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding
Tekanan intra kompartemen
7. Pemeriksaan
Penunjang
Fasciotomy (ICD-9: 83.14), eksternal fiksasi (ICD-9: 78.1)
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 23


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
SINDROMA NYERI KRONIS
G89.4
Suatu gejala nyeri kronis yang diakibatkan karena berbagai faktor
1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Klinis: Nyeri menetap


5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
- Lab. Darah Perifer, LED, ALP, kimia darah
7. Pemeriksaan - Foto Ronsen, AP/LAT,
Penunjang - CT Scan, MRI
- Biopsi
- Non Operatif: dengan terapi fisik, analgesik, anestesi serta observasi berkala
8. Terapi - Operatif: dekompresi saraf, stabilisasi, nerve graft(ICD-9: 04.5), tendon transfer (ICD-9:
83.75), tergantung kelainan tang tampak
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 24


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
OSTEOARTHRITIS
ICD -10: M15-M19

Degenerasi kartilago pada sendi-sendi tubuh


1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Riwayat arthritis sebelumnya, nyeri, fungsiolaesa, deformitas sendi tubuh, nyeri tekan,
5. Diagnosis gangguan gerak
6. Diagnosis Banding
Foto rontgen, Bonescan, arthroscopy
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Konservatif : Fisioterapi, NSAID, dan arthrocentesis (ICD-9 81.91)
8. Terapi - Operatif : Debridement dengan arthroscopy (ICD-9 : 80.2), Re-alignment dengan
osteotomy atau Joint replacement (ICD-9: 81.5, 81.17, 81.21, 81.29, 81.23, 81. 20, 81.74,
81.75, 81.71, 81.72, 81.56, 81.84, 81.51, 81.54, 81.73, 81.12, 00.71, 00.74, 00.75, 00.76,
00.77, 00.73, 00.70, 00.72, 81.53, 81.59, 81.97, 00.82, 00.83, 00.81, 00.80, 00.83, 82.56,
82.57, 82.58, 82.59, 82.96) `
9. Edukasi
10. Prognosis
IA
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 25


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
NEUROPATHIC ARTHRITIS (CHARCOT’S JOINT)
ICD 10 M 12.9

Destruksi yang parah dan progresif pada satu atau lebih sendi yang didahului oleh hilangnya
1. Pengertian sensasi posisi dan nyeri tumpul

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Pembengkakan sendi yang progresif, instabilitas sendi, krepitasi, ROM meningkat, adanya
5. Diagnosis kelainan neurologis yang mendasari umumnya diabetik neuropati
6. Diagnosis Banding
Foto rontgen, punksi cairan sendi
7. Pemeriksaan
Penunjang
Aspirasi cairan sendi, operatif (ICD-9: 79.2), ankle fusion (ICD-9 81.11, 81.94)
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 26


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
GOUT
ICD 10 M 10

Kelainan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperuricemia, deposisi kristal monosodium
1. Pengertian urat monohidrat pada sendi dan jaringan peri-artikuler dan serangan sinovitis akut berulang

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Riwayat keluarga dengan gout, nyeri sendi yang parah, kulit memerah dan bengkak (tophi),
5. Diagnosis kristal urat pada sendi
6. Diagnosis Banding
Foto rontgen, asam urat darah, punksi cairan sendi
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Konservatif : NSAID, allopurinol
8. Terapi - Operasi : kuretase tophi
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 27


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
OSTEOCHONDRITIS DISSECANS
ICD 10 M 93.2

Terpisahnya fragmen tulang rawan dan tulang subchondral pada permukaan sendi
1. Pengertian

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Nyeri sendi, pembengkakan pada sendi, ada riwayat trauma, krepitasi, nyeri tekan, ROM
5. Diagnosis terbatas, dapat dijumpai loose bodies
6. Diagnosis Banding
Foto rontgen, MRI, CT Scan
7. Pemeriksaan
Penunjang
- Immobilisasi (ICD-9: 93.59)
8. Terapi - Arthroscopy (ICD-9: 80.2)
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 28


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
RSUD Dr. SOETOMO Surabaya
2013
PSEUDOGOUT
ICD 10 M 10

Deposisi kristal pirofosfat pada sendi yang menyebabkan sinovitis dengan gejala yang sama
1. Pengertian dengan gout

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

Nyeri pada sendi besar, sendi membengkak, chondrocalcinosis, kristal pirofosfat pada sendi
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
Foto rontgen, punksi cairan sendi
7. Pemeriksaan
Penunjang
NSAID, injeksi steroid (ICD-9: 99.23) intraartikuler
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
IB
11. Tingkat evidence
A
12. Tingkat rekomendasi
1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani,dr.,SpB.,SpOT(K)
13. Penelaah Kritis
2. Prof. Dr. Bambang Prijambodo,dr.,SpB.,SpOT(K)
3. Dr. Ferdiansyah,dr.,SpOT(K)
4. Dr. Dwikora Novembri Utomo,dr.,SpOT(K)
5. Erwin Ramawan,dr.,SpOT(K)
6. Mohammad Zaim Chilmi,dr.,SpOT(K)
7. Tri Wahyu Martanto,dr.,SpOT(K)

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI RS DR SOETOMO Page 29

Anda mungkin juga menyukai