Anda di halaman 1dari 27

Dra. Siti Fatimah, M.Si. & Edutivia Mardetini, M.Ak.

2021
Harga Pokok Pesanan

• Perusahaan yang produksinya


berdasarkan pesanan mengolah
bahan baku menjadi produk jadi
berdasarkan pesanan dari luar atau
dari dalam perusahaan
Job Order Costing
Produksi atau pembuatan pesanan spesifik
dikenal dengan job order system. Supyono
(1992:36) dalam buku Akuntansi Biaya,
Pengumpulan Biaya dan Penentuan HPP,
memberikan definisi sebagai berikut :
“Metode Harga Pokok Pesanan adalah
Metode pengumpulan harga pokok produk
dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
pemesanan atau kontrak jasa secara
terpisah, dan setiap kontrak pesanan dapat
dipisahkan identitasnya”
FULL COSTING

YAITU: METODE PENENTUAN HARGA


POKOK PRODUKSI YANG
MEMBEBANKAN SELURUH BIAYA
PRODUKSI BAIK YANG BERPRILAKU
TETAP MAUPUN BERPRILAKU
VARIABEL KE DALAM HP PRODUK
VARIABLE COSTING

YAITU: METODE PENENTUAN


HARGA POKOK PRODUKSI
YANG HANYA MEMBEBANKAN
BIAYA PRODUKSI VARIABEL
SAJA KE DALAM HARGA
POKOK PRODUK
Variable Costing

Variable Costing adalah metode


penentuan harga pokok yang hanya
memasukkan komponen biaya
produksi yang bersifat variabel
sebagai unsur harga pokok, yang
meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel.
PERBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN
METODE VARIABLE COSTING

• SECARA UMUM PERBEDAAN POKOK ANTARA


KEDUA METODE TERSEBUT TERLETAK PADA
PERLAKUAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI
YANG BERPRILAKU TETAP. PERBEDAAN
PERLAKUAAN TERHADAP BIAYA TETAP
BERAKIBAT PADA:
• PERHITUNGAN HP PRODUKSI DAN
• PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI
PERBANDINGAN METODE FULL COSTING
DENGAN METODE VARIABLE COSTING DITINJAU
DARI SUDUT PENENTUAN HP PRODUKSI

• HP PRODUKSI MENURUT METODE FULL


COSTING:
• HP PRODUK=BBB, BTKL, BOP TETAP, BOP
VARIABEL

• HP PRODUKSI MENURUT METODE VAR


COSTING:
• HP PRODUK=BBB, BTKL, BOP VARIABEL
Biaya Tenaga Kerja
• Biaya tenaga kerja adalah biaya yang
dikeluarkan sebagai akibat pemanfaatan
tenaga kerja dalam melakukan produksi
(Muhadi, 2001:55).
Biaya Overhead Pabrik
Pada umumnya biaya overhead pabrik
didefinisikan sebagai biaya penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung, dan semua biaya-biaya
produksi yang lain yang tidak dapat dengan mudah
diidentifikasikan ataupun dibebankan secara
langsung pada pesanan tertentu (Muhadi, 2001:61).
Klasifikasi biaya dalam metode variabel
costing
• Dalam metode variabel costing, biaya perlu
dipisahkan menurut perilaku biaya sesuai
dengan perubahan volume kegiatan
• Biaya Produksi menurut metode variabel costing
terdiri dari:
• - Biaya bahan baku
• - Biaya tenaga kerja langsung
• - Biaya overhead pabrik variabel
• BOP tetap diperhitungkan sebagai biaya periode
dan dibebankan sebagai biaya dalam periode
terjadinya, tidak diperhitungkan sebagai harga
pokok produksi
Akuntansi Biaya Produksi dan biaya non produksi dilakukan
sbb:
1. Biaya produksi variabel seperti biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung dicatat pada saat terjadinya
dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses
2. BOP variabel dibebankan pada pesanan tertentu
berdasarkan tarif ditentukan di muka, dengan mendebit
rekening BDP-Biaya Overhead Pabrik
3. BOP yang sesungguhnya terjadi dicatat, dengan pertama
kali mendebit rekening BOP sesungguhnya. Pada akhir
bulan, BOP yang sesungguhnya terjadi, yang didebitkan ke
dalam rekening BOP sesungguhnya, dianalisis untuk
menentukan BOP variabel dan BOP tetap
BOP variabel sesungguhnya xx
BOP tetap sesungguhnya xx
BOP sesungguhnya xx
4. BOP variabel yang dibebankan
kepada produk selama periode
akuntansi tertentu ditutup ke
rekening BOP variabel
sesungguhnya untuk menghitung
pembebanan lebih/kurang BOP
variabel
5. By.Pemasaran dan Biaya adm &
umum juga perlu dipisahkan menurut
perilakunya
Akuntansi variabel costing dengan metode
hp pesanan
Pemakaian bahan baku :
BDP – Biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx

Pemakaian bahan penolong :


BOP sesungguhnya xxx
Persediaan bahan penolong xxx
Biaya tenaga kerja :
BDP – BTKL xxx
BOP sesungguhnya xxx
Biaya adm. & umum xxx
Biaya pemasaran xxx
Gaji dan upah xxx
BOP yang dibebankan :
BDP – BOP var xxx
BOP var yg dibebankan xxx

BOP yang sesungguhnya :


BOP yg sesungguhnya xxx
Macam-macam rek. Yg dikredit xxx
Pemisahan BOP sesungguhnya
BOP var sesungguhnya xxx
BOP tetap sungguhnya
BOP sesungguhnya xxx
Penutup BOP var yg dibebankan :
BOP var yg dibebankan xxx
pembebanan lebih/kurang bop xxx
BOP yg sesungguhnya xxx

Pencatatan harga pokok produk jadi :


Persediaan produk jadi xxx
BDP - Biaya bahan baku xxx
BDP – Biaya tenaga kerja langsung xxx
BDP-BOP var xxx
Pencatatan harga pokok produk yang dijual :
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx
Pencatatan pendapatan penjualan :
Piutang dagang / Kas xxx
Hasil Penjualan xxx
Contoh variabel costing dgn metode harga pokok pesanan
PT ABC berusaha dalam bidang percetakan. Proses produksinya
dilaksanakan berdasarkan pesanan dari pelanggan. Metode penentuan
harga pokok produksi yang digunakan adalah metode variabel costing.
Pada Jan 2015, persediaan produk dalam proses PT ABC adalah sbb:
Harga Pokok Produk dlm proses awal
Pesanan Pesanan Pesanan
Total
101 102 103
B. Bahan Baku Rp. 150.000 Rp. 125.000 Rp. 115.000 Rp.
365.000
BTKL 130.000 100.000 75.000 330.000
BOP var 65.000 50.000 37.500 152.500
By. Total 345.000 275.000 227.500 847.500
Dlm bulan Jan 2015, perusahaan melakukan transaksi sbb:
1. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk menyelesaian
produk yang masih dalam proses pada awal bulan dan pengolahan
pesanan 104 yang diterima dlm bulan Jan 2015 sbb:
Pesanan 101 Rp. 50.000
Pesanan 102 40.000
Pesanan 103 20.000
Pesanan 104 130.000
Pemakaian bahan penolong selama Jan 2015 berjumlah Rp. 25.000
2. Menurut kartu jam kerja, jumlah jam kerja yang dikonsumsi untuk mengerjakan
berbagai pesanan yang diproduksi dalam Januari 2015 adalah sbb:
Data Biaya Tenaga Kerja Jan 2015
No. Pesanan Jam Kerja Lgs Upah Lgs
Pesanan 101 75 jam Rp. 75.000
Pesanan 102 30 jam 30.000
Pesanan 103 55 jam 55.000
Pesanan 104 100 jam 100.000
Juml BTKL Rp.260.000

