Anda di halaman 1dari 108

ANALISIS PENGELOLAAN DANA KAPITASI BPJS KESEHATAN

PADA PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL

TUGAS AKHIR

OLEH :

LARAS SETIAWATI.AS.

NIM 1603E007

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas akhir yang berjudul :

ANALISIS PENGELOALAAN DANA KAPITASI BPJS KESEHATAN PADA

PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL

Oleh mahasiswa :

Nama : Laras Setiawati.As.

NIM : 1603E007

Telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat. Karena itu pembimbing

menyetujui mahasiswa tersebut untuk menempuh ujian tugas akhir.

Tegal, Mei 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Erni Unggul SU., SE, M.Si Ghea Dwi R., SE, M.Si
NIPY. 10.006.028 NIPY.11.015.258 iii

ii
HALAMAN PENGESAHAAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS PENGELOLAAN DANA KAPITASI BPJS KESEHATAN PADA

PUSKESMAS MARGADANAN KOTA TEGAL.

Oleh :

Nama : Laras Setiawati.As.

NIM : 1603E007

Program Studi : Akuntansi

Jenjang : Diploma III

Dinyatakan Lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Tegal, 12 juli 2019

1. Erni Unggul SU., SE, M.Si .............................


Pembimbing I

2. Ghea Dwi R., SE, M.S.i .............................


Pembimbing II

3. Sunandar., SE, M.Si, Ak, CA .............................


Penguji I

4. Elisa Purwitasari., SE, M.Acc, Ak .............................


Penguji I

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA


NIPY. 09.011.062

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya meyatakan karya tulis dalam bentuk Tugas Akhir ini yang

berjudul “ANALISIS PENGELOALAAN DANA KAPITASI BPJS

KESEHATAN PADA PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL”, beserta

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Dalam penulisan Tugas akhir ini saya tidak melakukan penjiplakan atau

penguntipan dengan cara yang tidak sesuai etika yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan sebagaimana mestinya.

Demikian pernyatan ini untuk dapat di jadikan pedoman bagi yang

berkepentingan, dan saya siap menanggung resiko/sanksi yang telah dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari di temukan adannya pelanggaran atas etika

keilmuan dalam karya tulis saya ini, atauadanya klaim terhadap keaslian karya

tulis saya ini.

Tegal, 12 Juli 2019

Yang membuat pernyataan.

Laras Setiawati.As.

NIM 1603E007

iv
LEMBAR PERNYATAAN PUNLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Setiap Mahasiswa Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama yang bertanda


tangan di bawah ini, saya :

Nama : Laras Setiawati.As.

NIM : 1603E007

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Hak Bebas Royalti Non Eksklusif
(Non Exclusive Riyalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul analisis
Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas Margadana Kota
Tegal.

Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Prodi Akuntansi Politeknik Harapan
Bersama berhak menyimpan, mengalih-mediakan/format-kan, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, dan menampilkan/
mempublikasikan karya ilmiah saya melalui internet atau media lain untuk
kepentingan akademik tanpa perlu meminta ijin dari saya selama mencantumkan
saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian surat pernyataan ini dibuat sebenar-benarnya tanpa adanya paksaan


apapun.

Tegal, 12 Juli 2019

Yang membuat pernyataan

Laras Setiawati.As.

1603E007

v
HALAMAN MOTTO

♥ Waktu bagaikan pedang, jika engkau tidak memanfaatkannya dengan

baik, maka ia akan memanfaatkanmu. [Hadis Riwayat Muslim]

♥ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan seungguh-

sungguh (urusan) yang lain. [QS. Al-insyirah : 6-7]

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini ku persembahkan kepada :

1. Orang tua tersayang, yang selalu memanjatkan doa untuk puteri tercintanya

dalam setiap sujudnya, dan telah sabar dalam membimbing serta

memotivasiku.

2. Semua dosen pembimbing dan lainnya, terimakasih untuk motivasinya dan

semua bantuan serta ilmu-ilmunya sehingga Tugas Akhir ini bisa selesai.

3. Sahabat sekaligus teman seperjuangan “LELI, RISKA (INCES), DIMAS, dan

WIWIK yang selalu memberikan masukan, terimakasih telah memberikan

keceriaan selama perkuliahan. Sukses untuk kalian!!!

4. Teman-teman seperjuangan terutama kels 6I Akuntansi, yang selalu saling

membantu dan memberikan motivasi satu sama lain selama 3 tahun ini.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Pengeloalaan Dana Kapitasi
BPJS Kesehatan pada Puskesmas Margadana Kota Tegal ”.

Tugas Akhir ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) pada Progran Studi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki,


dalam penyusunan Tugas Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin
menyampaikan terimakasih yang tek terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Mc.Chambali, B.Eng, EE, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan


Bersama.
2. Ibu Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ka.Prodi Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama.
3. Ibu Erni Unggul SU., SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk hingga terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Ghea Dwi R., SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bantuan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan
Tugas Akhir ini.
5. Seluruh staff dan karyawan Puskesmas Margadana yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh karyawan dan karyawati Puskesmas Margadana yang telah memberi
bantuan selama melaksanakan penelitian.

viii
7. Teristimewah untuk orang tua Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendukung
baik doa maupun materi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Teman-teman khusunya kelas 6I Akuntansi, yang telah memberikan dorongan
dan semangat serta semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,
turut membantu selesainya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala
kekurangan dan kelemahan yang ada. Akhirnya, penulis sangat berharap Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca serta pemerhati masalah akuntansi pada
umumnya.

Tegal, 12 Juli 2019

Laras Setiawati.As.

NIM 1603E007

ix
ABSTRAK

Setiawati.As, Laras. 2019. Analisis Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan


pada Puskesmas Margadana Kota Tegal. Program Studi : Diploma Akuntansi.
Politeknik Harapan Bersama. Pembimbing I: Erni Unggul SU., SE, M.Si;
Pembimbing II: Ghea Dwi R., SE, M.Si, Ak

Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada
Puskesmas berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan
jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengelolaan dana kapitasi BPJS Kesehatan di Puskesmas
Margadana Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam,
observasi, pemeriksaan dokumen, dan dokumentasi dengan peneliti berperan
sebagai instrumen utama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penganggaran dana kapitasi di Puskesmas Margadana dengan membuat dokumen
rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi dalam bentuk RKA setiap bulan
keempat pada tahun berjalan yang selanjutnya disampaikan kepada Dinas
Kesehatan Kota Tegal. Dari aspek pelaksanaan penatausahaan dana kapitasi di
Puskesmas Margadana dana kapitasi digunakan sepenuhnya untuk membayar jasa
pelayanan yang dilakukan di Puskesmas. Dari aspek pertanggungjawaban Kepala
Puskesmas Margadana bertanggungjawab secara formal dan materil atas
pendapatan dan belanja dana kapitasi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
dilakukan penganggaran dengan cara membuat RKA pada bulan ke 4 pada tahun
berjalan, dana kapitasi digunakan untuk membayar jasa pelayanan dan
mendukung operasional, Kepala Puskesmas Margadana bertanggungjawab secara
formal dan materil yang disampaikan secara internal dalam pertemuan Mini
Lokakarya.

Kata Kunci: dana kapitasi, penganggaran, pelaksanaan penatausahaan

x
ABSTRACT

Setiawati.As, Laras. 2019. The Analysis Management of Capitation Fund of


Social Securty Management Agency in Health (BPJS) to Margadana Health
Center in Tegal City. Study program : D-III Accounting Department of Politeknik
Harapan Bersama Tegal. First Advisor: Erni Unggul SU., SE. M.Si.; Second
Advisor: Ghea Dwi R., SE. M.Si. Ak.

Capitation Funds are the amount of monthly payments paid to the Health Center
based on the number of registered participants regardless of the type and amount
of health services provided. This study was aimed to determine the management of
BPJS Health capitation funds at Margadana Health Center in 2018. This type of
research was a qualitative descriptive study using data collection methods
through in-depth interviews, observation, document checking, and documentation
with researchers acting as the main instruments of research. The results of the
study showed that budgeting for capitation funds at the Margadana Community
Health Center by making a document of plans for income and expenditure of
capitation funds in the form of RKA every fourth month of the current year was
then submitted to the Tegal City Health Office. From the aspect of implementing
the administration of capitation funds at the Margadana Community Health
Center, capitation funds are used entirely to pay for services performed at the
Health Center. From the aspect of accountability, the Head of the Margadana
Health Center is formally and materially responsible for capitation income and
expenditure. The conclusion in this study is that budgeting is carried out by
making RKA in the 4th month of the year, capitation funds are used to pay for
services and support operations, the Head of the Margadana Health Center is
formally and materially responsible which is delivered internally at the Mini
Workshop meeting.

Keywords : capitation fund, budgeting, implementation of administration

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TA ................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... x

ABSTRACT ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

1.5 Batasan Masalah ............................................................................ 7

1.6 Kerangka Berpikir .......................................................................... 8

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................... 10

xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13

2.1 BPJS Kesehatan ............................................................................ 13

2.1.1 Tinjauan Kesehatan Menurut Per UU .................................. 13

2.1.2 Kewenangan dan Norma BPJS ............................................ 14

2.1.3 Identitas Peserta BPJS ......................................................... 16

2.1.4 Pendaftaran Peserta .............................................................. 17

2.1.5 Penyesuaian Iuran BPJS Kesehatan ..................................... 19

2.1.6 Hak dan Kewajiban BPJS .................................................... 21

2.1.7 Hak dan Kewajiban Peserta BPJS ....................................... 23

2.1.8 Fasilitas Kesehatan yang Bekerjasama dengan BPJS .......... 24

2.2 Pengelolaan Dana Kapitasi ............................................................ 25

2.2.1 Definisi Pengelolaan Dana Kapitasi .................................... 25

2.2.2 Mekanisme Penyaluran Dana Kapitasi ................................ 25

2.2.3 Mekanisme Penganggaran ................................................... 27

2.2.4 Mekanisme Pelaksanaan dan Penatausahaan ....................... 27

2.2.5 Mekanisme Pertanggungjawaban ........................................ 29

2.2.6 Mekanisme Pengawasan ...................................................... 30

2.3 Peneliti Terdahulu .......................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32

3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 32

3.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 32

3.3 Jenis Data ....................................................................................... 32

3.4 Sumber Data ................................................................................... 33

xiii
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 34

3.6 Metode Analisis Data ..................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 36

4.1 Gambaran Umum ........................................................................... 36

4.1.1 Kondisi Geografis ................................................................ 36

4.1.2 Kependudukan ..................................................................... 37

4.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan ......................................................... 38

4.1.4 Makna dan Karakter Logo Puskesmas ................................. 38

4.1.5 Struktur Organisasi .............................................................. 41

4.1.6 Uraian dan Jabatan ............................................................... 42

4.2 Analisis Hasil Penelitian ......................................................... 49

4.2.1 Mekanisme Penganggaran ................................................... 49

4.2.2 Mekanisme Pelaksanaan dan Penatausahaan ....................... 52

4.2.3 Mekanisme Pertanggungjawaban ........................................ 54

4.2.4 Mekanismme Pengawasan ................................................... 56

4.3 Pembahasan .................................................................................... 57

4.3.1 Mekanisme Penganggaran ................................................... 57

4.3.2 Mekanisme Pelaksanaan dan Penatausahaan ....................... 58

4.3.3 Mekanisme Pertanggungjawaban ........................................ 60

4.3.4 Mekanisme Pengawasan ...................................................... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 61

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 61

5.2 Saran .............................................................................................. 62

xiv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 63

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 31

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Margadana ......................................... 37

Tabel 4.2 Rekap Penerimaan dan Penggunaan Dana Kapitasi .......................... 51


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 9

Gambar 4.1 Logo Puskesmas ............................................................................. 39

Gambar 4.2 Struktur Organisasi ......................................................................... 41


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ............................................................................ 65

Lampiran 2 Dokumentasi Wawancara ............................................................... 68

Lampiran 4 Hasil Rekap Pengelolaan Dana Kapitasi ........................................ 69

Lampiran 3 UU Peraturan Presiden No 32 Tahun 2014 .................................... 72


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional sesuai dengan amanat Undang - Undang

Dasar 1945 yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur. Pembangunan

nasional yang dimaksud bukan hanya pembangunan fisik seperti

infrastruktur gedung sekolah, rumah sakit, dan bentuk fisik lainya akan

tetapi menyangkut juga pembangunan kualitas sumber daya manusia

dengan membangun dan menjamin kemampuan daya saing manusia atau

warga negara yang adil dan merata untuk semua warga negara menikmati

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan tidak ternilai

bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap

manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Menurut

undang-undang Nomor 36 Tahun 2009(1) tentang kesehatan, ditegaskan

bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomi. Kesehatan juga mendukung keberhasilan

dalam pembangunan nasional. pembangunan nasional di bidang

kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang


2

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi masyarakat.

