Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

OBLIGASI

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen


Investasi dan Pasar Modal yang di empu oleh :

Lia Rachmawati, S.E., M.Ak

Disusun oleh :
Zumratul Aini 18.104100
Ana Dofa 18.104126
Risqi Sofatul Hasanah 18.104273
Ragita Feby Isnayni 18.104311

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANDALA
JEMBER
TAHUN 2020
A. DEFINISI OBLIGASI
Obligasi merupakan bentuk surat berharga yang dijual kepada publik, yang
didalamnya tercantum ketentuan-ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti
nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan beberapa
ketentuan lain yang dijelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh lembaga
yang terkait.
Ada beberapa pendapat lain yang mendefinisikan tentang obligasi yaitu :
1. Obligasi (bond) merupakan janji tertulis dari sebuah perusahaan, pemerintah,
atau lembaga keuangan lainnya untuk membayar sebanyak nilai nominal pada
waktu jatuh tempo.
2. Obligasi (bond) adalah sekuritas hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh
sebuah perusahaan atau pemerintah, yang memiliki suku bunga dan tanggal
jatuh tempo yang tetap.2
3. A dictionary of Economics, Business & Finance, memberikan beberapa
definisi obligasi sebagai berikut.
a. Persetujuan atau perjanjian tertulis yang telah ditetapkan pemerintah atau
pihak lainnya. Perjanjian tersebut menjelaskan bahwa perusahaan harus
membayar sejumlah harta dan bunga pada tanggal yang telah ditetapkan.
b. Perjanjian antara dua orang atau lebih, dengan tujuan agar salah satu pihak
mempunyai kewajiban untuk membayar utang kepada pihak lain.

B. KARAKTERISTIK OBLIGASI
Obligasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1. Nilai nominal atau nilai utang pokok, yaitu nilai yang harus dibayar bunganya
oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.
2. Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada
saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit
adalah setelah dikurangi biaya-biaya penerbit.
3. Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat
tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi.
4. Kupon, yaitu suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang
obligasi. Biasanya suku bunga ini memiliki besaran yang tetap sepanjang
masa berlakunya obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar
uang.
5. Tanggal kupon, yaitu tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada
pemegang obligasi.
6. Dokumen resmi, yaitu suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-
hak dari pemegang saham.
7. Hak opsi, suatu obligasi dapat memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada
pembeli obligasi ataupun penerbit obligasi.
8. Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk
melunasi obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis
ini dikenal sebagai obligasi opsi beli.
9. Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
memaksa penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa
jatuh tempo.
10. Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimana opsi beli atau opsi jual dapat
dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi, diaman pada umumnya
terdapat 4 cara pelaksanaan opsi, yaitu :
a. Gaya Bermuda memiliki beberapa tanggal pelaksanaan yang biasanya
disesuaikan dengan tanggal kuponnya.
b. Gaya Eropa hanya memiliki satu tanggal pelaksanaan, ini merupakan
kasus khusus gaya bermuda.
c. Gaya Amerika opsi dapat dilaksanakan setiap saat hingga masa jatuh
tempo.
d. Penjualan karena kematian adalah opsi yang diberikan kepada ahli waris
pemegang opsi untuk menjual kembali obligasinya kepada penerbit dalam
hal terjadinya kematian pada pemegang obligasi atau menderita cacat
tetap.

C. SUKUK DAN KONSEP OBLIGASI SYARIAH


Istilah sukuk (‫ )صكؤك‬berasal dari bahasa Arab, yaitu shak yang berarti
sertifikat atau hak. Konsep dasar sukuk ini adalah bagi hasil dan menghindari
sistem bunga sebagaimana yang berlaku dalam konsep obligasi konvensional.
Oleh karena itu, sukuk diciptakan dengan acuan menghindari tiga konsep
berikut :
 riba
 gharara, dan
 maysir
Selanjutnya, penerbitan sukuk harus memenuhi 4 akad, yaitu ijarah
(pemindahan hak guna/manfaat), kafalah (jaminan), mudharabah
(pendanaan/investasi), dan wakalah (pelimpahan kekuasaan). Dengan begitu
penerbitan sukuk ini memerlukan penerapan underlying asset.

