Anda di halaman 1dari 9

Rifky Dwi Fauzani

20180430183

Ekonomi Moneter (E)

UK Final Ekonomi Moneter

1. Bagaimana bentuk intervensi Bank Sentral jika menghadapi perubahan nilai tukar
yang cenderung depresiatif pada sistem nilai tukar mengambang bebas?

Pada umumnya, mekanisme kebijakan moneter untuk menstabilkan nilai tukar dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan intervensi langsung
ke pasar valuta asing dengan menambah dan mengurangi supply valuta asing. Misalnya, dalam
hal terjadi depresiasi, bank sentral melakukan intervensi dengan menambah supply valuta asing
melalui penjualan cadangan devisa yang dimiliki. Peningkatan supply valuta asing dapat
meningkatkan nilai tukar atau setidaknya mencegah depresiasi nilai tukar domestik lebih lanjut.
Sementara secara tidak langsung, kebijakan moneter dapat mempengaruhi nilai tukar melalui
pengendalian permintaan dan penawaran valuta asing secara tidak langsung. Misalnya, dalam hal
terjadi depresiasi nilai tukar rupiah, bank sentral akan melakukan operasi terbuka dengan
meningkatkan suku bunga. Berdasarkan teori interest rate parity, jika akibat peningkatan suku
bunga tersebut suku bunga di dalam negeri menjadi lebih besar dibandingkan suku bunga luar
negeri , maka aliran dana masuk akan meningkat. Peningkatan arus modal masuk mengakibatkan
semakin meningkatnya jumlah valuta asing sehingga pada lanjutannya akan nilai tukar mata
uang domestik akan mengalami apresiasi. Selain itu, peningkatan suku bunga akan mendorong
penabung menempatkan dananya di bank dalam negeri. Peningkatan jumlah simpanan dana di
bank akan mengurangi permintaan valuta asing di dalam negeri dan nilai tukar juga dapat
mengalami apresiasi.

2. Jelaskan konsep kebijakan moneter dalam perekonomian terbuka, mengapa


semakin terbuka perekonomian suatu negara maka semakin kompleks penerapan
kebijakan moneternya.
Keterbukaan ekonomi suatu negara akan membawa konsekuensi pada perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasuk kebijakan moneternya. Hal ini mengingat
semakin besar transaksi perdagangan dan keuangan internasional yang dilakukan oleh suatu
negara maka semakin besar foreign capital flows ‘aliran dana luar negeri’. Aliran dana luar
negeri tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Dalam hal terjadi capital inflows ‘aliran dana luar negeri masuk’, maka akan
terjadi pertambahan jumlah uang beredar. Sebaliknya, dalam hal terjadi capital outflow ‘aliran
dana luar negeri keluar’, maka akan terjadi pengurangan jumlah uang beredar. Dengan demikian,
kebijakan moneter perlu diarahkan agar jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan
perekonomian.

Dalam hal terjadi aliran dana luar negeri masuk yang besar, maka bank sentral dapat melakukan
kontraksi moneter untuk mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya, jika terjadi aliran dana
luar negeri keluar yang besar maka bank sentral dapat melakukan ekspansi moneter untuk
menambah jumlah uang beredar. Kontraksi atau ekspansi moneter akan dapat meningkatkan atau
menurunkan suku bunga dalam negeri. Selanjutnya, perubahan tersebut akan meningkatkan atau
menurunkan interest rate differential ‘perbedaaan suku bunga dalam dan luar negeri’, yang pada
gilirannya akan mendorong aliran dana dari dan ke luar negeri. Kondisi ini dapat mengurangi
efektivitas kebijakan moneter. Mobilitas dana dari dan ke luar negeri yang tinggi tersebut akan
menyebabkan bank sentral tidak dapat melaksanakan independent monetary policy ‘kebijakan
moneter yang independen’.10 Sementara itu, mobilitas dana dari dan ke luar negeri dipengaruhi
oleh sistem nilai tukar dan sistem devisa yang dianut suatu negara. Dengan demikian, sampai
sejauh mana pelaksanaan kebijakan moneter dapat dilakukan secara independen tergantung pada
sistem nilai tukar dan sistem devisa yang dipilih.

