pada uang dan barang yang dipinjam dengan kewajiban untuk membayar
kembali apa yang sudah diterima dengan yang sama. Hutang-piutang yaitu
memberikan sesuatu kepada orang lain dengan perjanjian dia akan membayar
tidak dikaitkan dengan syarat lain, berupa manfaat atau keuntungan yang
sebagai tanda terimakasih dan tanpa diminta, hal tersebut dibolehkan karena
mengenai usaha- usaha yang harus dilakukan atau ditempuh oleh manusia
1
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), h. 306
2
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 63
1
Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan jalan meminjam uang kepada
demikian hutang-piutang uang dianggap hal yang sudah biasa dilakukan oleh
masyarakat.3
perbuatan yang baik, karena merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
disepakati dan ketika jatuh tempo uang pinjaman tersebut tidak merugikan
pihak lain seperti mengambil keuntungan dari hasil pinjaman tersebut (tidak
bahwa memberi pertolongan itu tidak mencari keuntungan yang besar tetapi
3
Novizah Dartiwi, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Hutang-Piutang Uang di
Perumahan Tanah Mas Azhar Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin”, Skripsi,
(Palembang: Fakultas Syari‟ah IAIN Raden Fatah, 2010), h. 17. (tidak diterbitkan)
4
Hamzah Ya‟kub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, (Bandung : Diponegoro, 1995), h. 242
2
Hutang-piutang adalah salah satu bentuk transaksi yang bisa dilakukan
oleh sebab itu transaksi itu sudah ada dan dikenal oleh manusia sejak manusia
ada dibumi ini ketika mereka mulai berhubungan satu sama lain. Setiap
perbuatan yang mengacu pada perniagaan tentunya melalui proses awal yaitu
akad, sebelum terjadiya perikatan antara pihak satu dengan pihak yang lain.
Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau
sendiri dan tidak atas perjanjian sebelumnya, maka kelebihan itu boleh (halal)
bagi yang menghutangkan, tetapi bila tambahan yang dikehendaki oleh yang
menghutangkan atau telah menjadi perjanjian suatu akad hal itu tidak boleh,
dianjurkan bagi yang memiliki harta lebih, maka bila ada yang dalam
kesulitan wajib baginya memberi hutang bagi si berhutang, bila tidak diberi
pinjaman menyebabkan orang itu teraniaya atau akan berbuat sesuatu yang
kebutuhan hidupnya. 6
5
Helmi Karim, Fiqih Muamalah. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 37
6
Helmi Karim, Fiqih Muamalah. …. h. 38
3
Pada praktektnya hutang piutang tidak terlepas dari riba, riba
merupakan suatu tambahan lebih dari modal asal, biasanya transaksi riba
tambahan dari modal asal kepada debitor. tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
jual-beli juga sering terjadi praktek riba, seperti menukar barang yang tidak
riba itu cenderung memeras orang miskin daripada menolong orang miskin.8
merupakan permasalahan yang pelik dan sering terjadi pada masyarakat, hal
dasarnya transaksi riba dapat terjadi pada kegiatan jual beli. Para ulama
menetapkan dengan tegas dan jelas tentang pelarangan riba, disebabkan riba
mengandung unsur eksploitasi yang dampaknya merugikan orang lain, hal ini
mengacu pada Kitabullah dan Sunnah Rasul serta ijma' para ulama.10
7
Helmi Karim, Fiqih Muamalah. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 36
8
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 61
9
Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), h.
34
10
Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Jakarta: Rajawali pers, 2002), h. 204
4
SPBU pulsa merupakan perusahaan penyedia layanan bisnis pulsa all
operator, pendaftaran master dealer pulsa dan agen pulsa serta asesoris
tunai dan secara hutang piutang. Dilakukan secara tunai yaitu pelanggan
untuk menjual terlebih dahulu setelah pulsa habis, nasabah atau retailer baru
waktu bagi retailer untuk melakukan pembayaran pulsa. Akan tetapi pihak
SPBU hingga saat itu masih menjalankan sistem hutang kepada pihak
retailer11.
nasabah dan distributor pulsa elektrik di kantor SPBU pulsa ditinjau Dari
ekonomi Islam
membatasi masalah yang akan diteliti yaitu distributor SPBU Pulsa dan
11
Observasi awal di SPBU pulsa Kota Bengkulu, pada tanggal 3 Desember 2017
5
retailer pulsa di Kota Bengkulu. Kemudian praktek hutang-piutang akan
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Bengkulu
E. Manfaat Penelitian
6
Kota Bengkulu serta memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
2. Manfaat Teoritis
dengan hutang-piutang
3. Manfaat Praktis
F. Penelitian Terdahulu
7
dengan syari'at Islam karena uang yang dipinjam harus dikembalikan dengan
tambahan itu termasuk riba‟ dan riba‟ sangat diharamkan dalam al-Qur‟an.
terdapat perbedaan yang terletak pada objek penelitian yaitu peneliti meneliti
uang. Sedangkan persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan
piutang ditinjau dari ekonomi Islam dan terletak pada metodologi penelitian
dengan hukum Islam, karena yang menjadi objek utang piutang tersebut
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti
terdapat perbedaan yang terletak pada objek penelitian yaitu peneliti meneliti
meneliti hutang piutang dalam emas. Sedangkan persamaan dari penelitian ini
masalah pelaksanaan hutang piutang ditinjau dari ekonomi Islam dan terletak
Hasbi, (2007) dari jurnal ISSN 1558-598 V. 3 (9) dengan Praktik Utang
sisi pola utang piutangyang dimana utang piutang berdasarkan jaminan tidak
sesuai dengan hukum syar‟idan pola utang piutang tanpa jaminan sesuai
pendidikan
terdapat perbedaan yang terletak pada objek penelitian yaitu peneliti meneliti
9
Kecamatan Binuang Kabupaten Polewalimandari, kemudian pada objek yang
uang. Sedangkan persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan
piutang ditinjau dari ekonomi Islam dan terletak pada metodologi penelitian
terdapat perbedaan yang terletak pada objek penelitian yaitu peneliti meneliti
10
meneliti pelaksanaan hutang piutang penjualan pulsa sedangkan penelitian
dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak subjek
G. Kajian Pustaka
1. Pengertian Al-qardh
yang dipinjam dari orang lain dan yang dipinjamkan kepada orang lain.1 12
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), Cetakan ke-1, h. 689
13
. Marzuki Kamaluddin, Fiqih Sunnah , (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1998), Jilid XII, h. 129
14
M. Abdul Mudjieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 72
11
Imam Malik mengatakan bahwa Al-qardh merupakan pinjaman atas
benda yang bermanfaat yang diberikan hanya karena balas kasihan dan
menurut Imam Syafi‟i Al-qardh adalah pinjaman yang berarti baik yang
pinjaman yang baik kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan
pinjaman atau hutang yang diberikan kepada seseorang kepada orang lain
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
isi dari perjanjian yang disepakati sebagai kewajiban dari ikatan hukum
12
2. Akad Qordh
17
Helmi Karim,Fiqih Muamalah,Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,1997, hal 159
13
Pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 Tentang
kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sadaqah" (HR. Ibnu Majah,
dibalas 10 kali lipat dan qard 18 kali. Aku bertanya: Wahai Jibril
14
peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak
pinjaman.
15
Qardhul Hasan menurut Ahmad Ifham Sholihin dalam Buku
Seperti halnya jual beli, rukun qard juga diperselisihkan oleh para
a. Syarat ‘aqid
16
Untuk ‘aqid, baik muqrid maupun muqtarid disyaratkan
ahliyatul ada’. Oleh karena itu, qard tidak sah apabila dilakukan
oleh anak yang masih di bawah umur atau orang gila. Syafi’i
kata lain, setiap barang yang boleh dijadikan objek jual beli, boleh
17
dengan meteran (mazru’at). Sedangkan barang-barang yang tidak
karena itu, akad tersebut tidak sah kecuali dengan adanya ijab dan
َّ ُلUِهُ إِبU رًا فَ َجا َ َء ْتUلَّ َم بِ ْكU ِه َو َسUِ ِه َوألUلَّى هللاُ َعلَ ْيUص
َدقَ ِةUالص َ اِ ْستَلَفَ النَّبِ ُّي:َوع َْن اَبِ ْي َرافِ ِع قَاَل
ِ َارًا ُربUUَ إِاَّل َج َماًل ِخي لU
الUUَا فَقUUًاعي ْ َ
ِ Uِ إِنِّي لَ ْم أ ِج ْد فِي ا ِإلب:ت ُ فَقُ ْل,ُض َي ال َّر ُج َل بِ ْك َره
ِ فَا َ َم َرنِي أَ ْن اَ ْق
َ َنَهُ ْم قUUUUUUUUUUUUاس اَحْ َس
ا ًءUUUUUUUUUUUUض ِ َّر النUUUUUUUUUUUUْ
ِ إ ِ َّن ِم ْن خَ يUUUUUUUUUUUَاهُ فUUUUUUUUUUUَ ِه اِيUUUUUUUUUUUأَ ْع ِط:َ.
18
5. Hukum Memberikan Hutang
ُضا ِعفَهُ لَهُ أَضْ َعافًا َكثِي َرةً َوهَّللا ُ يَ ْقبِضُ َويَ ْب ُسطُ َوإِلَ ْي ِه
َ َم ْن َذا الَّ ِذي يُ ْق ِرضُ هَّللا َ قَرْ ضًا َح َسنًا فَي
َتُرْ َجعُون
18
Rasjid, Sulaiman. 2008. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo hal 96
19
Adapun yang menjadi dasar hutang piutang dapat dilihat pada
lain dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai
berikut:
َ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يُ ْق ِرضُ ُم ْسلِ ًما قَرْ ضًا َم َّرتَ ْي ِن إِالَّ َكانَ َك
((رواه ابن ماجه ًص َدقَتِهَا َم َّرة
19
Aibak, Kutbuddin. 2006. Kajian Fiqh Kontemporer . Surabaya: Elkaf, hal 78
20
memudahkan kesusahan yg ada pada seseorang, maka Allah akan
hartanya
“Pahala shadaqah sepuluh kali lipat dan pahala pemberian utang delapan
belas kali lipat” lalu saya bertanya pada Jibril “Wahai Jibril, mengapa
minta sesuatu meminta dari orang yang punya, sedangkan seseorang yang
21
untuknya, barang siapa yang meminjam dengan niatan tidak
(HR Bukhari)
ekonomi seseorang.
22
Berhutang menumbuhkan perasaan beban dalam hati, selain
upaya untuk melunasinya dengan giat bekerja dan berusaha, kita juga
dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar terbebas dari lilitan
َ َو، َو ْالب ُْخ ِل َو ْال ُج ْب ِن، َو ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل،ك ِمنَ ْالهَ ِّم َو ْالح ُْز ِن
ضلَ ِع ال َّدي ِْن َو َغلَبَ ِة َ ِاَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي أَ ُعوْ ُذ ب
ال ِّر َجا ِل
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang)
menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut,
lilitan hutang dan penindasan orang.”(HR Bukhori)
hutang, karena itu menjadi bagian dari komitmen seorang muslim yang
harus berusaha menepati janji yang keluar dari lisannya. Apalagi jika
Daud)
23
mulia yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah, ia
dengan hewan yang lebih tua umurnya daripada hewan yang yang
beliau hutang itu”, dan Rasululloh bersabda, “Orang yang paling baik
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS
al Baqarah 280)
yang haram.
24
c. Pemberi piutang/pinjaman berniat mendekatkan diri kepada Allah
H. Metode Penelitian
mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal
3. Subjek Penelitian
22
Mas’ai, Ghufron A.. 2002. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal
90
23
Umadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers cet. VII, 1992), h. 18
25
Subyek penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan
SPBU Pulsa Kota Bengkulu dan retailer SPBU Pulsa Kota Bengkulu
Sumber data yaitu subyek dari mana data dapat diperoleh, sumber
data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data
sekunder.
a. Observasi
24
Sugiono, Metode Penelitian Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 45
26
reliabilitasnya.25 Observasi merupakan pengumpulan data yang
penelitian
b. Wawancara
c. Dokumentasi.
26
Aan Komariah dan Djam’an Satori, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung :
Alfabeta, h. 155
27
banda-banda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan, notulen
nasabah pulsa dan SPBU Pulsa Di Kota Bengkulu yaitu dalam bentuk
tabel, sedangkan analisis data akan diolah dengan cara deduktif, yaitu
28
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi‟i, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001
Dahlan, Abdul Azis, ed, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 5, Jakarta: Ichtiar Baru
van Hoeve, 1996
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: Rajawali pers, 2002
Marzuki, Fiqih Sunnah , Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1998 Karim, Helmi, Fiqih
Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007 Sabiq,
Sayyid, Fiqih Sunnah, Dilibanon: Darul Fikri, 1987
29
ANALISIS PELAKSANAAN AKAD HUTANG PIUTANG OLEH
NASABAH DAN DISTRIBUTOR PULSA ELEKTRIK DITINJAU
DARI EKONOMI ISLAM
(STUDI KASUS DI KANTOR SPBU PULSA DI KOTA BENGKULU)
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
MEGI LASTARI
1316610188
30