Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover Judul i
Kata Pengatar ii
Daftar Isi iii
BAB I ISI 1
A. Definisi Nyeri 1
B. Etiologi 1
C. Klasifikasi 2
D. Startegi Penatalaksanaan Nyeri 3
E. Terapi Massase 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI MASSASE 5
a) Pengertian 5
b) Tujuan 5
c) Manfaat 5
d) Indikasi dan Kontraindikasi 5
e) Alat dan Bahan 6
f) Tindakan Keperawatan 6
BAB II PENUTUPAN 10
A. KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
iii
BAB I
ISI
A. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan salah satu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan. Nyeri dapat berbeda dalam itentitas (ringan, sedang,
berat), durasi, penyebaran, dan kualitas yang dirasakan.
Meskipun nyeri adalah suatu persepsi, nyeri memiliki
komponen emosional dan kognitif, yang digambarkan dalam
suatu bentuk rasa yang tidak enak. Nyeri juga berkaitan dengan
impulsif atau reflek (Bahrudin, 2018).
Menurut Handayani (2015) nyeri adalah kejadian yang
tidak menyenangkan, mengubah gaya hidup dan kesejahteraan
individu. Menurut Andarmoyo (2013) nyeri adalah
ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh efek dari
penyakit-penyakit tertentu atau akibat cedera.
B. Etiologi
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma,
mekanik, thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas),
peradangan (inflamasi), gangguan sirkulasi darah dan kelainan
1
pembuluh darah serta yang terakhir adalah trauma psikologis
(Handayani, 2015).
C. Klasifikasi
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Nyeri somatik luar Perasaan tidak nyaman dengan
rangsangan dari kulit, jaringan subkutan dan membran
mukosa. Keluhan yang timbul berupa seperti sensasi
terbakar, tajam, dan dapat dilokalisasi.
2) Nyeri somatik dalam Digambarkan sebagai nyeri
tumpul (dullness) akibat stimulus pada otot, jaringan
ikat, sendi, tulang sehingga tidak dapat dilokalisasi
dengan baik.
3) Nyeri viseral Respon yang timbul akibat adanya
rangsangan pada organ somatik yang menutupinya
seperti pleura, parietalis, pericardium, dan peritoneum.
b. Klasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya (Anitescu, Benzon, &
Wallace, 2017) :
1) Nyeri nosiseptif Nyeri yang timbul akibat kerusakan
jaringan somatic ataupun visceral. Stimulasi nosiseptor
akan mengakibatkan tersekresinya mediator inflamasi
dari jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan
simpatik.
2) Nyeri neurogenik Nyeri akibat adanya disfungsi primer
pada sistem saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar
saraf perifer. Umumnya penderita akan merasakan
seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas dan tidak
mengenakkan pada fungsi perabaan.
3) Nyeri psikogenik Nyeri yang berkaitan dengan adanya
gangguan pada kejiwaan seseorang yang
2
direpresentasikan dengan kasus depresi maupun
kecemasan.
c. Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu:
1) Nyeri akut Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan dengan durasi mendadak
dengan intensitas nyeri ringan hingga berat dan telah
dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016)
2) Nyeri kronik Pengalaman nyeri berkaitan dengan
kerusakan aktual maupun fungsional, yang terjadi
secara lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan
konstan yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI,
2016)
d. Klasifikasi nyeri berdasarkan derajatnya :
1) Nyeri ringan dirasakan secara hilang timbul dan pada
umumnya terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari.
2) Nyeri sedang timbul secara terus menerus dan
menyebabkan terganggunya aktivitas dan dapat hilang
saat penderita beristirahat.
3) Nyeri berat dapat terjadi secara menerus sepanjang hari
dan menyebabkan penderita tidak mampu beristirahat
4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI MASSASE
a) Pengertian
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan
masase pada klien dalam memenuhi kebutuhan rasa
nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot.
Tindakan masase ini hanya untuk membantu
mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya
sirkulasi.
b) Tujuan
1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase.
2. Meningkatkan relaksasi.
c) Manfaat
- Mempelancar peredaraan darah
- Mengurangi nyeri
- Membantu pasien merasa lebih rileks, segar dan
nyaman
d) Indikasi dan Kontraindikasi
• Indikasi :
- Kelelahan yang sangat
- Otot kaku, tebal dan nyeri
- Ganggguan atau ketegangan saraf
- Kelayuhan atau kelemahan otot
• Kontraindikasi :
- Daerah cidera
- Edema
- Luka bakar
- Fraktur
- Luka pada daerah yang akan di massase
5
- Gangguan atau penyakit kulit
- Jangan melakukan pemijatan langsung pada
daerah tumor
- Jangan melakukan massae pada daerah yang
mengalami inflamasi
- Jangan melakukan massase pada daerah
yang mengalami tromboplebitis
f) Tindakan
No. Sub Judul Penjelasan
1. Pra Interaksi 1) Membaca status
pasien
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat
2. Fase Orinetasi 1) Berikan salam,
perkenalkan diri anda
identifikasi klien
dengan memeriksa
identitas dengan
cermat
2) Jelaskan tentang
prosedur yang akan
dilakukan, berikan
kesempatan kepada
klien untuk bertanya
dan jawab seluruh
pertanyaan klien
6
3) Siapkan peralatan
yang diperlukan
4) Atur ventilasi dan
sirkulasi udara yang
baik
5) Atur posisi klien
sehingga merasa
aman nyaman
2. Fase Kerja
1) Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan.
3) Lakukan masase
pada daerah yang
dirasakan nyeri
selama 5-10 menit.
4) Lakukan masase
dengan menggunakan
telapak tangan dan
jari dengan tekanan
halus.
- Teknik masase
dengan gerakan
tangan selang - seling
(tekanan pendek,
cepat,
dan bergantian
tangan) dengan
menggunakan telapak
tangan dan jari
dengan memberikan
tekanan ringan.
7
Dilakukan bila nyeri
terjadi di pinggang.
- Teknik remasan
(mengusap otot
bahu), dapat
dilakukan bila nyeri
terjadi pada daerah
sekitar bahu.
- Teknik masase
dengan gerakan
menggesek dengan
menggunakan ibu jari
dan gerakan
memutar. Masase ini
dilakukan bila nyeri
dirasakan di daerah
punggung dan
pinggang secara
menyeluruh.
- Teknik eflurasi
dengan kedua tangan,
dapat dilakukan bila
nyeri terjadi di
daerah punggung
dan pinggang.
- Teknik petrisasi
dengan menekan
punggung secara
horizontal.
- Teknik tekanna
menyikat dengan
menggunakan ujung
jari, digunakan pada
8
kahir massase daerah
pinggang.
5) Cuci tangan setelah
prosedur dilakukan.
3. Fase
Terminasi 1) Evaluasi hasil
kegiatan
2) Beri reinforcement
positif
3) Lakukan kontrak
untuk kegiatan
selanjutnya
4) Mengakhiri
pertemuan dengan
baik
9
BAB II
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Nyeri merupakan salah satu pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan. Nyeri dapat berbeda
dalam itentitas (ringan, sedang, berat), durasi,
penyebaran, dan kualitas yang dirasakan. Nyeri dapat
ditangani dengan terapi obat atau farmakologi maupun
non-farmakologi. Terapi non farmakologi dapat
dilakukan dengan Terapi Massase. Tindakan
keperawatan dengan cara memberikan masase pada
klien dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri).
Tindakan masase ini hanya untuk membantu
mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya
sirkulasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12