3. Terangkan bagaimana manajemen cadangan devisa yang dilakukan oleh Bank


Indonesia

Tujuan pengelolaan cadangan devisa adalah untuk (1) mendukung kebijakan moneter yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan menjaga nilai tukar, (2) membantu
pemerintah untuk pembayaran utang luar negeri secara tepat waktu, dan (3) membiayai kegiatan
impor dalam rangka menunjang kegiatan ekonomi di dalam negeri. Prinsip yang menjadi dasar
Bank Indonesia dalam mengelola dan memelihara cadangan devisa adalah keamanan dan
kesiagaan memenuhi kewajiban segera tanpa mengabaikan prinsip untuk memperoleh
pendapatan yang optimal. Dalam mengelola cadangan devisa, Bank Indonesia harus
mengupayakan agar cadangan devisa yang dipelihara mencapai jumlah yang dianggap cukup
untuk melaksanakan kebijakan moneter

Pengertian cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia seperti dijelaskan dalam Undang-
undang Bank Indonesia no.3 Tahun 2004 adalah “cadangan devisa negara yang dikuasai oleh
Bank Indonesia, yang tercatat pada sisi aktiva neraca Bank Indonesia”. Adapun cadangan devisa
dapat berupa :
1) uang kertas asing, giro, deposito berjangka, wesel, dan surat berharga luar negeri ;

2) tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai
alat pembayaran luar negeri, dan

3) hak atas devisa yang setiap waktu dapat ditarik dari suatu badan keuangan internasional.

Pemanfaatan cadangan devisa jenis bank notes dan cadangan devisa yang bersifat likuid paling
dominan digunakan untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan impor yang dibiayai
oleh APBN. Adapun pemanfaatan cadangan devisa untuk sterilisasi/intervensi dalam rangka
mendukung kebijakan moneter dilakukan dengan tujuan utama untuk mengendalikan
( smoothening out ) fluktuasi Rupiah agar tidak tak terkendali sehingga akan menyulitkan sektor
usaha, bukan untuk mempertahankan level tertentu dari nilai tukar. Oleh karena sistem nilai
tukar yang dianut adalah free floating exchange rate system, maka kegiatan ini dilakukan secara
berhati-hati dan dalam jumlah yang terukur sesuai dengan perkembangan indikator moneter
terutama nilai tukar rupiah dan perkembangan pasar valas dengan tetap memperhitungkan
kecukupan cadangan devisa. Selain itu, penjualan atau pembelian dolar oleh Bank Indonesia di
pasar valas juga ditujukan untuk mendukung pencapaian target moneter dengan memperhatikan
jumlah uang primer sehingga diharapkan dalam jangka menengah tingkat inflasi dapat dijaga.

Komposisi mata uang dalam cadangan devisa disesuaikan dengan kebutuhan mata uang untuk
pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Bagian terbesar komposisi mata uang adalah US
Dolar. Sasaran kebijakan umum pengelolaan cadangan devisa dimaksud adalah menjaga
keseimbangan antara pencapaian tujuan keamanan, kecukupan likuiditas, dan hasil penanaman
investasi.

Bentuk transaksi devisa yang dapat dilakukan oleh Bank Indonesia dalam kegiatan investasi
dalam rangka rangka mengelola cadangan devisa antara lain adalah membeli, menjual, dan atau
menempatkan emas, devisa, dan surat-surat berharga secara tunai atau berjangka.

Kegiatan pengelolaan cadangan devisa dilakukan dengan melaksanakan berbagai jenis transaksi
devisa yang antara lain meliputi transaksi jual beli dan penempatan devisa, emas dan surat-surat
berharga dalam valuta asing. Pelaksanaan transaksi tersebut dilakukan di berbagai pasar, yaitu
pasar valuta asing (foreign exchange market), pasar uang internasional (money market), pasar
surat-surat berharga internasional (bonds market) dan pasar emas internasional (gold market).
Adapun berbagai produk yang ditransaksikan di berbagai jenis pasar adalah sebagai berikut :

1. Pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing adalah pasar tempat terjadi transaksi jual beli valuta asing antarpelaku pasar.
Produk valuta asing yang ditransaksikan di pasar tersebut, antara lain meliputi transaksi spot,
forward, swap, option, futures, dan produk lainnya6

2. Pasar Uang Internasional


Pasar uang internasional adalah pasar tempat terjadi transaksi penanaman dana secara berjangka
dalam valuta asing, jual beli surat-surat berharga jangka pendek, dan transaksi derivatif yang
berkaitan dengan suku bunga jangka pendek. Produk pasar ini meliputi time deposit, call money,
deposit on call, certificates of deposit, banker’s acceptance, commercial paper, interest rate swap,
dan produk lainnya

3. Pasar surat-surat berharga internasional.

Pasar surat-surat berharga internasional adalah pasar dimana terjadi transaksi pembelian dan
penjualan surat-surat berharga dalam valuta asing. Jenis produk atau instrumen yang
ditransaksikan pada pasar ini meliputi fixed income securities, floating rates notes, zero coupon
bond, repurchased agreement, bond option, interest rate swap, bond futures, dan produk lainnya.

4. Pasar emas internasional.

Pasar emas internasional adalah pasar dimana terjadi transaksi penanaman dan jual beli emas
serta transaksi derivative yang berkaitan dengan emas dengan kualifikasi emas yang memenuhi
standar LGD (London Good Delivery). Adapun produk yang ditransaksikan di pasar emas
internasional meliputi deposito emas (gold deposit), Gold Location Swaps, Gold Bonds, dan
produk emas lainnya.

Di samping investasi cadangan devisa yang dilakukan sendiri oleh Bank Indonesia, pengelolaan
cadangan devisa juga dilakukan oleh pengelola dana ekstern (EPM atau external Portfolio
Manager) yang ditunjuk oleh Bank Indonesia dengan persyaratan tertentu. Tujuan penggunaan
EPM di samping sebagai pembanding dalam memperoleh hasil (return) investasi, juga
dimaksudkan sebagai ajang pembelajaran produk-produk tertentu sebelum staf Bank Indonesia
sendiri mampu melakukannya (karena berisiko, misalnya, atau sistemnya belum pernah ada di
dalam sistem Bank Indonesia). EPM yang digunakan oleh Bank Indonesia adalah lembaga
keuangan internasional dengan kualifikasi bagus, dan memiliki kesamaan filosofi dan tujuan
investasi dengan Bank Indonesia.

4. Dengan menggunakan contoh, terangkan baik menggunakan gambar maupun


analisis, proses transmisi kebijakan moneter menggunakan jalur Harga Aset.

Kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan harga-harga aset lain, baik harga aset
finansial seperti yield obligasi dan harga saham, maupu harga aset fisik khususnya harga aset
properti dan emas. Transmisi ini terjadi karena penanaman dana oleh para investor dalam
portofolio investasinya tidak saja berupa simpanan di bank dan instrumen lainnya di pasar uang
rupiah dan valuta asing, tetapi juga bentuk obligasi, saham, dan aset fisik. Dengan demikian,
perubahan suku bunga dan nilai tukar maupun besarnya investasi di pasar uang rupiah dan valuta
asing akan berpengaruh pula terhadap volume dan harga obligasi, saham, dan aset fisik tersebut.
Mekanisme transmisi melalui jalur harga aset dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Pengaruh kebijakan moneter terhadap perkembangan harga aset selanjutnya akan berdampak
pada berbagai aktifitas sektor rill. Mekanisme transmisi melalui jalur harga aset ini terjadi
melalui pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi bagi para investor, baik karena perubahan
kekayaan yang dimiliki maupun perubahan tingkat pendapatan yang dikonsumsi yang timbul
dari penerimaan hasil penanaman aset finansial dan asset fisik tersebut. Selain itu, pengaruh
harga aset terhadap sektor riil juga terjadi pada permintaan investasi oleh perusahaan. Hal ini
disebabkan oleh perubahan harga aset tersebut, baik yield obligasi, return saham, dan harga set
properti, berpengaruh terhadap biaya modal yang harus dikeluarkan dalam produksi dan investasi
oleh perusahaan. Selanjutnya, pengaruh harga aset pada konsumsi dan investasi tersebut akan
mempengaruhi pula permintaan agregat dan pada akhirnya akan menentukan tingkat output riil
dan inflasi dalam ekonomi.