Dalam upaya mendukung pembangunan di bidang kesehatan,

diperlukan tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan yang

sangat penting untuk menunjang kesehatan masyarakat. Pemerintah telah

berupaya memberikan pelayanan publik yang baik di bidang kesehatan

dengan menyelenggarakan beberapa skema jaminan sosial , diantaranya

melaui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Tahun 2004

pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 40(2) tentang sistem

jaminan sosial nasional (SJSN) yang menegaskan bahwa jaminan sosial

wajib bagi seluruh penduduk, termasuk Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jadi,

JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari SJSN.

Penunjukan Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS) sebagai

pelaksana JKN tersebut didasarkan oleh Undang-Undang Nomor 24 tahun

2011, BPJS terdiri atas BPJS kesehatan untuk menyelenggarakan program

jaminan kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan untuk menyelenggarakan

program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan

jaminan kematian.

Pada tanggal 1 Januari 2014 BPJS kesehatan serta JKN

diberlakukan secara resmi. JKN sendiri merupakan program pemerintah

untuk masyarakat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan

yang menyeluruh bagi setiap warga negara agar dapat hidup sehat,
3

produktif dan sejahtera. Pelaksanaan Program JKN untuk memberikan

perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan

dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan

kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan

pemerintah. Pada era JKN untuk pelayanan kesehatan diselenggarakan

oleh semua Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan fasilitas

kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

Puskesmas merupakan FKTP milik pemerintah yang menjadi

ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di indonesia yang

menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan lebih mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif di masyarakat sekitarnya. BPJS

kesehatan merupakan pihak yang akan membiayai puskesmas dengan dana

kapitasi. Dana kapitasi(3)adalah besaran pembayaran per-bulan yang

dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar

tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang

diberikan.

Kapitasi adalah salah satu model yang digunakan dalam

pembayaran terhadap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Pembayaran kapitasi dilakukan per bulan yang dibayar di muka oleh

Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kepada puskesmas

berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis

dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan dan dibayarkan langsung

kepada bendahara dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di


4

FKTP. Besaran alokasi pembayaran ditetapkan berdasarkan kesepakatan

BPJS Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan

seleksi dan kredensial dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan

oleh Menteri. Tarif kapitasi yang dimaksud untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan tersebut berupa pelayanan rawat jalan tingkat

pertama, dengan standar tarif kapitasi di puskesmas atau fasilitas

kesehatan yang setara sebesar Rp 3.000,- s/d Rp 6.000,-. Besar dana

kapitasi yang diperoleh puskesmas tergantung pada capaian indikator

KBKP di puskesmas. Apabila indikator tidak tercapai maka dana yang

didapat oleh puskesmas akan dikurangi sebesar Rp 500- Rp 1000 per

orang.

Dana kapitasi JKN dikelola oleh puskesmas sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan

daerah. Sebagai contoh, puskesmas yang sudah menerapkan PPK-BLUD

digunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007

Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah, sedangkan bagi puskesmas yang belum Menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD),

maka dalam pengelolaan dana kapitasi berlaku asas umum pelaksanaan

APBD dan norma-norma penatausahaan keuangan daerah.

Pengelolaan dana kapitasi pada puskesmas yang sudah BLUD

dalam pengelolaan keuanganya diberikan fleksibelitas termasuk

pengelolaan pendapatan dana kapitasi dapat digunakan secara langsung


5

tanpa harus disetorkan ke kas daerah, sedangkan pada puskesmas yang

belum BLUD puskesmas harus menyetorkan dana kapitasi yang

diterimanya ke kas daerah secara bruto dan dilarang untuk

menggunakanya secara langsung. Mekanisme ini menjadi kendala bagi

puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta BPJS

Kesehatan. Dari permasalah tersebut pada bulan april 2014 ditetapkan

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik pemerintah Daerah.

Peraturan Presiden nomor 32 tahun 2014(4) mengatur bahwa

pengelolaan dana kapitasi meliputi tata cara penganggaran, pelaksanaa,

penatusahaan, dan pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima FKTP

dari BPJS Kesehatan. Sedangkan pemanfaatan dana kapitasi JKN di FKTP

dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan

biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan meliputi

jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan. Dukungan biaya operasional

pelayanan kesehatan meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis

habis pakai, dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya.

Jasa pelayanan kesehatan di FKTP ditetapkan sekurang-kurangnya 60%

dari total penerimaan dana kapitasi, dan sisanya dimanfaatkan untuk

dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.

Puskesmas Margadana adalah salah satu Puskesmas perawatan di

lingkup Dinas Kesehatan Kota Tegal yang berkedudukan di Kecamatan


6

Margadana. Pemerintah menyediakan dana kapitasi BPJS kesehatan

melalui BPJS kepada Puskesmas setiap awal bulan. Dana tersebut

digunakan untuk membiayai para pengguna BPJS di Puskesmas

Margadana. Pada tahun 2018 puskesmas Margadana menerima dana

kapitasi secara teratur setiap bulanya oleh BPJS, namun dalam

pengelolaanya penggunaan dana kapitasi BPJS pada bulan Maret

digunakan lebih kecil dibandingkan jumlah penerimaan dana kapitasi yang

diterima oleh BPJS. Dana kapitasi yang diterima pada bulan maret sebesar

Rp.103.123.000 tapi hanya digunakan sebesar Rp.76.091.875, sehingga

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaiman pengelolaan dana

kapitasi BPJS kesehatan pada Puskesmas Margadana Kota Tegal. Dari

uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: ANALISIS PENGELOLAAN DANA

KAPITASI BPJS KESEHATAN PADA PUSKESMAS

MARGADANA KOTA TEGAL

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana pengelolaan

dana kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas Margadana tahun 2018?


7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengelolaan dana kapitasi BPJS kesehatan pada

Puskesmas Margadana Kota Tegal tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dalam penyusunan

pengetahuan dan memperdalam wawasan tentang pengelolaan dana

kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas Margadana.

2. Bagi Puskesmas Margadana

Memberikan masukan untuk dapat mengetahui pengeloalaan dana

kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas Margadana.

3. Bagi Politeknik Harapan Bersama

Dapat memberikan informasi dan sebagai referensi bagi pembaca

untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka permasalahan dibatasi

hanya untuk menganalisis Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan

pada Puskesmas Margadana Kota Tegal tahun 2018.


8

1.6 Kerangka Berpikir

Puskesmas merupakan unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan

kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, dimana pemerintah

melalui puskesmas memperoleh dana pelayanan kesehatan dari peserta

BPJS yang membuat Puskesmas Margadana diharapkan mampu

mengelola dana kapitasi BPJS Kesehatan.

Dana yang dibayarkan secara berkala oleh BPJS kesehatan kepada

puskesmas berasal dari pengembangan dana iuran peserta bpjs.

Pembayaran dana kapitasi BPJS kesehatan dilakukan dimuka setiap bulan

tanpa memperhitungkan banyaknya jumlah peserta BPJS kesehatan yang

berobat dan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas.

Yang bagi puskesmas artinya setiap bulan mereka akan mendapatkan

transfer tetap dana segar yang dalam setahun jumlahnya sangat besar

dimana dana tersebut merupakan hak puskesmas dan secara regulasi

diberikan kemudahan dalam pengelolaanya.

Pada tahun 2018 puskesmas Margadana menerima dana kapitasi

seacara teratur setiap bulanya oleh BPJS, namun dalam pengelolaanya

penggunaan kapitasi BPJS pada bulan maret digunakan lebih kecil

dibandingkan jumlah penerimaan dana kapitasi yang diterima oleh BPJS,

sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaiman

pengelolaan dana kapitasi BPJS kesehatan pada Puskesmas Margadana

Kota Tegal.
9

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dilakukan

penyederhanaan menggunakan kerangka berpikir penelitian sebagai

berikut:

Permasalahan: Strategi Pemecahan Rumusan Masalah:


Masalah:
Berdasarkan dari data Bagaimana pengelolaan
observasi, pengelolaan dana 1. Melakukan analisis dana kapitasi BPJS
kapitasi BPJS pada bulan pengelolaan dana kesehatan pada puskesmas
maret digunakan lebih kecil kapitasi BPJS. margadana?
dibandingkan jumlah 2. Meningkatkan peran
penerimaan dana kapitasi puskesmas dalam
yang diterima oleh BPJS pengelolaan BPJS.
3. Melakukan
pengawasan lapangan.

Analisis Data:

Deskriptif Kualitatif

Kesimpulan:

Pengelolaan Dana
Kapitasi BPJS Kesehatan
di Puskesmas Margadana
dilakukan dengan tata
cara pengelolaan
Umpan Balik berdasarkan Peraturan
Presiden No. 32 Tahun
2014 yaitu mekanisme
penganggaran,
mekanisme pelaksanaan
dan pentausahaan, serta
mekanisme
pertanggungjawaban.

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir


10

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan agar

mudah untuk dipahami dan memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian Tugas Akhir (TA),

halaman pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk

kepentingan akademis, halaman persembahan, halaman motto, kata

pengantar, intisari/abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan

lampiran. Bagian awal ini berguna untuk memberikan kemudahan

kepada pembaca dalam mencari bagian-bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori-teori tentang tinjauan BPJS

Kesehatan menurut perundang-undangan,kewenangan dan

norma bpjs, identitas peserta BPJS Kesehatan, pendaftaran

peserta, penyesuaian iuran peserta BPJS Kesehatan, hak


11

dan kewajiban BPJS Kesehatan, hak dan kewajiban peserta

BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan yang bekerjasama

dengan BPJS, deinisi pengelolaan dana kapitasi,

mekanisme penyaluran dana kapitasi, mekanisme

penganggaran, mekanismes pelaksanaan dan

penatausahaan, mekanisme pertanggungjawaban,

mekanisme pengawasan.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian (tempat dan

alamat penelitian), waktu penelitian, metode pengumpulan

data, jenis dan sumber data penelitian, dan metode analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tinjauan umum instansi, seperti sejarah

singkat instansi, profil instansi, struktur organisasi, tugas

dan wewenang/job description, laporan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi tentang garis besar dari inti hasil

penelitian, serta saran dari peneliti yang diharapkan dapat

berguna bagi instansi atau perusahaan.


12

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, literature yang berkaitan

dengan penelitan. Lampiran berisi data yang mendukung penelitian

tugas akhir secara lengkap.

3. Bagian Akhir

LAMPIRAN

Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, antara lain Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Tempat Penelitian, Kartu Konsultasi, Spesifikasi teknis serta data-

data lain yang diperlukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS)

2.1.1 Tinjauan BPJS Kesehatan menurut perundang-undangan

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan) adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan

khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama

untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan

TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya

dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.(5)

Sedangkan Menurut UU no. 24 tahun 2011 tentang BPJS

pasal 7 ayat (1) dan Ayat (2), pasal 9 ayat (1) dan UU. No. 40

Tahun 2004 Tentang SJSN, Pasal 1 Angka 8, Pasal 4 Dan Pasal 5

ayat (1)) memberikan keterangan bahwa Badan Penyeleggara

jaminan social kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum

publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh

penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling

singkat 6 (enam) Bulan di Indonesia. UU BPJS menetukan bahwa

BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan


14

secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip

ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan(6)

Setiap orang atau keluarga yang tidak bekerja pada

perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada

BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya

ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS

ditanggung pemerintah melalui Program Bantuan Iuran.

2.1.2 Kewenangan dan Norma BPJS

1. Kewenangan BPJS menurut pasal 11 huruf C, F, G Undang-

undang No 24 Tahun 2011 tentang BPJS berupa :

a. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan

peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

jaminan sosial nasional.

b. Mengenai sanksi atministratif kepada peserta atau pemberi

kerja yang tidak memenuhi kewajibannya

c. Melaporkan kepada instansi yang berwenang mengenai

ketidakpatutan dalam membayar iuran atau dalam

memenuhi kewajiban lain


15

2. Norma Jaminan Sosial meliputi :

a. Kewajiban Pemberi Kerja :

1. Mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta

(Perpres no 19/2016 Pasal 15 ayat (1))

2. Memungut iuran yang menjadi beban peserta dan

pekerjanya dan menyetorkannya (Perpres no 19/2016

Pasal 19 ayat (1))

3. Membayar dan menyetor iuran yang menjadi tanggung

jawabnya (Perpres no 19/2016 Pasal 19 ayat (2))

4. Memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut

anggota keluarganya secara lengkap dan benar (Perpres

no 19/2016 Pasal 15 ayat (2))

b. Kewajiban setiap orang :

1. Mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai

peserta (Perpres no 19/2016 Pasal 16 ayat 1)

2. Memberikan data mengenai dirinya dan anggota

keluarganya secara lengkap dan benar (Perpres no

19/2016 pasal 16 ayat 2)

3. Wajib membayar dan menyetor iuran yang menjadi

tanggung jawabnya setiap bulan ke BPJS Kesehatan

(Perpres no 19/2016 Pasal 19 ayat 3)


16

2.1.3 Identitas Peserta BPJS Kesehatan

Setiap orang termasuk orang asing yang bekerja paling

singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran

meliputi:

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) yaitu fakir

miskin dan orang tidak mampu yang didaftarkan oleh

pemerintah.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI),

terdiri dari :

a. Pekerja Penerima Upah (PPU) termasuk anggota

keluarganya (Istri/Suami, anak kandung, anak tiri dan/atau

anak angkat yang sah dan belum berusia 21 tahun atau

belum berusia 25 tahun bagi yang masih melanjutkan

pendidikan formal) sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang,

dan dapat mengikutsertakan keluarga tambahan yang

meliputi anak ke 4 (empat) dan seterusnya, orang tua

kandung dan mertua

b. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau perorangan

c. Bukan Pekerja (BP) : penerima pension penyelenggara

negara, Veteran, Perintis Kemerdekaan termasuk anggota

keluarganya (Istri/Suami, anak kandung, anak tiri dan/atau


17

anak angkat yang sah) sebanyak-banyaknya (lima) orang,

Penerima Pensiun Bukan Penyelenggara Negara(7)

2.1.4 Pendaftaran Peserta

Proses pendaftaran peserta BPJS Kesehatan dapat

dilakukan secara kolektif maupun perorangan.

a. Tempat Pendaftaran Peserta

1. Kantor Cabang dan Kantor Layanan Operasional

Kabupaten/Kota (KLOK) terdekat.

2. Bank Pemerintah yang bekerja sama dengan BPJS

Kesehatan.

b. Persyaratan Pendaftaran Peserta

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI)

Penetapan jumlah dan persyaratan menjadi peserta

dilakukan oleh pemerintah.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non-

PBI), meliputi :

a. Pendaftaran secara kolektif manual

Mengisi formulir daftar isian peserta, yang di tanda

tangani oleh pimpinan unit kerja/HRD dan distempel,

dengan melampirkan pas foto terbaru masing-masing 1

(satu) lembar ukuran 3 cm x 4 cm (kecuali bagi anak

usia balita); serta menunjukkan dokumen sebagai

berikut :
18

1. Asli Kartu Keluarga dan KTP-elektronik

2. Asli SK terakhir yang dilegalisasi

3. Asli daftar gaji yang dilegalisasi oleh pimpinan unit

kerja

4. Asli akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK

Pengadilan Negeri untuk satu anak angkat yang

ditanggung

5. Surat keterangan dari sekolah / perguruan tinggi

yang masih mengikuti pendidikan formal

b. Pendaftaran secara kolektif elektronik

Mengisi form registrasi Badan Usaha dan Formulir

Daftar Isian Peserta Elektronik 16 (enam belas) kolom

dan mendapatkan nomor Virtual Account (VA)

c. Pendaftaran Perorangan Secara Manual

Mengisi dan menyerahkan formulir daftar isian peserta

yang di tanda tangani oleh yang bersangkutan, dengan

melampirkan pas foto terbaru masing-masing 1 (satu)

lembar ukuran 3 cm x 4 cm (kecuali bagi usia balita);

serta menunjukkan dokumen sebagai berikut :

1. Asli Kartu Keluarga dan KTP-elektronik

2. Asli/fotocopy Surat Keputusan terakhir sebagai

pegawai dengan melampirkan slip gaji/upah terakhir


19

3. Asli akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK

Pengadilan Negeri untuk satu anak angkat yang

ditanggung

4. Surat keterangan dari sekolah / perguruan tinggi

yang masih mengikuti pendidikan formal

d. Keluarga tambahan bagi Peserta Pekerja Penerima

Upah dapat diikutsertakan dengan membayar iuran

sebesar 1 persen dari gaji atau upah per bulan, serta

membuat surat kuasa bermaterai untuk dilakukan

pemotongan gaji.

2.1.5 Penyesuaian Iuran Peserta BPJS Kesehatan

1. Penyesuaian Iuran Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Perpres No. 19 Tahun 2016 pasal 16 A : iuran Jaminan

Kesehatan Peserta PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk

yang didaftarkan oleh pemerintah daerah sebesar Rp 23.000,-

per orang per bulan. Berlaku mulai 1 januari 2016

2. Penyesuaian batas gaji paling tinggi untuk iuran Pekerja

Penerima Upah (PPU)

Perpres No. 28 Tahun 2016 pasal 16 D : batas paling tinggi gaji

atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan

besaran iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja


20

Penerima Upah dan pegawai negeri sebesar Rp 8.000.000,-

(delapan juta rupiah). Mulai berlaku pada 1 april 2016

3. Penyesuaian iuran peserta Pekerja Bukan Penerima Upah

Perpres No.28 Tahun 2016 pasal 16 F : iuran jaminan

kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah :

a. Sebesar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) per orang per

bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas

III

b. Sebesar 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per

bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas

II

c. Sebesar 80.000.- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per

bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas

I. Mulai berlaku pada 1 april 2016

4. Penyesuaian Mekanisme Pembayaran Iuran Peserta Keluarga

Tambahan PPU

Perpres No. 19 Tahun 2016 pasal 16 H :

a. Besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga

lain sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah per bulan

b. Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota

keluarga yang lain diawali dengan pemberian surat kuasa

dari pekerja kepada pemberi kerja untuk melakukan


21

pemotongan tambahan iuran Jaminan Kesehatan dan

menyetorkan kepada BPJS Kesehatan(8)

2.1.6 Hak dan Kewajiban BPJS Kesehatan

1. Hak BPJS Kesehatan meliputi :

UU BPJS menentukan dalam melaksanakan kewenangannya,

BPJS berhak:

a. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan

program yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial

dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi

penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN.

Dalam Penjelasan Pasal 12 huruf a UU BPJS dikemukakan

bahwa yang dimaksud dengan dana operasional adalah bagian

dari akumulasi iuran jaminan sosial dan hasil

pengembangannya yang dapat digunakan BPJS untuk

membiayai kegiatan operasional penyelenggaraan program

jaminan sosial.

UU BPJS tidak memberikan pengaturan mengenai berapa

besaran dana operasional yang dapat diambil dari akumulasi

iuran jaminan sosial dan hasil pengembangannnya. UU BPJS


22

tidak juga mendelegasikan pengaturan lebih lanjut mengenai

hal tersebut kepada peraturan perundang-undangan di bawah

Undang-undang.

Operasional yang digunakan oleh BPJS untuk membiayai

kegiatan operasional penyelenggaraan program jaminan sosial

tentunya harus cukup pantas jumlahnya agar BPJS dapat

bekerja secara optimal. Besaran dana operasional harus

dihitung dengan cermat, mengunakan ratio yang wajar sesuai

dengan best practice penyelenggaraan program jaminan sosial.

Mengenai hak memperoleh hasil monitoring dan evaluasi

penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN setiap 6

bulan, dimaksudkan agar BPJS memperoleh umpan balik

sebagai bahan untuk melakukan tindakan korektif memperbaiki

penyelenggaraan program jaminan sosial. Perbaikan

penyelenggaraan program akan memberikan dampak pada

pelayanan yang semakin baik kepada peserta.

