Anda di halaman 1dari 106

610.

28
Ind
p

Pedoman
Peralatan Medik bagi pelayanan
KESEHATAN BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA
Pengoperasian dan Pemeliharaan

Kementerian Kesehatan RI
tahun 2013


Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
610.28
ind
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
p Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman peralatan medik bagi pelayanan bayi
baru lahir, bayi dan balita pengoperasian dan
pemeliharaan,-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2011

ISBN : 978-602-235-096-5

1. Judul
I. EQUIPMENT AND SUPPLIES
II. HEALTH FACILITY

Pedoman Peralatan Medik bagi pelayanan


KESEHATAN BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA
Pengoperasian dan Pemeliharaan

Kementerian Kesehatan RI
tahun 2013

Pedoman ini bertujuan membantu penggunaan dalam mengoperasionalkan


dan memelihara peralatan medik bagi bayi baru lahir, bayi dan balita.
Penggunaan diluar tujuan tersebut diluar tanggung jawab Kementerian
Kesehatan RI dan kontributor penyusun.

sambutan
direktur jenderal bina gizi dan kia

Target pencapaian MDG 4 tahun 2015 adalah menurunkan Angka Kematian Balita (AKBAL) menjadi
32 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Data terakhir berdasarkan SDKI tahun 2007, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Bayi dan Angka
Kematian Bayi Baru Lahir masih 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH), 34 per 1.000 KH dan 19 per 1.000
KH. Diperlukan akselerasi dalam upaya pencapaian target MDG 4.
Dalam upaya menurunkan kematian bayi baru lahir, bayi dan balita diperlukan berbagai upaya intervensi
baik di tingkat keluarga dan masyarakat, pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan.
Baik pemerintah, swasta dan profesi mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan berkualitas.
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita di tingkat pelayanan dasar dan rujukan dapat berjalan
dengan baik dan memenuhi standar dasar mutu jika ditunjang oleh ketersediaan peralatan medik yang
aman dan akurat untuk pelayanan medik sehari-hari, live saving maupun screening.
Dari hasil pemantauan di lapangan ternyata banyak ditemukan pemanfaatan peralatan medik bagi
pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita belum optimal, bahkan tidak dimanfaatkan sama sekali. Salah
satu penyebabnya adalah tidak adanya petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaan peralatan medik.
Saya mengharapkan buku Pedoman Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bayi
dan Balita, Pengoperasian dan Pemeliharaan ini dapat dijadikan pegangan oleh pemberi pelayanan atau
operator (dokter, bidan, perawat) dalam menggunakan peralatan medik sehingga dapat memberikan
pelayanan sesuai dengan standar, mengoptimalkan pemanfaatan peralatan medik dan memperpanjang
usia pakai. Buku ini juga dapat dipakai oleh teknisi pemula dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan
ringan. Khusus untuk peralatan medik yang kompleks, disarankan agar pemeliharaan dan perbaikannya
dilakukan oleh tenaga yang kompeten (teknisi elektronik).
Terima kasih saya ucapkan pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku pedoman
ini, baik dari lintas program di Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Ahli
Teknik Elektronik Indonesia (IKATEMI), profesi terkait peralatan medik dan pelaksana teknik di lapangan.
Saya menyadari bahwa buku pedoman ini masih belum sempurna sehingga saran dan masukan untuk
upaya perbaikan sangat kami harapkan.

Jakarta, 8 April 2013


Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA

Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS


NIP. 195305231980031006

ii

sambutan
direktur jenderal bina upaya kesehatan

Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dalam rangka akselerasi pencapaian target MDG 4
membutuhkan ketersediaan peralatan medik yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu,
keamanan, keselamatan dan layak pakai. Selain itu dibutuhkan tenaga kesehatan penyedia layanan yang
mampu mengoperasikan peralatan medik dan tenaga yang mampu melaksanakan tata kelola peralatan
medik. Pengelola peralatan medik harus mampu melaksanakan tata kelola peralatan medik termasuk
pemeliharaan peralatan medik secara berkala atau sesuai dengan buku manual/petunjuk teknis tiap jenis
peralatan medik dan peraturan perundang-undangan.
Terbatasnya petunjuk teknis atau tidak tersedianya petunjuk penggunaan dan pemeliharaan alat, seringkali
mengakibatkan peralatan medik yang ada tidak dapat digunakan secara optimal atau bahkan tidak
digunakan sama sekali serta menyebabkan penyediaan peralatan medik tidak sesuai dengan kebutuhan.
Buku pedoman ini berisi tentang cara pengoperasian, pemeliharaan dan pengelolaan peralatan medik,
dijelaskan mulai dari siklus perjalanan (live cycle), sistim pemeliharaan (maintenance system) dan tahapan
manajemen pemeliharaan. Disamping itu, buku ini juga berisi tentang contoh spesifikasi peralatan
medik yang diharapkan dapat membantu para perencana di Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dalam
merencanakan kebutuhan peralatan medik bagi bayi baru lahir, bayi dan balita. Buku pedoman ini dapat
dipakai sebagai acuan fasilitas pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit Kelas D dan
C dalam menyusun prosedur operasional bagi perencana, penyedia, daftar inventaris alat, pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan medik yang memberikan layanan kesehatan bagi bayi baru lahir, bayi dan
balita.
Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada berbagai pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini yang sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan,
pengelola program dan stakeholder terkait lainnya di tingkat pusat dan daerah untuk mewujudkan
peningkatan akses dan mutu pelayanan dalam rangka akselerasi pencapaian target penurunan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBAL) di tahun 2015.

Jakarta, 25 April 2013


Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS


NIP. 195408112010061001

iii

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Buku Pedoman Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita, Pengoperasian
dan Pemeliharaan disusun untuk mengakomodir kebutuhan akan petunjuk teknis pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan medis bagi bayi baru lahir, bayi dan balita di Puskesmas termasuk Puskesmas
PONED, Rumah Sakit kelas D dan Rumah Sakit kelas C.
Proses penyusunan pedoman ini dilakukan dengan meninjau kembali berbagai kepustakaan, pedoman
dan buku-buku teknik manajemen peralatan medik yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO)
dan American Hospital Association (AHA) dengan melibatkan tim yang berasal dari berbagai pengelola
program di Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Ahli Teknik Elektronik
Indonesia (IKATEMI) serta perwakilan dari beberapa Rumah Sakit di Jakarta, Rumah Sakit Kabupaten
dan Puskesmas yang alokasi dananya berasal dari DIPA Direktorat Bina Kesehatan Anak dan Save the
Children. Telah dilakukan uji coba draft buku pedoman ini di Kabupaten; Bireun (Aceh), Kutai Timur
(Kalimantan Timur), Kepahiang (Bengkulu), SIAK (Riau), Pangkep (Sulawesi Selatan), dan Lombok Tengah
(Nusa Tenggara Barat).
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas sumbangsih waktu, pikiran dan tenaga yang
tercurah untuk menyelesaikan buku pedoman ini. Semoga upaya kita akan memberikan manfaat, utamanya
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita.

Jakarta, 27 Maret 2013


Direktur Bina Kesehatan Anak

dr. Kirana Pritasari, MQIH

vi

TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab:

dr. Kirana Pritasari, MQIH Direktur Bina Kesehatan Anak


dr. H. Kuncoro Adhi Purj anto, M.Kes

Kontributor (disebutkan dalam urutan abjad):

Agus Sasmito, dr.; Agus Komarudin, ST.MT; Anwarul Amin, drg.,MARS; Ariningsih, dr; Azizah, Ir;
Beluh M. Ginting, ST, MSi.; Cahyanti, dr.; Dina Milana Anwar, dr.; Eka Syarifah Dewi, dr.; Erna Mulati,
dr., MSc-CMFM; Fransisca Handy, dr.Sp(A); Gunawan, BE; Hanafi, Ir.,MT; Hendra Marwazi, ST,MT;
Hidayati, dr.; Hilda, dr.; Kesatrya Chandra Meliala, BE, Dipl.IM. MKes; Kirana Pritasari, dr. MQIH;
Kurniasih, SKep; Lovely Daisy, dr, MKM; Ni Putu Sunadi, dr.; Noverita Dewayani, Ir.; Rinawati
Rohsiswatmo, dr. Sp.A(K); Roni Eka Palapa, AMTE; Rudi Kurniawan, ST; Rusmiyati, dr. MQIH; Sarip
Hidayat, S.Kep.; Schandra Purnamawati, dr.; Sodikin Sadek, Ir. MKes; Sudono, dr.; Suryono
Nugroho, BE, ST, MMT; KM. Taufiq, dr., MMR; Thomas Patria, Ir.; Wahyu P Wulan, drg., MKes; Yenni
Yuliana, dr.; Yunita Rina Sari, dr.; Yuyun Nailufar, dr.

Penyunting:

dr. Erna Mulati, MSc-CMFM Kasubdit Bina Kelangsungan Hidup Bayi


Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Ir. Sodikin Sadek, MKes RSUP. Fatmawati Jakarta
Kesatrya Chandra Meliala, BE, Dipl.IM.MKes RSAB. Harapan Kita

vii

viii

DAFTAR ISI
Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA ......................................................
Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan ...........................................
UCAPAN TERIMA KASIH ...............................................................................................................
TIM PENYUSUN ............................................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................
I. PENDAHULUAN ...........................

1. Latar belakang .....................

2. Tujuan ..........................

3. Ruang Lingkup ...............

4. Sasaran ........................

5. Manfaat ....................

6. Batasan dan Pengertian ..................
II. TATA KELOLA PENINGKATAN OPERASIONAL PERALATAN MEDIK

BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA ....................

1. Siklus hidup (life cycle) peralatan medik ................

2. Sistem Pemeliharaan (Maintenance System) peralatan medik ......................

3. Tahapan manajemen pelaksanaan pemeliharaan .............................................
III. PERALATAN MEDIK BAGI PELAYANAN BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA

SERTA PEMANFAATANNYA ........................................................................................

1. Daftar peralatan medik bagi pelayanan bayi baru lahir, bayi
dan balita ..............................................................

2. Fungsi peralatan medik bagi pelayanan medik bagi pelayanan

bayi baru lahir ...........................................................................................................
IV. PROSEDUR PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN MEDIK BAGI PELAYANAN

BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA .................................................................................

1. Timbangan bayi analog .............................................................................................

2. Timbangan bayi digital .............................................................................................

3. Lampu periksa tipe head lamp .............................................

4. Lampu Periksa tipe berdiri ...........................................

5. Alat pengukur panjang bayi dan tinggi anak .......................

6. Stetoskop Neonatus DAN Pediatrik ..............................................

7. Laringoskop ....................................................

8. Tensimeter (SPHYGMOMANOMETER) ...............................................

9. Tabung Oksigen (O2) Dan Tabung Udara bertekanan ......................

10. OKSIGEN SENTRAL ..........................................................................................................

11. Low-Flow Flowmeter ......................................................

12. Konsentrator oksigen ........................................

13. Oksigen Konsentrator ........................................

14. Suction Pump Portable (Baterai) ..........................................

15. Suction Pump Portable (Tanpa Baterai) .................................

16. Infant T-Piece Resuscitator dengan peep ...............................

17. Infant T-Piece system ...................................................................

i
iii
v
vii
ix
1
1
2
3
3
3
3
5
5
8
9
11
11
13
17
17
18
19
19
20
20
21
22
24
25
26
26
31
32
33
34
36
ix


18. CPAP Bayi Lengkap .........................................

19. cpap MANUAL UNTUK BAYI ..........................................................................................

20. Oxygent Mixer ....................................................

21. Inkubator Bayi ...............................................

22. Inkubator Bayi Sederhana ........................................

23. Inkubator Bayi ...............................................

24. Inkubator Transport ..................................

25. Infant Warmer ..................................................

26. Alat Terapi Sinar/Fototerapi .......................................

27. Elektrokardiograf ...........................................

28. Nebulyzer ........................................................

29. Pulse Oxymeter ..............................................

30. Syringe Pump ..................................................

31. Infuse Pump ....................................................

32. Infant Monitor ..............................................

33. Infant Ventilator .............................................

34. Resuscitation Kit ........................................................................................................

35. Sterilisator Kering ......................................

36. Vaccine Refrigerator ......................................

37. Vaccine Carrier ..............................................
V. PENUTUP ..........................
LAMPIRAN ....................................................................................................................................

CONTOH SPESIFIKASI Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan
Bayi Baru Lahir Dan Bayi Balita ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................

38
45
51
52
54
55
56
57
59
60
62
63
64
68
69
70
71
74
75
77
78
81
81
89

1
Pendahuluan

1. LATAR BELAKANG
Upaya pemerintah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah
menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal, berupa Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas
pembantu, Pos Kesehatan Desa, Puskemas keliling) dan Rumah Sakit yang didukung oleh SDM,
pemenuhan kecukupan sarana dan prasarana, obat-obatan serta peralatan medik sehingga terselenggara
pelayanan kesehatan sesuai fungsi sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada akhir tahun 2011, terdapat jumlah Puskesmas di Indonesia
sebanyak 9.323 unit, Puskesmas Pembantu 23.059 unit dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) 36.082
unit. Adapun jumlah Rumah Sakit adalah 1.728 unit, yang terdiri dari Rumah Sakit milik pemerintah pusat
(vertikal), pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Rumah Sakit milik TNI/Polri dan RS
BUMN serta Rumah Sakit milik swasta.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan anak (bayi baru lahir, bayi dan balita) sesuai standar di Rumah
Sakit Kabupaten/Kota dan Puskesmas Rawat Inap, pada tahun 2006-2008, Kementerian Kesehatan
bersama dengan profesi antara lain IDAI, Spesialis THT, Spesialis Bedah Anak, Ahli Farmakologi yang
didukung oleh WHO, telah mengadaptasi Hospital Care for Children, guidelines for management of common
illnessess with limited resouces sehingga dihasilkan buku saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah
Sakit, Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota dan Puskesmas Rawat
Inap. Di dalam buku ini tercantum pula peralatan medik yang digunakan melekat dengan pelayanan yang
diberikan.
Peralatan medik yang digunakan di Puskesmas, di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
jika tidak dimanfaatkan secara optimal, maka akan merugikan negara, fasilitas kesehatan dan pasien.
Telah banyak alokasi dana untuk pengadaan sarana, prasarana dan peralatan medik, termasuk pengadaan
peralatan medik untuk bayi baru lahir, bayi dan balita. Alokasi dana dapat berasal dari pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten/kota, serta lembaga donor lain untuk membantu area tertentu, di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar ataupun rujukan.
Peralatan medik bagi bayi baru lahir, bayi dan balita diperuntukkan sebagai peralatan penunjang pelayanan
medik sehari-hari, live saving maupun untuk screening, namun hasil pemantauan di lapangan ternyata
banyak ditemukan permasalahan antara lain :
1. Pemanfaatan peralatan medik bagi bayi baru lahir, bayi dan balita belum optimal, bahkan tidak
dimanfaatkan sama sekali.
2. Peralatan medik dinyatakan rusak, tidak dapat digunakan, setelah dilakukan pemeriksaan, dengan
mengikuti prosedur operasional pengoperasian alat yang benar, maka peralatan tersebut ternyata
masih dapat digunakan.
3. Buku petunjuk pengoperasian (operating manual) tidak dapat dimengerti karena masih berbahasa
asing.

Pendahuluan

4. Kurangnya pelatihan, bimbingan teknis dan monitoring evaluasi terpadu cara mengoperasionalkan
dan memelihara alat.
5. Belum adanya sistem pengelolaan peralatan medik yang terpadu, dari mulai proses perencanaan,
penganggaran, pengadaan sampai bagaimana melatih cara menggunakan dan memelihara alat.
6. Tidak adanya sistim pemeliharaan peralatan medik khususnya untuk peralatan medik bayi baru lahir,
bayi dan balita.
Dari permasalahan tersebut di atas, maka perlu disusun buku Pedoman Peralatan Medik, Bagi Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru lahir, Bayi dan Balita; Pengoperasian dan Pemeliharaan. Pengoperasian dan
pemeliharaan alat medik adalah langkah-langkah yang dilakukan agar alat dapat difungsikan dengan
benar sesuai dengan prosedur. Lewat adanya buku pedoman ini, diharapkan frekuensi kerusakan dapat
berkurang sehingga peralatan medik dapat mencapai umur teknis yang optimal.
Dilain pihak untuk menjamin kebenaran nilai luaran atau kinerja dan keselamatan pemakaian peralatan
medik, maka setiap alat kesehatan wajib dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara berkala, sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, hal ini sesuai dengan pasal 2 ayat 1 dari Peraturan Menteri
Kesehatan No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi pada Sarana Pelayanan
Kesehatan.
Penyusunan buku ini juga mengacu pada Standar Pelayanan Kesehatan Anak di Puskesmas dan Rumah
Sakit, dan hasil kunjungan ke Puskesmas dan beberapa Rumah Sakit Kabupaten. Buku ini belum
mengakomodir semua peralatan medik yang ada sehingga tidak menutup kemungkinan masih ada alatalat lain yang belum tercantum.

2. TUJUAN
A. Tujuan Umum :

Terselenggaranya pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita yang berkualitas dengan
mengoptimalkan pemanfaatan peralatan medik yang tersedia.

B. Tujuan Khusus :

1. Tersedianya pedoman peralatan medik bagi pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita
yang digunakan sebagai acuan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota.
2. Tersedianya buku Pedoman Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bayi
dan Balita; Pengoperasian dan Pemeliharaan, yang digunakan sebagai acuan di Puskesmas dan
Rumah Sakit Kabupaten/Kota.
3. Meningkatnya pengetahuan tenaga Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota dalam
penggunaan dan pemeliharaan peralatan medik bayi baru lahir, bayi dan balita.
4. Tersedianya peralatan medik bagi pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita di Puskesmas dan
Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang selalu dalam keadaan siap pakai dan aman digunakan.
5. Meningkatnya utilisasi/tingkat pemanfaatan peralatan medik bagi pelayanan bayi baru lahir, bayi
dan balita di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota.
6. Meningkatnya usia teknis peralatan medik bayi baru lahir, bayi dan balita di Puskesmas dan
Rumah Sakit Kabupaten/Kota.

Pendahuluan

3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup buku pedoman ini diperuntukkan bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
layanan kesehatan bagi bayi baru lahir, bayi dan balita.

4. SASARAN

1. Tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit kelas D dan C


2. Penanggung jawab program KIA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Pusat
3. Penanggung jawab program pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Pusat
4. Perencana peralatan medik di fasilitas kesehatan.
5. Perencana peralatan medik di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Pusat

5. MANFAAT

Buku ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan medik di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan layanan kesehatan bagi bayi baru
lahir, bayi dan balita.

6. BATASAN DAN PENGERTIAN

Berbagai istilah dalam buku ini, antara lain:


1. Petunjuk pengoperasian

Adalah buku yang berisikan langkah-langkah/petunjuk cara menggunakan alat, agar dapat
berfungsi baik.
2. Petunjuk pemeliharaan/perbaikan

Adalah buku yang berisikan langkah-langkah/petunjuk cara memelihara dan atau memperbaiki
alat.
3. Peralatan kesehatan

Adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin serta implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
4. Peralatan medik

Adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan diagnosa, terapi, rehabilitasi dan penelitian
medik baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Peralatan medik esensial bayi baru lahir, bayi dan balita

Adalah peralatan medik terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bayi baru
lahir, bayi dan balita, yang diupayakan tersedia pada fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Peralatan penunjang medik esensial bayi baru lahir, bayi dan balita

Adalah peralatan penunjang medik terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
bayi baru lahir, bayi dan balita, yang diupayakan tersedia pada fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Spesifikasi teknis

Adalah kumpulan data yang menguraikan kemampuan kapasitas, teknologi, sistem, fungsi,
aksesoris, keselamatan dan aspek teknis lainnya dari suatu alat.

Pendahuluan

8. Instalasi alat

Adalah tahapan kegiatan mulai dari penempatan/peletakkan, perakitan, pemasangan, penyetelan,
adjusment, pengukuran keluaran sampai alat berfungsi baik.
9. Kalibrasi

Adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan/atau
bahan ukur.
10. Commisioning

Kegiatan melakukan pemastian kemampuan suatu alat yang terdiri dari uji fungsi dan uji coba
peralatan medik, yang merupakan suatu bagian dari siklus hidup teknologi peralatan medik.
11. Keselamatan pasien (patient safety)

Adalah suatu sistem dimana asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Pendahuluan

2
TATA KELOLA PENINGKATAN OPERASIONAL PERALATAN
MEDIK BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita dapat berjalan dengan baik bila memenuhi standar
mutu yang dilengkapi dengan ketersediaan peralatan medik untuk keperluan diagnosa, terapi dan
rehabilitasi. Mengingat alat medik difungsikan untuk keperluan tersebut maka dua faktor yang menjadi
persyaratan utama yang tidak boleh diabaikan yaitu keamanan (safety) dan ketepatan (accuracy). Selain
itu ketersediaan alat medik di Rumah Sakit, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya membutuhkan
biaya investasi cukup tinggi, oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan yang baik agar dapat dimanfaatkan
secara aman, akurat dan optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan
serangkaian kegiatan sebagai berikut :
1. Siklus hidup (life cycle) peralatan medik
2. Sistem pemeliharaan (maintenance system) peralatan medik
3. Tahapan manajemen pelaksanaan pemeliharaan

1. SIKLUS HIDUP (LIFE CYCLE) PERALATAN MEDIK


Siklus perjalanan peralatan medik bagi bayi baru lahir, bayi dan balita, dikelola dengan mengunakan tahapantahapan dari mulai Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan (Planning and Assessment), Penganggaran
dan Keuangan (Budgeting and Financing), Teknik Penilaian dan Pemilihan (Technology Assessment and
Selection), Logistik dan Pengadaan (Procurement and Logistics), instalasi dan commisioning (Instalation and
Commisioning), Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan (Training and Skill Development), Pengoperasian
Alat dan Keselamatan Pengguna (Operation and Safety), Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintenance and
Repair), Proses penghapusan (Decommisioning and Disposal) sesuai pada gambar 2.1
Planning and
Assessment
Decommissioning
and Disposal

Maintanence and
Repair

Budgeting and
Financing

Technology Assessment
and Selection

Create

awareness
l Monitor and
evaluate

Operation and
Safety

Procurement and
Logistic

Training and Skill


Development

Installation and
Commissioning

Gambar 2.1 Healthcare Technology Management Cycle


Tata Kelola Peningkatan Operasional Peralatan Medik Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita

Siklus hidup peralatan medik dapat diuraikan sebagai berikut :


a. Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan (Planning and Assessment).

