Anda di halaman 1dari 103

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN CAPITAL INTENSITY

TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN PROFITABILITAS


SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan


Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada

Program Studi Akuntansi

DIAN NOVIANTI

NIM : 2018.1.11.35.0052

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat beriring salam kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Capital Intensity
Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa
efek Indonesia Tahun 2016-2020”. Tujuan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjna Akuntansi dalam Ilmu Akuntansi pada
Institut Teknologi dan Bismis Ahmad Dahlan Jakarta.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan yang
penulis alami, namun berkat doa, bantuan, dukungan serta bimbingan dari semua
pihak baik secara moril maupun materil akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
tanpa campur tangan orang-orang terkasih. Pada kesempatan ini saya ingin
menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran serta


keteguhan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi ini
dengan baik tanpa melalaikan perintah-Nya.
2. Kedua orang tua tercinta, beserta adikku sayang yang selalu melimpahkan
kasih sayang, doa serta dukungan sehingga menjadi motivasi penulis untuk
segera menyelesaikan proposal skripsi ini.
3. Ibu Yanti Budi Asih, SE,MM selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan
bijak membimbing, memberi dukungan, dan membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.

i
Demikian skripsi ini yang penulis buat dan semoga dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Dengan segala kerendahan hati
penulis mohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Jakarta, 25 November 2021


Penulis

Dian Novianti
Nim. 2018111350052

ii
ABSTRAK

DIAN NOVIANTI / 2018111350052. Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Capital Intensity


Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2016-2020). Dibawah bimbingan YANTI BUDI ASIH, SE, MM
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minumam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 –
2020. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang peneliti dapatkan dari Bursa
Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan beberapa
kriteria sebagai penetuan dari sampel penelitian. Perusahaan yang terpilih menjadi sampel sebanyak 14
perusahaan selama periode pengamatan 5 tahun berturut-turut sehinggal total sampel 70. Teknik Analisis
data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu program Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) 2.6.
Berdasarkan hasil analisis data, menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap kegiatan agresivitas pajak dengan hasil pengujian signifikansi sebesar 0,000, capital intensity
berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak dengan hasil pengujian signifikansi sebesar 0,917, ukuran
perusahan capital intensity dan profitabilitas secara simultan berpengaruh positif terhadap agresivitas
pajak dengan hasil pengujian signifikansi sebesar 0,000, profitabilitas memoderasi negatif
(memperlemah) hubungan antara ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak dengan hasil pengujian
signifikansi sebesar 0,905, profitabilitas memoderasi negatif (memperlemah) hubungan antara capital
intensity terhadap agresivitas pajak dengan hasil pengujian signifikansi sebesar 0,073.

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Capital Intensity, Profitabilitas, Agresivitas Pajak

iii
ABSTRACT

DIAN NOVIANTI /2018111350052. The effect of Company Size and Capital Intensity on Tax
Aggressiveness With Profitability as a Moderating Variable (Empirical Study on Manufacturing
Companies in the Foon and Beverage Sub-Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2020).
Under the guidance of YANTI BUDI ASIH, SE, MM
The purpose of this study was to examine the effect of Company Size and Capital Intensity on Tax
Aggressiveness With Profitability as a Moderating Variable on Manufacturing Companies in the Foon
and Beverage Sub-Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2016-2020 period. The
research method used in this study is quantitative research by using secondary data in the form of
company financial statements that researchers got from the Indonesia Stock Exchange (IDX). The
sampling used was purposive sampling with several criteria as the determination of the research sample.
The companies that were selected as samples were 14 companies during the observation period og 5
consecutive years so that the total sample was 70. Techniques data analysis using multiple linear
regression analysis with the aid of the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 2.6 program.
Based on the results of data analysis, it shows that company size has a positive effect on tax
aggressiveness with a significance test result of 0,000, capital intensity has a negative effect on tax
aggressiveness with a significance test result of 0,917, company size capital intensity and profitability
simultaneously have a positive effect on tax aggressiveness with the results of the significance test are
0,000, profitability moderates the negative (weakens) the relationship between company size and tax
aggressiveness with the significance test results at 0,905, profitability moderates the negative (weakens)
the relationship between capital intensity and tax aggressiveness with the significance test results at
0,073.

Keywords : Company Size, Capital Intensity, Profitability, Tax Aggressive

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7
2.1 Pajak .................................................................................................. 7
2.1.1 Definisi Pajak ............................................................................ 7
2.1.2 Fungsi Pajak .............................................................................. 7
2.1.3 Jenis Pajak ................................................................................. 8
2.2 Ukuran Perusahaan........................................................................... 10
2.2.1 Definisi Ukuran Perusahaan ...................................................... 10
2.2.2 Metode Pengukuran Ukuran Perusahaan .................................. 10
2.3 Capital Intensity ............................................................................... 10
2.3.1 Definisi Capital Intensity .......................................................... 10
2.3.2 Metode Pengukuran Capital Intensity ....................................... 11
2.4 Profitabilitas ..................................................................................... 11
2.4.1 Definisi Profitabilitas. ................................................................ 11
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Profitabilitas.............................................. 12
v
2.4.3 Metode Pengukuran Profitabilitas. ............................................. 13
2.5 Agresivitas Pajak.............................................................................. 16
2.5.1 Definisi Agresivitas Pajak ......................................................... 16
2.5.2 Keuntungan dan Kerugian Agresivitas Pajak. ............................ 16
2.5.3 Metode Pengukuran Agresivitas Pajak. ...................................... 17
2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 17
2.7 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 19
2.7 Hipotesis........................................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 22
3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 22
3.2 Obyek dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
3.2.1 Objek Penelitian ........................................................................ 22
3.2.2 Waktu Penelitian ....................................................................... 23
3.3 Variabel Penelitian ........................................................................... 23
3.4 Operasionalisasi Variabel ................................................................ 23
3.4.1 Variabel Dependen ................................................................... 24
3.4.2 Variabel Independen ................................................................ 24
3.4.3 Variabel Moderasi .................................................................... 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 25
3.6 Teknik Pengumpulan Sampel .......................................................... 25
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
3.7.1 Statistik Deskriptif ................................................................... 28
3.7.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 29
3.7.3 Uji Hipotesis............................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 34
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 34
4.2 Deskripsi Data .................................................................................. 37
4.2.1 Ukuran Perusahaan................................................................... 38
4.2.2 Capital Intensity ....................................................................... 40
Vi
4.2.3 Profitabilitas ............................................................................. 43
4.2.4 Agresivitas Pajak ...................................................................... 45
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian .......................................................... 47
4.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................... 47
4.3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik........................................................... 49
4.3.3 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 54
4.4 Interprestasi Hasil Penelitian............................................................ 61
4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak ..... 61
4.4.2 Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak .......... 61
4.4.3 Pengaruh Profitabilitas dengan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak ..................................................................... 61
4.4.4 Pengaruh Profitabilitas dengan Capital Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak ..................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 63
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 63
5.2 Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan Negara ......................................................... 1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 18
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan ......................................................................... 25
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel ....................................................... 27
Tabel 3.3 Sampel Penelitian .......................................................................... 28
Tabel 4.1 Perhitungan Ukuran Perusahaan ................................................... 38
Tabel 4.2 Perhitungan Capital Intensity ........................................................ 40
Tabel 4.3 Perhitungan Profitabilitas .............................................................. 43
Tabel 4.4 Perhitungan Agresivitas Pajak ...................................................... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas............................................................ 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................. 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Pengambilan Keputusan .......................... 53
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 54
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 55
Tabel 4.12 Hasil Uji T (Parsial) .................................................................... 56
Tabel 4.13 Hasil Uji T (Moderated Regresion Analysis) ............................. 56
Tabel 4.14 Hasil Uji F (Simultan) ................................................................. 60

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 19
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot ........................................... 51
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram .................................... 51
Gambar 4.3 Hasil Uji Hesteroskedatisitas .................................................... 52

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Laporan Keuangan

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar yang dapat
mendukung aktivitas pembangunan nasional disamping penerimaan dari sumber
migas serta non migas. Oleh karena itu pajak menjadi fenomena penting yang
senantiasa mengalami pertumbuhan di Indonesia serta harus dikelola dengan baik.

Pendapatan yang diperoleh Indonesia bersumber dari penerimaan pajak telah


menjadi salah satu pendukung dana terbesar untuk penerimaan belanja negara
dibanding dengan pendapatan bukan pajak. Yang telah dipaparkan dengan besarnya
presentase pendapatan pajak di Indonesia dalam realisasi pendapatan negara sebesar
89,25 %. Presentase pendapatan negara dikenal hadapi peningkatan setiap tahunnya,
hal tersebut telah teruji bersumber pada informasi di Badan Pusat Statistik (BPS).
Informasi tersebut disajikan sebagai berikut pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan Negara (Miliaran Rupiah)

Jenis 2016 2017 2018 2019 2020


Penerimaan
Pajak 1.284,9 1.343,5 1.518,7 1.546,1 1.404,5
Bukan Pajak 261,9 311,2 409,3 408,9 294,1
Total 1.546,8 1.654,7 1.928 1.955 1.698,6
Sumber : Badan Pusat Statistik (2021)

Besarnya tingkatan yang didapat negara merupakan berasal dari pajak, tentu saja
kita menyadari betapa berartinya pendapatan pajak untuk kelangsungan kehidupan
perekonomian negara. Oleh sebab itu perlunya pemerintah membagikan atensi lebih
terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pajak baik terhadap faktor-

1
2

faktor yang dapat meningkatkan pendapatan pajak maupun faktor-faktor yang dapat
menurunkan pendapatan pajak. Bagi undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
mengenai pajak penghasilan yang menyatakan bahwa perusahaan menjadi salah satu
wajib pajak yang mempunyai kewajiban membayar pajak kepada negara tempat
dimana perusahaan tersebut beroperasi. Pajak dianggap beban bagi sebuah
perusahaan yang hendak mengurangi laba perusahaan sehingga perusahaan berupaya
mencari strategi dalam kurangi beban pajaknya, yang mana strategi tersebut membuat
perusahaan senantiasa mendapatkan laba yang maksimal.

Perusahaan juga menjadi salah satu wajib pajak yang membagikan donasi
penerimaan pajak terbesar untuk penerimaan pajak negara. Bagi perusahaan pajak
dianggap sebagai biaya sehingga perlu dilakukan usaha-usaha ataupun strategi-
strategi tertentu untuk menguranginya. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan
perencanaan pajak (tax planning) dengan tujuan meminimalisasi pajak yang harus
dibayar perusahaan. Pembayaran pajak yang cocok memakai syarat pastinya hendak
berlawanan dengan tujuan utama perusahaan, yaitu mengoptimalkan laba atau
keuntungan, selaku dampak perusahaan berupaya untuk meminimalkan biaya pajak
yang ditanggungnya.

Salah satu strategi perusahaan untuk mengefisienkan beban pajak terutang dengan
melakukan agresivitas pajak. Perusahaan tetap melakukan kewajibannya untuk
membayar pajak, tetapi perusahaan mengenakan strategi agresivitas pajak untuk
meminimalisasi beban pajak yang dikeluarkan setelah itu imbas yang terjalin
terhadap negara merupakan berkurangnya penerimaan dana dari sektor pajak.
Agresivitas pajak itu sendiri ialah sesuatu aksi yang bertujuan untuk menurunkan
kewajiban perpajakan perusahaan dengan merekayasa laba melalui perencanaan pajak
baik memakai cara legal (tax avoidance) ataupan illegal (tax evasion). Tindakan
agresivitas pajak kerap dilakukan oleh perusahaan – perusahaan besar, hal tersebut
disebabkan perusahaan merasa terbebani dengan jumlah pajak yang harus
ditanggungnya. Terdapat sebagian perihal yang dapat mempengaruhi perusahaan
3

dalam besar kecilnya membayar pajak antara ukuran perusahaan, capital intensity dan
profitabilitas.

Faktor lain yang mempengaruhi agresivitas pajak merupakan ukuran perusahaan.


Ukuran perusahaan menunjukan kestabilan serta kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan ekonominya. Ukuran perusahaan dapat memastikan besar
kecilnya aset yang dimiliki perusahaan tersebut, semakin besar aset yang dimiliki
perusahaan maka dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Perusahaan yang
besar pasti saja memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pengelolaan beban
pajaknya apabila dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan berskala kecil
tidak dapat maksimal dalam mengelola beban pajaknya disebabkan kekurangan ahli
dalam perpajakan. Banyaknya sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan berskala
besar maka akan semakin besar pajak yang dapat dikelola oleh perusahaan. Dalam hal
ini bisa dikatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan
lebih memikirkan resiko dalam hal mengelola beban pajaknya.

Tidak hanya dalam ukuran suatu perusahaan, capital intensity juga dapat
mempengaruhi agresivitas pajak. Capital intensity menggambarkan berapa besar
kekayaan perusahaan yang diinvestasikan pada bentuk aset tetap. Semakin besar nilai
investasi perusahaan terhadap aset tetap, maka semakin besar perusahaan akan
menanggung beban depresiasi. Beban depresiasi ini nantinya hendak menaikan beban
perusahaan dan menyebabkan laba yang dihasilkan perusahaan menurun. Jadi dengan
meningkatnya jumlah aset yang dimiliki perusahaan akan mendorong perusahaan
untuk melakukan tindakan agresivitas pajak.

Penelitian lain yang dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang mendorong
wajib pajak melakukan agresivitas pajak adalah dengan memfokuskan pada kinerja
keuangan perusahaan. Salah satu alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan
adalah profitabilitas. Profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan kemampuan
suatu perusahaan dalam menciptakan laba selama periode tertentu. Perusahaan
4

dengan profitabilitas yang tinggi akan otomatis mendapatkan beban pajak yang besar
sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan agresivitas pajak yang
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah.

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini diangkat dengan judul “PENGARUH


UKURAN PERUSAHAAN DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP
AGRESIVITAS PAJAK DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2016-2020)”.

1.2 Pembatasan Masalah

Adanya pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya


pelebaran topik penelitian, serta menjadikan penelitian ini menjadi lebih terarah.

1. Perusahaan yang akan menjadi objek dalam penelitian yaitu perusahaan


manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2020
2. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang baru IPO
setelah 2016 - 2020
3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan tidak mengalami
kerugian selama periode 2016 – 2020
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
5

2. Apakah capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada


perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah ukuran perusahaan, capital intensity dan profitabilitas berpengaruh


secara simultan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah profitabilitas mampu memperkuat atau memperlemah ukuran
perusahaan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah profitabilitas mampu memperkuat atau memperlemah capital intensity
terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas
pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas
pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, capital intensity dan
profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap agresivitas pajak pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah profitabilitas mampu memperkuat atau
memperlemah ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah profitabilitas mampu memperkuat atau memperlemah
capital intensity terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan
referensi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian selanjutnya,
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan,
informasi serta pemikiran dan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan pengaruh ukuran perusahaan dan capital intensity terhadap
agresivitas pajak dengan profitabilitas sebagai variable moderasi.
2. Manfaat Akademis

Bagi para akademis maupun penelitian lanjutan diharapkan penelitian ini


dapat memberikan pegangan serta dijadikan bahan referensi bagi penelitian
dibidang yang sama dimasa yang akan datang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak

2.1.1 Definisi Pajak

Pajak merupakan kontribusi wajib pajak pada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
menerima imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat menurut UU No 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Direktorat Jendral Pajak, 2009).

Menurut Thomas Sumarsan (2017: 3) menjelaskan bahwa pajak merupakan


kekayaan dari rakyat kepada kas negara untuk membiayai public saving yang
merupakan sumber utama membiayai public investment.

Menurut Thomas Sumarsan (2017: 11) menjelaskan pajak merupakan suatu


pengalihan sumber yang berasal dari sektor swasta ke sektor pemerintah bukan akibat
pelanggaran hukum melainkan wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah
diterapkan terlebih dahulu tanpa memperoleh imbalan yang langsung dan proposional
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan.

2.1.2 Fungsi Pajak

Menurut Siti Resmi (2017: 60) terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgedtair
(sumber keuangan negara) dan fungsi regulrend (pengatur).

a. Fungsi Budgedtair (Sumber Keuangan Negara)


Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Sebagai sumber keuangan negara

7
8

pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas


negara. Upaya tersebut ditempuh dengan menggunakan cara ekstentifikasi
dan intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan
sebagai jenis pajak.

b. Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak memiliki fungsi mengatur yang artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial serta
ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Berikut
beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur :

1. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dikenakan diwaktu


terjadinya jual beli barang yang tergolong mewah. Semakin mewah suatu
barang, tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut harganya
semakin mahal. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar rakyat tidak
berlomba-lomba untuk mengonsumsi barang mewah (mengurangi gaya
hidup mewah).

2. Tarif pajak progresif, dikenakan atas penghasilan. Dimaksudkan agar


pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi
(membayar pajak) yang tinggi pula sehingga terjadi pemerataan
pendapatan.

2.1.3 Jenis Pajak

Menurut Siti Resmi (2017: 66) terdapat berbagai jenis pajak yang dikelompokkan
menjadi tiga yaitu menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga
pemungutnya.

a. Menurut Golongan, dapat dikelompokkan menjadi dua :

1) Pajak Langsung

Pajak harus menjadi beban Wajib Pajak yang bersangkutan maksudnya


9

pajak harus dipikul oleh wajib Pajak atau ditanggung sendiri serta tidak
dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.

2) Pajak Tidak Langsung

Pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau
pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi apabila terdapat suatu kegiatan,
perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan terutangnya pajak, seperti
kegiatan dimana terjadinya penyerahan barang atau jasa.

b. Menurut Sifat, pajak dikelompokkan menjadi dua sifat :

1) Pajak Subjektif

Pajak yang dalam pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi Wajib


Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya.

2) Pajak Objektif

Pajak yang dalam pengenaannya memperhatikan objeknya, baik


berbentuk benda, suatu keadaan, perbuatan, maupun peristiwa yang pada
akhirnya mengakibatkan munculnya kewajiban dalam membayar pajak.
Tanpa mengamati keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) dan tempat
tinggalnya.

c. Menurut Lembaga Pemungut, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua :

1) Pajak Negara (Pajak Pusat)

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk


membiayai rumah tangga negara pada umumnya.

2) Pajak Daerah

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat, baik itu daerah tingkat I
(Pajak Provinsi) maupun daerah tingkat II(Pajak Kabupaten/kota) serta
10

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. Pajak


daerah diatur dalam UU No 28 Tahun 2009.

2.2 Ukuran Peusahaan

2.2.1 Definisi Ukuran Perusahaan

Menurut Jogiyanto (2016:685) menjelaskan ukuran perusahaan merupakan


besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur dengan salah satu nilai total aktiva,
penjualan bersih,nilai ekuitas.

Menurut Supriyono (2017: 61) ukuran perusahaan merupakan seberapa besar


suatu perusahaan yang berperan selaku pemberi manfaat ekonomi.

2.2.2 Metode Pengukuran Ukuran Perusahaan

Menurut Jogiyanto (2016: 259) pengukuran ukuran perusahaan dapat dihitung


dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan (Size) = Ln Total Aset

Sumber : Jogiyanto (2016:259)

2.3 Capital Intensity

2.3.1 Definisi Capital Intensity

Capital intensity atau diartikan sebagai intensitas modal yang merupakan rasio
yang menggambarkan berapa besar kekayaan perusahaan yang diinvestasikan pada
bentuk aset tetap. Capital intensity juga merupakan salah satu aset yang digunakan
oleh perusahaan untuk berproduksi serta memperoleh laba.

Dalam Fitri Pilanoria (2016: 44) menjelaskan bahwa rasio capital intensity
adalah rasio aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan dalam
11

bentuk investasi aset tetap (intensitas modal) dan persediaan (intensitas persediaan).
Rasio intensitas modal yang dapat menunjukan suatu tingkat efisiensi perusahaan
dengan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Aset tetap hampir
semua mengalami penyusutan dan biaya penyusutan beresiko mengurangi jumlah
pajak perusahaan.

2.3.2 Metode Pengukuran Capital Intensity

Aset tetap perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pajaknya


yang diakibatkan oleh beban penyusutan yang muncul dari aset tetap setiap
tahunnya.

Menurut Novitasari dan Shelly (2017:22) jumlah aset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan tinggi akan mengakibatkan beban penyusutan tinggi secara otomatis
akan menyebabkan laba perusahaan turun. Apabila tingkat laba perusahaan turun
maka beban pajak perusahaan akan menurun. Pengukuran capital intensity
menggunakan CAPIN yaitu :

Aset Tetap Bersih


CAPIN =
Total Aset

Sumber : Novitasari dan Shelly (2017:22)

2.4 Profitabilitas

2.4.1 Definisi Profitabilitas

Menurut Hery (2018: 192) menjelaskan rasio profitabilitas merupakan rasio


yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba dengan
cara memperlihatkan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, seperti
aktivitas penjualan, pemakaian aset, maupun pemakaian modal.

sedangkan menurut Kasmir (2016: 144) yang dimaksud dengan profitabilitas


12

merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam mencari


keuntungan. Profitabilitas ini menggambarkan seberapa efektifnya perusahaan
dalam beroperasi yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Hanafi dan Halim (2018: 81) profitabilitas merupakan kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset dan modal
saham tertentu.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Profitabilitas

Tujuan dan manfaat yang telah dijelaskan oleh Kasmir (2016: 197). Adapun
tujuan profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, antara lain :

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam


periode tertentu

b. Untuk membandingkan nilai posisi laba perusahaan dari tahun ssebelumnya


dengan tahun sekarang.

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu guna melihat


perkembangan perusahaan tersebut.

d. Untuk menilai atau mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.

e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan


baik modal sendiri maupun modal pinjaman.

f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang telah


digunakan baik modal sendiri.

g. Dan tujuan lainnya.

Sedangkan manfaat yang diperoleh perusahaan maupun pihak lain dalam


menggunakan profitabilitas, antara lain :
13

a. Mengetahui besarnya presentase laba yang diperoleh perusahaan dalam satu


periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang.

c. Mengetahui perkembangan atas laba dari waktu ke waktu.

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan menggunakan


modal sendiri.

e. Mengetahui Produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang telah


digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman.

2.4.3 Metode Pengukuran Profitabilitas

Ada 5 (lima) metode pengukuran profitabilitas yang sering digunakan oleh


perusahaan, antara lain :

a. Return On Assets (ROA)

Menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2018: 81) menjelaskan


bahwa rasio untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu. Return on assets dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :

Earning After Tax (EAT)


ROA =
Total Aktiva

Sumber : Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2018: 81)

b. Return On Equity (ROE)

Menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2018: 82) menjelaskan


bahwa rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabiilitas
14

dari ssudut pandang pemegang saham. Return on equity dapat dihitung


menggunakan rumus sebagai berikut :

Earning After Tax (EAT)


ROE =
shareholders’equity

Sumber : Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2018:82)

c. Return On Investment (ROI)

Menurut Irham Fahmi (2017:136) menjelaskan bahwa rasio ini


merupakan rasio yang digunakan untuk melihat atau mengukur sejauh mana
investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya. Return on
investment dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Earning After Tax (EAT)


ROI =
Total Asset

Sumber : Irham Fahmi (2017:136)

d. Gross Profit Margin

Menurut Irham Fahmi (2017: 136) menjelaskan bahwa gross profit


margin atau laba kotor adalah untuk mengukur kemampuan sebuah
perusahaan dalam mengendalian biaya persediaan atau biaya operasi barang
untuk meneruskan kenaikan suatu barang lewat penjualan kepada pelanggan.
Gross profit margin dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Gross Profit Margin = Sales – Cost of Good Sold


15

Sales

Sumber : Irham Fahmi (2017:136)

e. Net Profit Margin

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2017: 136) rasio net profit margin atau
rasio pendapatan merupakan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih, hal
ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada
tinggat penjualan khusus. Net profit margin dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Earning After Tax (EAT)


Net Profit Margin =
Sales

Sumber : Irham Fahmi (2017: 136)

Dalam penelitian ini alat yang diukur adalah menggunakan Return On Asset (ROA). Rasio
return on assets yang merupakan salah satu rasio profitabilitas mempunyai manfaat dan tujuan.
Menurut Kasmir (2018: 198) yang menyebutkan bahwa tujuan penggunaan rasio profitabilitas
bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu :
a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu,
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu,
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri,
e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri,
f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
sendiri,
g. Tujuan lainnya.

Adapun manfaat Return on Assets adalah untuk :


16

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode,

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu,

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri,

e. Mengetahui produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal


pinjaman maupun modal sendiri,
f. Manfaat lainnya, Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pengembalian
investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun
modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.
17

2.5 Agresivitas Pajak

2.5.1 Definisi Agresivitas Pajak

Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang


dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan diprediksi
melakukan tindakan yang akan mengurangi beban pajak perusahaan. Menurut
Hlaing dalam Suyanto dan Supranomo (2017:87) bahwa agresivitas pajak
perusahaan merupakan suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang
dilakukan perusahaan baik dengan cara legal (tax avoidance) maupun ilegal (tax
evasion).

Menurut Hlaing dalam Natalya (2018: 18) menjelaskan bahwa agresivitas pajak
merupakan sebuah kegiatan perencanaan pajak semua perusahaan yang terlibat
dalam usaha mengurangi tingkat pajak yang efektif.

2.5.2 Keuntungan dan kerugian dari Agresivitas Pajak

Dalam suatu tindakan pasti mempunyai keuntungan dan kerugian atas tindakan yang
dilakukan terhadap perusahaan tersebut. Menurut Meiliana (2016) Ada beberapa keuntungan dari
tindakan agresivitas pajak diantaranya sebagai berikut :

a. Keuntungan pertama, berupa penghematan pajak yang akan dibayarkan perusahaan kepada
negara, sehingga jumlah kas yang dinikmati pemilik/pemegang saham dalam perusahaan
menjadi lebih besar.

b. Keuntungan bagi manajer (baik langsung maupun tidak langsung) yang mendapatkan
konpensasi dari pemilik atau pemegang saham perusahaan atas tindakan pajak agresif yang
dilakukannya.

c. Keuntungan bagi manajer adalah mempunyai kesempatan untuk melakukan rent extraction.

Sedangkan kerugian yang dapat dialami atas tindakan agresivitas pajak diantaranya yaitu :

a. Kemungkinan perusahaan akan mendapatkan sanksi/penalty dari fiskus pajak, dan akan terjadi
penurunan harga saham.

b. Rusaknya reputasi perusahaan akibat dari audit fiskus pajak. Penurunan harga saham
dikarenakan pemegang saham lainnya mengetahui tindakan pajak agresif yang dijalankan
manajer dilakukan dalam rangka rent extraction.
18

2.5.3 Metode Pengukuran Agresivitas Pajak

Dalam penelitian ini alat yang diukur menggunakan Effective Tax Rate (ETR).
Frank 2009 (dalam Gemilang, 2017) ETR digunakan untuk merefleksikan
perbedaan antara perhitungan laba buku dengan laba fiskal. Sedangkan menurut
Ardyansyah 2014 (dalam Gemilang, 2017) ETR dihitung atau dinilai berdasarkan
informasi keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga ETR merupakan
bentuk perhitungan tarif pajak pada perusahaan. Dari penjelasan tersebut ETR
memiliki tujuan untuk mengetahui jumlah presentase perubahan dalam membayar
pajak yang seharusnya dibayarkan terhadap laba komersial yang diperoleh. Berikut
rumus untuk menghitung ETR yaitu :

Beban Pajak Penghasilan


ETR =
Laba Sebelum Pajak

Sumber: Natalya (2018:36)


2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
tentang pengaruh ukuran perusahaan dan capital intensity terhadap agresivitas pajak
dengan profitabilitas sebagai variable moderasi dan menjadi referensi serta
pertimbangan penulis dalam melakukan penelitian ini:
19

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

1. Agung Budi Utomo & Giawan Nur Fitria, (2020) Ukuran Perusahaan Memoderasi
Pengaruh Capital Intensity dan Profitabilitas terhadap Agresivitas Pajak.
Hasil Penelitian :
Secara simultan variabel intensitas modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Secara parsial intensitas modal dan ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Variabel ukuran perusahaan dapat memoderasi
pengaruh intensitas modal terhadap agresivitas pajak. Variabel ukuran perusahaan dapat
memoderasi pengaruh intensitas modal terhadap agresivitas pajak. Ukuran perusahaan
tidak dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak.
2. Silvy Dwi Wahyuni & Dewi Prastiwi, (2020) Pengaruh Capital Intensity terhadap Tax
Aggressiveness Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi.
Hasil Penelitian:
Intensitas modal tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Profitabilitas mampu
memperkuat efek positif dari intensitas modal terhadap agresivitas pajak.
3. M. Apep Mustofa & Syahril Djaddang, (2021) Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Agresivitas Pajak Dengan Capital Intensity Sebagai Moderasi Hasil Penelitian:
Capital intensity dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak.
Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak
4. Desi Natalya (2018) Pengaruh Capital Intensity, Laverage, dan Profitabilitas Terhadap Tax
Agresivitas Dengan Kinerja Pasar Sebagai Variavel Moderating.

Hasil Penelitian:
Capital Intensity berpengaruh signifikan terhadap Tax Agresivitas. Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap Tax Agresivitas.
20

2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberi


bukti empiris mengenai Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Capital Intensity terhadap
Agresivitas Pajak dengan Profitabilitas sebagai Variable Moderasi. Dengan kerangka
pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1
21

2.8 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019:99) hipotesis merupakan tanggapan singkat terhadap


rencana masalah pemeriksaan, yang mana rincian masalah eksplorasi telah
dinyatakan sebagai kalimat penyelidikan. Hal ini dianggap tidak kekal.
Pengembangan hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :

1. H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan


manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun
2016-2020

2. H2 : Capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan


manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun
2016-2020

3. H3 : Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Profitabilitas berpengaruh


terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2016-2020

4. H4 : Profitabilitas memperkuat pengaruh ukuran perusahaan terhadap agresivitas


pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI tahun 2016-2020

5. H5 : Profitabilitas memperkuat pengaruh capital intensity terhadap agresivitas


pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI tahun 2016-2020
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Menurut Sugiyono (2019:17), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,
dipergunakan untuk melihat populasi atas sampel tertentu, berbagai analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik yang ditentukan untuk menguji yang sudah
ditentukan sebelumnya. Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif dan analisis regresi untuk mengukur variable independen
dan variable dependen.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
jenis dan sumber data sekunder. Data sekunder merupakan sumber informasi
pemeriksaan yang sebelumnya diperoleh oleh ilmuan setelah itu didapatkan
oleh peneliti dari sumber lain. Informasi tambahan dari data sekunder berupa
buku, jurnal, publikasi pemerintah, dan situs atau sumber lain yang mendukung.
Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
2016-2020 yang telah dipubliskan. Data tersebut dari www.idx.co.id. Alasan
memilih BEI sebagai sumber data karena BEI merupakan bursa efek terbesar
dan representative di Indonesia, dimana dalam 2016 sampai 2020 di anggap
cukup mewakili kondisi BEI yang relative normal.
3.2 Objek dan Waktu Penelitian
3.2.1 Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2016-2020.

22
23

3.2.2 Waktu Penelitian


Proses penelitian yang digunakan peneliti untuk melakukan
penelitian dimulai pada bulan Oktober 2021 sampai bulan Februari
2022.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2019:68) Variabel penelitian merupakan kualitas
atau sifat atau nilai dari seseorang, item atau kegiatan yang memiliki
beberapa variasi tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan perumusan masalah, maka terdiri atas variabel dependen,
variabel independen, dan variabel moderasi.
1. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2019:68) variabel dependen atau varibel terikat
merupakan variabel yang terkena dampak atau yang merupakan akibat dari
adanya variabel bebas, yang diwakili oleh gambar (y). variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak.
2. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2019:68) variabel independen atau variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau munculnya variabel terikat, yang diwakili oleh gambar (x).
variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan (x1) dan capital intensity (x2).
3. Variabel Moderasi
Menurut Sugiyono (2019) variabel moderasi merupakan variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen, yang diwakili oleh gambar (z). Variabel
moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (z).
3.4 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2019:68)operasional dalam variabel penelitian
merupakan suatu karakter atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
24

kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang nantinya diterapkan oleh


peneliti kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Operasionalisasi variabel diharapkan dapat menentukan jenis dan
parameter variabel-variabel yang digunakan dalam kajian. Selain itu, sistem
ini juga diharapkan dapat menentukan skala pengukuran dari masing-
masing variabel sehingga pengujian spekulasi dengan menggunakan alat
ukur dapat diselesaikan secara benar. Adapun operasionalisasi variabel
dalam penelitian ini sebagai berikut :
3.4.1 Variabel Dependen
a. Agresivitas pajak merupakan suatu kegiatan perencanaan pajak
dengan tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang
dilakukan oleh perusahaan baik dengan cara legal (tax avoidance)
maupun illegal (tax evasion).
3.4.2 Variabel Independen
a. Ukuran Perusahaan (x1)
Besar kecilnya perusahaan dapat diukur melalui total aset/besar
harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai
logaritma total aset, dengan demikian dapat dilihat bagaimana
tingkat kestabilan suatu perusahaan.
b. Capital Intensity (x2)
Alat ukur yang menggambarkan seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam memperoleh aset tetap. Semakin banyak aset
tetap yang dimiliki maka semakin besar pula tingkat penyusutan
sehingga menghasilkan pendapatan kena pajak dan biaya
penyusutan beresiko mengurangi jumlah pajak perusahaan.
3.4.3 Variabel Moderasi
a. Profitabilitas (z)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang diukur pada tingkat penjualan, aset, dan
modal saham dalam periode tertentu.
25

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penulis menggunakan dua cara yaitu
dengan penelitian pustaka dan dataset statistik.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Spesialis memperoleh informasi dan data dengan penelitian melalui
buku, hasil penelitian, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang
berkaitan dengan judul kajian.
2. Observasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2019:296) menjelaskan bahwa data sekunder
merupakan sumber informasi yang diperoleh ilmuan dengan cara tidak
langsung melalui media perantara (didapat dan dicatat oleh ilmuan
lain). Sumber informasi biasanya berupa bukti, catatan, atau laporan
sebelumnya yang terlebih dahulu tersusun dalam arsip. Misalnya
struktur organisasi, laporan pembelian,persediaan, dan laporan
penjualan.
3.6 Teknik Pengumpulan Sampel
3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2019:126) populasi merupakan kawasan


generalisasi meliputi objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu kemudian diterapkan oleh penelitian untuk dianalisis
dan ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaanmanufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima periode, yaitu
2016-2020.

Tabel 3.1

Daftar perusahaan sektor tekstil dan garmen yang menjadi populasi

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1. ADES Akasha Wira International Tbk
26

2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk


3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4. BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
5. BUDI Budi Starch & sweetener Tbk
6. CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
7. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
8. CLEO Sariguna Primatirta Tbk
9. DLTA Delta Djakarta Tbk
10. DMND Diamond Food Indonesia Tbk
11. FOOD Sentra Food Indonesia Tbk
12. GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
13. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
15. IIKP Inti Agri Resources Tbk
16. IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk
17. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
18. KEJU Mulia Boga Raya Tbk
19 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
21. MYOR Mayora Indah Tbk
22. PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk
23. PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
24. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
25. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
26. SKBM Sekar Bumi Tbk
27. SKLT Sekar Laut Tbk
28. STTP Siantar Top Tbk
29. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
30. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
27

Sumber data diolah oleh : Bursa Efek Indonesia

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2019:127) sampel merupakan komponen dari


jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini


adalah metode purposive sampling. Sugiyono (2019:133) menjelaskan
bahwa metode purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Alasan memilih sampel dengan
menggunakan purposive sampling karena tidak semua memiliki kriteria
sesuai dengan yang sudah peneliti tentukan. Adapun pertimbangan yang
digunakan dalam menentukan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Semua perusahaan yang termasuk dalam makanan dan minuman yang


terdaftar di Busa Efek Indonesia tahun 2016-2020

2. Tidak menggunakan perusahaan yang baru IPO setelah 2016-2020

3. Menggunakan satuan mata uang rupiah

4. Tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian

Tabel 3.2

Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah


Perusahaan sektor makanan dan minuman terdaftar di BEI 30
2016-2020
Perusahaan sektor makanan dan minuman baru IPO setelah (10)
periode 2016-2020
Perusahaan sektor makanan dan minuman menggunakan mata
(0)
uang asing
Perusahaan sektor makanan dan minuman mengalami (6)
kerugian selama periode 2016-2020
28

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 14


Sumber data diolah oleh penulis : 2021

Berikut daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang
disajikan pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1. ADES Akasha Wira International Tbk
2. BUDI Budi Starch & sweetener Tbk
3. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
4. DLTA Delta Djakarta Tbk
5. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
6. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
7. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
8. MYOR Mayora Indah Tbk
9. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
10. SKBM Sekar Bumi Tbk
11. SKLT Sekar Laut Tbk
12. STTP Siantar Top Tbk
13. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
14. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Compay Tbk
Sumber data diolah oleh penulis : 2021

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2018:19) statistik deskriptif merupakan


metode analisis yang menggambarkan atau mendeskriptifkan data
29

penelitian melalui ukuran penyebaran atau ukuran keragaman


pengamatan.

Menurut Sugiyono (2019:206) statistik deskriptif merupakan


asumsi yang digunakan untuk memisahkan dengan menggambarkan
data yang telah dikumpulkan tanpa tahu apa nilainya dan tanpa
berharap untuk mencapai tujuan yang berlaku bagi individu secara
keseluruhan atau teori. Pemeriksaan yang wajar digunakan untuk
memberikan informasi tentang faktor-faktor eksplorasi. Untuk
pengukuran yang jelas dalam informasi yang disajikan bisa melalui
tabel, diagram, tengah, rata-rata, standar deviasi, dan estimasi laju.
Nilai dasar digunakan untuk menentukan informasi terkecil yang
dirujuk. Nilai terbesar digunakan untuk menentukan nilai terbesar.
Nilai normal (mean) digunakan untuk menentukan normal dari
informasi yang bersangkutan, sedangkan standar deviasi digunakan
untuk memutuskan seberapa jauh informasi yang bersangkutan
berbeda dari normal.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Danang Sunyoto (2016:92) menjelaskan bahwa uji


normalitas dimana akan menguji data variabel bebas (x) dan data
variabel terikat (y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi
normal atau tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika
memiliki data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali.

Menurut Ghozali (2018:161) Uji normalitas bertujuan untuk menguji


apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dasar
pengambilan keputusan adalah melihat nilai signifikan Monte Carlo
dengan kriteria sebagai berikut :
30

1) Nilai signifikan >0,05 artinya model regresi terdistribusi secara


normal.
2) Nilai signifikan <0,05 artinya model regresi tidak terdistribusi
normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018:107) Uji multikolinearitas bertujuan untuk


menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi dikatakan baik jika tidak
terjadi kolerasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
yaitu variance inflantion factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance ≥
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 dapat dikatakan dalam data
tersebut regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas dan sebaliknya.

c. Uji Heteroskedatisitas

Berdasarkan Ghozali (2018:137) uji heteroskedatisitas bertujuan


untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji
Glejser, yaitu meregresi nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai
signifikansinya > 0,05, sebaliknya terjadi heteroskedastisitas apabila
nilai signifikansinya < 0,05.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi ada


korelasi antara kesalahan pengganggu dari observasi ke observasi
lainnya. Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang
31

waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan


metode Durbin Watzon (DW). Menurut Ghozali (2018:112) dasar
penentuan ada atau tidaknya kasus autokorelasi didasari oleh ketentuan
apabila d < dL arinya ada autokorelasi negatif, apabila dL < d < dU atau
(4
- dL) artinya hasil ujinya tanpa keputusan. Jika dU < d < (4 - dU) artinya
tidak terdapat autokorelasi. Kemudian apabila d > (4- dL) artinya
terdapat autokorelasi positif.

3.7.3 Uji Hipotesis


a. Uji Regresi Linear Berganda

Menurut Danang Sunyoto (2016:47) tujuan uji regresi untuk


mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel
terikat (y).

Menurut Ghozali (2018:95) Uji regresi linear berganda merupakan


uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yang
jumlahnya lebih dari satu terhadap satu variabel terikat (dependen).
Model uji regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan
hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen). Persamaan regresi
linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+e

Keterangan :

Y = ETR

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1

b2 = Koefisien Regresi X2

X1 = Variabel Ukuran Perusahaan


32

X2 = Variabel Capital Intensity

e = Standar Eror

b. Uji Koefesien Determinasi (R²)

Menurut Ghozali (2018:07) Tujuan koefisien determinasi


(Rsquare) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
menerapkan variasi variabel dependen dengan nilai antara nol sampai
satu (0< R²<1). Nilai Rsquare yang kecil menunjukan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Sebaliknya nilai yang mendekati satu
menunjukan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.

c. Uji T

Menurut Ghozali (2018:98) menjelaskan bahwa uji statistik t


merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh independen secara individual terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan uji T didasarkan pada nilai signifikan dan nilai t
hitung yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program
SPSS, dengan taraf kesalaha 5%. Maka pengambilan keputusan tersebut
sebagai berikut: jika nilai t hitung > t tabel maka variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen, dan sebaliknya. Dan jika nilai
signifikan >0,05 hipotesis ditolak artinya bahwa secara parsial variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel independen,dan sebaliknya.

d. Uji F

Menurut Ghozali (2018:179) uji statistik F merupakan uji yang


digunakan untuk menunjukan adakah pengaruh anatar variabel
independen dengan variabel dependen secara simultan.
33

1. Jika F hitung ≤ F tabel atau probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima, yang


berarti bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap variabel depeden.
2. Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < 0,05 maka H0 diterima,
yang berarti bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel depeden.
34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi dan sumber
pembiayaan dalam upaya menunjang kemajuan Perekonomian Nasional.
BEI juga berperan dalam upaya untuk membina pendukung keuangan
internal.

Bursa Efek Indonesia berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 52-53,


Senayan, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bursa Efek Indonesia
berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tangal 14 Desember 1912. Sekuritas yang
diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda
yang bekerja di Indonesia, obligasi yang diberikan oleh Pemerintah Hindia
Belanda serta sekuritas yang berbeda.

Bursa Efek Indonesia tumbuh dengan cepat sehingga aktivitasnya


terus semakin padat dan rumit. Pada tanggal 22 Mei 1995 BEI memakai
sistem perdagangan yang disebut Jakarta Automatic Trading System
(JATS). Sistem ini memfasilitasi pertukaran saham dengan pengembalian
yang lebih signifikan dan membenarkan kegiatan pasar yang wajar dan
transparan dibandingkan dengan sistem kerja perdagangan manual. Otoritas
publik memilih menggabungkan BEJ menjadi bursa keuangan dengan BES
rekan sekuritas untuk lebih meningkatkan kelangsungan hidup dan bekerja
pada keadaan moneter di Indonesia yang berganti nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada aktif pada 1 Desember 2007. Penggabungan ini
bertujuan untuk dapat menghasilkan keadaan perekonomian Indonesia lebih
baik. Untuk membagikan informasi mengenai pertumbuhan perdagangan
saham kepada masyarakat luas, Bursa Efek Indonesia menyebarkan data
35

pertumbuhan nilai saham melalui media cetak dan elektronik. BEI memiliki
tujuh rekor saham, diantaranya IHSG, Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Indeks
Perorangan, Indeks Syariah Jakarta, Indeks Papan Utama dan Dewan
Pengembangan, dan Indeks Kompas100.

Sementara dalam tinjauan ini, objek eksplorasi ini merupakan


organisasi fabrikasi sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang meliputi :

1. PT. Akasha Wira International Tbk


PT. Akasha Wira International Tbk awal mula didirikan dengan nama
PT. Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama perusahaan telah
mengalami penggantian berulang kali, dan penggantian terakhir pada
akhir tahun 2010, ketika nama perusahaan tersebut diganti menjadi
Akasha Wira International. Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 13 Juni 1994.
2. PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
PT. Budi Strach and Sweetener Tbk, saat ini dikenal sebagai Budi Acid
Jaya Tbk, didirikan pada tanggal 15 Januari 1979 kemudian mulai
melaksanakan usahanya pada bulan Januari 1981. Tercatat di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 08 Mei 1995.
3. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, sebelumnya bernama Cahaya
Kalbar Tbk didirikan pada tanggal 3 Februari 1968 dengan nama CV
Tjahja Kalbar dan memulai menjalankan usahanya pada tahun 1971.
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan perusahaan dibawah Grup
Wilmar International Limited, merupakan sebuah perusahaan yang
mencatat sahamnya di Bursa Efek Singapura.Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 9 Juli 1996.
4. PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Delta Djakarta Tbk, didirikan pada tanggal 15 Juni 1970 dan
memulai perjalanan bisnisnya pada tahun 1933. Sebelumnya namanya
36

dikenal dengan Pabrik "Anker Bir" yang didirikan pada tahun 1932
dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perjalanan bisnisnya,
kepemilikan pabrik mengalami sebagian pergantian saat sebelum
terjadinya PT Delta Djakarta pada tahun 1970. Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 27 Februari 1984.
5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), didirikan pada
tanggal 02 September 2009 dan mulai mengoperasikan bisnisnya pada
01 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan aktivitas usaha
Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF), pemegang saham pengendali. Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 07 Oktober 2010.
6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, didirikan pada tanggal 14 Agustus
1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan mengawali aktivitas
usahanya pada tahun 1990. Tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 14 Juli 1994.
7. PT. Multi Bintang Tbk
PT. Multi bintang Tbk (MLBI) mulai didirikan pada tanggal 3 Juni
1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan
memulai melaksanakan usahanya pada tahun 1929. Multi Bintang
merupakan bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan Heineken,
dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd. Tercatat
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Desember 1981.
8. PT. Mayora Indah Tbk
PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan pada tanggal 17 Februari
1977 dan memulai ekspedisi usahanya pada Mei 1978. Tercatat di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Juli 1990.
9. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti), didirikan pada
tanggal 8 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation
37

danmengawali aktivitas bisnisnya pada tahun 1996. Tercatat pada


Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juni 2010.
10. PT. Sekar Bumi Tbk
PT. Sekar Bumi Tbk didirikan pada 12 April 1973 dan memulai
kegiatan usahanya pada tahun 1974. Tercatat sebelumnya di Bursa
Efek Indonesia pada 5 Januari 1993. Akan tetapi pada tanggal 15
September 1999, Sekar Bumi dikeluarkan dari BEI. Selanjutnya pada
tanggal 24 September 2012, SKBM menemukan pengesahan kembali
oleh bursa efek Indonesia, mulai tanggal 28 September 2012.
11. PT. Sekar Laut Tbk
PT. Sekar Laut Tbk, didirikan pada tanggal 19 Juli 1976 dan memulai
menjalankan bisnisnya pada tahun 1976. Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 08 September 1993.
12. PT. Siantar Top Tbk
PT. Siantar Top Tbk, didirikan pada 12 Mei 1987 dan memulai
perjalanan usahanya pada September 1989. Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 16 Desember 1996.
13. PT. Tunas Baru Lampung Tbk
PT. Tunas Baru Lampung Tbk, didirikan pada tanggal 22 Desember
1973. Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Februari 2000.
14. PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk
PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk, mulai
didirikan pada tanggal 2 November 1971 dan aktif dalam kegiatan
usahanya pada awal tahun 1974. Tercatat pada Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 2 Juli 1990.
4.2 Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan upaya menampilkan data agar data tersebut
dapat diuraikan secara benar dan dapat dimengerti dengan mudah. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dengan
mengambil data dari laporan keuangan tahunan pada perusahaan manufaktur
sektor makanan dan minuman yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek
38

Indonesia periode 2016-2020 yang diperoleh dari website resminya


www.idx.co.id. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu
Ukuran Perusahaan dan Capital Intensity, terhadap variabel dependen yaiutu
Agretivitas Pajak, dengan variabel moderasi yaitu Profitabilitas.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif asosiatif yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel-variabel yang akan
diamati, yaitu Ukuran Perusahaan, Capital Intensity, Agretivitas pajak dan
Profitabilitas.
4.2.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-
2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Tahun 2016-2020

PT. ADES (AKASHA WIRA


INTERNATIONAL Tbk)
Tahun Total Aset LN
2016 R 767.479.000.000 27,3663769
p 5
2017 R 840.236.000.000 27,4569486
p 4
2018 R 881.275.000.000 27,5046355
p 6
2019 R 822.375.000.000 27,4354623
p 3
2020 R 958.791.000.000 27,5889389
p 5
PT. BUDI (BUDI STRACH &
SWEETNES Tbk)
2016 R 2.931.807.000.000 28,7066400
p 7
2017 R 2.939.456.000.000 28,7092456
p 5
2018 R 3.392.980.000.000 28,8527297
p 1
2019 R 2.999.767.000.000 28,7295557
p 3
2020 R 2.963.007.000.000 28,7172257
p 5
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA
INDONESIA Tbk)
2016 R 1.425.964.152.418 27,985869
39

p 3
2017 R 1.392.636.444.501 27,9622197
p 9
2018 R 1.168.956.042.706 27,787132
p 2
2019 R 1.393.079.542.074 27,9625379
p 1
2020 R 1.566.673.828.068 28,0799759
p 1
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
40

2016 Rp 1.197.796.650.000 27,8115048


6
2017 Rp 1.340.842.765.000 27,9243194
6
2018 Rp 1.523.517.170.000 28,0520427
1
2019 Rp 1.425.983.722.000 27,9858830
2
2020 Rp 1.225.580.913.000 27,8344360
6
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk)
2016 Rp 28.901.948.000.000 30,9949301
1
2017 Rp 31.619.514.000.000 31,0847955
8
2018 Rp 34.367.153.000.000 31,1681223
7
2019 Rp 38.709.314.000.000 31,2871013
6
2020 Rp 103.588.325.000.000 32,2714457
5
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES
MAKMUR Tbk)
2016 Rp 82.174.515.000.000 32,0398663
3
2017 Rp 87.939.488.000.000 32,1076700
6
2018 Rp 96.537.796.000.000 32,2009557
2
2019 Rp 96.198.559.000.000 32,1974354
9
2020 Rp 163.136.516.000.000 32,7256084
9
PT. MLBI (MULTI BINTANG
INDONESIA Tbk)
2016 Rp 2.275.038.000.000 28,4530178
7
2017 Rp 2.510.078.000.000 28,5513349
4
2018 Rp 2.889.501.000.000 28,6921049
4
2019 Rp 2.896.950.000.000 28,6946795
8
2020 Rp 2.907.425.000.000 28,6982889
3
PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)
2016 Rp 12.922.421.859.142 30,1899850
5
2017 Rp 14.915.849.800.251 30,3334455
1
41

2018 Rp 17.591.706.426.634 30,4984486


8
2019 Rp 19.037.918.806.473 30,5774538
3
2020 Rp 19.777.500.514.550 30,6155660
7
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI
CORPINDO Tbk)
2016 Rp 2.919.640.858.718 28,7024817
3
2017 Rp 4.559.573.709.411 29,1482502
5
2018 Rp 4.393.810.380.883 29,1112179
3
2019 Rp 4.682.083.844.951 29,1747643
9
2020 Rp 4.452.166.671.985 29,1244119
9
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
2016 Rp 1.001.657.012.004 27,6326767
6
2017 Rp 1.623.027.475.045 28,1153143
3
2018 Rp 1.771.365.972.009 28,202772
1
2019 Rp 1.820.383.352.811 28,2300682
3
2020 Rp 1.768.660.546.754 28,2012436
2
42

PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)


2016 Rp 568.239.939.951 27,0658096
2017 Rp 636.284.210.210 27,17891117
2018 Rp 747.293.725.435 27,33972415
2019 Rp 790.845.543.826 27,39636852
2020 Rp 773.863.042.440 27,37466075
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
2016 Rp 2.337.207.195.055 28,47997783
2017 Rp 2.342.432.443.196 28,48221101
2018 Rp 2.631.189.810.030 28,59845726
2019 Rp 2.881.563.083.954 28,689354
2020 Rp 3.448.995.059.882 28,86910402
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG
Tbk)
2016 Rp 12.596.824.000.000 30,16446583
2017 Rp 14.024.486.000.000 30,27182592
2018 Rp 16.339.916.000.000 30,42463206
2019 Rp 17.363.003.000.000 30,48536279
2020 Rp 19.431.293.000.000 30,59790592
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK
INDUSTRY &
2016 Rp 4.239.200.000.000 29,07539569
2017 Rp 5.186.940.000.000 29,27716504
2018 Rp 5.555.871.000.000 29,34587632
2019 Rp 6.608.422.000.000 29,51936601
2020 Rp 8.754.116.000.000 29,80054511
Sumber : Data diolah,2021

4.2.2 Capital Intensity


Capital intensity pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.2
Capital Intensity Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun
2016-2020

PT. ADES (AKASHA WIRA


INTERNATIONAL Tbk)
Tahu Total Aset Tetap Total CAPIN
n Bersih Aset
2016 Rp 374.177.000.000 Rp 767.479.000.000 0,48754
2017 Rp 478.184.000.000 Rp 840.236.000.000 0,569107
2018 Rp 447.249.000.000 Rp 881.275.000.000 0,507502
43

2019 Rp 405.448.000.000 Rp 822.375.000.000 0,493021


2020 Rp 351.626.000.000 Rp 958.791.000.000 0,366739
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES Tbk)
2016 Rp 1.771.780.000.000 Rp 2.931.807.000.000 0,60433
2017 Rp 1.863.833.000.000 Rp 2.939.456.000.000 0,634074
2018 Rp 1.871.467.000.000 Rp 3.392.980.000.000 0,55157
2019 Rp 1.808.968.000.000 Rp 2.999.767.000.000 0,603036
2020 Rp 1.699.087.000.000 Rp 2.963.007.000.000 0,573433
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk)
2016 Rp 215.976.492.549 Rp 1.425.964.152.418 0,15146
2017 Rp 212.312.805.803 Rp 1.392.636.444.501 0,152454
2018 Rp 200.024.117.988 Rp 1.168.956.042.706 0,171113
2019 Rp 195.283.411.192 Rp 1.393.079.542.074 0,140181
2020 Rp 204.186.009.945 Rp 1.566.673.828.068 0,130331
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
2016 Rp 96.275.498.000 Rp 1.197.796.650.000 0,080377
2017 Rp 89.978.944.000 Rp 1.340.842.765.000 0,067106
2018 Rp 90.191.394.000 Rp 1.523.517.170.000 0,059199
2019 Rp 85.234.517.000 Rp 1.425.983.722.000 0,059772
2020 Rp 79.117.279.000 Rp 1.225.580.913.000 0,064555
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk)
2016 Rp 7.114.288.000.000 Rp 28.901.948.000.000 0,246153
2017 Rp 8.120.254.000.000 Rp 31.619.514.000.000 0,256811
2018 Rp 10.741.622.000.00 Rp 34.367.153.000.000 0,312555
0
2019 Rp 11.342.412.000.00 Rp 38.709.314.000.000 0,293015
0
2020 Rp 13.351.296.000.00 Rp 103.588.325.000.00 0,128888
0 0
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk)
2016 Rp 25.701.913.000.00 Rp 82.174.515.000.000 0,312772
0
2017 Rp 29.787.303.000.00 Rp 87.939.488.000.000 0,338725
0
2018 Rp 42.388.236.000.00 Rp 96.537.796.000.000 0,439084
0
2019 Rp 43.072.504.000.00 Rp 96.198.559.000.000 0,447746
0
2020 Rp 45.862.919.000.00 Rp 163.136.516.000.00 0,281132
0 0
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA Tbk)
2016 Rp 1.278.015.000.000 Rp 2.275.038.000.000 0,561755
2017 Rp 1.364.086.000.000 Rp 2.510.078.000.000 0,543444
2018 Rp 1.524.061.000.000 Rp 2.889.501.000.000 0,527448
2019 Rp 1.559.289.000.000 Rp 2.896.950.000.000 0,538252
2020 Rp 1.479.447.000.000 Rp 2.907.425.000.000 0,508851
44

PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)


2016 Rp 3.859.420.029.792 Rp 12.922.421.859.142 0,298661
2017 Rp 3.988.757.428.380 Rp 14.915.849.800.251 0,267417
45

2018 R 4.258.300.525.120 R 17.591.706.426.634 0,242063


p p
2019 R 4.674.963.819.225 R 19.037.918.806.473 0,245561
p p
2020 R 6.043.201.970.326 R 19.777.500.514.550 0,305559
p p
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk)
2016 R 1.842.722.492.525 R 2.919.640.858.718 0,631147
p p
2017 R 1.993.663.314.016 R 4.559.573.709.411 0,437248
p p
2018 R 2.222.133.112.899 R 4.393.810.380.883 0,505742
p p
2019 R 2.540.413.874.692 R 4.682.083.844.951 0,542582
p p
2020 R 2.434.486.072.405 R 4.452.166.671.985 0,546809
p p
PT. SKBM (SEKAR
BUMI Tbk)
2016 R 436.018.707.335 R 1.001.657.012.004 0,435297
p p
2017 R 485.558.490.029 R 1.623.027.475.045 0,299168
p p
2018 R 582.660.258.194 R 1.771.365.972.009 0,328933
p p
2019 R 602.802.562.379 R 1.820.383.352.811 0,33114
p p
2020 R 440.748.401.586 R 1.768.660.546.754 0,249199
p p
PT. SKLT (SEKAR
LAUT Tbk)
2016 R 299.674.475.232 R 568.239.939.951 0,527373
p p
2017 R 311.810.228.981 R 636.284.210.210 0,490049
p p
2018 R 323.244.348.971 R 747.293.725.435 0,432553
p p
2019 R 360.346.292.384 R 790.845.543.826 0,455647
p p
2020 R 354.930.905.744 R 773.863.042.440 0,458648
p p
PT. STTP (SIANTAR
TOP Tbk)
2016 R 1.107.152.196.056 R 2.337.207.195.055 0,473707
p p
2017 R 1.125.768.977.479 R 2.342.432.443.196 0,480598
p p
2018 R 1.096.143.561.950 R 2.631.189.810.030 0,416596
p p
2019 R 1.124.520.287.704 R 2.881.563.083.954 0,390247
p p
46

2020 R 1.538.988.540.784 R 3.448.995.059.882 0,446214


p p
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG Tbk)
2016 R 5.472.981.000.000 R 12.596.824.000.000 0,434473
p p
2017 R 6.192.524.000.000 R 14.024.486.000.000 0,441551
p p
2018 R 6.428.456.000.000 R 16.339.916.000.000 0,39342
p p
2019 R 6.491.794.000.000 R 17.363.003.000.000 0,373887
p p
2020 R 6.515.193.000.000 R 19.431.293.000.000 0,335294
p p
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk)
2016 R 1.042.072.000.000 R 4.239.200.000.000 0,245818
p p
2017 R 1.336.398.000.000 R 5.186.940.000.000 0,257647
p p
2018 R 1.453.135.000.000 R 5.555.871.000.000 0,261549
p p
2019 R 1.556.666.000.000 R 6.608.422.000.000 0,235558
p p
2020 R 1.715.401.000.000 R 8.754.116.000.000 0,195954
p p
Sumber : Data diolah, 2021
47

4.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun
2016-2020

PT. ADES (AKASHA WIRA


INTERNATIONAL Tbk)
Tahun EAT Total Aktiva ROA
2016 Rp 55.951.000.000 Rp 767.479.000.000 0,072902
2017 Rp 38.242.000.000 Rp 840.236.000.000 0,045513
2018 Rp 52.958.000.000 Rp 881.275.000.000 0,060092
2019 Rp 83.885.000.000 Rp 822.375.000.000 0,102003
2020 Rp 135.789.000.000 Rp 958.791.000.000 0,141625
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES Tbk)
2016 Rp 38.624.000.000 Rp 2.931.807.000.000 0,013174
2017 Rp 45.691.000.000 Rp 2.939.456.000.000 0,015544
2018 Rp 50.467.000.000 Rp 3.392.980.000.000 0,014874
2019 Rp 64.021.000.000 Rp 2.999.767.000.000 0,021342
2020 Rp 67.093.000.000 Rp 2.963.007.000.000 0,022644
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk)
2016 Rp 249.697.013.626 Rp 1.425.964.152.418 0,175107
2017 Rp 107.420.886.839 Rp 1.392.636.444.501 0,077135
2018 Rp 92.649.656.775 Rp 1.168.956.042.706 0,079258
2019 Rp 215.459.200.242 Rp 1.393.079.542.074 0,154664
2020 Rp 181.812.593.992 Rp 1.566.673.828.068 0,11605
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
2016 Rp 254.509.268.000 Rp 1.197.796.650.000 0,212481
2017 Rp 279.772.635.000 Rp 1.340.842.765.000 0,208654
2018 Rp 338.129.985.000 Rp 1.523.517.170.000 0,22194
2019 Rp 317.815.177.000 Rp 1.425.983.722.000 0,222874
2020 Rp 123.465.762.000 Rp 1.225.580.913.000 0,100741
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk)
2016 Rp Rp 28.901.948.000.000 0,125642
3.631.301.000.000
2017 Rp Rp 31.619.514.000.000 0,112057
3.543.173.000.000
2018 Rp Rp 34.367.153.000.000 0,135559
4.658.781.000.000
2019 Rp Rp 38.709.314.000.000 0,138469
5.360.029.000.000
2020 Rp Rp 103.588.325.000.000 0,071616
48

7.418.574.000.000
49

PT. INDF (INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk)


2016 Rp 5.266.906.000.000 Rp 82.174.515.000.000 0,064094
2017 Rp 5.145.063.000.000 Rp 87.939.488.000.000 0,058507
2018 Rp 4.961.851.000.000 Rp 96.537.796.000.000 0,051398
2019 Rp 5.902.729.000.000 Rp 96.198.559.000.000 0,06136
2020 Rp 8.752.066.000.000 Rp 163.136.516.000.000 0,053649
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA Tbk)
2016 Rp 982.129.000.000 Rp 2.275.038.000.000 0,431698
2017 Rp 1.322.067.000.000 Rp 2.510.078.000.000 0,526704
2018 Rp 1.224.807.000.000 Rp 2.889.501.000.000 0,423882
2019 Rp 1.206.059.000.000 Rp 2.896.950.000.000 0,41632
2020 Rp 285.617.000.000 Rp 2.907.425.000.000 0,098237
PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)
2016 Rp 1.388.676.127.665 Rp 12.922.421.859.142 0,107463
2017 Rp 1.630.953.830.893 Rp 14.915.849.800.251 0,109344
2018 Rp 1.760.434.280.304 Rp 17.591.706.426.634 0,100072
2019 Rp 2.039.404.206.764 Rp 19.037.918.806.473 0,107123
2020 Rp 2.098.168.514.645 Rp 19.777.500.514.550 0,106089
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk)
2016 Rp 279.777.368.831 Rp 2.919.640.858.718 0,095826
2017 Rp 135.364.021.139 Rp 4.559.573.709.411 0,029688
2018 Rp 127.171.436.363 Rp 4.393.810.380.883 0,028943
2019 Rp 236.518.557.420 Rp 4.682.083.844.951 0,050516
2020 Rp 168.610.282.478 Rp 4.452.166.671.985 0,037872
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
2016 Rp 22.545.456.050 Rp 1.001.657.012.004 0,022508
2017 Rp 25.880.464.791 Rp 1.623.027.475.045 0,015946
2018 Rp 15.954.632.472 Rp 1.771.365.972.009 0,009007
2019 Rp 957.169.058 Rp 1.820.383.352.811 0,000526
2020 Rp 5.415.741.808 Rp 1.768.660.546.754 0,003062
PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)
2016 Rp 20.646.121.074 Rp 568.239.939.951 0,036333
2017 Rp 22.970.715.348 Rp 636.284.210.210 0,036101
2018 Rp 31.954.131.252 Rp 747.293.725.435 0,04276
2019 Rp 44.943.627.900 Rp 790.845.543.826 0,05683
2020 Rp 42.520.246.722 Rp 773.863.042.440 0,054945
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
2016 Rp 174.176.717.866 Rp 2.337.207.195.055 0,074523
2017 Rp 216.024.079.834 Rp 2.342.432.443.196 0,092222
2018 Rp 255.088.886.019 Rp 2.631.189.810.030 0,096948
2019 Rp 482.590.522.840 Rp 2.881.563.083.954 0,167475
50

2020 Rp 628.628.879.549 Rp 3.448.995.059.882 0,182264


PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG Tbk)
2016 Rp 621.011.000.000 Rp 12.596.824.000.000 0,049299
2017 Rp 954.357.000.000 Rp 14.024.486.000.000 0,068049
2018 Rp 764.380.000.000 Rp 16.339.916.000.000 0,04678
2019 Rp 661.034.000.000 Rp 17.363.003.000.000 0,038071
2020 Rp 680.730.000.000 Rp 19.431.293.000.000 0,035033
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk)
2016 Rp 709.826.000.000 Rp 4.239.200.000.000 0,167443
2017 Rp 711.681.000.000 Rp 5.186.940.000.000 0,137206
2018 Rp 701.607.000.000 Rp 5.555.871.000.000 0,126282
2019 Rp 1.035.865.000.000 Rp 6.608.422.000.000 0,156749
2020 Rp 1.109.666.000.000 Rp 8.754.116.000.000 0,126759
Sumber : Data diolah, 2021

4.2.4 Agresivitas Pajak


Agresivitas pajak pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Agresivitas Pajak Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun
2016-2020

PT. ADES (AKASHA WIRA


INTERNATIONAL Tbk)
Tahun Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak ETR
2016 Rp 5.685.000.000 Rp 61.636.000.000 0,09223
5
2017 Rp 12.853.000.000 Rp 51.095.000.000 0,25155
1
2018 Rp 17.102.000.000 Rp 70.060.000.000 0,24410
5
2019 Rp 26.294.000.000 Rp 110.179.000.000 0,23864
8
2020 Rp 32.130.000.000 Rp 167.919.000.000 0,19134
2
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES Tbk)
2016 Rp 14.028.000.000 Rp 52.832.000.000 0,26552
1
2017 Rp 15.325.000.000 Rp 61.016.000.000 0,25116
4
2018 Rp 21.314.000.000 Rp 71.781.000.000 0,29693
1
2019 Rp 19.884.000.000 Rp 83.905.000.000 0,23698
2
51

2020 Rp 2.219.000.000 Rp 69.312.000.000


0,03201
5
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk)
2016 Rp 36.130.823.829 Rp 285.827.837.455 0,12640
8
2017 Rp 35.775.052.527 Rp 143.195.939.366 0,24983
3
52

2018 R 30.745.155.584 Rp 123.394.812.359 0,249161


p
2019 R 69.673.049.453 Rp 285.132.249.695 0,244353
p
2020 R 51.052.197.134 Rp 232.864.791.126 0,219235
p
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
2016 R 72.538.386.000 Rp 327.047.654.000 0,221798
p
2017 R 89.240.218.000 Rp 369.012.853.000 0,241835
p
2018 R 103.118.133.000 Rp 441.248.118.000 0,233696
p
2019 R 94.622.038.000 Rp 412.437.215.000 0,229422
p
2020 R 41.238.718.000 Rp 164.704.480.000 0,25038
p
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk)
2016 R 1.357.953.000.000 Rp 4.989.254.000.000 0,272176
p
2017 R 1.663.388.000.000 Rp 5.206.561.000.000 0,319479
p
2018 R 1.788.004.000.000 Rp 6.446.785.000.000 0,277348
p
2019 R 2.076.943.000.000 Rp 7.436.972.000.000 0,279273
p
2020 R 2.540.073.000.000 Rp 9.958.647.000.000 0,255062
p
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk)
2016 R 2.532.747.000.000 Rp 7.385.228.000.000 0,342948
p
2017 R 2.513.491.000.000 Rp 7.658.554.000.000 0,328194
p
2018 R 2.485.115.000.000 Rp 7.446.966.000.000 0,333708
p
2019 R 2.846.668.000.000 Rp 8.749.397.000.000 0,325356
p
2020 R 3.674.268.000.000 Rp 12.426.334.000.00 0,295684
p 0
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA Tbk)
2016 R 338.057.000.000 Rp 1.320.186.000.000 0,256068
p
2017 R 457.953.000.000 Rp 1.780.020.000.000 0,257274
p
2018 R 447.105.000.000 Rp 1.671.912.000.000 0,267421
p
2019 R 420.553.000.000 Rp 1.626.612.000.000 0,258545
p
2020 R 110.853.000.000 Rp 396.470.000.000 0,2796
p
53

PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)


2016 R 457.007.141.573 Rp 1.845.683.269.238 0,247609
p
2017 R 555.930.772.581 Rp 2.186.884.603.474 0,254211
p
2018 R 621.507.918.551 Rp 2.381.942.198.855 0,260925
p
2019 R 665.062.374.247 Rp 2.704.466.581.011 0,245913
p
2020 R 585.721.765.291 Rp 2.683.890.279.936 0,218236
p
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk)
2016 R 89.639.472.867 Rp 369.416.841.698 0,242651
p
2017 R 50.783.313.391 Rp 186.147.334.530 0,272812
p
2018 R 59.764.888.552 Rp 186.936.324.915 0,319707
p
2019 R 110.580.263.193 Rp 347.098.820.613 0,318584
p
2020 R 8.252.744.699 Rp 160.357.537.779 0,051465
p
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
2016 R 8.264.494.258 Rp 30.809.950.308 0,268241
p
54

2017 Rp 5.880.557.363 R 31.761.022.154 0,18515


p
2018 Rp 4.932.821.175 R 20.887.453.647 0,236162
p
2019 Rp 4.206.032.677 R 5.163.201.735 0,814617
p
2020 Rp 8.153.020.233 R 13.568.762.041 0,600867
p
PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)
2016 Rp 4.520.085.462 R 25.166.206.536 0,179609
p
2017 Rp 4.399.850.008 R 27.370.565.356 0,160751
p
2018 Rp 7.613.548.091 R 39.567.679.343 0,192418
p
2019 Rp 11.838.578.678 R 56.782.206.578 0,208491
p
2020 Rp 13.153.736.835 R 55.673.983.557 0,236264
p
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
2016 Rp 43.569.590.674 R 217.746.308.540 0,200093
p
2017 Rp 72.521.739.769 R 288.545.819.603 0,251335
p
2018 Rp 69.605.764.156 R 324.694.650.175 0,214373
p
2019 Rp 124.452.770.582 R 607.043.293.422 0,205015
p
2020 Rp 144.978.315.572 R 773.607.195.121 0,187406
p
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG Tbk)
2016 Rp 181.701.000.000 R 802.712.000.000 0,226359
p
2017 Rp 290.239.000.000 R 1.244.596.000.000 0,233199
p
2018 Rp 278.665.000.000 R 1.043.045.000.000 0,267165
p
2019 Rp 244.124.000.000 R 905.158.000.000 0,269703
p
2020 Rp 220.604.000.000 R 901.334.000.000 0,244753
p
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk)
2016 Rp 222.657.000.000 R 932.483.000.000 0,238779
p
2017 Rp 314.550.000.000 R 1.026.231.000.000 0,30651
p
2018 Rp 247.411.000.000 R 949.018.000.000 0,260702
p
2019 Rp 339.494.000.000 R 1.375.359.000.000 0,24684
p
55

2020 Rp 311.851.000.000 R 1.421.517.000.000 0,219379


p
Sumber : Data diolah, 2021

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian


4.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Nilai normal (mean) digunakan untuk menentukan normal
dari informasi yang bersangkutan, sedangkan standar deviasi
digunakan untuk memutuskan seberapa jauh informasi yang
bersangkutan berbeda dari normal.
56

Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS V.26


a. Variabel Ukuran Perusahaan diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung Size yaitu logaritma natural dari total aset. Diketahui
dari 70 sampel data, nilai minimum sebesar 27,06581 terjadi pada
PT. Sekar Laut Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum
sebesar 32,72561 terjadi pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
pada tahun 2020. Kemudian nilai rata-rata sebesar 29,1130890
dengan standar deviasi 1,46187693. Dengan ini menunjukan bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020 memiliki
ukuran perusahaan rata-rata 29,1130890.
b. Variabel Capital Intensity diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung capital intensity yaitu aset tetap bersih dibagi dengan
total aset. Diketahui dari 70 sampel data, nilai minimum sebesar
0,05920 terjadi pada PT. Delta Djakarta Tbk pada tahun 2018,
sedangkan nilai maksimum sebesar 0,63407 terjadi pada PT. Budi
Strach & Sweetnes Tbk pada tahun 2017. Kemudian nilai rata-rata
sebesar 0,3659549 dengan standar deviasi 0,15805888. Dengan ini
membuktikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2020 memiliki capital intensity rata-rata 0,3659549.
c. Variabel Agresivitas Pajak diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung Effective Tax Rate yaitu beban pajak penghasilan
57

dibagi dengan laba sebelum pajak. Diketahui dari 70 sampel data,


nilai minimum sebesar 0,03201 terjadi pada PT. Budi Strach &
Sweetnes Tbk pada tahun 2020, sedangkan nilai maksimum sebesar
0,81462 terjadi pada PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019.
Kemudian nilai rata-rata sebesar 0,2543007 dengan standar deviasi
0,09810475. Dengan ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020 memiliki agresivitas pajak
rata-rata 0,2543007.
d. Variabel Profitabilitas diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung Return On Asset yaitu earning after tax dibagi dengan
total aktiva. Diketahui dari 70 sampel data, nilai minimum sebesar
0,00053 terjadi pada PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019,
sedangkan nilai maksimum sebesar 0,52670 terjadi pada PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2017. Kemudian nilai rata-rata
sebesar 0,1066267 dengan standar deviasi 0,10231511. Dengan ini
menunjukan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2020 memiliki profitabilitas rata-rata 0,1066267.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas

Dasar pengambilan keputusan adalah melihat nilai signifikan Monte


Carlo dengan kriteria sebagai berikut :

1. Nilai signifikan >0,05 artinya model regresi terdistribusi secara


normal.
2. Nilai signifikan <0,05 artinya model regresi tidak terdistribusi
normal.
58

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 62
Normal Mean ,0000000
a,b
Parameters Std. Deviation ,03634321
Most Extreme Absolute ,106
Differences Positive ,055
Negative -,106
Test Statistic ,106
Asymp. Sig. (2-tailed) ,082c
Monte Carlo Sig. ,465d
Sig. (2-tailed) 99% Lower ,452
Confidence Bound
Interval Upper ,478
Bound
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed
2000000.
Sumber : Output SPSS V.26
Berdasarkan pada uji normalitas yang ditunjukkan pada tabel 4.6,
maka residual data diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. dapat dilihat nilai monte carlo sig sebesar 0,465 dan nilai
Asymp. Sig sebesar 0,082. Menurut Imam Ghazali (2016, hal 154)
mengatakan nilai signifikasi > 0,05 artinya model regresi
terdistribusi secara normal, dan jika signifikasi < 0,05 artinya model
regresi tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa signifikasi 0,082 > 0,05, menunjukan bahwa model regresi
penelitian terdistribusi normal.
59

Gambar 4.1
P-Plot

Gambar 4.2
Histogram

Hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik yaitu


dengan menggunakan grafik histogram dan Normal P-Plot. Dapat
disimpulkan bahwa grafik memberikan pola distribusi normal karena
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Jika nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10
dapat dikatakan dalam data tersebut terdapat persamaan regresi
bebas multikolinearitas dan sebaliknya.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
60

Sumber : Output SPSS V.26


Bersumber pada Tabel 4.7 dapat lihat pada nilai VIF
variabel Ukuran Perusahaan adalah 1,030 <10 dengan tolerance
0,970 >0,1, Capital Intensity adalah 1,032 <10 dengan tolerance
0,969 >0,1 dan Profitabilitas adalah 1,021 <10 dengan tolerance
0,979 >0. Maka dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini bebas
multikolinearitas.
c. Hasil Uji Hesteroskedatisitas
Metode yang dilakukan dengan menggunakan uji
scatterplot dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID.

Gambar 4.3
Hasil Uji Hesteroskedatisitas

Sumber : Output SPSS V.26

Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat terlihat bahwa titik-

titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola

tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Y. Berarti terjadi heteroskedestisitas pada model regresi ini,


61

dengan demikian model regresi ini layak dipakai untuk mengetahui

pengaruh variabel independen (ukuran perushaan, capital intesity,

dan profitabilitas) terhadap variabel dependen (agresivitas pajak).

d. Hasil Uji Autokorelasi


Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (DW).
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Output SPSS V.26


Berdasarkan hasil Durbin-Watson yang terdapat pada Tabel
4.8 bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah
1,316. Untuk mengetahui nilai Durbin-Watson dapat dibuat tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

D< Keterangan
DL
1,316 < 1,52452 Terdapat Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder- Olahan data SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 maka disimpulkan bahwa terdapat
autokorelasi.
62

4.3.3 Uji Hipotesis


a. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model uji regresi linear berganda digunakan untuk
menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel satu
dengan variabel lainnya.
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,290 ,101 - ,006
2,863
Ukuran ,019 ,003 ,610 5,848 ,000
Perusahaan
Capital Intensity ,004 ,042 ,014 ,104 ,917
Profitabilitas -,116 ,115 -,138 - ,319
1,006
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien

regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi

sebagai berikut:

Agresivitas Pajak= -,290+ ,019 Ukuran Perusahaan + ,004


Capital Intensity + e

Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai

konstanta sebesar -,290. hal ini menyatakan bahwa jika variabel

Ukuran Perusahaan (X1), Capital Intensity (X2) dan

Profitabilitas

(Z) dianggap konstan, maka kinerja akan konstan sebesar -,290


63

satuan. Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan (X1)

sebesar ,019. Hal ini berarti jika variabel ukuran perusahaan (X1)

bertambah satu satuan maka variabel agresifitas pajak (Y)

bertambah sebesar ,019 satuan. Koefisien regresi pada capital

intensity (X2) sebesar ,004. Hal ini berarti jika variabel

Lingkungan Kerja Fisik (X2) bertambah satu satuan maka variabel

Kepuasan Kerja (Y) bertambah sebesar ,004 satuan.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)


Koefisien determinasi (Rsquare) untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan atau pengaruh model menerapkan variasi setiap
variabel.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
a
1 ,636 ,404 ,373 ,03727128 1,462
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Capital
Intensity
b. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Sumber : Output SPSS V.26

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,404 yang berarti 40,4 %

variabel dependen agresivitas pajak (Y) dapat dipaparkan oleh

variabel independen ukuran perusahaan (X1), capital intensity (X2)

dan profitabilitas (Z). Sedangkan sisanya 59,6 % dijelaskan oleh

variabel lain diluar penelitian ini, misalnya variabel manajemen


64

laba, likuiditas, leverage, komite audit dan lain lain.

c. Hasil Uji T
Uji t yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh independen secara individual terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12
Hasil Uji T atau Parsial

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,290 ,101 - ,006
2,863
Ukuran ,019 ,003 ,610 5,848 ,000
Perusahaan
Capital Intensity ,004 ,042 ,014 ,104 ,917
Profitabilitas -,116 ,115 -,138 - ,319
1,006
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Tabel 4.13
Hasil Uji Moderated Regresion Analysis (MRA)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,411 ,210 - ,056
1,953
Ukuran ,022 ,007 ,705 2,991 ,004
Perusahaan
Capital Intensity ,106 ,067 ,353 1,577 ,120
Profitabilitas ,498 2,440 ,595 ,204 ,839
Uk. Perushaan* -,010 ,087 -,354 -,119 ,905
Profit
65

Cap. Intensity* -1,062 ,581 -,349 - ,073


Profit 1,826
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

H1 : Ukuran Perusahaan (X1) berpengaruh terhadap

Agresivitas Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel

ukuran perusahaan (X1) dengan signifikansi sebesar 0,000.

Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian

signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai tersebut

lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa variabel

Pengembangan ukuran perusahaan (X1) berpengaruh positif

terhadap agresivitas pajak (Y). Hal ini berarti H1 diterima.

Perusahaan dengan skala yang besar tentunya akan memiliki

sumber daya manusia yang lebih besar dibandingkan perusahaan

kecil, sehingga perusahaan besar lebih mampu mengelola beban

pajaknya agar mencapai penghematan pajak yang optimal.

Semakin besar ukuran perusahaan maka transaksi yang dilakukan

juga akan semakin kompleks sehingga memungkinkan

perusahaan untuk memanfaatkan celah yang ada untuk

melakukan tindakan agresivitas pajak. Perusahaan besar akan

memiliki ruang gerak yang lebih besar untuk melakukan

perencanaan pajak yang baik dan praktek akuntansi yang efektif

guna menurunkan beban pajaknya.


66

H2 : Capital Intensity (X2) berpengaruh terhadap Agresivitas

Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel capital

intensiy (X2) dengan signifikansi sebesar 0,917. Dengan

menggunakan signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian

signifikansi sebesar 0,917 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih

besar dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa variabel capital

intensiy (X2) berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak (Y).

Hal ini berarti H2 ditolak. Peneliti tidak menemukan adanya

pengaruh signifikan antara capital intensity dengan agresivitas

pajak. Capital intensity merupakan aktivitas investasi yang

dilakukan perusahaan yang dikaitkan dengan investasi dalam

bentuk aset tetap(intensitas modal). Beberapa perusahaan memiliki

aset tetap yang sudah habis manfaat ekonominya tetapi tidak

dihentikan pengakuannya, adanya perlakuan terhadap biaya

penyusutan terhadap aset tetap dapat mempengaruhi perhitungan

jumlah pajak yang ditanggung perusahaan.

H4 : Profitabilitas (Z) memperkuat pengaruh ukuran

perusahaan (X1) terhadap Agresivitas Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel

profitabilitas (Z) memoderasi variabel ukuran perusahaan (X1)

dengan signifikansi sebesar 0,905. Dengan menggunakan

signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian signifikansi sebesar


67

0,905 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05.

Hasil ini menggambarkan bahwa variabel profitabilitas (Z)

memoderasi negatif (memperlemah) hubungan antara ukuran

perusahaan (X1) dengan agresivitas pajak (Y). Hal ini berarti H3

ditolak. Dapat dinyatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar

belum tentu memiliki sumber daya tinggi, sehingga belum

mendapatkan prospek yang baik dalam beroperasi untuk

mendapatkan profit yang meningkat. Akibat dari kejadian tersebut

maka mengakibatkan kompensasi yang diterima manajemen

menyusut dan perlu menekan beban pajak untuk mendapatkan

kompensasi yang besar.

H5 : Profitabilitas (Z) memperkuat pengaruh Capital Intensity

(X2) terhadap Agresivitas Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel

profitabilitas (Z) memoderasi variabel Capital Intensity (X2)

dengan signifikansi sebesar 0,073. Dengan menggunakan

signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian signifikansi sebesar

0,073 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05.

Hasil ini menggambarkan bahwa variabel profitabilitas (Z)

memoderasi negatif (memperlemah) hubungan antara Capital

Intensity (X2) dengan agresivitas pajak (Y). Hal ini berarti H4

ditolak. Dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi laba yang diperoleh

suatu perusahaan maka indikasi perusahaan dalam melakukan


68

tindakan agresivitas pajak semakin rendah. Profitabilitas

merupakan indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam

mengelola kekayaan perusahaan dan ditujukan oleh laba yang

dihasilkan. Selain itu, Return on Asset (ROA) juga merupakan

indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan,

semakin tinggi nilai ROA maka akan semakin bagus performa

perusahaan tersebut. Perusahaan yang mendapatkan laba

diasumsikan tidak melaksanakan tindakan agresivitas pajak karena

mampu mengendalikan pendapatan dan pembayaran pajak.

d. Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukan adakah pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen secara simultan.
Tabel 4.14
Hasil Uji F atau Simultan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,055 3 ,018 13,104 ,000b
Residual ,081 58 ,001
Total ,135 61
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Capital
Intensity

Sumber : Output SPSS V.26


Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 4.14 diatas membuktikan
bahwa hasil pengujian secara simultan adalah sebagai berikut:
H3 : Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Profitabilitas
berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak.
69

Hasil penghitungan statistik diperoleh nilai F-hitung adalah sebesar


13,104 dengan tingkat signifikansi ,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari alpha (0,000 < α = 0,05) hal ini berarti bahwa antara
variabel independen ukuran perusahaan (X1), capital intensity (X2)
dan profitabilitas (Z) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel agresivitas pajak (Y). Hal ini berarti H3 terima.

4.4 Interpretasi Hasil Penelitian

4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak


Pengujian pada hipotesis satu menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap Agresivitas Pajak. Hasil pengujian
signifikansi sebesar 0,006 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari
0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa ukuran suatu perusahaan berpengaruh
positif terhadap kegiatan agresivitas pajak suatu perusahaan.
4.4.2 Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
Pengujian pada hipotesis dua menyatakan bahwa Capital Intensity tidak
berpengaruh signifikan terhadap Agresivitas Pajak. Hasil pengujian signifikansi
sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini
menggambarkan bahwa capital intensity perusahaan berpengaruh negatif
terhadap kegiatan agresivitas pajak suatu perusahaan.
4.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Profitabilitas
Terhadap Agresivitas Pajak
Pengujian pada hipotesis tiga menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan,
Capital Intensity dan Profitablitas secara simultan bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Agresivitas. Hasil pengujian dengan uji F-hitung adalah
sebesar 13,104 dengan tingkat signifikansi ,000. Menunjukan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa ukuran
perusahaan, capital intensity dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap
agresivitas pajak.
4.4.4 Pengaruh Profitabilitas dengan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak
Pengujian pada hipotesis empat menyatakan bahwa Profitabilitas tidak
dapat memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak.
Hasil pengujian signifikansi sebesar 0,905 menunjukkan bahwa nilai tersebut
70

lebih besar dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa profitabilitas memoderasi
negatif (memperlemah) hubungan antara ukuran suatu perusahaan terhadap
kegiatan agresivitas pajak
4.4.5 Pengaruh Profitabilitas dengan Capital Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak

Pengujian pada hipotesis lima menyatakan bahwa Profitabilitas tidak dapat


memoderasi pengaruh Capital Intensity terhadap Agresivitas Pajak. Hasil
pengujian signifikansi sebesar 0,073 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih
besar dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa profitabilitas memoderasi
negatif (memperlemah) hubungan antara Capital Intensity perusahaan terhadap
kegiatan agresivitas pajak.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah
dijelaskan sebelumnya mengenai “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Agresivitas
Pajak pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020
2. Variabel Capital Intensity berpengaruh negatif terhadap Agresivitas Pajak
pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minum yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020
3. Variabel Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Profitabilitas secara
simultan berpengaruh positif terhadap Agresivitas Pajak pada perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020
4. Variabel Profitabilitas memoderasi negatif (memperlemah) hubungan
antara Ukuran Perusahaan dengan Agresivitas Pajak pada perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020
5. Variabel Profitabilitas memoderasi negatif (memperlemah) hubungan
antara Capital Intensity dengan Agresivitas Pajak pada perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Untuk peneliti berikutnya yang tertarik melaksanakan penelitian
dengan topik yang sama, disarankan untuk memakai variabel independen
lain. Semacam struktur kepemilikan, corporate governance dan likuiditas.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan pemahaman untuk lebih mematuhi dan
disiplin terhadap kewajiban perpajakannya dan tidak mencari celah untuk
melaksanakan tindakan agresivitas pajak.
3. Bagi Investor
Bagi investor disarankan agar lebih berhati-hati dalam berinvestasi
karena perusahaan yang agresif terhadap pajaknya mungkin juga akan
agresif terhadap pelaporan keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, R. (2021). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap


tax avoidance dengan capital intensity sebagai variabel moderasi (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/indicator/13/1070/1/realisasi-


pendapatan-negara.html. Diakses pada 20 Oktober 2021

Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan Tahunan 2016, 2017, 2018, 2019 dan 2020.
http://www.idx.co.id . Diakses pada 1 Desember 2021

Cahyani, A. P. (2020). PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP COST OF


DEBT DENGAN MANAGERIAL OWNERSHIP SEBAGAI VARIABEL
MODERASI (studi pada perusahaan manufaktur yang menjadi fokus
pemerintah di era industri 4.0 yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2016-2019) (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Daftar perusahaan manufaktur sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. https://lembarsaham.com/daftar-emiten/sektor/4/18/aneka-
industri/tekstil-garmen. Diakses pada 25 Oktober 2021

Fahmi, Irham. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta


Friyanka, V. (2020). Pengaruh profitabilitas, leverage, dan capital intensity terhadap
tax avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Subsektor Property dan Real
Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018) (Doctoral
dissertation, Universitas Buddhi Dharma).

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang
Hanafi, Mahmud M. dan Abdul Halim. 2018. Analisis Laporan Keuangan , Edisi
Kelima. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Hartono,Jogiyanto.2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi
Kesepuluh.Yogyakarta

Hery. 2018. Analisis Laporan Keuangan : Integrated and Comprehensive Edition.


Cetakan Ketiga. PT. Gramedia : Jakarta.
Hidayati, N. (2013), The Impact of the School Safety Zone on Passenger Car
Equivalent Values in Indonesian Urban Roads, Thesis, The University of
Leeds.
Hidayat, A. M. (2020). Analisis Efektivitas Penggunaan Aplikasi E-Filing Dan
Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pandeglang) (Doctoral dissertation,
Universitas Komputer Indonesia).
ITB Ahmad Dahlan Djakarta. 2019. Pedoman Penulisan Skripsi. ITB Ahmad Dahlan
Jakarta.

Hartono,Jogiyanto.2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi


Kesepuluh. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Kasmir, 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Kurniasih, T., & Sari, M. M. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax
Avoidance. Buletin Studi Ekonomi , 18, 58 - 66.
Mailiana. 2016. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Bajarmasin. Jurnal Ekonomi Manajemen
Mustofa, M. A., Amini, M., & Djaddang, S. (2021). Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Agresivitas Pajak Dengan Capital Intensity Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 9(1), 173-178.
Natalya, D. (2018). Pengaruh Capital Intensity Leverage Dan ProfitabilitasTerhadap
Tax Agresivitas Dengan Kinerja Pasar Sebagai Variabel Moderating.
Publikasi oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis PenerimaanPajak Tahun 2010-
2016.

Novitasari, Shelly. 2017. Pengaruh Mananjemen Laba, Corporate Governance, dan


Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.

Pilanoria, Fitri. 2016. Pengaruh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Capital Intensity


dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Penghindaran pajak (studi empiris
pada perusahaan yang tercatat di indeks kompas 100 BEI tahun 2011-2014).
Skripsi Universitas Padjajaran.

Prastiwi, D. (2020). Pengaruh capital intensityterhadaptax aggressiveness dengan


profitabilitas sebagai variabel moderasi. Jurnal Akuntansi AKUNESA, 9(1).

Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan Kasus (Edisi ke 10 Buku 1). Jakarta:
Salemba Empat

Rohmatillah, a. (2021). Analisis efektivitas dan kontribusi penagihan pajak terhadap


pencairan tunggakan pajak tahun 2017–2019 (studi pada penerimaan pajak
kantor pelayanan pajak pratama malang selatan) (doctoral dissertation, stie
malangkucecwara).

Sugiono 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sumarsan, Thomas, 2017, Perpajakan Indonesia, Jakarta : Indeks

Sunyoto, Danang. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika


Aditama

Supriyono, R. A. (2018). Akuntansi Keprilakuan. Gajah Mada University Press.

Utomo, A. B., & Fitria, G. N. (2020). Ukuran Perusahaan Memoderasi Pengaruh


Capital Intensity dan Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak. Esensi: Jurnal
Bisnis dan Manajemen, 10(2), 231-246.
LAMPIRAN
SAMPEL LAPORAN
KEUANGAN
31

11
5

17

g
so
sio1.e.w

ioor.• s.ins a
iovmomsws
zs

Anda mungkin juga menyukai