Anda di halaman 1dari 84

AN ALISIS SISTEM PEN GEN DALIAN IN TERN PEN ERIMAAN KAS

PADA KOPERASI UN IT DESA (KUD) WAN ASARI BREBES

TUGAS AKHIR

OLEH :

HUSTI WULAN DARI


N IM 17030008

PROGRAM STUDI DIIIAKUN TAN SI


POLITEKN IK HARAPAN BERSAMA
2020

i
ii
HALAMAN PEN GESAHAN

Tugas Akhir yang berjudul:

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA

KOPERASI UNIT DESA (KUD) WANASARI BREBES

Oleh:

Nama : Husti Wulandari

NIM : 17030008

Program Studi : Akuntansi

Jenjang : Diploma III

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Tegal, Juli 2020

1. Hetika, S.Pd, M.Si …………………………….


Pembimbing I
2. Fitri Amaliyah, SE …………………………….
Pembimbing II
3. ………………….. …………………………….
Penguji I
4. ………………….. …………………………….
Penguji II

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA


NIPY. 09.011.062

iii
iv
v
HALAMAN MOTO

„‟Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah

bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah, 6-8)

“Memulai dengan penuh keyakinan, Menjalankan dengan

penuh keikhlasan, Menyelesaikan dengan penuh

kebahagiaan”

“Kesuksesan itu bukan ditunggu, tetapi diwujudkan lewat

usaha dan kegigihan dan Terbanglah setinggi-tingginya ...

Raihlah impianmu...Gapailah cita-citamu...Jangan biarkan

ketakutan menghalangimu”

“Karena Masa depanmu adalah surga yang tidak kamu

ketahui. So, Just Do It !”

“Hanya perlu melangkah,meski tidak akan mengubah dunia

tapi pasti akan mengubah duniamu”

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Lembar dan goresan tinta ini adalah wujud dari Rahmat dan ridho Allah SWT.

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT dan Sholawat serta salam kepada

Habibina Rasulullah SAW, saya persembahkan Tugas Akhir ini untuk :

 Papa dan Mamah Sebagai tanda cinta, bakti, hormat, dan rasa terimakasih

yang tiada terhingga, kupersembahkan karya kecil ini untuk Papa dan Mamah

yang telah memberikan segalanya jiwa raga , Mencurahkan segala kasih dan

cinta yang amat tulus.Do’amu akan menuntunku senantiasa menjadi anak yang

baik berbudi, berbakti, dan kalian banggakan.

 Mas , Mba, Kakak: Terimakasih atas segala dukungan lahir dan batin dari

awal hingga akhir dan mendo’akan aku selalu.

 Saudaraku temanku supporterku: Terimakasih selalu memberikan nasihat dan

menjadi tempat berbagi tanpa sekat, menjadi pengingat untuk tetap semangat.

 Teman2 kelas 6 A ; Jaga kekompakkan kita, selamat datang di dunia baru,

jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah bahwa dulu kita pernah

menjadi satu visi dan satu misi.

 Penghuni Kantor, Bos-bos Bosque, karyawan – karyawan KUD Wanasari

yang selalu berbagi ceria, cerita dan tawa disela-sela kesibukan kerja, sukses

selalu ya Aamiin …

vii
KATA PEN GAN TAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern

Penerimaan Kas Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes”.

Penulis menyusun Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat guna mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Akuntansi

Politeknik Harapan Bersama.

Penulis menyadari akan keterbtasan dan kemampuan yang dimiliki dalam

penyusunan Tugas Akhir ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

1qkepada:

1. Bapak Mc. Chambali, B.Eng, EE, M.Kom, selaku Direktur Politeknik

Harapan Bersama.

2. Ibu Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ka.Prodi DIII Akuntansi

Politeknik Harapan Bersama.

3. Ibu Hetika, S.Pd, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk hingga terselesaikannya

penyusunan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Fitri Amaliyah, SE selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bantuan dan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan

Tugas Akhir ini.

viii
ix
ABSTRAK

Husti Wulandari. 2020. Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas


Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes. Program Studi D-III
Akuntansi. Politeknik Harapan Bersama. Pembimbing I: Hetika. Pembimbing II:
Fitri Amaliyah.

Suatu koperasi menerapkan sistem pengendalian internal sebagai


penunjang dalam menjalankan usahanya. Sistem tersebut disesuaikan dengan
keadaan dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan bentuk
perusahaan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sistem
Pengendalian Intern Penerimaan Kas Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari
Brebes. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil
penelitian menunjukan bahwa analisis sistem pengendalian intern atas penerimaan
KUD Wanasari belum semua efektif yang dimana belum sesuai dengan ketetapan
SOP (Standar Operating Procedure) Perusahaan belum memenuhi elemen syarat
suatu Sistem Pengendalian Intern dikatakan efektif menurut teori Mulyadi.

Kata kunci: Sistem, pengendalian intern.

x
ABSTRACT

Wulandari, Husti. 2020. Analysis of Internal Control Systems Cash Receipts at


the Village Unit Cooperative (KUD) Wanasari Brebes. Diploma III Accounting
Study Program of Politeknik Harapan Bersama. First Advisor: Hetika. Second
Advisor: Fitri Amaliyah.
A cooperative applies an internal control system as a support in running
its business. The system is adapted to the circumstances and conditions of each
company because of the different types and forms of companies. The purpose of
this research was the Internal Control System of Cash Receipts in Koperasi Unit
Desa Wanasari Brebes. Data analysis methods used in this research were
descriptive qualitative. Methods of collecting the data used in this research were
observation, interviews and literature study. The result of the research has shown
that analysis of the internal control system for the acceptance of KUD Wanasari
has not been all effective which is not in accordance with the provisions of the
SOP (Standard Operating Procedure) The company has not fulfilled the
requirements of an Internal Control System said to be effective according to
Mulyadi's theory.

Keywords: System, internal control

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................ .............................................ii.
HALAMAN PEN GESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERN YATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR........................... iv
HALAMAN PERN YATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UN TUK KEPEN TIN GAN AKADEMIS ............................................ v
HALAMAN MOTO ............................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PEN GAN TAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................. x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PEN DAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 7
1.6 Kerangka Berpikir .................................................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 9
BAB II .................................................................................................................. 12
TIN JAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 12
2.1 Koperasi .................................................................................................. 12
2.1.1 Pengertian Koperasi ............................................................................ 12

xii
2.1.2 Fungsi dan Peran Koperasi ................................................................. 15
2.1.3 Prinsip-Prinsip Koperasi ..................................................................... 19
2.2 Pengendalian Intern ................................................................................ 20
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern .......................................................... 20
2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal ............................................................. 22
2.2.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern ........................................... 23
2.2.4 Komponen Pengendalian Internal COSO ........................................... 24
2.3 Kas .......................................................................................................... 25
2.3.1 Pengertian Kas .................................................................................... 25
2.3.2 Fungsi Kas .......................................................................................... 26
2.3.3 Sifat dan Komposisi Kas..................................................................... 27
BAB III ................................................................................................................. 35
METODE PEN ELITIAN ................................................................................... 35
3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................... 35
3.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 35
3.3 Jenis Data................................................................................................ 35
3.4 Sumber Data ........................................................................................... 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................. 37
BAB IV ................................................................................................................. 38
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 38
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 38
4.1.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas KUD Wanasari
Brebes...................................................................................................38
4.1.2 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Kas KUD Wanasari Brebes .. 39
4.1.3 Bagan Alir Penerimaan Kas KUD Wanasari ...................................... 45
4.1.4 Komponen Sistem Pengendalian Intern dalam Standar Profesi Akuntan
Publik (PSA No. 69) ........................................................................... 47
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 55
BAB V................................................................................................................... 59
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 59

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 59


5.2 Saran ....................................................................................................... 60
xii
i
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 63

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu. ........................................................................... 28

Tabel 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 38

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.6 Kerangka berpikir ............................................................................... 8

Gambar 4.1 Bagan Alir Penerimaan Kas KUD Wanasari. ................................ 43

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Nota penjualan Pupuk Tunai. ........................................................................ 58

2. Bukti setoran melalui Bank Mandiri. ............................................................. 58

3. Jurnal Kas Masuk. ..........................................................................................59

4. Buku Bimbingan Tugas Akhir. ....................................................................... 65

xvii
BAB I

PEN DAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kunci dari keberhasilan setiap perusahaan dalam mencapai tujuan

utama perusahaan adalah terletak pada kinerja operasional perusahaan

yang meliputi perencanaan operasional perusahaan, pengorganisasian

seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam proses

pelaksanaan secaa operasional dan pengendalian atas operasional

perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya

apabila dikelola dengan baik dan mempunyai pengendalian intern yang

baik. Perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya apabila

pengendalian internal dapat membantu suatu perusahaan untuk mencapai

target kinerja dan profitabilitas dan mencegah hilangnya aktivitas atau

entitas (Titik,2009:2)[1].

Sistem informasi akuntansi perusahaan menjadi salah satu faktor

yang sangat menentukan dalam mengembangkan dan memajukan

perusahaan yang bersangkutan. Sistem merupakan sekelompok unsur yang

erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem yang baik akan mengurangi risiko

kesalahan dalam menangani transaksi-transaksi yang jumlahnya banyak

dan transaksi yang terjadi berulang-ulang. Akuntansi digunakan untuk

mencatat transaksi yang berulang-ulang tersebut dan kemudian

menghasilkan output berupa laporan keuangan (Mulyadi,2001:1)[2].

35
2

Seiring dengan perkembangandan kemajuan dunia usaha yang

pesat, maka pimpinan perusahaan sebagai penanggung jawab atas

keamanan harta perusahaan dan mencegah terjadinya kekeliruan serta

berusaha menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi, selain itu

perusahaan juga memerlukan suatu alat untuk mengawasi jalannya tugas.

Perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan suatu sistem pengendalian

yang dapat berfungsi dan bekerja secara efisien dan efektif, melalui suatu

sistem maknisme kerja yang disebut pengendalian intern. Sistem

pengendalian intern yaitu suatu sistem yang meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem

pengendalian internal yang dirancang dengan baik terhadap struktur

organisasi yang didalamnya terdapat pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi (Mulyadi,2001:163)[2].

Dalam pengembangannya, koperasi juga diikuti dengan semakin

kompleknya permasalahan yang harus dihadapi. Dengan bertambah

besarnya skala operasi serta semakin berkembangnya koperasi baik

kegiatan maupun jumlah karyawan, pimpinan perusahaan tidak dapat lagi

melaksanakan sendiri semua fungsinya. Kondisi semacam ini menuntut

pimpinan koperasi untuk mendelegasikan sebagian tugas, wewenang serta

tanggung jawab kepada beberapa bawahan yang dipimpin guna membantu

pengelolaan perusahaan. Selain itu koperasi juga membutuhkan suatu alat


3

untuk mengawasi jalannya tugas yang dipercayakan kepada bawahan serta

untuk mengetahui kemajuan yang akan dicapai koperasi. Untuk itu

dibutuhkan suatu sistem yang lebih dikenal dengan sistem pengendalian

internal. Suatu koperasi menerapkan sistem pengendalian internal sebagai

penunjang dalam menjalankan usahanya. Sistem tersebut disesuaikan

dengan keadaan dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan

bentuk perusahaan yang berbeda-beda (Mulyadi,2013)[3].

Salah satu aset perusahaan yang memerlukan perhatian dan

penanganan khusus adalah kas. Kas merupakan bagian dari aset yang

paling likuid karena kas mudah diselewengkan dan sulit dibuktikan siapa

pemiliknya. Oleh karena itu untuk menjaga keberadaan kas diperlukan

sistem yang tepat untuk mengola dan pengendalian intern terhadap kas.

Salah satu sistem dari kas adalah sistem penerimaan kas. Sistem ini akan

terlihat mudah karena hanya menerima uang, tetapi akan menjadi rumit

pada saat sistem yang ada tidak berjalan dengan baik (Titik,2009:2)[1].

Koperasi merupakan organisasi bisnis yang beranggotakan

perseorangan atau badan hukum yang gotong royong demi meningkatkan

kesejahteraan ekonomi bersama. Terciptanya informasi yang bermanfaat

bagi keputusan ekonomi yang diambil oleh anggota-anggota koperasi,

masyarakat maupun pemerintah nantinya menjadi perhatian bagi pengurus

untuk memaparkan laporan keuangan secara runtut dalam pelaporannya.

Koperasi sebagai bagian dari lembaga jasa keuangan perlu mengupayakan

pelayanan terbaik bagi anggotanya maupun masyarakat.


4

Disebutkan dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 21 tahun 2011 perihal Otoritas Jasa Keuangan bahwa demi

mewujudkan stabilitas perekonomian Indonesia yang berkesinambungan,

pemerataan lapangan pekerjaan pada semua sektor perekonomian, serta

menyejahterakan warga negara Indonesia secara adil diperlukan agenda

pembangunan ekonomi nasional yang mampu dan merata dalam

memobilisasi seluruh agenda ekonomi nasional dari perekonomian

masyarakat Indonesia. Agenda pembangunan ekonomi nasional ini juga

perlu disokong oleh pengelolaan pemerintahan yang baik dan

berkelanjutan dalam melaksanakan perbaikan sistem perekonomian

nasional yang dilaksanakan secara akuntabel dan transparan sesuai dengan

prinsip demokrasi ekonomi(Ratnasari,2019:1)[4].

Koperasi Unit Desa Wanasari merupakan koperasi yang

beranggotakan masyarakat sekitar guna mempersatukan para petani serta

masyarakat dalam satu wadah organisasi Koperasi Unit Desa yang

bertujuan mensejahterakan para anggotanya lewat pemenuhan kebutuhan

Sarana Produksi Pertanian (Saprodi) yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat tani dan pemasaran produk pertanian yang dihasilkan pada

saat itu. Koperasi Unit Desa Wanasari Kabupaten Brebes merupakan salah

satu koperasi yang menjalankan usaha pupuk serta usaha perdagangan

umum yang meliputi gas LPG 3 kg, 5 kg dan 12 kg.

Setelah memahami tentang sistem pengendalian intern penerimaan

kas, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang terdapat pada


5

Koperasi Unit Desa Wanasari Brebes. Permasalahan pertama yaitu di

Koperasi Unit Desa Wanasari pada bagian kasir,penerimaan kas masih

mencatat sendiri segala transaksi yang berhubungan langsung dengan kas.

Hal ini akan mengakibatkan timbulnya iklim yang mendorong

ketidakberesan dalam pelaksanaan wewenang tersebut serta

mengakibatkan tidak efektifnya pengendalian itu sendiri. Jelas hal ini akan

bertentangan dengan komponen pengendalian yang pertama yaitu

lingkungan pengendalian. Permasalahan kedua yaitu tidak adanya sistem

pemeriksaan secara detailterhadap segala bukti pembayaran, serta belum

adanya pemeriksaan secara langsung maupun pemantauan mendadak

(cash opname) oleh fungsi pemeriksa intern.

Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS SISTEM

PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA KOPERASI

UNIT DESA (KUD) WANASARI BREBES”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Sistem

Pengendalian Intern Penerimaan Kas Pada Koperasi Unit Desa (KUD)

Wanasari Brebes?”.
6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem

Pengendalian Intern Penerimaan Kas Pada Koperasi Unit Desa (KUD)

Wanasari Brebes.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam memperluas dan memperdalam

pengetahuan peneliti mengenai evaluasi penerapan sistem

pengendalian intern penerimaan kas pada Koperasi Unit Desa (KUD)

Wanasari Brebes.

2. Bagi Koperasi Unit Desa Wanasari Brebes

Memberikan masukan informasi dan saran yang dapat digunakan bagi

managemen koperasi yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan

kebjakan koperasi atassistem pengendalian intern penerimaan kas.

3. Bagi Politeknik Harapan Bersama

Sebagai bahan acuan atau referensi untuk mahasiswa laindalam

pembuatan tugas akhir serta menambah pengetahuan mengenai sistem

pengendalian intern penerimaan kas.


7

1.5 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah,

maka penelitian ini membatasi objek hanya berkaitan dengan penerimaan

kas dari tahun 2017–2019.

1.6 Kerangka Berpikir

Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode yang

digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi

yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efesiensi dan mendorong

ditaatinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dilakukan

penyerdehaan menggunakan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:


8
Permasalahan: Strategi Pemecahan
Rumusan Masalah:
Bagian kasir masih mencatat Masalah:
sendiri segala transaksi yang Bagaimana analisis
Meningkatkan
berkaitan dengan kas sistem pengendalian
sistempengendalian intern
Tidak adanya sistem intern penerimaan kas
penerimaan kas dengan
pemeriksaan secara detail Koperasi Unit Desa
otorisasi bukti dari setiap
terhadap segala bukti Wanasari Brebes?
transaksi lebih banyak,
pembayaran, serta belum
juga tidak membebankan
adanya pemeriksaan secara
pencatatan sekaligus
langsung maupun pemantauan
aktivitas penerimaan kas
mendadak (cash opname) oleh
pada kasir dan tanggung
pemeriksa intern.
jawab di setiap bagian. Analisis Data:

Analisis Deskriptif
Kualitatif

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penelitian


Umpan Balik terhadap analisis sistem
Gambar 1.6 Kerangka berpikir pengendalian intern
penerimaan kas pada KUD
Wanasari yang dimana
belum sepenuhnya efektif
semua.
9

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan agar

mudah untuk dipahami dan memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman pernyataan keaslian Tugas Akhir (TA), halaman

pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan

akademis, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar,

intisari/abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.

Bagian awal ini berguna untuk memberikan kemudahan

kepadapembaca dalam mencari bagian-bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakangmasalah, perumusan

masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori-teori tentang Pengertian

Koperasi, Fungsi Dan Peran Koperasi, Pengertian

Pengendalian Intern, Tujuan Pengendalian Intern, Unsur-

Unsur Sistem Pengendalian Intern, Komponen


10

Pengendalian Internal COSO, Pengertian Kas, Fungsi Kas,

Sifat Dan Komposisi Kas.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian (tempat dan

alamat penelitian), waktu penelitian, metodepengumpulan

data,jenis dan sumber data penelitian, dan metode analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

hasil penelitian terkait Analisis Sistem Pengendalian Intern

Penerimaan Kas pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari

Brebes.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi tentang garis besar dari inti hasil

penelitian,serta saran dari peneliti yang diharapkan dapat

berguna bagi instansi atau perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, literature yang berkaitan

dengan penelitan. Lampiran berisi data yang mendukung penelitian

tugas akhir secara lengkap.


11

3. Bagian Akhir

LAMPIRAN

Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, antara lain surat keterangan telah melaksanakan penelitian

dari tempat penelitian, kartu konsultasi, spesifikasi teknis serta data-

data lain yang diperlukan.


BAB II

TIN JAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian Koperasi

Istilah koperasi berasal dari bahasa asing co-operation.

(co = bersama, operation = usaha), koperasi berarti usaha bersama

misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) artinya usaha bersama

masyarakat di satu wiilayah desa, koperasi pegawai negeri artinya

usaha bersama para pegawai negeri (Tunggal,2002:1)[5].

Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh

R.Wiriaatmadja di Purwokerto Jawa Tengah pada tahun 1896.

Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan

melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi,

sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya

rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara

demokratis oleh anggotanya. Koperasi bertujuan untuk menjadikan

kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan

sebelum bergabung dengan koperasi tersebut.

Menurut undang-udang nomor 25 tahun 1992 pasal 1

ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi Indonesia adalah badan

usaha yang beranggotakan orang, seseorang atau badan hukum

koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

12
13

berdasarkan atas azas kekeluargaan. Arifinal chaniago 1984 (dalam

Arifin Sitio:17) mendefinisikan koperasi sebagai suatu

perkumpulan yang beranggotakan orang- orang atau badanhukum,

yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan

keluar dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha

untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggota.

Sedangkan menurut Hatta (dalam Arifin Sitio:17)

koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib

penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat

tolong menolong tersebut di dorong oleh keinginan memberijasa

kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat

seorang”. Munker mendefinisikan koperasi sebagai organisasi

tolong menolong yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan,

yang berazaskan konsep tolong menolong. Aktivitas dalam

urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti

yang dikandung gotong royong. Selanjutnnya menurut ICA

(CooperativeIdentity Statement), Manchester 23 september 1995,

koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang

bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi

ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang

mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.


14

Jochen Ropke (2003:14)[6] mendefinisikan koperasi

sebagai suatu organisasi usaha yang para pemilik atau

anggotanya adalah juga pelanggan utama atau kliennya.

Menurut Ginda (2008:1) koperasi adalah :

1. Kumpulan orang, bukan modal

2. Koperasi adalah perusahaan

3. Memberikan pelayanan kepada anggota

Dalam pengertian tersebut, koperasi mengembangkan

prinsip dasar yang umum, yang menekankan prinsip-prinsip

“menolong diri sendiri” (self helf), prisip mengelola atau

mengurus sendiri (self management) dan prinsip “mengawasi

dirisendiri” (self control) yang dilakukan oleh anggota. Karena

itu disebut pada koperasi, anggota adalah “pemilik sekaligus

anggota” koperasi ini salah satu faktor yang mengunggulkan

koperasi dibanding badan non koperasi kalau hal ini

diperhatikan.

Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa koperasi mempunyai karakteristik:

1. Koperasi adalah badan usaha yang berdasarkan prinsip

koperasi.

2. Koperasi adalah kumpulan orang-orang yang bekerjasama

menjalankan suatuusaha secara kekeluargaan.

3. Koperasi adalah “Gerakan Ekonomi Rakyat”.


15

4. Biaya yang lebih rendah.

5. Manfaat yang lebih besar.

Dalam UU. NO. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

pada pasal 3 menjelaskan bahwa, koperasi bertujuan untuk

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dam

masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakart

yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 27 revisi 1998, disebutkan bahwa karakteristik utama

koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu

anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda

maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus

pengguna jasa koperasi itu sendiri.

2.1.2 Fungsi dan Peran Koperasi

Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 pasal 4

dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

manusia dan kehidupan masyarakat.


16

3. Memepekokoh perekonomian masyarakat sebagai dasar

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan

koperasi sebagai seko-gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan

perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama

berdasarkan azaz kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

5. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa

berorganisasi bagi para pelajar.

Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip

ini merupakanpedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-

nilai koperasi. Prinsip-prinsip ituantara lain:

1. Keanggotaan sukarela terbuka.

Koperasi adalah organisasi yang keanggotaanya bersifat

sukarela, terbuka bagi orang yang bersedia menggunakan jasa-

jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan,

tanpa membedakan gender, latar belakang, sosial, politik, dan

agama.

2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis.

Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh

anggotanya yang secara aktif menetapkan kebijakan dan

membuat keputusan laki laki dan perempuan yang dipilih

secara pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota


17

koperasi primer, anggota memiliki hak yang sama (satu

anggota satu suara) dikelola secara demokratis.

3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi.

Anggota menyetorkan modal secara adil dan melakukan secara

demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik

bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara

terbatas.

4. Otonomi dan kemandirian.

Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi

oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan

pihak lain termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari

luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap

menjamin adanya upaya untuk demokratis dari anggotanya dan

mempertahankan otonomi koperasi.

5. Pendidikan, pelatihan, dan informasi.

Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,

pengurus pengawas, menager dan karyawan. Tujuannya agar

mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi

perkembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi

kepada masyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan

tokoh-tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat

berkoperasi.
18

6. Kerjasama antar koperasi.

Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional, dan

internasional, maka gerakan koperasi dapat melayani

anggotanya dengan efektif dan dapat memperkuat gerakan

koperasi.

7. Kepedulian terhadap masyarakat.

Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan

masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan

yang diputuskan oleh Rapat Anggota.

Sedangkan menurut UU No. 25 1992 pasal 5 prinsip prinsip

koperasi yaitu:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Pengawasan oleh anggota dilakukan secara demokratis

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil

sebanding denganbesarnya jasa usaha masing-masing anggota

(andil anggota tersebut dalam koperasi)

3. Pemberian balas jasa terhadap modal

4. Kemandirian

5. Pendidikan perkoperasian

6. Kerjasama antar koperasi.


19

2.1.3 Prinsip-Prinsip Koperasi

Menurut Sudarwanto (2013:21)[7] adanya karakteristik

koperasi di Indonesia, maka untuk menjalankan aktivitas usaha,

koperasi memiliki prinsip-prinsip yang menjadi pedoman perilaku

anggota dalam menjalankan aktivitas usahanya.

Prinsip-prinsip koperasi ini sebagaimana dinyatakan dalam

pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.25/1992, yaitu:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Prinsip ini menegaskan bahwa tidak boleh ada pemaksaan oleh

pihak manapun untuk menjadi anggota koperasi.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip ini menegaskan bahwa dalam pengambilan keputusan

senantiasa melibatkan anggota koperasi. Pengaturannya diatur

dalam anggaran dasar/rumah tangga koperasi.

3. Pembagian sisa hasil usaha sebanding dengan partisipasi

anggota.

Pembagian sisa hasil usaha sebanding dengan partisipasi

anggota koperasi dalam membentuk kontribusi sisa hasil usaha

selama periode akuntansi. Dengan demikian pendapatan anggota

koperasi dari pembagian sisa hasil usaha sangat tergantung dari

partisipasi anggota dan dalam memberikan kontribusi

pembentukan sisa hasil usaha bagi koperasi.

4. Pemberian balas jasa atas modal.


20

Pemberian balas jasa yang terbatas atas modal merupakan

cermin atas kewajiban pemberian imbalan bagi partisipasi

anggota serta mendorong makin kuatnya rasa kesetiakawanan

antar sesama anggota koperasi.

5. Kemandirian.

Prinsip kemandirian menunjukkan bahwa pengelolaan usaha

dijalankan dan diawasi oleh anggota harus dapat memberikan

peningkatan kesejahteraan bagi anggotanya dan masyarakat.

Menurut Kasmir (2010:41)[8] dalam mengembangkan

koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi

sebagai berikut:

1. Pendidikan perkoperasian

2. Kerja sama antar koperasi.

2.2 Pengendalian Intern

2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian internal pada saat ini semakin dibutuhkan

oleh perusahaan yang akan menjalankan kegiatannya secara efektif

dan efisien. Menurut Jusup (2014)[9] pengendalian internal ialah

suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris manajemen,

dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat

keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal

berikut:
21

1. Keandalan pelaporan keuangan.

2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang

berlaku.

3. Efektifitas dan efesiensi koperasi.

Dapat dikatakan bahwa pengendalian internal adalah

suatuaktivitas berupa prosedur-prosedur yang harus dilakukan

untuk memberi keyakinan yang layak bahwa suatu kegiatan

yang dilakukan tidak menyimpang dari yang seharusnya.

Pengendalian internal juga dilakukan di dalam perusahaan untuk

mengarahkan aktivitas-aktivitas perusahaan agar sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Pengendalian intern menurut IAPI (2011:319.2)[10] adalah

sebagai berikut:“Pengendalian intern sebagai suatu proses yang

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain

yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan berikut ini (a) Keandalan pelaporan

keuangan, (b) Efektifitas dan efisiensi anggaran, (c) Kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Dari penjelasan tersebut yang dimaksud dengan

keandalan pelaporan keuangan ialah pengguna laporan

keuangan dapat bergantung pada laporan keuangan karena

kesesuaiannya dengan kondisi yang ada dan disajikan secara

wajar. Selain itu, efektifitas dan efisiensi anggaran berarti dalam


22

pengelolaan anggaran haruslah mencapai tujuannya atau

minimal mendekati tujuannya, serta diukur antara input dan

output yang dihasilkan agar mencapai titik optimal. Terakhir,

pengendalian internal akan meningkatkan kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku dimaksudkan bahwa

pengendalian internal memastikan kegiatan atau aktivitas

operasional mengikuti pedoman yang ada.

2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut pedoman yang dilakukan oleh COSO (Commite of

Sponsporing Organizations of the Treadway Commissions) pada

tahun 2013, tujuan pengendalian internal adalah:

1. Tujuan operasi

Tujuan operasi berkaitan dengan efektivitas dan efesiensi dari

seluruh operasi perusahaan termasuk sasaran atau tujuan kinerja

operasi dan keuangan serta pengamanan aset dari kerugian.

2. Tujuan pelaporan

Tujuan pelaporan bertujuan dengan penyusunan laporan yang

handal baik laporan keuangan maupun non keuangan serta

pelaporan internal maupun eksternal.

3. Tujuan kepatuhan

Tujuan kepatuhan berkaitan dengan kesesuaian seluruh aktivitas

dalam organisasi dengan hukuman dan peraturan-peraturan yang

berlaku.
23

2.2.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Dewi Rahmawati, Rita Indah Mustikowati, dan

Sulistyo (2016)[11] unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

fungsional secara tegas. Stuktur organisasi merupakan

kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-

unit dalam organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,

pendapatan dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya

terjadi atas otorisasi dan pejabat yang memiliki wewenang

untuk menyetujui yang terjadinya transaksi tersebut. Oleh

karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang

mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas

terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan

sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah

ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

menciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat

dalam pelaksaannya.
24

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung

jawabnya. Seluruh unsur sebelumnya semua sangat bergantung

pada kualitas sumber daya manusia yang melaksanakannya.

Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi

tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya

dengan efisien dan efektif.

2.2.4 Komponen Pengendalian Internal COSO

Menurut COSO (2013)[12] komponen-komponen

pengendalian internal sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen

pengendalian internal lainnya. Lingkungan pengendalian

mencerminkan sikap dan tindakan pengaruh organisasi

mengenai pentingnya pengendalian internal organisasi.

Lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan

mempengaruhi kesadaran pengurus terhadap pengendalian.

2. Penilaian Resiko

Penilaian risiko merupakan kegiatan mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan

organisasi. Organisasi harus dapat mengetahui dan menghindari

risiko yang mungkin terjadi terutama pada penerimaan dan

pengeluaran kas yang sudah pastimemiliki banyak risiko serta

mampu bagaimana mengelolaannya dengan baik.


25

3. Aktivitas Pengendalian (Control activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu memastikan bahwa arahan untuk dilaksanakan.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan dalam organisasi

untuk menunjang aktivitasnya, guna melaksanakan tanggung

jawab pengendalian internal dan mendukung pencapaian

tujuannya. Informasi dan komunikasi memungkinkan orang

untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan untuk

mengelola, melaksanakan, dan mengendalikan operasi.

5. Aktivitas Pemantauan

Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja

pengendalian internal, apakah sudah dilaksanakan dengan baik

dengan melakukan penilaian dan mengambil tindakan perbaikan

yang diperlukan.

2.3 Kas

2.3.1 Pengertian Kas

Kas yaitu alat untuk pembayaran yang siap dan bebas

dipergunakan unruk membiayai kegaiatan umum perusahaan,

sedangkan yang dimaksud dengan kas menurut akuntansi adalah

alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan

dapat diterima sebagai nominalnya, juga sebagai simpanan bank

atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Untuk


26

digolongkan sebagai kas biasanya dibatasi dengan diterimanya

sebagai setoran bank dengan nominal, sehingga elemen-elemen

yang tidak dapat diterima setotan tidak dapat dikelompokan

dalam kas.

Kas meliputi koin, uang, kertas, cek dan wesel (money

order atau kiriman uang melalui pos yang lazim berbentuk draft

bank atau cek bank, hal ini selanjutkan untuk diistilahkan dengan

wesel), dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa

pembatasan dari bank bersangkutan. (Bimantara, Handayani,

Dwiatmanto,2017:205)[13].

2.3.2 Fungsi Kas

Kas adalah aktiva yang tidak produktif oleh karena harus

dijaga, agar jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada uang

kas yang menganggur. Kas juga menjadi begitu penting, karena

baik perorangan, perusahaan maupun pemerintahan harus

mempertahankan posisi likuiditas yang memadai. Fungsi kas

menurut Weygandt adalah “cash, the most liqiud assets is the

standart medium of exchange and the basic for measuring and

accounting for all other items.”

Dari uraian diatas tersebut disampaikan bahwa fungsi kas

adalah:
27

1. Memberi dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua

pos-pos yang lain dalam neraca.

2. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian,

maka kas dapat terlibat secara langsung dalam hampir semua

transaksi usaha.

3. Untuk mengetahui posisi likuiditas perusahaan.

2.3.3 Sifat dan Komposisi Kas

Kelancaran pembiayaan perusahaan terutama tergantung

oleh ada atau tidaknya uang tunai. Uang tunai yang ada dalam

perusahaan harus tersedia dengan cukup. Pada umumnya, setiap

perusahaan memiliki petty cash found atau dana kas kecil untuk

pengeluaran sehari-hari. Ada beberapa motif untuk menahan uang

kas dalam perusahaan yaitu:

1. Motif Transaksi

Motif menahan uang kas yang digunakan perusahaan untuk

menyelenggarakan kegiatan sehari-hari seperti pembelian dan

penjualan.

2. Motif Berjaga-jaga

Motif menahan uang kas yang diperlukan untuk kemungkinan

kebutuhan mendadak.

3. Motif Spekulasi Motif


28

menahan uang kas untuk spekulasi yang diperlukan jika

perusahaan mengadakan transaksi yang dapat menghasilkan

laba atau kesempatan bisnis yang menguntungkan.

Syarat sesuatu dapat dimasukkan dalam pengertian kas

adalah bahwasannya sesuatu tersebut dapat diterima sebagai

setoran bank dengan nilai nominal, sehingga jika elemen-elemen

yang tidak dapat diterima sebagai setoran dengan nilai nominal,

tidak dapat digolongkan sebagai kas. Adapun yang tergolong

dalam pengertian kas antara lain:

1. Uang kertas dan logam. Uang biasanya terbuat dari emas atau

perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang

yang efisien. Uang kertas adalah uang yang terbuat dengan

gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang

sah.

2. Cek dan Billyet Giro

3. Simpanan di bank dalam bentuk giro

4. Travelers Cek yaitu cek yang dikeluarkan khusus untuk

perjalanan.

5. Money Order yaitu surat penting membayar sejumlah uang

tertentu berdasarkan keperluan pengguna.

6. Cashier Cek yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank untuk

suatu saat dicairkan di bank itu juga.


29

7. Bank Drift yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank

yang mempunyai rekening di bank lain, yang dikeluarkan atas

permintaan seseorang nasabah melalui penyetoran lebih dulu

di bank pembuat (Saragih,2018:26)[14].

2.4 Tabel Penelitian

Berikut merupakan tabel penelitian menurut beberapa ahli:

No Metode
N ama Variabel Hasil
Penelitian
1 Pradana, Sistem Analisis Sistempengendalian
Sulindawati, pengendalian Deskriptif internal yang diterapkan
Julianto (2017) intern Kualitatif pada Koperasi Unit
“Analisis Sistem penerimaan dan Desa (KUD) Seririt
Pengendalian Intern pengeluaran jas sudah berjalan cukup
Penerimaan Dan pada Koperasi baik karena sudah
Pengeluaran Kas Unit Desa sebagian besar sesuai
Pada Koperasi Unit (KUD) Seririt dengan unsur-unsur
Desa (KUD) sudah berjalan pengendalian internal
Seririt” dengan baik. yang termuat dalam
Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP)
Pernyataan Standar
Auditing (PSA) No. 69
Standar Auditing (SA)
Seksi 319 tentang
Pertimbangan atas
Pengendalian Intern
dalam Audit Laporan
Keuangan, namun ada
beberapa unsur yang
30

masih menyimpang
diantaranya, unsur
lingkungan
pengendalian yakni pada
faktor kebijakan dan
praktik sumber daya
manusia yang belum
adanya bonus atau
reward kepada karyawan
serta unsur aktivitas
pengendalian tepatnya
pada pemisahan tugas
yang masih adanya
rangkap jabatan.

Bagian atau fungsi yang


terkait dengan
penerimaan dan
pengeluaran kas pada
Koperasi Unit Desa
(KUD) Seririt ini hampir
semua bagian terkait
namun yang paling
berperan penting yakni
bagian kasir.

Sistem penerimaan dan


pengeluaran kas yang
ada pada Koperasi Unit
Desa (KUD) Seririt
sudah cukup terorganisir
31

terorganisir
dikarenakanlangkah-
langkah maupun
prosedur penerimaan
dan pengeluaran kas
sudah jelas.

2. Manoppo (2013) Mengetahui Analisis Sistem pengendalian


“Analisis efektivitas Deskriptif intern penerimaan kas
Pengendalian pengendalian di PT. Sinar Galesong
Intern Penerimaan intern penerimaan Prima telah efektif.
Dan Pengeluaran dan pengeluaran Dilihat dengan telah
Kas Pada PT.Sinar kas pada PT. Sinar memenuhi unsur-unsur
Galesong Prima Prima Manado. pengendalian intern.
Cabang Manado ’’ Sistem pengendalian
intern pengeluaran kas
di PT. Sinar Galesong
Prima belum efektif,
karena masih terdapat
unsur-unsur
pengendalian intern di
dalam perusahaan yang
belum sepenuhnya
dilakukan, antara lain
penempatan kasir yang
berada satu ruangan
dengan karyawan
lainnya, kas yang ada
ditangan dan kasir tidak
di asuransikan,
32

rekonsiliasi bank tidak


dilakukan oleh bagian
pemeriksaan intern,
stempel cek dipegang
oleh pembuat cek
tersebut, dan juga PT.
Sinar galesong Prima
tidak melakukan
perputaran jabatan
secara rutin sehingga
kemungkinan terjadinya
penyelewengan masih
sangat besar.
3. Bimantara, Mengetahui Analisis Hasil penelitian ini
Handayani, system dan Deskriptif menunjukan
Dwiatmanto (2017) prosedur pengendalian intern pada
“Analisis penerimaan kas Rumah Sakit Ibnu Sina
Pengendalian Intern pelayanan rawat Bojonegoro sudah cukup
Dalam Sistem inap dan rawat baik, tetapi masih ada
Pelayanan Rawat jalan serta beberapa kelemahan
Inap Dan Rawat mengetahui seperti kurangnya loket,
Jalan Pasien pengendalian keterlambatan pada
Umum” intern dalam pembuatan laporan
system penerimaan keuangan dan belum
kas rawat inap dan adanya system informasi
rawat jalan pasien manejemn sehingga
umum pada dalam pelaksaanya
Rumah Sakit Ibnu belum efesien waktu.
Sina Bojonegoro.
33

4. Sumurung, Ilat, Menganalisis Analisis Kesimpulan penelitian


Walandow (2015) penerapan sistem Deskriptif ini menunjukkan bahwa;
“Analisis penerimaan dan Pengendalian
Pengendalian pengeluaran kas penerimaan dan
Penerimaan Dan untuk meingkatkan pengeluaran kas pada
Pengeluaran Kas kinerja manajerial PT. Manado Media
Pada PT. Manado pada PT. Manado Grafika pada prinsipnya
Media Grafika” Media Grafik telah dilaksanakan sesuai
dengan fungsi yang telah
ditetapkan dengan
adanya pembagian tugas
pada masing-masing
bagian, dalam
penerimaan maupun
pengeluaran kas telah
menggunakan prosedur-
prosedur yang dibuat
sesuai dengan kegiatan
usaha yang dilakukan
perusahaan. Dengan
adanya unsur sistem
akuntansi penerimaan
dan pengeluaran kas
pada perusahaan ini
dapat meningkatkan
kinerja manajerial,
sehingga mampu
bersaing dengan
perusahaan-perusahaan
yang lain.
34

5 Napitupulu, Jaya Efektivitas sistem Analisis sistem pegendalian


(2018) “Analisis pengendalian Deskriptif intern penerimaan kas
Sistem Pengendalian intern penerimaan dari piutang di PT. Trans
Intern Penerimaan kas dari piutang Multi Cargo sudah
Kas pada PT. Trans berjalan dengan baik.
Dari Piutang Pada Multi Cargo Hal ini tercermin dari
Perusahaan Jasa periode tahun 2017 sudah terpenuhinya
Ekspedisi unsur-unsur sistem
Di PT. TRANS pengendalian intern
MUTLI CARGO” seperti struktur
organisasi sesuai dengan
pemisahan fungsi dan
tugasnya, pencatatan
sudah dilakukan dengan
baik, penagihan sudah
dilakukan sesuai umur
piutang walaupun tidak
ada perputaran jabatan
namun setiap
pelanggan, sanski bagi
keterlambatan
pembayaran.
BAB III

METODE PEN ELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat pada Koperasi Unit Desa (KUD)

Wanasari Brebes yang beralamat di Jl. Raya Klampok KM.5 Brebes,

52252.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, terhitung dari tanggal 03

Februari sampai dengan 03 Juni2020.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data Kualitatif,

data kualitatif menurut Suliyanto (2005:134)[15] yaitu data dalam bentuk

kata-kata. Data ini biasanya menjelaskan karakteristik atau sifat. Penelitian

ini menjelaskan tentang sistem pengendalian intern dalam sistem

penerimaan kas Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data Primer menurut Suliyanto (2005:131)[15] adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data

primer yang digunakan dalampenelitianini seperti wawancara langsung

dengan bagian keuangan mengenai prosedur penerimaan dan langkah-

12
36

langkah apa saja yang dilakukan sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes.

2. Data Sekunder

Data sekunder menurut Suliyanto (2005:132)[15] adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini seperti: dokumen

sistem penerimaan kas Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes,

struktur organisasi Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes,

deskripsi jabatan, serta aktivitas usaha yang sudah dibukukan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan

dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis ialah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2014:145)[16] yaitu teknik

pengumpulan data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada

instansi dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan

penyusunan tugas akhir ini.

2. Wawancara

Wawancara menurut Suliyanto (2004:137)[15] yaitu teknik

pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan


37

responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam penelitian

ini peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak

yang terkait dalam penyusunan penelitian tugas akhir ini.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012:291)[16] merupakan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.Studi

kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang

dapat menunjang dalam penyusunan Tugas Akhir.

3.6 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memaparkan pembahasan

berdasarkan penelitian Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes

dengan membandingkan teori yang releven dan diambil kesimpulan serta

memberikan saran yang diperlukan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas KUD Wanasari

Brebes

Pengertian pengendalian intern kas menurut KUD Wanasari

Brebes adalah proses yang dirancang dan dijadikan dan dijalankan

oleh direksi dan anggota manajemen lainnya, serta karyawan

perusahaan yang ditunjukan untuk memberikan kepastian yang

memadai atas tercapainya (1) efektivitas dan efesiensi operasi, (2)

keandalan laporan keuangan dan (3) kepatuhan terhadap hukum

dan peraturan yang berlaku.

Tujuan pengendalian intern menurut KUD Wanasari Brebes

adalah (1) setiap perancangan dan pelaksanaan kebijakan, prosedur,

proses dan fungsi-fungsi dalam perusahaan disertai dengan

pengendalian intern yang efektif dan penerapan prinsip-prinsip

good corporategovernance (GCG), dan (2) setiap penerapan dan

pelaksanaan pengendalian intern harus mampu mencegah dan

mendeteksi kesalahan dan kecurangan, serta menjamin pegamanan

aset perusahaan yang berujuan untuk mencegah atau mendeteksi

secara dini dan tepat waktu atas penyalahgunaan aset perusahaan.

Pada Koperasi Unit Desa Wanasari sistem penerimaan kas

didapatkan dari hasil penjualan berupa pupuk dan gas LPG 3kg

38
39

yang meliputi pemberian kredit para petani melalui unit desa atau

kios kios kecil, serta pengolahan hasil dan pemasaran. Untuk

mendukung pengolahan KUD Wanasari, perlu adanya peningkatan

mutu SDM yang berkecimpung dalam KUD Wanasari melalui

pelatihan-pelatihan manajemen koperasi. Secara organisasi dan

kelembagaan, KUD Wanasari memiliki potensi untuk diberdayakan

dalam rangka mendukung pembangunan pertanian dan mendukung

KUD Wanasari melaksanakan aktivitas sesuai kebutuhan anggota.

4.1.2 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Kas KUD Wanasari

Brebes

NO Sistem Pengendalian Intern Pelaksanaan Hasil

Struktur organisasi KUD


1. Struktur organisasi yang jelas Efektif
Wanasari jelas
Pembagian tugas dan tanggung Pembagian tugas dan tanggung Belum
2.
jawab secara jelas jawab belum secara jelas Efektif
Fungsi operasi, penyimpnan,
Pemisahan fungsi operasi, Belum
3. dan akuntansi belum secara
penyimpanan, dan akuntansi Efektif
secara jelas
Setiap karyawan tidak diberikan Beberapa karyawan memiliki
kewenangan penuh dalam kewenangan dalam Belum
4.
melaksanakan semua tahapan melaksanakan semua tahapan Efektif
transaksi Transaksi
Pemisahan kas besar dan kas Kas besar dan kas kecil
5. Efektif
kecil Terpisah
40

Laporan rekap kas harian/list Setiap hari rekap kas harian


6. Efektif
rincian dilaporkan kebagian admin
Setiap tansaksi dicatat dan
Pencatatan semua penerimaan
7. dibuat rekap kas harian untuk Efektif
dan pengeluaran
mempermudah pemeriksaan
Transaksi penjualan disertai nota Setiap penjualan dilengkapi Efektif
8.
penjualan bukti nota penjualan
Setiap hari admin mengirimkan
9. Rekap pembayaran Efektif
rekap pembayaan
Setiap hari admin mengirimkan
10. Rekap penerimaan penjualan Efektif
rekap penjualan
Setelah transaksi embayaran
diselesaikan laporan realisasi
11. Laporan realisasi pembayaran Efektif
dikimkan ke pusat untuk di
Verifikasi
Setiap transaksi dilengkapi
12. Penyertaan bukti pendukung Efektif
bukti pendukung
Pada bagian pengawasan tidak
Pengawasan Auditor Internal Belum
13. rutin mengecek kondisi pada
Efektif
Koperasi

Tabel 4.1 Hasil Penelitian


Sumber : Hasil Analisis pengendalian Intern Kas KUD Wansari Brebes 2019

Dalam menjalankan praktiknya koperasi tentu saja harus

mempunyai struktur organisasi, hal itu berguna untuk mempermudah

pengaturan dan pembagian job description. Struktur Organisasi adalah

suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada

suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional

untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas


41

pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur

organisasi yang baik, harus menjelaskan hubungan wewenang siapa

melapor kepada siapa.

Hampir semua transaksi koperasi berawal dari pada penerimaan

dan pengeluaran kas. Sebagian besar transaksi usaha melibatkan perkiraan

kas atau berakhir di kas, meskipun suatu transaksi mungkin tidak

mempunyai dampak langsung terhadap kas pada akhirnya akan

mempengaruhi kas juga. Kas karena sifatnya yang sangat mudah dipindah

tangankan dan tidak dapat dibuktikan kepemilikannya, maka akan mudah

terjadinya penyelewengan kas. Oleh karena itu perlu diadakan

pemeriksaan yang ketat terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi

penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Tanpa adanya pemisahan

fungsi organisasi akan memudahkan penyelewengan uang kas, sehingga

pemeriksaan kas yang insentif sangat perlu. Dana kas terdiri kas yang ada

di tangan dan kas yang simpan di bank. Sebagaimana diuraikan di atas

menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian menyangkut sistem

pengendalian intern penerimaan kas, dengan harapan dapat memberikan

hasil yang terbaik dalam setiap usahanya untuk mencapai suatu tujuan.

Pengendalian intern KUD Wanasari dilaksanakan oleh setiap unit

bisnis sesuai dengan tanggungjawabnya. Pengendalian intern diaksanakan

pada setiap proses bisnis seperti dibawah ini:


42

1. Struktur organisasi dengan membagi tugas dan tanggung jawab

karyawan secara jelas. Pembentukan struktur organisasi KUD

Wanasari berdasarkan tanggungjawab dan wewenang karyawan dalam

perusahaan. Pembagian tanggung jawab dalam organisasi KUD

Wanasari berdasarkan prinsip-prinsip dibawah ini:

a. Pemisahan fungsi secara operasi, penyimpanan dan akuntansi.

Adanya pemisahan fungsi operasi terpisah sdengan fungsi

penyimpanan dan akuntansi. Fungsi operasi dijalankan oleh

manager keuangan, fungsi penyimpanan dijalankan oleh bagian

keuangan, dan fungsi akuntansi dilaksanakan oleh bagian

akuntansi.

b. Suatu bagian tidak diberi kewenangan penuh untuk melaksanakan

semua tahap transaksi dari awal sampai akhir tanpa campur tangan

orang lain (dual custody) yang selanjutnya setiap harinya setiap

transaksi harus di atas sepengetahuan pimpro dan persetujuan

admin pusat terlebih dahulu (acc setiap keputusan yang diambil).

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Sistem Otorisasi

Setiap unit kerja di KUD Wanasari dibawahi oleh seorang di

masing-masing unit kerja yang bertanggungjawab langsung pada

manajemen. Semua pemasukan dan pengeluaran kas harus

diketahui dan mendapat otorisasi dari Supervisor Administrasi dan

Keuangan juga ManagerKeuangan sebagai pimpinan unit kerja


43

yang bersangkutan. Selain itu, setiap terjadi transaksi pemasukan

dan pengeluaran kas harus dilengkapi dengan dokumen

pertanggungan kas yang dilengkapi dengan bukti transaksi.

b. Bukti Transaksi

Misalnya kuitansi pembayaran pembelian pupuk dan gas. Dalam

Kuitansi harus terdapat sedikitnya 2 tandatangan, yakni

bagian/orang yang menerima uang, orang yang mengeluarakan

uang dan pimpinan sebagai pemegang otorisasi.

3. Bukti Pendukung

Bukti pendukung dilampirkan pada bukti transaksi. Bukti

pendukung ini digunakan sebagai syarat keabsahan atas penerimaan

dan pengeluaran kas. Misalnya perhitungan penjualan pupuk dan gas,

rekap pendapatan atas penjualan juga misalkan pengeluaran biaya-

biaya keperluan kantor.

4. Laporan Realisasi Pembayaran

Berisi rincian pembayaran atas dokumen pertanggungan beserta

nilai nominalnya. Dokumen ini dibuat oleh / akuntan yang kemudian

digunakan sebagai dasar pembayaran dokumen. Dalam dokumen ini

terdapat tandatangan otorisasi untuk melakukan pembayaran dokumen

yang sudah tersebutkan didalam Laporan Realisasi Pembayaran.

5. Slip Setoran Bank Mandiri

Merupakan dokumen ekstern yang diperoleh dari Bank Mandiri.

Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan uang dan


44

pertanggungjawaban kepada pusat . Dalam formulir ini terdapat 2

tanda tangān otorisasi yaitu dari bagian admin dan pimpinan.

Manajemen KUD Wanasari mendesain dokumen rekap

pengeluaran kas dilengkapi dengan nomor urut perharinya sehingga

akan mempermudah dalam pengumpulan dan dilengkapi dengan nama

penerima Dan pengguna sehingga managemen dalam mengusut

pertanggungjawaban pemakaiannya apabila terjadi kesalahan dalam

penulisan data dan sebagainya.

a. Prosedur Pencatatan

Selain dokumen yang disebutkan diatas, manajemen KUD

Wanasari sedang melakukan observasi untuk selanjutnya akan

diterapkannya pembukuan tersebut yang berfungsi sebagai catatan

intern perusahaan dengan akses yang terbatas. Meskipun demikian,

manajemen juga menerapkan pencatatan secara manual.

b. Log Book

Catatan ini dibuat oleh admin pembukuan. Dalam catatan ini

digunakan untuk mencatat setiap dokumen yang diterima oleh

bagian ini. Dalam pencatatan ini terdapat tanggal penerimaan, Unit

Kerja KUD Wanasari, uraian pekerjaan, nilai kuitansi dan uraian

pajak yang dipungut.


45

4.1.3 Bagan Alir Penerimaan Kas KUD Wanasari

Pelanggan Kasir Bagian Keuangan Pimpinan

Strart Data LPK


1
Pembayaran

Melakukan LPT
Membuat
Pembayaran Membuat
Laporan
Laporan 1
Penerimaan
Penjualan
Kas (LPK)
Tunai (LPT)

Data Pembayaran
Selesai

(Uang) 2
LPK
LPT

Gambar 4.1 Bagan Alir Penerimaan Kas KUD Wanasari


Sumber data: KUD Wanasari Brebes

Dari gambar diatas berikut uraian bagan alir penerimaan kas pada

KUD Wanasari Brebes :


46

1. Pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih (pupuk,

gas LPG) melakukan pembayaran secara tunai ke kasir.

2. Kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari pelanggan.

Kemudian kasir membuat laporan penerimaan kas (LPK) dan dikirimkan

ke bagian keuangan.

3. Bagian keuangan membuat laporan penjualan tunai (LPT) rangkap 2.

Lembar 1 dikirimkan ke pimpinan dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.

Jobdesc atau Uraian kegiatan:

1. Pelanggan

a. Costumer atau pembeli produk perusahaan.

b. Melakukan pembayaran secara tunai/cash ke kasir.

2. Kasir

a. Menerima pembayara tunai dari pelanggan dalam bentuk uang tunai.

b. Membuat laporan penerimaan kas (LPK) yang dikirimkan ke bagian

keuangan.

3. Bagian Keuangan

a. Menerima laporan penerimaan kas (LPK) dari kasir

b. Membuat laporan penjualan tunai (LPT) rangkap 2:

a. Lembar ke-1 : LPT yang dikirmkan ke pimpinan sebagai laporan

dan bukti penjualan

b. Lembar ke-2 : LPT untuk tujuan arsip di koperasi

4. Pimpinan

a. Menerima laporan penjualan tunai (LPT) dari bagian keuangan


47

4.1.4 Komponen Sistem Pengendalian Intern dalam Standar Profesi

Akuntan Publik (PSA N o. 69)

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana dalam suatu

organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang

pengendalian. Lingkungan pengendallian merupakan landasan untuk

semua unsur pengendalian intern yang membentuk disiplin dan

struktur.

Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian

dalam suatuentitas antara lain:

a. Nilai integritas dan etika.

Efektivitas pengendalian intern bersumber dari dalamdiri

orang yang mendesain dan melaksanakannya. Pengendalian intern

yang memadai desainnya, namun tidak dijalankan oleh orang-

orang yang tidak menjunjung tinggi integritas dan tidak memiliki

etika, akan mengakibatkan tidak terwujudnya tujuan pengendalian

intern. Dalam hal ini Koperasi telah menerapkan nilai integritas

dan etika yang baik hal ini dapat dilihat dengankaryawan yang

menjalankan tugas sesuai dengan fungsi masing-masing dansaling

mendukung satu samal lain.

b. Komitmen terhadap kompetensi.


48

Untuk mencapai tujuan entitas, personel disetiap tingkat

organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen

terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan panduan

antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam

pengembangan kompetensi. Dalam menyeleksi tenaga kerja

koperasi menerima tenaga kerja ada yang sesuai dengan

pendidikan dan ada yangtidak sesuai. Hal ini jelas perpengaruh

pada tidak efektifnya pelaksanaan tugas masing-masing fungsi.

c. Dewan komisaris dan komite audit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dewan komisaris

atau komite audit yaitu:

a. Independensinya manajemen.

b. Pengalaman dan kedudukan anggotanya.

c. Cakupan keterlibatan dengan dan pemeriksaan secara

mendalam aktivitas perusahaan.

d. Tingkat kesulitan pertanyan yang diajukan dan ditindak lanjuti

dengan manajemen.

e. Interaksinya dengan auditor internal dan eksternal.

Pada Koperasi tidak memiliki dewan komisaris dan komite

audit yang menjalankan tugasnya dalam organisasi kopersi karena

koperasi berada dibawah komando dari perusahaan yang


49

mengelola perkebunan masyarakat. Sebaiknya koperasi

mempunyai dewan komisaris dan komite audit yang menjalankan

tugasnya yaitu mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilaksanakan oleh manajemen. Dengan demikian dewan komisaris

dan komite audit dapat mencegah konsentrasi pengendalian yang

terlalu banyak ditangan manajemen.

d. Filosofi dan gaya operasi manajemen.

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi

parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan

apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak

dikerjakan oleh perusahaan. Dalam hal ini Koperasi mempunyai

filosofi dan gaya manajemen yang diterapkan oleh seluruh

karyawan sesuai dengan fungsi dantugas masing-masing meskipun

masih adanya perangkapan tugas.

e. Struktur organisasi.

Pengembangan sturktur organisasi suatu entitas mencakup

pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di dalam

suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dari struktur

organisasi Koperasi KUD Wanasari diketahui bahwa pada bagian

keuangan yaitu bagian accountin ghanya terdapat satu orang

bendahara penerimaan yang bertugas menerima kas, mencatat,

sekaligus menyusun laporan pertanggungjawaban. Hal ini

mengakibatkan fungsi accounting tidak berfungsi secara optimal.


50

Hal ini dikarenakan bentuk organisasi koperasi yang menggunakan

bentuk struktur organisasi ini, yaitu setiap bagian-bagian

melaksanakan kegiatan utama perusahaan, hanya dengan satu

atasan, sehingga ada satu kesatuan perintah, serta diturunkan

kebawah melalui tingkatan organisasi. Disamping itu antara

bagiansatu dengan yang lainnya tercipta hubungan dan kerjasama

dengan melaksanakan kegiatan koperasi. Namun penerapan bentuk

struktur seperti ini mengakibatkan terjadinya penggabungan tugas

dan jabatan rangkap. Fungsi pencatatan dan pemrosesan data

transaksi penerimaan kas yang seharusnya dipegang oleh 2orang

ternyata dipegang oleh 1 orang bendahara penerimaan.

Penggabungan kedua hal tersebut mengakibatkan bendahara

penerimaan akan dapat melakukan pencatatan dan pemrosesan data

sekaligus. Sehingga dapat memberi peluang terjadinya manipulasi

maupun kesalahan yang disengaja. Sebaiknya pada koperasi

memisahkan antara fungsi pencatatan dengan fungsi pemrosesan

data danpelaporan sehingga kesalahan atau manipulasi dapat

dicegah dan prosedur pencatatan akuntansi dapat dilakukan secara

benar.

f. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab.

Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan

dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya

untuk mencapai tujuan organisasi. Pada Koperasi pembagian


51

wewenang dan tanggung jawab tidak berjalan sebagaimana

mestinya hal ini dapat kita lihat dalam penerimaan kas yang berasal

dari piutang terdapat perangkapan tugas antara fungsi kas dan

fungsi akuntansi, hal ini jelasbertentangan dengan unsur

pengendalian intern diatas yaitu lingkungan pengendalian.

Sebaiknnya fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi

akuntansi, untuk menghindari kemungkinan penggunaan catatan

akuntansi yang tidak benar yang dilakukan oleh karyawan. Dengan

pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat

mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk

mencapai tujuan organisasi.

g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

Pengendalian intern yang baik tidakakan dapat

menghasilkan informasi keuangan yang andal jika dilaksanakan

oleh karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur. Karena

pentingnya perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan

jujur, agar terciptanya pengendalian yang baik, maka perusahaan

perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan,

mengembangkan kompetensi mereka, menilai prestasi dan

memberikan kompensasi atas prestasi mereka. Dalam kebijakan

dan praktik sumber daya koperasi memberikan pelatihan

pendidikan yang sering diikuti olehpengurus dan pelaksana

koperasi, agar keterampilan yang dimiliki oleh setiap karyawan


52

berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan yang

semakin luas.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah

identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan

dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum di Indonesia. Penaksiran resiko manajemen untuk

tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran resiko yang terkandung

dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain dan

implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi

resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan mempertimbangkan

biaya dan manfaat. Penaksiran resiko manajemen harus mencakup

pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan

keadaan, seperti:

a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur

akuntansi yangbelum pernah dikenal.

b. Perubahan standar akuntansi.

c. Hukum dan peraturan baru.

d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru

yang digunakan untuk pengolahan informasi.

e. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi

pengolaan dan pelaporan informasi dan personel yang terlibat

didalam fungsi tersebut. Pada koperasi belum melaksanakan


53

penaksiran resiko hal ini karena belum adanya perubahan keadaan

yang berpengaruh pada manajemen.

Dalam mencatat penerimaan yang berasal dari piutang koperasi

memiliki fungsi yangterkait:

a. Fungsi Kas

Bertanggungjawab atas penerimaan aplikasi transfer dari debitur.

Fungsi ini dilakukan oleh bendahara koperasi.

b. Fungsi Akuntansi Piutang

Fungsi ini mempunyai tugas untuk mencatat piutang kepada

pelanggan kedalam kartu piutang dan mencatat kas yang masuk

dalam jurnal penerimaan kas, fungsi ini dilakukan oleh bendahara

koperasi. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas

yang berasal dari piutang adalah :

a. Slip bagi hasil

Berisi jumlah angsuran yang harus dibayar, dan jumlah

potongan-potongan lainnya serta jumlah pendapatan yang

diterima oleh anggota.

b. Bukti penerimaan kas

Dokumen ini dibuat rangkap tiga. Satu untuk bagian kasir, satu

untuk anggota dansatu lagi untuk bagian akuntansi. Dokumen

ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti penerimaan

kas. Catatan akuntansi yang digunakan dalam penerimaan kas

dari piutang adalah :


54

a. Jurnal penerimaan kas.

Jurnal ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang

dari transaksi penerimaan kas.

b. Kartu piutang

Kartu ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dasar

dalam pembuatan jurnal penerimaan kas.

3. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja

pengendalian intern sepanjang waktu, pemantauan dilaksanakan oleh

personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada

tahap desain maupun pengoprasian pengendalian, pada waktu yang

tepat, untuk menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah

memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.

Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan

komunikasi dari pihak luar. Dalam hal pemantauan, KUD Wanasari

tidak melakukan pemantauan secara mendadak terhadap penerimaan

kas dan pada bagian-bagian tertentu, hanya rekonsiliasi antara catatan

dan kas yang dilakukan setiap bulan sekali oleh pengawas. Hal ini

bertentangan dengan komponen pengendalian diatas, sebaiknya pada

koperasi dilakukan pemeriksaan mendadak pada setiap bagian, untuk

meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Serta melakukan

pemeriksaan catatan akuntansi setiap hari oleh fungsi akuntansi dan


55

fungsi kas untuk membandingkan saldo kas menurut catatan dengan

saldo kas fisiknya agar terjadi kesamaan antara keduanya.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes terdapat

beberapa pengendalian internal yang belum dinyatakan efektif antara lain:

1. Pembagian tugas dan wewenang secara jelas

Didalam Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes kurang

mampu menjelaskan secara baik tugas dan wewenang setiap bagian

dan posisi dalam struktur organisasi. Di dalam Koperasi Unit Desa

(KUD) Wanasari, terdapat posisi yang kosong didalam struktur

organisasi yang memperlihatkan adanya fungsi yang hilang. Selain itu,

terdapat beberapa posisi yang tidak memiliki uraian tugas namun

terdapat pada laporan pertanggung jawaban tahunan koperasi. Hal ini

menyebabkan adanya ketimpangan dan adanya fungsi yang hilang.

Fungsi hal ini beresiko langsung terhadap kegiatan operasi karena opsi

kerja suatu opsi kerja menjadi lebih banyak.

2. Pemisahan fungsi operasi, penyimpanan, dan akuntansi

Pemisahan fungsi operasi, penyimpanan dan akuntansi merupakan

pendukung dari terciptanya pengendalian internal yang baik, dengan

adanya pemisahan tersebut pada struktur organisasi Koperasi Unit

Desa (KUD) Wanasari Brebes dapat membedakan antara tugas,

tanggung jawab dan wewenang pekerjaan yang dilakukan oleh

pengurus. Tetapi hasil selain itu juga ditemukan bahwa bagian


56

penerimaan/pengeluaran kas dan bagian pencatatan dilakukan oleh

satu orang saja, tidak terpisah. Uang tunai yang ada pada koperasi

tidak disimpan pada brangkas, karena koperasi tidak memiliki

brangkas, melainkan uang tunai hanya disimpan pada laci meja kerja

kasir dan terkadang uang tunai dibawa pulang oleh kasir. Hal tersebut

harus dievaluasi oleh koperasi karena hal tersebut dapat

mengakibatkan munculnya penyimpangan – penyimpangan, baik

penyimpangan berupa kesalahan maupun penyimpangan berbentuk

kecurangan atau penggelapan uang atau cash. Ketidaksesuaian tugas

seperti ini dapat memungkinkan terjadinya kesalahan atau kecurangan

dalam pencatatan transaksinya karena tugas tidak dilaksanakan oleh

bagian yang seharusnya berwenang.

3. Setiap karyawan tidak diberikan kewenangan penuh dalam

melaksanakan semua tahapan transaksi

Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes bagian-bagian

melaksanakan kegiatan utama perusahaanhanya dengan satu atasan,

sehingga ada satu kesatuan perintah, serta diturunkan kebawah melalui

tingkatan organisasi. Disamping itu antara bagian satu dengan yang

lainnya tercipta hubungan dan kerjasama dengan melaksanakan

kegiatan koperasi. Namun penerapan bentuk struktur seperti ini

mengakibatkan terjadinya penggabungan tugas dan jabatan rangkap.

Fungsi pencatatan dan pemrosesan data transaksi penerimaan kas yang

seharusnya dipegang oleh 2 orang ternyata dipegang oleh 1 orang


57

bendahara penerimaan.Penggabungan kedua hal tersebut

mengakibatkan bendahara penerimaan akan dapat melakukan

pencatatan dan pemrosesan data sekaligus. Sehingga dapat memberi

peluang terjadinya manipulasi maupun kesalahan yang disengaja.

Sebaiknya pada koperasi memisahkan antara fungsi pencatatan dengan

fungsi pemrosesan data dan pelaporan sehingga kesalahan atau

manipulasi dapat dicegah dan prosedur pencatatan akuntansi dapat

dilakukan secara benar.

4. Pengawasan Auditor Eksternal

Tujuan dari audit eksternal adalah untuk memastikan laporan

tahunan memberi gambaran yang tepat dan sebenarnya mengenai

kondisi keuangan organisasi dan bahwa dana yang dimiliki telah

digunakan sesuai dengan tujuan yang sudah dijelaskan dalam

konstitusi. Audit eksternal sangat penting diterapkan oleh koperasi.

Hal ini dikarenakan tak semua orang, terutama bagi para awam

kesulitan memahami transaksi keuangan dalam bentuk laporan yang

rumit, sehingga dibutuhkan jasa seorang profesional untuk memeriksa

informasi sekaligus melakukan analisis dalam laporan keuangan

tersebut. Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes, aktivitas

pengawasan masih belum efektif petugas pada bagian auditor hanya

menjalankan tugasnya sesekali saja setiap sebulan sekali untuk

mengecek bagaimana kondisi karyawan dalam melakukan kegiatan

pekerjaan pada setiap bagian unit. Petugas tidak mengecek berupa


58

pekerjaan-pekerjaan terutama dalam pembukuan yang telah dilakukan

karyawan selama jam pekerjaan hingga selesai.

Berdasarkan hasil evaluasi di lapangan, analisis sistem

pengendalian intern atas penerimaan KUD Wanasari belum sepenuhnya

efektif yang dimana belum sesuai dan memenuhi elemen persyaratan suatu

Sistem Pengendalian Intern dikatakan efektif menurut teori Mulyadi. Dan

dengan adanya penerapan Sistem Pengendalian Intern yang belum efektif

tersebut koperasi harus lebih mengoptimalkan pembagian tugas serta

struktur organisasi lebih diperjelas karena belum sepenuhnya sempurna

tetapi dengan adanya penambahan staff di bagian Auditor Internal kantor

pusat telah cukup membantu dalam memaksimalkan penerapan Sistem

Pengendalian Intern tersebut dan membantu dalam mengawasi

pelaksanaannya. Hal tersebut sehingga dari karyawan sendiri menjadi

segan untuk tidak menjalankan ketetapan perusahaan sendiri dan terbiasa

patuh sekalipun tidak diawasi secara langsung.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan setelah

dianalisis pada Koperasi Unit Desa (KUD) Wanasari Brebes belum

sepenuhnya efektif, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan:

1. Tidak terdapatnya pembagian tugas atau pemberian wewenang dan

tanggungjawab pada bagian keuangan.

2. Tidak adanya sistem pemerikasaan secara detail terhadap segala bukti,

bukti-bukti catatan yang tidak memadai serta belum adanya

pemeriksaan secara langsung maupun pemantauan mendadak (cash

opname) oleh fungsi pemeriksa intern.

3. Setiap karyawan tidak diberikan kewenangan penuh dalam

melaksanakan semua tahapan transaksi. Dengan adanya penggabungan

tugas tersebut akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan

transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga data yang dihasilkan

tidak dapat dipercaya kebenarannya.

59
60

5.2 Saran
Sebelum penulis mengakhiri tulisan ini ada beberapasaran yang

ingin penulis sampaikan untuk pihak yang terkait dalam penelitian ini :

1. Pada Koperasi sebaiknnya fungsi penerimaan kas harus terpisah dari

fungsi akuntansi, untuk menghindari kemungkinan penggunaan catatan

akuntansi yang tidak benar yang dilakukan oleh karyawan. Dengan

pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat

mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk

mencapai tujuan organisasi serta pembagian tugas dan tanggung jawab

secara jelas.

2. Sebaiknya pada koperasi terutama pada bagian pengawasan auditorl

internal melakukan pemeriksaan mendadak pada setiap bagian, untuk

meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Serta melakukan

pemeriksaan catatan akuntansi setiap hari oleh fungsi akuntansi dan

fungsi kas untuk membandingkan saldo kas menurut catatan dengan

saldo kas fisiknya agar terjadi kesamaan antara keduanya.

3. Sebaiknya pada koperasi memisahkan antara fungsi pencatatan dengan

fungsi pemrosesan data dan pelaporan sehingga kesalahan atau

manipulasi dapat dicegah dan prosedur pencatatan akuntansi dpatat

dilakukan secara benar. Serta koperasi perlu menyusun suatu kebijakan

sistem pengendalian intern penerimaan kas yang andal dengan

menempatkan karyawan yang kompeten sehingga dapat mewujudkan

praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi penerimaan

kas untuk melindungi kekayaan organisasi.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Titik, 2009. Evaluasi Sistem Penegndalian Internal Penerimaan Kas Pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta Kas

Pembantu Sumber. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

[2] Mulyadi, (2001). Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

[3] Mulyadi, (2013). Auditing. Jakarta: penerbit salemba empat.

[4] Ratnasari (2019). Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi

Permintaan Jasa Audit pada Koperasi. Universitas Dipenogoro

Semarang, ISSN:1907-5022.

[5] Widjaja Tunggal, Amin, (2002), Akuntansi Untuk Koperasi, Jakarta: Rineke

Cipta

[6] Ropke, Jochen, (2003), Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, Edisi

Revisi, Jakarta : Salemba Empat.

[7] Sudarwanto, Adenk. (2013). Akuntansi Koperasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

[8] Kasmir (2010). Pengantar Manajemen Keuangan, Kencana Prenada Media

Group, Jakarta.

[9] Al Haryono Jusup. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA).

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.

[10] Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011).Standar Profesional Akuntan

Publik. Jakarta: Salemba 4.

[11] Rahmawati, Dewi., Mustikowati, Indah, rita, dan Sulistyo. (2016). Evaluasi

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Untuk Meningkatkan

61
62

Pengendalian Intern Perusahaan. Jurnal Riset Mahasiswa

Akuntansi(JRMA).ISSN: 2337.

[12] COSO. (2013). Internal Control – Integrated Framework: Executive

Summary. Durham, North Carolina.

[13] Bimantara, Handayani, Dwiatmanto (2017). Analisis Pengendalian Intern

Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pelayanan Rawat Inap Dan

Rawat Jalan Pasien Umum. Vol.45 No.1 April 2017.

[14] Saragih (2018). Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Dan

Pengeluaran Kas Pada Pt. Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur

Cabang Medan.Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.Skripsi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

[15] Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis.Penerbit Andi.Yogyakarta.

[16] Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi R&D.

Cetakan Kedua puluh, Alfabeta. Bandung.


LAMPIRAN

63
64

DQ
64
65
66

Anda mungkin juga menyukai