B.Tenaga Kerja Tidak Lgs 50.000


B. Tenaga Kerja Pemasaran 125.000
B. Tenaga Kerja adm dan umum 140.000
Juml biaya tenaga kerja Rp. 575.000
 Note:
a. By. Tenaga kerja tidak lgs adalah berperilaku tetap
b. By. Tenaga kerja di fungsi pemasaran dan fungsi adm & umum
dipisahkan menurut perilakunya sbb:
Variabel Tetap
By. Tenaga Kerja Pemasaran Rp. 75.000 Rp. 50.000
By. Tenaga Kerja Adm & Umum 100.000 40.000
Total Biaya 175.000 90.000
c. Tarif pembebanan BOP kpd produk ditentukan menurut anggaran sebesar
Rp.500 per jam tenaga kerja lgs
d. BOP yang sesungguhnya terjadi (kecuali B.Bahan Penolong sebesar Rp.
25.000 dan by. Tenaga kerja tidak lgs pabrik Rp. 50.000) adalah sebesar
Rp. 192.000. BOP ini terdiri dari BOP variabel sebesar Rp. 142.000 dan
BOP tetap Rp. 50.000
e. Pesanan no. 101, 102, dan 103 telah selesai diproduksi dlm bulan Jan 2015.
Pesanan no. 101 dan 102 diserahkan kepada pemesan dengan harga
jual:
Pesanan 101 Rp. 750.000
Pesanan 102 650.000
Jumlah Rp. 1.400.000
Akuntansi By. Produksi dan by. Non produksi dalam
metode variabel costing dibagi menjadi tahap sbb:
1. Pencatatan bahan baku dan bahan penolong
2. Pencatatan BTKL
3. Pencatatan Pembebanan BOP variabel kpd produk
4. Pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi
5. Pemisahan BOP sesungguhnya ke dalam biaya
variabel dan biaya tetap
6. Pencatatan harga pokok produk jadi
7. Penutupan rekening BOP variabel yang
dibebankan ke rekening BOP variabel
sesungguhnya
8. Pencatatan biaya komersial
9. Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan
• Pencatatan pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
BDP-By Bahan Baku 240.000 -
Persediaan Bahan baku - 240.000
Pemakaian bahan penolong
BOP sesungguhnya 25.000 -
Persediaan bahan penolong - 25.000
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
BDP-BTKL 260.000
BOP sesungguhnya 50.000
By. Pemasaran 125.000
By. Adm & umum 140.000
Gaji dan upah 575.000

Pencatatan Pembebanan BOP variabel kepada produk


Didasarkan pada saat pembuatan anggaran sebesar Rp.500/jam
tenaga kerja langsung. Pembebanan BOP variabel kpd tiap
pesanan adl sbb:
Pesanan Jam Tenaga Kerja Tarif BOP var yg dibebankan
pd produk
101 75 jam Rp.500 Rp. 37.500
102 30 jam 500 15.000
103 55 jam 500 27.500
104 100 jam 500 50.000
Jumlah BTKL Rp. 130.000
Pembebanan BOP variabel kepada produk dicatat sbb:
BDP-BOP variabel Rp. 130.000
BOP var yg dibebankan Rp. 130.000
- Pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya Rp. 192.000
Berbagai rekening di kredit Rp. 192.000
- Pencatatan Pemisahan BOP sesungguhnya ke dalam By. Variabel dan
By. Tetap
BOP var sesungguhnya Rp. 142.000
BOP tetap sesungguhnya Rp. 50.000
BOP sesungguhnya Rp. 192.000
Kartu HP pesanan
Pesanan B.Bahan Baku BTKL BOP var Total
101Awal 150.000 130.000 65.000 345.000
Jan 50.000 75.000 37.500 162.500
200.000 205.000 102.500 507.500

102 125.000 100.000 50.000 275.000


40.000 30.000 15.000 85.000
165.000 130.000 65.000 360.000

103 115.000 75.000 37.500 227.500


20.000 55.000 27.500 102.500
135.000 130.000 65.000 330.000

104(produk blm selesai) 0 0 0 0


130.000 100.000 50.000 280.000
130.000 100.000 50.000 280.000
Total By. Produksi
Pesanan 101 Rp. 507.500
Pesanan 102 360.000
Pesanan 103 330.000
JUMLAH Rp. 1.197.500
Pencatatan Harga Pokok Pesanan Yang telah selesai di bln Jan
Persediaan Produk Jadi 1.197.500
BDP-B. Bahan Baku 500.000
BDP- BTKL 465.000
BDP- BOP var 232.500
Pencatatan penutupan rekening BOP variabel yang dibebankan
BOP var yang dibebankan 130.000
Pembebanan lebih atau kurang BOP var 12.000
BOP sesungguhnya 142.000
By. Pemasaran Rp. 125.000
By. Adm & Umum 140.000
Berbagai rekening di kredit Rp. 265.000

Pemisahan by non produksi menurut perilakunya


dicatat dg jurnal:
By. Pemasaran variabel 75.000
By. Pemasaran tetap 50.000
By. Adm & umum var 100.000
By. Adm & umum tetap 40.000
By. Pemasaran Rp. 125.000
By. Adm dan umum 140.000
Pencatatan penyerahan produk ke pemesan
Kas atau piutang xxx
Hasil Penjualan xxx

Pencatatan Harga pokok pesanan yg


diserahkan kpd pemesan
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx
THE END
Terima Kasih
SEE YOU

Anda mungkin juga menyukai