Anda di halaman 1dari 16

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI DASAR

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA
YOGYAKARTA
Tata Tertib mahasiswa Praktikum Komunikasi Dasaratahun ajaran

1. Mahasiswa menyiapkan diri 15 menit di depan labolatorium sebelum praktikum dimulai


2. Mahasiswa yang terlambat 15 menit atau lebih dianggap tidak hadir
3. Mahawiswa wajib memakai jas lab, alat tulis serta buku panduan praktikum selama
mengikuti praktikum
4. Mahasiswa tidak boleh bersenda gurau dan harus bersikap sopan selama mengikuti
praktikum
5. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa tidak boleh meninggalkan labolatorium tanpa
izin dosen
6. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal dalam
praktikum, harus mengulang/mengganti pada hari lain sesuai dengan jadwal yang telah
diatur (sesuai dengan kebijakan dosen)
PANDUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI DASAR

I. Deskripsi mata ajar


Mata ajar ini membahas tentang konsep Komunikasi Terapeutik. Pemahaman cabang
ilmu ini merupakan landasan utama dalam mengitegrasikan kemampuan professional
perawat dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan professional dalam
praktek professional keperawatan.
II. Kompetensi mata ajar
A. Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu mempraktekan komunikasi terapeutik dalam keperawatan dan
mengintegrasikan konsep penggunaan diri secara terapeutik dalam memberikan
asuhan keperawatan
B. Indikator ketercapaian
1. Mahasisiwa mampu mengaplikasikan konsep komunikasi terapeutik
2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan teknik komunikasi terapeutik
3. Mahsiswa mampu mendemonstrasikan tahap-tahap komunikasi terapeutik
4. Mahasiswa mampu mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan
keperawatan secara profesional
C. Materi praktikum
1. Teknik komunikasi terapeutik
2. Komunikasi dalam kelompok dan komunitas
3. Hambatan dalam komunikasi
4. komunikasi dalam operan jaga
5. komunikasi dalam jenjang umur
D. Pembimbing praktikum
Siti Arifah.,S.Kep.,M.Kes

E. Metode evaluasi
1. Penampilan 10%
2. Sikap 20%
3. Ujian praktek 70%
Aktifitas Minggu I
MATERI I

TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan


terencana dalam menfokuskan interaksi dengan mengembangkan hubungan interpersonal antara
klien dan perawat. Proses ini meliputi kemampuan khusus karena perawat harus memperhatikan
pada berbagai interaksi dan tingkah laku nonverbal. Setiap orang berkomunikasi secara unik dan
setiap klien membutuhkan teknik komunikasi yang berbeda. Perawat harus fleksibel dakam
mengembangkan teknik komunikasi untuk masing- masing klien. Teknik komunikasi yang
mendukung proses terapeutik antara lain:
1. Mendengarkan aktif
Mendengarkan aktif adalah teknik komunikasi terapeutik yang paling efektif.
Mendengarkan metoda non-verbal untuk menunjukkan minat pada kebutuhan, pandangan
dan masalah klien. Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukkan
pada orang lain tersebut bahwa apa yang dikatakannya adalah penting dan dia adalah
orang penting.
a. Berfokus pada pemahaman apa yang dikatakan seseorang
b. Memelihara kontak mata
c. Melihat sekeliling dan melakukan tigas lain serta sering mengubah posisi
menunjukkan anda mendengar
d. Menempatkan diri/posisi pada level yang sama
e. Duduk jika memungkinkan
f. Memberikan waktu klien untuk berbicara
g. Bersikap klein ketika klien sedang berfikir untuk menjawab dan jangan
membicarakan diri sendiri sebelum yakin orang lain selesai berbicara
h. Sering merespon baik dengan secara verbal maupun nonverbal
i. Sedikit membungkukan badan kearah depan pada waktu tertentu
j. Rileks
k. Postur terbuka, tangan dan kaki ke arah depan pada waktu tertentu
2. Mendengarkan pasif
Merupakan kegiatan mendengar dengan aspek non verbal untuk klien, misalnya :
kontak mata, menganggukkan kepala dan juga ikutsertaan secara verbal. Misalnya : uh,
hmmm, yeah, saya dengar kamu.
3. Penerimaan
Merupakan tindakan yang mendukung dan menerima informasi denga tingkah laku yang
menunjukkan ketertarikan dan tidak ternilai. Menunjukkan penerimaan berarti
ketersediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksesuaian. Hal yang
harus dihindari perawat adalah memutar mata ke atas, menggelengkan kepala,
mengerutkan atau memandang dengan muka masam pada saat beriteraksi dengan klien.
Beberapa cara untuk menunjukkan penerimaan:
a. Mendengar tanpa memotong pembicaraan
b. Menyediakan umpan balik yang menunjukkan pengertian
c. Yakin bahwa tanda non verbal sesuai dengan verbal
d. Hindari mendebat, mengekspresikan keraguan atau usaha untuk mengubah fikiran
klien
Tiga dimensi penerimaan
1. Penerimaan terhadap diri
2. Penerimaan terhadap orang lain
3. Dilema orang lain
Tujuh cara menfasilitasi agar memperoleh kemampuan penerimaan
1. Tidak ada seorangpun yang dapat diterima secara sempurna
2. Beberapa orang lebih cenderung diterima daripada orang lain
3. Tingkat penerimaan seseorang terus menerus berganti
4. Sangat alami untuk memiliki sesuatu yang divaforitkan
5. Setiap orang dapat lebih menerima
6. Penerimaan yang hanya berpura-pura adalah suatu hal yang berbahaya untuk
hubungan interpersonal
7. Penerimaan tidak sama dengan persetujuan. Penerimaan dapat digunakan untuk
membangun rasa percaya dan mengembangkan empati
4. Klarifikasi
Klarifikasi atau validasi yaitu menanyakan pada klien apa yang tidak dimengerti perawat
terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan bila pesan yang disampaikan klien belum
jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang dibambarkan pada klien
5. Fokusing
Merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga
percakapan lebih spesifik dan mudah dimengerti.
6. Observasi
Merupakan kegiatan mengamati klien atau orang lain, dilakukan bila ada konflik verbal
dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa
pada klien
7. Menawarkan informasi
Menyediakan informasi tambahan dengan tujuan untuk mendapatkanrespon lebih lanjut.
Keuntungan yang didapat dari menawarkan informasi adalah: akan menfasilitasi
komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, menfasilitasi klien untuk mengambil
keputusan. Penahanan informasi saat klien membutuhkan akan menyebabkan klien tidak
percaya. Ini yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan
informasi
8. Diam (memelihara ketenangan)
Diam dilakukan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan
bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Diam akan bermanfaat saat klien
mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dengan perawat. Diam tidak boleh
dilakukan dalam waktu yang lama karena akan membuat klien khawatir. Diam juga dapat
berarti marah, mengerti, bersedia untuk menanti orang lain agar mempunyai kesempatan
untuk berfikir. Diam yang tidak tepat dapat juga menyebabkan cemas.
Arti diam diantaranya:
a. Saat seseorang marah atau frustasi tapi menolak untuk mengungkapkan
b. Saat seseorang mendengarkan dengan penuh perhatian untuk sesuatu yang penting
c. Saat seseoang merasa bosan
d. Saat seseorang tidak dapat berfikir apa yang akan dikatakan
e. Saat seseorang berfikir apa yang pembicara katakan
f. Seseorang melihat pemandangan yang indah yang membuat seseorang tidak bicara
g. Saat seseorang tidak ada lagi apa yang harus dikatakan
h. Saat seseorang sedang berkasih sayang dan mereka ingin agar yang lain diam
i. Saat seseorang sedang bersedih
j. Saat guru menanyakan “ada pertanyaan?” pada akhir pelajaran
Diam digunakan pada saat klien perlu mengekspresikan ide tetapi tidak tahu bagaimana
melakukan atau menyampaikan hal tersebut.
8. Asertif
Adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan
perawatan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
Komunikasi asertif berarti:
a. Mampu menggunakan berbagai strategi komunikasi untuk mengekspresikan pikiran
dan perasaan dengan jalan tertentu yang secara terus menerus melindungi hak diri
dan orang lain.
b. Memiliki perilaku yang positif mengenai komunikasi dengan jujur, terus terang,
dan adil.
c. Merasa nyaman dalam mengontrol perasaan mengontrol perasaan negatif, misalnya
cemas, tegang, malu atau takut
d. Merasa yakin bahwa anda dapat melakukan sendiri dengan jalan tetap menghormati
diri dan orang lain
e. Menjaga hak diri dan orang lain sama pentingnya

Beberapa kemampuan asertif :


a. Berbicara jelas
b. Mampu menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya (berani
mengatakan tidak tanpa merasa bersalah)
c. Melindungi diri dari kritik

Untuk membantu klien menjadi asertif perawat membantu klien memahami dan
menghargai hak diri dan orang lain
Tahap – tahap menjadi asertif :
a. Menggunakan kata-kata sesuai kebutuhan
b. Mengkomunikasikan maksud dengan jelas
c. Mengembangkan kemampuan mendengar
d. Mengungkapkan komunikasi disertai dengan bahasa tubuh yang tepat
e. Meningkatkan kepercayaan diri dan gambaran diri
f. Menerima kritik dengan ramah
g. Belajar terus menerus
9. Menyimpulkan
Membawa point –point penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi
kesempatan utnuk mengklarifikasi komunikasi agar sama dengan ide dan pikiran
Manfaat menyimpulkan adalah :
a. Berfokus pada topik yang relevan
b. Menolong perawat mengulang aspek utama dari interaksi
c. Klien akan merasa bahwa perawat memahami pesan – pesannya
d. Klien dapat mengulang informasi dan membuat tambahan atau koreksi terhadap
sebelumnya
10. Giving recognition (memberikan pengakuan atau penghargaan)
Memberikan penghargaan merupakan teknik untuk memberikan pengakuan dan
menandakan kesadaran
11. Offering self (menawarkan diri)
Yaitu menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan
12. Giving broad leads (memberikan petunjuk umum
Mendukung klien untuk meneruskan
13. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka)
Memberikan inisiatif pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan
dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeutik apabila klien menunjukkan penerimaan dan
nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeutik apabila perawat mendominasi dan
menolak respok klien.
14. Encourage description of perception (mendukung deskripsi dari persepsi)
Meminta klien untuk mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan dan apa yang
diterima
15. Encourage comparison (mendukung perbandingan)
Menanyakan pada klien mengenai kesamaan atau poerbedaan
16. Restating
Yaitu mengulang pikiran utama yang diekspresikan klien. Teknik ini bernilai terapeutik
jika perawat mendengar dan melakukan validasi, mendukung klien dan memberikan
perhatian terhadap apa saja yang baru dikatakan. Teknik ini menjadi tidak terapeutik jika
perawat kurang melakukan validasi terhadap interpretasi dari pesan, nilai dan
meyakinkan serta bertahan. Teknik ini digunakan pada saat mencoba mengklarifikasi apa
yang klien ucapkan
17. Reflecting
Mengembalikan pikiran dan perasaan klien, mengembalikan ide, perasaan dan pertanyaan
pada teknik. Digunakan saat klien menanyakan pada perawat tentang penilaian atau
kesetujuannya. Teknik ini akan digunakan perawat untuk tetap memelihara pendekatan
yang tidak menilai
18. Exploring (eksplorasi)
Mempelajari suatu topik lebih mendalam
19. Presenting reality (menghadirkan realitas atau kenyataan)
Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai
20. Voucing doubt (menunjukkan keraguan)
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Teknik ini digunakan dengan sangat
berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin tentnag suatu yang mendetail. Ini
digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai kejelasan lain.
21. Seeking consensual validation
Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu
klien untuk menjadi lebih jelas terhapad apa yang difikirkan. Digunakan oleh perawat
utnuk mencoba memahami situasi yang coba diceritakan oleh klien.
22. Verbalizing the implied
Menverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjurkan. Hal ini dilakukan untuk
mmebentu komunikasi klien menjadi lebih eksplisit
23. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi
Perawat membantu klien mempertimbangkan orang lain dan kejadian ke dalam nilai
dirinya
24. Attemting to translete into feeling (usaha menerjemahkan perasaan)
Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau
kenyataan
25. Suggesting collaborating (menganjurkan koleborasi)
Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan peruhaban melalui kolaborasi.
26. Encouraging formulation of a plan of action (mendukung terbentuknya rencana tindakan)
Memberi kesempatan kepada klien untuk mengantisipasi alternatif dari tindakan utnuk
masa yang akan datang. Mengijinkan klien untuk mengidentifikasi tindakan alternatif
terhadap interpretasi situasi yang mereka temukan dan mengganggu
27. Establishing guidelines (menyediakan ptunjuk)
Statemen yang menunjukkan pera, tujuan dna batasa untuk interaksi. Hal ini akan
menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dri dirinya
28. Open ended comment (komentar terbuka-tertutup)
Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan.
Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan topik atau materi yang pling relevan
dna mendukung klien untuk meneruskan interaksi. Teknik mengenalkan ide dan
membirkan klien berespon. Digunakan pada saat membantu klien mengeksporasi
perasaan dan wawasan.
29. Reducing distance (penurunan jarak)
Menentukan jarak fisik antara perawat dengan klien. Hal ini menunjukkan komunikasi
non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
30. Humor
Humor penting dalam komunikasi verbal karena tertawa mengurangi ketegangan dan rasa
sakit akibat stress, serta mengingkatkan keberhasilan asuhan keperawatan. Humor akan
MATERI II
KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hubungan perawat-klien adalah suatu proses dinamis yang meliputi usaha kolaborasi perawat
dan klien untuk mengatasi maslaah dan untuk meningkatkan kesehatan serta kemampuan
adaptasi. Dalam membina hubungan terapeutik melalui interaksinya dengan klien, perawat
mempunyai 4 tahap yang pada setiap tahapannya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh
perawat. Ketrampilan komunikasi dan pengetahuan dari setiap tahap yang dilakukan merupakan
bagian yang pentikng dalam pemeliharaan hubungan.
Tahap-tahap dalam hubungan terapeutik antara lain :
1. Tahap preinteraksi
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah :
a. Mendapatkan informasi tentang klien (dari medical record atau sumber yang lainnya)
b. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c. Menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri
d. Membuat rencana pertemuan dengan klien:
1) Tipe spesifik data yang akan dicari
2) Metode yang tepat untuk wawancara
3) Seting ruangan atau waktu yang tepat
2. Tahap orientasi (perkenalan)
Merupakan tahap pertama perawat bertemu dengan klien
a. Membangun iklim percaya, memahami penerimaan dan komunikasi terbuka
b. Menformulasi kontak dengan klien
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah melakukan kontak dengan klien, komponen
kontak: nama perawat atau klien, peran yang diharapkan dari perawat dan klien, tujuan,
kerahasiaan, harapan, topik atau kegiatan, waktu dilakukan interaksi.
3. Tahap kerja
Merupakan tahap klien mulai melakukan kegiatan. Tugas perawat saat ini adalah
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi. Perawat
mengeksplorasi stressor yang tepat dan emndorong perkembangan wawasan diri yang
dihubungkan dengan persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan klien. Pada fase ini
merupakan sebagian besar dari proses pemecahan maslaah seperti: perkembangan
hubungan dan klien mulai dekat dengan klien.
4. Tahap terminasi
Merupakan tahapan perawat akan menghentikan interaksinya dengan klien, tahap ini bisa
merupakan terminasi sementara ataupun terminasi akhir. Terminasi sementara adalah
terminasi yang dilakukan untuk berhenti berinteraksi dalam waktu sebentar. Terminasi
akhir adalah terminasi yang dilakukan pada saat klien akan pulang. Tugas perawat pada
tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan dengan baik secara kognitif,
psikomotor, maupun afektif
b. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
c. Melakukan kontrak
d. Mengakhiri terminasi den gan cara yang baik
Tugas perawat dalam fase ini adalah mengembangkan dan menyediakan realitas
perpisahan. Bersama klien dan perawat mengulang kemajuan yang dibuat selama
penanganan dan tercapainya tujuan yang spesifik. Perawat membantu klien untuk
mempersiapkan perpisahan dengan menurunkan frekwensi berkunjung, bekerja sama
dengan yang lain untuk pertemuan ayau mengubah lokasi pertemuan. Hal ini
dilakukan agar klien merasa tidak ditolak oleh perawat.
Format penilaian komunikasi dalam hubungan terapeutik

Nilai

No Variabel yang dinilai 0 1 2

1. Tahap pra interaksi

a. Mengumpulkan data tentang klien

b. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri

c. Membuat rencana pertemuan dengan klien (kegiatan,


waktu, tempat)

2. Tahap orientasi

a. Memberi salam dan senyum pada klien

b. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif)

c. Memperkenalkan nama perawat

d. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien

e. Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien

f. Menjelaskan peran perawat dan klien

g. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan


kegiatan

h. Menjelaskan kerahasiaan

3. Tahap kerja

a. Memberi kesempatan klien untuk bertanya

b. Menanyakan keluhan utama

c. Memulai kegiatan dengan cara yang baik

d. Melakukan kegiatan sesuai rencana

4 Terminasi

a. Menyimpulkan hasil wawancara : evaluasi proses dan hasil

b. Memberikan reinforcement positif


c. Merencanakan tindak lanjut dengan klien

d. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)

e. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik

5 Sikap

a. Berhadapan

b. Mempertahankan kontak mata

c. Tersenyum pada saat yang tepat

d. Membungkuk ke arah klien pada saat diperlukan

e. Mempertahankan sikap terbuka

Keterangan:

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan tetapi tidak sempurna

2= dilakukan sempurna

Nilai batas lulus : 75%

Nilai : nilai total x 2

Anda mungkin juga menyukai