Tentunya SJSN sendiri dituntut untuk melakukan

monitoring dan evaluasi secara objektif dan profesional untuk

menjamin terselenggaranya program jaminan sosial yang

optimal dan berkelanjutan, termasuk tingkat kesehatan

keuangan BPJS.(9)
23

2. Kewajiban BPJS Kesehatan meliputi :

a. Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta sesuai

Pasal 5 UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional; Yang dimaksud dengan ”nomor identitas

tunggal” adalah nomor yang diberikan secara khusus oleh

BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib

administrasi atas hak dan kewajiban setiap peserta. Nomor

identitas tunggal berlaku untuk semua program jaminan

sosial.

b. Mengembangkan asset Dana Jaminan Sosial dan asset

BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta;

c. Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan

UU SJSN;

d. Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan

kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;

e. Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur

untuk mendapatkan hak dan memenuhi kewajiban;

2.1.7 Hak dan Kewajiban Peserta BPJS kesehatan

a. Hak Peserta meliputi :

1. Mendapatkan kartu identitas

2. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan


24

3. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban serta

prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara

lisan atau tertulis kepada BPJS Kesehatan

b. Kewajiban Peserta meliputi :

1. Memberikan data dirinya dan anggota keluarganya secara

lengkap dan benar

2. Membayar iuran

3. Melaporkan perubahan data diri dan anggota keluarganya

4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan

kesehatan

2.1.8 Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS

Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehan

terdiri dari :

1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) meliputi :

a. Puskesmas atau yang setara

b. Dokter praktik perorangan

c. Klinik pratama atau yang setara termasuk fasilitas

kesehatan tingkat pertama milik TNI/Polri

d. Rumah sakit kelas D Pratama atau yang setara


25

2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)

meliputi :

a. Klinik Utama atau yang setara

b. Balai Kesehatan

c. Rumah Sakit Umum

d. Rumah Sakit Khusus

3. Fasilitas Kesehatan penunjang meliputi :

a. Laboratorium Kesehatan

b. Apotek dan optik

2.2 Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan

2.2.1 Definisi Pengelolaan Dana Kapitasi

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 Perpres 32 Tahun

2004, pengelolaan dana kapitasi adalah tata cara penganggaran,

pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana

kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS Kesehatan ditambah

dengan mekanisme penyaluran dan mekanisme pengawasan

sebagai mekanisme yang dilakukan secara teknis.

2.2.2 Mekanisme Penyaluran Dana Kapitasi

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi

kepada puskesmas. Pembayaran dana kapitasi tersebut didasarkan

pada jumlah peserta yang terdaftar di puskesmas sesuai data dari


26

BPJS Kesehatan. Dana kapitasi dibayarkan langsung oleh BPJS

Kesehatan kepada Bendahara Dana Kapitasi JKN pada puskesmas.

Pembayaran langsung kepada Bendahara Dana Kapitasi

JKN pada puskesmas merupakan pengecualian atas ketentuan pasal

1 angka 48 Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang menentukan

bahwa penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

Demikian juga Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menentukan bahwa

semua penerimaan dan pengeluaran daerah dilakukan melalui

rekening kas umum daerah

Ketentuan dalam Perpres 32 Tahun 2014 memang

menyatakan bahwa rekening dana kapitasi JKN yang dikelola oleh

Bendahara Dana Kapitasi JKN di puskesmas ditetapkan oleh

Kepala Daerah dan merupakan bagian dari rekening Bendahara

Umum Daerah. Belanja daerah dilakukan tanpa melalui mekanisme

penerbitan SPD, SPP, SPM, dan SP2D yang mensyaratkan adanya

bukti pertanggungjawaban yang lengkap dan sah, sebagaimana

diatur dalam Pasal 196 – Pasal 227 Permendagri No. 13 Tahun

2006. Sebagai gantinya, Perpres 32 Tahun 2014 mengatur tata cara

pelaporan realisasi penerimaan dan penggunaan dana kapitasi oleh

kepala puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan kepada PPKD.

Tata cara yang sejatinya merupakan konsep tata kelola keuangan


27

bagi BLUD sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat (4) dan Pasal

66 ayat (1) Permendagri No. 61 Tahun 2007.

2.2.3 Mekanisme Penganggaran

Sebagai UPT Dinas Kesehatan, rencana pendapatan dan

belanja puskesmas yang bersumber dari dana kapitasi JKN harus

dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas

Kesehatan.

Kepala Puskesmas menyampaikan rencana pendapatan dan

belanja dana kapitasi JKN (RPBDK) tahun berjalan kepada Kepala

Dinas Kesehatan. RPBDK tersebut mengacu pada jumlah peserta

yang terdaftar di puskesmas dan besaran kapitasi JKN, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RPBDK

dianggarkan dalam RKA-SKPD Dinas Kesehatan. Tata cara dan

format penyusunan RKA-SKPD Dinas Kesehatan dilakukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

pengelolaan keuangan daerah.

2.2.4 Mekanisme Pelaksanaan dan Penatausahaan

Mekanisme pelaksanaan dan penatausahaan dana kapitasi JKN

pada Puskesmas dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Kepala Dinas Kesehatan menyusun Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) berdasarkan peraturan daerah tentang APBD


28

tahun anggaran berkenaan dan peraturan kepala daerah tentang

penjabaran APBD tahun anggaran berkenaan

2) Kepala daerah menetapkan Bendahara Dana Kapitasi JKN pada

Puskesmas atas usul Kepala Dinas Kesehatan melalui PPKD

3) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas membuka

Rekening Dana Kapitasi JKN, yang ditetapkan oleh Kepala

Daerah dan merupakan bagian dari Rekening BUD

4) Kepala Puskesmas menyampaikan Rekening Dana Kapitasi

JKN kepada BPJS Kesehatan

5) BPJS Kesehatan membayar dana kapitasi JKN melalui

Rekening Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas yang diakui

sebagai pendapatan Puskesmas dan dapat dipergunakan

langsung untuk membayar jasa pelayanan kesehatan dan

dukungan biaya operasional pada Puskesmas

6) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas mencatat dan

menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan belanja setiap

bulan kepada Kepala Puskesmas

7) Kepala Puskesmas menyampaikan laporan realisasi pendapatan

dan belanja tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan

melampirkan

8) Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja yang

disampaikan oleh Kepala Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan

menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan dan


29

Belanja (SP3B) Puskesmas kepada PPKD. SP2B FKTP

tersebut termasuk sisa dana kapitasi yang belum digunakan

pada tahun anggaran berkenaan

9) Berdasarkan SP3B Puskesmas, PPKD selaku BUD

menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B)

Puskesmas. PPK-SKPD dan PPKD melakukan pembukuan atas

pendapatan dan belanja Puskesmas berdasarkan SP2B

2.2.5 Mekanisme Pertanggungjawaban

Kepala Puskesmas bertanggung jawab secara formal dan

material atas pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN.

Pendapatan dan belanja dana kapitasi disajikan dalam Laporan

Keuangan Dinas Kesehatan dan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah. Tata cara dan format penyusunan laporan keuangan

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang pengelolaan keuangan daerah.

Realisasi penerimaan dan belanja dana kapitasi disajikan

dalam Laporan Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan. Tata cara dan

format penyusunan laporan keuangan diatur dalam Pasal 265

Permendagri No. 13 Tahun 2006


30

2.2.6 Mekanisme Pengawasan

Kepala SKPD Dinas kesehatan dan Kepala FKTP melakukan

pengawasan secara berjenjang terhadap Penerimaan dan

pemanfaatan dana kapitasi oleh Bendahara Dana Kapitasi JKN

pada FKTP. Aparat pengawasan Intern pemerintah kabupaten/ kota

melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengawasan yang dimaksud dapat dibentuk dengan

mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat dan beban,

kompleksitas manajemen, dan volumen atau jangkauan pelayanan.

Pengawasan secara berjenjang dilaksanakan untuk meyakinkan

efektifitas, efesiensi, dan akuntabilitas pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi.


31

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang disusun sebagai dasar penelitian ini antara lain

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Nama Variabel Metode Hasil
Penelitian
1. Muh. Ilham Sholihin, Ambo pengelolaan Metode kualitatif Penganggaran dana kapitasi di
Sakka, dan Paridah(2016)” dana kapitasi Puskesmas Watubangga, disesuaikan
Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS dengan Juknis dan SK Bupati
Bpjs Kesehatan di Puskesmas Kesehatan Kolaka.Pelaksanaan penatausahaan
Watubangga Kecamatan dana kapitasi Puskesmas Watubangga
Watubangga Kabupaten diselenggarakan dengan pengangkatan
Kolaka Tahun 2015” bendahara dana kapitasi oleh Kepala
Daerah atas usul Kepala SKPD Dinas
Kesehatan melalui Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD).

2. Imanuel Christian Undap1, Pengelolaan Analisis kualitatif Hasil penelitian menunjukan


Lintje Kalangi2, Hendrik dana kapitasi eksploratif penganggaran dana kapitasi JKN oleh
Manossoh3(2014)” Analisis JKN FKTP dilakukan dan tersentralisasi di
Pengelolaan Dana Kapitasi Dinas Kesehatan sementara pelaksanaan
JKN Pada Fasilitas Kesehatan pengelolaan dana kapitasi JKN FKTP
Tingkat Pertama (FKTP) Di Pemerintah Kota Bitung belum
Kota Bitung” mengikuti regulasi yang mengatur,
sehingga berimplikasi pada tidak
maksimalnya pelayanan kesehatan FKTP
pada masyarakat.

3. Fitri Indah, Strategi Deskriptif Strategi Optimalisasi Pengelolaan Dana


Imam Suroso, dan Nurhayati Optimalisasi Kualitatif Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
Fakultas(2017) “Strategi Pengelolaan Puskesmas di Kabupaten Bondowoso
Optimalisasi Pengelolaan Dana Kapitasi berjalan dengan baik
Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional
Puskesmas di Kabupaten
Bondowoso”

Sumber: data diolah (2019)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat pada Puskesmas Margadana yang

beralamat di Jl. Cipto Mangunkusumo no. 72 Kota Tegal.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, terhitung dari tanggal 21

Januari sampai dengan 21 Mei 2019.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Suliyanto (2005:134)(10) yaitu data dalam

bentuk kata-kata atau bukan bentuk angka. Data ini biasanya

menjelaskan karakteristik atau sifat. Data kualitatif dalam penelitian

ini berupa Penelitian Terdahulu, Peraturan Presiden nomor 32 tahun

2014, hasil wawancara dengan petugas puskesmas yang terkait

Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas

Margadana Kota Tegal.


33

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif menurut Suliyanto (2005:135)(10) yaitu data yang

dinyatakan daam bentuk angka dan merupakan hasil dari perhitungan

dan pengukuran. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa jumlah

peserta BPJS Puskesmas Margadana, rekapitulasi penerimaan dana

kapitasi Puskesmas Margadana, dan rekapitulasi penggunaan dana

kapitasi Puskesmas Margadana.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data Primer menurut Suliyanto (2005:131)(10) adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama.

Berupa Penelitian Terdahulu, Peraturan Presiden nomor 32 tahun

2014, hasil wawancara dengan petugas puskesmas yang terkait

Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas

Margadana Kota Tegal.

2. Data Sekunder

Data sekunder menurut Suliyanto (2005:132)(10) adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Berupa Struktur organisasi Puskesmas Margadana, jumlah pesrta BPJS

Puskesmas Margadana, rekapitulasi penerimaan dana kapitasi


34

Puskesmas Margadana, dan rekapitulasi penggunaan dana kapitasi

Puskesmas Margadana.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis ialah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2014: 145)(11) yaitu teknik pengumpulan

data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada

instansi dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan

penyusunan tugas akhir ini.

2. Wawancara

Wawancara menurut Suliyanto (2004 : 137)(10) yaitu teknik

pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan

responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam penelitian

ini peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak

yang terkait dalam penyusunan penelitian tugas akhir ini.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012:291)(11) merupakan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan
35

norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi

kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang

dapat menunjang dalam penyusunan Tugas Akhir.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif

Menurut Sugiono (2009:14)(11) metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitan yang berlandaskan pada filsafat

postpositifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, sebagai lawanya adalah eksperimen dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci, penelitian kualitatif lebih bersifat

deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,

sehingga tidak menekankan pada angka.

