Anda di halaman 1dari 11

A.

Strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik

Telah disebutkan sebelumnya bahwa komunikasi terapeutik merupakan


komunikasi yang terstruktur dan memiliki tahapan-tahapan. Stuart G. W, 2009
menjelaskan bahwa dalam prosesnya komunikasi terapeutik terbagi menjadi
empat tahapan yaitu tahap persiapan atau tahap pra-interaksi, tahap perkenalan
atau orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi.

1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi

Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya


dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini
juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya.
Setelah hal ini dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan
pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan tujuan
mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh
perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien.

Kecemasan yang dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi


interaksinya dengan orang lain (Ellis, Gates dan Kenworthy, 20011 dalam
Suryani, 2009). Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam
menginterpretasikan apa yang diucapkan oleh lawan bicara. Pada saat
perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan apa yang
dikatakan oleh klien dengan baik (Brammer, 2007 dalam Suryani, 2009)
sehingga tidak mampu melakukan active listening (mendengarkan dengan
aktif dan penuh perhatian). Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:

a. Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan


mengidentifikasi kecemasan

b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.

c. Mengumpulkan data tentang klien.

d. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

2. Tahap Perkenalan/Orientasi

Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien


dilakukan. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart. G. W, 2009). Tugas
perawat dalam tahapan ini adalah:

a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi


terbuka.

b. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)


bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi
kembali kontrak yang telah disepakati bersama.

c. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien


yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi
pertanyaan terbuka.

d. Merumuskan tujuan interaksi dengan klien.

Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan tahapan ini dengan


baik karena tahapan ini merupakan dasar bagi hubungan terapeutik antara
perawat dan klien.

3. Tahap Kerja

Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi


terapeutik (Stuart, G. W, 2009). Tahap kerja merupakan tahap yang
terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut
untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan
pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi
verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula
perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga
mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi
oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.

Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan


percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha
untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan
membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B.
& Judith, P, 2011 dalam Suryani, 2010). Dengan dilakukannya penarikan
kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan
pesan atau perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan
benar-benar dipahami oleh perawat.

4. Tahap Terminasi

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap


terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.
W, 2009). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan
klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu
kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat
setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan. Tugas perawat dalam
tahap ini adalah:

a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan


(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (2009) menyatakan bahwa
meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.

b. Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien


setelah berinteraksi dengan perawat.

c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan.


Tindak lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru
saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya.
Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan
berikutnya.

B. Teknik komunikasi teraupetik

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Kesan pertama ketika perawat mau mendengarkan keluhan klien dnegan


seksama adalah perawat akan memperhatikan klien. Dengan demikian,
kepercayaan klien terhadap kapasitas dan kemampuan perawat akan terjaga.
Keluhan yang disampaikan menjadi lengkap dan lebih rinci, serta sistematis
sehingga memudahkan perawat mengelompokkan data sebagai sarana untuk
menentukan diagnosis keperawatan, baik yang aktual maupun potensial.
Mendengarkan keluhan klien dengan pebuh perhatian akan menciptakan
kondisi keterlibatan emosional yang maksimal dalam situasi hubungan
interpersonal antara klien dan perawat. Klien dengan bebas menjelaskan
menceritakan situasi hubungan interpersonal antara klien dan perawat. Klien
dengan bebas menjelaskan dan menceritakan situasi yang dialami akibat
adanya penyakit yang diderita. Berikut beberapa sikap untuk menunjukan
cara mendengarkan dengan penuh perhatian.

a. Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan nonverbal bahwa


perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien.

b. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk


menegrti seluruh pesan verbal dan nonverbal yang sedang
dikomunikasikan

c. Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah dengan


memandang klien ketika berbicara

d. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk


mendengarkan

e. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian dengan tidak menyilangkan


kaki atau tangan.

f. Hindarkan gerakan yang tidak perlu

g. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau


memerlukan umpan balik.

h. Meninggalkan emosi dan perasaan kita dengan cara menyisihkan


perhatian, ketakutan, maslah yang sedang kita hadapi

i. Mendengarkan dan memperhatikan intonasi kata yang diucapkan dan


menggambarkan sesuatu yang berlebihan

j. Memperhatikan dan mendengarkan apa-apa yang tidak terucap oleh


klien yang menggambarkan sesuatu yang sulit dan menyakitkan klien.

2. Menunjukan penerimaan
Menerima pasti menyetujui, sedangkan menyetujui belum tentu
menerima. Perilaku apa yang diatampilkan oleh klien dan keluhan apa saja
yang disampaikan klien merupakan masukan yang berharga bagi perawat,
walaupun kadang apa yang diucapkan tidak sesuai dengan penyakit yang
diderita atau tanda dan gejala masalah yang dihadapi klien. Perawat tidak
perlu menampakkan penolakan mauun keraguan terhadap apa yang
disampaikan klien yang membuat klien merasa tidak bebas dalam
mengutarakannya. Semua ide dan perasaan yang disampaikan oleh klien
ditampung semua oleh perawata. Selanjutnya, data tersebut perlu diverifikasi
dan divalidasi apabila terdapat informasi yang kurang mengena dan tidak
sesuai sehingga didapatka kesimpulan dalam menegakkan diagnosis
keperawatan. Berikut ini menunkukkan sikap perawat yang menunjukkan
penerimaan.

a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan

b. Memberikan umpan balik verbal yang menampilkan pengertian

c. Memastikan bahwa isyarat non verbal cocok dengan komunikasi verbal.

d. Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau


mencoba untuk mengubah pikiran klien. Perawat dapat menggangukkan
kepalanya atau berkata “ya, saya mengikuti apa yang anda ucapkan”.

3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka

Tujuan perawat bertanya dengan pertanyaan terbuka (broad opening)


adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai kondisi riil dari
klien dengan menggali penyebab klien mencari pertolongan atau penyebab
klien datang ke tempat pelayanan kesehatan. Diharapkan klien maupun
keluarga mempunyai inisiatif membuka diri dengan menyeleksi topik yang
akan dibicarakan secara berurutan dan sistematis penyebab klien dan
keluarga datang ketempat pelayanan kesehatan. Kesan yang didapatkan
dengan pertanyaan terbuka adalah tidak mengintrogasi atau menyidik, serta
jawabanya tidak mengesankan yes or no question , akan tetapi memberikan
peluang bagi klien untuk mengekspresikan keluhannya tanpa adanya tekanan
dari luar sehingga data yang didapatkan merupakan data teraupetik.
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri

Dengan mengulang kembali ucapan klien, harapan perawat adalah


memberikan perhatian terhadap apa yang telah diucapkan. Tujuan
pengulangan pikiran utama adalah memberikan penguatan dan memperjelas
pada pokok bahasan atau isi pesan yang telah disampaikan olehh klien
sebagai umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti
dan diperhatikan serta mengharapkan komunikasi berlanjut. Hal ini
dilakukan karena sering salah persepsi terhadap perilaku klien atau apa yang
diucapkan klien.

5. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan


pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, maksud
dan ruang lingkup pembicaraan karena informasi, sangat penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Geldard, D dalam Suryani (2006)
berpendapat bahwa klarifikasi adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran
klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari
ungkapannya. Demonstrasi terhadap apa yang telah dijelaskan merupakan
bentuk klarifikasi terhadap apa yang telah diucapkan. Contoh :

 “saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan”

 “apa yang anda katakan tadi adalah anda tidak yakin mengerti dengan
apa yang saya ucapkan”

6. Memfokuskan

Metode ini dilakukan dengan tujuan mambatasi bahan pembicaraan


sehingga lebih spesifikasi dan dimnegerti. Materi yang akan disampaikan
ataupun yang akan didiskusikan mengerucut pada salah satu masalah saja,
yang penting adalah konsisten dan kontinu atau berkesinambungan, serta
tidak menyimpang dari topik pembicaraan dan tujuan komunikasi.
Memfokuskan dalam rangka mempersempit pembicaraan yang tertuju pada
topik pembicaraan saja dan tidak melebar dengan prinsip bekerja sampai
tuntas atau membicarakan sesuatu sampai tuntas mengingat yang dikerjakan
perawat dipelayanan cukup menyita waktu dan perhatian yang serius. Teknik
memfokuskan ini merupakan prinsip utama apabila kita ingin mendapatkan
pembicaraan yang serius dengan tingkat pemaknaan yang kuat.

7. Menyampaiakan hasil observasi

Stuart & Sundeen (1995 ) menganjurkan penyampaian hasil observasi


kepada klien apabila terdapat konflik antara verbal dan nonverbal klien, serta
tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien.
Penyampaian hasil pengamatan kepada klien diharapkan dapat mengubah
perilaku yang merusak pada diri klien. Perawat menguraikan kesan yang
ditimbulkan oleh isyarat nonverbal klien. Penyampaian hasil pengamatan
perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus
bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh ;

 “anda tampak cemas…’

 “apakah anda merasa tida tenang apabila anda…..”

Ini berarti dalam menyampaikan hasil observasi tidak serta merta


menyampaikan hasil yang didapat saat melakukan observasi. Menyampaikan
hasil observasi diharapkan agar klien menyadari atas perilaku yang merusak
maupun perilaku yang tidak produktif sehingga menyampaikan hasil
observasi tidak bertujuan untuk memberikan penilaian, tetapi semata-mata
mengharapkan agar perilaku yang diperbuat itu disadari sebagai perilaku
yang tidak menguntungkan dalam kelangsungan proses penyembuhan
penyakit dengan memperhatikan perasaan dan konsep diri.

8. Menawarkan informasi

Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik


bagi klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan
pendidikan kesehatan bagi klien. Selain itu, tindakan ini menambah rasa
percaya klien terhadap perawat, karena perawat terkesan menguasai masalah
yang dihadapi klien. Sebaliknya, jika perawat menahan informasi klien
membutuhkan, akan membuat klien tidak percaya kepada perawat. Untuk itu
perawat harus mampu menguasai ilmu pengetahuan yang memadai tentang
masalah yang dihadapi klien sebagai bekal dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu
mengklarifikasi alasannya, apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter,
perawat perlu mengklarifikasi alsannya. Perawat tidak boleh memberikan
nasihat kepada klien ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi klien
untuk membuat keputusan.

