Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha


Esa karena atas karunia-Nya, Buku Petunjuk dengan Judul
“Buku Petunjuk Pengkajian Nyeri Metode FICA” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Buku Petunjuk ini disusun guna memenuhi tugas Laboratrium
Skill matakuliah Palliative Care, Death and Dying Program
Studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa Purwokerto.
Buku Petunjuk ini dapat diselesaikan dengan baik karena
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Dwi Novitasari , S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Rektor
Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa
Purwokerto
2. Ibu Suci Khasanah., S.Kep, Ns, M. Kep selaku Dosen
Koordinator dan Dosen Pembimbing matakuliah
Palliative Care, Death and Dying
Diharapkan Buku Petunjuk ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis.

Purwokerto, 4 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover Judul i
Kata Pengatar ii
Daftar Isi iii
BAB I ISI 1
A. Definisi Nyeri 1
B. Etiologi 1
C. Klasifikasi 2
D. Startegi Penatalaksanaan Nyeri 3
E. Terapi Massase 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI MASSASE 5
a) Pengertian 5
b) Tujuan 5
c) Manfaat 5
d) Indikasi dan Kontraindikasi 5
e) Alat dan Bahan 6
f) Tindakan Keperawatan 6
BAB II PENUTUPAN 10
A. KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I
ISI

A. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan salah satu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan. Nyeri dapat berbeda dalam itentitas (ringan, sedang,
berat), durasi, penyebaran, dan kualitas yang dirasakan.
Meskipun nyeri adalah suatu persepsi, nyeri memiliki
komponen emosional dan kognitif, yang digambarkan dalam
suatu bentuk rasa yang tidak enak. Nyeri juga berkaitan dengan
impulsif atau reflek (Bahrudin, 2018).
Menurut Handayani (2015) nyeri adalah kejadian yang
tidak menyenangkan, mengubah gaya hidup dan kesejahteraan
individu. Menurut Andarmoyo (2013) nyeri adalah
ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh efek dari
penyakit-penyakit tertentu atau akibat cedera.
B. Etiologi
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma,
mekanik, thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas),
peradangan (inflamasi), gangguan sirkulasi darah dan kelainan

1
pembuluh darah serta yang terakhir adalah trauma psikologis
(Handayani, 2015).
C. Klasifikasi
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Nyeri somatik luar Perasaan tidak nyaman dengan
rangsangan dari kulit, jaringan subkutan dan membran
mukosa. Keluhan yang timbul berupa seperti sensasi
terbakar, tajam, dan dapat dilokalisasi.
2) Nyeri somatik dalam Digambarkan sebagai nyeri
tumpul (dullness) akibat stimulus pada otot, jaringan
ikat, sendi, tulang sehingga tidak dapat dilokalisasi
dengan baik.
3) Nyeri viseral Respon yang timbul akibat adanya
rangsangan pada organ somatik yang menutupinya
seperti pleura, parietalis, pericardium, dan peritoneum.
b. Klasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya (Anitescu, Benzon, &
Wallace, 2017) :
1) Nyeri nosiseptif Nyeri yang timbul akibat kerusakan
jaringan somatic ataupun visceral. Stimulasi nosiseptor
akan mengakibatkan tersekresinya mediator inflamasi
dari jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan
simpatik.
2) Nyeri neurogenik Nyeri akibat adanya disfungsi primer
pada sistem saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar
saraf perifer. Umumnya penderita akan merasakan
seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas dan tidak
mengenakkan pada fungsi perabaan.
3) Nyeri psikogenik Nyeri yang berkaitan dengan adanya
gangguan pada kejiwaan seseorang yang
2
direpresentasikan dengan kasus depresi maupun
kecemasan.
c. Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu:
1) Nyeri akut Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan dengan durasi mendadak
dengan intensitas nyeri ringan hingga berat dan telah
dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016)
2) Nyeri kronik Pengalaman nyeri berkaitan dengan
kerusakan aktual maupun fungsional, yang terjadi
secara lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan
konstan yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI,
2016)
d. Klasifikasi nyeri berdasarkan derajatnya :
1) Nyeri ringan dirasakan secara hilang timbul dan pada
umumnya terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari.
2) Nyeri sedang timbul secara terus menerus dan
menyebabkan terganggunya aktivitas dan dapat hilang
saat penderita beristirahat.
3) Nyeri berat dapat terjadi secara menerus sepanjang hari
dan menyebabkan penderita tidak mampu beristirahat

D. Strategi Penalataksanaan Nyeri


Nyeri dapat ditangani dengan terapi obat atau
farmakologi maupun non-farmakologi. Secara farmakologi,
penderita dianjurkan mengonsumsi obat oral yang bersifat
analgetika seperti aspirin, asetaminofen, ibuprofen, bahkan
menggunakan obat analgetika salep atau topikal. Untuk
meminimalisir terjadinya efek samping dalam pemakaian obat
farmakologi.Pengobatan secara non-farmakologi untuk
3
mengatasi nyeri. Pengobatan non-farmakologi tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk terapi.
E. Terapi Massase
Massage adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh.
Manipulasi tersebut sebagian besar efektif dibentuk dengan
tangan diatur guna tujuan untuk mempengaruhi saraf, otot,
sistem pernapasan, peredaran darah dan limphe yang bersifat
setempat dan menyeluruh (Alimah, 2012).
Massage adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum,
sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Massage tidak
secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian
yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai
dampak melalui sistem kontrol desenden. Massage dapat
membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi
otot (Smeltzer dan Bare, 2009).

4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI MASSASE

a) Pengertian
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan
masase pada klien dalam memenuhi kebutuhan rasa
nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot.
Tindakan masase ini hanya untuk membantu
mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya
sirkulasi.
b) Tujuan
1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase.
2. Meningkatkan relaksasi.
c) Manfaat
- Mempelancar peredaraan darah
- Mengurangi nyeri
- Membantu pasien merasa lebih rileks, segar dan
nyaman
d) Indikasi dan Kontraindikasi
• Indikasi :
- Kelelahan yang sangat
- Otot kaku, tebal dan nyeri
- Ganggguan atau ketegangan saraf
- Kelayuhan atau kelemahan otot
• Kontraindikasi :
- Daerah cidera
- Edema
- Luka bakar
- Fraktur
- Luka pada daerah yang akan di massase
5
- Gangguan atau penyakit kulit
- Jangan melakukan pemijatan langsung pada
daerah tumor
- Jangan melakukan massae pada daerah yang
mengalami inflamasi
- Jangan melakukan massase pada daerah
yang mengalami tromboplebitis

e) Alat dan Bahan


1) Minyak untuk masase
2) Handuk Besar 1
3) Handuk Kecil 1

f) Tindakan
No. Sub Judul Penjelasan
1. Pra Interaksi 1) Membaca status
pasien
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat
2. Fase Orinetasi 1) Berikan salam,
perkenalkan diri anda
identifikasi klien
dengan memeriksa
identitas dengan
cermat
2) Jelaskan tentang
prosedur yang akan
dilakukan, berikan
kesempatan kepada
klien untuk bertanya
dan jawab seluruh
pertanyaan klien
6
3) Siapkan peralatan
yang diperlukan
4) Atur ventilasi dan
sirkulasi udara yang
baik
5) Atur posisi klien
sehingga merasa
aman nyaman

2. Fase Kerja
1) Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan.
3) Lakukan masase
pada daerah yang
dirasakan nyeri
selama 5-10 menit.
4) Lakukan masase
dengan menggunakan
telapak tangan dan
jari dengan tekanan
halus.
- Teknik masase
dengan gerakan
tangan selang - seling
(tekanan pendek,
cepat,
dan bergantian
tangan) dengan
menggunakan telapak
tangan dan jari
dengan memberikan
tekanan ringan.

7
Dilakukan bila nyeri
terjadi di pinggang.
- Teknik remasan
(mengusap otot
bahu), dapat
dilakukan bila nyeri
terjadi pada daerah
sekitar bahu.
- Teknik masase
dengan gerakan
menggesek dengan
menggunakan ibu jari
dan gerakan
memutar. Masase ini
dilakukan bila nyeri
dirasakan di daerah
punggung dan
pinggang secara
menyeluruh.
- Teknik eflurasi
dengan kedua tangan,
dapat dilakukan bila
nyeri terjadi di
daerah punggung
dan pinggang.
- Teknik petrisasi
dengan menekan
punggung secara
horizontal.
- Teknik tekanna
menyikat dengan
menggunakan ujung
jari, digunakan pada

8
kahir massase daerah
pinggang.
5) Cuci tangan setelah
prosedur dilakukan.

3. Fase
Terminasi 1) Evaluasi hasil
kegiatan
2) Beri reinforcement
positif
3) Lakukan kontrak
untuk kegiatan
selanjutnya
4) Mengakhiri
pertemuan dengan
baik

4. Dokumentasi - Catat waktu


pelaksanaan tindakan
- Nama Tindakan
- Catat respon pasien
selama tindakan
- Paraf dan nama
perawat

9
BAB II
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Nyeri merupakan salah satu pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan. Nyeri dapat berbeda
dalam itentitas (ringan, sedang, berat), durasi,
penyebaran, dan kualitas yang dirasakan. Nyeri dapat
ditangani dengan terapi obat atau farmakologi maupun
non-farmakologi. Terapi non farmakologi dapat
dilakukan dengan Terapi Massase. Tindakan
keperawatan dengan cara memberikan masase pada
klien dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri).
Tindakan masase ini hanya untuk membantu
mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya
sirkulasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan


Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Anitescu, M., Benzon, H. T., & Wallace, M. s. (2017).
Challenging Cases and Complication Management in Pain
Medicine (1st ed.). Chicago: Springer International Publishing.
Bahrudin, M. 2018. Patofisiologi Nyeri (Pain). Saintika
Medika, 13(1), 7–13. https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
Handayani, S. 2015. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Intensitas Nyeri Pasien post Sectio Caesarea di RSUD
Moewardi. Skripsi. STIKES Kesuma Husada. Surakarta
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: PPNI
Putri, Eka Nandita. 2021. STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) MASASE PADA PASIEN NYERI.
https://www.scribd.com/document/548940691/SOP-Masase
(diakses 3 Juni 2022)

11
12

Anda mungkin juga menyukai