D. SYARAT SEBUAH PERUSAHAAN BERHAK MENERBITKAN


OBLIGASI
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi :
a. Mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh OJK, diantaranya melaporkan
pada OJK bahwa yang bersangkutan berkeinginan untuk menerbitkan
obligasi, dan OJK secara efektif menyatakan layak.
b. Perusahaan yang bersangkutan telah dinyatakan memiliki nama dan
reputasi yang baik.
c. Laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan telah diaudit oleh
akuntan yang terdaftar.
d. Pada dua dan tiga tahun terakhir perusahaan selalu mendapat keuntungan
dan tidak mengalami kerugian.

E. PIHAK YANG BERHAK MENERBITKAN OBLIGASI


Obligasi diterbitkan oleh pihak-pihak yang memiliki legalitas dari segi
hukum. Pihak-pihak yang berhak menerbitkan obligasi adalah :
a. Perusahaan,
b. Pemerintah,
c. Pemerintah negara bagian (di Indonesia sering dijelaskan dengan
Pemerintah daerah/Pemda),
d. Pemerintah asing, dan
e. Perusahaan asing.

F. ALASAN SEBUAH PERUSAHAAN MENERBITKAN OBLIGASI


Pada saat suatu perusahaan menerbitkan obligasi ada beberapa alasan
yang mendasar yaitu :
a. Penetapan bunga obligasi biasanya tidak terlalu tinggi.
b. Biaya dalam penerbitan atau mencetak obligasi lebih murah dibandingkan
dengan menerbitkan saham, karena menerbitkan saham dihitung per lot (1
lot sama dengan 500 lembar).
c. Pada saat obligasi dijual ke publik, kemudian terjadi kendala dalam
pembayarannya, perusahaan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan mengalihkan pemegang obligasi menjadi pemegang saham yang
biasa dikenal dengan obligasi konversi (yang memiliki jenis dan
karakteristik berbeda dari obligasi biasa).

G. ALASAN SESEORANG UNTUK MEMBELI OBLIGASI


Pada saat seseorang ingin membeli obligasi ada beberapa alasan yang
mendasarinya, yaitu :
a. Obligasi jauh dari resiko, karena tingkat suku bunganya tetap (tidak
berubah).
b. Obligasi diterbitkan oleh institusi yang memiliki badan hukum yang jelas
dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memiliki mekanisme
penyelesaian ketika obligasi tersebut bermasalah.
c. Seorang investor yang membeli obligasi dapat mempertahankan obligasi
yang dimilikinya hingga masa jatuh temponya tiba dan selanjutnya
mengambil atau memperoleh pendapatan tersebut untuk diinvestasikan
kembali.
d. Jika pemegang obligasi merasa terdesak oleh kewajiban untuk membayar
utang, misalnya karena tagihan dari pihak lain, maka ia dapat
meminjamkan obligasinya sebagai jaminan hingga utang tersebut dilunasi.
e. Kemampuan sebuah institusi dalam membeli berbagai jenis obligasi yang
berasal dari perusahaan, negara dan pemerintah negara bagian akan
mempengaruhi penilaian publik terhadap kapasitas finansial perubahan
yang dianggap kuat (reputasi perusahaan meningkat).

H. PERINGKAT OBLIGASI
Pembeli menilai obligasi yang dijual ke publik berdasarkan peringkat
(rating). Peringkat tersebut menggambarkan kredibilitas dan prospek yang
menjadikan obligasi tersebut layak untuk dibeli dan dijadikan sebagai salah
satu aset lancar (current asset) perusahaan. Penentuan obligasi yang akan
dibeli didasarkan pada rekomendasi dari lembaga pemeringkat yang selama ini
telah terpercaya dan teruji penilaiannya di tingkat internasional. Di Indonesia,
perusahaan yang bertugas sebagai lembaga pemeringkat di antaranya PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), PT Kasnic, dan lain-lain.

Kategori dan Definisi Peringkat Obligasi


Moody’s S&P Arti
Aaa AAA Kualitas terbaik dengan resiko terkecil, penerbitnya
stabil dan dapat diandalkan
Aa AA Kualitas tinggi dengan resiko jangka panjang yang
sedikit lebih tinggi
A A Kualitas tinggi hingga menengah dengan banyak
atribut kuat, tetapi agak rentan terhadap kondisi
perekonomian
Baa BBB Kualitas menengah, jangka panjang memadai, tetapi
kurang dapat diandalkan untuk jangka panjang
Ba BB Ada unsur spekuratif dengan tingkat keamanan yang
moderat, tetapi tidak ada jaminan keamanan
B B Mampu membayar sekarang, tetapi dengan resiko
macet di masa yang akan datang
Caa CCC Kualitas rendah, bahaya nyata tentang kegagalan di
masa yang akan datang
Ca CC Kualitas yang berspekulasi tinggi, sering gagal
C C Urutan terendah, prospek pembayaran kembali rendah
meskipun ada kemungkinan masih dapat terbayar
K K Tidak mampu membayar bunga