9. Diam

Diam yang dilakukan perawat terhadap klien adalah bertujuan untuk


menunggu respon klien untuk mengungkapkan perasaanya. Teknik
komunikasi yang dilakukan perawat denga tidak bicara apapun merupakan
teknik yang memberikan kesempatan kepada klienuntuk mengorganisir dan
menyusun pikiran atau ide sebelum diungkapkan kepada perawat. Hal ini
memungkinkan klien mengekspresikan ide dan pikirannya dengan detail dan
sistemastis.

Pengunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu


jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak. Dalam konteks
komunikasi, diam yang dilakukan seseorang mengandung banyak arti dan
persepsi. Menurut Nurjannah, I ( 2001) diam diartikan dan dipersepsikan
antara lain sebagai berikut :

a. Seseorang telah mengerti

b. Marah dan frustasi, tetapi menolak untuk mengungkapakan

c. Kesediaan orang lain menanti

d. Bosan

e. Mendengarkan penuh perhatian

f. Seseorang tidak dapat berpikir atau tidak mampu menangkap


pembicaraan.

10. Meringkas

Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan


secara singkat dalam rangka meningkatkan pemahaman. Meringkas berarti
mengindentifikasi poin-poin penting selama berdiskusi ataupun pembicaraan
sehingga di dalamnya sekaligus terjadi proses abstrasisasi dimana terdapat
kesimpulan atas diskusi maupun pembicaraan yang telah dilakukan sehingga
ada kesamaan ide dalam pikiran.

Meringkas berarti memberi kesempatan untuk mengklarifikasi


komunikasi agar sama dengan ide dalam pikiran. Metode ini bermanfaat
untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada
pembicaraan selanjutnya. Meringkas pembicaraan membantu perawat
mengulang aspek penting dalam interaksinya sehingga melanjutkan
pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh :” selama beberapa jam,
anda dan saya telah membicarakan….”.

11. Memberikan penguatan

Penguatan positif atas hal-hal yang mampu dilakukan klien dengan baik
dan benar merupakanbantuk pemberian penghargaan. Upaya yang dilakukan
dalam pemberian penguatan positif bertujuan untuk meningkatkan motivasi
kepada klien untuk berbuat yang lebih baik lagi. Jadi bisa diakatakn bahwa
penguatan positif merupakan motif atau bentuk dorongan kepada klien
dengan cara membanggakan diri klien agar mampu memacu semangat dalam
penerimaan diri untuk berbuat dan berperilaku yang lebih baik lagi.

12. Menawarkan diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan


orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
Menawarkan diri merupakan kegiatan untuk memberikan respon agar
seseorang menyadari perilakunya yang merugikan baik dirinya maupun
orang lain tanpa ada rasa bermusuhan. Sering kali perawat hanya
menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, teknik komunikasi ini harus
dilakukan tanpa pamrih. Contoh : “ saya ingin anda merasa tenang dan
nyaman”.

13. Memberi kesempatan klien untuk memulai pembicaraan

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik


pembicaraan. Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang
peranannya dalam interaksi ini. Perawat dapat menstimulasinya untuk
mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka
pembicaraan.

Contoh :

 “adakah sesuatau yang ingin anda biacarakan?”

 “apakah yang sedang anda pikirkan?”

 “darimana anda ingin mulai pembicaraan ini “

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Teknik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh


pembicaraan yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang
sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
selanjutnya, perawat lebih berusaha untuk menafsirkan daripada
mengarahkan diskusi/pembicaraan.

Contoh :

 “.….teruskan…”

 “.….dan kemudian…”

 “ceriatakan kepada saya tentang itu…”

15. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien
untuk melihatnya dalam suatu perspektif

Kelanjutan dari suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan
klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu
kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihat
kejadian berikutnya sebagai akibat kejadian yang pertama. Perawat akan
dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang
pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien dalam memenuhi
kebutuhannya.

Contoh :

 “apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya?”

 “kapan kejadian tersebut terjadi?”


16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya

Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala


sesuatunya dari perspektif klien. Klien harus merasa bebas untuk
menguraikan persepsinya kepada perawat. Ketika menceritakan
pengalamannya, perawat harus waspada akan timbulnya gejala ansietas.

Contoh :

 “ceritakan kepada saya bagaimana perasaan saudara ketika akan


dioperasi.”

 “apa yang sedang terjadi?”

17. Refleksi

Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide


serta perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Apabila klien bertanya
apa yang harus ia pikirkan, kerjakan, atau rasakan, maka perawat dapat
menjawab :” bagaimana menurutmu?” atau “bagaimana perasaanmu?”.
dengan mengembalikan pikiran dan perasaannya itu kepada dirinya sendiri,
klien akan berusaha untuk menilai apa yang sedang ia pikirkan, justru dia
sendiri yang menilai dan bukan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai