RASIO LIKUIDITAS
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus
segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-
utang jangka pendek yang dimiliki. Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas
perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak
managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.
1. Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga
working capital ratio :
utang lancar
= 2.08
= 3.30
Perbedaan rasio lancar antara tahun 2000 dan 2001 terjadi karena peningkatan aktiva lancar yang pada
tahun 2000 sebesar Rp. 1281,- dan pada tahun 2001 sebesar Rp 1388, . serta adanya pengurangan
utang lancar yang pada tahun 2000 sebesar Rp. 615 dan pada tahun 2001 sebesar Rp. 421.
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan suratberharga hal yang menyebabkan laporan
keuangan perlu dilihat cash ratio.
Utang lancar
Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas
yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.
Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm
mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva
lancar yaitu kas, piutang dan suratberharga :
Utang lancar
615
= 1.13
421
= 2.18
Jadi setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh RP 2.18 aktiva lancar di luar persediaan
Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dlm jangka
pendek, utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi.
perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk
menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.
Aktiva tetap
1710
= 0.39
1.873
= 0,52
RASIO LEVERAGE
Rasio leverage yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio-
Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba.
kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman
yang digunakan perusahaan.
Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki prusahaan.
Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari
perusahaan yang diberi kerdit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu
likuiditas.
Total Aktiva
= 0.39
= 0.29
Dari hasil perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh debt ratio sebesar 0.39 yang artinya adalah
prosentasi aktiva didanai dari hutang sebesar 39%, sedangakn untuk tahun 2001 diperoleh debt ratio
sebesar 0.29 yang artinya adalah prosentasi aktiva yang didanai dari hutang sebesar 29%. Terjadinya
penurunan debt ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat dengan semakin
menurunnya hutang dalam pendanaan akitiva.
Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui
berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan
modal pemilik.
Modal pemilik
= 0.65
Ini menunjukkan setiap Rp 1,- Modal pemilik menjamin utang sebesar Rp 0.41
RASIO AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan
dana yang digunakan perusahaan.
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang
rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang
tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
Jumlah Piutang
= 5.9 x
= 5.7 x
Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan piutang digunakan untuk menghitung
waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang.
= 62 hari
= 64 hari
= 7.23
= 7.02
Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh fixed assets turnover ratio sebesar 7.23 artinya
dalam tahun tersebut aktiva tetap menghasilkan penjualan 7.23 X. sedangkan untuk tahun 2001
diperoleh fixed assets turnover ratio sebesar 7.02 artinya dalam tahun tersebut aktiva tetap
menghasilkan penjualan sebesar 7.02 X.
= 1.81
= 1.82
Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 dapat diperoleh total assets turnover ratio sebesar 1.81
artinya dalam tahun tersebut aktiva menghasilkan penjualan 1.81 X, sedangkan pada tahun 2006
diperoleh total assets turnover ratio sebesar 1.82 artinya pada tahun tersebut aktiva menghasilkan
penjualan 1.82 X.
RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan
yang telah diambil.
Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari
penjualan yang merupakan laba kotor.
Penjualan bersih
= 39%
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.
Penjualan bersih
= 1.3%
= 0.9%
3. Operating Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok penjualan + Biaya
pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka untuk biaya operasi.
penjualan bersih
= 86%
= 84%
Adalah ratio yang membandingkan antara laba setelah pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan
berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak.
penjualan bersih
= 10%
Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh net profit margin sebesar 8% dan pada tahun 2001
sebesar 10 % yang artinya margin laba atas pada perusahaan PT Abadi Djaya mengalami peningkatan.
Dapat dikatakan bahwa kinerja dalam menghasilkan margin atas laba penjualan sangat baik.
Total aktiva
= 14 %
= 18 %
Dari perhitungan diatas,pada tahun 2000 diperoleh return on total assets sebesar 14% dan pada tahun
2001 sebesar 18%. hal ini menunjukkan tingkat pengembalian laba atas total aktiva pada perusahaan PT
Abadi Djaya meningkat dengan kata lain perusahaan mampu menghasilkan laba yang dapat
meningkatkan jumlah aktiva perusahaan.
Modal sendiri
= 23 %
= 25 %
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2000 diperoleh return on common equity sebesar 23% dan pada
tahun 2001 sebesar 25%. hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan
dalam pengembalian modal.
RASIO RENTABILITAS/MARKET VALUE
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
1. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating Assets)
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang
diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah
semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Laba Usaha
Rumus perhitungannya adalah =
Aktiva Usaha
= 0,38
6. Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan
keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga
tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil.
Harga Pokok+Biaya Operasi
Operating Ratio =
Penjualan
= 1,08
= 0,9