Dalam perencanaan dan penilaian kebutuhan peralatan medik dibagi menjadi 2 (dua) :
1. Perencanaan dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan, artinya diperlukan peralatan
yang baru dengan generasi terbaru untuk mendukung pelayanan. Sebagai langkah awal perlu
penilaian terhadap peralatan seperti:
a). Penilaian dari sisi eksternal yaitu menilai dengan membuat telaahan/kajian dari sisi segi
pesaing di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan
b). Penilaian dari sisi internal yaitu menilai dengan melihat data utilisasi alat setiap harinya baik
dari catatan rekam medik atau melalui penelitian, bilamana utilisasi alat cukup tinggi, maka
diperlukan tambahan alat baru.
2. Perencanaan yang didasarkan pada penggantian peralatan yang disebabkan karena alat yang ada
sudah tidak efisien (sering rusak), karena usia alat sudah diatas usia teknis (over life time), dan
alat generasi lama.
b. Penganggaran dan Keuangan (Budgeting and Financing)

Anggaran dan keuangan untuk penyediaan pemenuhan atau pengembangan serta penggantian
peralatan medik disesuaikan dengan kemampuan anggaran.

Anggaran dinas kesehatan atau Rumah Sakit untuk pemenuhan dan penggantian alat mempunyai
beberapa sumber antara lain :
1. Anggaran yang bersumber dari pendapatan Rumah Sakit (misalnya PNBP)
2. Anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat (misalnya APBN)
3. Anggaran yang bersumber dari pemerintah daerah (misalnya APBD)
4. Anggaran sumber lain (misalnya bantuan hibah, bantuan sponsor)

Seluruh sumber anggaran di atas untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan dan penggantian alat
kesehatan yang harus masuk didalam perencanaan atau RAB (Rencana Anggaran Belanja) Rumah
Sakit atau dinas kesehatan setiap tahunnya.

Anggaran yang tersedia juga harus mencukupi biaya operasional alat dan pemeliharaan peralatan
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.
c. Teknik Penilaian dan Pemilihan (Technology Assessment and Selection)

Teknik penilaian dan pemilihan maksudnya adalah cara-cara memilih alat yang dibutuhkan dengan
membandingkan beberapa speksifikasi yang tersedia sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan.

Teknik penilaian dan pemilihan alat melalui tahapan :
1. Ketersediaan anggaran di RAB (Rencana Anggaran Belanja) dinas kesehatan atau Rumah Sakit
untuk pemenuhan kebutuhan dan penggantian alat.
2. User (dokter, perawat, bidan dan keteknisian medis), di Rumah Sakit atau Puskesmas, mengajukan
minimal 3 merk jenis alat yang diinginkan kepada penanggung jawab perencanaan pemenuhan
alat medik.
3. Penanggung jawab perencanaan pemenuhan alat medik membuat speksifikasi alat yang diajukan
oleh user, untuk dibuat perbandingan (komparasi) dari alat yang diajukan oleh user tersebut.
4. Speksifikasi alat yang sudah dibuat oleh perencana, segera di ajukan ke logistik dan pengadaan,
(Procurement and Logistics)

Tata Kelola Peningkatan Operasional Peralatan Medik Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita

d. Logistik dan Pengadaan (Procurement and Logistics)



Logistik dan pengadaan meneruskan proses pengadaannya setelah perencana pemenuhan alat medik
membuat dan memilih speksifikasi alat dan harga perkiraan sendiri (HPS) untuk segera dilelangkan
sesuai Peraturan Presiden No.54 tahun 2010.
e. Instalasi dan Commisioning.

Setelah pelelangan alat yang dilakukan penanggung jawab pengadaan selesai, maka pemenang lelang
(perusahaan) berkewajiban menandatangani kontrak penjualan alat yang berisi antara lain :
1. Menyerahkan alat sesuai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak, kepada tim penerima
barang
2. Memasang alat (instalasi) di tempat sesuai yang tercantum dalam kontrak
3. Menguji fungsi alat sampai dapat berfungsi
4. Menguji coba alat kepada obyek atau pasien untuk memastikan bahwa alat berfungsi baik, akurat,
dan aman digunakan.
5. Memberikan jaminan atau garansi sesuai kontrak yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
6. Menyerahkan buku operating manual dan buku service manual
f.

Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan (Training and Skill Development)


Selanjutnya setelah dilakukan proses pemasangan, uji fungsi, uji coba (commisioning), maka pemenang
lelang berkewajiban sebagai berikut:
1. Training kepada user :

Melatih bagaimana cara pengoperasian atau menggunakan alat yang benar dan aman, dan cara
pemeliharaan alat yang dapat dilakukan oleh user.
2. Training kepada teknisi.

Melatih teknisi bagaimana untuk pemeliharaan preventif rutin terjadwal, pemeliharaan korektif
mengganti spare part rutin.

g. Pengoperasian Alat dan Keselamatan Pengguna (Operation and Safety)



Setelah dilatih cara pengoperasian dan cara pemeliharaannya maka dibuat prosedur tetap (protap)
cara pengoperasian dan pemeliharaan, kemudian protap ini disosialisasikan kepada user dan teknisi
lain agar dapat melakukan pengoperasian dan pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur sehingga
tidak terjadi kesalahan dan menjaga alat aman digunakan.
h. Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintenance and Repair)

Pemeliharaan dan perbaikan adalah upaya untuk mempertahankan kondisi teknis alat medik agar siap
pakai, aman digunakan, dan berdaya hasil.

Pemeliharaan dan perbaikan sesuai dengan prosedur akan menjamin jangka waktu pemakaian
peralatan mencapai batas waktu yang optimal.
i.

Proses Penghapusan (Decommisioning and Disposal)


Untuk melaksanakan proses penghapusan peralatan medik perlu didukung dengan ketersediaan
data-data peralatan yang akan dihapus, seperti data tahun produksi, utilisasi/pemakaian, riwayat
kerusakan dan perbaikan alat. Data tersebut harus mendukung pantas tidaknya peralatan yang akan
dihapuskan.

Tata Kelola Peningkatan Operasional Peralatan Medik Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita

2. SISTEM PEMELIHARAAN (MAINTENANCE SYSTEM) PERALATAN MEDIK


Sistem Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan terus menerus dan terencana. Tujuannya
agar peralatan medik dapat dimanfaatkan secara optimal dan layak pakai yaitu aman (safe) dan tepat
(accurate). Optimalisasi penggunaan (utility) bertujuan agar usia pakai lebih besar dari biaya investasi
(pembelian), sedangkan layak pakai bertujuan agar pengguna alat mendapatkan perlindungan dan
pelayanan yang bermutu.
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan ke beberapa Rumah Sakit daerah dan Puskesmas, penggunaan,
pemeliharaan, dan pengelolaan peralatan medik ternyata belum dilakukan secara optimal. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa indikator antara lain: banyak alat rusak, usia pakai rendah, alat tidak terkalibrasi,
prosedur tidak lengkap, dokumen tidak lengkap, dll.
Tidak berfungsinya peralatan medik dan rendahnya usia pakai menyebabkan kerugian besar dari sisi
keuangan dan manfaat. Dari segi keuangan biaya investasi yang dikeluarkan tidak berdaya guna, secara
manfaat mengganggu atau terhentinya pemberian pelayanan kesehatan. Sedangkan jika peralatan tidak
terkalibrasi, tidak adanya prosedur penggunaan dan pemeliharaan akan membahayakan pengguna alat
(pasien atau operator) karena tidak adanya jaminan keselamatan (safety) dan ketepatan (accuracy) yang
pada akhirnya akan mengakibatkan terjadinya kesalahan diagnosa, terapi atau rehabilitasi, kondisi ini
diakibatkan oleh karena Rumah Sakit dan Puskesmas belum melakukan pemeliharaan secara terencana.
Selama ini pengelolaan alat kesehatan hanya terbatas pada kegiatan perbaikan (repair) yang merupakan
bagian kecil dari kegiatan pemeliharaan.
Untuk menjawab hal tersebut di atas diperlukan konsep cara bagaimana membangun sistem pemeliharaan
yang baik dan dapat diterapkan di Rumah Sakit, Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Kegiatan sistem tersebut terdiri dari input, proses, output, outcome dan impact sebagaimana tertera pada
gambar berikut ini:
INPUT
a. Data alkes
b. SDM
c. Dana
d. Prosedur
e. Alat kerja
f. Data sole agent

PROSES
PEMELIHARAAN
1. Inventory
2. Assessment
3. Proceduring
4. Scheduling
5. Preventive
Maintenance
6. Corrective
Maintenance
7. Repair & Trouble
shooting
8. Calibration
9. Training
10. Documenting

OUTCOME
1. Alat laik pakai
(aman, akurat dan
handal )
2. Efisiensi dan utilitas
meningkat

OUTPUT
Tumbuh dan
berkembangnya sistem
pemeliharaan alat
kesehatan

IMPACT
1. Mutu pelayanan
tinggi
2. Akreditasi RS
meningkat

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Konsep Pemeliharaan


Input dari kegiatan ini berupa data alat kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan, kemudian sumber daya
manusia yang akan melakukan kegiatan pemeliharaan, sumber dana, prosedur yang diperlukan untuk
kegiatan pemeliharaan, alat kerja yang digunakan dan data perusahaan yang mensuplai alat kesehatan.

Tata Kelola Peningkatan Operasional Peralatan Medik Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita

Proses kegiatan pemeliharaan meliputi; inventarisasi alat kesehatan di pelayanan kesehatan melakukan
assessment, menyusun prosedur dan pedoman pemeliharaan, menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan.
Kemudian melakukan pemeliharaan preventif dan korektif, melakukan repair dan troubleshooting terhadap
alat-alat yang rusak. Melakukan kalibrasi, pelatihan kepada sumber daya manusia yang dipersiapkan untuk
melakukan pemeliharaan dan terakhir melakukan dokumentasi terhadap seluruh aktifitas yang dilakukan
berikut mengelola dokumen-dokumen teknis pemeliharaan alat.
Dari kegiatan tersebut, output yang akan dihasilkan adalah tumbuh dan berkembangnya sistem
pemeliharaan alat kesehatan di fasilitas kesehatan yang pada akhirnya Rumah Sakit, Puskesmas dan
fasilitas kesehatan lainnya dapat menyediakan peralatan medik yang layak pakai (aman dan akurat) dan
efisiensi serta utilisasi meningkat.
Dengan tersedianya peralatan yang layak pakai serta memiliki efisiensi dan utilisasi tinggi, diharapkan mutu
pelayanan dan akreditasi Rumah Sakit akan meningkat.

3. TAHAPAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN


PERSIAPAN
Desain
Kegiatan
Kompilasi
& Verifikasi
Kebutuhan
Finalisasi draft
kebutuhan RS

PELAKSANAAN

1. Inventory
2. Assessment
3. Proceduring
4. Scheduling
5. Preventive
Maintenance
6. Corrective
Maintenance
7. Repair & Trouble
shooting
8. Calibration
9. Training
10.Documenting

MONITORING
Program
SDM
Biaya

PELAPORAN

Instrumen
EVALUASI

Gambar 2.3 Diagram tahapan manajemen pelaksanaan pemeliharaan


Kegiatan program pemeliharaan meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan terakhir
pelaporan. Kegiatan persiapan diawali dengan mendesain kegiatan, melakukan survey kebutuhan alat
yang akan dipelihara, kemudian melakukan kompilasi dan verifikasi kebutuhan alat yang akan dipelihara
dan bahan lainnya pada setiap unit kerja/instalasi. Setelah itu disusunlah draft akhir tentang kebutuhan
kegiatan pemeliharaan pada setiap unit kerja/instalasi.
Selama kegiatan berlangsung dilakukan monitoring dan evaluasi, terutama terhadap program yang telah
direncanakan, tenaga yang dilatih, penggunaan anggaran, penyediaan instrumen, penyusunan pedoman
dan prosedur serta pengelolaan dokumen. Kegiatan ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

Tata Kelola Peningkatan Operasional Peralatan Medik Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita

Agar hal tersebut di atas dapat berjalan diperlukan adanya tenaga analis elektromedis di Rumah Sakit
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Namun hingga saat ini tenaga teknisi elektromedik masih terbatas
baik jumlah maupun distribusinya. Kendala ini semakin dirasakan bilamana dijumpai masalah terkait
dengan penggunaan, pemeliharaan alat dan kerusakan pada peralatan medis. Walaupun pedoman ini
dirasakan cukup jelas namun untuk beberapa alat dianggap perlu adanya pelatihan mengenai penggunaan
dan pemeliharaan alat-alat kesehatan berbasis operator use sebagai upaya memberi pengetahuan dan
keterampilan kepada tenaga kesehatan dalam menggunakan dan memelihara alat. Diharapkan tenaga
kesehatan ini dapat berbagi pengetahuan dan ketrampilannya kepada rekan sejawat.
Metode pembinaan secara berkala dinilai lebih sustainable terlebih lagi dalam tataran tingkat Kabupaten/
Kota, bisa dalam bentuk in-house training bilamana dianggap sesuai oleh fasilitas pelayanan kesehatan
yang bersangkutan. Pembinaan ini bisa dilakukan oleh unit resmi pemerintah seperti Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Pemerintah yang memiliki divisi/bagian
teknik atau instalasi pemeliharaan Rumah Sakit. Adapun kerjasama pelatihan pemeliharaan dapat juga
dilakukan dengan pihak swasta atau vendor.
Sebagaimana telah disampaikan pada Bab Pendahuluan bahwa untuk menjamin ketelitian dan ketepatan
serta keamanaan penggunaan alat maka setiap alat kesehatan yang dipergunakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan wajib dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi oleh institusi penguji sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu tahun. Hal ini berdasarkan Permenkes No.363/MENKES/PER/IV/1998 tanggal 8 April 1998.
Pada Permenkes ini tercantum pula daftar alat yang wajib di uji dan atau di kalibrasi.
Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) adalah unit di Kementerian Kesehatan memiliki peran untuk
melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui
pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan Pemerintah dan swasta. Balai Pengaman Fasilitas
Kesehatan ada di 4 kota yaitu Jakarta, Surabaya, Medan dan Makasar, disamping dikembangkan unit
fungsional pengaman fasilitas kesehatan di Solo, Palembang, Banjarmasin dan Jayapura.
Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan DKI Jakarta memiliki wilayah kerja Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Balai Pengaman Fasilitas
Kesehatan di Surabaya memiliki wilayah kerja Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Untuk BPFK di Medan
memiliki wilayah kerja Provinsi Aceh, Sumatera utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau dan Bengkulu serta
BPFK di Makasar memiliki wilayah kerja Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Irian Jaya.

10

Tata Kelola Peningkatan Operasional Peralatan Medik Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita

3
PERALATAN MEDIK BAGI PELAYANAN BAYI BARU LAHIR,
BAYI DAN BALITA SERTA PEMANFAATANNYA
BAB ini tentang Daftar Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta
pemanfaatannya. Daftar peralatan tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu; Peralatan Medik
Esensial, Peralatan Penunjang Medik Esensial, dan Alat Bantu Pelatihan yang digunakan pada pelayanan
bayi baru lahir, bayi dan balita. Pada bagian akhir akan dijelaskan fungsi dari setiap peralatan.

1. DAFTAR PERALATAN MEDIK BAGI PELAYANAN BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA
Kebutuhan peralatan medik esensial untuk mendukung pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita di
puskesmas dan rumah sakit dapat dilihat pada tabel 3-1. Untuk peralatan penunjang medik esensial dan
alat bantu pendidikan tertera pada tabel 3-2 dan tabel 3-3.
Dari tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada perbedaan kebutuhan peralatan medik esensial, penunjang
medik dan alat bantu pendidikan antara puskesmas, rumah sakit kelas D dan rumah sakit kelas C. Hal
ini sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Pada setiap tabel menerangkan bahwa peralatan yang
dibutuhkan diberi tanda , sedangkan yang tidak diberi tanda -.
Tabel 3-1 Peralatan Medik Esensial


No Nama alat



1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Timbangan bayi
Lampu periksa
Alat Pengukur Panjang Bayi dan Tinggi Anak
Stetoskop neonatus
Stetoskop pediatrik
Laringoskop neonatus
Laringoskop bayi dan balita
Tensimeter anak
Termometer klinik
Breast pump
Flowmeter neonatus (low flow)
Flowmeter anak (high flow)
Oxygen Concentrator
Baby Suction Pump portable
Infant T piece resuscitator dengan PEEP
Infant T piece System
CPAP (Continous Positive Airways Pressure)

Peralatan Medik Esensial untuk


Bayi baru lahir
Bayi dan balita
Puskes RS RS
Puskes RS RS
mas Kls D Kls C
mas Kls D Kls C




-

-
-



-




-





-

-
-



-




-





-

-
-



-







-

-




-



-
-
-




-

-




-



-
-
-

Peralatan Medik bagi Pelayanan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta Pemanfaatannya

11

Lanjutan tabel 3-1 Peralatan Medik Esensial




No Nama alat



18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Oksigen + udara kompres set


Blander
Resusitator bayi (balon mengembang sendiri)
infant incubator
Incubator transport
Infant warmer sederhana
Infant warmer lengkap
Terapi Sinar (Fototherapy)
Elektrocardiograph (ECG)
Nebulyzer
Pulse Oxymeter dengan sensor untuk neonatus/bayi
Syringe Pump
Infuse Pump
Bedside Monitor
Kompresor udara medis
Kit resusitasi
Sterilisator
Vaccine Refrigerator
Vaccine carrier

Peralatan Medik Esensial untuk


Bayi baru lahir
Bayi dan balita
Puskes RS RS
Puskes RS RS
mas Kls D Kls C
mas Kls D Kls C
-
-


-

-

-
-


-
-
-
-






-

-


-








-
-


-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-






-
-
-
-










Tabel 3-2 Peralatan Penunjang Medik Esensial




No Nama alat










1
2
3
4
5
6
7
8

12

Glucotest
Alat Lab darah rutin
Alat Analisa gas darah
Rapid test untuk malaria
Kulkas vaksin
Kulkas obat
Ultrasonography (USG) neonatus dan pediatrik
X-ray

Peralatan Medik Esensial untuk


Bayi baru lahir
Bayi dan balita
Puskes RS RS
Puskes RS RS
mas Kls D Kls C
mas Kls D Kls C


-



-
-



-



-
-



-



-
-

Peralatan Medik bagi Pelayanan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta Pemanfaatannya







-
-

Tabel 3-3 Alat Bantu Pelatihan




No Nama alat



1
2
3
4

Peralatan Medik Esensial untuk


Bayi baru lahir
Bayi dan balita
Puskes RS RS
Puskes RS RS
mas Kls D Kls C
mas Kls D Kls C




KI it resusitasi
Maneqin set (boneka Bayi)
-


Injection training kit
-


Dll.


-
-

2. FUNGSI PERALATAN MEDIK BAGI PELAYANAN MEDIK BAGI PELAYANAN KESEHATAN


BAYI BARU LAHIR
Setelah disampaikan peralatan medik yang dibutuhkan untuk pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita
maka bagian ini akan memberikan penjelasan fungsi dari masing-masing peralatan tersebut.
Tabel 3-4 Fungsi Peralatan Medik
No

Nama Alat

1 Timbangan bayi
2 Lampu periksa
3 Stetoskop neonatus
4 Stetoskop pediatrik
5 Laringoskop neonatus

6 Laringoskop bayi dan balita

7 Tensimeter anak
8 Low flow flowmeter
9 High flow flowmeter
10 Oksigen konsentrator

Fungsi
Alat untuk mengukur berat bayi
Lampu untuk pemeriksaan kondisi objek
Alat medik akustik untuk mentransmisikan suara bervolume redah seperti
denyut jantung atau intestinal, vena atau suara nafas bayi baru lahir
Alat medik akustik untuk mentransmisikan suara bervolume redah seperti
denyut jantung atau intestinal, vena atau suara nafas bayi dan balita
Alat medik genggam dengan tangkai, penekan lidah yang berbentuk
lurus, sumber sinar dan sumber pembesaran untuk menekan lidah
pasien serta membuka kerongkongan guna pemeriksaan laring pada
neonatus sehingga selang pernapasan dapat dimasukkan atau untuk
melakukan prosedur medis lainnya.
Alat medik genggam dengan tangkai, penekan lidah yang berbentuk
lurus, sumber sinar dan sumber pembesaran untuk menekan lidah
pasien serta membuka kerongkongan guna pemeriksaan laring pada
bayi dan balita sehingga slang pernafasan dapat dimasukkan atau untuk
melakukan prosedur medis lainnya.
Alat untuk mengukur tekanan darah anak
Alat untuk memberikan aliran rendah gas oksigen yang akan diberikan
kepada pasien antara 0 sampai 1000 ml per menit (skala per 100 ml)
Alat untuk mengukur banyaknya oksigen yang akan diberikan kepada
pasien dengan flow 0,1-1l/m
Alat untuk produksi oksigen konsentrasi tinggi dan dengan mengekstrasi
nitrogen untuk terapi.

