Anda di halaman 1dari 43

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTARA PENGGUNAAN OBAT

HIPOGLIKEMIK ORAL DENGAN INSULIN + OHO PADA PASIEN DM TYPE 2


RAWAT JALAN DI POLI EKSEKUTIF RSUD BEKASI PERIODE DESEMBER
2015 – JUNI 2016

Program Studi Farmasi


Fakultas Farmasi
ISTN Jakarta
2016

BY: IMADE ARI SATYA WIBAWA

12334099
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan masalah & tujuan penelitian
Manfaat penelitian
LATAR BELAKANG

Hasil Akhir
Management Terapi
Terapi
Prevalensi
Di Indonesia
Resiko
Komplikas
i
Diabete
s
Melitus
INDONESIA IS ONE OF THE LARGEST DIABETES POPULATION
IN THE WORLD

Source: IDF Diabetes Atlas, 6th edn. Brussels, Belgium: International Diabetes Federation, 2013.
http://www.idf.org/diabetesatlas
RUMUSAN MASALAH & TUJUAN PENELITIAN

Pertanyaa •

Bagaimana pola terapi?
Adakah faktor resiko berdasarkan usia
dan jenis kelamin?

n •


Efektivitas terapi terbaik dalam
menurunkan HbA1c & GDPP?
Apakah pola terapi memberikan

Penelitian
keterkaitan terhadap perbaikan kontrol
glikemik?

Tujuan •Mengetahui faktor utama keberhasilan

Penelitia
terapi pada kasus Diabetes Melitus.
•Mengidentifikasi pola terapi mana yang
memberikan dampak terhadap perbaikan
kontrol.

n
RULE OF HALVES
MANFAAT PENELITIAN

•Mendapatkan
Masy edukasi yang
arakat baik tentang
pengobatan DM
II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi DM
Patogenesis & Patofisiologi DM
Diagnosis DM
Penatalaksanaan DM
Kerangka Teori
DEFINISI

What Is??

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik kadar gula darah yang tinggi, terjadi
karena kekurangan jumlah insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
KLASIFIKASI DM
Tipe 1 Terjadi karena destruksi sel beta, umumnya menjurus

ke defisiensi insulin absolut.

*Autoimun

*Idiopati

Tipe 2 Penyebab bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai

defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin

disertai resistensi insulin.

Tipe lain *Defek genetik fungsi sel beta

*Defek genetik kerja insulin

*Penyakit eksokrin pankreas

*Endokrinopati

*Karena obat atau zat kimia

*Infeksi

*Sebab imunologi yang jarang

DM Gestasional Diabetes yang berhubungan dengan kehamilan, umumnya

bersifat sementara.
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI DM
METABOLISME GULA

Makan Makanan diserap tubuh  darah  sel menggunakan gula


dengan bantuan insulin gula masuk ke sebagai sumber energi
sel Sel beraktivitas
untuk tidak punya energi

Gula tidak bisa


masuk sel
DIAGNOSIS DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L)

Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu

makan terakhir.

2. Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L)

Puasa diartikan pasien tak mendapatkan kalori tambahan sedikitnya 8 jam.

3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥200 mg/dL (11,0 mmol/L)

TTGO yang dilakukan dengan standar WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa

anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.

4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National

Glycohaemoglobin Standarisation Program (NGSP).


PENATALAKSANAAN DM

SASARAN PENGENDALIAN DM

Parameter Sasaran
 Tujuan : meningkatkan kualitas
BMI (kg/m2) 18,5 - < 23*
hidup diabetisi
TDS (mmHg) < 140
TDD (mmHg) < 90  jangka pendek : mencapai
target kadar gula darah
GD pre-prandial kapiler 80-130**
GD 2 jam PP kapiler < 180**  jangka panjang :
menghambat progresifitas
A1c (%) < 7 (atau individual) untuk mencegah komplikasi
Kolesterol LDL (mg/dl) < 100
 akhir :
Kolesterol HDL (mg/dl) Pria > 40, wanita > 50
turunnya angka morbiditas dan
Trigliserida (mg/dl) < 150 mortalitas

*The Asia Pacific Redefining Obesity and Its Treatment 2000


** Standards of Medical Care in Diabetes, ADA 2015
PENATALAKSANAAN DM

Edukasi

Terapi Gizi Medis

Latihan Jasmani

Intervensi Farmakologis
INTERVENSI FARMAKOLOGIS
CARA KERJA OBAT ORAL ANTIDIABETES (OAD)

Thiazolidinediones
Meningkatkan uptake
glukosa di otot, mengurangi
lipolisis di jar lemak
Biguanide (metformin)
Mengurangi produksi glukosa
hepatik, meningkatkan uptake
glukosa di otot

-Glucosidase
inhibitors
Menghambat
penyerapan glukosa
di usus

Adapted from Cheng and Fantus. CMAJ. 2005;172:213–226.


INTERVENSI FARMAKOLOGIS
CARA KERJA OBAT ORAL ANTIDIABETES (OAD)

Incretin:GLP-1 analog/DPP-4
Glinid
inhibitors Meningkatkan
Meningkatkan sekresi hormon
sekresi glucose-dependent
insulin
insulin, menekan sekresi
hormon glukagon,
memperlambat pengosongan
lambung
Insulin
Menekan produksi glukosa
hati, stimulasi pemanfaatan
glukosa

SGLT2
Sulfonylureas
Menghambat penyerapan
Meningkatkan sekresi
kembali glukosa di tubuli
hormon insulin
distal ginjal

GLP = glucagon-like peptide.


Adapted from Cheng and Fantus. CMAJ. 2005;172:213–226.
KERANGKA TEORI
Diabetes
Melitus

Tipe 1 Tipe Lain Tipe 2 DM Gestasional

Pengobatan

Insulin 4 Pilar
Management DM

Edukasi LatihanJasmani TerapiNutrisi TerapiFarmakologi

•Continuous •Karbohidrat 45-65% •ObatHipoglikemik


•Persistence •Lemak20-25% Oral
•Rhytme •Protein 10-20% •Insulin
•Interval •Natrium<2300 mg/hari •Kombinasi OHO +
•Serat 20-35 Gram/hari Insulin
METODE PENELITIAN

Jenis,waktu dan tempat penelitian


Populasi & Sampel
Kriteria inklusi & Eksklusi
Cara pengumpulan dan pengolahan data
Kerangka konsep
Variabel bebas & variabel terikat
Definisi operasional
METODE PENELITIAN
• metode penelitian analitik yaitu penelitian yang
menekankan adanya hubungan antara satu
variabel dan variabel yang lainnya. Pengambilan
Jenis Penelitian data dilakukan secara case control
study.Penelitian dilakukan menggunakan data
pada periode Desember 2015 - Juni 2016.

• Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juni


Waktu Penelitian
2016.

• Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi, Jalan


Tempat Penelitian
Pramuka No. 55 Bekasi.
METODE PENELITIAN

Populasi Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah
Populasi penelitian semua sampel yang diperoleh yang
memenuhi kriteria inklusi dan
ini adalah seluruh kemudian dikelompokkan menjadi
dua kelompok di mana kelompok
pasien diabetes pertama terdiri dari pasien rawat
melitus tipe 2 Rawat jalan di Poli Eksekutif DM tipe 2
yang mendapatkan terapi OHO
Jalan di Poli (obat hipoglikemia oral) saja dan
Eksekutif RSUD kelompok kedua terdiri dari pasien
rawat jalan di Poli Eksekutif DM
Bekasi periode tipe 2 yang mendapatkan terapi
OHO + insulin. Di mana kedua
Desember 2015 – kelompok pasien ini diamati
Juni 2016. HbA1c dan GDPP-nya saat awal
pemeriksaan dan pemeriksaan data
terakhir.
METODE PENELITIAN
Kriteria Inklusi
•Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi periode Desember
2015 - Juni 2016.
•Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi yang mendapatkan
terapi OHO saja.
•Pasien DM Tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi yang mendapatkan
terapi OHO + Insulin.
•Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi yang mendapatkan
terapi OHO saja yang melakukan cek HbA1c dan GDPP yang tercatat di rekam
medis.
•Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi yang mendapatkan
terapi OHO + insulin yang melakukan cek HbA1c dan GDPP yang tercatat di rekam
medis.

Kriteria Eksklusi

•Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi yang di treatment
OHO saja yang tidak ada data HbA1c dan GDPP dalam rekam medis.
•Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poli Eksekutif RSUD Bekasi yang di treatment
OHO+Insulin saja yang tidak ada data HbA1c dan GDPP dalam rekam medis.
•Pasien DM tipe 2 baru atau dalam hal ini pasien didiagnosa DM tipe 2 kurang dari
satu tahun.
METODE PENELITIAN
Cara Pengumpulan Data

Pengajuan
Menerima Menghitung
Surat Ijin
Surat Balasan Populasi dan
Penelitian ke
dari RSUD menentukan
RSUD Bekasi
Bekasi Sampel
dari ISTN

Mengolah Data
dengan SPSS Uji
t-independent dan
paired test
METODE PENELITIAN
Kerangka Konsep
Data Rekam Medik

Faktor Demografi :
-Usia
-Jenis Kelamin

DM Tipe 2

Terapi Farmakologi

•Obat Hipoglikemik •Obat Hipoglikemik Oral


Oral + Insulin

Pemeriksaan Pemeriksaan
Pendukung: Pendukung:
- HbA1c - HbA1c
- GDPP - GDPP
METODE PENELITIAN
Variabel Bebas Variabel
Terikat
Faktor Utama
TERAPI
FARMAKOLOGI
•Terapi OHO
•Terapi OHO +
Insulin
Kontrol Glikemik
•HbA1c
•GDPP

Faktor Pendorong
•Edukasi
•Terapi Nutrisi
•Latihan Jasmani
METODE PENELITIAN
 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur
1. Rekam medik Berkas yang berisi a. Nomor Rekam Nominal
catatan dan dokumen Medik
yang menjabarkan b. Umur
tentang penyakit yang c. Berat Badan
diderita pasien serta d. Jenis Kelamin
pelayanan dan e. Riwayat Penyakit
tindakan lain yang f. Penyakit Penyerta
diberikan kepada g. Diagnosa
pasien.

2. Usia pasien Tingkat hidup pasien, a. 30-40 tahun Interval


dihitung sejak lahir b. 41-50 tahun
hingga saat pasien c. 51-60 tahun
berobat. d. 61-70 tahun
e. >70 tahun
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur
3. Jenis kelamin Keadaan fisik pasien a. Laki-laki Nominal
yang dibedakan b. Perempuan
berdasarkan sistem
reproduksinya.

4. Kadar glukosa darah Ukuran dari hasil a. Kadar glukosa Nominal


pemeriksaan darah puasa 80-126
laboratorium kadar mg/dl
glukosa dalam darah. b. Kadar glukosa
darah post prandial
180-200 mg/dl

5. HbA1C Komponen minor dari Nilai normal < 7 Nominal


hemoglobin yang
berikatan dengan
glukosa.
6. Golongan Anti Obat-obat yang a. Golongan Biguanid
Diabetik digunakan untuk
membantu b. Golongan
menormalkan kadar Sulfonilurea
glukosa darah
c. Golongan Glinid
d. Golongan TZD
e. Penghambat Alfa
Glukosidase
f. DPP-IV inhibitor
g. Insulin
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Statistik Penelitian
DISTRIBUSI JUMLAH PASIEN DM DI RSUD
BEKASI BERDASARKAN KELOMPOK USIA
JUMLAH PERSENTASE PASIEN DM DI
RSUD BERDASARKAN KELOMPOK USIA
PERSENTASE PASIEN BERDASARKAN
JENIS KELAMIN
PERBANDINGAN NILAI HBA1C HASIL TERAPI
SEBELUM DAN SESUDAH ANTARA KEDUA
KELOMPOK SAMPEL
PERBANDINGAN NILAI GDPP HASIL TERAPI
SEBELUM DAN SESUDAH ANTARA KEDUA
KELOMPOK SAMPEL
PERBANDINGAN NILAI AKHIR HBA1C ANTARA
KELOMPOK TERAPI OHO VS OHO + INSULIN
UKPDS: REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS REDUCES THE RISK
OF COMPLICATIONS

Over 10 years, each 1% reduction in HbA1c was associated with:

Any diabetes- Diabetes- All-cause Myocardial Stroke Microvascular


related endpoint related death mortality infarction disease

14% 14% 12%

21% 21%

37%

Relative risk reductions for a 1% fall in HbA 1c


P < 0.0001 for all reductions except stroke, P = 0.035 Stratton IM, et al. UKPDS 35. BMJ 2000; 321:405–412.
PERBANDINGAN NILAI AKHIR GDPP ANTARA
KELOMPOK TERAPI OHO VS OHO + INSULIN
As Patients Get Closer to A1C Goal, the Need to Successfully
Manage PPG Significantly Increases

Increasing Contribution of PPG as A1C Improves


100%
30%
80%
55% 50%
Contribution

60%
70%
60%
FPG
%

40% PPG
70%
45% 50%
20% 40%
30%

0%
< 10.2 10.2 to 9.3 9.2 to 8.5 8.4 to 7.3 < 7.3
A1C Range (%)

Adapted from Monnier L, Lapinski H, Collette C. Contributions of fasting and


postprandial plasnma glucose increments to the overall diurnal hyper glycemia
of Type 2 diabetic patients: variations with increasing levels of HBA(1c).
Diabetes Care. 2003;26:881-885.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Saran
Kesimpulan Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN


 Didapat kelompok pasien dengan pola terapi masih menggunakan
OHO hingga 2 sampai 3 macam dan kelompok pasien dengan
pola terapi OHO ditambahkan dengan Insulin baik itu Insulin
Basal, Premix maupun Insulin Bolus.
 Mayoritas perempuan dengan rentang usia 41-50 tahun dan
kelompok 51-60 tahun adalah kelompok dengan usia paling
banyak mengidap DM tipe 2. Dalam hal ini terdapat 64% pada
pasien yang menerima terapi OHO dan 70% pada pasien yang
menerima terapi OHO + Insulin adalah perempuan.
 Penambahan insulin memberikan dampak penurunan nilai HbA1c
yang cukup baik, sehingga pola terapi OHO + insulin dapat
dikatakan pola terapi terbaik dibandingkan dengan penggunaan
OHO satu sampai tiga macam obat.
 Nilai penurunan gula darah post prandial terhadap dua kelompok
tidak terdapat perbedaan yang tidak signifikan sehingga masih
jauh dari target pengendalian manajemen diabetes melitus
sehingga perlu dilakukan intensifikasi dan perbaikan terapi lagi
terhadap gula darah post prandial.
 Pola terapi memberikan keterkaitan terhadap perbaikan glikemik
kontrol dalam hal ini HbA1c dan gula darah post prandial
(GDPP). Semakin baik kontrol glikemik, semakin besar potensi
untuk menurunkan angka kejadian risiko mikrovaskuler dan
makrovaskuler.
Saran Saran

KESIMPULAN DAN SARAN


 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
efektivitas pengobatan sehubungan dengan tingkat
kepatuhan terhadap pasien DM tipe 2 yang telah
mengalami komplikasi DM baik komplikasi
makrovaskuler dan mikrovaskuler.
 Perlu adanya pemberian edukasi dan peningkatan
kesadaran akan pentingnya pengobatan terbaik
dan kepatuhan berobat pada pasien secara dini
untuk menghindari risiko komplikasi. Dengan
demikian, pengobatan yang diberikan memberikan
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
•Perkeni, Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Penerbit PB. Perkeni, Jakarta, 2015, hal 6-30.
•Baradero, Mary. Dkk. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005, hal 88.
•Mahendra, B, dkk. Care Your Self Diabetes Melitus, Penerbit Penebar Plus+, Jakarta, 2008, hal 10.
•Corwin, Elisabeth J. Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001, hal 620, 623 dan 636.
•Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. IV, Penerbit Interna Publishing Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta, 2006, hal 3, 70 dan 77.
•WHO, 2008, Diabetes, www.who.int.
•Llorentye, Maria D. Psychiatric Disorders and Diabetes Melitus, 2007.
•IDF, 2003, Diabetes Atlas and Complication of Diabetes, www.idf.org.
•Balitbangkes, 2007, Diabetes, www.litbang.depkes.go.id.
•Papdi, Practical Approach to Insulin Therapy, Penerbit PAPDI, Jakarta 2015, hal 2-12.
•DeFronzo, Ralph A, A New Paradigm For The Treatment Of Type 2 Diabetes Melitus, 2009.
• Soegondo, S. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini dala Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Penerbit PB
Perkeni, Jakarta, 2009, hal 1-30.
•Waspaji, S. Diabetes Melitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya Yang Rasional, Dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Teradu, Penerbit FKUI, Jakarta, 2005 hal 26-40.
•Susila, drg. Kedokteran dan Kesehatan Metodologi Penelitian Retrospective/ ex Post Facto Case Contrpl Casual Correlation, Penerbit
BOSS SCRIPT, Klaten, 2015, hal 80-83.
•Notoatmojo, S. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Penerbit, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
•Ariyanti, D, dkk. Kajian Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof.Dr.R.D. Kandau
Manado periode Januari-Desember 2010, FMIPA Unsrat Manado, 2010, hal 22-25. Diakses dari
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/441
•Erwika, A. Hubungan Obesitas dengan Kadar HbA1c pada Diabetes Tipe 2 di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung, Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 4, 2013, hal 9-18.
•Raskin, P, dkk. Insulin Based Versus Triple Oral Therapy for Type 2 Diabetes. Which is better?, 2009.
•Liebel, A. Insulin Intensification – The Rationale and The Target, 2009.
•Odette Gore, M. United Kingdom Prospective Stuidy (UKPDS), Diabetes and Vascular Disease 2009.
•Soewondo, P. Indonesian Cohort of the International A1chieve study, 2012.
•Monier, L. Contribution of Fasting and Post Prandial Plasma Glucose Increments to the Overall Diurnal Hyperglicemia of Type 2
Diabetic Patients 2003.

Anda mungkin juga menyukai