Pengertian (Definisi) Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan lempeng
pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara
daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk keadaan
sebaliknya. Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang
sebelum fraktur sudah menderita/patologi
Anamnesis Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus
diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan
trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang
bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali
trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan
perut.
Pemeriksaaan Fisik Dibagi menjadi dua, yaitu ;
1. Pemeriksaan umum (Status Generalisata) :
Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur
multipel, fraktur pelvis, fraktur terbuka; tanda-tanda sepsis pada
fraktur terbuka yang mengalami infeksi.
2. Pemeriksaan setempat (Status Lokalis) :
Tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang:
a. Look, cari apakah terdapat:
- Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnomal (misalnya pada
fraktur kondilus lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan
pemendekan
- Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris
tidak dapat berjalan
- Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan,
misalnya pada tungkai bawah meliputi apparent length (jarak
antara umbilikus dengan maleolus medialis), dan true length
(jarak antara SIAS dengan maleolus medialis).
b. Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu tidak
dilakukan lagi karena akan menambah trauma
c. Move, untuk mencari:
- Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang
spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena menambah
trauma
FRAKTUR (PATAH TULANG)