5. Dengan menggunakan bantuan kurva IS-LM jelaskan bagaimana terjadinya


kondisi Crowding Out

Dalam ilmu ekonomi, crowding out adalah fenomena yang terjadi ketika Kebijakan Fiskal
menyebabkan suku bunga meningkat, sehingga mengurangi investasi. Perubahan kebijakan
fiskal menggeser kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang. Fiskal menggeser
kurva IS ke kanan dari IS1 ke IS2. Fiskal meningkatkan pendapatan dari Y1 ke Y2 dan suku
bunga naik dari r1 ke r2. Jika tingkat bunga tetap konstan pada i1, pasar barang berada dalam
keseimbangan dalaam pengeluaran yang direncanakan (output), tetapi pasar uang tidak lagi
dalam keseimbangan.menerapkan kebijakan fiskal dapat mengurangi investasi, karena tingkat
bunganya tinggi yang didorong oleh kenaikan pendapatan. Crowding out terjadi kareena
penambahan pengeluaran pemerintah yang didapatkan dengan cara pemberlakuan kebijakan
fiskal sehingga efeknya menjadi nol, karena penambahan pengeluaran pemerintah dibarengi
dengan penurunan investasi swasta.

Menurut kaum monetaris, kebijakan fiskal menyebabkan crowding out. Menurut orang moneteris
kebijakan fiskal hanya akan mengakibatkan “Crowding Out” karena menurut mereka kebijakan
makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan membuat keadaan
perekonomian menjadi lebih buruk. Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa
“kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan bukan bagian
dari solusi”. Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur
tangan pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian. Kebijakan fiskal itu
sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapatan nasional riil
maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu
sarana atau alat stabilisasi yang efektif. Misa1nya dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi dan dalam mengatasi pengangguran, kub Keynesian lebih menyukai kebijaksanaan
fiskal yang bersifat ekspansif. Sebaliknya kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter
yang kontraktif. Intenvensi pemerintah untuk meningkatkan output dengan menggunakan
kebijaksanaan fiskal tidak disenangi Friedman Misalnya ada usaha untuk meningkatkan output
dengan menurunkan pajak. Menurut Keynesian langkah ini akan meningkatkan output. Dalam
”Bahasa” kurva IS-LM yang dikembangkan Keynesian, hal ini terjadi karena penurunan dalam
pajak akan mendorong kurva IS bergerak ke kanan. Tetapi menurut kaum moneteris hal seperti
ini tidak akan terjadi, sebab dalam perekonomian yang sudah memanfaatkan sumber daya secara
penuh maka kurva LM berbentuk tegak lurus,dampak dan pergeseran kurva IS tidak akan
memberi pengaruh pada output sehingga akan terjadi keadaan crowding-out effect. Itulah
pandangan kaum moneteris yang menyatakan bahwa kebijakan fiskal akan menimbulkan
crowding out.

6. Sebut dan jelaskan beberapa hal yang dipertimbangkan oleh otoritas moneter
dalam melakukan kebijakan moneter
 Siklus Kegiatan Ekonomi

Ada dua jenis kebijakan moneter terkait dengan siklus kegiatan ekonomi :

Kebijakan moneter ekspansif :

Merupakan moneter yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, antara lain melalui
peningkatan jumlah uang beredar.

Kebijakan Moneter Kontraktif :

Merupakan kebijakan moneter untuk memperlambat kegiatan ekonomi, antara lain melalui
penurunan jumlah uang beredar.

Kebijakan Moneter tidak dapat dilakukan secara terpisah dengan penerapan kebijakan makro
lainnya : Kebiajakn fiskal dan kebijakan sektor riil ( policy Mix atau bauran kebijakan )

Policy mix dapat dilakukan melalui beberapa skenario, misalnya :

- Kebijakan moneter ekspansif/fiskal ekspansif


- Kebijakan moneter kontraktif/fiskal ekspansif
- Kebijakan moneter ekspansif/fiskal kontraktif
- Kebijakan moneter kontraktif/fiskal kontrkatif
 Sifat Perekonomian Suatu Negara

Keterbukaan ekonomi suatu negara berdampak pada peningkatan traksaksi perdagangan antar
negara, dan diikuti dengan perkembangan di sektor keuangan internasional.

Keterbukaan ekonomi suautu negara berimplikasi pada perencanaan dan pelaksanaan kebijakan
ekonomi makro, termasuk kebijakan moneternya

Adanya transaksi internasional berpengaruh pada aliran dana luar negri yang akan
mempengaruhi jumlah uang beredar domestik.

Mobilitas dana dari dan dari luar negri karena transaksi internasional dipengaruhi oleh sistem
nilai tukar dan sistem devisa yang dianut oleh suatu negara, dan hal ini akan berpengaruh pada
pelaksanaan kebijakan Moneternya.

 Faktor fundamental ekonomi lainnya

Sistem Nilai Tukar

Ada tiga (3) sistem nilai tukar yang dikenal dalam perekonomian :

Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate system)

- Nilai tukar atau kurs ditetapkan pada nilai tertentu terhadap mata mata uang lain.
- Bank central akan siap untuk menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk
mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan
- Bank central dapat melakukan devaluasi atau revaluasi atas nilai tukar yang ditetapkan.

Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melakukan penetapan nilai tukar :

a. Pegged to a currency
b. Pegged to a basket of currency
c. Currency Board System

B. Sistem Nilai Tukar Mengambang ( Floating exchange Rate )

Nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi
di pasar.

C. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali ( Managed Floating Exchange Rate )

Nilai tukar ditentukan sesuai dengan mekanisme pasar selama dalam batas pita intervensi
(Intervention band) yang ditetapkan oleh bank central.

Masing-masing sistem nilai tukar memiliki kelebihan dan kelemahan.

Pemilihan sistem nilai tukar yang ditetapkan di suatu negara tergantung pada situasi dan kondisi
perekonomian negara ybs, terutama :

a. Besarnya cadangan devisa yang dimiliki


b. Keterbukaan ekonomi
c. Sistem devisa yang dianut
d. Besarnya volume pasar valas domestic

SISTEM DEVISA

Penetapan sistem devisa pada suatu negara ditujukan untuk mengatur pergerakan lalu-lintas
devisa antara penduduk dan bukan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

Ada tiga (3) sistem devisa :

a. Sistem devisa terkontrol :

Pada sistem ini devisa pada dasarnya dimiliki oleh negara, oleh karena itu setiap perolehan
devisa oleh masyarakat diserahkan kepada negara dan setiap penggunaannya harus memperoleh
izin dari negara.

b. Sistem devisa semi terkontrol :


Kewajiban penyerahan dan izin dari negara diterapkan untuk perolehan dan penggunaan devisa
tertentu, sedangkan jenis devisa lainnya dapat secara bebas perolehan dan penggunaannya

c. Sistem devisa Bebas :

Masyarakat dapat secara bebas memperoleh dan menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai