Anda di halaman 1dari 137

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

DAERAH KABUPATEN TEGAL DI KANTOR DINAS


PERKIMTARU KABUPATEN TEGAL

TUGAS AKHIR

OLEH :

NUGRAHA AJI SANTOSO


NIM 1603E202

PROGRAM STUDI DIIIAKUNTANSI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH


KABUPATEN TEGAL DI KANTOR DINAS PERKIMTARU KABUPATEN
TEGAL

Oleh Mahasiswa :

Nama : Nugraha Aji Santoso

NIM : 1603E202

Telah diperiksa dan di koreksi dengan baik dan cermat. Karena itu pembimbing
menyetujui mahasiswa tersebut untuk menempuh ujian Tugas Akhir.

Tegal, Agustus 2019


Pembimbing I, Pembimbing II,

Andri Widianto, SE, M.Si Yusri Anis F., SE, M.Si


NIPY. 04.015.312 NIPY.09.015.242

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir yang berjudul :


ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
NKABUPATEN TEGAL DI KANTOR DINAS PERKIMTARU KABUPATEN
TEGAL.
Oleh mahasiswa :
Nama : Nugraha Aji Santoso
NIM :1603E202
Program Studi : Akuntansi
Jenjang : Diploma III
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Program
Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Tegal, 12 Agustus 2019
1. Andri Widianto, SE,M.Si
Pembimbing I, .....................................
2. Yusri Anis F., SE, M.Si
Pembimbing II, .....................................
3. Hetika, S.Pd, M.Si
Penguji I, .....................................
4. Hikmatul Maulidah, S.Pd, M.Ak
Penguji II, ......................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi

YeniPriatna Sari, SE., M.Si., Ak., CA


NIPY. 09.011.062

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TA

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dalam bentuk Tugas Akhir ini yang
berjudul “ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH KABUPATEN TEGAL DI KANTOR DINAS PERKIMTARU
KABUPATEN TEGAL” beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan sebagaimana mestinya.

Demikian pernyataan ini untuk dapat dijadikan pedoman bagi yang berkepentingan,
dan saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karya tulis saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Tegal, Agustus 2019

Yang membuat pernyataan,

Nugraha Aji Santoso

NIM : 1603E202

iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama yang


bertandatangan dibawah ini, saya :
Nama : Nugraha Aji Santoso
NIM : 1603E202
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif (Non Exclusive Royalty Free Right) atau karya ilmiah saya yang berjudul
: Analisis Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tegal di
Kantor Dinas Perkimtaru Kabupaten.
Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Prodi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama berhak menyimpan, mengalih mediakan/formalkan
mengelolanya, mendistribusikan dan menampilkan / mempublikasikannya ke
internet atau media lain untuk kepentingan akademik tanpa perlu meminta izin dari
saya selama mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung pribadi, tanpa melibatkan pihak Prodi
Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, segala bentuk tuntutan hukum timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Tegal, Agustus 2019

Yang membuat pernyataan,

Nugraha Aji Santoso

NIM : 1603E202

v
HALAMAN MOTTO

”Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada tuhanmu lah

engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah, 6-8)

“Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-

Baqarah: 153)

“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar

dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.” (RA Kartini)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT.

Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikan ku kekuatan, membekaliku

dengan ilmu serta memperkenalkan kudengancinta. Atas karunia serta kemudahan

yang Engkau berikan akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:

 Orang tuaku

Sebagai rasa hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga

kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk orangtuaku yang tak pernah lelah

mendoakanku, memberikan kasih sayang, cinta kasih, semangat, motivasi,

serta masukan dan arahan untuk diriku agar menjadi pribadi yang lebih baik

lagi. Terimakasih atas segala dukungan kalian, baik dalam bentuk materi

maupun moril untukku dan kedua kakaku.

 Untuk kedua kakakku yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

 Dosen pembimbing Tugas Akhirku

Bapak Andri Widianto, SE, M.Si dan Ibu Yusri Anis., SE, M.Si selaku

dosen pembimbing Tugas Akhir saya, terimakasih banyak sudah membantu,

mengajari, menasehati dan mengarahkan saya selama ini sampai Tugas

Akhir saya selesai.

vii
 Untuk teman-teman kelas N yang telah mewarnai kehidupanku di kampus

dengan suka duka, canda tawa, semangat dan kekonyolan kalian serta

terimakasih atas support yang kalian berikan selama ini.

 Untuk sahabat-sahabatku terimakasih telah menemaniku saat duka ataupun

duka, selalu memberikan semangat dan mendoakanku.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Kinerja Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tegal di Kantor Dinas Perkimtaru
Kabupaten”.
Tugas Akhir ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Akuntansi Politeknik
Harapan Bersama.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki,
dalam penyusunan Tugas Akhir ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Mc. Chambali, B.Eng, EE, M.Kom, selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama.
2. Ibu Yeni Priatna Sari, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Politeknik Harapan Bersama.
3. Bapak Andri Widianto, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk hingga terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Yusri Anis., SE, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk hingga terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh Karyawan dan Karyawati Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegaltelah
memberikan bantuan dan arahan selama melaksanakan penelitian.
6. Bapak, Ibu dan Adik-Adikku, sebagai keluarga yang selalu memberi dukungan
dan doa yang tidak terucap.

ix
7. Teman-teman baik di kampus, yang telah memberikan dorongan dan semangat
serta semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, turut
membantu selesainya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahan di sana-sini. Oleh karena itu, penulis memohon
maaf atas segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Akhirnya, penulis sangat
berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca serta pemerhati masalah
akuntansi pada umumnya.

Tegal, Juni 2019

NUGRAHA AJI SANTOSO


NIM. 1603E202

x
ABSTRAK

Santoso, Nugraha Aji. 2019. Analisis Kinerja Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Kabupaten Tegal Di Kantor Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal. Program
Studi: D-III Akuntansi. Politeknik Harapan Bersama Tegal. Pembimbing I: Andri
Widianto, SE, M.Si; Pembimbing II: Yusri Anis F., SE, M.Si.

Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal sebagai salah satu SKPD diberi


pertanggung jawaban daerah atas dana yang dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) . Besaran dana yang dialokasikan dalam
APBD dapat memberikan gambaran ukuran kinerja dalam pengelolaan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja anggaran pendapatan dan belanja
daerah sebagai indikator layanan publik pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal.
Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari observasi,
wawancara dan studi pustaka. Dapat disimpulkan bahwa analisis varians belanja,
analisis pertumbuhan belanja, analisis efisiensi belanja, analisis pembiayaan
kecuali analisis keserasian belanja menunjukkan hasil yang cukup baik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio di tahun 2017-2018, seperti: belanja
operasi (33,40%), belanja modal (66,59%), dan belanja pegawai (12,23%) dari
kinerja APBD Dinas Sosial Kabupaten Tegal menunjukkan hasil yang positif.

Kata kunci: kinerja APBD, anggaran, layanan publik

xi
ABSTRACT

Santoso, Nugraha Aji. 2019. Analysis of Tegal Regency Regional Revenue and
Expenditure Budget Performance at the Office of Regional Office of Perkimtaru,
Tegal Regency. Study program: D-III. Politeknik Harapan Bersama Tegal. First
Advisor: Andri Widianto, SE, M.Si; Second Advisor: Yusri Anis F., SE, M.Si.

The Tegal Regency Perkimtaru Office, as one of the SKPD, was given
regional responsibility for the funds allocated in the regional budget (APBD). The
amount of funds allocated in the APBD can provide a picture of performance
measures in management. The purpose of this study was to determine the
performance of the regional income and expenditure budget as an indicator of
public service at the Tegal District Office of Public Relations. Data analysis using
quantitative descriptive. Data obtained from observations, interviews and literature
study. It can be concluded that the analysis of expenditure variance, the analysis of
expenditure growth, the analysis of expenditure efficiency, the analysis of financing
except the analysis of expenditure harmony shows quite good results. The results
showed that the average ratio in 2017-2018, such as: operating expenditure
(33.40%), capital expenditure (66.59%), and personnel expenditure (12.23%) of
the APBD's performance in the Tegal Regency Social Service show positive results.

Keywords: APBD performance, budget, public services

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TA.................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIK...................................v

HALAMAN MOTTO........................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vii

KATA PENGANTAR......................................................................................... ix

ABSTRAK............................................................................................................ xi

ABSTRACT.......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


2.1 Perumusan Masalah................................................................................. 4
3.1 Tujuan Penelitian......................................................................................4
4.1 Manfaat Penelitian....................................................................................4
5.1 Batasan Masalah.......................................................................................4
6.1 Kerangka Berfikir.....................................................................................5
7.1 Sistematika Penulisan...............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 10

xiii
2.1 Pencatatan dan Pelapoan..................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Pencatatan..................................................................... 10

2.1.2 Pengertian Pelaporan.................................................................... 10

2.2 DefinisiAkuntansiPemerintahan…...................................................... 11

2.3 Definisi Akuntansi Sektor Publik........................................................ 12

2.4 Tinjauan atas Pengelolaan Keuangan Daerah...................................... 13

2.4.1 Definisi Pengelolaan Keuangan Daerah.........................................22

2.4.2 Proses Penyusunan APBD.............................................................24

2.5 Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah..........................................17

2.6 Belanja Daerah....................................................................................19

2.6.1 Belanja Langsung..................................................................................20

2.6.2 BelanjaTidakLangsung….............................................................. 22

2.4 Penelitian Terdahulu........................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 27

3.1 Lokasi Penelitian...................................................................................27

3.2 Waktu Penelitian................................................................................... 27

3.3 Jenis Data.............................................................................................. 27

3.4 Sumber Data..........................................................................................28

3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 28

3.6 Metode Analisis Data..............................................................................30

BAB IV HASILPENELITIAN............................................................................31

xiv
4.1 Gambaran Umum Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal........................... 31

4.1.1 SejarahSingkatDinasPerkimtaruKabupatenTegal…........................ 31

4.1.2 Visi Dan Misi Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal..........................32

4.1.3 StrukturOrganisasi............................................................................33

4.1.4 Deskripsi Jabatan............................................................................. 35

4.1.5 Kondisi Dinas Perkimtaru Kabupaten Saat Ini................................90

4.2 Kebijakan dan Program Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal..................90

4.3Hasil Penelitian............................................................................................ 97

4.3.1 Analisis Varian Belanja.................................................................... 97

4.3.2 Analisis Pertumbuhan Belanja.......................................................... 99

4.3.3 RasioEfisiensi Belanja........................................................................100

4.3.4 Analisis Pembiayaan........................................................................101

4.3.5 Analisis Keserasian Belanja............................................................102

4.4 Pembahasan..........................................................................................106

4.4.1 Analisis Varian Belanja............................................................... 106

4.4.2 Analisis Pertumbuhan Belanja.....................................................107

4.4.3 Rasio Efesiensi Belanja...............................................................107

4.4.4 Analisis Pembiayaan....................................................................108

4.4.5 Analisis Keserasian Belanja........................................................109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................111

5.1 Kesimpulan.......................................................................................111

xv
5.2 Saran.................................................................................................112

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................113

LAMPIRAN..................................................................................................114

xvi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir......................................................................6

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal........34

xvii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data pendidikanTerakhir Pegawai Dinas Perkimtaru KabTegal.....91

Tabel 4.2 Data Pangkat/Golongan Pegawai Dinas PerkimtaruKabTegal........92

Tabel 4.3 Kebijakan Dan Program Dinas Perkimtaru Kab. Tegal....................93

Tabel 4.4 Varian Belanja Dinas Perkimtaru Kab. Tegal................................... 98

Tabel 4.5 Pertumbuhan Belanja Dinas Perkimtaru Kab. Tegal...................... 99

Tabel 4.6 Rasio Efisiensi Belanja Dinas Perkimtaru Kab. Tegal...................100

Tabel 4.7 Standar Pengukuran Kriteria Rasio Efisiensi Belanja.................... 101

Tabel 4.8 Perb. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Dinas Perkimtaru Kab.

Tegal................................................................................................. 102

Tabel 4.9 Rasio Bel. Operasi Dan Bel. Modal Terhadap Total Bel. Dinas

Perkimtaru Kab. Tegal..................................................................103

Tabel 5.0 Standar Pengukuran Kriteria Rasio Efisiensi Belanja...................104

Tabel 5.1 Prosentasi Belanja Pegawai Dinas Perkimtaru Kab Tegal............105

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional mengisyaratkan kepada seluruh elemen


masyarakat akan pentingnya meningkatkan produktivitas di segala bidang
agar tercapainya pemerataan pembangunan. Pembangunan merupakan
manifestasi dari aspirasi dan tujuan suatu bangsa yang dimaksudkan untuk
melakukan perubahan secara struktural melalui upaya yang sistematis.
Sasaran dasar pembangunan pada akhirnya adalah penguasaan atas sumber
daya ( pendapatan untuk mencapai hidup layak ), peningkatan derajat
kesehatan dan peningkatan pendidikan ( kemampuan baca tulis dan
keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat dan
kegiatan ekonomi ). Pembangunan menempatkan manusia ( penduduk )
sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh rangkaian kegiatan
pembangunan.
Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai pada tahun 2001 berdasar
pada Undang - undang (UU) No. 22/1999[1] tentang pemerintahan daerah dan
UU No. 32/2004[2]tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah. Pemerintah kemudian menerbitkan beberapa
Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) terkait dengan pemberian kewenangan lebih luas kepada
daerah untuk mengelola sendiri keuangannya, di antaranya PP No.58/2005
tentang pengelolaan keuangan daerah dan Permendagri No. 13/2006 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah yang
terdesentralisasi ternyata memiliki banyak persoalan. Pemerintah daerah
(Pemda) belum sepenuhnya siap atau serius melaksanakan peraturan
perundangan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah. Beberapa kasus korupsi
dan penyimpangan pengelolaan keuangan di Pemda yang kemudian terjadi,
baik di pihak pemerintah daerah (eksekutif) maupun Dewan Perwakilan

1
2

Rakyat Daerah atau DPRD (legislatif), dipandang sebagai akibat dari


ketidaksiapan Pemda tersebut. Di era otonomi daerah seperti sekarang ini
terjadi perubahan yang signifikan terhadap pembangunan di daerah, dimana
kondisi pembangunan daerah saat sekarang masih sangat beragam karena
diferensiasi kapasitas perekonomian yang diindikasikan dari adanya
kesenjangan ekonomi spasial antar daerah sebagai refleksi dari keberadaan
sumber daya produktif yang berbeda antar daerah. Di sisi lain, masih terdapat
pula ketimpangan sosialekonomi akibat dari terbatasnya akses kelompok
masyarakat terhadap faktor produksi yang menyebabkan produktivitas rendah
dan selanjutnya berdampak pada tingkat kesejahteraan yang rendah ( miskin
). Seiring perkembangan waktu, potensi meningkatnya kesenjangan hingga
saat inipun masih relatif cukup besar, dan memunculkan dikotomi antar
pelaku ekonomi kuat dan pelaku ekonomi lemah serta antara daerah maju dan
daerah terbelakang. Dalam konteks ini pembangunan daerah akan dituntut
untuk lebih memiliki sifat – sifat yang peka dalam dimensi profesionalisme,
efisiensi dan akuntabilitasnya. Oleh karena itu diperlukan analisis ekonom
wilayah dalam perencanaan pembangunan kedepan juga menyangkut
berbagai dimensi pengukuran yang berguna untuk penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ).
Data dan informasi yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan
untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau
sasaran dari kebijakan dan program pembangunan, baik tingkat nasional,
tingkat kabupaten / kota, maupun di tingkat komunitas. Dalam proses
pengambilan keputusan diperlukan adanya indikator – indikator yang realistis
yang dapat diterjemahkan ke berbagai kebijakan dan program yang perlu
dilaksanakan untuk pelaksanaan pembangunan. Indikator – indikator tersebut
harus sensitif terhadap fenomena – fenomena daerah dan dinamika daerah.
Sejalan dengan diberlakukannya Undang – Undang No.22 Tahun 1999 yang
dirubah menjadi Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah dan Undang – Undang No.25 Tahun 1999 yang dirubah menjadi
3

Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pusat dan Daerah.
Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal sebagai salah satu SKPD

diberi pertanggungjawaban daerah atas dana yang dialokasikan dalam

anggaran pendapatan dan belanja daerah(APBD). Besaran dana yang

dialokasikan dalam APBD dapat memberikan gambaran ukuran kinerja

dalam pengelolaan. Anggaran daerah merupakan desain teknis untuk

melaksanakan strategi, sehingga apabila pengeluaran pemerintah mempunyai

kualitas yang rendah, maka kualitas pelaksanaan fungsi – fungsi pemerintah

juga cenderung melemah, yang berakibat kepada wujud daerah dan

pemerintah daerah di masa yang akan datang sulit untuk dicapai.

Pada Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal masalah yang timbul

adalah jumlah alokasi dana yang menyangkut kepentingan masyarakat pada

APBD Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal masih dirasakan kurang oleh

masyarakat.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: "ANALISIS KINERJA ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TEGAL DI

KANTOR DINAS PERKIMTARU KABUPATEN TEGAL"


4

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Kinerja Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu wawasan dan sebagai
proses pembelajaran yang memberikan ilmu pengetahuan yang didapat
selama kuliah dengan kenyataan dilapangan
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Dinas
PERKIMTARU Kabupaten Tegal sehingga dapat memberikan dampak
yang positif tentang kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sebagai indikator pelayanan publik agar berjalan dengan baik dan benar
1.5 Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan masalah dalam penelitian ini,


penulis membatasi masalah hanya pada APBD Dinas Perkimtaru tahun 2017
dan tahun 2018
5

1.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dibuat untuk memberikan gambaran penelitian

yang akan dilakukan yaitu mengenai analisis pencatatan dan pelaporan

belanja langsung pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal. Dengan

permasalahan yang terjadi di Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal yaitu jumlah

alokasi dana yang menyangkut kepentingan masyarakat pada APBD masih

dirasakan kurang oleh masyarakat sehingga terjadi peningkatan kemiskinan

dan penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat maka rumusan masalahnya

adalah bagaimana kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sebagai

indikator pelayanan publik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah pada Dinas PERKIMTARU Kabupaten

Tegal dengan menggunakan Metode Deskriptif Kuantitatif maka akan

diketahui bahwa kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sudah

sesuai dengan aturan yang ada.


6

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dilakukan

penyederhanaan menggunakan kerangka berpikir penelitian pada gambar 1.1

berikut ini :

Permasalahan: Strategi Pemecahan Rumusan Masalah:


Masalah:
Jumlah alokasi dana Bagaimana kinerja
yang menyangkut Yaitu dengan APBD di Dinas
kepentingan meneliti kinerja Perkimtaru
masyarakat pada Anggaran Kabupaten Tegal?
APBD Dinas Pendapatan dan
Perkimtaru Belanja Daerah
Kabupaten Tegal sebagai indikator
masih dirasakan pelayanan publik
kurang oleh
masyarakat

Analisis Data :

Metode Deskriptif
kuantitatif

Kesimpulan :

Kinerja Anggaran
Pendapatan Dan
Belanja Daerah di
Kantor Dinas
Umpan Balik Perkimtaru rata -
rata hasilnya positif

Gambar 1.1 Kerangka berpikir


7

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan agar

mudah untuk dipahami dan memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman pernyataan keaslian Tugas Akhir (TA), halaman

pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan

akademis, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar,

intisari/abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.

Bagian awal ini berguna untuk memberikan kemudahan kepada

pembaca dalam mencari bagian-bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakangmasalah, perumusan

masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori-teori tentang definisi pencatatan dan

pelaporan, akuntansi pemerintahan, akuntansi sektor publik,

pengelolaan keuangan daerah, proses penyusunan


8

APBD , Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah , belanja

daerah, belanja langsung, belanja tidak langsung.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang lokasi penelitian (tempat dan alamat

penelitian), waktu penelitian, metode pengumpulan

data,jenis dan sumber data penelitian, dan metode analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tinjauan umum instansi, seperti sejarah

singkat instansi, profil instansi, struktur organisasi, tugas dan

wewenang/job description,laporan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi tentang garis besar dari inti hasil

penelitian, serta saran dari peneliti yang diharapkan dapat

berguna bagi Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, literature yang berkaitan

dengan penelitan. Lampiran berisi data yang mendukung penelitian

tugas akhir secara lengkap.


9

3. Bagian Akhir

LAMPIRAN

Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, antara lain Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Tempat Penelitian, Kartu Konsultasi, Spesifikasi teknis serta data-

data lain yang diperlukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencatatan dan Pelaporan

2.1.1 Pengertian Pencatatan

Menurut Mursyidi (2010)[3]“Pencatatan (recording) adalah

setiap transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis

dalam periode tertentu didalam sebuah atau beberapa buku yang disebut

jurnal”.

Menurut Simamora (2000:4)[4]“Pencatatan adalah pembuatan

suatu catatan pembukuan , kronologis kejadian yang terjadi , terukur

melalui suatu cara yang sistematis dan teratur “.

Menurut Mulyadi (2008:196)[5]“Pencatatan adalah suatu urutan

ketiga klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu

departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” .

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pencatatan adalah suatu kegiatan penghimpunan data dengan cara

mencatat yang mampu memberikan satu kesatuan informasi .

2.1.2 Pengertian Pelaporan

Menurut Siagian (2003)[6] “Pelaporan (reporting) adalah catatan

yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya

10
11

disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan

tertentu”.

Menurut Keraf (2001:284)[7] “Pelaporan adalah suatu cara

komunikasi dimana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang

atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya”.

Menurut Rajab (2009)[8] “Pelaporan berisi informasi yang

didukung oleh data yang lengkap yang sesuai dengan fakta yang

ditemukan dan disusun sedemikian rupa sehingga akurasi informasi

yang diberikan dapat dipercaya dan mudah dipahami”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaporan adalah penyampaian berupa informasi yang didukung data

yang lengkap dan hasilnya disampaikan ke pihak yang berkaitan dengan

kegiatan tertentu.

2.2 Definisi Akuntansi Sektor publik


12]
Menurut Retor (2012:25) Akuntansi sektor publik merupakan alat

informasi bagi pemerintah untuk alat informasi kepada publik. Bagi

pemerintah informasi akuntansi digunakan dalam proses pengendalian

manajemen mulai dari perencanaan strategi, pembuatan program,

penganggaran, evaluasi kinerja dan pelaporan kinerja. Hal ini merupakan

salah satu indikator untuk menciptakan Good Governance di lingkungan

pemerintahan.

Mardiasmo (2009:15)[13] menyatakan istilah “sektor publik” memiliki

pengertian yang bermacam-macam hal ini merupakan konsekuensi dari


12

luasnya wilayah publik, sehingga setiap disiplin ilmu (ekonomi,

politik,hukum, dan sosial) memiliki cara pandang dan definisi yang berbeda-

beda. Dari sudut pandang ekonomi, sektorpublik dapat dipahami sebagai

suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk

menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan hak publik.

Bastian (2016:15)[14] menyatakan akuntansi sektor publik

didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang

diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi

negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,

BUMD, LSM dan yayasan-yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerja

sama sektor publik dan swasta.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan akuntansi

sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga

publik sebagai suatu alat pertanggungjawaban kepada publik.

2.3 Tinjauan atas Pengelolaan Keuangan Daerah

2.4.1 Definisi Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan

keuangan daerah menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua

hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah

yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk


13

kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah

tersebut.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011,

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban,dan pengawasan keuangan daerah. Rondonuwu

(2015:19)[15], unsur yang paling penting dalam

penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan di daerah adalah

cara pengelolaan keuangan daerah secara berdaya guna danberhasil

guna.

Menurut Halim (2012:24)[16]menjelaskan pengertian

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah”.

Dalam hal ini keuangan daerah adalah semua hak dan

kewajiban daerah dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan daerah

yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala

bentukkekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah

tersebut.

Dasar hukum pengelolaan keuangan Daerah adalah:

1. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah

2. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


14

3. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara

4. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah

6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Uang Negara/Daerah

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

2.4.2 Proses Penyusunan APBD

Darise (2009:12)[17] menyatakan Penyusunan APBD adalah

perencanaan jangka pendek yang merupakan penjabaran perencanaan

jangka menengah sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang.

Penyusunan APBD merupakan proses penganggaran daerah dimana


15

secara konseptual terdiri atas formulasi kebijakan anggaran dan

perencanaan operasional.

Pemda memiliki APBD dalam pengurusan umum, dan

kekayaan milik daerah yang dipisahkan pada pengurusan khusus.

Bagian ini akan menjelaskan secara singkat APBD sebagai inti

pengurusan umum keuangan daerah. Menurut PP Nomor 17 Tahun

2003 Bab III APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara

yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang. APBN terdiri atas

anggaran pendapatan, anggaranbelanja, dan pembiayaan. APBN

disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan

negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.

Penyusunan Rancangan APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka

mewujudkan tercapainya tujuanbernegara.

Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah :

1. Fungsi otorisasi

2. Fungsi perencanaan

3. Fungsi pengawasan

4. Fungsi alokasi

5. Fungsi distribusi

6. Fungsi stabilitasi

Nordiawan, dkk (2007:43)[18] , menyatakan setidaknya

terdapat enam sub proses dalam penyusunan APBD sebagai berikut:


16

1. Penyusunan Kebijakan Umum APBD

2. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

3. Penyiapan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman

Penyusunan RKA-SKPD.

4. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD

5. Penyiapan Rancangan Peraturan SKPD

6. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang SKPD.

2.4 Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Dalam struktur Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan

pencatatan atas transaksi-tansaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja

tersebut. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam kontribusi keuangan

daerah, terdapat dua jenis Satuan Kerja yaitu:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah

perangkat daerah padapemerintah daerah selaku pengguna

anggaran/pengguna barang.

2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat

SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna

anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan

keuangan daerah.
17

Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan akuntansi SKPD adalah

sebagai berikut:

1. Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD

3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)

4. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Secara umum sistem akuntansi pada SKPD dapat dijelaskan secara

singkat sebagai berikut:

1. Akuntansi Pendapatan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahandisebutkan bahwa pendapatan adalah semua

penerimaan rekening Kas Umum Negara/Daerah yangmenambah ekuitas

dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang

menjadi hakpemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 tahun 2006

disebutkan bahwa pendapatan adalah hak pemerintah daerah yang

diakuisebagai penambah nilai kekayaan bersih. Akuntansi pendapatan

dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitudengan membukukan

penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya.

2. Akuntansi Belanja

Definisi belanja menurut PP No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :

“Belanja adalah semuapengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara /

Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalamperiode tahun


18

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh pemerintah.”Akuntansi belanja pada SKPD meliputi akuntansi

belanja UP (Uang Persediaan), GU (Ganti Uang), TU(Tambahan Uang)

dan LS (Langsung).

3. Akuntansi Aset

Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan

akuntansi atas perolehan,pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi,

dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai /digunakan SKPD.

4. Akuntansi Selain Kas

Akuntansi selain kas pada SKPD meliputi proses pencatatan,

pengikhtisaran, sampai denganpelaporan keuangan yang berkaitan dengan

semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukansecara

manual atau komputerisasi. Bukti transaksi yang digunakan dalam

prosedur selain kas berupa buktimemorial yang dilampiri dengan bukti-

bukti transaksi jika tersedia.

2.5 Belanja Daerah

Belanja menurut PSAP No.2, adalah “Semua pengeluaran dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi saldo Anggaran lebih

dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah”. Sedangkan menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang, “Belanja Daerah


19

didefenisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih”.

Belanja Daerah, meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum

daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam

satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang belanja dikelompokkan menjadi:

1. Belanja Langsung.

Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara

langsung dengan program dan kegiatan. Belanja Langsung terdiri dari

Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal

2. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri

dari Belanja Pegawai, Belanja bunga, Belanja subsidi, Belanja hibah,

Belanja bantuan sosial, Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota

dan pemerintahan desa.

2.6.1 BelanjaLangsung

Mahmudi (2010:165)[19], menjelaskan bahwa belanja langsung

adalah belanja yang terkait secara langsung dengan kegiatan

(Aktivitas). Menurut Patrecia dan Daniel (2013:74)[20] Realisasi


20

belanja langsung diasumsikan berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Gahung (2012:10)[21] , menjelaskan

belanja langsung adalah belanja yang penyelengaraannya dipengaruhi

secara langsung oleh adanya program atau kegiatan.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan belanja

langsung adalah belanja daerah yang dianggarkan dan berhubungan

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan

pemerintah daerah.

Karakteristik belanja langsung adalah sebagai berikut ini.

1. Dianggarkan untuk setiap program atau kegiatan yang diusulkan

oleh SKPD.

2. Jumlah anggaran belanja langsung suatu program atau kegiatan

dapat diukur atau dibandingkan secara langsung dengan output

program atau kegiatan yang bersangkutan.

3. Variabilitas jumlah setiap jenis belanja langsung dipengaruhi oleh

target kinerja atau tingkat pencapaian yang diharapkan dari

program atau kegiatan yang bersangkutan.

Belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja

barang dan jasa serta belanja modal untuk melaksanakan program dan

kegiatan pemerintah daerah dianggarkan pada belanja SKPD. Belanja

Langsungdibagi menurut jenis belanja yang sebagai berikut:


21

1. Belanja pegawai yaitu belanja yang digunakan untuk pengeluaran

honorarium atau upah dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintah daerah.

2. Belanja barang dan jasa yaitu belanja yang digunakan untuk

menganggarkan pengadaan barang dan jasayang nilai manfaatnya

kurang dari 12 bulan dalam melaksanakan program dan kegitan

pemerintah daerah berupa belanja habis pakai.

3. Belanja modal yaitu belanja digunakan untuk pengeluaran yang

dilakukan dalam rangka pengadaan assettetap berwujud

yangmempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan

dalam kegiatanpemerintahan.

2.6.2 Belanja Tidak Langsung

Hasyim (2009)[22] menyatakan belanja tidak langsung yaitu

belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya program

atau kegiatan. Jenis belanja tidak langsung dapat berupa belanja

pegawai/personalia, belanja barang/jasa. belanja pemeliharaan dan

belanja perjalanan dinas.

MenurutMa’ruf (2006:19)[23],Belanja tidak langsung adalah

kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan tidak memiliki

hubungan apapun secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

21 Tahun 2011 tentang belanja tidak langsung adalah belanja yang


22

dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan.

Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja

yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja bunga, Belanja subsidi,

Belanja hibah, Belanja bantuan sosial, Belanja bagi hasil kepada

provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa.

Jenis-jenis belanja tidak langsung sebagai berikut:

1. Belanja pegawai

Belanja pegawai tidak langsung merupakan belanja kompensasi

yang diberikan dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta

penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil

yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.

2. Belanja bunga

Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran

bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang, sesuai

dengan perjanjian pinjaman berjangka yang terdiri dari jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

3. Belanja subsidi

Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya

produksi kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual

produksi dan jasa yang dihasilkan, dapat terjangkau oleh

masyarakat luas.
23

4. Belanja hibah

Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah

dalam bentuk uang, barang dan jasa kepada pemerintah maupun

pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat serta

perorangan yang secara spesifik telah memiliki peruntukan yang

jelas.

5. Bantuan sosial

Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian

bantuan dalam bentuk uang dan barang kepada masyarakat.

6. Belanja bagi hasil

Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi

hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada

kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada

pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu

kepada pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

7. Bantuan keuangan

Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan

keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada

kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah

lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah

desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan

atau peningkatan kemampuan keuangan daerah.


24

8. Belanja tidak terduga

Belanja tidak terduga merupakan tindakan belanja untuk kegiatan

yang bersifat tidak biasa atau tidak diharapkan akan terjadi seperti

penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak

diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan

penerimaan daerah tahun sebelumnya, yang telah ditutup.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian Metode Penelitian

1. Febrianta, Analisis Secara keseluruhan Menggunakan metode


Riswan Efisiensi Total Belanja Dinas analisis data deskriptif
Yudhi Anggaran Pendidikan Kabupaten kuantitatif
Belanja Dinas Kapuas baik yang
(2008)
Pendidikan dianggarkan maupun
Kabupaten yang direalisasikan
Kapuas trennya meningkat dari
tahun ke tahun.

2. Sumenge, Analisis Selama perode anggaran Menggunakan metode


Ariel Sharon Efektifitas Dan tahun 2008 – 2012, analisis data deskriptif

(2013)
Efisiensi tingkat efektifitas kualitatif
Pelaksanaan Anggaran belanja
Anggaran berfluktuasi dari tahun
25

Belanja Badan ke tahun, kadang


Perencanaan mengalami penurunan
Pembangunan kadang mengalami
Daerah peningkatan.
(BAPEDDA)
Minahasa
Selatan

3. Pangkey, Analisis Dalam periode anggaran Menggunakan metode


Imanuel Efektifitas Dan belanja 2010-2014 analisis data deskriptif

(2015)
Efisiensi untuk efektifitas kuantitatif
Anggaran penggunaan anggaran
Belanja Pada belanja langsung
Dinas keselutruhannya tidak
Kebudayaan efektif.
Dan Pariwisata
Provinsi
Sulawesi Utara

Sumber : Penelitian terdahulu diolah (2019)

BAB III

METODE PENELITIAN
27

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat pada kantor Dinas Perkimtaru Kabupaten

Tegalyang beralamat di Jl. Cut Nyak Dien No 13 Slawi.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 15 Februari

sampai dengan 21 Maret 2019.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Suliyanto (2005:134)[24]yaitu data dalam bentuk

kata-kata atau bukan bentuk angka. Data ini biasanya menjelaskan

karakteristik atau sifat. Data kualitatif dalam penelitian ini yaitu profil dan

struktur organisasi Dinas Perkimtaru Kab. Tegal.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif menurut Suliyanto (2005:135)[24] yaitu data yang

dinyatakan daam bentuk angka dan merupakan hasil dari perhitungan dan

pengukuran. Data ini seperti data Realisasi Anggaran dan Dokumen

Pelaksana Anggaran

3.4 Sumber Data


28

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data Primer menurut Suliyanto (2005:131)[24] adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data ini

seperti pengamatan langsung berupa wawancara dengan karyawan atau

staf yang berkaitan pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal.

2. Data Sekunder

Data sekunder menurut Suliyanto (2005:132)[24] adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh seperti profil, sejarah singkat,

visi , misi, tujuan dan struktur organisasi Dinas Perkimtaru Kabupaten

Tegal

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis ialah sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2012:145)[25] yaitu teknik pengumpulan

data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dalam
29

penelitian ini dilakukan dengan cara peninjauan secara langsung pada

instansi dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan

tugas akhir ini.

2. Wawancara

Wawancara menurut Suliyanto (2005:137)[24] yaitu teknik pengambilan

data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali

informasi dari responden. Dalam penelitian ini peneliti melakukan tanya

jawab secara langsung dengan pihak yang terkait dalam penyusunan

penelitian tugas akhir ini.Wawancara ini dilakukan dengan Bapak Kliwon

selaku Bagian Perencanaan & keuangan

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012:291)[25] merupakan kajian teoritis

dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang dapat menunjang dalam

penyusunan Tugas Akhir. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari

buku-buku, karya ilmiah dan sumber-sumber lain yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas serta melakukan penelusuran terhadap

data-data yang mendukung penelitian ini

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Nurul dan Lailatul (2013:12)[26] yaitu teknik

pengumpulan data dengan cara pengumpulan bukti-bukti atau keterangan

tertulis yang dimiliki perusahaan sesuai dengan tujuan untuk penelitian ini.
30

Data ini data yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan belanja

langsung.

3.6 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014;206)[8]

“Deskriptif kuantitatif adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan , menyajikan dan mendeskripsikan serta menganalisis data

sehingga diperoleh gambaran yang cukup jelas tentang masalah yang dihadapi

mengenai kinerja Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah di DINAS

PERKIMTARU.

Langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan peneliti untuk

mengetahui kinerja belanja pemerintah daerah adalah berikut :

a. Analisis Varians Belanja


Varians belanja = Anggaran Belanja - Realisasi belanja
b. Analisis Pertumbuhan Belanja

Pertumbuhan Belanja Tahun t =


Belanja tahun t - Belanja Tahun (t-1)
x 100%
Belanja Tahun (t-1)
c. Analisis Efisiensi Belanja
Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi Belanja = x 100%
Anggaran Belanja
d. Analisis Pembiayaan
31

Analisis pembiayaan merupakan perbandingan antara SILPA dari tahun


ketahun, semakin besar SILPA menunjukkan indikator kurang tepatnya
penyajian suatu anggaran.
e. Analisis Keserasian Belanja
Untuk menganalisis keserasian belanja digunakan rasio-rasio:
i. Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja
Total Belanja Operasi
x 100%
Total Belanja
ii. Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja
Total Belanja Modal
x 100%
Total Belanja
f. Rekapitulasi Analisis Belanja
No. Analisis Belanja Ukuran Kriteria
1 Varians Belanja Realisasi Belanja<Anggaran Baik
2 Pertumbuhan Belanja Positif Baik
3 Efisisensi Belanja Rasio Efisiensi<100% Baik
4 Pembiayaan Semakin kecil SILPA Baik
5 Keserasian Belanja Semakin besar % untuk Baik
ekonomi masyarakat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


32

4.1 Gambaran Umum Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal

4.1.1 Sejarah Singkat Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

Dinas PERKIMTARU beralamat di Jalan JL. Cut Nyak Dien

Slawi-Kabupaten Tegal. Lokasi Dinas PERKIMTARU merupakan

lokasi yang sangat strategis, sehingga mudah dijangkau dan diakses

oleh masyarakat yang membutuhkan yaitu berada disebelah timur

Kantor SAMSAT Slawi. Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

terbentuk atas dasar Peraturan Bupati Tegal nomor 71 tahun 2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

kerja Dinas-dinas Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten

Tegal.

Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal terdiri dari 1 (satu)

sekretariat dan 3 (tiga) bidang yaitu:

1. Bidang Tata Perumahan dan Permukiman,mengenai antara lain:

a. Perumahan-perumahan dan Permukiman yang belum

mendapatkan akses air bersih;

b. Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sesuai dengan program

pemerintah pusat nomor 100/0100 yang membahas RTLH

dengan adanya program pemerintah pusat tersebut tentunya

seperti permukiman kumuh harus segera ditangani, dan di

tuntasskan;

c. Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau;

d. Penerangan Jalan Umum (JPU) perdesaan.


33

2. Bidang Bangunan Gedung, mengenai kegiatan pembangunan

gedung-gedung pemerintah daerah/milik negara yang di anggarkan

oleh APBD.

3. Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, mengatur tata ruang dan

sertifikat tanah bagi tanah-tanah milik pemerintah daerah,

contohnya tanah pada bangunan sekolahan, gedung-gedung

puskesmas, rumah sakit, perkantoran dsb yang belum memiliki

sertifikat pertanahan maka akan ditangani serta diproses.

4.1.2 Visi dan Misi Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

1. Visi :

“Terwujudnya masyarakat Kabupaten Tegal yang mandiri,

unggul, berbudaya, religious, dan sejahtera”.

2. Misi :

“ Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan

ekonomi kerakyatan yang difokuskan pada sektor perdagangan,

industry dan pertanian”

4.1.3 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan salah satu fungsi managemen yang dapat

didefinisikan suatu proses dari pengenalan dan pengelompokkan

pekerjaan yang dilaksanakan, penentuan dan pendelegasian


34

tanggungjawab dan otoritas serta membentuk hubungan yang

didalamnya dapat bekerjasama dengan cara paling efektif yang

dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan. Berikut ini merupakan

struktur organisasi di Dinas Sosial Kabupaten Tegal pada gambar 4.1

sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERKIMTARU KABUPATEN TEGAL
KEPALA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN
SUB BAGIAN UMUM
PERENCANAAN &
DAN KEPEGAWAIAN
KEUANGAN

BIDANG TATA
KELOMPOK JABATAN BIDANG BANGUNAN BIDANG PERTANAHAN
PERUMAHAN &
FUNGSIONAL GEDUNG & TATA RUANG
PERMUKIMAN

SEKSI PERENCANAAN
SEKSI PERUMAHAN & SEKSI PERENCANAAN TATA
TEKNIS BANGUNAN
PERMUKIMAN RUANG
GEDUNG

SEKSI PENCEGAHAN,
SEKSI BANGUNAN PENANGANAN
SEKSI PERTANAHAN
GEDUNG PERUMAHAN &
PERMUKIMAN KUMUH

SEKSI PENATAAN SEKSI PRASARANA,


SEKSI PENGENDALIAN
BANGUNAN & SARANA & UTILITAS
PEMANFAATAN RUANG
LINGKUNGAN UMUM

UPTD

UPTD PERKIMTARU
WILAYAH (I-IV)

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal Sumber:Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

34
35

4.1.4 Deskripsi Jabatan

Deskripsi jabatan adalah uraian tertulis atau penggambaran

mengenai tugas pokok , fungsi maupun wewenang dan tanggung jawab

masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi.

Deskripsi jabatan pada Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal akan

dijelaskan berikut ini:

1. KEPALA DINAS

a) TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala Dinas Perumahan Rakyat,Kawasan Permukiman,tata

ruang dan pertanahan mempunyai tugas pokok membantu

bupati dalam menyelenggarakan urusan pemerintah daerah

berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang

perumahan rakyat,kawasan permukiman,tata ruang dan

pertanahan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut,kepala dinas perumahan

rakyat, kawasan permkiman, tata ruang dan pertanahan

mempunyai fungsi :

a) Penyusunan dan penetapan perencanaan dinas;

b) Perumahan kebijakan umum dan teknis operasional di bidang

perumahan rakyat, kawasan permukiman, tata ruang dan

pertanahan;
36

c) Penyelengaraan urusan pemerintah dan pelayanan dibidang

permahan rakyat, kawasan permukiman, tata rruang dan

pertanahan;

d) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perumahan

rakyat,kawasan permukiman, tata ruang dan pertanahan;

e) Pembinaan terhadap UPTD dibidang perumahan rakyat,

kawasan permukiman, tata ruang dan pertanahan;

f) Pembinaan pengelolaan urusan ketatausahaan;

g) Pengendaliian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugasdibidang perumahan rakyat, kawasan permukiman, tata

ruang dan pertanahan;

B. URAIAN TUGAS:

a) Menyusun dan penetapan perencanaan dinas;

b) Meruumuskan kebijakaan umum dan teknis operasional

dibidang perumahan rakyat,kawasan permukiman, tata ruang

dan permukiman;

c) Menyelenggarakan koordinasi dan instasi/lembaga terkait

dalam pelaksanaan program-program di bidang perumahan

rakyat, kawasan permukiman, tata ruang dan pertanahan;

d) Membina dan memberikan dukungan atas penyelenggaraan

tugas dibidang perumahan rakyat, kawasan permukiman,tata

ruang dan pertanahan;

e) Membina dan mengelolah keseketariatan/ketatausahan dinas;


37

f) Membina UPTD di bidang perumahan rakyat,kawasan

permuukiman, tata ruang dan pertanahan;

g) Menginventarisasi dan menyelesakan permasalahan yang

berhubungan dengan bidang perumahan rakyat,kawasan

permukiman, tata ruang dan pertanahan;

h) Mendistribuskan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proposi masing-masing;

i) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatakan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

j) Mengendaliakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan

tugas di bidang perumahan rakyat, kawasan permukiman, tata

ruang dan pertanahan;

k) Menyelengarakan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

C. TANGGUNG JAWAB:

a) Tersusunya perencanaan dinas;

b) Terumuskannya kebijakan umum dan tekns operasional di

bidang perumahan rakyat, kawasan permukiman, tata ruang

dan pertanahan;
38

c) Terselenggaranya urusan pemerintahan dan pelayanan di

bidang perumahan rakyat, kawasan pemukiman, tata ruang dan

pertanahan;

d) Terlaksananya pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

perumahan rakyat, kawasan permukiman, tata ruang dan

pertanahan;

e) Terbinanya UPTD di bidang perumahan rakyat, kawasan

permukiman, tata ruang dan pertanahan;

f) Terbinanya pengelolaan urusan ketatausahaan;

g) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas di bidang permukiman, perumahan rakyat

dan pertanahan;

h) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketetapan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

2. SEKRETARIAT

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Sekretaris mempunya tugas pokok membantu kepala dinas

dalam melaksanakan pengkoordinasian penyiapan bahan

penyusunan perencanaan, penatausahaan urusan keuangan,

kepegawaian dan umum, dan pengkoordinasian penyelenggaraan

tugas dinas.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretaris mempunyai

fungsi :
39

a) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

kesekretariatan / ketatausahaan;

c) Pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan

dinas;

d) Pengkoordinasian penyiapan bahan perumusan kebijakan

umum dan teknis operasional di bidang perumahan rakyat,

kawasan permukiman, tata ruang dan pertanahan;

e) Pengkoordinasian penyiapan bahan penyusuanan laporan

penyelenggaraan tugas dinas;

f) Pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum;

g) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan

kesekretariatan.

B. URAIAN TUGAS:

a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja;

b) Menyapkan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional kesekretariatan/ketatausahaan;

c) Melaksanaan pengkoordinasian penyiapan bahan rencana

kerja dinas;

d) Melaksanakan pengkoordinasian penyiapan bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional di bidang

permukiman, perumahan rakyat dan pertanahan;


40

e) Melaksanakan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas

dinas;

f) Melaksanakan koordinasi dan pengelolaan urusan keuangan

kepegawaian dan umum;

g) Melaksanakan pengkoordinasian penyiapan bahan

penyusunan laporan penyelenggaraan tugas dinas;

h) Menginvestarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

urusan kesekretariatan/ketatausahaan serta menyajikan

alternatif pemecahannya;

i) mendistrbusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

j) memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

k) melaksanakan pengendalian, evaluasi dan menyusun laporan

pelaksanaan tugas;

l) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB:

a) Tersedianya bahan penyusunan rencana kerja;

b) Tersedianya bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

kesekretariatan/ketatausahaan;

c) Tersedianya bahan penyusunan perencanaan dinas;


41

d) Tersedianya bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional di bidang perumahan rakyat, kawasan

permukiman, tata ruang dan pertanahan;

e) Terkoordinasikannya penyelenggaraan tugas dinas;

f) Tersedianya bahan bimbingan dan pengendalan teknis dinas;

g) Tersedianya bahan penyusunan laporan penyelenggaraan

tugas dinas;

h) Terkelolanya urusan keuangan, kepegawaian dan umum;

i) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan urusan kesekreriatan;

j) Terwujudnya keteraturan, kelancaran, dan ketetapan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

3. KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala sub bagian perencanaan dan keuangan mempunyai

tugas pokok membantu sekretaris dalam melakukan identifikasi,

analisa, pengolahan dan penyajian data untuk penyiapan bahan

penyusunan perencanaan, dan melakukan penyiapan bahan

monitoring, evaluasi dan pelaporan serta pengeloaan keuangan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala sub bagian

perencanaan dan keuangan mempunyai fungsi:

a) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;


42

b) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

perencanaan dan pengelolaan keuangan dinas;

c) Penelaahan data untuk penyiapan bahan perumusan kebijakan

tekis bidang perumahan rakyat, kawasan permukiman, tata

ruang dan pertanahan;

d) Penyiapan data sebagai bahan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan rencana kerja dinas;

e) Penyiapan data sebaga bahan penyusunan pelaporan

pelaksanaan rencana kerja dinas;

f) Pelaksanaan pengelolaan keuangan;

g) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sub

bagian perencanaan dan keuangan.

B. URAIAN TUGAS:

a) Melakukan pengolahan dan penelaahan data sebagai bahan

penyusunan rencana kerja;

b) Melakukan pengolahan dan penelaahan data sebagai bahan

perumusan kebijakan teknis perencanaan dan pengelolaan

keuangan dinas;

c) Melakukan pengolahan dan penelaahan data sebagai bahan

perumusan kebijakan teknis bidang perumahan rakyat,

kawasan permukiman, tata ruang dan pertanahan;

d) Melakukan identifikasi, analisa, pengolahan dan penyajian

data;
43

e) Melakukan penyiapan data sebagai bahan monitoring, evaluasi

dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja dinas;

f) Melakukan pengelolaan sistem informasi manajemen

terintegrasi;

g) Melakukan pengeloaan anggaran dinas;

h) Melakukan pengeloaan perbendaharaan dinas;

i) Melakukan verifikasi dan akuntansi keuangan dinas;

j) Melakukan evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban

keuangan dinas;

k) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

perencaan dan pengeloaan keuangan dinas, serta menyajikan

alternatif pemecahannya;

l) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanakan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

m)Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

n) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

o) Melakukan tugas lain yang diberkan oleh atasan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB;

a) Kebenaran dan keakuratan data sebaga bahan penyusunan

rencana kerja;
44

b) Ketersediaan dan kebenaran data sebagai bahan perumusan

kebijakan teknis bidang perencanaan dan pengelolaan

keuangan dinas serta kebijakan teknis bidang permukiman,

perumahan rakyat dan pertanahan;

c) Kelancaran dan keteraturan pelaksanaan urusan, tugas, dan

pelayanan bidang perencanaan dan pengelolaan keuangan

dinas;

d) Ketetapan distribusi tugas dan pemberian motivasi kepada

bawahan;

e) Kelancaran dan keefektifan pelaksanaan koordinasi;

f) Ketetapan dan keefektifan pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan;

g) Tugas subbagian perencanaan dan keuangan;

4. KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas

pokok membantu sekretaris dalam melakukan urusan

ketatausahaan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan,

perpustakaan, humas dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala sub bagian

umum dan kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;


45

b. Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

ketatausahaan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan,

perpustakaan, humas dan protokol;

c. Pengeloaan urusan ketatausahaan;

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

e. Pengelolaan dan penatausahaan aset dinas;

f. Pengelolaan kearsipan dinas;

g. Pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan,

perpustakaan, humas dan protokol;

h. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sub

bagian umum dan kepegawaian.

B. URAIAN TUGAS:

a) Melakukan pengolahan dan penelaahan data sebagai bahan

penyusun rencana kerja;

b) Melakukan pengolahan dan penelaahan data sebagai bahan

perumusan kebijakan teknis ketatausahaan, kepegawaian,

rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, humas dan

protokol;

c) Melakukan urusan ketatausahaan badan;

d) Melakukan urusan administrasi kepegawaian;

e) Melakukan pengelolaan dan penatausahaan aset dinas;

f) Melakukan pengelolaan kearsipan dinas;


46

g) Melakukan urusan rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan,

humas dan protokol;

h) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

pengelolaan urusan umum dan kepegawaan serta menyajikan

alternatif pemecahannya;

i) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing – masing;

j) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

k) Melakukan pengendalian, evaluas dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

l) Melakukan tugas lain yang diberkan oleh atasan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB:

a) Kebenaran dan keakuratan data sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Ketersediaan dan kebenaran data sebagai bahan perumusan

kebijakan teknis pengelolaan urusan umum dan kepegawaian;

c) Kelancaran dan keteraturan pelaksanaan tugas dan pelayanan

urusan umum dan kepegawaian;

d) Ketepatan distribusi tugas dan pemberian motivasi kepada

bawahan;

e) Kelancaran dan keefektifan pelaksanaan koordinas;


47

f) Ketepatan dan keefektifan pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan tugas sub bagian umum dan kepegawaian.

5. KEPALA BIDANG BANGUNAN GEDUNG

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala bidang bangunan gedung mempunyai tugas pokok

membantu kepala dinas dalam melaksanakan perencaan teknis,

penyuluhan, pembangunan, pemeliharaan dan oengendalian

urusan bangunan gedung.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala bidang bangunan

gedung mempunyai fungsi :

a) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja;

b) Penyiapan bahan permusan kebijakan umum dan tekns

operasional urusan bangunan gedung;

c) Supervisi pemberian pertimbangan teknis bidang bangunan

gedung;

d) Pelaksanaan penyuluhan bidang bangunan gedung;

e) Supervisi pembangunan bangunan gedung negara dan rumah

negara baru, pengembangan dan/atau rehab berat yang tidak

diatur khusus oleh peraturan perundang-undangan.

f) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

bidang bangunan gedung.

b) URAIAN TUGAS:

a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja;


48

b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional urusan Banguna Gedung;

c) Memberikan pertimbangan tekis bidang Bangunan Gedung;

d) Melaksanakan pengujian perencanaan dan perancangan

teknis bidang Bangunan Gedung yang di laksanakan oleh

pihak lain;

e) Melaksanakan pembinaan teknis pembangunan dan

pemeliharaan bidang Bangunan Gedung;

f) Melaksanakan penyuluhan bidang Bangunan Gedung;

g) Melaksanakan supervisi pemberian pertimbangan teknis

bidang Bangunan Gedung;

h) Melaksanakan supervise pembangunan bangunan gedung

negara dan rumah negara baru, pengembangan dan/atau

rehab berat yang tidak diatur khusus oleh peraturan

perundang-undangan;

i) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

urusan Bangunan Gedung, serta menyajikan alternatif

pemecahanya;

j) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

k) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;


49

l) Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

m)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c) TANGGUNG JAWAB :

a) Tersedianya bahan peyusunanrencan kerja;

b) Tersedianya bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional urusan Bangunan Gedung;

c) Tersusunnya perencanaan teknis bidang Bangunan Gedung;

d) Terlaksananya penyuluhan bidang Bangunan Gedung;

e) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang Bangunan Gedung;

f) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

6. KEPALA SEKSI PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN

GEDUNG

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala seksi perencanaan teknis bangunan gedung

mempnyai tugas pokok membantu kepala bidang bangunan

gedung dalam melakukan perencanaan teknis, pembuatan

spesifikasi teknis dan penyuluhan bidang bangunan gedung.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala seksi

perencanaan teknis bangunan gedung mempunyai fungsi :


50

a) Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusnan rencana

kerja;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumsan kebijakan

umum dan teknis operasional perencanaan teknis bangunan

gedung;

c) Penelaahan data sebagai bahan untuk pemberian pertimbangan

teknis bidang bangunan gedung;

d) Pelaksanaan pembuatan spesifikasi teknis bangunan gedung;

e) Pengelolaan dan inventarisasi data bidang bangunan gedung;

f) Pelaksanaan penyuluhan bdang bangunan gedung;

g) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi

perencanaan teknis bangunan gedung.

B. URAIAN TUGAS :

a) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan

data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penelaahan

data/informasi sebagai bahan perumusan keijakan umum dan

teknis operasioanl perencanaan teknis Bangunan Gedung;

c) Melakukan penelaahan data sebagai bahan untuk pemberian

pertimbangan teknis bidang Bangunan Gedung;

d) Melakukan pembuatan spesifikasi teknis bidang Bangunan

Gedung;
51

e) Melakukan pengelolaan dan inventarisasi data bidang

Bangunan Gedung;

f) Menginventarisai permasalahan yang berhubungan dengan

perencanaan teknis Bangunan Gedung, serta menyajikan

alternative pemecahannya;

g) Melakukan penyuluhan bidang Banguna Gedung;

h) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

i) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

j) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

k) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB :

a) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional perencanaan teknis

Bangunan Gedung;

c) Tersusunnya perencanaan dan perancangan teknis di

Bangunan Gedung;
52

d) Terlaksananya pembuatan spesifikasi teknis Bangunan

Gedung;

e) Terlaksananya pengelolaan dan inventarisasi data bidang

Bangunan Gedung;

f) Terlaksananya penyuluhan bidang Banguna Gedung;

g) Terlaksanya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas seksi perencanaan teknis Bangunan

Gedung;

h) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

7. KEPALA SEKSI BANGUNAN GEDUNG

A. Tugas pokok dan fungsi :

Kepala seksi bangunan gedung mempunyai tugas pokok

membantu kepala bidang perumahan dan bangunan gedung

dalam melakukan pembangunan, pemeliharaan dan pengendalian

bangunan gedung.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala bangunan

gedung mempunyai fungsi :

a) Penelaahan data/informasi sebaga bahan penyusunan rencana

kerja;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional pembangunan dan

pemeliharaan bangunan gedung;


53

c) Monitoring, pengawasan, dan penaksiran terhadap

pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan bangunan

gedung negara dan rumah negara;

d) Pembangunan bangunan gedung negara dan rumah negara

baru, pengembangan dan/atau rehab berat yang tidak diatur

khusus oleh peraturan perundang-undangan;

e) Verifikasi perencanaan dan perancangan teknis bangunan

gedung yang di laksanakan oleh pihak lain;

f) Pengelolaan dan inventarisasi data bangunan gedung;

g) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi

bangunan gedung.

B. URAIAN TUGAS:

a) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelahaan

data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelahaan

data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum dan

teknis operasional pembangunan dan pemeliharaan bangunan

gedung Negara dan rumah Negara;

c) Melakukan monitoring, pengawasan dan penaksiran terhadap

pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan bangunan

gedung Negara dan rumah Negara;


54

d) Melaksanakan pembangunan bangunan gedung negara rumah

negara baru, pengembangan dan/atau rehab berat yang tidak

diatur khusus oleh peraturan perundangan-undangan;

e) Memverifikasi perencanaan dan perancangan teknis Bangunan

Gedung yang dilaksanakan oleh pihak lain;

f) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan

denganbangunan gedung, serta menyajikan alternatif

pemecahannya;

g) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

h) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

i) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

j) Melakukan tugas lain-lain yang diberikan oleh Atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB:

a) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional perencanaan teknis

Bangunan Gedung;
55

c) Ersedianya data/informasi sebagai bahan peumusan kebijakan

umum dan teknis operasional pembangunan, pemeliharaan

dan pengendalian bangunan gedung;

d) Terlaksananya monitoring, pengawasan dan penaksiran

terhadap pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan

bangunan gedung Negara dan rumah Negara;

e) Tercukupnya bangun gedung negara dan rumah negara baru,

pengenbanagn dan/atau rehab berat yang diatur khusus oleh

peraturan perundang-undangan;

f) Terlaksananya pengujian perencanaan dan perancangan teknis

Gedung Bangunan yang dilaksanakan oleh pihak lain;

g) Terlaksananya inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan bangun gedung, serta menyajikan alternatif

pemecahannya;

h) Terdistribusikannya tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugasnya berjalansesuai dengan proporsi masing-masing;

i) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas seksi Bangunan Gedung;

j) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam pelaksanaan tugas.


56

8. KEPALA SEKSI PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala seksi penataan bangunan dan lingkungan mempunyai

tugas pokok membantu kepala bidang bangunan gedung dalam

merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan

atau melestarikan bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu

sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian

bangunan gedung dan lingkungan secara optimal.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala seksi penataan

bangunan dan lingkungan mempunyai fungsi :

a) Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana

kerja;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional penataan bangunan

dan lingkungan;

c) Perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, perbaikan,

pengembangan atau pelestarian bangunan dan

lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip

pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan

lingkungan secara optimal;

d) Pelaksanaan monitoring dan pengawasan terhadap

pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan;


57

e) Pelaksanaan penyuluhan penataan bangunan dan lingkungan;

f) Pelaksanaan pembinaan teknis kepada masyarakat atau pihak

lain dalam pembangunan dan pemelharaan bangunan gedung;

g) Pengelolaan dan inventarisasi data penataan bangunan dan

lingkungan;

h) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi

penataan bangunan dan lingkungan.

B. URAIAN TUGAS:

a) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan

data/onformasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan

data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum dan

teknis operasional penataan bangunan dan lingkungan;

c) Melakukan perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,

perbaikan, pengembangan atau pelestarian bangunan dan

lingkungan /kawasan tertentu sesuai sesuai dengan prinsip

pemanfaatan ruang dan melakukan pengendalian bangunan

dan lingkungan secara optimal;

d) Melakukan monitoring dan pengawasan terhadap pelaksanaan

penataan bangunan dan lingkungan;

e) Melakukan penyuluhan penataan bangunan dan lingkungan;

f) Melakukan pembinaan teknis kepada masyarakat atau pihak

lain dalam pembangunan dan pemeliharaan bangunan gedung;


58

g) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

penataan bangunan dan lingkungan , serta menyajikan

alternatif pemecahanya;

h) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

i) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

j) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

k) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai

peraturan perundang undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB

a) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional penataan bangunan

dan lingkungan;

c) Terlaksananya perencanaan teknis dan pelaksanaan

konstruksi,serta kegiatan pemanfaatn, pelestarian dan

pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan.

d) Terlaksananya monitoring dan pengawasan terhadap

pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan;

e) Terlaksananya penyuluhan penataan bangunan dan lingkunga;


59

f) Terlaksananya pembinaan teknis kepada masyarakat atau

pihak lain dalam pembangunan dan pemeliharaan bangunan

gedung;

g) Terlaksananya inventarisasi permasalahan yang berhubungan

dengan penataan bangunan dan lingkungan, serta menyajikan

alternative pemecahanya;

h) Terdistribusikanya tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing masing;

i) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas seksi penataan bangunan dan lingkungan;

j) Terwujudnya keteraturan, kelancaraan dan ketepatan waktu

dalam pelaksaan tugas.

9. KEPALA BIDANG TATA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :

Kepala Bidang Tata Perumahan dan Pemukiman

mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam

melaksanakan pengelolaan Tata Perumahan dan Permukiman.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang Tata

Perumahan dan Permukiman mempunyai fungsi;

a) Penyusunan rencana kerja bidang tata perumahan dan

permukiman;

b) Perumusan kebijakan teknis operasional bidang tata

perumahan dan permukiman;


60

c) Penyusunan pedoman pengaturan standarisasi bidang tata

perumahan dan permukiman;

d) Pembinaan, pengembangan, pelaksanaan ,penataan tata

perumahan dan permukiman;

e) Pengordinasian, sinkronisasi kegiatan bidang tata perumahan

dan permukiman;

f) Pelaksanaan program dan kegiatan bidang tata perumahan

dan permukiman;

g) Pelaksanaan evaluasi, supervis kegiatan bidang tata

perumahan dan permukiman;

h) Menyelenggarakan pembinaan, pengelolaan, penataan tata

perumahan dan permukiman;

i) Melaksanakan pengendalian teknis program pengelolaan,

penataan tata perumahan dan permukiman;

j) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan,

pengendalian teknis program tata perumahan dan

permukiman;

k) Melaksanakan pemetaan tata perumahan dan permukiman;

l) Menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.

B. URAIAN TUGAS :

a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja;

b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis di

bidang tata perumahan dan permukiman;


61

c) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan

teknis bidang tata perumahan dan permukiman;

d) Melaksanakan pelayanan bidang tata perumahan dan

permukiman;

e) Melaksanakan pengendalian Bidang tata perumahan dan

permukiman;

f) Melaksanakan pembangunan, pemeliharaan, penataan

bangunan bidang tata perumahan dan permukiman;

g) Melaksanakan bimbingan dan pengendalian teknis bidang

tata perumahan dan permukiman;

h) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-

undangan bidang perumahan dan permukiman;

i) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang

perumahan dan kawasan permukiman;

j) Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan

perumahan bagi masyarakat;

k) Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan

dan permukiman rumah;

l) Melakukan dan mendorong penelitian dan pengembangan

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;

m)Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi

pelaksanakan kebijakan daerah penyediaan rumah dan


62

pengembangan lingkungan hunian dan kawasan

permukiman;

n) Melaksanakan koordinasi di bidang tata perumahan dan

permukiman;

o) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

tata perumahan dan permukiman;

p) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan urusan

bidang tata perumahan dan permukiman;

q) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

r) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawaan;;

s) Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

t) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB :

a) Tersedianya bahan penyusunan rencana kerja;

b) Tersedianya bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

pengelolaan tata perumahan dan permukiman;


63

c) Tersedianya bahan penyusunan perencanaan teknis bidang

tata perumahan dan permukiman;

d) Terkelolanya Tata perumahan dan permukiman;

e) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang tata perumahan dan permukiman;

f) Terwujudnyaa keteraturan kelancaran dan ketepatan waktu

dalam menjalankan tugas.

10. KEPALA SEKSI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :

Kepala seksi Perumahan dan Permukiman mempunyai

tugas melakukan pembinaan, koordinasi, monitoring dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang Perumahan dan

Permukiman.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi

Pemerintahan dan Permukiman mempunyai fungsi :

a) Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya;

b) Penelahaan data sebagai bahan perumusan, kenijakan

teknis perumahan permukiman, jalan lingkungan, dan

drainase lingkungan;

c) Melaksanakan pengumpulan, pemutakhiran dan

penyimpanan data, dengan evaluasi kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangka swadaya penyusunan rencana

kerja pembangunan rumah formal dan rumah swadaya;


64

d) Menyiapkan bahan penetapan dan pengendalian peraturan

daerah, kebijakan dan strategi pembangunan wilayah

kabupaten;

e) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian

pembangunan kawasan di wilayah kabupaten.

B. URAIAN TUGAS

a) Melaksanakan konsultasi/koordinasi dengan instansi terkait

dalam rangka pembangunan perumahan formal dan swadaya;

b) Menyiapkan bahan penetapan harga sewa perumahan,

meneliti dan menyiapkan bahan rekomendasi izin

penghunian perumahan, usaha pembangunan perumahan,

rekomendasi izin layak huni, rekomendasi izin penggunaan

bangunan serta rekomendasi izin usaha pengelolaan

perumahan, rumah sewa dan rumah kost;

c) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan

kawasan permukiman pada tingkat kabupaten;

d) Menyusun, menghimpun dan memelihara dokomen yang

berhubungan dengan SIP/IMB, surat izin usaha

pembangunan perumahan, surat izin layak huni, surat izin

penggunaan bangunan dan surat izin usaha perumahan,

rumah sewa dan rumah kost (pondokan);

e) Melaksanakan penyulahan dan pelayanan kepada masyarakat

umum tentang tata tertib penghunian, tertib pembangunan


65

dan pemanfaatan bangunan perumahan, inventarisasi

terhadap rumah-rumah dinas atau rumah penguasaan

pemerintah daerah, pengembangan perumahan dan

pengusaha pengelola perumahan rumah sewa dan rumah kost

(pondokan) dan pengurusan;

f) Melaksanaan pembinaan terhadap pengusaha atau

pengembangan perumahan,pengelola atau pengusaha rumah

sewa dan rumah kost (pondokan);

g) Melaksanakan penelitian atau penelaahan atas masalah

gugatan perumahan serta penyiapan kawasan siap bangun

dan pengkajian atas kebutuhan perumahan formal dan

swadaya;

h) Melaksanakan pendaftaran dan pemberian informasi/data

tentang ketersediaan dan kebutuhan perumahan bagi

masyarakat;

i) Melaksanakan pengawasan untuk mencegah timbulnya

sengketa di bidang perumahan formal dan swadaya;

j) Melaksanakan penertiban perumahan dalam rangka

penyelesaian permasalahan penghunian perumahan dan

pengendalian kegiatan pembangunan perumahan;

k) Memberikan sarana dan pertimbangan terhadap pencabutan

atau penagihan/pembebasan, perumahan yang ber SIP/IMB


66

pemindahan terhadap penyelenggaranaan izin usaha

pengelolaan perumahan;

l) Melaksanakan pelayanan air minum di perkotaan dan

perdesaan;

m)Melaksanakan pelayanan pembangunan sistem drainase;

n) Melaksanakan penataan bangunan dan lingkungan yang

berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal;

o) Melaksanakan pemeliharaan dan pengawasan

terhadapsarana dan prasarana ( fasum dan fasus ) yang berada

dibawah kewenangan pemerintah kabupaten;

p) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian

penyelenggaraan kasiba/lisiba;

q) Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan bangunan

kasiba/lisiba di kabupaten;

r) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian bidang

perumahan dan permukiman sesuai NSPK ( Norma Standar

Prosedur dana Kriteria );

s) Melaksanakan evaluasi program permukiman dan

perumahan di kabupaten;

t) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

urusan perumahan dan permukiman, serta menyajikan

alternative pemecahannya;
67

u) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

v) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

w) Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

x) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB

a) Tersedianya bahan penyusunan rencana kerja;

b) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional urusan perumahan

dan permukiman;

c) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

perencanaan teknis bidang tata perumahan dan permukiman;

d) Terlaksananya pengendalian teknis perumahan dan

permukiman;

e) Terkelolanya tata perumahan dan permukiman;

f) Terlaksanya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang tata perumahan dan permukiman;

g) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketetapan waktu

dalam menjalankan tugas.


68

11. KEPALA SEKSI PENCEGAHAN DANPENANGANAN

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :

Kepala Seksi Pencegahan dan Penanganan, Perumahan

dan Permukiman Kumuh mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bidang Tata Perumahan dan Permukiman

dalam melakukan pembinaan, koordinasi, monitoring dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang pencegahan dan

penanganan Perumahan dan Permukiman kumuh.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi

Pencegahan dan Penanganan Perumahan dan Permukiman

kumuh mempunysi fungsi :

a) Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusaan

kebijakan umum dan teknis operasional pencegahan dan

penanganan perumahan permukiman kumuh;

c) Pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan bidang pencegahan dan penanganan

perumahan dan permukiman kumuh;

d) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

pencegahan dan penanganan perumahan dan permukiman

kumuh.
69

B. URAIAN TUGAS

a) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan

data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan

data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

pencegahan dan penanganan perumahan dan permukiman

kumuh;

c) Melakukan penataan pertumbuhan lingkungan hunian dan

kawasan permukiman kumuh sesuai ddengan tata ruang;

d) Melakukan pencegahan dan penanganan perumahan dan

permukiman kumuh;

e) Melakukan identifikasi lokasi perumahan permukiman

kumuh;

f) Mengidentifikasi lokasi untuk pembangunan perumahan dan

permukiman bagi MBR;

g) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

urusan pencegahan dan penanganan perumahan dan

permukiman kumuh, serta menyajikan alternative

pemecahannya;

h) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing – masing;

i) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi loyalitas bawahan;


70

j) Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang- undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB

a) Tersedianya bahan penyusunan rencana kerja;

b) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknisoperasional pencegahan dan

penanganan perumahan dan permukiman kumuh;

c) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

perencanaan teknis pencegahan dan penanganan perumahan

dan permukiman kumuh;

d) Terlaksananya pengendalian teknis pencegahan dan

penanganan perumahan dan permukiman kumuh;

e) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas pencegahan dan penanganan perumahan

dan permukiman kumuh;

f) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam menjalankan tugas.

12. KEPALA SEKSI PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS

UMUM

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :


71

Kepala Seksi Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum

mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Tata

Perumahan dan Permukiman dalam melakukan pembinaan,

koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

bidang Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum. Untuk

melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Prasarana, Sarana

dan Utilitas Umum mempunyai fungsi :

a) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan prasarana, sarana dan utilitas umum

pada perumahan dan pemukiman;

c) Pelaksanaan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas

umum pada perumahan dan pemukiman;

d) Perencanaan penyediaan lahan untuk kelengkapan prasarana,

sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman;

e) Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana umum

perumahan dan permukiman yang meliputi bangunan trotoar,

drainase, furniture, tugu batas, papan reklame, dan taman;

f) Pelaksanaan peluasan jaringan listrik pedesaan dan

pengelolaan penerangan jalan desa.

B. URAIAN TUGAS :

a) Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penelaahan

data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;


72

b) Melakukan penelaahan data sebagai bahan penyusunan

kebijakan teknis pemeliharaan, penataan sarana dan

prasarana, dan pemakaman umum lingkungan hunian

permukiman kota;

c) Melakukan pembangunan, pemeliharaan, penataan sarana,

dan prasarana umum perumahan dan permukiman;

d) Melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan

terhadap tempat pemakaman umum yang dikuasai

Pemerintah Daerah;

e) Melakukan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas

umum, pemeliharaan dan penataan jalur hijau, taman kota

dan hutan kota, serta bertanggung jawab atas pengelolaan

alat – alat pemeliharaan permukiman;

f) Melakukan pengelolaan perkotaan, antara lain meliputi

bangunan trotoar kota, drainase kota, furniture kota, tugu

batas, papan reklame, dan papan nama;

g) Melakukan perluasan jaringan listrik dan pengelolaan

penerangan jalan desa;

h) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

prasarana, sarana dan utilitas umum pada perumahan dan

permukiman, serta menyajikan alternatif pemecahannya;

i) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing – masing;


73

j) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

k) Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB :

a) Terlaksananya pengelolaan perkotaan yang meliputi

bangunan trotoar kota, drainase kota, furniture kota, tugu

batas, papan reklame, papan nama;

b) Terlaksananya peluasan jaringan listrik pedesaan dan

pengelolaan penerangan jalan desa;

c) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

d) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional pengelolaan

pertamanan;

e) Terlaksananya pengelolaan prasarana dan utilitas umum

perumahan dan permukiman;

f) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

g) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam pelaksanaan tugas.


74

13. KEPALA BIDANG PERTANAHAN DAN TATA

RUANG

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :

Kepala Bidang Pertanahan dan Tata Ruang mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan

pengaturan, pembinaan, pengawasan, pelaksanaan serta

pengendalian pemanfaatan tanah dan ruang.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang

Pertanahan dan Tata Ruang mempunyai fungsi :

a) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional urusan pertanahan dan tata ruang;

c) Penyusunan perencanaan teknis bidang pertanahan dan tata

ruang;

d) Pelaksanaan penyuluhan bidang pertanahan dan tata ruang;

e) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

bidan pertanahan dan tata ruang.

B. URAIAN TUGAS

a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja;

b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional urusan pertanahan dan tata ruang;


75

c) Melaksanaan penyusunan perencanaan teknis bidang

pertanahan dan tata ruang;

d) Melaksanaan pembinaan teknis bidang pertanahan dan tata

ruang;

e) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

urusan pertanahan dan tata ruang, serta menyajikan alternatif

pemecahannya;

f) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesui dengan proporsi masing-masing;

g) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

h) Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

C. TANGGUNG JAWAB :

a) Tersedianya bahan penyusunan rencana kerja;

b) Tersedianya bahan perumusan kebijakan umum dan teknis

operasional urusan pertanahan dan tata ruang;

c) Tersusunnya perencanaan teknis bidang pertanahan dan tata

ruang;

d) Terlaksananya penyuluhan bidang pertanahan dan tata ruang;

e) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang pertanahan dan tata ruang;


76

f) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketetapan waktu

dalam pelaksanaan tugas

.14. KEPALA SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :

Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Bidang Pertanhan dan Tata Ruang

dalam melakukan perencanaan teknis, pengaturan dan

pembinaan terkait perencanaan tata ruang.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi

Perencanaan Tata Ruang mempunyai fungsi :

a) Penelaahan data atau informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Penelaahan data atau informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional perencanaan tata

ruang;

c) Pelaksanaan pelayanan bidang tata ruang sesuai Standar

Pelayanan Minimal (SPM);

d) Pengelolaan dan inventarisai data bidang tata ruang;

e) Pelaksanaan pembinaan bodang tata ruang;

f) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

seksi Perencanaan Tata Ruang;

B. URAIAN TUGAS :
77

a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan

petunjuk teknis di bidang Perencanaan Tata Ruang;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan data

atau informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

c) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelahaan data

atau informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

dan teknis operasional perencanaan tata ruang;

d) Melakukan perencanaan bidang tata ruang;

e) Melakukan pelayanan bidang tata ruang sesuai Standar

Pelayanan Minimal (SPM);

f) Melakukan pengelolaan dan inventarisasi data bidang tata

ruang;

g) Melakukan pembinaan bidang tata ruang;

h) Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan

lembaga dan instansi lain di bidang perencanaan tata ruang;

i) Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian

pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang

perencanaan tata ruang;

j) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

perencanaan tata ruang, serta menyajikan alternative

pemecahannya;

k) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;


78

l) Memberikan motivasi penilaian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

m)Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

n) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB:

a) Tersedianya data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Tersedianya data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional perencanaan tata

ruang;

c) Tersusunnya perencanaan di bidang tata ruang;

d) Terlaksananya pengelolaan dan inventarisasi data bidang tata

ruang;

e) Terlaksananya pembinaan/penyuluhan bidang tata ruang;

f) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas seksi perencanaan tata ruang;

g) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

15. KEPALA SEKSI PERTANAHAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:


79

Kepala Seksi Pertanahan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bidang Pertanahan dan Tata Ruanag dalam

melakukan perencanaan penggunaan tanah, fasilitas dan

pengadaan tanah, serta menyelesaikan sengketa tanah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi

Pertanahan mempunyai fungsi:

a) Penyusunan sistem basis data dan penelaahan data atau

informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b) Penelaahan data atau informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis urusan pertanahan;

c) Pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah daerah;

d) Pelaksanaan dan fasilitas pengadaan tanah untuk

kepentingan umum;

e) Pelaksanaan penyelesaian sengketa tanah daerah;

f) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

seksi pertanahan.

B. TANGGUNG JAWAB:

a) Melakukan penyusunan sistem basis data, pengumpulan,

pengelolahan dan penelaahan data atau informasi sebagai

bahan penyusunan rencana kerja;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan data

atau informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

dan teknis urusan pertanahan;


80

c) Menyiapkan data atau informasi sebagai bahan koordinasi

dengan instansi atau lembaga terkait yang menyangkut

urusan pertanahan;

d) Melakukan penyiapan data atau informasi sebagai bahan

penyusunan rencana penatagunaan tanah, bimbingan

penggunaan tanah kepada masyarakat, dan pengendalian

perubahan penggunaan tanah;

e) Melakukan pengkajian aspek penatagunaan tanah sebagai

bahan pertimbangan dalam menganbil keputusan;

f) Memberikan pelayanan informasi dan penjelasan mengenai

peta-peta penatagunaan tanah dan data pokok untuk

perencanaan pembangunan sesuai rencana tata ruang

wilayah;

g) Melakukan penyiapan data atau informasi sebagai bahan

pertimbangan pemberian rekomendasi izin membuka tanah

dan lokasi tanah;

h) Melakukan penyusunan, pengolahan dan menyajikan data

pengadaan tanah instansi pemerintah;

i) Melakukan dan memfasilitasi pengadaan tanah untuk

kepentingan umum;

j) Melakukan penyelesaian ganti rugi tanah;

k) Melakukan pengumpulan dan pengolahan data masalah-

masalah pertanahan, serta melakukan penelitian terhadap


81

obyek yang telah menjadi sengketa, baik fisik maupun

administratif;

l) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

m)Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB

a) Tersedianya sistem basis data atau informasi sebagai bahan

penyusunan rencana kerja;

b) Tersedianya data atau informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis urusan pertanahan;

c) Terlaksananya perencanaan penggunaan tanah daerah;

d) Terlaksananya pengadaan tanah untuk kepentingan umum

dan pemerintah daerah;

e) Terlaksananya penyelesaian sengketa tanah daerah;

f) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas seksi pertanahan;

g) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketetapan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

16. KEPALA SEKSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Bidang Pertanahan dan Tata


82

Ruang dalam melakukan fasilitas pelaksanaan pembinaan teknis

dan pelayanan umum terkait Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi

Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai fungsi :

a) Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan

rencana kerja;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional pengendalian

pemanfaatan ruang;

c) Pengelolaan dan inventarisasi data pengendalian

pemanfaatan ruang;

d) Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang;

e) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

seksi pengendalian pemanfaatan ruang;

B. URAIAN TUGAS:

a) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan

petunjuk teknis di bidang pengendalian pemanfaatan

ruangan;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan data

atau informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

c) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan data

atau informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

dan teknis operasional pengendalian pemanfaatan ruangan;


83

d) Melakukan pengelolaan dan inventarisasi data bidang tata

ruang;

e) Melakukan pengendalian pemanfaatan ruang;

f) Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama ddengan

lembaga dan instansi lain di bidang pengendalian

pemanfaatan ruang;

g) Memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan agar

pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-

masing;

h) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

i) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB

a) Tersedianya data atau informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional pengandalian

pemanfaatan ruang;

b) Terlaksananya pengelolaan dan inventarisasi data

pengendalian pemanfaatan ruang;

c) Terjadinya data atau informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan umum dan teknis operasional pengendalian

pemanfaatan ruang;
84

d) Terlaksananya pembinaan atau penyuluhan terkait

pengendalian pemanfaatan ruang;

e) Terlaksananya pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas seksi pengendalian pemanfaatan ruangan;

f) Terwujudnya keteraturan, kelancaran dan ketepatan waktu

dalam pelaksanaan tugas.

17. KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERKIMTARU

(UPTD PERKIMTARU) WILAYAH

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI:

Kepala UPTD permukiman, perumahan rakyat dan

pertanahan wilayah mempunyai tugas pokok membantu kepala

dinas dalam melakukan pembinaan, pengawasan,

monitoring,evaluasi,dan pengendalian teknis urusan

permukiman, perumahan rakyat dan pertanahan diwiayah

kerjanya.

1. Wilayah I membawahi wilayah : kecamatan

kramat,kecamatan suradadi, kecamatan warureja;

2. Wlayah II membawahi wilayah : kecamatan tarub,

kecamatan talang,kecamatan adiwerna,kecamatan dukuhturi;

3. Wlayah III membawahi wilayah : kecamatan pangkah,

kecamatan jatinegara,kecamatan kedungbanteng;

4. Wlayah IV membawahi wilayah : kecamatan slawi,

kecamatan lebaksiu, kecamatan dukuwaruh;


85

5. Wlayah V membawahi wilayah :kecamatan

pagerbarang,kecamatan balapulang,kecamatan margasari;

6. Wlayah VI membawahi wilayah : kecamatan bojong,

kecamatan bumijawa;

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala UPTD

permukiman, perumahan rakyat dan pertanahan wlayah

mempunyai fungsi;

a) Penyusunan rencana kerja UPTD permukiman, perumahan

rakyat dan pertanahan wilayah;

b) Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan tekns operasional urusan permukiman, perumahan

rakyat dan pertanahan di wilayah kerja UPTD permukiman,

perumahan rakyat dan pertanahan wilayah;

c) Pelaksanaan pembinaan teknis urusan permukiman,

perumahan dan pertanahan wilayah di wilayah kerjanya;

d) Pelaksanaan pengawasan, montorng dan evaluasi serta

pengendalian teknis permukiman, perumahan rakyat dan

pertaanahan wilayah dan wilayah kerjanya;

e) Pembinaan dan penfelolahan ketatausahaan UPTD

pemukiman, perumahan rakyat dan pertanahan wilayah;

f) Pengendalian, evaluasi dan pelapor pelaksana tugas UPTD

permukiman, perumahan rakyat dan pertanahan wilayah;


86

B. URAIAN TUGAS

a) Melakukan penyusunan rencana kerja UPTD Perumahan

Rakyat Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan

Wilayah;

b) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penelaahan data

atau informasi sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

operasional urusan Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan di wilayah kerja

UPTD Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Tata

Ruang dan PertanahanWilayah;

c) Melakukan pelayanan urusan Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahandi wilayah

kerjanya;

d) Melakukan penerimaan dan penelitian persyaratan perizinan

urusan Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Tata

Ruang dan Pertanahan;

e) Melakukan dan membantu perencanaan kegiatan di bidang

Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan

PertanahanWilayah;

f) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam

pelaksanaan tugas-tugas di bidang Perumahan Rakyat,

Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan di

wilayah kerjanya;
87

g) Melakukan pengawasan dan monitoring para petugas

lapangan di wilayah kerjanya;

h) Melakukan pemberian petunjuk teknis kepada unit kerja dan

pihak lain di wilayah kerjanya;

i) Melakukan pembinaan pengelolaan ketatausahaan UPTD

Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan

PertanahanWilayah;

j) Mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan

tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

k) Memberikan motivasi dan penelitian kepada bawahan guna

meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas bawahan;

l) Melakukan pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas;

m)Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. TANGGUNG JAWAB

a) Tersusunnya rencana kerja UPTD Perumahan Rakyat,

Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan;

b) Tersedianya data atau informasi sebagai bahan perumusan

kebijakan teknis operasional urusan Perumahan Rakyat,

Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan di

wilayah kerja UPTD Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan;


88

c) Terlaksananya pembinaan teknis urusan Perumahan Rakyat,

Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan di

wilayah kerjanya;

d) Terlaksananya pengawasan, monitoring dan evaluasi serta

pengendalian teknis Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan di wilayah

kerjanya.

18. KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA UPTD

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI :

Kepala sub bagian tata usaha UPTD mempunyai tugas

pokok membantu kepala UPTD dalam melakukan penyiapan

bahan penyusunan rencana kerja,dan ketatausahan UPTD.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala sub bagian

tata usaha UPTD mempunyai:

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja UPTD;

b) pelaksanaan koordinasi pengelolaan ketatausahaan UPTD

c) pelaksanaan kegiatan ketatausahaan UPTD;

d) pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

sub bagian tata usaha UPTD;


89

19. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan wewenang, tugas

pokok dan fungsi Dinas sesuai uraian tugas berdasarkan Pedoman

Angka Kredit Jabatan.Dalam menjalankan tugasnya kelompok

jabatan fungsional mendasarkan pada prinsip kompetensi,

keahlian/keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

4.1.5 Kondisi Dinas PERKIMTARU kabupaten Tegal Saat Ini

Pembangunan bidang sosial senantiasa berhadapan dengan

berbagai kendala dan tantangan yang semakin luas dan kompleks.

Sangat disadari sejalan dengan perkembangan kondisi sosial saat ini

maka semakin berpengaruh terhadap kondisi masyarakat sekitar,

adapun permasalahan yang dihadapi di antaranya:

1. Banyaknya rumah tangga miskin yang belum memiliki rumah layak

huni.

2. Belum tertatanya tempat-tempat peribadatan umat serta pelayanan

publik yang memadai.

3. Belum tertatanya pasar tradisional yang representatif yang bisa

bersaing dengan pasar modern.

4. Banyaknya bermunculan bangunan-bangunan baru yang belum

memenuhi syarat dan belum memadai penataan lingkungan

5. Tingginya minat swasta untuk membangun permukiman dan

perumahan.
90

6. Belum terpenuhinya formasi jabatan yang sesuai dengan

pendidikannya untuk meningkatkan kinerja dinas.

Berdasarkan data dari Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

jumlah pegawai pada Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

sebanyak 114 orang dengan rincian jenjang pendidikan terakhir pada

table 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Data Pendidikan Terakhir Pegawai Dinas Dinas

PERKIMTARU Kabupaten Tegal

Pendidikan Terakhir

SMA/ Jumlah
SD SMP D3 S1/DIV S2
Sederajat

4 4 70 2 23 11 114

Sumber : Data primer diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 4.1 dijelaskan bahwa pegawai yang

pendidikan terakhir SD ada 4 orang, pegawai yang pendidikan terakhir

SMP ada 4 orang, pegawai yang pendidikan terakhir SMA/sederajat ada

70 orang, pegawai yang pendidikan terakhir D3 ada 2 orang, pegawai

yang pendidikan terakhir S1/DIV ada 23 orang, sedangkan pegawai

yang pendidikan terakhir S2 ada 11 orang.

Berdasarkan Pangkat/Golongan, PNS di lingkungan Dinas

Perkimtaru Kab. Tegal dikelompokan dalam 4 golongan. Untuk melihat

data pangkat/golongan pegawai dinas PERKIMTARU Kabupaten

Tegal bisa dilihat pada table 4.1 dibawah ini:


91

Tabel 4.2 Data Pangkat/Golongan Pegawai Dinas Dinas

PERKIMTARU Kabupaten Tegal

Golongan
Jumlah

I II III IV

8 56 45 5 114

Dan dibantu Pekerja Harian Lepas (PHL) sebanyak 123 orang

terdiri dari pekerja taman, pekerja listrik.

Sementara untuk mendukung tupoksi tersebut Dinas Perkimtaru

Kabupaten Tegal memiliki sarana dan prasarana.

Untuk melihat data sarana dan prasarana bisa dilihat pada tabel

4.2 dibawah ini:

4.2 Kebijakan dan Program Dinas PERKIMTARU Kabupaten Tegal

Strategi pembangunan daerah disusun secara cermat dan teliti agar

dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi merupakan

tindakan nyata yang akan dilakukan di masa mendatang yang terdiri dari

kebijakan dan program operasional. Strategi dijabarkan ke dalam kebijakan-

kebijakan dan program-program, kebijakan dan program diklasifikasikan

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

Adapun rincian kebijakan dan program yang akan dilaksanakan

Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal pada tabel 4.3 sebagai berikut:


92

Tabel 4.3 Kebijakan dan Program Dinas PERKIMTARU

Kabupaten Tegal

SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM

a. Meningkatnya - Indeks Gini a. Program lingkungan

pembangunan - Peningkatan jumlah layak sehat perumahan

infrastruktur pusat- huni b. Program

pusat pertumbuhan - Peningkatan jumlah pemberdayaan

di wilayah rumah tangga yang komunitas

tertinggal mendapatkan akses air perumahan

(kecamatan bersih c. Program

perbatasan, pesisir, - Peningkatan jumlah Pembangunan

dan wilayah rumah tangga yang saluaran

dengan konsentrasi mendapatkan akses air drainase/gorong2

penduduk bersih perpipaan d. Program pembinaan

- Peningkatan jumlah luas & pengembn bid

penataan kawasan kumuh kelistrikan

- Peningkatan jumlah titik e. Program pengembn

PJU berfungsi dengan kinerja pengelolaan

baik air minum & air

- Peningkatan tanah-tanah limbah

pemda yg bersertifikat f. Program

pembangunan
93

- Peningkatan jumlah tata infrastruktur

ruang sesuai dengan perdesaan

ketentuan g. Program pembang

- sistem pendaftaran

tanah

h. Program penataan,

penguasaaan,

pemilikann,

penggunaaan &

pemanfaatan tanah

b. Menguatnya - Penngkatkan jumlah Nihil-

penegakan hukum pemanfaatan tata ruang

sesuai dengan yang sesuai dengn

aturan tata ruang ketentuan

yang berlaku

c. Terarahnya - Peningkiatan jumlah a. Program

pengembangan bangunan aset negara peningkatan sarana

wilayah yang berkualitas dan prasaarana

- Peningkatanjumlah program

pengesahan b. Program pemb

teknis/verifikasi gambar prasarana &

teknis bangunan negara


94

- Peningkatan jumlah fasilitasi

regulasi tata bangunan perhubungan

dan lingkungan c. Program pendidikan

- Peningkatan jumlah anak usia dini

pembinaan d. Program

- Peningkatan jumlah pengembangan

money destilasi pariwisata

e. Program Pendidikan

non formal

f. Program Peningk

efisien perdagangan

dlm negeri

g. Program peningk

produksi hasil

peternakan

d. Terwujudnya - Tersedianya RTH a. Program Pengelolan

ruang hidup yang Ruang Terbuka

manusiawi. Hijau (RTH)

f. Meningkatnya -- Peningkatan tugas-tugas a. Program Pelayanan

kualitas kesekretariatan Administrasi

Perkantoran
95

sumber daya - Peningkatan kualitas b. Program

aparatur demi SDM aparatur melalui Peningkatan Sarana

tercapainya pelatihan dan bimbingan dan Prasarana

pelayanan teknis Aparatur

masyarakat yang - Mencukupi kebutuhan c. Program

efektif dan efisien rutin yang mendukung Peningkatan

lancarnya pekerjaan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

d. Program

peningkatan

pengembangan

sistem pelaporan

capaian kinerja dan

keuangan

e. Program

Peningkatan

Promosi dan

Kerjasama Investasi

f. Program

peningkatan dan

pengembangan

pengelolaan

keuangan daerah
96

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Varian Belanja

Analisis Varian Belanja digunakan untuk mengukur perbedaan

antara belanja yang dianggarkan dan realisasi belanja yang telah

dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Tegal khususnya Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal. Analisis Varian Belanja diukur dengan

melihat selisih antara pemanfaatan belanja secara realisasi dengan

belanja yang dianggarkan.Semakin kecil selisih antara anggaran dan

realisasi belanja maka Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal pada

umumnya telah memanfaatkan APBD khususnya Belanja Daerah

dengan baik.

Berdasarkan data yang berkaitan dengan Anggaran Belanja dan

Realisasinya tersebut di atas, maka dapat dihitung Varian Belanja

berikut ini :

Tabel 4.4
97

Varian Belanja Daerah Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal

Tahun 2017 – 2019

Tahun Anggaran
Belanja
Daerah 2017 2018

Anggaran 57.834.362.700 90.856.902.988


Belanja
Realisasi 45.129.139.061 62.974.090.455
Belanja
Varian Belanja Rp 12.705.223.639 Rp 27.882.812.533

Sumber :Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2017


– 2018 yang Diolah

Dari tabel 4.4 tersebut di atas dapat diketahui bahwa selama

tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 Varian Belanja menunjukkan

angka yang positif, dengan selisih / varian yang mendekati sama dari

tahun 2017 sampai 2018. Hal ini berarti bahwa Dinas Perkimtaru

Kabupaten Tegal telah memanfaatkan anggaran belanja dengan baik

dimana realisasi belanja yang telah dilakukan oleh Dinas Perkimtaru

Kabupaten Tegal lebih kecil dari anggaran yang telah direncanakan.

Dengan demikian dapat dikatakan dilihat dari Analisis Varian Belanja

Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal telah memanfaatkan APBD dengan

baik

4.3.2 Analisis Pertumbuhan Belanja


98

Analisis Pertumbuhan Belanja digunakan untuk mengetahui

pertambahan belanja yang dialokasikan Dinas Perkimtaru Kabupaten

Tegal dari tahun 2017 sampai 2018. Pertumbuhan belanja yang selalu

positif dari tahun ke tahun menunjukkan kinerja Dinas Perkimtaru

Kabupaten Tegal dalam mengalokasikan Belanja dalam APBD semakin

baik. Pertumbuhan belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal selama

tahun 2017 sampai dengan 2018 tertuang dalam tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Pertumbuhan Belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal

Tahun 2017-2019

Belanja Tahun Anggaran

Daerah 2017 2018

Realisasi 45.129.139.061 62.974.090.455

Belanja

Pertumbuhan 17.844.951.394

Keterangan Positif 39,54%

Sumber :Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2017

– 2018 yang Diolah

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut di atas menunjukkan bahwa

selama tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 Pertumbuhan Belanja

adalah positif, Secara umum Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal telah


99

mengupayakan pemanfaatan Belanja dalam APBD selalu mengalami

pertumbuhan yang positif.

4.3.3 Rasio Efisiensi Belanja

Rasio efisiensi belanja merupakan rasio yang menggambarkan

perbandingan antara realisasi pengeluaran / belanja daerah dengan

anggaran belanja daerah. Berkaitan dengan data – data tersebut

sebagaimana telah disajikan pada tabel tersebut diatas, maka rasio

efisiensi belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal tahun 2017-2018

adalah sebagaimana tersaji pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Rasio Efisiensi Belanja Dinas PERKIMTARU Kabupaten

Tegal

Tahun 2017-2018

Belanja Tahun

2017 2018

Realisasi 45.129.139.061 62.974.090.455

Anggaran 57.834.362.700 90.856.902.988

Rasio Efisiensi 78.03 69.31

Belanja (%)

Sumber: Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2017


– 2018 yang Diolah

Tabel 4.7
100

Standar pengukuran kriteria rasio efisiensi belanja


(Kepmendagri No.690.900.327 Thn 1994).
Kriteria Keterangan
Sangat Efisiensi Dibawah dari 60%
Efisiensi 60-80%
Cukup efisiensi 80%-90%
Kurang efisiensi 90%-100%
Tidak efisiensi 100%

Tabel 4.7 diatas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu

tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 Dinas Perkimtaru Kabupaten

Tegal telah melakukan efisiensi belanja dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari rasio efisiensi belanaja mulai tahun 2017 sampai tahun 2018

kurang dari 100 persen dimana semakin kecil rasio belanja maka

semakin efisien, begitu pula sebaliknya. APBD akan efisien jika

rasionya kurang dari 100 dan sebaliknya.

4.3.4 Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan merupakan perbandingan antara sisa

lebih perhitungan anggaran( SILPA ) dari tahun ketahun, semakin

besar SILPA menunjukkan indikator kurang tepatnya penyajian suatu

anggaran. SILPA Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal dari tahun 2018

sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8
101

Perbandingan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ( SILPA ) Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal 2017-2018(Dalam Rupiah)

Tahun SILPA Naik/Turun

2017 12.705.223.639

2018 27.882.812.533 Naik

Sumber : Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2017–

2018 yang Diolah

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut di atas menunjukkan bahwa

SILPA Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal ada kecenderungan terjadi

kenaikan secara jumlah ada kenaikan. Kecenderungan kenaikan SILPA

ini menjadi indikasi bahwa Dinas Sosial Kabupaten Tegal kurang

tepatnya dalam penyajian APBD

4.3.5 Analisis Keserasian Belanja

Analisis keserasian belanja digunakan untuk mengetahui

bagaimana Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal dalam mengalokasikan

Belanja Daerahanya. Keberpihakan Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal

kepada masyarakat dalam penyediaan infrastruktur, layanan publik dan

lain – lain yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan ekonomi

masyarakat dapat diketahui sejauh mana Dinas Perkimtaru Kabupaten

Tegal membelanjakan APBD yang diperuntukan ke arah itu. Keserasian

belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal dapat ditunjukkan dari

berapa besar prosentase yang digunakan untuk belanja operasi


102

dibandingkan dengan keseluruhan belanja yang dilakukan dan berapa

besar prosentase yang digunakan untuk belanja modal dibandingkan

dengan keseluruhan belanja yang dilakukan.

Rasio – rasio tersebut dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Rasio Belanja Operasi dan Belanja Modal Terhadap Total

Belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Tahun 2017 – 2018

Belanja Tahun

2017 2018

Realisasi
7.374.259.920 21.068.961.804
Belanja Operasi

Realisasi Total 45.129.139.061 62.974.090.455

Belanja

Rasio Belanja
Operasi dan
16,32% 33,40%
Total Belanja
(%)
Realisasi
37.807.247.616 42.000.819.530
Belanja Modal

Realisasi Total 45.129.139.061 62.974.090.455

Belanja
103

Rasio Belanja

Modal dan
66,59% 83,67%
Total

Belanja(%)

Sumber :Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2017 –


2019 yang diolah

Tabel 5.0
Standar pengukuran kriteria rasio efisiensi belanja
(Kepmendagri No.690.900.327 Thn 1994).
Kriteria Keterangan
Sangat Efisiensi Dibawah dari 60%
Efisiensi 60-80%
Cukup efisiensi 80%-90%
Kurang efisiensi 90%-100%
Tidak efisiensi 100%

Dari tabel 5.0 tersebut di atas dapat diketahui bahwa Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal dalam mengalokasikan belanjanya

memiliki kecenderungan prosentase yang belanja yang digunakan untuk

belanja operasi dimana selama tahun 2017 sampai 2018 dengan tahun

rata-rata belanja operasi hanya 24.86% dari keseluruhan belanja,

sedangkan untuk belanja modal Perkimtaru Kabupaten Tegal cukup

besar mengalokasikan belanja modal rata – rata selama tahun 2017

sampai dengan tahun 2018 adalah 75,13%.


104

Belanja operasi dengan alokasi sebesar rata – rata 24,86%

digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja

hibah. Dari komponen belanja operasi belanja pegawai menyerap APBD

yang besar.Tabel 5.1 berikut menggambarkan besarnya prosentase

belanja pegawai dari keseluruhan belanja yang dilakukan oleh

Perkimtaru Kabupaten Tegal.

Tabel 5.1

Prosentase Belanja Pegawai Dinas Perkimtaru Kabupaten

Tegal Tahun 2017-2018

Belanja Tahun

2017 2018

Realisasi
1.408.007.000 7.704.608.544
Belanja Pegawai

Realisasi Total 45.129.139.061 62.974.090.455

Belanja

Rasio Belanja

Pegawai dan
3,11% 12,23%
Total

Belanja(%)

Sumber :Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun

2017 – 2018 yang Diolah


105

Dari tabel 5.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa prosentase

belanja pegawai rata – rata mencapai 29,86 %. Jumlah ini jauh lebih

besar dari prosentase yang digunakan umtuk biaya modal yang hanya

rata – rata 19,94% dari total belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal.

Belanja modal tersebut digunakan untuk: belanja tanah, belanja

peralatan dan mesin, belanja bangunan dan gedung, belanja jalan, irigasi

dan jaringan, serta belanja aset tetap lainnya

Berdasarkan analisis keserasian belanja tersebut di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal dalam

rencana maupun realisasi belanja daerahnya lebih besar porsinya pada

belanja oparasi sedangkan untuk penopang pelayanan publik dan

penopang ekonomi, seperti infrastruktur, irigasi dan aset lainnya yang

termasuk belanja modal masih rendah.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Analisis Varian Belanja

Analisis varian Belanja digunakan untuk menghitung

perbedaan antara anggaran belanja dengan realisasi belanja. Pada

Perkimtaru Kabupaten Tegal, hasil analisis varian belanja mengalami

fluktuasi yaitu menunjukkan pada tahun 2017 sebesar Rp

12.705.223.639 dan pada tahun 2018 memperoleh hasil Rp

27.882.812.533. Laporan realisasi anggaran belanja ini menunjukkan

bahwa pengelolaan keuangan untuk pembelanjaan, diantaranya

digunakan untuk: realisasi program pelayanan administrasi


106

perkantoran, realisasi program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur, program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur,

program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan, dan program lainnya yang diselenggaran oleh Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal. Sehingga dapat memperoleh hasil

analisis varian belanja yang bias digunakan sebagai acuan untuk tahun

berikutnya.

4.4.2 Analisis Pertumbuhan Belanja

Analisis pertumbuhan belanja digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan belanja yang dialokasikan pemerintah kepada Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal. Hasil analisis pertumbuhan belanja

menunjukkan kenaikan yang dari tahun 2017 sampai 2018. Pada

realisasi belanja tahun 2017 sebesar Rp. 45.129.139.061 pada tahun

2018 sebesar Rp 62.974.090.455. Sehingga dalam prosentasenya

memperoleh hasil pertumbuhan belanja dari tahun 2017 ke 2018

sebesar negatif 22,60%.

4.4.3 Rasio Efisiensi Belanja

Rasio efisiensi belanja merupakan rasio untuk

menggambarkan perbandingan antara realisasi belanja daerah dengan

anggaran belanja. Pada Perkimtaru Kabupaten Tegal dari tahun ke

tahun mengalami penurunan. Hasil menunjukkan bahwa pada tahun

2017 diperoleh rasio efisiensi belanja sebesar 78,03% dengan kriteria

efisien, pada tahun 2018 memperoleh hasil sebesar 69,31% dengan


107

kategori efisien. Dari hasil diatas, dapat dikatakan bahwa dari tahun

2017 sampai 2018 mengalami perbaikan efisiensi belanja pada

Perkimtaru Kabupaten Tegal. Sehingga data ini bisa digunakan untuk

tahun berikutnya agar rasio efisien belanja bisa naik kategori disetiap

tahunnya.

4.4.4 Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan digunakan untuk mengetahui

perbandingan antara sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) dari

tahun 2017 sampai 2018, semakin besar SiLPA pada tahun anggaran,

maka semakin kurang tepat pula penyajian dan perhitungan dari suatu

anggaran. Pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal, SiLPA dari 2017

sampai 2018 mengalami fluktuasi yang cukup drastis. Hasil analisis

pembiayaan menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terdapat SiLPA

sebesar Rp 12.705.223.639 pada tahun 2018 sebesar Rp

27.882.812.533. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa SiLPA

yang terjadi dari tahun 2017 sampai 2018 dikarenakan kurangnya

ketelitian dalam menganggarkan keuangan. Akan tetapi, SiLPA yang

terjadi pada tahun 2017 sampai 2018 digunakan sebagai pembiayaan

pada tahun selanjutnya.


108

4.4.5 Analisis Keserasian Belanja

Analisis keserasian belanja digunakan untuk mengetahui

alokasi belanja daerah pada suatu instansi pemerintahan. Keserasian

belanja dapat dihitung dari berapa besar prosentase yang digunakan

untuk belanja operasi dibandingkan dengan keseluruhan belanja yang

dilakukan dan berapa besar prosentase yang digunakan untuk belanja

modal dibandingkan dengan keseluruhan belanja yang digunakan.

Pada Perkimtaru Kabupaten Tegal, hasil analisis keserasian belanja

operasi dan belanja modal mengalami penurunan yang sangat

signifikan pada setiap tahunnya meskipun masih berada dikategori

sangat efisien. Pada tahun 2017 diperoleh hasil sebesar 66,59%

dengan kategori efisien, pada tahun 2018 sebesar 83,67% dengan

kategori cukup efisien. Hal ini terjadi karena terjadi kenaikan yang

sangat signifikan pada realisasi belanja modal dan realisasi total

belanja pada setiap tahunnya. Sedangkan hasil analisis keserasian

belanja pegawai pada Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal

menunjukkan prosentase hasil yang berfluktuasi pada 2017 sampai

2018, yaitu pada 2017 diperoleh hasil sebesar 3,11% dengan kategori

sangat efisien, tahun 2018 sebesar 12,23% dengan kategori sangat

efisien. Keserasian belanja pegawai dihitung dengan cara realisasi

belanja pegawai dibagi realisasi total belanja. Dan keserasian belanja

pegawai ini digunakan untuk mengetahui kinerja belanja pegawai

terhadap realisasi total belanja.


109

Sehingga dapat diperhitungkan untuk seluruh anggaran

belanja pegawai dengan mempertimbangkan program yang akan

direalisasikan mengenai belanja pagawai tersebut.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat

ditarik kesimpulan yaitu:

1. Analisis varians belanja dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 varian

belanja menunjukkan angka yang positif, dengan selisih varian yang

mendekati sama dari 2017 sampai 2018.

2. Analisis pertumbuhan belanja dari tahun 2017 sampaidengan tahun 2018

pertumbuhan belanja adalah positif, meskipun kalau ditinjau dari prosentase

mengalami naik turun dan penurunan pertumbuhan cukup besar pada tahun

2017.

3. Analisis efisiensi belanja tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal telah melakukan efisiensi dengan baik.

4. Analisis pembiayaan kecuali analisis keserasian belanja menunjukkan hasil

yang cukup baik sehingga dari sisi analisis ini kinerja APBD Dinas

Perkimtaru Kabupaten Tegal menunjukkan hasil yang positif.

5. Analisis keserasian belanja Dinas Perkimtaru Kabupaten Tegal masih

memberikan porsi yang besar untuk belanja operasi dibandingkan dengan

porsi unruk belanja modal.

111
112

5.2 Saran

Mengacu dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

disampikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Varians belanja, pertumbuhan belanja, efisiensi belanja dan pembiayaan

yang sudah bagus agar terus ditingkatkan rasionya, dilain pihak Dinas

Sosial Kabupaten Tegal juga harus terus meningkatkan PAD nya dengan

mencari dan menggali sumber – sumber PAD yang potensial dan

mendorong masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadarannya untuk

membayar pajak, retribusi dan lain – lain. Perlu diperhatikan bahwa

dalam menggali PAD harus pula memperhatikan asas adil dan mafaatnya

bagi masyarakat.

2. Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya memperhitungkan segala aspek

dalam anggaran dengan memberikan gambaran mengenai hasil

analisisnya.
113

DAFTAR PUSTAKA

[1] Undang - Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah


[2] Undang - Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
[3] Ateng Syafrudin,2009 Perizinan untuk berbagai Kegiatan, Sinar Gafika, Jakarta
[4] Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan & Anggaran Daerah.
Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta
[5] Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2011. Akuntansi Sektor
Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
[6] Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
[7] Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
[8] Nazir, M. 1988. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia: Jakarta.
[9] Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: CV Alfabeta.
114

LAMPIRAN
115
116
117
118
119
120

Anda mungkin juga menyukai