Dalam prinspi kehati-hatian (prudent principle) telah dijelaskan bahwa


meskipun suatu lembaga yang prestisius telah mengeluarkan dan memberikan
informasi tentang peringkat obligasi, namun tetaplah tidak ada yang dapat
memprediksi kondisi seperti apa yang akan terjadi di masa depan.
Sebagaimana ditegaskan oleh Diana Laura Darmawan bahwa, “Peringkat
masing-masing obligasi dari lembaga pemeringkat pada kenyataannya tidak
dapat menjamin dengan pasti tingkat pengembalian terhadap para investor”.

I. COMMERCIAL PAPER
Commercial paper memiliki beberapa ketentuan, yaitu tercantumnya
nilai nominal, adanya tenggat waktu (deadline) kapan harus dibayar, serta
menjelaskan nama pihak yang menerbitkannya. Kebanyakan commercial
paper diterbitkan oleh lembaga keuangan seperti bank holding company dan
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penjualan dan keuangan pribadi,
asuransi, dan leasing (William E. Sharpe, et all).
Jika dana dari obligasi tersebut selanjutnya digunakan untuk
menghasilkan produk, baik barang maupun jasa (goods and service), maka
keseimbangan jumlah uang tunai yang dikeluarkan dan kemampuan
perusahaan menghasilkan produk adalah suatu hal yang harus benar-benar
dikendalikan dan direncanakan dengan baik, karena :
1. Pertama, jika kemampuan produksinya tidak sesuai dengan uang tunai
yang telah dikeluarkan, maka pembelian obligasi tidak akan memberikan
profit bagi perusahaan. Kondisi tersebut memungkinkan perusahaan
mengalami resiko gagal bayar (default risk), bahkan memungkinkan
perusahaan melakukan suatu kebijakan dalam mengonversi pemegang
obligasi menjadi pemegang saham.
2. Kedua, jika besarnya uang tunai yang dikeluarkan dan daya produksi yang
dilakukan adalah sama, atau bahkan lebih sedikit, maka pembelian obligasi
juga belum mampu memberikan profit secara berkelanjutan bagi
perusahaan, karena jika suatu perusahaan memperoleh profit, profit
tersebut lebih terlihat sebagai bentuk keuntungan yang terjadi secara
fluktuasi di pasaran, bukan keuntungan yang ditargetkan (profit target).
Selain itu, karena sifatnya fluktuatif, kita tidak dapat menjamin apakah
profit yang diterima betul-betul aman. Bisa saja obligasi tersebut termasuk
dalam kategori obligasi yang beresiko tinggi (termasuk dari kondisi
penundaan pembayaran).
3. Ketiga, kondisi suatu perusahaan (institusi) harus menunjukkan bahwa
mereka sangat mampu untuk mengoperasikan kepemilikannya atas
sejumlah uang tunai (yang diterima dari hasil penjumlahan obligasi)
dengan baik dan sesuai dengan produk yang diminta oleh konsumen. Oleh
karenanya, umumnya kebijakan menerbitkan obligasi juga diikuti dengan
kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk baru.

J. SUKU BUNGA DAN JANGKA WAKTU OBLIGASI


Suku bunga dan jangka waktu obligasi memiliki keterkaitan dalam
memberikan ketetapan. Terdapat dua bentuk keputusan yang biasanya
diterapkan oleh perusahaan dan pemerintah, yaitu obligasi jangka pendek
(short term) da obligasi dengan jangka waktu panjang (long term).
Sebagai contoh, pada tanggal 26 Februari 2009 pemerintah menerbitkan
obligasi dengan tenor 5 dan 10 tahun. Obligasi dengan tenor 5 tahun, telah
diserap oleh pasar senila $1 miliar dengan yield 10,5%. Sementara itu, obligasi
dengan tenor 10 tahun telah diserap oleh pasar senilai $2 miliar dengan yield
lebih tinggi, yaitu 11,75%.
Ada 3 alasan obligasi dengan tenor 5 hingga 10 tahun memiliki suku
bunga yang berbeda, yaitu :
 Pertama, obligasi adalah surat hutang. Dalam konsep utang, semakin lama
jangka waktunya maka suku bunga yang ditetapkan biasanya semakin
tinggi. Semakin lama investor menanamkan uangnya dalam obligasi,
semakin besar kerugian yang harus ia tanggng. Selain itu penurunan harga
obligasi juga semakin besar.
 Kedua, konsep garis waktu (time line) yang terus bergerak ke depan. Jika
ang semakin cepat digunakan, perputaran (turnover) juga lebih cepat
terjadi. Secara otomatis, kecepatan turnover yang terjadi juga membuat
resiko menjadi lebih tinggi.
 Ketiga, konsep inflasi. Inflasi (menurunnya nilai uang dan naiknya harga
barang) bersifat struktural dan terus naik dari waktu ke waktu, sehingga
nilai mata uang semakin lama semakin turun.

K. NOMINAL YIELD DAN CURRENT YIELD


Yield merupakan hasil yang diperoleh dari menginvestasikan sejumlah
dana pada suatu obligasi. Nominal yield merupakan tingkat bunga (kupon)
dari suatu obligasi. Current yield adalah rasio tingkat bunga obligasi terhadap
harga pasar dai obligasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung current
yield adalah :
C
C y= i
Pm
Keterangan :
Cy = Current yield dari obligasi tersebut
Ci = Coupon interest atau kewajiban membayar kupon obligasi pada
tahun i
Pm = Market price of bond atau harga pasar dari obligasi

L. YIELD TO MATURITY
Yield sampai jatuh tempo (yield to maturity – YTM) adalah keuntungan
yang diperoleh oleh seorang investor dalam membeli obligasi pada harga
pasar saat ini dan selanjutnya menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo
tiba.
Rumus yang digunakan untuk menghitung YTM yang dikemukakan oleh
Bambang Riyanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pembelajaran
Perusahaan sebagai berikut :
f−p
C+
n
Y=
p+ f
2
Keterangan :
Y ¿yield sampai jatuh tempo
C ¿ bunga tahunan (dalam rupiah)
f ¿ harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterima pada
akhir
umurnya
p ¿ harga pasar
n ¿ umur obligasi

M. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MEMBELI OBLIGASI DALAM


MATA UANG ASING
Pada saat seseorang membeli obligasi yang dijual oleh pemerintah asing,
seperti pemerintah Amerika serikat, maka ia akan memperoleh keuntngan dan
kerugian. Keuntungannya, ia akan memperoleh kestabilan nilai mata uang
meskipun terjadi fluktuasi, karena pembayarannya tetap dilakukan dalam mata
uang dolar Amerika atau sesuai dengan perjanjian yang tertera dengan jelas
pada obligasi tersebut.
Kerugiannya, ia harus mengikuti aturan serta ketentuan yang berlaku dan
telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, termasuk harus
menanggung resiko ketika negara yang bersangkutan mengalami gagal bayar
pada saat jatuh tempo, sehingga pembayarannya harus ditunda.

N. PENGARUH KETIKA KONDISI PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN


OBLIGASI MENGALAMI KEBANGKRUTAN
Ketika perusahaan yang menerbitkan obligasi mengalami kebangkrutan,
para pemegang obligasi dapat menyerahkan kasus tersebut ke pengadilan.
Selanjutnya, pengadilan akan memproses lebih jauh dan tentunya memerlukan
waktu yang lama sehingga permasalahan tersebut tidak bisa diselesaikan
dengan segera (pengadilan tidak dapat memberi keputusan dengan cepat).
Kondisi demikian menyebabkan dana yang seharusnya bisa dialihkan ke
tempat yang lain menjadi terhambat atau tertahan hingga memperoleh
keputusan di pengadilan. Terhambatnya pengalihan dana juga disebabkan
karena perbedaan aturan yang ditetapkan oleh pengadilan di berbagai tempat
atau berbagai negara.
DAFTAR PUSTAKA

 Unknown. 2016. Makalah Obligasi Mata Kuliah Manajemen Investasi di


https://yfm.blogspot.com/2016/07/makalah-tentang-obligasi.html (akses 16
Februari 2020)
 Fahmi, Irfan. 2015. Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab Edisi 2.
Jakarta Selatan : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai