OBLIGASI
Disusun oleh :
Zumratul Aini 18.104100
Ana Dofa 18.104126
Risqi Sofatul Hasanah 18.104273
Ragita Feby Isnayni 18.104311
B. KARAKTERISTIK OBLIGASI
Obligasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1. Nilai nominal atau nilai utang pokok, yaitu nilai yang harus dibayar bunganya
oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.
2. Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada
saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit
adalah setelah dikurangi biaya-biaya penerbit.
3. Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat
tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi.
4. Kupon, yaitu suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang
obligasi. Biasanya suku bunga ini memiliki besaran yang tetap sepanjang
masa berlakunya obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar
uang.
5. Tanggal kupon, yaitu tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada
pemegang obligasi.
6. Dokumen resmi, yaitu suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-
hak dari pemegang saham.
7. Hak opsi, suatu obligasi dapat memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada
pembeli obligasi ataupun penerbit obligasi.
8. Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk
melunasi obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis
ini dikenal sebagai obligasi opsi beli.
9. Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
memaksa penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa
jatuh tempo.
10. Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimana opsi beli atau opsi jual dapat
dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi, diaman pada umumnya
terdapat 4 cara pelaksanaan opsi, yaitu :
a. Gaya Bermuda memiliki beberapa tanggal pelaksanaan yang biasanya
disesuaikan dengan tanggal kuponnya.
b. Gaya Eropa hanya memiliki satu tanggal pelaksanaan, ini merupakan
kasus khusus gaya bermuda.
c. Gaya Amerika opsi dapat dilaksanakan setiap saat hingga masa jatuh
tempo.
d. Penjualan karena kematian adalah opsi yang diberikan kepada ahli waris
pemegang opsi untuk menjual kembali obligasinya kepada penerbit dalam
hal terjadinya kematian pada pemegang obligasi atau menderita cacat
tetap.
H. PERINGKAT OBLIGASI
Pembeli menilai obligasi yang dijual ke publik berdasarkan peringkat
(rating). Peringkat tersebut menggambarkan kredibilitas dan prospek yang
menjadikan obligasi tersebut layak untuk dibeli dan dijadikan sebagai salah
satu aset lancar (current asset) perusahaan. Penentuan obligasi yang akan
dibeli didasarkan pada rekomendasi dari lembaga pemeringkat yang selama ini
telah terpercaya dan teruji penilaiannya di tingkat internasional. Di Indonesia,
perusahaan yang bertugas sebagai lembaga pemeringkat di antaranya PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), PT Kasnic, dan lain-lain.
I. COMMERCIAL PAPER
Commercial paper memiliki beberapa ketentuan, yaitu tercantumnya
nilai nominal, adanya tenggat waktu (deadline) kapan harus dibayar, serta
menjelaskan nama pihak yang menerbitkannya. Kebanyakan commercial
paper diterbitkan oleh lembaga keuangan seperti bank holding company dan
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penjualan dan keuangan pribadi,
asuransi, dan leasing (William E. Sharpe, et all).
Jika dana dari obligasi tersebut selanjutnya digunakan untuk
menghasilkan produk, baik barang maupun jasa (goods and service), maka
keseimbangan jumlah uang tunai yang dikeluarkan dan kemampuan
perusahaan menghasilkan produk adalah suatu hal yang harus benar-benar
dikendalikan dan direncanakan dengan baik, karena :
1. Pertama, jika kemampuan produksinya tidak sesuai dengan uang tunai
yang telah dikeluarkan, maka pembelian obligasi tidak akan memberikan
profit bagi perusahaan. Kondisi tersebut memungkinkan perusahaan
mengalami resiko gagal bayar (default risk), bahkan memungkinkan
perusahaan melakukan suatu kebijakan dalam mengonversi pemegang
obligasi menjadi pemegang saham.
2. Kedua, jika besarnya uang tunai yang dikeluarkan dan daya produksi yang
dilakukan adalah sama, atau bahkan lebih sedikit, maka pembelian obligasi
juga belum mampu memberikan profit secara berkelanjutan bagi
perusahaan, karena jika suatu perusahaan memperoleh profit, profit
tersebut lebih terlihat sebagai bentuk keuntungan yang terjadi secara
fluktuasi di pasaran, bukan keuntungan yang ditargetkan (profit target).
Selain itu, karena sifatnya fluktuatif, kita tidak dapat menjamin apakah
profit yang diterima betul-betul aman. Bisa saja obligasi tersebut termasuk
dalam kategori obligasi yang beresiko tinggi (termasuk dari kondisi
penundaan pembayaran).
3. Ketiga, kondisi suatu perusahaan (institusi) harus menunjukkan bahwa
mereka sangat mampu untuk mengoperasikan kepemilikannya atas
sejumlah uang tunai (yang diterima dari hasil penjumlahan obligasi)
dengan baik dan sesuai dengan produk yang diminta oleh konsumen. Oleh
karenanya, umumnya kebijakan menerbitkan obligasi juga diikuti dengan
kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk baru.
L. YIELD TO MATURITY
Yield sampai jatuh tempo (yield to maturity – YTM) adalah keuntungan
yang diperoleh oleh seorang investor dalam membeli obligasi pada harga
pasar saat ini dan selanjutnya menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo
tiba.
Rumus yang digunakan untuk menghitung YTM yang dikemukakan oleh
Bambang Riyanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pembelajaran
Perusahaan sebagai berikut :
f−p
C+
n
Y=
p+ f
2
Keterangan :
Y ¿yield sampai jatuh tempo
C ¿ bunga tahunan (dalam rupiah)
f ¿ harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterima pada
akhir
umurnya
p ¿ harga pasar
n ¿ umur obligasi