Peralatan Medik bagi Pelayanan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta Pemanfaatannya

13

Lanjutan tabel 3-4 Fungsi Peralatan Medik


No

Nama Alat

Fungsi

11 Baby suction pump portable


Alat portable untuk menghisap lendir/cairan dari bayi
12 Infant T-Piece resuscitator dengan PEEP
Alat resusitasi bantu napas mekanik untuk bayi dengan tekanan
inspirasi puncak (PIP) dan tekanan positif akhir ekspirasi yang dapat
diatur. Dijalankan dengan bantuan sumber gas (sistem sentral gas atau
silinder)
13 Infant ventilitator
Alat bantu pernapasan bayi mekanik dilengkapi dengan humidifier dan
dengan sistem modus lengkap otomatis dan sistem tubing pernapasan
dengan heater wire untuk menjaga kelembaban dan kondensasi
14 CPAP (Continous Positive Airways
Alat bantu pernapasan bayi baru lahir, bayi dan balita dengan sistem
Pressure) Bayi Lengkap
aliran gas dan pengaturan tekanan positif akhir ekspirasi.

Dilengkapi dengan humidifier untuk menjaga kehangatan dan tingkat
kelembaban optimal.
15 Oksigen + udara kompres set
Alat untuk membantu pernapasan bayi baru lahir, bayi dan balita dengan
perbandingan tertentu antara Oksigen konsentrasi tinggi dan udara
16 Oxygent Mixer/Blander
Alat mencampur oksigen dengan udara tekan agar dapat menghasilkan
gas dengan kadar oksigen yang dinginkan (antara 21-100% oksigen)
17 Resusitator bayi
Alat untuk melakukan resusitasi dengan cara memompa udara ke
(balon mengembang sendiri)
dalam paru-paru yang dilengkapi dengan masker muka/hidung, tangki
udara dan pompa listrik atau pompa manual.
18 Infant Incubator
Alat untuk mengontrol lingkungan bayi atau bayi prematur di dalam
bilik kotak yang transparan dengan udara di atur temperatur dan
kelembapannya.
19 Inkubator transport
Alat untuk memindahkan neonatus dengan ditempatkan di dalam bilik
kotak yang transparan dengan udara yang tetap terkontrol dengan udara
diatur temperatur dan kelembabannya
20 Alat terapi sinar (fototerapi)
Alat untuk fototerapi penyakit hiperbilirubin dengan sinar panjang
gelombang tertentu atau sinar dengan spektrum yang penuh.
21 EKG
Alat untuk mendiagnosa kelainan jantung dan merekam aktifitas listrik
dari miokardium guna mendeteksi transmisi impuls jantung melalui
jaringan otot yang konduktif.
22 Nebulyzer
Alat untuk mengatur dosis pengobatan dalam bentuk kabut ke dalam
paru-paru karena cystik fibrosis, asma dan penyakit pernapasan
lainnya.
23 Pulse oxymeter
Alat untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah pada bayi secara
non-invasive dengan menggunakan sensor sinar. Memonitor keadaan
bayi apakah oksigenasi sudah tercukupi. Dilengkapi dengan alarm untuk
memberitahukan jika terjadi penurunan saturasi oksigen yang dapat
membahayakan bayi
24 Syringe Pump
Alat untuk menyuntikan cairan obat/nutrisi melalui pembuluh darah
dengan diatur volume cairan dan waktunya

14

Peralatan Medik bagi Pelayanan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta Pemanfaatannya

No

Nama Alat

25 Infuse pump

26 Infant monitor

27 Medical air compressor


28 Kit Resusitasi
29 ARI Timer (detik)

Fungsi
Alat untuk mengatur cairan, obat/nutrisi kedalam sistem sirkulasi pasien
melalui pembuluh darah/intravena dengan diatur volume cairan dan
waktunya
Alat untuk memonitor fungsi vital pasien sekurang-kurangnya seperti
jumlah denyut jantung/menit, tekanan darah, saturasi oksigen dalam
darah dan temperatur.
Alat untuk menghasilkan udara tekan kering yang bebas kandungan air,
minyak dan kotoran debu dll
Seperangkat alat yang dipergunakan untuk resusitasi pada pasien
Alat untuk mengukur frekuensi pernapasan

ALAT BANTU PELATIHAN

30 Maneqin set (Boneka Bayi)


31 Injection training kit

Boneka dilengkapi dengan alat-alat untuk praktek/pelatihan ketrampilan


pelayanan pada bayi baru lahir, bayi dan balita
Alat untuk praktek/pelatihan skill pelayanan pemberian suntikan,
pemasangan infus pada bayi baru lahir, bayi dan balita melalui vena dan
arteri.

Peralatan Medik bagi Pelayanan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta Pemanfaatannya

15

16

Peralatan Medik bagi Pelayanan Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita serta Pemanfaatannya

4
PROSEDUR PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
PERALATAN MEDIK BAGI PELAYANAN KESEHATAN
BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA
Bab ini akan menjelaskan petunjuk cara pengoperasian (penggunaan) dan pemeliharaan peralatan medik
yang digunakan pada pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita di pelayanan kesehatan. Petunjuk dalam buku
ini merupakan petunjuk umum dan sederhana. Untuk peralatan medik tertentu yang komplek diharapkan
memperhatikan buku petunjuk operasional dan pemeliharaan dari pabrik pembuat peralatan. Selain itu
ketika mengoperasikan peralatan diharapkan memperhatikan prosedur tetap (protap) pelayanan.
Dalam pembahasan cara pengoperasian dan pemeliharaan jika terdapat contoh alat yang menggunakan
gambar dari merk tertentu, bukanlah dimaksudkan agar pengguna menggunakan alat merk tersebut.
Penggunaan gambar tersebut hanya sebagai contoh saja agar pembaca dapat lebih mudah memahami.
Apabila dalam pengoperasian alat-alat di bawah ini ditemui beberapa masalah/kerusakan, kami sarankan
agar perbaikan dilakukan oleh tekhnisi berpengalaman. Perbaikan oleh personal yang tidak memiliki
kemampuan cukup dapat menimbulkan resiko bahaya dan kerusakan pada alat.

1. TIMBANGAN BAYI ANALOG



Gambar 4.1.1a Timbangan bayi analog

Gambar 4.1.1b Skala timbangan bayi analog

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Tempatkan timbangan di atas meja datar kuat dan tidak bergoyang di ruang pelayanan
b. Lepaskan penutup debu
c. Pasang alas bayi
d. Pastikan jarum penunjuk pada angka nol (0), jika tidak lakukan penyetelan agar menunjuk
angka nol.
2. Pelaksanaan

Lakukan penimbangan dengan memperhatikan protap pelayanan

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

17

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.

Bersihkan alat jika telah selesai digunakan


Pasang penutup debu
Simpan alat pada tempatnya
Dikalibrasi sekurang-kurangnya 1 tahun sekali

C. Cara Perbaikan Ringan


No

Permasalahan

Solusi perbaikan

1 Jarum tidak menunjuk pada posisi nol Periksa posisi dudukan timbangan apakah sudah rata
atau belum

Periksa kaki dari timbangannya apakah lengkap
2 Jarum tidak menunjuk sesuai yang
Letakkan benda yang sudah diketahui berat jenisnya,
diperkirakan apakah jarum menunjuk sesuai dengan berat jenis benda
tersebut, bila tidak,

dikalibrasi oleh orang yang mempunyai kompetensi alat
timbangan tersebut
3 Apabila hasil timbangan yang dilakukan Hubungi teknisi setempat sebelum menghubungi
tidak sesuai dengan poin no. 2 supplier dari alat tersebut untuk dilakukan perbaikan.

2. TIMBANGAN BAYI DIGITAL (DENGAN KETELITIAN 10 GRAM)


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Tempatkan timbangan di atas meja datar

di ruang pelayanan
b. Lepaskan penutup debu
c. Pasang alas bayi
d. Pastikan display penunjuk angka nol, jika

tidak hubungi teknisi
2. Pelaksanaan

Lakukan penimbangan dengan memperhatikan

protap pelayanan

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.

18

Bersihkan dan rapikan alat setelah digunakan


Pasang penutup debu
Simpan alat pada tempatnya
Dikalibrasi sekurang-kurangnya satu tahun sekali
Bila tidak dipakai, baterai dilepas

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

Gambar 4.2
Timbangan bayi digital

3. LAMPU PERIKSA TIPE HEAD LAMP

Gambar 4.3 Lampu Periksa tipe Head Lamp

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Siapkan baterai Alkalin.
b. Periksa kondisi baterai dan kontak positif/negatif baterai
c. Masukan baterai ke tempatnya
d. Periksa fungsi head lamp dengan menguji kondisi lampu menyala/mati.
2. Pelaksanaan

Pasang alat di kepala dan lakukan pemeriksaan sesuai protap pelayanan

B. Cara Pemeliharaan

1. Bersihkan dan rapikan alat selesai penggunaan


2. Jika head lamp akan disimpan untuk waktu yang lama sebaiknya baterai dilepas dari tempatnya
3. Simpan alat head lamp pada tempatnya

4. LAMPU PERIKSA TIPE BERDIRI


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Tempatkan lampu periksa pada ruang pelayanan
b. Kunci roda bila posisi pemeriksaan sudah tepat
c. Masukan tusuk kontak pada kontak kotak sumber listrik
2. Pelaksanaan
a. Nyalakan lampu dengan menekan saklar "" ON/OF""F"' "
b. Atur ketinggian lampu periksa sesuai kebutuhan dan arahkan

sesuai protap pelayanan
c. Matikan lampu dan cabut tusuk kontak dari kontak kotak sumber

listrik jika selesai digunakan
d. Lepaskan kunci roda bila sudah selesai melakukan pemeriksaan
e. Tempatkan pada posisi yang aman tidak mengganggu rotasi

pelayanan

Gambar 4.4 Lampu periksa tipe berdiri


Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

19

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.

4.
5.

Bersihkan dan rapikan alat


Periksa kondisi kabel catu daya, ganti segera bila terkelupas
Periksa tusuk kontak (stop kontak) bila pecah segera untuk
diganti atau kencangkan apabila tusuk kontak kendor
Bersihkan roda dan berikan pelumas secara rutin
Simpan alat pada tempatnya

5. ALAT PENGUKUR PANJANG BAYI DAN TINGGI ANAK


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
Siapkan alat ukur panjang badan bayi dan anak pada
ruangan pelayanan
2. Pelaksanaan
a. Perhatikan protap

pelayanan
b. Pasang dan ukur

sesuai protap pelayanan

B. Cara Pemeliharaan
1.

2.
3.

Bersihkan dengan cairan anti


septik dan rapikan alat
Simpan alat pada tempatnya
Dikalibrasi sekurang-kurangnya
1 tahun sekali

Gambar 4.5a Alat ukur panjang bayi


Gambar 4.5b Alat ukur tinggi badan anak

6. STETOSKOP NEONATUS DAN PEDIATRIK


Diameter 3 cm

Gambar 4.6 Stetoskop neonatus dan pediatrik

20

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Periksa fungsi stetoskop, pastikan masih berfungsi baik (dengan cara menggesekkan ujung
jari pada permukaan membran stetoskop)
b. Buka pakaian bayi
2. Pelaksanaan
a. Pasang stetoskop sesuai protap pelayanan
b. Satu stetoskop hanya digunakan untuk satu bayi. Apabila terpaksa menggunakan stetoskop
yang sama untuk lebih dari satu bayi, maka bagian stetoskop yang bersentuhan dengan bayi
setiap kali harus dibersihkan dengan cairan antiseptik sebelum digunakan pada bayi lainnya

B. Cara Pemeliharaan

1. Jaga jangan sampai membran stetoskop terkena benturan


2. Simpan stetoskop pada tempatnya, hindari penggabungan dengan alat lain karena dapat
mengakibatkan benturan
3. Apabila telah selesai digunakan, alat harus dibersihkan menggunakan kain halus yang sudah
dilembabkan dengan cairan anti septik.
4. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi terhadap neonatus yang sangat rentan,
sangat dianjurkan stetoskop tersedia di setiap tempat tidur.

7. LARINGOSKOP

Gambar 4.7 Laringoskop dengan lidah lurus dan ukuran yang sesuai untuk neonatus
(00 dan 0) dan bayi (1)

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Siapkan baterai
b. Periksa kondisi baterai dan kontak posisif/negatif baterai
c. Pasang baterai pada gagang laringoskop
d. Pasang bagian kepala laringoskop dengan gagangnya sehingga menjadi satu alat
laringoskop
2. Pelaksanaan
Lakukan pemeriksaan sesuai protap pelayanan

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

21

B. Cara Pemeliharaan

1. Jaga laringoskop jangan sampai terkena benturan


2. Simpan laringoskop pada tempatnya, jangan digabung dengan alat lain yang dapat mengakibatkan
benturan
3. Apabila telah digunakan, alat harus dibersihkan menggunakan kain halus yang sudah
dilembabkan dengan cairan anti septik, atau menggunakan alkohol 70%. Sangat dianjurkan
untuk mensterilkan lidah Laringoskop dengan alat sterilisator (autoclave). Simpan pada tempat
yang sudah ditentukan.
4. Bila tidak dipakai, baterai dilepas

Permasalahan

Solusi

Lampu Laringoskop mempunyai jam umur


layanan (Life time).

Sebaiknya memiliki lampu cadangan yang disimpan


dengan baik

8. TENSIMETER (SPHYGMOMANOMETER)

Gambar 4.8a Tensimeter Aneroid dan Digital

Gambar 4.8b Tensimeter Air Raksa

Gambar 4.8c Manset Tensimeter

22

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Tempatkan alat pada ruang tindakan
b. Buka tutup Tensimeter
c. Buka penutup air raksa
d. Posisikan air raksa pada skala nol
e. Periksa kondisi : tabung skala, selang, manset, katup dan balon
f. Perhatikan protap pelayanan
g. Beritahukan kepada pasien/keluarga pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan
h. Kosongkan udara pada manset.
2. Pelaksanaan
a. Pasang manset yang sesuai (2/3 panjang lengan atas)
b. Pasang Stetoskop secara benar
c. Tutup katup pada balon
d. Pompa manset dengan cara memompa balon, perhatikan tabung skala
e. Lakukan pada pembacaan meter air raksa/pada tabung skala, dan detak tekanan nadi pada
Stetoskop (nilai sistolik dan diastolik)
f. Apabila dipastikan pembacaan nilai tekanan darah telah benar, buka katup perlahan lahan
dan catat nilai penunjukan
g. Tutup penutup air raksa.
3. Penyimpanan
a. Bersihkan manset dari keringat pasien
b. Kemas manset, selang dan balon .
c. Masukan manset, selang dan bola ke dalam kotak secara benar, pastikan alat tensimeter
dalam kondisi baik dan siap difungsikan untuk pemakaian berikutnya
d. Simpan alat ke tempat semula
e. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien.

B. Cara Pemeliharaan

1. Periksa manset, ganti segera apabila ada kebocoran


2. Bersihkan secara rutin manset, dengan cara melepaskan selang dari rumah tensimeter.
3. Cuci permukaan manset dengan sabun dan sikat untuk mencuci pakaian yang halus, jaga air
jangan sampai masuk pada selang
4. Periksa kondisi selang
5. Periksa katup pengunci udara dengan memutarnya apakah ada kebocoran atau tidak
6. Bila alat tensimeter digital tidak dipakai, baterai dilepas
7. Semua tensimeter dikalibrasi sekurang-kurangnya setahun sekali

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

23

No.

Permasalahan

Solusi perbaikan

1 Balon tensimeter dipompa tetapi air. Pastikan bahwa katup pada balon pemompa dalam
raksa tidak naik keadaan tertutup

Periksa apakah ada kebocoran pada kelengkapan seperti
manset, selang manset, balon dan penutup skala pembacaan

Ganti kelengkapan yang bocor
2 Manset tidak menggelembung
Kemungkinan manset bocor karena usia, dan segera diganti
3 Selang manset bocor
Lakukan penggantian satu set dengan manset
4 Balon pemompa bocor
Lakukan penggantian pompa balon
5 Lubang udara pada air raksa tertutup Periksa secara teliti dan bersihkan lobang udara yang ada di
atas skala meter kain kasa
6 Air raksa berkurang
Lakukan penambahan air raksa hingga mencapai batas
skala pembacaan terendah. Dan lakukan kalibrasi ulang

9. TABUNG OKSIGEN (O2) DENGAN TABUNG UDARA BERTEKANAN/MEDICAL AIR


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Siapkan tabung O2 dan Tabung Udara Tekan/

air pressure/medical air
b. Pasang Flow manometer O2 dan Udara tekan
c. Masukan air aquades pada tabung flowmeter regulator
2. Pelaksanaan
a. Aturlah regulator O2 (Flowmeter) pada alat flowmeter

sesuai tekanan yang diperlukan
b. Aturlah regulator (Flowmeter) udara tekan sesuai

tekanan yang diperlukan
c. Kombinasikan pengeluaran O2 dan udara tekan sesuai

yang dibutuhkan dengan melihat protap pelayanan.
d. Pastikan penempatan tabung O2 dan tabung udara

tekan terkunci
3. Penyimpanan
a. Simpanlah tabung O2 dan tabung udara tekan jauhkan

dari tekanan udara panas baik dari sorotan matahari

maupun dari ruangan atau benda panas
b. Hati-hati dengan regulator pengatur tekanan O2 dan

udara tekan jangan sampai terbentur dan tertabrak

B. Cara Pemeliharaan

Gambar 4.9 Tabung Oksigen +


tabung udara bertekanan

1. Bersihkan regulator/manometer flowmeter dengan air bersih dan lap kain halus
2. Bersihkan tabung O2 dan tabung udara tekan dengan lap yang lembab.
1). Regulator O2 dan flowmeter perlu dikalibrasi minimal setahun sekali

24

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

Gambar 4.9 Tabel Persentase campuran oksigen dan udara bertekanan



% kons.

O2










Udara Bertekanan (liter/menit)


1

1
2
61%
3
80% 68%
4
84% 74%
5
86% 77%
6
88% 80%
7
90% 82%
8
91% 84%
9
92% 86%
10
93% 87%

10

41%
53%
61%
66%
70%
74%
76%
78%
80%
82%

37%
47%
55%
61%
65%
68%
71%
74%
76%
77%

34%
44%
51%
56%
61%
64%
67%
70%
72%
74%

32%
41%
47%
52%
57%
61%
64%
66%
68%
70%

31%
38%
45%
50%
54%
57%
61%
63%
65%
67%

30%
37%
43%
47%
51%
54%
58%
61%
63%
65%

29%
35%
41%
45%
49%
53%
56%
58%
61%
63%

28%
34%
39%
44%
47%
51%
54%
56%
58%
61%

10. OKSIGEN SENTRAL


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Pastikan keluaran/outlet sentral sudah

tersedia O2
b. Pasanglah flowmeter atau selang lain bila

sumber O2 sentral dibutuhkan masuk ke alat lain

seperti ventilator dan penggunaan Nebulyzer.
c. Pastikan tabung flowmeter sudah dibersihkan,

bila O2 akan dimasukan langsung ke pasien.
d. Isi flowmeter dengan air aquades.
2. Pelaksanaan
a. Pasanglah selang flowmeter kepada pasien atau
Gambar 4.10

sesuai pada protap pelayanan medis.
Keluaran Oksigen sentral
b. Atur regulator flowmeter sesuai dengan protap

Pelayanan.
c. Semua bejana bertekanan tinggi harus dijauhkan dari oli, sinar matahari dan panas
d. Pastikan sistem penempatan tabung terkunci

B. Cara Pemeliharaan

1. Bersihkan tabung flowmeter dengan sabun, dan lakukan pemasangan dan pelepasan alat
flowmeter dengan cara hati-hati.
2. Periksa secara rutin setiap outlet/keluaran O2 dengan mencoba memasang dan melepas alat
flowmeter.

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

25

11. LOW FLOWMETER


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Flowmeter 1 liter per menit
b. Botol Humidifier
c. Gunakan aquades
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Pasangkan flowmeter pada sumber Oksigen di

dinding atau tabung
c. Pasangkan botol humidifier pada flowmeter
d. Sambungkan nasal kanul dengan ukuran yang

sesuai ke botol humidifier
e. Buka aliran pada flowmeter dengan memutar knob

sesuai dengan aliran yang diinginkan
Gambar 4.11 Low flowmeter
f. Cek kondisi bayi secara rutin
g. Pada saat menutup aliran flowmeter, putar knob secukupnya sampai bola indikator telah
turun sampai 0.1 (tidak perlu memaksa sampai 0), jangan memutar knob sampai habis

B. Cara Pemeliharaan

a. Buanglah air aquades pada botol humidifier untuk setiap kali penggantian pasien.
b. Cucilah botol humidifier dengan air dan sabun keringkan secara alami atau dengan mengelap
bagian dalam botol dengan kain kering yang bersih.

12. KONSENTRATOR OKSIGEN

Gambar 4.12a Konsentrator Oksigen dan Jaringannya

26

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

Molecular Sieves

Oxygen-Enriched Air to Patient

Flowmeter
Room
Air
Bacteria
Filter
Intake
Filter

Holding Tank
(Reservoir)

valves

Air Compressor

Exhausted Gas

Gambar 4.12.b Alur aliran oksigen di dalam alat oksigen konsentrator


Keterangan gambar
1. Sakelar ON/OFF (I/0):

Menghidupkan atau mematikan alat.
2. Tombol Reset Circuit Breaker (Sakelar Pemutus):

Reset alat setelah electrical overload shutdown.
3. Hourmeter Digital:

Mencatat total jam operasional alat.
4. Flowmeter/Adjustment Knob (terutama pada Dual Option):

Mengontrol dan memperlihatkan laju aliran/flow rate Oksigen

dalam liter per menit (lpm).

Flowmeter utama (sisi kiri) pada dual flow option.
5. Keluaran/outlet Oksigen (terutama pada Dual Option):

Menyediakan sambungan untuk humidifier (bila diperlukan),

kanula, atau kateter. Pada unit dengan dual flow option,

diatur oleh flowmeter utama.
6. Handle Atas dan Samping: Alat bisa dibawa dengan nyaman.
7. Instruksi Penggunaan: Menjelaskan prosedur menjalankan alat.
8. Flowmeter Kedua (Dual Option):

Flowmeter (sisi kanan) pada dual flow option.
9. Oksigen Keluaran/outlet tambahan (Dual Option):

Keluaran/outlet oksigen (sisi kanan) pada dual flow Option

Dikontrol oleh flowmeter kedua.
10. Air Intake Gross Particle Filter (Filter Partikel Udara Masuk):

Mencegah masuknya debu dan partikel lainnya di udara.
11. Kantong Penyimpanan: Kantong aksesori dengan Velcro

attachment untuk menyimpan user manual, filter udara masuk ekstra,

dan oksigen adapter.
12. Kabel catu daya: Untuk menyambungkan alat ke kotak kontak listrik
Jangan menggunakan kabel ekstensi untuk alat ini
CAUTION

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

27

A. Cara Pengoperasian

a. Letakkan alat di dekat kotak kontak listrik di dalam ruangan dimana anda menghabiskan sebagian
besar waktu anda.
SWITCH ON/OFF
b. Tempatkan alat jauh dari korden, lobang pengatur panas, pemanas,
(gambar 2)
perapian. Pastikan menempatkan alat sedemikian sehingga semua sisi
berjarak paling sedikit 12 inci dari dinding atau penghalang lainnya.

Jangan meletakkan alat di tempat tertutup.
c. Letakkan alat sedemikian sehingga semua kontrol operasionalnya mudah

terjangkau dan masukan udara di belakang alat tidak terganggu.
d. Sambungkan aksesori oksigen seperti humidifier (bila perlu), kanula,

kateter (dan/atau selang ekstensi ke keluaran/outlet oksigen).
e. Lepaskan kabel listrik dari konsentrator, jika dililitkan di konsentrator

(Gambar 1b).
f. Pasangkan listrik ke socket listrik.
g. Carilah Sakelar listrik di bagian depan alat, dan tekan ke posisi I (posisi ON)

(Gambar 2)

Maka alarm bertenaga baterai akan terdengar keras selama 5 detik

menunjukkan bahwa baterai dan alarm dalam keadaan kondisi bagus
h. Aplikasi Dual Flow atau High Flow: Set knob pengaturan flowmeter

pada lpm (liter per menit) yang diminta, pada kombinasi flow manapun

sampai jumlah total 8 lpm untuk unit dual flow 8 lt. (Gambar 3.) atau

Aplikasi Pediatrik/Low Flow: Lihat halaman B-3.

Konsentrator sekarang siap untuk dipergunakan.
i. Matikan konsentrator, tekan Sakelar I/0 ke posisi 0.
j. Jika konsentrator oksigen gagal operasional dengan benar, lihatlah bagian
(gambar 3)

saran teknis di bawah ini.

Saran Teknis:

(gambar 4)

Filter
Udara masuk ke konsentrator oksigen melalui filter partikel udara masuk yang terletak
di bagian belakang alat. Filter ini menghilangkan partikel debu dan pengotor lainnya
dari udara. Sebelum anda menjalankan konsentrator oksigen, pastikan agar filter ini
bersih dan terpasang dengan benar (Gambar 4).
Suplemen oksigen yang dihasilkan oleh Konsentrator oksigen mendapatkan
filtrasi tambahan dari sebuah filter yang terletak di dalam alat. Suplier anda akan
melakukan maintenance terhadap filter tersebut disamping maintenance terhadap
bagian lainnya.

(gambar 5)

Oksigen Tanpa Humidfier


Jika dokter anda tidak menyarankan menggunakan humidifier, hubungkan selang
oksigen langsung ke keluaran/outlet oksigen alat. Fitting keluaran/outlet tersendiri
disediakan untuk koneksi jenis ini (Gambar 5).
Oksigen dengan Humidifier
Ikuti tahap-tahap berikut jika dokter anda menyarankan menggunakan humidifier oksigen sebagai bagian
dari terapi :
1. Lepaskan atau kendorkan botol reservoir dari humidifier. (Jika memiliki pre-filled unit, jangan melakukan
tahap ini. Langsung menuju tahap 4.)
28

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

2. Isilah reservoir dengan air yang sejuk atau dingin (sangat disarankan menggunakan
air suling) sampai pada garis tera pada botol, JANGAN KELEBIHAN.
3. Kencangkan botol reservoir.
4. Di atas humidifier putar threaded nut berlawanan arah jarum jam sementara
anda memasang humidifier ke keluaran/outlet oksigen, dan kencangkan
(Gambar 6)
5. Sambungkan tube /selang oksigen dari kanula atau kateter ke fitting keluaran /
outlet humidifier (Gambar 7).

Penggunaan aksesori & perlengkapan oksigen yang tidak mengurangi kinerja
alat. Untuk memudahkan referensi, simpanlah Manual Pasien dan filter udara
masuk /air intake particle filter (jika tersedia) di dalam kantong alat.
Nasal Kanula
Dokter anda telah meresepkan nasal kanula atau Kateter (Gambar 8). Dalam
kebanyakan kasus, pihak pabrik telah menyambungkan tube/selang suply oksigen
dengan kanula atau kateter. Jika tidak, ikuti instruksi pabrik untuk sambungan yang
benar. Sambungkan tube /selang oksigen ke adapter keluaran/outlet oksigen atau
humidifier.
Setting Flowmeter Oksigen yang benar
Untuk men-set flow/takaran yang benar dari suplemen oksigen, putar flowmeter
adjustment knob ke kiri atau kanan sampai bola kecil di dalam flowmeter berada
di tengah-tengah garis flow pada angka yang dianjurkankan oleh dokter anda
(Gambar 9).
Untuk melihat flowmeter dari sudut pandang yang benar, Perhatikan agar garis
belakang dan garis untuk angka di depan nampak sebagai satu garis.

(gambar 6)

(gambar 7)

(gambar 8)

(gambar 9)

B. Cara Pemeliharaan

1. Lepaskan kabel listrik dari kotak kontak listrik sebelum anda membersihkan
Kabinet
2. Bersihkan kabinet dan kabel listrik hanya dengan pembersih rumah tangga
yang ringan menggunakan kain atau sponge lembab, lalu dilap sampai
kering (Gambar 10).
3. Jangan menggunakan cairan secara langsung pada alat. Jangan
menggunakan produk berminyak atau pembersih.
4. Jangan mengoperasikan alat tanpa filter partikel masuknya udara (air intake
gross particle filter)
5. Setiap minggu bersihkan filter partikel masuknya udara yang terletak di
bagian belakang alat. Suplier anda mungkin menyarankan anda untuk
membersihkannya lebih sering tergantung dari kondisi di tempat anda.
6. Ikuti langkah-langkah berikut untuk membersihkan filter partikel masuknya
udara
a. Lepaskan filter dan dicuci di dalam air hangat yang berisi sabun
(Gambar 11).
b. Bilas filter dengan cermat dan hilangkan kelebihan air dengan lap
yang lembut.
c. Pasang filter.

(gambar 10)

(gambar 11)

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

29

Kemungkinan
No
Permasalahan

Penyebabnya
1 Unit tidak bekerja.
Kabel listrik tidak tersambung

ke socket listrik
Kesalahan listrik menyebabkan
Tidak ada arus pada
alarm bunyi terus-menerus
socket listrik.
terdengar
Kabel listrik tidak tersambung ke Circuit breaker (sakelar
socket listrik
pemutus) pada konsentrator

oksigen diaktifkan.
2 Flow oksigen terbatas
Botol humidifier kotor atau

terganggu



Kerusakan pada nasal kanula,

kateter, dan/atau

tube/selang aliran oksigen.





3 Embun terkumpul di dalam tube Alat tidak mendapatkan cukup
oksigen ketika anda
ventilasi. Naiknya suhu
menggunakan botol humidifier. operasional alat.








4 Alarm berbunyi setiap satu detik. Alat tidak berfungsi

dengan baik.

5 Alarm tidak berbunyi, atau suara Baterai 9-volt lemah.
alarm lemah terdengar selama
5 detik pada saat alat dihidupkan.
6 Masalah-masalah lainnya

30

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

Solusi perbaikan
Periksa kabel listrik pada socket listrik apakah
terpasang dengan benar.
Periksa sumber listrik, Sakelar di dinding, atau
circuit breaker (sakelar pemutus).
Tekan (jangan ditahan) tombol circuit breaker
(sakelar pemutus) di bagian depan alat.
Lepaskan botol humidifier (jika menggunakan)
dari keluaran/outlet oksigen. Jika flow kembali
normal, bersihkan atau ganti dengan botol
humidifier baru.
Lepaskan nasal kanula atau kateter dari tube
oksigen. Jika flow kembali normal, ganti
dengan nasal kanula atau kateter yang baru.
Lepaskan tube aliran oksigen dari keluaran/
outlet oksigen (di bagian depan alat).
Jika flow kembali normal, periksa tube oksigen
terhadap kekusutan dan gangguan.
Ganti bila perlu.
Pastikan agar alat diletakkan jauh dari korden,
hot air register, pemanas, dan tungku
perapian (sumber atau aliran udara panas).
Pastikan menempatkan alat sedemikian
sehingga paling sedikit berjarak 12 inci dari
dinding atau semua penghalang. Jangan
meletakkan alat di daerah yang tertutup
Ganti air di botol humidifier dengan air dingin.
jangan kelebihan. Tunggu tube oksigen
sampai kering, atau ganti dengan tube
yang baru
Set Sakelar I/0 ke posisi 0, pergunakan supply
oksigen cadangan anda (jika disediakan), dan
segera konsultasi dengan supplier anda.
Hubungi supplier anda untuk mengganti
bateri 9-volt.
Set Sakelar I/0 ke posisi 0, pergunakan
suplemen oksigen cadangan anda (jika
disediakan), segera hubungi supplier anda.

13. OKSIGEN KONSENTRATOR


Keterangan:
1. Handle
2. LCD display
3. ON/OFF
4. Pemutar knob pada flowmeter
5. outlet nasal kanula

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Letakan alat jangan terlalu dekat dengan dinding
(minimal 30 cm)
b. Isi botol humidifier dengan air aquadest dan pasang
kembali pada tempatnya (ada di belakang alat)
c. Pasang nasal kanula pada output konektor (no.5)
Gambar 4.13
d. Pasang power konektor dari alat ke sumber listrik
Oksigen konsentrator
2. Pelaksanaan
a. Hidupkan mesin Oksigen Konsentrator. Tekan tombol ON/OFF (no.3)
b. LCD Display (no.2) akan menyala, berarti alat mulai bekerja
c. Atur Flow yang diinginkan dengan memutar knob pada flowmeter (no.4)
d. Tunggu 10-15 menit, atau sampai konsentrasi Oksigen tercapai 90 5 %
e. Pasang nasal kanula pada pengguna
f. Amati indikator flowmeter apakah sudah sesuai yang diinginkan
g. Nasal disambungkan pada humidifier

B. Pemeliharaan :
1.
2.
3.
4.
5.

Kembalikan nilai flowmeter (no.4) kepada posisi O


Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF (no.3)
Lepaskan Power konektor dari sumber listrik
Lepaskan Nasal canulla dan simpan untuk pemakai yang sama
Lepaskan humidifier botol dari tempatnya, buang airnya, cuci bersih dan keringkan. Kemudian
kembalikan ketempat semula
6. Periksa seluruh badan alat dan bersihkan dengan cukup di lap dengan kain atau kanebo, dan
simpan ketempat penyimpanan
7. Perlu dilakukan pengecekan dan penggantian rutin untuk intake filter

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

31

14. SUCTION PUMP PORTABLE (DENGAN BATERAI)


Keterangan:
1. Vaccum gauge
2. Lampu
3. Vaccum control
4. ON/OFF
5. Tombol untuk mengetahui level baterai
6. Power supply connector

7
1
4
5
3

A. Cara Pengoperasian

6
1. Persiapan
a. Siapkan alat suction pump
b. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF

(no.4)
c. Cek level baterai dengan menekan tombol 5 untuk
Gambar 4.14

mengetahui level baterai, level baterai ditunjukan
Suction Pump Dengan Baterai

dengan lampu (no.2) semakin berkurang baterai,

lampu yang menyalapun berkurang, apabila kondisi baterai hampir habis (lampu no.2
menyala hanya 1 (satu) lampu, artinya harus segera di-charge, pengecasan dilakukan dengan
menghubungkan power supply konektor (no.6), saat pengecasan ditunjukan dengan lampu
(no.2) yang bergerak naik turun.
d. Alat dapat dioperasikan dengan kondisi baterai penuh ataupun dalam kondisi pengecasan.
e. Pasang filter (setiap berganti pemakaian, harap diganti. Untuk pengguna yang sama, hanya
boleh dipakai ukuran 2x pemakaian.
f. Pasang selang-selang konektor pada hose connector (no.7)
2. Pelaksanaan
a. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF (no.4)
b. Cek daya hisap dengan menekan ibu jari pada ujung selang, kemudian atur vakum kontrol
dengan memutar sesuai kevakuman yang diinginkan (nilai kevakuman ditujukan oleh vacuum
gauge -no.1)
c. Alat siap untuk dipakai
d. Saat pelaksanaan tindakan, perhatikan ketinggian cairan dalam botol (tidak melebihi level
maksimum)

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kembalikan posisi vakum kontrol (no.3) keposisi minimum


Matikan alat dengan menekan tombol OFF (no.4)
Lepaskan selang, botol penampungan dan filter. Buang cairan dari botol
Buang cairan dari dalam botol, bersihkan dan sterilkan dengan pemanasan
Cuci selang dan bersihkan bagian lain dari alat yang kotor dengan cairan disinfektan.
Cek kondisi baterai dengan menekan tombol (no.5), apabila baterai sampai habis (ditunjukkan
oleh nyala LED indicator-no.2) maka silahkan charge dengan power supply
7. Apabila baterai sudah penuh, simpan alat pada tempatnya kembali

32

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

15. PORTABLE SUCTION PUMP (Tanpa Baterai)

Gambar 4.15 Suction pump dengan sumber daya listrik

A. Cara Pengoperasian
1

Persiapan
a. Siapkan alat suction pump
b. Masukan catu daya
c. Pastikan tabung penampungan cairan keadaan kosong.
2. Pelaksanaan
a. Hidupkan sakelar power keposisi ON
b. Arahkan selang penghisap pada posisi objek.
c. Atur daya hisap sesuai protap pelayanan perhatikan tabung penampungan cairan, hati-hati
jangan sampai nunggu penuh.
d. Buanglah cairan pada tabung penampungan, jangan sampai menunggu penuh

B. Pemeliharaan

1. Bersihkan tabung penampungan air kotoran dengan air panas dan bahan disinfektan atau
sabun
2. Sakelar power harus pada posisi OFF
3. Bersihkan body suction pump dengan lap kain lembab yang sudah direndam klorin.

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

33

16. INFANT T-PIECE RESUSCITATOR DENGAN PEEP


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan:
a. Alat Infant T-piece resuscitator dengan PEEP
b. Gas Supply Line (selang Oksigen)
c. T-piece resuscitation set (selang T-piece)
f. Lung test
b
e. Resuscitation mask

d
e
2. Pelaksanaan:
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Pasang Gas Supply Line pada Gas Inlet pada alat
c. Pasang selang T-piece pada Gas Outlet pada alat
d. Pasang test lung ke selang T-piece
e. Sambungkan Gas supply line ke flowmeter (Oksigen

atau mixer), pastikan tidak ada air dalam bubble

humidifier atau gunakan nipple nut

b
c

f. Atur flow (aliran) gas antara 5-15 LPM


g. Untuk pengecekan tekanan maksimum, tutup/blok lubang PEEP lalu putar tombol Inspiratory
Pressure sampai habis. Tekanan maksimum akan terlihat di manometer
h. Atur maksimum tekanan yang diinginkan dengan memutar tombol Maximum Pressure Relief
ke kiri atau ke kanan
i. Setting PIP : Tutup lubang pengatur PEEP sambil memutar tombol Inspiratory Pressure
Control ke kanan atau ke kiri sesuai dengan PIP yang diinginkan (terlihat di manometer)

34

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

j.

Setting PEEP : Buka pengatur PEEP lalu putar ke kanan atau ke kiri sesuai dengan PEEP yang
diinginkan (terlihat di manometer)
k. Lepaskan test lung, dan pasang Resuscitation Mask (sungkup) bayi ke T-piece dan letakkan
sungkup pada mulut atau hidung bayi atau pasang T-piece pada ET
l. Atur resusitasi dengan cara menutup dan membuka jempol pada pengatur PEEP

m. Cuci tangan setelah melakukan tindakan


n. Bereskan alat seperti semula

B. Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.

Pastikan tidak ada air masuk ke dalam unit


Bersihkan alat dari debu dan kotoran dengan kain lembab
Cek kabel dan tombol PEEP dan pressure bekerja baik
Simpan alat di tempat yang mudah dilihat dan terjangkau

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

35

17. Infant T- Piece System


1
1.8 m

Luer lock port

15M

30M
0.4 m

Paediatric APL Valve Mk. II


Accessories
For 6-9 mm
spigots

15F

15F

22F

0.5 litre

Keterangan:
1. Selang inspirasi
5. Reservoir bag
2. Selang ekspirasi
6. T-connector
3. Elbow
7. Manometer
4. Paediatric APL (Adjustable Pressure Limiting) valve

36

Reservoir bag dengan berbagai ukuran :


- 0,5 L (PIP max. 30 cm H2O ).
- 1 L (PIP max. >30 cm H2O),
- 2 L
- 3 L

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

22M/15F

Closed tail

Manometer 0-60 cm H20


(untuk menilai PIP dan PEEP )

safety cap

A. Cara pengoperasian
1. Persiapan
a. Selang inspirasi
b. Selang ekspirasi
c. Elbow
d. Paediatric APL (Adjustable Pressure Limiting) valve
e. Reservoir bag
f. T-connector
g. Manometer
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Pastikan semua komponen Infant T-Piece system serta APL dan manometer berfungsi dengan
baik dan dalam kondisi bersih
c. Pasang manometer pada ujung Infant T-Piece system
d. Hubungkan selang inspirasi ke tabung oksigen
e. Atur flow (aliran) gas minimum 6 LPM
f. Untuk pengecekan, reservoir bag akan mengembang dan jika reservoir dipompa bersamaan
dengan diberikan tahanan pada mask maka perubahan tekanan akan terlihat di manometer
g. Setting PIP: atur flow sesuai yang diinginkan sambil reservoir bag dipompakan (terlihat di
manometer)
h. Setting PEEP: putar APL valve ke kanan atau ke kiri sesuai nilai PEEP yang diinginkan tanpa
memompakan reservoir bag
i. Pipa ETT dapat langsung disambungkan ke elbow (khusus untuk pasien terintubasi atau
dalam transport pasien)

B. Cara pemeliharaan

1. Setelah pemakaian, tutup aliran (flow) gas,


2. Lepas Infant T-Piece system dari sumber gas
3. Simpan dengan baik semua komponen dari Infant T-Piece system dan pastikan manometer
berada pada posisi pembacaan nol (0) pada saat setelah pemakaian
4. Pastikan balon tidak bocor
5. Bersihkan alat dari debu dan kotoran
Pada kasus gawat napas di fasilitas terbatas dapat digunakan alat dibawah ini:
a. Infant T-Piece system

Alat ini digunakan untuk memberikan PEEP saja dengan cara melekatkan sungkup ke mulut bayi
dan mengatur flow (aliran) gas. Kelemahan alat ini tidak dapat digunakan untuk memberikan VTP
karena saat balon dilepaskan butuh waktu untuk pengisian sehingga nilai PEEP akan menurun.

Untuk transport dapat digunakan single nasal prong sebagai penganti sungkup.
b. Ambu bag dengan PEEP

Alat ini dianjurkan untuk VTP karena dapat memberikan PIP dan PEEP namun tidak bisa
memberikan PEEP saja. Dianjurkan menggunakan manometer untuk melihat nilai PIP.
Rekomendasi :
Bayi dengan apnea atau gawat napas berat yang memerlukan VTP dianjurkan untuk menggunakan Ambu
bag dengan PEEP. Sedangkan untuk bayi dengan gawat napas yang membutuhkan CPAP dianjurkan
menggunakan Infant T-Piece System.
Keterangan :
Untuk rumah sakit setingkat PONEK dianjurkan untuk menggunakan Infant T-Piece resuscitator.
Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

37

18. CPAP BAYI LENGKAP


Pada kasus gawat napas di fasilitas terbatas dapat digunakan alat dibawah ini:
a. Infant T-Piece system

Alat ini digunakan untuk memberikan PEEP saja dengan cara melekatkan sungkup ke mulut bayi
dan mengatur flow (aliran) gas. Kelemahan alat ini tidak dapat digunakan untuk memberikan VTP
karena saat balon dilepaskan butuh waktu untuk pengisian sehingga nilai PEEP akan menurun.

