KOMUNIKASI DASAR
KOMUNIKASI DASAR
E. Metode evaluasi
1. Penampilan 10%
2. Sikap 20%
3. Ujian praktek 70%
Aktifitas Minggu I
MATERI I
Untuk membantu klien menjadi asertif perawat membantu klien memahami dan
menghargai hak diri dan orang lain
Tahap – tahap menjadi asertif :
a. Menggunakan kata-kata sesuai kebutuhan
b. Mengkomunikasikan maksud dengan jelas
c. Mengembangkan kemampuan mendengar
d. Mengungkapkan komunikasi disertai dengan bahasa tubuh yang tepat
e. Meningkatkan kepercayaan diri dan gambaran diri
f. Menerima kritik dengan ramah
g. Belajar terus menerus
9. Menyimpulkan
Membawa point –point penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi
kesempatan utnuk mengklarifikasi komunikasi agar sama dengan ide dan pikiran
Manfaat menyimpulkan adalah :
a. Berfokus pada topik yang relevan
b. Menolong perawat mengulang aspek utama dari interaksi
c. Klien akan merasa bahwa perawat memahami pesan – pesannya
d. Klien dapat mengulang informasi dan membuat tambahan atau koreksi terhadap
sebelumnya
10. Giving recognition (memberikan pengakuan atau penghargaan)
Memberikan penghargaan merupakan teknik untuk memberikan pengakuan dan
menandakan kesadaran
11. Offering self (menawarkan diri)
Yaitu menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan
12. Giving broad leads (memberikan petunjuk umum
Mendukung klien untuk meneruskan
13. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka)
Memberikan inisiatif pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan
dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeutik apabila klien menunjukkan penerimaan dan
nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeutik apabila perawat mendominasi dan
menolak respok klien.
14. Encourage description of perception (mendukung deskripsi dari persepsi)
Meminta klien untuk mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan dan apa yang
diterima
15. Encourage comparison (mendukung perbandingan)
Menanyakan pada klien mengenai kesamaan atau poerbedaan
16. Restating
Yaitu mengulang pikiran utama yang diekspresikan klien. Teknik ini bernilai terapeutik
jika perawat mendengar dan melakukan validasi, mendukung klien dan memberikan
perhatian terhadap apa saja yang baru dikatakan. Teknik ini menjadi tidak terapeutik jika
perawat kurang melakukan validasi terhadap interpretasi dari pesan, nilai dan
meyakinkan serta bertahan. Teknik ini digunakan pada saat mencoba mengklarifikasi apa
yang klien ucapkan
17. Reflecting
Mengembalikan pikiran dan perasaan klien, mengembalikan ide, perasaan dan pertanyaan
pada teknik. Digunakan saat klien menanyakan pada perawat tentang penilaian atau
kesetujuannya. Teknik ini akan digunakan perawat untuk tetap memelihara pendekatan
yang tidak menilai
18. Exploring (eksplorasi)
Mempelajari suatu topik lebih mendalam
19. Presenting reality (menghadirkan realitas atau kenyataan)
Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai
20. Voucing doubt (menunjukkan keraguan)
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Teknik ini digunakan dengan sangat
berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentnag suatu yang mendetail. Ini
digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai kejelasan lain.
21. Seeking consensual validation
Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu
klien untuk menjadi lebih jelas terhapad apa yang difikirkan. Digunakan oleh perawat
utnuk mencoba memahami situasi yang coba diceritakan oleh klien.
22. Verbalizing the implied
Menverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjurkan. Hal ini dilakukan untuk
mmebentu komunikasi klien menjadi lebih eksplisit
23. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi
Perawat membantu klien mempertimbangkan orang lain dan kejadian ke dalam nilai
dirinya
24. Attemting to translete into feeling (usaha menerjemahkan perasaan)
Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau
kenyataan
25. Suggesting collaborating (menganjurkan koleborasi)
Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan peruhaban melalui kolaborasi.
26. Encouraging formulation of a plan of action (mendukung terbentuknya rencana tindakan)
Memberi kesempatan kepada klien untuk mengantisipasi alternatif dari tindakan utnuk
masa yang akan datang. Mengijinkan klien untuk mengidentifikasi tindakan alternatif
terhadap interpretasi situasi yang mereka temukan dan mengganggu
27. Establishing guidelines (menyediakan ptunjuk)
Statemen yang menunjukkan pera, tujuan dna batasa untuk interaksi. Hal ini akan
menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dri dirinya
28. Open ended comment (komentar terbuka-tertutup)
Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan.
Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan topik atau materi yang pling relevan
dna mendukung klien untuk meneruskan interaksi. Teknik mengenalkan ide dan
membirkan klien berespon. Digunakan pada saat membantu klien mengeksporasi
perasaan dan wawasan.
29. Reducing distance (penurunan jarak)
Menentukan jarak fisik antara perawat dengan klien. Hal ini menunjukkan komunikasi
non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
30. Humor
Humor penting dalam komunikasi verbal karena tertawa mengurangi ketegangan dan rasa
sakit akibat stress, serta mengingkatkan keberhasilan asuhan keperawatan. Humor akan
MATERI II
KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN TERAPEUTIK
Hubungan perawat-klien adalah suatu proses dinamis yang meliputi usaha kolaborasi perawat
dan klien untuk mengatasi maslaah dan untuk meningkatkan kesehatan serta kemampuan
adaptasi. Dalam membina hubungan terapeutik melalui interaksinya dengan klien, perawat
mempunyai 4 tahap yang pada setiap tahapannya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh
perawat. Ketrampilan komunikasi dan pengetahuan dari setiap tahap yang dilakukan merupakan
bagian yang pentikng dalam pemeliharaan hubungan.
Tahap-tahap dalam hubungan terapeutik antara lain :
1. Tahap preinteraksi
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah :
a. Mendapatkan informasi tentang klien (dari medical record atau sumber yang lainnya)
b. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c. Menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri
d. Membuat rencana pertemuan dengan klien:
1) Tipe spesifik data yang akan dicari
2) Metode yang tepat untuk wawancara
3) Seting ruangan atau waktu yang tepat
2. Tahap orientasi (perkenalan)
Merupakan tahap pertama perawat bertemu dengan klien
a. Membangun iklim percaya, memahami penerimaan dan komunikasi terbuka
b. Menformulasi kontak dengan klien
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah melakukan kontak dengan klien, komponen
kontak: nama perawat atau klien, peran yang diharapkan dari perawat dan klien, tujuan,
kerahasiaan, harapan, topik atau kegiatan, waktu dilakukan interaksi.
3. Tahap kerja
Merupakan tahap klien mulai melakukan kegiatan. Tugas perawat saat ini adalah
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi. Perawat
mengeksplorasi stressor yang tepat dan emndorong perkembangan wawasan diri yang
dihubungkan dengan persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan klien. Pada fase ini
merupakan sebagian besar dari proses pemecahan maslaah seperti: perkembangan
hubungan dan klien mulai dekat dengan klien.
4. Tahap terminasi
Merupakan tahapan perawat akan menghentikan interaksinya dengan klien, tahap ini bisa
merupakan terminasi sementara ataupun terminasi akhir. Terminasi sementara adalah
terminasi yang dilakukan untuk berhenti berinteraksi dalam waktu sebentar. Terminasi
akhir adalah terminasi yang dilakukan pada saat klien akan pulang. Tugas perawat pada
tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan dengan baik secara kognitif,
psikomotor, maupun afektif
b. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
c. Melakukan kontrak
d. Mengakhiri terminasi den gan cara yang baik
Tugas perawat dalam fase ini adalah mengembangkan dan menyediakan realitas
perpisahan. Bersama klien dan perawat mengulang kemajuan yang dibuat selama
penanganan dan tercapainya tujuan yang spesifik. Perawat membantu klien untuk
mempersiapkan perpisahan dengan menurunkan frekwensi berkunjung, bekerja sama
dengan yang lain untuk pertemuan ayau mengubah lokasi pertemuan. Hal ini
dilakukan agar klien merasa tidak ditolak oleh perawat.
Format penilaian komunikasi dalam hubungan terapeutik
Nilai
2. Tahap orientasi
h. Menjelaskan kerahasiaan
3. Tahap kerja
4 Terminasi
5 Sikap
a. Berhadapan
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
2= dilakukan sempurna