Di dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan
Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Dalam
perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok
Penjualan.
HPP = PERSEDIAAN AWAL+ PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN AKHIR
Persediaan bahan mentah adalah persediaan bahan yang masih belum memuat elemen-elemen
biaya didalam bahan tersebut. misal pada pabrik furniture maka bahan mentahnya masih kayu
gelondongan, belum ada penanganan lebih lanjut yang dapat diposting menjadi biaya perusahaan.
Persediaan komponen-komponen rakitan ini sangat mudah dijumpai di industri elektronik dan
otomotif. Setiap pabrik elektronik atau otomotif pasti memiliki pabrik perakitannya sendiri. Dalam
sebuah pabrik perakitan tersebut ada bermacam-macam persediaan komponen-komponen rakitan.
Seperti contohnya dalam sebuah pabrik laptop maka hard disk merupakan persediaan komponen-
komponen rakitan yang siap dirakit menjadi laptop.
Persediaan bahan penolong ini merupakan katalisator dari produksi bahan tersebut. jadi bahan
tersebut bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi namun bahan tersebut sangat
diperlukan dalam produksi.
Persediaan dalam proses
Persediaan dalam proses atau biasa disebut persediaan setengah jadi merupakan persediaan yang
merupakan keluaran dari tiap-tiap proses, namun masih belum sempurna dan masih harus
dilakukan pengolahan lagi.
Persediaan barang jadi adalah barang yang sudah tidak memerlukan pengolahan lagi. Tinggal di
pasarkan dan siap dijual, yang berarti bahan semua unsur biaya produksi sudah melekat di barang
tersebut.
Penilaian Persediaan
Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach)
a) FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa
persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih
dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir
masuk (dibeli). Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan
berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli.
b) LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa
persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu,
sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan
yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan nilai
persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
c) Metode Rata-rata (average method) Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan
akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan
LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.