Untuk transport dapat digunakan single nasal prong sebagai penganti sungkup.
b. Ambu bag dengan PEEP

Alat ini dianjurkan untuk VTP karena dapat memberikan PIP dan PEEP namun tidak bisa
memberikan PEEP saja. Dianjurkan menggunakan manometer untuk melihat nilai PIP.
Rekomendasi :
Bayi dengan apnea atau gawat napas berat yang memerlukan VTP dianjurkan untuk menggunakan Ambu
bag dengan PEEP. Sedangkan untuk bayi dengan gawat napas yang membutuhkan CPAP dianjurkan
menggunakan Infant T-Piece System.
Keterangan :
Untuk rumah sakit setingkat PONEK dianjurkan untuk menggunakan Infant T-Piece resuscitator.

Buble CPAP delivery system

38

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

Buble CPAP patient interface

A. Cara Pengoperasian
1

Persiapan:
a. Delivery System terdiri dari:

Humidifier chamber

Selang inspirasi (biru) dan ekspirasi (putih)

CPAP generator

Pressure manifold

2. Infant Bonet atau head gear sesuai ukuran kepala bayi

3. Nasal tubing

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

39

4. Nasal prong sesuai ukuran

5. Humidifier Base

6. Oxygen Mixer termasuk Flowmeter dan selang oksigen

7. Heater wire adapter dan temperature probe

8. Clamp untuk menggantung

40

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

9. Selang tekanan tinggi untuk Oksigen dan Udara Tekan termasuk manometer

10. Tiang infus

B. Pelaksanaan

1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan


2. Gantung humidifier base dan oxygen mixer di tiang infus dengan posisi humidifier base terletak
bagian bawah (lebih rendah dari posisi pasien) dan oxygen mixer di posisi atas, pastikan kedua
unit dalam posisi seimbang
3. Hubungkan selang tekanan tinggi oksigen dari bagian belakang
oxygen mixer (outlet tertulis Oxy) ke sumber oksigen di dinding atau
tabung oksigen, dan selang tekanan tinggi udara tekan dari oxygen
mixer (tertulis Air) ke sumber udara tekan (di dinding, tabung atau
melalui Medical Air Compressor)
4. Pasang terlebih dahulu Delivery System:
a. Hubungkan humidifier base ke sumber listrik
b. Pasang humidifier chamber ke humidifier base dan lepaskan
tutup plastik biru
c. Pasang aqua steril ke humidifier chamber melalui selang yang
telah disediakan dan gantung botol aqua steril 50 cm di atas
chamber
d. Pasangkan pressure manifold ke inlet dari humidifier chamber
e. Hubungkan selang oksigen ke flowmeter dari mixer dan ke
pressure manifold
f. Pasang selang inspirasi (warna biru) ke chamber humidifier
g. Hubungkan heater wire adapter dan temperature probe ke
selang inspirasi dan ujung yang lainnya ke humidifier base
h. Gantungkan CPAP generator di tiang di bawah posisi bayi
i. Pasang selang ekspirasi (warna putih) ke CPAP generator
j. Dengan menggunakan corong isi CPAP generator sampai air
aquades melewati over flow container, pilih tekanan PEEP yang
dikehendaki dengan mengatur ketinggian PEEP probe

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

41

k. Lakukan tes kebocoran sistem dengan cara sambungkan


selang inspirasi dan selang ekspirasi dengan menggunakan
flow test elbow, lalu nyalakan humidifier base dengan menekan
tombol on/off dan set di intubation mode, kemudian buka
aliran pada flowmeter sebanyak 1 (satu) LPM, dan posisi
PEEP probe pada CPAP generator pada angka 10 (sepuluh),
apabila muncul gelembung menandakan Delivery System
siap dipakai, apabila tidak muncul gelembung periksa
kembali semua koneksi, pastikan tidak ada yang terlepas

5. Pemasangan Patient Interface:


a. Atur posisi pasien
b. Bersihkan hidung pasien
c. Ukur lingkar kepala bayi untuk menentukan ukuran bonnet yang sesuai (dalam cm),
kemudian pasang pada bayi, pastikan bagian bawah berada di tengkuk bayi dan bagian atas
tepat di atas alis bayi

d. Untuk pemilihan nasal prong yang akan digunakan,


ukur jarak antara lubang hidung dengan menggunakan
panduan pengukuran yang tersedia

e. Pilih nasal tubing yang sesuai sehingga posisi nasal tubing


tidak mengganggu fiksasi akhir, posisi nasal tubing sejajar
dengan kepala bayi, tidak miring ke depan ataupun ke
belakang (lepaskan lapisan busa untuk menyesuaikan)

f.

42

Pasang nasal prong pada nasal tubing dengan posisi


angka pada nasal prong berada di depan, beri sedikit
tekanan pada kedua sisi prong, lalu tekan sampai prong
terkunci ke nasal tubing

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

g. Hubungkan nasal tubing dengan Delivery System,


lepaskan flow test elbow lalu hubungkan selang inspirasi
(warna biru) dengan selang warna biru pada nasal tubing
dan selang ekspirasi (warna putih) dengan selang warna
putih pada nasal tubing

h. Buka aliran di flowmeter pada oxygen mixer sebanyak 6-8


lpm pada pemakaian awal, dan nilai PEEP sesuai dengan
instruksi dokter

i.

Pasang sistem pada bayi:


1). Masukkan nasal prong ke hidung bayi tanpa menarik kulit, pastikan nasal prong
memenuhi lubang septum (ukuran prong tidak kekecilan atau kebesaran) dan prong
tidak menyentuh septum bayi (sisakan jarak antara nasal prong dan septum bayi sebesar
+/- 2 (dua) mm)

2). Letakkan busa nasal tubing pada dahi bayi tepat di velcro strap biru di bonnet kemudian
fiksasi dengan strap yang ada dengan tanpa ada penekanan berlebihan di dahi bayi,
posisi nasal tubing harus paralel dengan wajah bayi

3). Fiksasi nasal prong dengan mengaitkan pada kaitan yang ada, tarik bersamaan sehingga
didapat posisi ideal yang tidak menekan hidung bayi, kemudian tempelkan strap
disampingnya.

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

43

4). Lakukan observasi fiksasi dan gelembung pada CPAP


generator
5). Posisikan PEEP probe dan aliran flowmeter sesuai dengan
yang diinginkan dan pastikan muncul gelembung
6). Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

B. Pemeliharaan

1. Setelah pemakaian pastikan humidifier base dalam kondisi mati (OFF) dan lepas semua selang gas
(high pressure hose)
2. Cek kondisi kabel dan selang secara rutin
3. Jangan menarik/meregangkan selang pernafasan
4. Bersihkan mixer dan humidifier base dengan kain lembab, hindarkan alat dari debu dan kotoran
yang berlebihan
5. Hati-hati pada saat melepas heater wire adapter dan temperature probe
6. Cek kabel listrik apakah ada yang kendur
7. Cek selang oksigen dan selang udara tekan tidak bocor
8. Asesoris CPAP (seperti humidifier chamber, pressure manifold, CPAP generator, selang inspirasi
dan ekspirasi, infant bonnet, nasal tubing dan nasal prong) adalah single use. Apabila asesorisasesoris tersebut dipakai ulang (reuse) dapat mempengaruhi efektifitas kerja alat, misalnya dapat
mengakibatkan kondensasi berlebihan dan timbul alarm

No

Permasalahan

Solusi Perbaikan

1 Alarm humidifier base berbunyi dan indikator


Periksa volume air dalam chamber
untuk chamber berkedip
Pastikan volume air sesuai dengan batas rekomendasi
2 Alarm humidifier base berbunyi dan indikator
Periksa kabel temperature probe dan pastikan terpasang ke
temperature probe berkedip humidifier base dengan tepat

Periksa keadaan kabel temperature probe dalam keadaan
baik/rusak
3 Alarm humidifier base berbunyi dan indikator
Periksa koneksi heater wire adaptor ke humidifier base
heater wire dan indikator outlet chamber
Periksa keadaan kabel heater wire adaptor dalam keadaan
berkedip baik/rusak
4 Alarm humidifier base berbunyi dan indikator
Periksa koneksi temperature probe ke selang pernafasan
outlet chamber dan indikator y-piece berkedip
5 Alarm humidifier base berbunyi dan display
Alarm berbunyi karena Low Humidity (suhu lebih rendah dari
temperatur berkedip 35,50C) atau High Humidity (suhu lebih tinggi dari 410C)

Periksa set up keseluruhan
6 Pada Oxygen Blender, terdengar bunyi berdesis Periksa seluruh tekanan telah terhubung dan aliran dibuka
7 Gelembung pada CPAP generator konstan atau Periksa keadaan bayi dan koneksi selang-selang
berhenti
Gelembung pada saat inspirasi dan ekspirasi akan berbeda

44

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

19. CPAP MANUAL UNTUK BAYI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kompresor Udara
FiO2 Blender dengan flowmeter (Udara dan O )2
Pressure Thermos
Humidifier & Heater
Panel Depan CPAP
Panel Belakang CPAP
Tube-set

A. Cara Pengoperasian :
Persiapan:
1.

2.

Letakan alat pada tempat yang sudah ditentukan


(Pelayanan Perinatologi, NICU dan PICU)
Isilah 2 (dua) botol destilasi dengan air aquades
Lihatlah ukuran batas minimum dan maksimum
pada garis yang tertera pada botol. (gambar 1)
Gambar 1

3. Letakkan kedua buah botol berisi cairan aquades pada tempat yang

sudah di siapkan

Gambar 2
Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

45

4. Pastikan bahwa penutup botol sudah tertutup rapat, dan selang silikon pada botol terpasang
dengan baik dan benar tidak ada kebocoran (Gambar 3) dan (Gambar 4)

Gambar 3
5.

6.

Gambar 4

Periksa dan amati pastikan bagian asesoris sudah terpasang


dengan baik dan benar.
Pasanglah selang penghubung oksigen (O2) pada outlet
Oksigen sentral atau pada regulator oksigen tabung.

Air

FiO2
Oxy

Patient

Gambar 5
7. Pasang sumber listrik pada stop kontak jala-jala PLN

bertegangan 220 Volt.

Gambar 6

B. Pelaksanaan :
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol (ON/OFF), maka

indikator temperatur dan kompresor menyala, Gambar 7.
LED Indikator
Pergerakan Suhu
Gambar 7
2. Atur temperatur humidifier yang diinginkan sesuai prosedur pelayanan antara 36,5 0C s/d 37,5 0C
Gambar 8 (proses menyesuaian suhu) menunggu beberapa menit sampai suhu yang di inginkan
tercapai)
Indikator suhu yang di setting
Indikator suhu yang sesuai dengan
yang di setting (Aktual)
Gambar 8
46

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

3. Display berwarna hijau menunjukan Set Temperature. Suhu bisa diatur dari 35 0C s/d 39 0C dengan
tombol SET TEMP. Display berwarna merah di bagian bawah menunjukan ACTUAL temperature.

SET TEMP
ACTUAL TEMP

4. Apabila Indikator suhu yang di inginkan sudah sesuai, maka aturlah keluaran oksigen dan keluaran
udara (compress air), ikuti tabel yang tertera pada gambar dibawah ini

Air
Indikator
Flowmeter
udara

Contoh :
O2
Indikator
Flowmeter
Oksigen

Apabila yang di inginkan 55%, maka takaran yang di-setting


untuk Oksigen angka 3 LPM dan udara angka 4 LPM

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

47

5. Aturlah selang keluaran (pressure thermos) sesuai protap pelayanan antara posisi di angka 3 s/d
10 tergantung berat badan pasien.
Pengatur
Selang

Gambar 9. Pressure thermos


6. Setelah prosedur pengaturan suhu humidifier, takaran udara dan oksigen sudah sesuai dan
level selang pada pressure thermos sudah diatur, maka pasanglah breathing circuit seperti pada
gambar 10

Gambar 10
7. Amati indikator alarm bila terjadi tanda lampu LED menyala, maka ada sesuatu yang perlu diperiksa
pada bagian yang tertentu sesuai tanda lampu LED menyala.

Tombol mematikan
suara alarm

ALARM :
Suhu terlalu tinggi
Suhu terlalu rendah
Tube set tidak terpasang
Humidity tidak tercapai
Tidak ada tegangan listrik 220

8. Cuci tangan setelah melakukan tindakan


9. Amatilah terus menerus kondisi pasien selama di gunakan alat CPAP.

48

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

C. Cara Pemeliharaan
1. Setelah pemakaian pastikan alat sudah dalam kondisi mati (OFF) dan lepaslah selang breathing
circuit, lakukan sterilisasi bila memungkinkan dengan alat low temperature.
2. Buanglah cairan destilasi pada kedua botol, dan gantilah cairan destilasi setiap penggantian
pasien.
3. Cucilah kedua buah botol dengan sikat dan sabun keringkan bila alat CPAP tidak digunakan.
4. Bersihkan seluruh bagian luar alat dengan dengan kain lembab dan hindari dari debu kotoran
yang berlebihan.
5. Periksa seluruh konektor dan jaringan listrik, ganti segera bila ada kebocoran
6. Catat beban kerja alat jumlah pasien/bulan
7. Simpan alat ditempat yang mudah dilihat dan terjangkau.

Dekontaminasi CPAP Manual


Tubing CPAP Manual dibuat dengan perkiraan lama pakai 1 tahun dan dapat dipakai ulang (Reusable).
Tubing ini berbahan dasar silicon, berbentuk lurus, tidak berkelok, di dalamnya terdapat kabel yang dapat
menghasilkan panas. Berdasarkan klasifikasi Spaulding (klasifikasi risiko infeksi dari alat atau lingkungan
terhadap pasien), tubing CPAP Manual termasuk alat dengan klasifikasi risiko sedang (semi Critical)
karena tubing kontak dengan membran mukosa yang utuh. Perawatan alat tersebut hanya membutuhkan
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan desinfektan kimia.
Cara dekontaminasi tubing CPAP Manual:
1. Tubing direndam dengan enzim untuk melarutkan protein, darah, cairan atau lendir selama 5 menit.
Cairan enzim yang digunakan adalah cairan yang mengandung enzim, alkohol, non ionik surfaktan,
solubilizer, fragrance dan colouring agent*

Cara pembuatan larutan enzim berkonsentrasi 0,5% sebanyak 1 liter adalah sebagai berikut :
5 ml cairan enzim dimasukkan ke dalam wadah perendaman yang sudah berisi air matang yang
sudah didinginkan sebanyak 995 ml sehingga volume total menjadi 1 liter.
Aduk sampai merata, dan larutan siap untuk digunakan.
Larutan ini dapat dipakai selama 1 minggu.
2. Angkat tubing dan bilas dengan air (yang sudah matang dan didinginkan) mengalir sampai tidak
terlihat lagi kotoran, darah maupun lendir, kemudian tiriskan dan keringkan dengan kain bersih.
3. Rendam tubing dengan cairan desinfektan selama 15 menit. Cairan desinfektan yang dipergunakan
adalah cairan desinfektan yang mengandung Cocospropylene-diamine-guanidine diacetate, Phenoxy
Propanol dan Benzalkonium chloride*.

Cara pembuatan larutan desinfektan dengan konsentrasi 4% sebanyak 1 liter adalah sebagai
berikut :
40 ml cairan desinfektan dimasukkan ke dalam wadah perendaman yang sudah berisi air matang
yang sudah didinginkan sebanyak 960 ml, sehingga total volume menjadi 1 liter.
Aduk sampai merata dan larutan siap untuk digunakan.
Larutan ini dapat dipakai selama 1 minggu.
4. Bilas dengan aqua bidest/air bersih yang sudah dimasak sampai mendidih lalu didinginkan.

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

49

5. Tubing dikeringkan dengan cara digantung dalam lemari tertutup yang bersih dan tidak berbau, dengan
pencahayaan lampu 40-60 watt, dan bagian bawah lemari diberi alas berupa kain untuk menyerap
tetesan air yang jatuh. Proses pengeringan membutuhkan waktu minimal 4-5 jam.
6. Pastikan tidak ada bintik air yang tersisa atau uap berembun setelah proses pengeringan.
7. Setelah kering alat dapat dipergunakan kembali.
Dalam proses pencucian alat harus dipisahkan area bersih dan area kotor

keterangan :
*: Pada fasilitas pelayanan kesehatan terbatas dapat digunakan cairan enzim dan desinfektan lain dengan komposisi
yang sama.

50

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

20. OXYGEN MIXER/BLANDER


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Unit Oxygen Mixer dengan water trap
b. Selang Tekanan tinggi untuk Oksigen
c. Selang Tekanan tinggi untuk Udara Tekan
d. Oksigen Flowmeter dengan selang oksigen
e. Tiang infus
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Gantungkan Oxygen Mixer pada tiang infus dan pastikan
posisi yang tepat dan stabil.
c. Pasangkan Oksigen flowmeter pada Oxygen Mixer
d. Pasangkan selang tekanan tinggi Oksigen dari bagian
belakang Oxygen Mixer (outlet tertulis Oxy) ke sumber
Oksigen di dinding atau di tabung Oksigen
e. Pasangkan Selang Tekanan Tinggi Udara Tekan dari bagian
belakang Oxygen Mixer (outlet tertulis Air) ke sumber Udara
Tekan di dinding, di tabung atau Medical Air Compressor
f. Set manometer pada regulator di masing-masing selang pada
posisi 3 bar, dengan menarik knob dan memutarnya
g. Pastikan flowmeter dalam keadaan tertutup (bola indikator
berada di dasar flowmeter
h. Buka aliran Oksigen dan Udara Tekan, akan terdengar suara
alarm (nada tinggi) pada Oxygen Mixer untuk beberapa
saat,
i. Atur FiO2 sesuai instruksi dokter dengan memutar knob FiO2
pada Oxygen Mixer
j. Atur aliran flowmeter sesuai kehendak. Besarnya aliran akan
terlihat di flowmeter melalui indikator bola.
k. Setelah selesai, tutup flowmeter dengan memutar knob
hingga bola indikator berada di dasar (tidak ada aliran lagi),
lalu lepaskan semua sumber gas dan matikan kompresor

B. Pemeliharaan

1. Secara berkala buang sedikit angin di water trap untuk membuang uap air atau kotoran yang
tertampung dengan menekan katup ke atas
2. Jangan sampai air masuk ke dalam unit
3. Jika manometer pada regulator di masing-masing selang telah menunjukkan 3 bar, jangan
mengubah setting-an lagi
4. Bersihkan alat dari debu dan kotoran

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

51

21. INKUBATOR BAYI


A. Cara pengoperasian

1. Persiapan
a. Inkubator sudah disterilkan
b. Pasang alas tempat tidur
c. Isi humidifier dengan aquades sesuai
batas max
d. Hubungkan selang supply O2 ke dalam
inkubator

B. Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.

Cuci tangan sebelum melakukan tindakan


Hubungkan kabel ke sumber catu daya
Bila pemanas dan kipas rusak alarm akan bunyi
Tekan tombol power untuk menyalakan inkubator

Gambar 4.21a Inkubator Bayi


dengan 6 buah jendela (kanan, kiri,
depan dan belakang)

Gambar 4.21b Humidifier yang harus diisi dengan air bersih dan dapat
dikeluarkan untuk dibersihkan
5. Set temperatur room inkubator dengan cara:
Tekan tombol set room (DOWN) kemudian tekan ENTER angka akan berkedip
Lalu tekan tombol atau untuk mengatur temperatur yang diinginkan
Lalu akhiri dengan tombol ENTER, inkubator mulai bekerja
Cek indikator kipas dan pemanas apabila menyala, kipas dan pemanas mulai bekerja
6. Tekan tombol Hdt untuk mengecek kelembaban, jika sudah selesai tekan kembali Hdt
7. Biarkan inkubator menyala selama 30-40 menit untuk menstabilkan temperatur dalam inkubator
8. Tempatkan bayi dalan inkubator dengan meletakkan bayi di tengah matras dengan kepala di
sebelah kiri dan kaki sebelah kanan.
9. Pasang temperature probe.
10. Untuk menghidupkan tekan tombol ON, untuk cek fungsi alarm tekan tombol hijau di samping
panel inkubator
11. Cuci tangan setelah melakukan tindakan

52

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

B. Cara pemeliharaan

1. Periksa kondisi power kabel, ganti segera apabila terlihat terkelupas


2. Pastikan sebelum inkubator dibersihkan dalam keadaan tidak menyala dan sudah dingin
3. Bersihkan inkubator dari debu dan kotoran dengan menggunakan lap basah yang telah direndam
klorin
4. Bersihkan inkubator setiap kali pasien keluar dengan mencucinya dengan cairan desinfektan,
kemudian bersihkan dengan menggunakan presept keringkan. Periksa suhu ruangan inkubator
dengan menggunakan alat kalibrator suhu.
5. Cek alarm setting
6. Cek air pada humidifier, apabila sudah kosong segera diisi kembali dan bersihkan
7. Cek sensor suhu apakah masih bekerja dengan baik
8. Cek panel display apakah masih berfungsi dengan baik
9. Cek fungsi semua tombol apakah masih berfungsi dengan baik
10. Buka hood dengan cara mengangkat ke atas sampai engsel mengunci
11. Angkat matras dan plat, bersihkan semua bagian dalam hood dan body
12. Ganti filter udara jika sudah kotor

Gambar 4.21c Proses membersihkan inkubator sampai ke bagian dalam inkubator


Bersihkan bagian-bagian infant incubator dengan menggunakan kain lap halus atau chamois yang
dicelupkan ke larutan air dan sabun atau disinfektan. Pastikan saat mengelap bahwa semua bagian dapat
dibersihkan dengan baik, terutama dibagian kompartemen bayi.
No

Permasalahan

Solusi Perbaikan

1 Unit kondisi dinyalakan, tetapi mesin mati total.


Indikator power tidak menyala


2 Bila fuse putus berkali-kali
3 Unit dinyalakan, heater tidak bekerja sehingga
suhu yang diinginkan tidak tercapai

4 Alarm Fan Failure aktif



Periksa pemasangan kabel power pada stop kontak, apakah


sudah kuat
Periksa fuse yang ada di bagian samping control panel, bila
putus ganti dengan yang baru 2A
Kemungkinan ada kerusakan pada rangkaian elektronik,
Kemungkinan 1 : Kabel konektor heater putus
Kemungkinan 2 : Kerusakan pada rangkaian elektronik
Kemungkinan 3 : Heater rusak
Buka hood inkubator dan deck matras untuk dapat mengakses
fan/blower. Periksa kemungkinan berikut:
Jika putaran fan terganggu, singkirkan penghambat fan.
Pastikan bahwa konektor kabel fan terpasang dengan baik.
Jika fan rusak, ganti fan dengan yang baru.

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

53

22. INKUBATOR BAYI SEDERHANA

4. Indikator sumber listrik


1. Switch power
5. Saklar tes alarm
2. Sekering
6. Indikator temperatur
3. Pengatur temperatur
7. Lampu alarm temperatur tinggi

UNIT INKUBATOR

Gambar 4.22. Inkubator bayi sederhana

A. Pengoperasian

1. Persiapan
a. Pastikan ruang inkubator bayi sudah steril
b. Masukan air aquabides ke dalam tempat botol
c. Masukan kabel power listrik ke stop kontak
d. Hidupkan inkubator bayi dengan menekan sakelar power
e. Berikan pemanasan antara 5 10 menit
f. Atur sakelar pengatur temperatur (suhu)
g. Amati lampu Indikator temperatur bekerja, dan indikator alarm berfungsi
h. Amati termometer ruangan apakah sesuai atau belum,
i. Bila temperatur ruangan sudah sesuai yang ditentukan dan semua berfungsi dengan baik,
maka Inkubator bayi siap dimasukan bayi baru lahir
2. Pelaksanaan
a. Masukan bayi baru lahir pada ruangan inkubator
b. Atur temperatur suhu ruangan sesuai protap pelayanan (tergantung berat bayi)
c. Amati terus menerus kondisi temperatur ruangan, bila alarm berbunyi itu tandanya memberikan
isyarat suhu di dalam ruangan tidak sesuai atau ada sesuatu yang tidak diinginkan.

B. Cara Pemeliharaan

1. Periksa kondisi power kabel, ganti segera apabila terlihat terkelupas


2. Periksa air pada humidifier, apabila sudah kosong segera diisi kembali
3. Periksa sensor suhu apakah masih bekerja dengan baik
4. Periksa fungsi semua tombol apakah masih berfungsi dengan baik
5. Bersihkan unit dengan menggunakan kain lembut

54

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

23. INKUBATOR BAYI


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Hubungkan sensor temperatur udara pada

konektornya
b. Posisikan matras dengan baik
c. Pasang semua aksesoris
d. Siapkan peralatan oksigen
e. Cek kondisi kanopi inkubator
f. Isi tanki air secukupnya.
2. Pelaksanaan
a. Pasang kabel catu daya ke supply listrik
b. Hidupkan alat dengan menekan tombol ke posisi

ON dan lampu hijau menyala
c. Set temperatur yang diinginkan
d. Lakukan pemanasan awal selama 30 menit

sebelum bayi dimasukan ke dalam inkubator
e. Masukan bayi ke dalam inkubator dan jaga posisi

matras agar tidak berubah/bergeser
f. Bila terjadi perbedaan temperatur sebesar 1,50C

antara nilai set dari temperatur udara dan nilai
Gambar 4.23 Inkubator Bayi

pengukuran maka alarm akan menyala dan lampu

merah akan berkedip.
g. Tekan tombol lonceng untuk mematikan sementara alarm maka lampu indikator kuning akan
menyala.
h. Bila temperatur udara diatas 380C maka lampu merah akan menyala, begitu pula bila
temperatur udara dibawah alarm limit.
i. Tekan tombol reset, hingga alarm berhenti menyala

3. Pengemasan/penyimpanan:
a. Matikan inkubator dengan menekan tombol ke posisi OFF
b. Bersihkan alat secara menyeluruh
c. Lepaskan semua aksesoris
d. Catat beban kerja alat.

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Periksa kondisi power kabel, ganti segera apabila terlihat terkelupas


Cek tegangan grounding
Cek suhu ruangan inkubator dengan menggunakan alat kalibrator suhu
Cek alarm setting
Cek air pada humidifier, apabila sudah kosong segera diisi kembali
Cek suhu apakah masih bekerja dengan baik
Cek panel display apakah masih berfungsi dengan baik
Cek fungsi semua tombol apakah masih berfungsi dengan baik
Bersihkan unit dengan menggunakan kain lembut

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

55

24. INKUBATOR TRANSPOR


Infusion stand

Hood
Port door
Humidity display
Mattress
Alarm indication
Control panel

Folding trolley
Power box

Gambar 4.24a. Inkubator transpor perlu dilengkapi dengan oksigen dan udara tekan

Gambar 4.24b. Inkubator transpor dengan dilengkapi tabung oksigen portabel

A. Cara Pengoperasian
1. Persiapan
a. Inkubator sudah disterilkan
b. Siapkan unit inkubator pada posisi dan tempat yang horizontal
c. Pasang alat tempat tidur
d. Cek level baterai
e. Hubungkan kabel power ke output baterai naikkan sakelar ON/OFF pada baterai (charge baterai
6 jam) ketahanan baterai 3 jam, alarm akan berbunyi jika baterai telah habis
56

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

f. Bila pemanas dan kipas rusak alarm akan bunyi


g. Tekan tombol power inkubator akan menyala
h. Set temperatur room inkubator dengan cara:
1). Tekan tombol set room (DOWN) kemudian tekan ENTER, angka akan berkedip
2). Lalu tekan tombol atau untuk set temperatur yang diinginkan
3). Lalu akhiri dengan tombol ENTER, inkubator mulai bekerja
4). Cek indikator kipas dan pemanas apabila menyala, kipas dan pemanas mulai bekerja
5). Tekan tombol Hdt untuk mengecek kelembaban, jika sudah selesai tekan kembali tombol
Hdt
6). Biarkan inkubator menyala selama 30-40 menit untuk menstabilkan temperatur dalam
inkubator
7). Tempatkan bayi dalam inkubator dengan meletakkan bayi di tengah matras dengan
kepala disebelah kiri dan kaki sebelah kanan
8). Pasang skin probe
9). Untuk kalibrasi tekan tombol ON warna hijau disamping panel inkubator
10). Siapkan peralatan Inkubator oksigen
11). Tarik tuas gaspring untuk tinggi rendah body inkubator
12). Cuci tangan setelah melakukan tindakan
13). Tekan tombol OFF untuk mematikan unit inkubator dan rapikan aksesori untuk inkubator
transpor.

B. Cara Pemeliharaan

1. Periksa kondisi power kabel, ganti segera apabila terlihat terkelupas


2. Pastikan sebelum inkubator dibersihkan dalam keadaan tidak menyala dan sudah dingin
3. Bersihkan inkubator dari debu dan kotoran dengan menggunakan lap basah yang telah direndam
klorin
4. Bersihkan inkubator setiap kali pasien keluar dengan mencucinya dengan cairan desinfektan,
kemudian bersihkan dengan menggunakan presept keringkan. Periksa suhu ruangan inkubator
dengan menggunakan alat kalibrator suhu.
5. Cek alarm setting
6. Cek air pada humidifier, apabila sudah kosong segera diisi kembali dan bersihkan
7. Cek sensor suhu apakah masih bekerja dengan baik
8. Cek panel display apakah masih berfungsi dengan baik
9. Cek fungsi semua tombol apakah masih berfungsi dengan baik
10. Buka hood dengan cara mengangkat ke atas sampai engsel mengunci
11. Angkat matras dan plat, bersihkan semua bagian dalam hood dan body
12. Ganti filter udara jika sudah kotor

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

57

No

Permasalahan

Solusi Perbaikan

1 Unit dinyalakan, mesin mati total.


Periksa pemasangan kabel power antara inkubator dan
power box (unit baterai) Periksa keluaran power box, apakah
saklar DC/OUT sudah pada posisi ON

Periksa apakah baterai dalam keadaan penuh dengan melihat
led indikatornya

Periksa fuse yang ada di dekat socket kabel, bila putus ganti
dengan yang baru (8 A)
2 Bila fuse putus berkali-kali
Kemungkinan ada kerusakan pada rangkaian elektronik,
hubungi teknisi
3 Unit dinyalakan, display suhu udara tidak
Kemungkinan ada kerusakan pada rangkaian elektronik,
menyala hubungi teknisi
4 Unit dinyalakan, heater bekerja tetapi suhu yang Terjadi kebocoran pada hood inkubator. Periksa apakah
diinginkan tidak tercapai pintu-pintu inkubator sudah tertutup rapat.

Inkubator perlu dikalibrasi ulang. Hubungi teknisi
5 Unit dinyalakan, heater tidak bekerja
Kemungkinan 1 : Kabel konektor heater putus
(led indikator heater mati) sehingga suhu yang Kemungkinan 2 : Kerusakan pada rangkaian elektronik
diinginkan tidak tercapai
Kemungkinan 3 : Heater rusak hubungi teknisi
6 Alarm OverTemp/High Temp aktif
Suhu udara dalam inkubator melebihi 380C.

Matikan inkubator dan buka pintu-pintu inkubator untuk

menurunkan suhu. Atur kembali suhu yang diinginkan.
7 Alarm Fan Failure aktif
Kabel konektor fan putus atau fan rusak. Hubungi teknisi
8 Alarm Low Battery aktif
Baterai power box kosong/lemah. Charge baterai terlebih dahulu

sebelum pemakaian

Jika setelah di charge baterai masih tetap kosong (led merah
menyala), kemungkinan baterai rusak.

25. INFANT WARMER


A. Cara Pengoperasian

1. Hubungkan kabel power pada instalasi listrik di bagian


belakang unit.
2. Pasangkan skin sensor pada soket yang tersedia di bagian
depan unit. Ini berarti unit akan melakukan control servo yaitu
suhu pasien akan dikontrol oleh unit.
3. Tempelkan skin sensor pada permukaan kulit perut bayi (3
jari di atas pusar).
4. Posisikan main power ke posisi ON yang terletak di bagian
belakang unit sehingga led di bagian panel control unit akan
menyala.
5. Tekan tombol ON bagian depan maka unit akan menyala
(unit akan melakukan starting selama 3 detik diikuti bunyi
alarm).
6. Atur suhu setting-an (yang dikehendaki) sesuai dengan
kebutuhan dengan menekan tombol Up dan Down (suhu
Gambar 4.25 Infant Warmer
setting-an akan ditampilkan pada display setting-an).
7. Posisikan saklar warna putih untuk melakukan penimbangan berat badan.

58

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

8. Tunggu sampai display timbangan terkalibrasi (0000).


9. Taruh bayi maka secara otomatis display timbangan akan menunjukkan berat bayi dalam satuan
gram.
10. Posisikan skin sensor pada bagian tubuh bayi (abdomen).
11. Display suhu tubuh bayi akan tampil dalam satuan 0C pada display.
12. Tombol APGAR TIMER
13. Tombol INCREASE untuk mengatur waktu untuk 9:59 menit atau tombol DECREASE untuk
mengatur waktu 5 menit.
14. Tekan saklar ke posisi ON pada sebelah kiri unit sehingga lampu halogen akan menyala.
15. Bila skin sensor dilepas maka unit akan bekerja secara control manual yaitu pemanasan dikontrol
sepenuhnya oleh unit pada 0-100% pemanasan (untuk menambah dan mengurangi persentase
pemanasan tekan tombol UP dan Down).

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

No

Periksa kondisi catu daya, ganti segera apabila terlihat terkelupas


Cek tegangan dan grounding
Cek suhu ruangan Infant warmer dengan menggunakan alat ukur suhu
Cek alarm setting
Cek sensor suhu apakah masih bekerja dengan baik
Cek fungsi semua tombol apakah masih berfungsi dengan baik
Bersihkan unit dengan menggunakan kain lembut
Permasalahan

Solusi Perbaikan

1 Heater tidak menyala


Periksa kabel power pada stop kontak

Periksa fuse yang ada di bagian kontrol panel, bila putus ganti
dengan yang sesuai
2 Bila fuse tidak putus sinar lampu masih
Periksa sakelar power dengan ohmmeter, tanpa ada
tidak menyala sumber listrik

Periksa heater dan kencangkan heater connector dari
rumahnya, khawatir kendur.
3 Bila heater tetap tidak panas.
Lepaskan heater dan periksa heater dengan ohmmeter,
apakah putus atau tidak,
4 Bila heater rusak
Ganti heater dengan heater yang sesuai dengan aslinya.

26. ALAT TERAPI SINAR/FOTOTERAPI


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Buka pakaian bayi
b. Tutup mata bayi
c. Jika laki-laki, tutuplah bagian alat vital
2. Pelaksanaan
a. Hubungkan kabel ke sumber listrik
b. Posisikan lampu dengan tepat
c. Nyalakan tombol ON, display remote
akan menyala
Fototerapi (Lampu dapat
digerakkan ke kanan-kiri, atas-bawah)

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

59

d. Pilih tombol UP untuk manual terapi sinar akan


menyala, untuk mengakhiri tekan ENTER
e. Untuk setting timer pilih tombol DOWN,
masukan waktu yang diinginkan dengan
menekan tombol DOWN dan UP akhiri dengan
tombol ENTER terapi sinar akan menyala
f. Putar knopstar yang terletak di belakang body
tengah untuk mengatur naik lampu terapi
g. Selama pemakaian lampu terapi, cek suhu bayi
secara teratur, jika menggunakan inkubator
dan set inkubator pada control mode
h. Catat pemakaian terapi sinar tanggal, jam mulai digunakan dan sampai kapan.

B. Cara Pemeliharaan

1. Pastikan sebelum terapi sinar dibersihkan, lampu terapi dalam kondisi mati dan kabel power
sudah tidak terhubung dengan listrik
2. Lepaskan dahulu 5 lampu terapi simpan di tempat yang terjaga
3. Lindungi controller timer dan power panel jangan terkena air
4. Bersihkan alat dari debu dan kotoran menggunakan lap basah yang telah direndam
klorin 0.05%
5. Periksa sumber terapi sinar apakah masih berfungsi

No

Permasalahan

Solusi Perbaikan

1 Sinar lampu tidak menyala


Periksa kabel power pada stop kontak

Periksa fuse yang ada di bagian kontrol panel, bila putus ganti
dengan yang sesuai
2 Bila fuse tidak putus sinar lampu masih
Periksa sakelar power dengan ohmmeter, tanpa ada
tidak menyala sumber listrik

Periksa sumber lampu dan kencangkan pitting lampu
pada rumahnya, khawatir kendur.
3 Bila sinar lampu tetap tidak menyala.
Lepaskan sinar lampu dan periksa lampu dengan ohmmeter,
apakah putus atau tidak,
4 Bila lampu putus
Ganti lampu dengan lampu yang sesuai dengan aslinya.

27. ELEKTROKARDIOGRAF

Gambar 4.27 Elektrokardiograf


60

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan/tindakan.
b. Lepaskan penutup debu
c. Siapkan patient cable, strap electrode, chest electrode, kertas perekam dan jelly/pasta
d. Pasang patient cable, kertas perekam pada alat EKG
e. Hubungkan alat ke terminal pembumian
2. Pemanasan
a. Hubungkan alat dengan catu daya
b. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC
c. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON
d. Lakukan pemanasan secukupnya
e. Atur selector pada posisi STD, lakukan kalibrasi dengan menekan tombol kalibrasi berulangulang dan atur sakelar RUN paper speed pada posisi RUN, kemudian amati bentuk pulsa
pada kertas rekam (bentuk pulsa segi empat II/square wave)
3. Pelaksanaan
a. Perhatikan protap pelayanan
b. Oleskan jelly pada pasien secukupnya
c. Pasang strap electrode, chest electrode pada patient cable
d. Pasang strap electrode, chest electrode pada pasien
e. Pilih program (auto atau manual)
f. Lakukan pemeriksaan
4. Penyimpanan
1. Atur kembali selector ke posisi STD
2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
3. Pasang strap electrode, chest electrode
4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
5. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari pasien
6. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari patient cable

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.

Bersihkan patient cable, strap electrode, chest electrode dengan tisu


Simpan patient cable, strap electrode dan chest electrode pada tempatnya
Pasang penutup debu
Kembalikan alat dan aksesori ke tempat semula
Catat beban kerja alat jumlah pasien/bulan

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

61

28. NEBULYZER
A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan

Obat-obatan (berotec, bisolvon, ventolin, pulmicort, san lain-lain), Spuit 3 cc
2. Pelaksanaan:
a. Sebelum alat digunakan pastikan alat dalam keadaan
bersih dan steril.
b. Periksa kunci wadah, tutup obat, fan cover dan lainnya
telah terpasang dengan benar. Periksa tombol start dan
timer dalam keadaan OFF kemudian pasangkan konektor
pada alat.
c. Pasang kabel pada kontak listrik.
d. Nyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF dan lampu
indikator akan menyala berwarna hijau dan mengaktifkan
kipas.
e. Putar tombol timer untuk memulai nebulisasi, waktu
maksimum diatur hanya 30 menit, jika menginginkan
Gambar 4.28 Alat Nebulyzer
nebulisasi secara berkesinambungan maka putar knop
timer kesebelah kiri.
f. Untuk kecepatan pengeluaran udara dari nebulyzer dapat ditambah dengan memutar tombol
adjusting searah jarum jam.
g. Volume nebulyzer obat dapat diperbesar dengan memutar knop adjust.
h. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya
i. Cuci tangan sesudah melakukan tindakan.
j. Catat tindakan, hasil respon pasien dalam catatan perawatan.
3. Penyimpanan :
a. Bersihkan alat dari debu dan kotoran
b. Buang sisa cairan dari Nebulyzer
c. Bersihkan masker dengan menggunakan lap yang sudah direndam klorin 0,05 %
d. Keringkan alat

B. Cara Pemeliharaan

1. Cabut penutup filter udara.


a. Bersihkan lubang dan filter udara 60 hari atau bila sudah terlihat kotor,
b. Pasang kembali filter udara dan penutup filter dengan benar
2. Bersihkan sisa obat yang tersisa di nebulyzer kit,
3. Cuci nebulyzer kit dan komponen lainnya dalam air hangat kemudian bilas.
4. Keringkan pada ruangan yang bersih.
5. Lap dengan kain bersih dan lembut
6. Sesudah semua bersih, simpan di tempat yang kering.

62

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

29. PULSE OXYMETER

Gambar 4.29 Pulse Oxymeter

A. Cara pengoperasian

1. Persiapan:
a. Alat Pulse Oxymeter Rad-5 beserta casing
b. Baterai tipe AA 4 buah
c. Patient Cable (kabel pasien)
d. Sensor bayi (disposable)
e. Sensor anak (reusable)
2. Pelaksanaan:
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Pastikan baterai telah terpasang dan yakinkan pemasangan baterai benar
c. Pasangkan casing pada unit
d. Nyalakan unit dengan menekan tombol ON/OFF, keluar tulisan NO SEN.
e. Atur alarm limit untuk semua parameter dengan menekan tombol Mode Enter sekali, akan
keluar tulisan Al Vol untuk pengaturan volume alarm, tekan tombol panah atas/bawah sesuai
dengan volume yang diinginkan

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

63

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Tekan tombol Next, akan keluar tulisan Lo untuk pengaturan batas bawah SpO2, gunakan
tombol panah atas/bawah untuk pengaturan setting.
Tekan tombol Next, akan keluar tulisan High untuk pengaturan batas tinggi SpO2
Tekan tombol Next, akan keluar tulisan Lo untuk pengaturan batas bawah denyut nadi (Pulse
Rate), gunakan tombol panah atas/bawah untuk pengaturan setting
Tekan tombol Next, akan keluar tulisan High untuk pengaturan batas atas denyut nadi (Pulse
Rate)
Pasang Patient Cable ke unit
Pasang sensor bayi (disposable) ke pasien (pastikan sumber cahaya dan detektor dalam
posisi tegak lurus/sejajar dan lampu menyala)
Hubungkan sensor ke patient cable (hati-hati pada saat menghubungkan, pastikan sensor
terkunci dan tidak mudah lepas)
Hasil pengukuran akan terbaca di layar unit
Untuk melepas sensor disposable, tekan klip penjepit (warna putih) dan tarik sensor dari
patient cable-nya
Untuk melepas sensor reusable, buka plastik penutup dan tarik ujung sensor dan ujung
patient cable-nya bersamaan. Jangan menarik di bagian kabelnya
Cek kondisi bayi dan kulitnya secara rutin dan pindahkan posisi sensor bila diperlukan

B. Cara Pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.

Pastikan baterai dalam kondisi bagus dan tidak ada kebocoran


Semua kabel pastikan tidak ada yang terlipat dan atau tidak ada yang menyentuh lantai
Lepas baterai apabila tidak digunakan dalam waktu yang lama
Bersihkan alat dari debu dan kotoran yang berlebihan dengan kain lembab
Simpan alat di tempat yang mudah dilihat dan terjangkau

30. SYRINGE PUMP


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan:
a. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan /tindakan.
b. Lepaskan penutup debu
c. Siapkan aksesori (spuit)
2. Pemanasan:
a. Hubungkan alat dengan catu daya
b. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol
ON/OFF ke posisi ON
c. Pesawat akan melakukan self test sampai display
menunjukkan 000.0ml/h
d. Lakukan pemanasan secukupnya
3. Pelaksanaan:
a. Cara singkat
Perhatikan Protap Pelayanan
Masukkan data rate yang dikehendaki
Tekan start /stop untuk menjalankan pompa
Untuk mengganti data ada 2 cara

64

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

Gambar 4.30 Alat syringe pump

b. Tekan start/stop untuk menghentikan pompa. Hapus data dengan menekan tombol C. Ganti
data baru, lalu mulai lagi dengan menekan tombol start/stop.
c. Tekan tombol C bila perlu isikan data baru, tekan tombol di bawah RATE
1). Cara perhitungan kecepatan infus otomatis
Tekan tombol dibawah VOL tampak tanda dibawah VOL
Bila perlu tekan C dua kali untuk menghapus data lama
Masukkan banyaknya cairan yang diperlukan oleh pasien dalam ml
Tekan VOL lagi tanda... hilang.
TIME tampak tanda... di bawah TIME. Hapus data lama bila perlu.
Masukkan total waktu yang dikehendaki.
Tekan TIME tanda ... tampak di bawah RATE.
Tekan RATE tanda ... hilang, angka RATE pindah ke display besar.
2). Tekan Start /stop untuk memulai.

B. Cara pemeliharaan

1. Bersihkan alat dari debu dan kotoran


2. Setelah selesai dipakai kabel-kabel di cek dan bila ada yang longgar atau rusak beritahukan
kepada penanggung jawab alat.
3. Posisi kabel power harus selalu dalam keadaan di charge di sentral listrik

1 Fungsi khusus sedang aktif


= 2 Pengoperasian menggunakan listrik
= 3 Fungsi pembatasan volume sedang aktif
= 4 Waktu untuk service sudah tiba
=

10
2

1
6
3

5 Pump sedang berjalan simbol tampak berputar

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

65

Syring pump
Cara pemakaian
1. Sambungkan kabel listrik
self test otomatis keluar -XX.X F pada layar
2. Tekan tombol

(-XX.X berupa angka kode syringe yang diset sebelumnya)
3. Tarik klem Syringe dan pasang Syringe-nya
Di layar tampil 000.0
4. Tutup klem dan tekan
5. Masukkan data rate yang dikehendaki
6. Tekan

untuk memulai/menjalankan pump.

Penggantian rate pada saat pump berhenti (Tekan

untuk menghentikan)

untuk menghapus Tampil 000.0


1. Tekan
2. Masukkan data rate yang dikehendaki
6. Tekan

untuk memulai/menjalankan pump.

Penggantian delivery rate pada saat pump berjalan


1. Tekan
untuk menghapus Angka tampil berkedip
2. Masukkan data rate yang dikehendaki Angka berkedip
6. Tekan

untuk memulai/menjalankan pump.

dan penyebabnya
Alarm-alarm
Alarm berbunyi dan simbol alarm di bawah ini berkedip apabila ada masalah

= 6 Baterai kosong, alarm ini dimulai 30 menit sebelum baterai kosong.
: penuh,
: sedang,
: rendah
Ada 3 level kapasitas batere:

7 Alarm tekanan karena ada jalur yang buntu, pengurangan tekanan bolus
= 8 Pre-alarm 3 menit sebelum syringe kosong (kotak hitam berkedip), menandai akhir dari infus

6 Alarm pengingat jika input yang ditunggu tidak diisikan dan juga sebagai pre-alarm
=
Alarm tekanan, penggurangan tekanan bolus terganggu, tekanan bolus harus dikurangi manual

= 10 Pemegang syringe pada syringe drive tidak terpasang dengan bagus


=

3 Alarm volume, jumlah pemberian infus yang diinginkan telah terpasang

Perhatian penyebab alarm, selesaikan masalahnya lalu tekan tombol


Tombol

66

untuk menghentikan bunyi alarm, setelah 2 menit alarm akan berbunyi lagi

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

tombol fasilitas syringe pump


Pemberian bolus (saat pump berjalan)
Cara 1 : tekan
tampil angka berkedip. Tekan
isikan
angka
volume yang dikendaki, kemudian

untuk konfirmasi.

tekan
tampil angka berkedip.
Cara 2 : tekan
, bolus diberikan selama

Tekan dan tahan
Tombol ditahan. Layar menunjukkan


jumlah bolus, setiap 1 ml akan berbunyi tit.
Untuk mengubah kecepatan bolus (saat pump berhenti)
lalu tekan
, angka kecepatan bolus berkedip
Tekan
untuk menghapusnya dan masukkan angka baru, lalu
Tekan
Untuk setting jumlah volume obat yang akan diberikan. Pump harus berhenti.
lalu tekan
. Masukkan volume yang diinginkan, dan tekan
lagi.
Tekan
lalu
.
Sisa volume dapat dilihat dengan menekan
Untuk mengatur sensivitas alarm tekanan bila ada yang buntu (occlusion pressure)
Pump harus berhenti.
lalu tekan
Tampil P1 (sangat sensitif), P2 (sedang), atau P3 (kurang sensitif).
Tekan
Tekan P yang dikehendaki dengan menekan 1, 2, atau 3
Bila dilakukan saat pump berjalan, hanya dapat dilihat, tidak dapat dirubah setnya.
Untuk setting waktu pemberian obat. Pump harus berhenti.
, tekan
. Masukkan waktu yang diinginkan, dan tekan
lagi.
Tekan
lalu
.
Sisa waktu dapat dilihat dengan menekan
Jika kecepatan infus tidak diset, sedangkan waktu dan volume keduanya diset, kecepatan infus
akan otomatis dihitung dan ditampilkan berkedip di layar. Pemberian infus dapat langsung dimulai
.
dengan menekan
Untuk melihat volume total cairan yang telah diberikan ke pasien.
lalu tekan
.
Tekan
Bila dilakukan saat pump berhenti, angkanya dapat di-reset dengan tombol
.
Untuk melihat kapasitas baterai (
). Tekan
lalu tekan
.
Ada 3 level kapasitas baterai:
penuh,
sedang,
rendah
Tampil : 000b bila mempergunakan baterai alkaline standar.

xxxA bila baterainya dapat di-charge, xxx adalah angka kapasitas dalam mAH.
Untuk mengubah kode Syringe yang dipergunakan.
Tarik keluar klem putih pemegang syringe (syringe holder). (Pump dalam keadaan berhenti)
Muncul suatu kode berkedip. Tekan
, masukkan kode syringe dari tabel di bawah
Tekan
.
Perfusor compact S. Tekan
Bila dilakukan saat pump berjalan, hanya dapat dilihat/dicek, tidak dapat dirubah.
Fungsi Stand by, pump dalam keadaan berhenti.
lalu tekan
Display
dan . Untuk mengaktifkan tekan lagi
.
Tekan
Data Lock. Untuk mengunci tombol-tombol yang ada.
.
Jika Data Lock aktif, tidak ada angka yang dapat dirubah. Yang aktif hanya tombol
dan
secara bersamaan. Untuk membukanya dapat
Cara mengunci, tekan dan tahan
dan
secara bersamaan.
dilakukan dengan cara yang sama, tekan dan tahan

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

67

31. INFUSE PUMP


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan :
a. Memasang pump ke standar infus.
b. Letakkan infuse pump ke pole clamp dengan posisi yang
tepat, kencangkan sekrup yang terletak di tengah dasar
pole clamp.

(Cek stabilitas dari standard infus yang digunakan)
c. Hubungkan kabel ke mesin dan sumber listrik, indikator
baterai akan menyala, menandakan bahwa baterai dalam
keadaan di charge.
d. Buka pintu lalu tekan tombol ON, semua parameter
akan menyala dan pompa MIDPRESS akan bergerak
sesaat.
Gambar 4.31
e. Lakukan priming pada infuse set yang akan digunakan.
Alat Infuse Pump
Pastikan tidak ada gelembung udara.
f. Geser klem sesuai arah panah, lalu pasang infuse set dari atas hingga bawah dengan posisi
lurus, lalu tutup pintu
g. Atur kecepatan aliran, dengan menekan tombol RATE/LIMIT, display terbaca D.RATE
ml/h (nilai maksimum adalah 1200 mL/Jam). Set nilai D RATE dengan menekan tombol up
down.
h. Atur batasan cairan/Delivery Limit (maksimum 9999 ml), dengan menekan tombol RATE/
LIMIT, display terbaca D.LIMIT ml.
i. Buka roler klem dari infuse Set, hubungkan infuse Set dengan IV Kateter, lalu tekan tombol
START.
j. Bila jumlah cairan yang diinginkan sudah tercapai, maka lampu COMPLETION akan
menyala.

Pada situasi ini, mesin masih berjalan dengan kecepatan yang minimal (1ml/jam), untuk
menjaga agar IV kateter tetap dalam kondisi siap/stand by.
k. Untuk mengakhiri tekan tombol OFF.

B. CARA MENGGANTI LEVEL OKLUSI

Tekan bersamaan tombol RATE/LIMIT dan satuan turun persepuluhan hingga display terbaca PRESS,
tahan tombol RATE/LIMIT tekan tombol turun persepuluhan hingga level oklusi yang diinginkan
(L/M/H).

C. CARA MENGGUNAKAN BODY WEIGHT MODE

1. Tekan tombol ON pada sebelah kanan tulisan BODY WEIGHT MODE.


2. Tekan tombol SELECT, lihat angka yang berkedip, bila yang berkedip DOSE RATE, masukkan
dosis obat sesuai instruksi dokter dalam satuan g/kg/min.
3. Tekan tombol SELECT, lihat angka yang berkedip, bila yang berkedip B.WEIGHT, masukkan
berat badan pasien dalam satuan kg.
4. Tekan tombol SELECT, lihat angka yang berkedip, bila yang berkedip DRUG MASS, masukkan
masa obat yang akan digunakan dalam satuan mg.
5. Tekan tombol SELECT, lihat angka yang berkedip, bila yang berkedip SOL. VOL., masukkan
jumlah cairan dalam satuan ml.
6. Mesin secara otomatis akan menghitung jumlah tetesan obat dalam satuan ml/jam.

68

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

32. INFANT MONITOR

Gambar 4.32 Infant Monitor

A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Tempatkan alat pada ruangan pemeriksaan
b. Lepaskan penutup debu
c. Siapkan jelly
d. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
e. Pasang kertas pencatat (Recording Paper), dan kabel pasien
2. Pemanasan
a. Hubungkan alat dengan catu daya
b. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON
c. Cek tegangan masuk, perhatikan lampu indikator
d. Cek standar 1mV (satu milivolt test) dan perhatiakan gambar tampilan pada monitor bentuk
pulsa segi empat/square wave
e. Cek picture speed untuk pulsa-pulsa EKG & respirasi (25 mm/detik & 50 mm/detik)
f. Cek filter EKG & respirasi
g. Cek Non Invasive Blood Pressure (NIBP) dari posisi Nol s/d tekanan maksimum
300 mmHg
h. Cek detak nadi per menit (BPM)
i. Cek temperatur (pasang temperature sensor pada alat dan biarkan sensor mengukur
temperatur ruangan), perhatikan hasilnya & cek sistem alarm
j. Cek gas O2 saturasi, indikator-indikator, kontras gambar, brightness & colour
3. Pelaksanaan
a. Perhatikan protap pelayanan
b. Hubungkan kabel pasien pada pasien & sensor temperatur
c. Atur rentang nilai respirasi
d. Lakukan pelayanan diagnosa
e. Lakukan perekaman bila diperlukan
f. Pengemasan/penyimpanan
g. Kembalikan posisi regulator ke posisi minimum
h. Lepaskan kabel pasien dan sensor temperatur dari pasien
i. Atur sistem mekanik ke posisi aman
j. Matikan alat dengan menekan /memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
k. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
l. Lepaskan kabel pasien dari alat dan simpan pada tempatnya
m. Bersihkan alat dan aksesori
n. Pasang penutup debu
Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

69

33. INFANT VENTILATOR


A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Pastikan kabel listrik sudah dipasang.
b. Sambung selang gas oksigen dan udara tekan dari ventilator
ke sumber gas yang tersedia (bisa dari sentral gas atau
silinder)
c. Siapkan set dari breathing circuit sesuai dengan pasien yang
akan dipasangkan.
d. Pastikan kalau humidifier sudah terisi oleh aquades
secukupnya dan hidupkan melalui tombol ON/OFF
e. Pastikan proximal flow sensor sudah terpasang sesuai
pasien (khusus bayi)
2. Pelaksanaan operasional
a. Jalankan ventilator dengan menekan tombol ON/OFF
beberapa detik.
Gambar 4.33
b. Dalam layar terlihat proses LOADING
Infant Ventilator
c. Setelah selesai, di layar akan muncul tampilan STAND BY
d. Selanjutnya tekan dilayar pilihan CALIBRATION untuk melakukan kalibrasi
e. Dalam layar terlihat SYSTEM TEST
f. Kemudian lanjutkan dengan pilihan START
g. Lakukan perintah BLOCK WYE (tutup Wye connector) lalu pilih OK. Unit akan proses system
test sampai selesai
h. Kemudian dilanjutkan dengan SYSTEM TEST (drop down menu) untuk pilih FLOW SENSOR
(kalibrasi flow sensor) dan pastikan pilih HUMIDITY TYPE pada WARM HUMIDIFIER.
i. Tekan START dan tunggu sampai proses selesai
j. Lanjut dengan pilihan O2 SENSOR. Tekan tombol START sampai selesai (unit akan kalibrasi
O2 mulai 21% sampai 100% dan kembali turun sampai 21%)
k. Setelah selesai, pilih EXIT untuk keluar dari menu CALIBRATION.
l. Terdapat pilihan PROXIMAL FLOW SENSOR, pilih ON dan pilihan HUMIDIFIER
m. Menu selanjutnya adalah pilihan SETTING, STANDARD atau LAST
n. Kalau pasien baru, pilih setting STANDARD
o. Kalau pada pasien yang sama, pilih LAST
p. Setelah selesai pilih NEXT akan muncul PROPOSED SETTING
q. Pilih Proposed Mode yang akan digunakan.
r. Kemudian isi semua parameter sesuai instruksi dokter
s. Untuk setting ALARM, tekan tombol ALARM (di samping layar monitor)
t. Untuk kembali ke SETTING, tekan tombol SETTING di atas tombol ALARM.
u. Lalu pilih ACTIVATE. Lanjutkan dengan memasang TEST LUNG pada Wye connector
v. Pada keadaan ini, unit ventilator siap untuk pasang ke pasien.
w. Perhatikan situasi ventilator jika ada masalah perlu dilakukan setting ulang untuk mengetahui
dimana letak permasalahannya.

70

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

B. Cara Pemeliharaan

1. Periksa kondisi kabel power, kalau perlu diperbaiki/diganti kalau terjadi kerusakan
2. Periksa High Pressure Hose (baik udara tekan maupun oksigen).
3. Periksa Water Trap di belakang ventilator. Jika ada air kondensasi, buanglah dengan memutar
knob di bawah water trap searah jarum jam dan tekan ke atas.
4. Periksa kondisi Exhalation Membran dan Exhalation Cover setiap sebelum dipakai kepasien dan
pastikan dibersihkan (disteril) setelah selesai pemakaian kepasien.
5. Ubah posisi Flex Arm untuk penyimpanan yang aman.
6. Untuk Humidifier, pastikan airnya diganti setiap pasien baru.
7. Setiap selesai pemakaian ventilator, pastikan HEATER WIRE ADAPTER, TEMPERATURE PROBE,
dibersihkan. Untuk TEMPERATURE PROBE, harus steril dengan kapas alkohol pada bagian
warna biru.
8. Bersihkan Heater Plate dari kotoran yang melekat.
9. Untuk Reusable Circuit Tubing, harus dicuci dan disterilkan dengan autoclave.

34. RESUSCITATION KIT

Gambar 4.34a Resuscitation kit box

Gambar 4.34b Isi Resuscitation kit box

AMBU BAG YANG MAMPU MENGHASILKAN PIP


1. Daftar alat:
a. Self inflating bag
b. Selang oksigen dan reservoir bag
c. Sungkup berbagai ukuran
d. Sumber gas
2. Pemakaian
a. Pastikan bag dalam kondisi bersih dan siap pakai.
b. Pilih ukuran sungkup yang sesuai dengan pasien.
c. Pemakaian dengan konsentrasi oksigen 21 %, langsung pasang sungkup pada ujung depan
bag, dan siap digunakan untuk bagging.
d. Pemakaian dengan konsentrasi oksigen 40%, pasang selang oksigen pada ujung belakang
bag dan hubungkan dengan sumber oksigen kemudian buka aliran oksigen, pasang sungkup
pada ujung depan dan siap digunakan untuk bagging.
e. Pemakaian dengan konsentrasi oksigen 100%, pasang selang oksigen dan reservoir pada
ujung belakang bag lalu hubungkan dengan sumber oksigen, kemudian buka aliran oksigen,
pasang sungkup pada ujung depan dan siap digunakan untuk bagging.
Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

71

3. Pemeliharaan
a. Setelah pemakaian, tutup aliran oksigen
b. Simpan bag pada tempat yang mudah terjangkau,
c. Bersihkan sungkup yang telah dipakai.

AMBU BAG YANG MAMPU MENGHASILKAN PIP DAN PEEP


A. Persiapan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Balon mengembang sendiri dengan PEEP.


Selang oksigen dan reservoir bag.
PEEP valve berbagai ukuran (5 cm H20 dan 7,5 cm H2O).
Manometer.
Sungkup berbagai ukuran.
Sumber gas.
PIP
PEEP

PEEP VALVE

72

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

PIP
PEEP

B. Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.


Pilih PEEP valve dengan nilai yang sesuai dengan kebutuhan.
Pilih ukuran sungkup yang sesuai dengan pasien.
Pasang PEEP valve pada ujung depan bag.
Pasang manometer pada bagian bawah bag sebelum sungkup.
Lakukan pengetesan system dengan menutup sungkup dengan telapak tangan dan bag ditekan
sehingga nilai PEEP terbaca pada manometer, pastikan nilai PEEP stabil.
7. Pemakaian dengan konsentrasi oksigen 21 %, langsung pasang sungkup pada ujung depan bag,
pada saat melakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) tekan bag sehingga nilai maksimal inspirasi
(PIP) terbaca pada manometer dan setelah bag dilepas nilai PEEP stabil.
8. Pemakaian dengan konsentrasi oksigen 40%, pasang selang oksigen pada ujung belakang bag
dan hubungkan dengan sumber oksigen kemudian atur aliran oksigen, pasang sungkup pada
ujung depan dan siap digunakan untuk bagging.
9. Pemakaian dengan konsentrasi oksigen 100%, pasang selang oksigen dan reservoir pada ujung
belakang bag lalu hubungkan dengan sumber oksigen, kemudian atur aliran oksigen, pasang
sungkup pada ujung depan dan siap digunakan untuk bagging.

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

73

C. Pemeliharaan

1. Setelah pakai lepas semua aksesoris (cth. PEEP valve, manometer, sungkup, selang oksigen,
reservoir).
2. Bersihkan sungkup setelah pakai.
3. Pastikan balon tidak bocor.
4. Simpan alat di tempat yang mudah dilihat dan terjangkau.

35. STERILISATOR
A. Cara Pengoperasian

1. Persiapan
a. Siapkan alat-alat yang akan disterilkan (Intrumen
basic surgery, kapas, dan alat lain yang perlu
sterilkan).
b. Masukkan alat-alat yang akan disterilkan ke
dalam tempat khusus dan bungkus dengan
kain.
c. Pastikan alat dalam keadaan siap untuk dapat
dioperasikan.
Gambar 4.35
d. Pastikan stop kontak yang tersedia di ruangan
Alat
sterilisator kering
220 volt.
2. Pelaksanaan
a. Masukan bahan yang akan di steril ke dalam alat sterilisasi.
b. Sesuaikan dengan ukuran tempat yang tersedia.
c. Tutup dan kunci pintu sterilisator dengan benar.
d. Hubungkan sterilisator dengan kotak kontak 220 Volt.
e. Setting suhu yang ditentukan dengan memutar tombol suhu 1200C.
f. Setting waktu antara 15-60 menit.
g. Setelah selesai waktu yang ditentukan, buka pintu sterilisator.
h. Setelah dingin ambil peralatan yang disterilkan.

B. Cara Pemeliharaan

1. Periksa kondisi kabel power, jika ada kerusakan, perlu diperbaiki/diganti, karena beban arusnya
cukup besar, bila ada yang kendor akan terjadi percikan bunga api.
2. Periksa bagian dalam sterilisasi dan bersihkan dengan kain bila kotor.
3. Periksalah tombol-tombol pengatur suhu, timer dan lampu indikator, apakah masih berfungsi
normal.

74

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

36. VACCINE REFRIGERATOR (LEMARI ES UNTUK MENYIMPAN VAKSIN)

Termostat

Termometer

Freeze watch

atau
atau

Volume untuk
vaksin = 24 Lt

Freeze Tag.
Vaccine Heat Sensitive
Harus selalu berdekatan
dengan evaporator

Cool pack

Cool pack

Vaccine Freeze Sensitive


Harus selalu berjauhan
dengan evaporator

Gambar 4.36 Vaccine Refrigerator

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

75

A. Pemeliharaan Lemari Es

(jadwal pemeliharaan sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran, dan dibuat dalam bentuk kolom check
list)
1. Harian
a. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari setiap pagi dan sore kemudian catat suhu pada buku
grafik suhu atau kartu suhu.
b. Hindarkan seringnya buka - tutup pada lemari es.
c. Periksa freeze watch/freeze tag.
2. Mingguan
a. Bersihkan bagian luar lemari es/freezer untuk menghindari karat (korosif).
b. Periksa kontak listrik pada stop kontak, upayakan jangan kendor.
3. Bulanan
a. Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es/freezer.
b. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatannya dengan selembar kertas. Bila perlu beri
bedak atau talk.
c. Periksa engsel pintu lemari es, bila perlu beri pelumas.
d. Pencairan bunga es.

B. Penempatan Lemari Es Untuk Menyimpan Vaksin

1. Jarak minimal antara lemari es dengan dinding belakang adalah + 10-15 cm atau sampai pintu
lemari es dapat dibuka.
2. Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lainnya adalah + 15 cm.
3. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung.
4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup (dapat menggunakan exchaust fan).
5. Setiap 1 unit lemari es/freezer menggunakan hanya 1 stop kontak listrik.

C. Alat Pemantau Lemari Es

1. Setiap lemari es dipantau dengan 1 buah thermometer Dial atau Muller.


2. Sebuah freeze watch atau freeze tag.
3. Sebuah buku grafik pencatatan suhu.

76

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

37. VAKSIN CARRIER (COOL BOX)

1. Masukan 4 Cool pack, bila tidak ada


Cool pack dapat menggunakan air
Dingin yang terbungkus dalam plastik

2. Letakkan vaksin ditengah-tengah

3. Tutup vaksin carrier

4. Vaksin siap dibawa.


Gambar 4.37 Vaccine Carrier

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

77

78

Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Medik

5
PENUTUP

Ketersediaan peralatan medik disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang ada di Poskesdes,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan dan Puskesmas PONED), dan
Rumah Sakit serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Hal ini agar pasien mendapatkan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan dan menghindari rujukan dengan alasan ketidaktersediaan alat.
Pemanfaatan peralatan medik yang aman dan optimal bagi pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita
termasuk salah satu upaya percepatan penurunan kematian dan peningkatan kualitas hidup bayi baru lahir
bayi dan balita. Hal ini dikarenakan peralatan medik dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu deteksi dini,
screening dan live saving. Agar hal ini dapat terlaksana maka tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam mengoperasionalkan dan memelihara peralatan medik yang
tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Adapun cara mengoperasikan dan pemeliharaan peralatan medik
mengacu pada standar, hal ini bertujuan agar alat siap pakai, aman digunakan dan meningkatnya usia
teknis peralatan tersebut.
Buku Pedoman Peralatan Medik, bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru lahir, Bayi dan Balita, Pengoperasian
dan Pemeliharaan, termasuk spesifikasinya digunakan sebagai acuan penanggung jawab program,
penanggung jawab penyelenggara pelayanan kesehatan, perencana peralatan medik di fasilitas kesehatan
serta operator dan teknisi akan ketersediaan peralatan medis yang seharusnya ada, serta bagaimana
pemanfaatannya baik di Puskesmas dan Rumah Sakit kelas D dan kelas C serta fasilitas kesehatan
lainnya.

Penutup

79

80

Penutup

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Spesifikasi bukan untuk pedoman pengadaan barang/jasa)

LAMPIRAN 1
CONTOH SPESIFIKASI
PERALATAN MEDIK BAGI PELAYANAN KESEHATAN
BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA
(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

Tabel II-1 Peralatan Medik Esensial


No

Nama Alat

Spesifikasi

1 Timbangan bayi
Berat beban maksimum
: 20 kg

Nilai skala minimum
: 0 ~ 10 kg = 50 g
10~20 kgs = 100 g
2 Lampu periksa tipe bergerak






Tegangan
Umur lampu
Intensitas sinar
Diameter sinar
Temperatur warna
indeks rendering warna Ra
Mains supply
Tinggi

:
:
:
:
:
:
:
:

Maksimum 24 V
Minimal 1000 jam
> 3000 lux
150 mm
4000 k
90
220 V, 50 Hz
Dapat diatur (adjustable)

3 Lampu periksa tipe head lamp





Tegangan
Umur lampu
Temperatur warna
Indeks rendering warna Ra
Mains supply

:
:
:
:
:

Maksimum 24 V
Minimal 1000 jam
4000 k
90
Dapat diatur (adjustable)

4 Stetoskop neonatus


Chest piece
Membran
Bell
Ear tips dan membran pengganti

:
:
:
:

Terbuat dari aluminium


Diameter 28 mm, Rata dan lembut
Diameter 22 mm
Tersedia

5 Stetoskop pediatrik

Chest piece
Membran
Ear tips dan membran pengganti

: Terbuat dari aluminium


: Diameter 44 mm dan 30 mm, Rata dan lembut
: Tersedia

6 Laringoskop neonatus
Lampu
:

Catu daya listrik
:

Blade Macintosh
:

Halogen
Baterai
Ukuran 0 (neonatus)
Dilengkapi dengan daun lurus

7 Laringoskop bayi dan balita


Lampu
:

Catu daya listrik
:

Blade Macintosh
:

Halogen
Baterai
Ukuran 1 (bayi)
Ukuran 2 (anak)

Lampiran

81

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

Spesifikasi

8 Tensimeter anak
Toleransi error maksimum
: 3 mmHg

Kemurnian air raksa
: 99.999%

Pembangkitan tekanan
: Dengan bulb

Bulb
: Dilengkapi dengan katup pembuang
tekanan

Katup pembuang tekanan
: Katup pembuang tekanan yang presisi, anti
keusangan dan dengan penyetelan halus

Filter
: Filter mikro yang tahan lama

Cuff
: Dengan dua slang bladder untuk ukuran anak
dan neonatus

Julat pengukuran
: 0 300 mmHg dan mudah dilipat, terbuat
dari kolom kaca diameter dalam 5.0 mm
+/- 0.2 mm

Pengunci air raksa
: Harus tersedia
9 Oksigen konsentrator
Oxygen Flow
: 5 LPM

Flowmeter
: dengan increment 0,5 LPM)

Tekanan keluaran
: 20 psig (138 kPa)

Kebisingan/Noise
: <60 dBA

Flowmeter khusus untuk bayi
: 1/16 LPM-3/4 LPM (50cc-750cc)

Botol humidifier
: 2 buah

Dilengkapi dengan
: Nasal canule bayi dan anak


Masker O2 bayi dan anak


Pengatur tegangan otomatis/AVR


Alarm suara dan visual yang bekerja bila:
- Listrik padam
- Tekanan tinggi dan rendah
- Sistem pengaman kompresor yang
berhenti secara otomatis bila temperatur
tinggi

Catu daya listrik
: 220 VAC, 50 Hz
10 Baby suction pump portable
Tekanan vakum
: minimal 500 mmHg

Volume maksimum
: 1000 cc.

Catu daya listrik
: 220 VAC, 50Hz atau DC maksimum 24 V

Dilengkapi dengan
: Kateter suction


Selang suction


manometer


Botol suction dilengkapi dengan pengaman
tumpahan
11 CPAP (Continous Positive
Tegangan/Frekuensi
: 220V/50 Hz
Airway Pressure)
Keselamatan Listrik
: Kelas 1

Terdiri dari
:

1. O2 Mixer :
- Sistem pengaliran, flow masukan, maksimal 15L/min
- tekanan CPAP
: adjustable
- Konsentrasi FiO2 - O2 (O2 Mixer) : 21-100% O2 (adjustable)

2. Humidifying chamber:
- Volume bertekanan
: 15 L/min

82

Lampiran

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

Spesifikasi

11
3. Circuit Inspiratory/Expiratory:
- Jalur Inspiratory
: 150 ml
- Jalur Ekspiratory
: 100 ml

4. Bubble generator flash:
- Kontainer air bubble maker
: Minimal 500 ml

Dilengkapi dengan
: Katup pembuang tekanan/ Pressure
Relief Valve


Alarm yang menyala bila level air rendah
dan katup bertekanan bocor


Buku petunjuk penggunaan dan
service manual
12 CPAP (Continous Positive
Tegangan / Frekuensi
: 220 V / 50 Hz
Airways Pressure) Manual.
Daya
: Maks : 125 VA

Terdiri dari:

1. Kompresor Udara
- Flow
: Min : 60 L/menit
- Tekanan Maksimum
: Min : 300 cm H2O
- Kebisingan
: Max: 50 dBA

2. O2 Mixer :
- Flow masukan
: Up to : 14 L/menit
- Tekanan CPAP
: Up to : 10 cm H2O
- Konsentrasi FiO2 O2 (O2 Mixer) : 21 100 % O2 (bisa dipilih)
- O2 Flowmeter
: Up to : 15 L/menit
- Air Flowmeter
: Up to : 15 L/menit

3. Humidifyng Chamber & Botol Bubble :
- Flow masukan
: Up to : 14 L/menit
- Tekanan keluaran
: 1 10 cm H2O
- Volume Botol Bubble
: Approx : 500 mL
- Jalur Inspiratori
: Volume Min : 85 mL
Panjang min : 100 cm.

Dilengkapi dengan:

1. Sistem Pengaman bila:
- Listrik terputus
: a. Saluran O2 ditutup
b. Alarm berbunyi
- Suhu terlalu tinggi atau rendah : Alarm berbunyi
- Bila konektor bocor
: Alarm berbunyi
- Bila humidity tidak tercapai
: Alarm berbunyi

2. Delivery
: 1. CPAP lengkap dengan
- O2 Mixer
- Humidifyng Chamber & Botol Bubble.
2. 1 unit Kompresor.
3. 2 buah botol Humidifier
4. 2 buah botol PEEP
5. 2 buah heater set
6. 1 buah prong.
7. 1 unit Frame + Castor
8. 3 meter selang O2
9. 1 unit wash basin.

3. Buku petunjuk penggunaan dan service manual

Lampiran

83

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

Spesifikasi

13 Resusitator bayi (balon


Resusitator silikon
mengembang sendiri)
Terbuat dari mekanisme katup silikon dan polikarbonat

Dilengkapi dengan:

Katup pembuang tekanan lebih

Dua port masukan udara dan oksigen, yang dapat digunakan sebagai masker
oksigen, ditambah dengan selang endotrachea atau yang sejenis yang terdiri dari:
- Face Mask silikon untuk bayi
- Face Mask silikon untuk anak
- Airways
- Oxygen Reservoir bag dan konektor
- Selang oksigen dengan adaptor
- Resusitator silikon untuk anak (reusable)
- Resusitator silikon untuk bayi (reusable)
14 Infant incubator
Kontrol temperatur
: Udara/Kulit : adjustable (step 0,1 C)

Pengontrol temperatur
: Dapat dikontrol oleh udara dalam chamber
atau temperatur kulit bayi
Dilengkapi dengan inlet oksigen

Level kebisingan chamber
: Minimal 60 dBA

Level alarm suara pada jarak 3 m : 50 65 dBA (dapat diatur)

Sudut kemiringan matras untuk

pemeliharaan
: 1350

Chamber
: Dilengkapi 6 jendela bertutup dengan
pengunci, dan aliran udara yang merata pada
chamber/sungkup

Kelembapan
: 25 % - 75 %

Kebutuhan Listrik
: AC 220 V, 50 Hz

Keselamatan Listrik
: Kelas 1

Dilengkapi dengan
: castor (dengan rem)


inlet oksigen


alarm yang bekerja bila:
- catu daya listrik mati
- sensor udara tidak berfungsi
- sensor kulit tidak berfungsi
- sirkuit sensor kulit/udara terputus
- sirkuit pemanas terputus
- sirkuit fan terputus
- temperatur berlebihan (tidak sesuai
dengan pengaturan)
- buku petunjuk penggunaan dan
service manual
15 Inkubator transpor
Persyaratan catu daya listrik
: AC 220 V, 50 Hz, + 200VA
Max 12-24 V, 150 VA Max

Kelembaban sekitar
:

Julat Operasional (terbatas)
: % ~ 75% RH non kondensasi

Flow udara
:

Kontrol temperatur (udara dan kulit) : adjustable (step up 0,1C)

Dilengkapi dengan
: Konektor untuk kontak catu daya ambulans


Panel akses yang dapat dibuka dari dua sisi
untuk mengambil bassinet dari hood


Bassinet yang dapat diatur ketinggiannya
84

Lampiran

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

Spesifikasi

15 Inkubator transpor
Dilengkapi dengan
Sistem alarm terisolasi yang akan bekerja
secara otomatis segera jika sistem alarm
rusak


Aksesoris standar:


Trolley stand Pucker able I.V Pole


Sensor kulit


Filter udara


Matras


Sabuk pengaman


Penutup port iris


Baterai


Buku petunjuk penggunaan dan


service manual
16 Alat Terapi Sinar (fototerapi)








Panjang gelombang
Daya radiasi
Daya keluaran lampu
Timer


Roda
Kebutuhan listrik
Keselamatan Listrik
Dilengkapi dengan

: 400 500 nm
: 450 W/cm2
: 100 W
: Manual atau otomatik
24 jam hitung mundur
Meter waktu pemakaian
: Castor 4 buah, ukuran 2
: AC 220 V, 50 Hz
: Kelas 1
: Buku petunjuk penggunaan dan service manual

17 Elektrokardiograf (EKG)
Lead :

Sakelar lead
: Otomatis atau manual

Sensitivitas
: 5, 10, 20

Sinyal kalibrasi
: tersedia

Julat frekuensi diagnostik
dilengkapi dengan
: - Filter
- CMRR pada 50 Hz
- Perekam/recorder
- 3 buah kanal
- Metode perekaman thermal array
- Penanda lead otomatis
- Kecepatan kertas 25-50 mm/s
- Interpretasi hasil
- Operasional baterai

Persyaratan listrik
: 220 VAC, 50 Hz

Keselamatan Listrik
: Kelas 1

Dilengkapi dengan
: Buku petunjuk penggunaan dan service manual
18 Nebulyzer







Laju Nebulyzer
Aliran udara/Air Flow
Ukuran partikel
Temperatur Aerosol
Frekuensi Ultrasonik
Level suara
Moda operasional
Listrik
EC Directive

: 3 ml/min
: 20 l/men, maks.
: < 4m
: 370C, maks.
: 1.68 MHz 5%
: 35dB(A)
: terus menerus
: 220V ; 50 Hz
: MPG Iia

Lampiran

85

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

Spesifikasi

18 Nebulyzer
Klasifikasi
: Class I, Type B

Kondisi operasional
: 10C - 40C / 0 - 90% RH (non kondensasi)

Kondisi penyimpanan
: 0-90% RH (non kondensasi)

Dilengkapi dengan
: - Timer: 0,15,30,45 dan 60 menit
- Keluaran aliran udara/Air-flow
- Laju nebulisasi yang dapat diatur
- Jalur udara terpisah untuk pasien dan
pendinginan
- Fungsi alarm terintegrasi yang aktif bila
cairan rendah/chamber kosong, perawatan
selesai atau alat gagal berfungsi
- Buku petunjuk penggunaan dan
service manual
19 Pulse oxymeter dengan sensor Dilengkapi dengan julat pengukuran standar:
untuk neonatus/bayi
SpO2
: 0-100%

Denyut jantung/Pulse rate
: 20-240 bpm

Keakurasian Sp.O2 (0-100)
: maksimum 3 persen

Keakurasian denyut jantung/pulse rate maksimum 3 persen pada saat bayi diam,
dan 5 persen pada saat bayi bergerak

Dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan dan service manual
20 Syringe pump









Flow rate
Accuracy
Pressure max
Alarm



Compatible syringes
Catu daya listrik
Keselamatan Listrik
Dilengkapi dengan

: 0.1 s/d 1200 ml/h (0.1 ml/h increments)


: < 2 %
: dilengkapi dengan Pressure maximum
: occlusion
Infusion end
Sistem malfunction
Sistem unlock
: minimum,10,20,30,50 (mL)
: 220 V 50 Hz
: Kelas 1
: Buku petunjuk penggunaan dan service manual

21 Infuse pump
Julat laju aliran/Flowrate range : minimum 1 s/d 1000 mL/h dalam moda
normal (0,1mL/h increments)

Julat Volume
: - 1 s/d 999.9 mL dalam moda normal
(minimum 1 mL increments)
- 0,1 s/d 999.9 mL dalam moda mikro-infus
(minimum 1 mL increments)

Catu daya utama
: 220 VAC/50Hz

Keselamatan Listrik
: Kelas 1

Dilengkapi dengan
: - Keakurasian laju aliran/Flowrate
- Penyetelan moda
- Baterai
- Buku petunjuk penggunaan dan
service manual

86

Lampiran

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

Spesifikasi

22 Infant Monitor
Parameter minimal
: EKG, Resp, NIBP

Dilengkapi dengan
: Layar warna


Keyboard


Kemampuan untuk dihubungkan dengan
sentral monitor


Fasilitas Freeze


Baterai

Persyaratan listrik :

Catu daya listrik
: 220 VAC, 50 Hz

Julat tegangan
: 0.5 mV s/d 5 mV

Keselamatan listrik

: Kelas 1

Keakurasian
: Maksimal 3 BPM

Display Sweep Speeds
: 12,5mm/s, dan 50.0 mm/s

Dilengkapi dengan
: - Baterai
- Kemampuan mendeteksi lead putus/lepas

Respirasi :

Dilengkapi dengan
: - Julat repirasi
- Keakurasian 3 napas/menit
- Pendeteksi lead putus/lepas

NIBP :

Dilengkapi dengan
: - Julat nilai pulse
- Keakurasian nilai pulse
- Rate akurasi
- Moda pengukuran (Manual, Auto dan
Continous)

Aksesoris termasuk
: - Set NIBP
- Set EKG
- Set Respirasi
- Kabel catu daya
- Buku petunjuk penggunaan dan
service manual
23 Kompresor udara medis
Kualitas udara sesuai dengan
: ED DIN 120201 atau yang setara

Dilengkapi dengan
: - Indikator temperatur dalam kotak kompresor
- Pemisah air terintegrasi
- Kompresor bebas oli dengan proteksi
terhadap temperatur
- Tekanan keluaran
- Filtrasi 5m


- Level suara: 50 dBA
- Buku petunjuk penggunaan dan
service manual

Persyaratan listrik
: 220 VAC, 50 Hz

Keselamatan listrik

: Kelas 1

Lampiran

87

(Contoh spesifikasi ini tidak bersifat mengikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengadaan peralatan medik, spesifikasi alat disesuaikan dengan kebutuhan)

No

Nama Alat

24 Kit Resusitasi








































88

Lampiran

Spesifikasi
Obat dan cairan :
Epinefrin/adrenalin (ampul)
Sulfas adrenalin (ampul)
Morphin
Meylon
NaCl 0,9%
25 cc
100 cc
Peralatan tetap :
Ambu bag neonatus
Sungkup neonatus
Reservoir
Mekonium aspirator
Plester hypafix
Gunting
Resep (blanko)
Mandrain
Laringoskop
Infant T piece resuscitator
Alat :
Spuit
3 cc
5 cc
10 cc
20 cc
50 cc
Kateter intravena
Three way
Extension tube
Benang kasur
Plastik klip (25cmx35cm)
Kasa steril
Suction Catheter
No.6
No.8
No.10
ETT tanpa cup
No. 2,5
No. 3
No. 3,5
No. 4
Penjepit tali pusat

:
:
:
:
:
:
:

2
2
2
2
2
1
2

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

1 set
1set
1
1
1 roll
1 buah
5 lembar
1
1 set
1 set

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

5
5
2
2
1
3
2
2
2
2
5

: 2
: 2
: 2
:
:
:
:
:

1
1
1
1
2

DAFTAR PUSTAKA

1. Caroline Temple-Bird, 1999, Healthcare Technology Management Consultant, How to Organize the
Maintenance, of Your Healthcare Technology, Ziken International Consultants Ltd, Lewes, UK
2. WHO, 2011, Medical Device Technical Series, Medical Equipment Maintenance Programme
Overview, Department of Essential Health Technologies, Switzerland
3. American Society for Hospital Engineering, 1996, Maintenance Management for Medical Equipment,
American Hospital Association, One Nort Franklin Chicago, USA
4. Departemen Kesehatan RI, 2001, Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan (The
Technical SOP and SMP of Medical Equipment), Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Jakarta.
5. Bulletin Device, 2000, Medical and Equipment Management : Repair and Maintenace Provision,
Medical Devices Agency, London.
6. Badan Standarisasi Nasional, 2010, Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk: Adopsi
ISO/IEC 65; 1996, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

DaftarLampiran
Pustaka

89

90

Daftar Pustaka
Lampiran

ISBN 978-602-235-096-5
9

786022

350965

Anda mungkin juga menyukai