MAKALAH
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI : SOCIAL SKILL TRAINING
PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
DISUSUN OLEH:
1. Amir Arif Budiman (2021020145)
2. Basuki Rahmat (2021020151)
3. Dian Rahma Sari (2021020158)
4. Dinda Dwi Candra (2021020161)
5. Elly Safangatun (2021020166)
6. Fairuz Nuri Hanifah (2021020168)
7. Fita Oktavia Dwi R. (2021020173)
8. Maryati (2021020182)
9. Miftahudin Mashuri (2021020183)
10. Nadhia Shelafia (2021020188)
11. Sulistiyani (2021020199)
12. Wiji Astuti (2021020207)
13. Yusrotun Khasanah (2021020209)
A. Topik
Terapi Social Skill Training
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan terapi Social Skill Training, diharapkan klien dapat bersosialisasi dengan
orang lain
Tujuan Khusus :
1. Klien mampu berkenalan dengan orang lain dan bertanya untuk tujuan konfirmasi
2. Klien mampu memberi pujian dan meminta pertolongan kepada orang lain
3. Klien mampu terlibat dalam aktifitas bersama/ kelompok
4. Klien mampu menerima kritik, menerima, penolakan dan minta maaf
5. Klien mampu memberikan pendapat
C. Landasan Teori
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya (Damaiyanti, 2014). Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang
dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap negative dan mengancam
(Farida, 2012) menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan oranglain (Pawlin dalam Budi Keliat,
2014). Tanda dan gejala isolasi sosial menurut Trimelia, 2011 yaitu pasien
menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain, merasa tidak aman berada
dengan orang lain, merasa bosan, tidak mampu berkonsentrasi dan membuat
keputusan, merasa tidak berguna, menjawab pertanyaan dengan singkat “ya” atau
“tidak” dengan pelan, respon verbal kurang, menyendiri dalam ruangan, sering
melamun, mondar-mandir atau sikap mematung atau melakukan kegiatan berulang-
ulang, apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak merawat diri dan tidak
memperhatiakan kebersihan diri, kontak mata kurang atau tidak ada dan sering
menunduk, tidak atau kurang sadar terdapat lingkungan sekitarnya. Isolasi sosial
3
digunakan klien untuk menghindar dari orang lain agar pengalaman tidak
menyenangkan berhubungan dengan orang lain tidak terulang lagi, sehingga
membutuhkan terapi sosialisasi, salah satunya terapi aktifitas kelompok.
Terapi aktifitas kelompok (TAK) adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama,
beberapa jenis TAK yaitu TAK sosialisasi, TAK stimulasi sensori, TAK orientasi
realita, TAK stimulasi persepsi, TAK peningkatan harga diri, TAK penyaluran energi.
Terapi aktifitas kelompok yang dibutuhkan pada pasien isolasi sosial adalah TAK
sosialisasi salah satunya yaitu terapi Social Skill Training (SST) yang merupakan
teknik modifikasi perilaku yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
komunikasi dan ketrampilan sosial. Terapi ini dilaksanakan dalam satu waktu dengan
alokasi waktu 45-60 menit dengan 5 sesi.
1. Perawat melatih kemampuan klien berkomunikasi meliputi menggunakan
bahasa tubuh, mengucapkan salam, memperkenalkan diri menjawab pertanyaan
dan bertanya untuk klarifikasi.
2. Perawat melatih kemampuan klien menjalin persahabatan meliputi kemampuan
memberikan pujian, meminta dan memberikan pertolongan kepada orang lain.
3. Perawat melatih kemampuan klien untuk terlibat dalam aktifitas bersama
dengan klien lain di ruangan.
4. Perawat melatih kemampuan klien menghadapi situasi sulit meliputi menerima
kritik, menerima penolakan, dan minta maaf
5. Mengevaluasi social skill training yaitu melatih kemampuan klien
mengemukakan pendapat tentang manfaat kegiatan yang telah dilakukan
D. Klien
1. Karakteristik klien
Klien yang bersedia mengikuti TAK
Klien dalam keadaan tenang dan kooperatif
Klien dengan masalah keperawatan riwayat isolasi sosial
Klien antara umur 20-50 tahun
2. Proses Seleksi
Proses Seleksi dilakukan dengan cara mengobservasi klien selama beberapa hari.
Dilakukan wawancara dan kontrak satu hari sebelum pelaksanaan Social Skill
Training
3. Nama Klien
1) Ny. Y
2) Ny. S
3) Ny. T
4) Ny. R
5) Tn. S
6) Sdr. A
7) Ny. K
8) Sdr. A
E. Pengorganisasian
Hari dan tanggal : Sabtu, 7 Januari 2022
Tempat : Ruang Al Afiat
Lama kegiatan : 60 menit
Jam : 09.00 WIB s/d 10.00 WIB
1. Pembimbing
a. Pembimbing Klinik : Arnika Dwi Asti, M.Kep
b. Tim terapis / pelaksana
a. Leader : Miftahudin Mashuri
Tugas:
Memimpin jalannya kegiatan terapi social skill training
5
Tikar
7
G. Setting Tempat
Terapis dan klien berkumpul dalam satu ruangan. Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan:
: Leader
: Co leader
: Observer
: Fasilitator
: Klien
H. Program Antisipasi
1. Bila anggota menghindar setiap pertemuan, maka leader harus memberitahukan
anggota tersebut dan mengatur mereka berbicara langsung kepada kelompok
2. Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam
diskusi, leader harus memfokuskan pembicaraan
3. Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan
bahwa hal tersebut tidak dikehendaki
4. Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan social skill training, maka anggota
kelompok yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain
5. Bila ada anggota diskusi diam, maka fasilitator harus berperan aktif
6. Bila ada hal-hal di luar perencanaan, maka melibatkan perawat ruangan
8
I. Pelaksanaan
1. Persiapan
Merencanakan kegiatan SST
Menyiapkan terapis
Menyiapkan tempat pelaksanaan
Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan klien yang akan mengikuti SST
2. Orientasi (13 menit)
Mengucapkan salam
Perkenalan antara terapis dengan klien
Validasi dan menanyakan perasaan klien
Penjelasan tujuan, yakni Setelah dilakukan kegiatan social skill training,
diharapkan klien dapat bersosialisasi dengan orang lain:
Tata tertib :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kurang lebih 60 menit
b. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, atau merokok selama kegiatan
terapi
c. Meminta ijin dengan cara mengacungkan tangan ketika ingin ke toilet
3. Kerja (35 menit)
1) Perawat melatih kemampuan klien berkomunikasi meliputi menggunakan
bahasa tubuh, mengucapkan salam, memperkenalkan diri menjawab
pertanyaan dan bertanya untuk klarifikasi, dilanjutkan.
2) Perawat melatih kemampuan klien menjalin persahabatan meliputi kemampuan
memberikan pujian, meminta dan memberikan pertolongan kepada orang lain.
3) Perawat melatih kemampuan klien untuk terlibat dalam aktifitas bersama
dengan klien lain di ruangan.
4) Perawat melatih kemampuan klien menghadapi situasi sulit meliputi menerima
kritik, menerima penolakan, dan minta maaf
5) Mengevaluasi social skill training yaitu melatih kemampuan klien
mengemukakan pendapat tentang manfaat kegiatan yang telah dilakukan
9
2. Hasil:
No Aspek yang dinilai K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8
1 Klien mampu berkenalan
dengan orang lain dan bertanya
untuk tujuan konfirmasi
2 Klien mampu memberi pujian
dan meminta pertolongan
kepada orang lain
3 Klien mampu terlibat dalam
10
K. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mampu mengikuti kegiatan social skill training.
Klien mampu mengikuti permainan sampai selesai dan mampu melakukan interaksi
sosial dan tingkatkan reinforcement (pujian).
11
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B., 2014, Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course),
Jakarta: EGC
Tobing, D., Novianti, Sitorus, S. 2018. Pengaruh Terapi Social Skill Training terhadap
Kemampuan Bersosialisasi Klien Skizofrenia di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia. Vol 1, No 2, 2018 ISSN: 2580-3077
2. Hasil:
No Aspek yang dinilai K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8
1 Klien mampu berkenalan
dengan orang lain dan bertanya
untuk tujuan konfirmasi
13
DAFTAR HADIR
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK : SOSIALISASI
SOCIAL SKILL TRAINING