Anda di halaman 1dari 5

Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik

Elsa Roselina, 2009 mengidentifikasikan lima sikap atau cara untuk dapat menghadirkan diri
secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi:
1. Berhadapan
Posisi ini memiliki arti bahwa saya siap untuk anda
2. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan
untuk tetap berkomunikasi
3. Membungkuk kearah klien
Pada posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu
4. Memperlihatkan sikap terbuka
Dalam posisi ini diharapkan tidak melipat kaki atau tangan untuk menyatakan atau
mendengarkan sesuatu
5. Tetap rileks
Tetap dapat mengendalikan keseimbangan, antara ketegangan dan relaksasi dalam
memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.
Menurut Tamsuri (2006) sikap rileks menciptakan iklim yang kondusif bagi klien untuk tetap
melakukan komunikasi dan memungkinkan pengembangan komunikasi.
Menurut Suryani (2005), sikap atau kinesics merupakan komunikasi non verbal yang
dilakukan melalui pergerakan tubuh, kinesics terdiri dari :
a

Ekspresi muka Perawat sangat perlu melakukan validasi persepsi dari ekspresi muka
yang ada pada pasien sehingga perawat tidak salah mempersepsikan apa yang diobservasi
dari klien.

Gesture ( Gerak, Isyarat, Sikap ) Cara untuk menghadirkan diri secara fisik sehingga
dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik

Gerak tubuh Membungkuk kearah pasien merupakan posisi yang menunjukkan keinginan
untuk mengatakan tetap berkomunikasi.

Gerak mata Gerak atau kontak mata diartikan sebagai melihat langsung ke mata orang
lain. Kontak mata merupakan kegiatan yang menghargai pasien dan mengatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi.

Memberikan Umpan Balik


Ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan oleh seorang perawat dalam melakukan umpan
balik sebagai berikut:

1. Pelajari hasil kerjanya dengan teliti. Beri tanda pada hal-hal yang perlu diperbaiki
2. Ketika menyampaikan umpan balik perhatikan contoh-contoh dari kesalahan yang telah
dibuat
3. Kembangkan argument mengenai dampak negative yang biasa muncul dari kesalahan yang
dibuat
4. Pastikan penerima umpan balik menyadari kekeliruan, kekurangan, atau kesalahan
5. Gali lebih dalam lagi mengenai hambatan yang ditemui
6. Dorong penerima umpan balik untuk menemukan jalan keluar dan langkahlangkah untuk
memperbaiki tugasnya atau cara kerjanya
7. Buat kesepakatan mengenai perbaikan yang akan dilakukan.
Sikap Perawat dalam Memberikan Umpan Balik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan bersikap seperti hakim yang mengadili


Mulai dengan hal-hal yang positif
Jangan mengungkapkan kebaikan dan kelemahan secara bersamaan
Sampaikan fakta, tunjukkan dimana letak kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan
Berikan pujian dengan tulus
Jangan memanipulasi fakta
Jangan memberikan komentar, tetapi langsung berikan saran.

Menurut Potter & Perry strategi komunikasi yang dilakukan perawat dalam prinsip komunikasi
terapiutik, yaitu:

Menyimak dengan penuh perhatian


Menyimak adalah salah satu teknik komunikasi terapeutik yang paling efektif. Menyimak
merupakan metode non-verbal untuk menunjukkan minat pada kebutuhan, pandangan, dan
masalah klien. Menyimak membutuhkan perhatian penuh perawat dan meliputi keinginan
untuk memahami seluruh pesan verbal dan non-verbal yang dikomunikasikan seseorang.
Menyimak adalah proses yang aktif dan penuh pelajaran sedangkan mendengarkan adalah
proses neurologis yang pasif untuk menerima informasi. Untuk menjadi pendengar yang
perhatian, perawat menggunakan kemampuan antara lain:
a) Hadapi klien ketika mereka berbicara
b) Pertahankan kontak mata yang alamiah untuk menunnjukkan keinginan untuk
c)

mendengar.
Mengambil postur yang menunjukkan menyimak. Hindari menyilangkan kaki dan

d)

tangan karena ini menunjukkan postur defensif.


Hindari gerakan tubuh yang mengganggu seperti meremas tangan, mengetukkan kaki
atau bermain-main dengan sebuah benda di tangan.

e)

Mengangguk untuk mngakui ketika klien berbicara tentang hal penting atau mencari

persetujuan.
f) Condong ke pembicara untuk menunjukkan keterlibatan.
Menunjukkan penerimaan
Menunjukkan penerimaan bukan berarti menghakimi orang lain tetapi menunjukan keinginan
pewawancara untuk menyimak kepercayaan, penghargaan dan latihan klien. Penerimaan
tidak sama dengan persetujuan. Penerimmaan adalah keinginan untuk mendengar seseorang
tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Hal-hal yang menunjukkan bahwa
perawat menerima apa yang dikatakan klien :
a) Menyimak tanpa menginterupsi
b) Memberikan respon verbal yang menunjukkan pemahaman
c) Yakin bahwa petunjuk non-verbal sesuai dengan komunikasi verbal.
d) Menghindari perselisihan, menunjukkan kesangsian atau keinginan untuk mengubah

pikiran klien.
Mengajukan pertanyaan yang berhubungan
Bertanya adalah metode langsung dari komunikasi untuk memperoleh informasi spesifik
mengenai klien. Pertanyaan digunakan selama percakapan, untuk menetapkan nada interaksi
verbal dan mengontrol tujuannya. Pertanyaan menjadi efektif jika berkaitan dengan topik
atau subjek yang didiskusikan dan menggunakan kata-kata dan pola-pola dalam konteks

sosiokultural klien yang normal.


Parafrase
Parafrase adalah mengulang pesan klien dengan kata-kata perawat sendiri. Umumnya
pernyataan yang diparafrasekan menggunakan kata-kata yang lebih sedikit daripada
pernyataan yang asli. Melalui parafrase, perawat mengirim respons yang membuat klien tahu
apakah pesan mereka dipahami dan mengacu pada komunikasi lebih lanjut
Menjelaskan
Menjelaskan dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai tindakan yang menyatakan ulang
sebuah pernyataan yang sudah diutarakan atau dikirimkan oleh pengirim pesan. Informasi
sangat penting untuk rencana perawatan klien dan dapat menjadi tidak lengkap jika data yang
membingungkan atau kontradiksi tidak dijelaskan. Perawat dapat mencoba untuk mengulangi
pesan atau mengakui kebingungannya dan bertanya kepada klien untuk mengulangi pesan.
Fokus
Fokus dapat didefinisikan sebagai memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci
dari pesan yang dikirimkan. Pemfokusan akan menghilangkan ketidakjelasan dalam
komunikasi dengan membatasi area diskusi. Perawat tidak menggunakan pemfokusan jika itu

mengganggu klien ketika mendiskusikan masalah penting. Jika percakapan berlanjut tanpa
informasi baru atau klien mulai mengulangi hal yang sama, pemfokusan sangat berguna .
Menetapkan Observasi
Observasi merupakan salah satu cara agar perawat dapat memberikan respon bersama-sama
dengan klien berbagi observasi tentang tingkah laku mereka selama komunikasi. Jika pesan
verbal klien bertentangan dengan petunjuk non-verbal, observasi perawat dapat membantu
untuk menunjukkan pesan yang lebih jelas .
Memberikan Informasi
Dalam interaksi dengan klien, perawat dapat memberikan informasi yang memberi klien data
tambahan atau masukan. Memberikan informasi tambahan kepada klien mendorong
timbulnya respons lebih lanjut. Menawarkan informasi yang terus-menerus dilakukan tanpa
henti tidak hanya akan membantu komunikasi namun juga meningkatkan pengajaran
kesehatan .
Mempertahankan Ketenangan
Ketenangan akan dapat membuat perawat dan klien dapat berpikir. Penggunaan ketenangan
membutuhkan keterampilan dan waktu. Ketenangan akan membuat klien memiliki
kesempatan untuk berkomunikasi secara intrapersonal, menyusun strategi dan berpikir serta
mengolah informasi. Ketenangan akan memberi klien waktu untuk mencari kata-kata atau

perasaan dan membuat perawat dapat mengobservasi klien.


Menggunakan keasertifan
Keasertifan adalah mempertahankan hak seseorang tanpa menyinggung orang lain yang tidak
sepaham. Melalui teknik asertif orang menunjukkan perasaan dan emosi dengan penuh

keyakinan, terus menerus dan jujur.


Penyimpulan
Penyimpulan adalah pengulangan ringkas ide-ide utama yang telah didiskusikan.
Penyimpulan mengatur gaya untuk interaksi lebih lanjut antara perawat dan klien. Memulai
interaksi baru dengan menyimpulkan yang sebelumnya akan membantu klien untuk
mengingat topik yang telah didiskusikan dan menunjukan klien bahwa perawat telah
menganalisis komunikasi mereka .

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Vol 1.
Jakarta: EGC
Elsa Roselina,dkk. 2009. Buku saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media TIM.

Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik : teori dan praktik. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai