Anda di halaman 1dari 4

FRAKTUR (PATAH TULANG)

RUMAH SAKIT UMUM


Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
MUHAMMADIYAH 006/KMED/VIII/2021 - 1/3
BANDUNG-TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
27 Juli 2021
Dr. Abu Mardah
NRP.11020040

Pengertian (Definisi) Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan lempeng
pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara
daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk keadaan
sebaliknya. Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang
sebelum fraktur sudah menderita/patologi
Anamnesis Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus
diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan
trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang
bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali
trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan
perut.
Pemeriksaaan Fisik Dibagi menjadi dua, yaitu ;
1. Pemeriksaan umum (Status Generalisata) :
Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur
multipel, fraktur pelvis, fraktur terbuka; tanda-tanda sepsis pada
fraktur terbuka yang mengalami infeksi.
2. Pemeriksaan setempat (Status Lokalis) :
Tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang:
a. Look, cari apakah terdapat:
- Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnomal (misalnya pada
fraktur kondilus lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan
pemendekan
- Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris
tidak dapat berjalan
- Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan,
misalnya pada tungkai bawah meliputi apparent length (jarak
antara umbilikus dengan maleolus medialis), dan true length
(jarak antara SIAS dengan maleolus medialis).
b. Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu tidak
dilakukan lagi karena akan menambah trauma
c. Move, untuk mencari:
- Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang
spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena menambah
trauma
FRAKTUR (PATAH TULANG)

RUMAH SAKIT UMUM


Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
MUHAMMADIYAH
006/KMED/VIII/2021 - 2/3
BANDUNG-TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
27 Juli 2021
Dr. Abu Mardah
NRP.11020040

- Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif


- Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang
tidak mampu dilakukan, range of motion (derajat dari ruang
lingkup gerakan sendi), dan kekuatan
Kriteria Diagnosis Adanya riwayat trauma yang adekwat (bukan fraktur patologis) karena
fraktur merupakan akibat dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan
cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain (Primary survey ATLS).
Pada status generalis diperiksa apakah pasien mengalami syok atau
perdarahan, trauma pada kepala, medulla spinalis atau organ viserta serta
ditentukan apakah ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah terjadi.
Pada status lokalis (secondary survey) diperiksa adanya tanda-tanda
fraktur secara sistematis (look, feel, move) seperti bengkak, luka pada
kulit (fraktur terbuka atau tertutup), deformitas, nyeri tekan, kondisi
neurovascular distal, adanya gerakan abnormal pada daerah yang diduga
fraktur
Diagnosis Riwayat trauma, luka dan luasnya permukaan, deformitas, nyeri tekan,
edema, fungio laesa.
Diagnosis Banding Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi ; fraktur dislokasi atau
fraktur dan dislokasi
Pemeriksaan - X-ray untuk menentukan diagnosis pasti dan penting untuk perencanaan
Penunjang penatalaksanaan
- Pada pemeriksaan radiology tentukan tulang yang fraktur, bagiannya,
ekstensi ke sendi, jenis garis fraktur
- Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan lateral)
- Mencakup dua sendi (distal dan proksimal)
- Pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang sehat (untuk
perbandingan)
- Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi, penggunaan zat
kontras, CT Scan, MRI, radio isotope scanning, USG, dan lain-lain
- Pemeriksaan laboratorium : darah dan urine.
Terapi Tujuan : Menyelamatkan penderita dari bahaya yang mengancam jiwa
pasien akibat dari trauma yang dialami. Mendapatkan penyambungan
tulang dengan kedudukan yang dapat diterima (memenuhi syarat,
mendapatkan kembali fungsi anggota gerak yang cedera). Penanganan
secara umum : tindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS
(Advanced Trauma Life Support). Penanganan terhadap frakturnya : pada
pertologan pertama, dilakukan pemasangan bidai pada anggota gerak
FRAKTUR (PATAH TULANG)

RUMAH SAKIT UMUM


Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
MUHAMMADIYAH
006/KMED/VIII/2021 - 3/3
BANDUNG-TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
27 Juli 2021
Dr. Abu Mardah
NRP.11020040

yang diduga patah/dislokasi untuk mengurangi pergerakkan antar fragmen


tulang sehingga dapat mengurangi nyeri, perdarahan dan menghindari
kerusakan jaringan lebih lanjut serta memudahkan transportasi.
Pada prinsipnya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (4
R)
Recognition (diagnosis klinis dan keadaan sosial pasien)
Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat dilakukan secara
terbuka maupun tertutup)
Retention (mempertahankan kedudukan hasil reduksi, dapat bersifat
internal ataupun eksternal)
Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk mobilisasi dan untuk
anggota gerak atas, ketrampilan lebih dipentingkan)
Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemen dan disertai dengan
pemberian antibiotik profilaksis.
Edukasi 1. Menjelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi
yang mungkin terjadi
2. Memberikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien.
3. Memberikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
4. Mendiiskusikan pilihan terapi
5. Memberikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini
6. Menjelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul
Prognosis Dubia (tergantung bagian tulang fraktur, penanganan yang dipilih serta
adanya penyulit)
Penelaah Kritis Dr. Deny Mory Aryawan, Sp. OT. M.Ked. Klin.
Indikator Medis Sembuh, dimana pasien dapat kembali mengerjakan kegiatannya sehari-
hari. Cacat bila terdapat penurunan fungsi dari anggota gerak yang cidera
sehingga pasien tidak dapat mengerjakan kembali aktifitasnya seperti
sebelum ia mengalami cidera
Kepustakaan 1. Nordin M, Frankel VH, 2012. Basic biomechanics of the
musculoskeletal system. Philadelphia, Pa; London: Lippincott
Williams & Wilkins.
2. Einhorn TA, Buckwalter JA, O'Keefe RJ, American Academy of
Orthopaedic S, 2007. Orthopaedic basic science : foundations of
clinical practice. Rosemont, IL: American Academy of Orthopaedic
Surgeons.
FRAKTUR (PATAH TULANG)

RUMAH SAKIT UMUM


Nomor Dokumen Nomor Revisi Jumlah Halaman
MUHAMMADIYAH
006/KMED/VIII/2021 - 4/3
BANDUNG-TULUNGAGUNG
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal terbit
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
27 Juli 2021
Dr. Abu Mardah
NRP.11020040

3. Salter RB, 1999. Textbook of disorders and injuries of the


musculoskeletal system : an introduction to orthopaedics, fractures and
joint injuries, rheumatology, metabolic bone disease, and
rehabilitation. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Anda mungkin juga menyukai