Menurut Nuryanti dan P.Suryanti (2006) penelitian

deskriptif kualitatif adalah data yang diungkapkan berupa kata-

kata, catatan lapangan (pengamatan), foto atau gambar, dokumen

dan sejeninya. Penelitian ini bersikap lentur, fleksibel sesuai

dengan perolehan data dilapangan.

Berdasarkan teori tersebut penelitian deskriptif kualitatif

merupakan penelitian yang berupa kata-kata, gambar atau foto,

hasil pengamatan yang bersifat fleksibel.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Margadana Kota Tegal

4.1.1 Kondisi Geografis Puskesmas Margadana Kota Tegal

Kondisi geografis wilayah Kota Tegal mencakup faktor-faktor

umum sebagai berikut:

a. Letak Wilayah

UPTD Puskesmas Margadana terletak di Jalan

Ciptomangunkusumo No. 72 Sumurpanggang, Kecamatan

Margdana Kota Tegal Telp. (0284) 358604 Kode pos

52141. Batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas

Margadana meliputi :

1. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Puskesmas

Kaligangsa,

2. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Puskesmas Tegal

Barat,

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tegal,

4. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Margadana meliputi empat

kelurahan yang ada di Kecamatan Margadana, yaitu


37

Kelurahan Sumurpanggang, Margadana, Pesurungan Lor dan

Kalinyamat Kulon.

b. Batasan Wilayah

UPTD Puskesmas Margadana yang terletak di Kecamatan

Margdana merupakan daerah pantai, yaitu daerah dengan

ketinggian antara 1 – 5 meter di atas permukaan laut dan

berada di bagian barat wilayah Kota Tegal.

4.1.2 Kependudukan Puskesmas Margadana Kota Tegal

Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Margadana

tahun 2016 adalah sebanyak 28.055 jiwa. Untuk wilayah

dengan penduduk tertinggi ada di Kelurahan Margadana

sebanyak 11.828 jiwa (42,16% dari total penduduk di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Margadana) dan terendah di Kelurahan

Kalinyamat Kulon sebanyak 4.445 jiwa (15,84% dari total

penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Margadana).

Tebel 4.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Margadana

Jumlah
No KELURAHAN
Penduduk Jumlah KK

1 SUMURPANGGANG 6,673 2,098

2 MARGADANA 11,828 4,768

3 KALINYAMAT KULON 4,445 1,828


38

4 PESURUNGAN LOR 5,109 1,600

JUMLAH 28,055 10,294

Sumber: Buku Profil Puskesmas Margadana (2016)

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Puskesmas Margadana Kota Tegal

Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilyah

Puskesmas Margadana berbasis Pelayanan Prima. Untuk mencapai

visi dan misi tersebut maka dilakukan melalui visi sebagai berikut:

1. Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan di

wilayah kerja puskesmas.

2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam

pembangunan kesehatan di wilayah puskesmas.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

4. Menyelenggarakan tata kelola administrasi dan sumber daya

kesehatan.

4.1.4 Makna Dan Karakter Logo Puskesmas Margadana

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentanng puskesmas, di dalam lampiran peraturan tersebut pada

poin II Persyaratan Bangunan Puskesmas. Dijelaskan lebih lanjut

bahwa bangunan Puskesmas harus memasang lambang Puskesmas

agar lebih mudah dikenal masyarakat. Lambang Puskesmas

garuslah diletakkan di depan bangunan yang mudah terlihat dari

jarak jauh oleh masyarakat.


39

Logo Puskesmas atau lambang Puskesmas yang baru

berbentuk segi enam ( hexagonal ) dimana di dalamnya terdapat 2

buah lingkaran, stilasi bentuk sebuah bangunan, bidang segitiga,

dan bentuk palang hijau.

Gambar 4.1

Sumber : www.promkes.co.id

Makna Logo/Lambang Puskesmas

1. Bentuk segi enam ( hexoagonal ), melambangkan:

a. Keterpanduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari

enam prinsip yang melandasi penyelenggaraaan Puskesmas.

b. Makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah

diakses masyarakat.

c. Pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas diwilayah

kerjanya.
40

2. Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur

upaya kesehatan, yaitu:

a. Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

b. Upaya KesehatanPerserangan ( UKP ) untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan.

3. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas

sebagai tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan

upaya dalam proses menyelenggaraan kesehatan.

4. Bidang segitiga mewakili 3 faktor yang mempengaruhi status

derajat kesehatan masyrakat genetik, lingkungan, dan perilaku.

5. Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam melambangkan

pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif preventif.

6. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan

yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

7. Warna putih melambangkan pengabian luhur Puskesmas.


41

4.1.5 Struktur Organisasi Puskesmas Margadana Kota Tegal

Gambar 4.2

Sumber : Buku Profil Puskesmas Margadana


42

4.1.6 Uraian Tugas Jabatan Struktur Puskesmas Margadana Kota

Tegal

1. Kepala puskesmas

Uraian Tugas:

a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan

supervisi.

b. Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan.

c. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat

kecamatan.

d. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.

e. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua

kegiatan di puskesmas.

2. Koordinator Unit Tata Usaha

Uraian Tugas:

a. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU

b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit

TU

c. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala

Puskesmas berhalangan hadir

3. Keuangan

Uraian Tugas:

a. Melakukan perencanaan Keuangan

b. Merealisasi Keuangan
43

c. Membuat pembukuan/penutupan kas.

d. Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan

dengan kesejahteraan pegawai

e. Pencatatan dan Pelaporan

f. Membuat petikan daftar gaji

g. Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan

h. Mengkoordinir bendahara-bendahara di Puskesmas

i. Melakukan setoran perda ke kas daerah

4. Umum

Uraian Tugas:

a. Registrasi Surat Masuk dan Keluar

b. Melanjutkan diposisikan Pemimpin

c. Membuat konsep surat

d. Mengkoordinir kegiatan petugas sebagai pengiriman semua

laporan puskesmas

e. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana

puskesmas

f. Mengarsipkan surat

g. Melakukan kegiatan yang bersifat Umum

h. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum


44

5. Kepegawaian

Uraian Tugas:

a. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK,

lap, triwulan, tahunan,dsb.)

b. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan

Langsung

c. Mendata dan mengarsipkan file pewaian

d. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat

e. Mengusulkan tunjakan pegawai ( Penyesuaian Fungsional,

Baju, Sepatu, dan lain-lain )

f. Membuat model C

g. Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit )

h. Membuat Absensi Mahasiswa/siswa yang praktek di

Puskesmas

i. Membuat perencanaan untuk pembangunan kualitas SDM

staf puskesmas

j. Menyusun daftar pembagaian tugas untuk staf puskesmas

dengan persetujuan kepada puskesmas

6. Data dan Informasi

Uraian Tugas:

a. Sebagai pusat data dan informasi puskesmas

b. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas

sebelum dikirim ke dinas kesehatan


45

c. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data

(tabel, grafik,dll)

d. Mengidentifikasikan masalah program dari hasil

visualisasi data dan menyerahkan hasilnya kepada

coordinator perencanaan dan penilaian

e. Bersama-sama team data dan informasi menyusun

semua laporan puskesmas (PTP, minlok, Lap, Thunan,

Stratifikasi, dsb)

f. Pencatatan dan pelaporan

7. Perencanaan dan Evaluasi

Uraian Tugas:

a. Mengkoordinir kegiatan team perencanaan dan penilaian

b. Menyusun jadwal evaluasi kegiatan puskesmas secara

kontinyu

c. Menyusun laporan hasil evaluasi dan perencanaan untuk

selanjutnya diserahkan kepada koord data dan informasi

serta koord program terkait

d. Mengarsipkan hasil kegiatan

8. Pemegram Program Surveilans

Uraian Tugas:

a. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap

penderita, kesling, perilaku masyarakat dan perubahan

kondisi
46

b. Analisis tentang KLB

c. Penyuluhan kesehatan secara intensif

d. Pencatatan dan pelaporan

9. Pemegang Program P2 Imunisasi

Uraian Tugas:

a. Bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan sebagai

berikut :

b. Pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT

pada bayi di tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas,

Posyandu dan pustu).

c. Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL dan WUS di

tempat pelayanan kesehatan.

d. Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang

tidak datang ke tempat pelayanan kesehatan.

e. Pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh tim Puskesmas dan

kader.

10. Koordinator Unit P3K

Uraian Tugas:

a. Mengkoordinir kegiatan P3K.

b. Mempersiapkan semua kebutuhan, jadwal acara dan

petugas P3K.

c. Pencatatan dan pelaporan


47

11. Koordinator Unit Pustu

Uraian Tugas:

a. Melakukan pelayanan kesehatan.

b. Menggerakan, mengembangkan dan membina kesehatan

masyarakat diwilayahnya

c. Membantu upaya masyarakat dalam meningkatkan derajat

kesehatan.

d. Pencatan tan pelapor

e. Perpanjangan tangan seluruh program di Puskesmas

12. Pemegang Program UKK

Uraian Tugas:

a. Pendataan semua kelompok kerja yang ada di wilayah

kerja.

b. Penyuluhan dan pembinaan terhadap kesehatan

pengusaha/kerja.

c. Membina kelompok kerja dengan pelaksanaan k3

(kesehatan dan kesehatan kerja)

d. Pencatatan dan pelaporan.

13. Pemegang Program Usia lanjut

Uraian Tugas:

a. Pendataan usia

b. Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi dan,kes ,

dimasa tua, dll kemasyarakatan dan kelompok usila.


48

c. Senam kesegaran jasmani.

d. Kegiatan preventif dengan pemeriksaan berkala.

14. Pemegang Program UKS/UKGS

Uraian Tugas:

a. Intaris jumlah sekolah, jumlah murid dan sarana UKS.

b. Aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

c. Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas 1.

d. Pengobatan ringan, pertolongan dan rujukan.

e. Pelatihan dokter kecil.

15. Pemegangan Program Kesehatan Gigi dan Mulut

Uraian Tugas:

a. Menyusun perencanaan.

b. Melakukan UKGS dan UKGMD

c. Pelayanan berupa pemeriksaan, perawat, pengobatan,

penambalan, pencabutan, pembersihan, karang gigi serta

rujukan gigi dan mulut serta rujukan.

d. Pencatatan dan pelaporan.

16. Koordinator Program Rawat Inap

Uraian Tugas:

a. Merencanakan kebutuhan obat.

b. Melakukan pelayanan rawat inap.

c. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih

tinggi.
49

d. Pencatan dan pelaporan.

17. Koordinator Program UGD

Uraian Tugas:

a. Merencanakan kebutuhan obat.

b. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas

sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.

c. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih

tinggi.

d. Pencatatan dan pelaporan.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Pengumpulan data penelitian melalui metode wawancara, observasi

dan studi dokumentasi di laksanakan di Puskesmas Margadana.

Pengelolaan dana kapitasi pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik

pemerintah daerah merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 32 tahun

2014, oleh karena itu penyajian data mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor 32 tahun 2014 meliputi pengelolaan dana kapitasi.

4.2.1 Mekanisme Penganggaran

Pengelolaan dana kapitasi BPJS kesehatan meliputi

penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggung

jawaban dan pengawasan. Mekanisme penganggaran dana kapitasi

di Puskesmas Margadana dibuat dengan proses yaitu Kepala FKTP

menyusun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi BPJS


50

kesehatan, selanjutnya disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kota

Tegal.

Informasi mengenai penganggaran dana kapitasi BPJS

kesehatan disampaikan oleh Bendahara Keuangan sebagai berikut:

“...setiap tahun biasanya sekitar bulan juni Kepala Puskesmas

diminta untuk menyusun RKA kapitasi dengan alokasi sama

dengan rencana pendapatan, yaitu jumlah peserta dikali 6000 dikali

12 bulan. Kita selalu membuat pedoman penganggaran yang

diberikan ke Puskesmas supaya RKA yang mereka susun tidak

tumpang tindih dengan anggaran lainya...”(wawancara, 28 maret

2019)

Dana yang diterima Puskesmas Margadana, sesuai dengan

jumlah peserta BPJS yang terdaftar bukan berdasarkan jumlah

kunjungan pasien peserta BPJS. Besaran tarif kapitasi yang

diterima oleh Puskesmas Margadana adalah Rp. 6.000,- sedangkan

jumlah peserta BPJS yang terdaftar pada tahun 2018 dalam lingkup

kerja Puskesmas Margadana adalah 216.153 jiwa. Jika

dikalkulasikan antara jumlah peserta BPJS yang terdaftar dalam

lingkup kerja Puskesmas Margadana denga besaran tarif kapitasi

yang diterima Puskesmas Margadana adalah Rp.1.296.916.000

yang diterima pada tahun 2018.

Namun dalam pengelolaanya penggunaan dana kapitasi

BPJS kesehatan pada bulan Maret digunakan lebih kecil


51

dibandingkan jumlah penerimaan dana kapitasi yang diterima oleh

BPJS. Dana kapitasi yang diterima pada bulan maret sebesar

Rp.103.123.000 tapi hanya digunakan sebesar Rp.76.091.875.

Informasi mengenai kendala pengelolaan dana kapitasi BPJS

kesehatan disampaikan oleh Bendahara Keuangan sebagai berikut:

“ ...penerimaan dana kapitasi diterima secara teratur setiap bulanya

pada tahun 2018, akan tetapi pada bulan maret dana kapitasi BPJS

kesehatan digunakan lebih kecil dibandingkan dengan

penerimaanya...”(wawancara, 28 maret 2019)

Tabel 4.2
Rekap Penerimaan Dan Penggunaan Dana Kapitasi

PENERIMAAN PENGGUNAAN
BULAN
DANA KAPITASI DANA KAPITASI
Januari Rp. 103.200.000 Rp. 103.200.000
Februari Rp. 105.157.000 Rp. 105.157.000
Maret Rp. 103.123.000 Rp. 76.091.875
April Rp. 106.651.000 Rp. 106.651.000
Mei Rp. 104.929.000 Rp. 104.929.000
Juni Rp. 108.589.000 Rp. 108.589.000
Juli Rp. 102.000.000 Rp. 129.031.125
Agustus Rp. 108.901.000 Rp. 108.901.000
September Rp. 108.901.000 Rp. 108.901.000
Oktober Rp. 109.471.000 Rp. 109.471.000
November Rp. 111.601.000 Rp. 111.601.000
Desember Rp. 124.393.000 Rp. 124.393.000
Total Rp. 1.296.916.000 Rp. 1.296.916.000
Sumber : Data Puskesmas Margadana

sisa dana kapitasi BPJS kesehatan pada bulan maret yang tidak

digunakan seluruhnya pada bulan anggaran berkenaan, kemudian

dgunakan untuk bulan berikutnya, hal tersebut dapat dilihat dari


52

data penerimaan dan penggunaan dana kapitasi diatas. Selisih antra

penerimaan dan penggunaan yaitu sebesar Rp. 27.031.125 yang

pada laporan rekap tersebut Puskesmas Margadan menggunakan

sisa dana tersebut untuk bulan berikutnya yaitu bulan juli.

Pembayaran dana kapitasi telah diatur langsung oleh BPJS

kesehatan yang selanjutnya dana kapitasi tersebut dikirimkan

langsung kerekening Puskesmas Margadana. Dana kapitasi

dianggarkan untuk membayar jasa pelayanan yang dilakukan di

Puskesmas Margadana dan dana kapitasi dianggarkan sebagai

pendukung kegiatan operasional Puskesmas Margadana.

Puskesmas Margadana melakukan penganggaran dengan membuat

usulan anggaran atau RKA yang dibuat setiap bulan keempat pada

tahun berjalan setelah Puskesmas Margadana menerima dana

kapitasi pada tiga bulan sebelumnya. BPJS langsung membayarkan

dana tersebut setiap bulan kerekening Puskesmas Margadana

sesuai dengan banyaknya peserta BPJS yang telah terdaftar dalam

lingkup wilayah kerja Puskesmas Margadana.

4.2.2 Mekanisme Pelaksanaan dan Penatausahaan

Pelaksanaan dan penatausahaan dana kapitasi BPJS

kesehatan meliputi mekanisme penetapan bendahara, pelaporan

realisasi pendapatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan

bendahara keuangan Puskesmas Margadana diketahui bahwa


53

penetapan bendahara dana kapitasi BPJS kesehatan telah

dilaksanakan sesuai dengan Perturan Presiden Nomor 32 Tahun

2014 yaitu usulan bendahara disampaikan dari puskesmas ke dinas

kesehatan.

Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara dengan

bendahara keuangan sebagai berikut: “...untuk pelaksanaan

penatausahaan pengelolaan dana kapitasi, Puskesmas Margadana

berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014...”

Puskesmas Margadana melakukan pelaksanaan

penatausahaan telah sesuai dengan peraturan dengan berpedoman

pada peraturan presiden. Bendahara kapitasi melakukan pencairan

dana yang diterima dari BPJS setiap bulannya yang kemudian

mencatat pendapatan dana kapitasi tersebut. Bendahara

menyampaikan realisasi pendapatan dana kapitasi dan dibuatkan

laporan pertanggungjawabannya kemudian melaporkan kepada

Kepala Puskesmas Margadana yang selanjutnnya laporan

pertanggungjawaban tersebut disampaikan ke Dinas Kesehatan

Kota Tegal.

Dana kapitasi ini sifatnya sangat rawan untuk

disalahgunakan. Salah satu cara Puskesmas Margadana untuk

menghindari penyalahgunaan dana kapitasi yaitu dengan cara

menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan Puskesmas

Margadana dan setiap dana yang masuk atau keluar dicatat dan
54

dibuatkan laporan pertanggungjawaban yang realisasinya

dilakukan dalam agenda Mini Lokakarya (Minlok). Selain itu

apabila dana tersebut memiliki sisa saldo yang tidak habis terpakai

maka sisa saldo dari dana tersebut akan dipergunakan kembali

untuk keperluannya dalam membayar upah jasa pelayanan atau

mendukung kegiatan operasional pada bulan yang mendatang.

Pelaksanaan penatausahaan dana kapitasi di dalam Puskesmas

Margadana dengan membagi dana untuk membayarkan jasa

pelayanan dan untuk mendukung kegiatan operasional.

4.2.3 Mekanisme Pertanggungjawaban

Kepala Puskesmas bertanggung jawab secara formal dan

material atas pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN.

Pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud disajikan dalam

Laporan Keuangan SKPD dan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah. Bendahara Kapitasi Puskesmas Margadana mencatat

setiap pengeluaran atau pembelanjaan dana kapitasi setiap

bulannya kemudian membuat laporan pertanggungjwabannya.

Setiap pengeluaran dari dana kapitasi yang diterima setiap bulan

akan selalu tercatat kemana saja dana tersebut dialokasikan.

Sebelum laporan pertanggungjawaban disampaikan ke Dinas

Kesehatan Kota Tegal, terlebih dahulu laporan


55

pertanggungjawaban disampaikan dalam rapat Mini Lokakarya

(Minlok) yang dilakukan setiap akhir atau awal bulan.

Pertanggungjawaban pengelolaan dana kapitasi telah cukup

transparan dilakukan oleh Puskesmas Margadana. Setiap tenaga

yang melakukan pelayanan di Puskesmas Margadana dapat dengan

jelas mengetahui dikelola untuk apa saja dana kapitasi tersebut.

Kegiatan Mini Lokakarya atau yang sering disebut Minlok

merupakan agenda bulanan Puskesmas Margadana yang biasanya

dilaksanakan pada tanggal 28 pada bulan berjalan. Salah satu

agenda yang dimasukkan dalam Mini Lokakarya adalah

penyampaikan Bendahara Puskesmas Margadana terkait

pengelolaan pada bulan tersebut. Kemudian setelah Minlok

dilaksanakan Bendahara Puskesmas akan menyampaikan laporan

pertanggungjawaban kepada SKPD Dinas Kesehatan Kota Tegal.

Jika pada akhir tahun masih terdapat saldo Dana Kapitasi BPJS

kesehatan (yang tentunya berasal dari sisa dukungan biaya

operasional), saldo kas di Bendahara Dana Kapitasi mirip dengan

kas di rekening BLUD. Bendahara Dana Kapitasi bukan

merupakan bendahara penerimaan atau bendahara pengeluaran.

Bendahara Dana Kapitasi melakukan kedua fungsi tersebut,

menerima sekaligus mengeluarkan. Dengan demikian dalam neraca

SKPD maupun konsolidasiannya harus disajikan sebagai akun

tersendiri (Kas di Bendahara Dana Kapitasi JKN) sebagaimana


56

halnya akan kas di kas daerah, kas di rekening BLUD, kas di

bendahara penerimaan, dan kas di rekening bendahara pengeluaran.

Saldo kas yang tersisa tersebut dapat digunakan pada bulan atau

tahun anggaran berikutnya.

4.2.4 Mekanisme Pengawasan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dan Kepala Puskesmas

Margadana melakukan pengawasan atas pengelolaan dana kapitasi.

Puskesmas Margadana melalui Kepala Dinas Kesehatan dan

Kepala Puskesmas melakukan pengawasan berjenjang terhadap

pengelolaan dana kapitasi BPJS kesehatan yang dibuat oleh

bendahara dana kapitasi. Pengawasan fungsional terhadap

pengelolaan dana kapitasi BPJS kesehatan dilaksanakan atau

dilakukan oleh aparat pengawasan Intern Pemerintah Kota Tegal,

pengawasan dilakukan agar hasil pengelolaan dana kapitasi BPJS

meyakinkan, efektif, efesien, dan akuntabilitas.


57

4.3 Pembahasan

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6 Perpres 32 Tahun 2014, dana

kapitasi adalah jumlah pembayaran per-bulan yang dibayarkan dimuka

kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang dikumpulkan tanpa

memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.

Besaran tarif untuk Puskesmas yang berada dalam rentang Rp.3000 –

Rp.6000 per peserta BPJS kesehatan yang terdaftar di Puskesmas

Margadana.

4.3.1 Mekanisme Penganggaran

Dana kapitasi yang diterima oleh Puskesmas selaku FKTP

milik pemerintah daerah yang berstatus BLUD dapat digunakan

secara langsung (dibelanjakan). Tentu saja dana kapitasi tersebut

harus dianggarkan terlebih dahulu sesuai ketentuan Permendagri

13 Tahun 2006 beserta perubahannnya, baik sisi pendapatan (Lain-

lain PAD Yang Sah-Dana Kapitasi JKN Pada FKTP) dan sisi

belanja (Belanja Langsung yang diuraikan dalam jenis, obyek, dan

rincian obyek belanja yang berpedoman pada ketentuan Pasal 12

Perpres 32 Tahun 2014 dan Permenkes Nomor 19 Tahun 2014).

Sistem pembayaran ini adalah pembayaran di muka dengan

konsekuensi pelayanan kesehatan dilakukan secara pra upaya atau

sebelum peserta BPJS jatuh sakit. Sistem ini mendorong Faskes

Tingkat Pertama untuk bertindak secara efektif dan efisien serta

mengutamakan kegiatan promotif dan preventif. BPJS Kesehatan


58

sesuai ketentuan, wajib membayarkan kapitasi kepada Fasilitas

Kesehatan Tingkat pertama paling lambat tanggal 15 (lima belas)

setiap bulan berjalan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengelolaan

dana kapitasi BPJS kesehatan yaitu penganggaran dana kapitasi

BPJS kesehatan telah dilaksanakan oleh Puskesmas Margadana

dengan mekanisme Puskesmas menyampaikan usulan pendapatan

dan belanja ke Dinas Kesehatan dalam bentuk Rencana Kerja

Anggaran (RKA) berdasarkan pada pedoman penyusunan rencana

dana kapitasi BPJS kesehatan yang ditetapkan keputusan Dinas

Kesehatan

4.3.2 Mekanisme Pelaksanaan dan Penatausahaan

Pelaksanaan penatausahaan dana kapitasi Puskesmas

Margadana diselenggarakan dengan pengangkatan bendahara dana

kapitasi oleh Dinas Kesehatan melalui Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah (PPKD). Sistem pembayaran ini adalah pembayaran di

muka dengan konsekuensi pelayanan kesehatan dilakukan secara

pra upaya atau sebelum peserta BPJS jatuh sakit. Sistem ini

mendorong Faskes Tingkat Pertama untuk bertindak secara efektif

dan efisien serta mengutamakan kegiatan promotif dan preventif.

BPJS Kesehatan sesuai ketentuan, wajib membayarkan kapitasi


59

kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama paling lambat tanggal

15 (lima belas) setiap bulan berjalan.

Dalam Pelaksanaan penatausahaan dana kapitasi, Dinas

Kesehatan menunjuk seorang Bendahara Dana Kapitasi pada

Puskesmas Margadana. Dalam hal Puskesmas Margadana, dana

kapitasi langsung diterima setiap bulan langsung ditransferkan

kerekening Bendahara Kapitasi. Dana kapitasi digunakan

sepenuhnya untuk membayar jasa pelayanan yang dilakukan di

Puskesmas baik tenaga kesehatan ataupun tenaga non kesehatan,

baik yang PNS maupun yang bukan PNS hal ini sesuai sesuai

denga Permenkes No 19 tahun 2014 dijelaskan bahwa pada pasal 3

nomer 1 bahwa dana kapitasi seluruhnya dimanfaatkan untuk

pembayaran jasa pelayanan kesehatan.

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan dana

kapitasi BPJS kesehatan menjadi acuan pelaksanaan

kegiatan/belanja dana kapitasi BPJS kesehatan yaitu dana kapitasi

BPJS kesehatan diterima dari BPJS kemudian digunakan langsung

oleh puskesmas sesuai dengan kegiatan yang ada di DPA.

Puskesmas Margadana juga menyusun RKA perubahan untuk

penggunaan pendapatan dana kapitasi yang tidak habis digunakan

puskesmas pada bulan/tahun berikutnya


60

4.3.3 Mekanisme Pertanggung Jawaban

Bendahara FKTP/Puskesmas dana kapitasi BPJS kesehatan

mencatat pendapatan dan belanja pada buku kas dan

menyampaikan setiap bulan kepada kepala FKTP dengan

melampirkan bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah paling

lambat pada tanggal 15 bulan berikutnya. Kemudian bendahara

dana kapitasi BPJS kesehatan menyusun laporan realisasi

pendapatan dan belanja FKTP setiap bulan kepada kepala FKTP.

Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan

belanja kepada Dinas Kesehatan dengan melampirkan surat

pernyataan tanggung jawab paling lambat tanggal 10 bulan

berikutnya.

4.3.4 Mekanisme Pengawasan

Pasal 11 Perpres No. 32 tahun 2014 mengatur Kepala

SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP melakukan pengawasan

secara berjenjang terhadap pengelolaan dana kapitasi oleh

Bendahara Dana Kapitasi pada FKTP. Aparat pengawasan Intern

Pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan pengawasan fungsional

terhadap penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi sesuai

ketentuan yang berlaku.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penganggaran dana kapitasi di Puskesmas Margadana, disesuaikan

dengan peraturan presiden dengan membuat dokumen rencana pendapatan

dan belanja dalam bentuk RKA setiap bulan keempat pada tahun berjalan.

Pelaksanaan penatausahaan dana kapitasi Puskesmas Margadana

diselenggarakan dengan pengangkatan bendahara dana kapitasi oleh

Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas Kesehatan melalui Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Dana kapitasi digunakan

sepenuhnya untuk membayar jasa pelayanan yang dilakukan di

Puskesmas. Pertanggungjawaban dana kapitasi yang dilakukan oleh

Bendahara Dana Kapitasi JKN dengan cara menyusun laporan realisasi

pendapatan dan belanja dana kapitasi Puskesmas Margadana. Kepala

Puskesmas Margadana bertanggungjawab secara formal dan materil atas

pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN. Kepala Puskesmas melaporkan

secara internal melalui pertemuan Mini Lokakarya setiap akhir bulan.

Kemudian Kepala Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan, dan Aparat

penawasan Intern Pemeritah Kota Teal melakukan pengawasan berjenjang

terhadap pengelolaan dana kapitasi BPJS kesehatan.


62

5.2 Saran

1. Kepada pihak BPJS Kesehatan agar turut serta pula dalam

memonitoring proses pengelolaan dana kapitasi yang terjadi di setiap

masing-masing FKTP, pasalnya BPJS Kesehatan lepas tangan dalam

pengelolaan dana kapitasi pada masing-masing FKTP karena hanya

berkewajiban membayarkan dana kapitasi.

2. Kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan khususnya

Dinas Kesehatan Kota Tegal agar lebih meningkatkan pengawasan

terhadap pengelolaan dana kapitasi pada masing-masing FKTP

mengingat bahwa dana kapitasi ini sifatnya sangat intim dan sangat

mudah disalah gunakan.

3. Kepada pihak Puskesmas Margadana dengan sistem pembayaran

kapitasi ini agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama

dalam hal Promitif, Preventif dan Kuratif. Diharapkan pula dengan

sistem kapitasi ini pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas

Margadana lebih dapat tepat guna dan tepat sasaran khususnya pada

peserta BPJS kesehatan.


63

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

[2]. Undang – Undang Nomor 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

[3]. Kemenkes RI.2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi

Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan

dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Departemen

Kesehatan RI, 2008(18).

[4]. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN

[5]. Srikandi Rahayu, Seputar Pengertian BPJS Kesehatan.

http://seputarpengertian.com/. Diakses Pada 20 Februari 2017,

pukul 13.00

[6]. Tugas, Fungsi dan wewenang BPJS. http://www.jamsosindonesia.com.

Diakses Pada 20 Februari 2017, pukul 13.12

[7]. BPJS Kesehatan. 2016. Buku Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS

Kesehatan Tahun 2016. Jakarta. Hal 2

[8]. Chazali. 2013. Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia Transformasi


64

BPJS.Jakarta: PT Cinta Indonesia. Hlm 30

[9]. Jamsostek Indonesia. Hak dan Kewajiban BPJS Kesehatan.

http://archives.jamsosindonesia.com. Diakses pada 7 April 2017

[10]. Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[11]. Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi R&D.

Cetakan Kedua puluh.Bandung: Alfabeta


LAMPIRAN
65

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA
BENDAHARA KEUANGAN

A. Identitas Narasumber
Nama : Darmanto
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Bendahara keuangan
NIP : 19710430 200501 1 006
B. Pelaksanaan Wawancara
Tempat : Puskesmas Margadana
Tanggal : 28 Maret 2019
Analisis Pengelolaan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan pada Puskesmas Margadana
1. Pertanyaan : Bagaimana penganggaran/ penyusunan
pengelolaan dana kapitasi di Puskesmas
Margadana?

Jawaban : Puskesmas Margadana dalam pengelolaan


dana kapitasi berpedoman pada UU No. 32 dan
Permenkes 28 tentang bagaimana pengelolaan-
pengelolaan dana kapitasi dari mulai
pengenggarannya, pelaksanaannya,
pentausahaannya sampai ke
pertanggungjawabannya. Penganggaran ini
juga sudah ada mekanismenya dari bagaimana
BPJS, kemudian dari puskesmas membuat
rencana kemudian diajukan kepada dinas dan
dinas kesehatan membuat DPA, kemudian juga
dari nanti ada laporan realisasi daripada
anggaran kapitasi BPJS Kesehatan.
Pengelolaan dana kapitasi mulai dari
pendapatan sesuai dengan yang terdaftar di
masing-masing puskesmas dengan besaran
nilai kapitasi bervariasi sesuai ketersediaan
tenaga dan waktu pelayanan. Setiap tahun...
biasanya sekitar bulan juni kepala puskesmas
diminta untuk menyusun RKA kapitasi dengan
alokasi sama dengan rencana pendapatan, yaitu
jumlah peserta dikali 6000 dikali 12bulan.
Dinkes selalu membuat pedoman
penganggaran yang diberikan ke puskesmas
supaya RKA yang disusun tidak tumpang
tindih dengan anggaran lainya...
66

2. Pertanyaan : Bagaimana pelaksanaan pengelolaan dana


kapitasi di Puskesmas Margadana?

Jawaban : Puskesmas mengusulkan satu orang ke dinas


kesehatan untuk menjadi bendahara kapitasi
yang kemudian akan ditetapkan oleh kepala
daerah sebagai bendahara pengelolaan kapitasi,
bendahara kapitasi yang telah ditetapkan
kemudian membuka rekening dana kapitasi
BPJS kesehatan untuk digunakan sebagai
pembayaran yang bagi puskesmas pembayaran
dana kapitasi tersebut merupakan pendapatan
yang dapat digunakan secara langsung untuk
pelayanan kesehatan BPJS kesehatan.
Mengingat dana kapitasi sangat rawan
disalahgunakan puskesmas berusaha menghidri
penyalahgunaan dengan cara menggunakan
dana kapitasi dicatat dan dibuat laporan
pertanggungjwabannya yang akan disanpaikan
dalam agenda mini lokakarya yang apabila
terdapat sisa dana kapitasi puskesmas
menggunakan kembali sisa dana kapitasi pada
bulan/tahun berikutnya.

3. Pertanyaan : Bagaimana pertanggungjawaban pengelolaan


dana kapitasi di Puskesmas Margadana?

Jawaban : Kepala FKTP/Puskesmas bertanggung jawab


secara formal dan material atas pendapatan dan
belanja dana kapitasi BPJS kesehatan melalui
laporan keuangan SKPD dan laporan keuangan
pemerintah daerah. Tata cara dan format
penyusunan laporan keuangan dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dibidang pengelolaan keuangan
daerah. Pertanggungjawaban seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, pertanggungjawaban
pengelolaan dana kapitasi telah cukup
transparan mengingat dengan diadakannya
kegiatan mini lokkarya sehingga setiap tenaga
kerja dapat mengetahui dengan jelas laporan
dana kapitasi yang dikelola digunakan untuk
apa saja.
67

4. Pertanyaan : Bagaimana pengawasan pengelolaan dana


kapitasi di Puskesmas Margadana?

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dan


Kepala Puskesmas Margadana melakukan
pengawasan atas pengelolaan dana kapitasi
dibuat oleh bendahara dana kapitas, serta
Aparat Pemerintah Kota Tegal melakukan
pengawasan intern pengelolaan dana kapitasi.

5. Pertanyaan : Kendala apakah yang dihadapi dalam


pengelolaan dana kapitasi di Puskesmas
Margadan?
Jawaban : Dana kapitasi BPJS Kesehatan ditahun 2018
diterima secara teratur oleh puskesmas dari
BPJS. Pada tahun 2018 dapat dilihat dalam
laporan penerimaan dana kapitasi diterima
sebesar Rp. 1.296.916.000. namun dalam
penggunaanya pada bulan maret dana kapitasi
yang digunakan lebih kecil dibandingkan
dengan penerimaannya. Penerimaanya yang
diterima sebsar 103.123.000 hanya digunakan
sebsar 76.091.875 yang memiliki selisih
sebesar Rp. 27.031.125 yang kemudian
puskesmas menggunakan selisih atau sisa dana
tersebut digunakan pada bulan berikutnya yaitu
bulan juli.
68

Lampiran 2

DOKUMENTASI WAWANCARA
69

Lampran 3
JUMLAH PESERTA BPJS
UPTD PUSKESMAS MARGADANA
TAHUN 2018

Bulan
No Peserta Terdaftar
Tahun 2018
1 Januari 17200

2 Februari 17526

3 Maret 17187

4 April 17775

5 Mei 17488

6 Juni 18098

7 Juli 17000

8 Agustus 18151

9 September 18151

10 Oktober 18245

11 November 18600

12 Desember 20732

Jumlah 216153

Tegal, Maret 2019


KEPALA PUSKESMAS MARGADANA

Dr. WAHIDIN
NIP : 19800822 201001 1 019
70

REKAPITULASI PENERIMAAN DANA KAPITASI


UPTD PUSKESMAS MARGADANA
TAHUN 2018

Penerimaan
No. Nama FKTP Jenis Faskes Nama Kota Kode Faskes KBK/Non KBK Bulan
Dana Kapitasi

1. Margadana Puskesmas Tegal 11070406 KBK Januari 103.200.000


Februari 105.157.000
Maret 103.123.000
April 106.651.000
Mei 104.929.000
Juni 108.589.000
Juli 102.000.000
Agustus 108.901.000
September 108.901.000
Oktober 109.471.000
November 111.601.000
Desember 124.393.000
Jumlah 1.296.916.000

Tegal, Februari 2019


Kepala Puskesmas Margadana
Kota Tegal

Dr. WAHIDIN
NIP : 19800322 201001 1 0198
71

REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA KAPITASI


UPTD PUSKESMAS MARGADANA
TAHUN 2018

Klarifikasi Tarif/ Jumlah Peserta


Saldo Kapitasi Penerimaan Penggunaan Berdasarkan BPJS Berdasarkan Nilai Pembayaran
No. Nama FKTP Jenis Faskes Nama Kota Kode Faskes KBK/Non KBK Kesehatan
01-jan-18 Dana Kapitasi Dana Kapitasi Pembayaran Kapitasi
(selama 2018)
1. Margadana Puskesmas Tegal 11070406 KBK 0 103.200.000 103.200.000 6000 17200 103.200.000
105.157.000 105.157.000 6000 17526 105.157.000
103.123.000 76.091.875 6000 12681 103.123.000
106.651.000 106.651.000 6000 17775 106.651.000
104.929.000 104.929.000 6000 17488 104.929.000
108.589.000 108.589.000 6000 18098 108.589.000
102.000.000 129.031.125 6000 17000 102.000.000
108.901.000 108.901.000 6000 18151 108.901.000
108.901.000 108.901.000 6000 18151 108.901.000
109.471.000 109.471.000 6000 18245 109.471.000
111.601.000 111.601.000 6000 18600 111.601.000
124.393.000 124.393.000 6000 20732 124.393.000
Jumlah 1.296.916.000 1.296.916.000 6000 211647 1.296.916.000

Tegal, Februari 2019


Kepala Puskesmas Margadana
Kota Tegal

Dr. WAHIDIN
NIP : 19800322 201001 1 0198
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2014

TENTANG

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam


penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional dan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, diperlukan
dukungan dana untuk operasional pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan;

b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengelolaan


keuangan daerah terkait dengan pembayaran dana kapitasi oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan kepada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah
sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat (1) Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
111 Tahun 2013, perlu diatur pengelolaan dan pemanfaatan
dana kapitasi bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik
Pemerintah Daerah;

c. bahwa …
-2-

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang …
-3-

6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan


Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4456);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5256);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);

11. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem


Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 193);

12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 111 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 255);

MEMUTUSKAN: …
-4-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGELOLAAN DAN


PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
MILIK PEMERINTAH DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN


adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat
FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk
keperluan observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan,
dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
4. Badan …
-5-

4. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya


disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
5. Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tata cara penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana
kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS Kesehatan.
6. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang
dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
pengguna anggaran/pengguna barang.
8. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalah SKPD atau unit kerja pada SKPD di lingkungan Pemerintah
Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
9. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah
yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
bendahara umum daerah.
10. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD
adalah Pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
Bendahara Umum Daerah.
11. Rencana …
-6-

12. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat


RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi rencana pendapatan dan rencana belanja program
dan kegiatan SKPD sebagai dasar penyusunan APBD.

13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya


disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan
dan belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh pengguna anggaran.

14. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya


disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi
tata usaha keuangan pada SKPD.

15. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP adalah pegawai negeri
sipil yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan dana kapitasi.

15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang kesehatan.

Pasal 2

Peraturan Presiden ini mengatur mengenai Pengelolaan dan


Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah
Daerah yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.

BAB II …
-7-

BAB II
PENGELOLAAN DANA KAPITASI JKN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3

(1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada


FKTP milik Pemerintah Daerah.
(2) Pembayaran Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didasarkan pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP
sesuai data dari BPJS Kesehatan.
(3) Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan
langsung oleh BPJS Kesehatan kepada Bendahara Dana Kapitasi
JKN pada FKTP.

Bagian Kedua
Penganggaran

Pasal 4

(1) Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan dan belanja


dana kapitasi JKN tahun berjalan kepada Kepala SKPD Dinas
Kesehatan.
(2) Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada jumlah
peserta yang terdaftar di FKTP dan besaran kapitasi JKN, sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(3) Rencana …
-8-

(3) Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam RKA-
SKPD Dinas Kesehatan.

(4) Tata cara dan format penyusunan RKA-SKPD sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan daerah.

Bagian Ketiga Pelaksanaan


dan Penatausahaan

Pasal 5

(1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyusun DPA-SKPD


berdasarkan peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran
berkenaan dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD tahun anggaran berkenaan.

(2) Tata cara dan format penyusunan DPA-SKPD sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan daerah.

Pasal 6

(1) Kepala Daerah menetapkan Bendahara Dana Kapitasi JKN pada


FKTP atas usul Kepala SKPD Dinas Kesehatan melalui PPKD.

(2) Bendahara …
-9-
(2) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) membuka Rekening Dana Kapitasi JKN.
(3) Rekening Dana Kapitasi JKN pada setiap FKTP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah.
(4) Rekening Dana Kapitasi JKN pada FKTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan bagian dari Rekening BUD.
(5) Rekening dana kapitasi JKN sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disampaikan oleh Kepala FKTP kepada BPJS Kesehatan.

Pasal 7

(1) Pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan dilakukan


melalui Rekening Dana Kapitasi JKN pada FKTP dan diakui
sebagai pendapatan.
(2) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
langsung untuk pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP.
(3) Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak digunakan
seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana kapitasi
tersebut digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.

Pasal 8

(1) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan


menyampaikan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan
kepada Kepala FKTP.
(2) Kepala …
- 10 -

(2) Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan


belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala
SKPD Dinas Kesehatan dengan melampirkan surat pernyataan
tanggung jawab.

(3) Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja


sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala SKPD Dinas
Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD.

(4) SP3B FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) termasuk sisa
dana kapitasi yang belum digunakan pada tahun anggaran
berkenaan.

Pasal 9

(1) Berdasarkan SP3B FKTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


ayat (3), PPKD selaku BUD menerbitkan Surat Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP2B) FKTP.

(2) PPK-SKPD dan PPKD melakukan pembukuan atas pendapatan


dan belanja FKTP berdasarkan SP2B.

Bagian Keempat
Pertanggungjawaban

Pasal 10

(1) Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan material


atas pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN.

(2) Pendapatan …
- 11 -

(2) Pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disajikan dalam Laporan Keuangan SKPD dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.

(3) Tata cara dan format penyusunan Laporan Keuangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pengelolaan keuangan daerah.

Bagian Kelima

Pengawasan

Pasal 11

(1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP melakukan


pengawasan secara berjenjang terhadap penerimaan dan
pemanfaatan dana kapitasi oleh Bendahara Dana Kapitasi JKN
pada FKTP.

(2) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kabupaten/Kota


melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pengelolaan
dan pemanfaatan dana kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku.

(3) Pengawasan secara berjenjang sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dan pengawasan fungsional oleh Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan untuk meyakinkan efektifitas, efisiensi, dan
akuntabilitas pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi.

BAB III …
- 12 -

BAB III

PEMANFAATAN DANA

Pasal 12

(1) Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa


pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan.

(2) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

(3) Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan lainnya.

(4) Jasa pelayanan kesehatan di FKTP sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh
persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya
dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan jasa pelayanan


kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IV …
- 13 -

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

(1) Dalam hal pendapatan dan belanja dana kapitasi belum


dianggarkan dalam peraturan daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2014, Pemerintah Daerah melakukan perubahan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun
Anggaran 2014 dan diberitahukan kepada DPRD paling
lambat 1 (satu) bulan setelah dilakukan perubahan.

(2) Perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD


Tahun Anggaran 2014 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang
perubahan APBD Tahun Anggaran 2014.

(3) Dalam hal pemerintah daerah tidak melakukan perubahan atas


peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014,
pendapatan dan belanja dana kapitasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditampung dalam laporan realisasi anggaran
Tahun Anggaran 2014.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar ...
- 14 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 April 2014 PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21


April 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 81

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT


KABINET RI
Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat,

ttd.

Siswanto Roesyidi
- 15 -
- 16 -
- 17 -
- 18 -

Anda mungkin juga menyukai