Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SATUAN KERJA PEMBIAYAAN PERUMAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


(KONTRAKTUAL)

PAKET PEKERJAAN:
EVALUASI SKIM PEMBIAYAAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN BANTUAN
PEMBIAYAAN PERUMAHAN BAGI MBR

TAHUN ANGGARAN 2018


KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)
EVALUASI SKIM PEMBIAYAAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN BANTUAN
PEMBIAYAAN PERUMAHAN BAGI MBR

KEMENTERIAN/LEMBAGA : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat
UNIT ESELON I/II : Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan/
Direktorat Evaluasi Bantuan Pembiayaan
Perumahan
PROGRAM : Pengembangan Pembiayaan Perumahan
HASIL/MANFFAT (Outcome) : Meningkatnya Efektifitas Pelaksanaan Bantuan
Pembiayaan Perumahan Bagi MBR
KEGIATAN : Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka
Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan
Bagi MBR
INDIKATOR KINERJA : Jumlah laporan pemantauan, analisis, evaluasi
KEGIATAN dan pelaporan evaluasi SKIM pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR
JENIS KELUARAN (Output) : Laporan Evaluasi SKIM Pembiayaan Dalam
Rangka Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan
Perumahan Bagi MBR
VOLUME KELUARAN : 1 (satu) Laporan
SATUAN UKUR KELUARAN : Laporan

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
c. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5883);
e. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
f. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara;
g. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
h. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2017;
i. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2018;
j. Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder
Perumahan.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2014 tentang Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui Kredit/
Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 20/PRT/M/2014
tentang Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Perolehan
Rumah Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui Kredit/ Pembiayaan
Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;

1
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
32/PRT/M/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2014 tentang Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah Melalui
Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah;
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2016 tentang Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
26/PRT/M/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2016 tentang Kemudahan dan/atau
Bantuan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
r. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.03/2014 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.03/2007
tentang Batasan Rumah Sederhana, Rumah sangat Sederhana, Rumah Susun
Sederhana, Pondok Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar serta perumahan
lainnya, yang atas penyerahannnya dibebaskan dari Penggenaan Pajak
Pertambahan Nilai;
s. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
247/KPTS/M/2015 tentang Proporsi Pendanaan Kredit Pembiayaan Pemilikan
Rumah Sejahtera;
t. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
552/KPTS/M/2016 tentang Batasan Penghasilan Kelompok Sasaran KPR
Bersubsidi, Batasan Harga Jual Rumah Sejahtera Tapak dan Satuan Rumah
Sejahtera Susun, Serta Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan;

2. Gambaran Umum
Penyelenggaran rumah dan perumahan merupakan salah satu faktor penting dalam
peningkatan harkat dan martabat hidup manusia serta sebagai kebutuhan dasar
manusia bagi peningkatan dan pemerataan rakyat. Penyelenggaran rumah dan
permukiman juga merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau setiap orang untuk dapat memiliki rumah tinggal yang
secara layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur (UU No 1
Tahun 2011 Pasal 19 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).

2
Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 H Amandemen UUD 1945, rumah
merupakan salah satu hak dasar rakyat, oleh karena itu setiap warga negara berhak
untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan
sehat.Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia dalam
meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan, dan penghidupan serta sebagai
pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, pembentukan watak,
karakter, dan kepribadian bangsa.

Pemenuhan hak dasar masyarakat akan tempat tinggal tersebut pada


kenyataannya masih belum sepenuhnya terpenuhi, yang ditunjukkan oleh masih
relatif besarnya kesenjangan pemenuhan kebutuhan rumah (backlog). Pemerintah
perlu menanggapi hal ini melalui kebijakan pembiayaan perumahan.

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menyusun dan
mengembangkan kebijakan bantuan pembiayaan untuk meningkatkan akses
masyarakat berpenghasilan rendah pada pembiayaan perumahan. Menurut
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
pasal 126, disebutkan bahwa Kemudahan dan/atau Bantuan Pembiayaan
Perumahan meliputi: (i) skema Bantuan Pembiayaan; (ii) penjaminan dan atau
asuransi; dan/atau (iii) dana murah jangka panjang. Pola bantuan pembiayaan
perumahan yang dikembangkan sejak tahun 2010 adalah bantuan fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan bagi pembiayaan rumah sejahtera tapak dan satuan rumah
susun sederhana milik, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang
selanjutnya disingkat FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan
perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang
pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Pada tahun 2015 dikembangkan pola Subsidi. Subsidi bantuan pembiayaan
perumahan sebagai salah satu kebijakan publik harus terus dievaluasi menilai
sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada
konstituennya.

Terkait dengan penyelenggaraan fungsi pelaksanaan bantuan pembiayaan


perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Permen PUPR No.
21/PRT/M/2016 tentang Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebagaimana telah diubah dengan

3
Permen PUPR No. 26/PRT/M/2016 menjelaskan bahwa kemudahan dan/atau
bantuan perolehan rumah diberikan kepada MBR melalui:
a. dana murah jangka panjang berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
(FLPP); dan
b. subsidi perolehan rumah berupa Subsidi Bunga Kredit Perumahan.

FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada MBR


yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Subsidi Bunga Kredit Perumahan adalah subsidi Pemerintah yang diberikan
kepada MBR berupa selisih suku bunga/marjin antara kredit/pembiayaan pemilikan
rumah yang menggunakan suku bunga komersial dengan suku bunga/marjin
kredit/pembiayaan pemilikan rumah yang dibayar oleh debitur/nasabah ditetapkan
oleh Pemerintah.
MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu
mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.
Pembiayaan Primer adalah Pembiayaan primer perumahan dilaksanakan oleh
badan hukum. Badan hukum sebagaimana dimaksud merupakan lembaga
keuangan sebagai penyalur kredit atau pembiayaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pembiayaan Sekunder adalah Pembiayaan sekunder perumahan berfungsi
memberikan fasilitas pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas dan
kesinambungan pembiayaan perolehan rumah.
Pembiayaan sekunder perumahan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh
lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan bukan bank sebagaimana dimaksud dapat melakukan
sekuritisasi aset pembiayaan perolehan rumah yang hasilnya sepenuhnya
diperuntukkan keberlanjutan fasilitas pembiayaan perolehan rumah untuk MBR,
Sekuritisasi aset pembiayaan perolehan rumah sebagaimana dimaksud
dilaksanakan melalui pasar modal.

Berdasarkan gambaran di atas, perlu dilakukan evaluasi Skim Pembiayaan Dalam


rangka Pelaksaaan Bantuan Pembiayaan Perumahan baik dalam bentuk
penyaluran FLPP, SSB, SBUM, Primer dan Sekunder, maupun penyaluran subsidi
bunga kredit perumahan bagi MBR, untuk meningkatnya efektifitas pelaksanaan
program bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR.

4
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka Pelaksanaan Bantuan
Pembiayaan Perumahan Bagi MBR ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka fasilitasi kemudahan dan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk:
1) Mengetahui efektifitas pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka
pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
2) Mengidentifikasi efektifitas pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka
pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
3) Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan, hambatan dan kendala
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;
4) Merumuskan langkah-langkah perbaikan dan/atau penyempurnaan dalam
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;
5) Menyusun rekomendasi perbaikan dan/atau penyempurnaan skim-skim
pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi
MBR;

C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka
Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Bagi MBR adalah Direktorat
Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

D. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
1) Gambaran pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan
bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
2) Teridentifikasinya efektifitas pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka
pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
3) Teridentifikasi dan dirumuskannya permasalahan, hambatan dan kendala
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;

5
4) Dirumuskannya langkah-langkah perbaikan dan/atau penyempurnaan dalam
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;
5) Tersusunnya rekomendasi perbaikan dan/atau penyempurnaan skim-skim
pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi
MBR.

E. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka Pelaksanaan Bantuan
Pembiayaan Perumahan Bagi MBR, meliputi antara lain tetapi tidak terbatas pada:
1. Melakukan kajian dan telaahan terhadap kebijakan dan skim-skim bantuan
pembiayaan perumahan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan
perumahan bagi MBR;
2. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan skim-skim bantuan pembiayaan perumahan dalam rangka
pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
3. Melakukan analisis dan evaluasi pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka
pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
2. Melakukan analisis dan evaluasi efektifitas pelaksanaan skim-skim pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
3. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan, hambatan dan kendala
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;
4. Merumuskan langkah-langkah perbaikan dan/atau penyempurnaan dalam
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;
5. Menyusun rekomendasi perbaikan dan/atau penyempurnaan skim-skim
pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi
MBR.
6. Melaksanakan pertemuan/diskusi dengan pihak-pihak terkait dalam setiap langkah-
langkah kegiatan.
7. Menyusun laporan-laporan yang memuat hasil kajian/telahaan, hasil pengumpulan
dan pengolahan data, hasil analisis dan evaluasi, hasil identifikasi, dan hasil-hasil
perumusan.

6
F. METODOLOGI PELAKSANAAN
Metodolgi pelaksanaan kegiatan Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka
Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Bagi MBR, setidaknya mencakup
tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
Kegiatan pada tahap ini dilaksanakan untuk menyiapkan langkah-langkah yang
akan dilakukan yang digambarkan dalam rencana kerja, dan bagaimana
melaksanakan setiap langkah-langkah tersebut yang digambarkan dalam
metodologi pelaksanaa dan kerangka pikir.
Pada tahap persiapan juga dilakukan kajian dan telaahan kebijakan yang terkait
dengan pembiayaan perumahaan, dan penyelenggaraan bantuan pembiayaan
perumahan bagi MBR.

2. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data


Kegiatan pada tahap ini dilaksanakan untuk mengumpulan dan dan informasi yang
dibutuhkan guna kepentingan identifikasi, dan analisis serta kajian yang dibutuhkan.
Kegiatan pengumpulan data dilakukan di Jakarta dan di 4 (empat) Provinsi yang
dapat memberikan gambaran pelaksanaan skim pembiayaan perumahan bagi
MBR, yaitu:
a. Provinsi Riau (Pekanbaru) Wilayah I;
b. Provinsi DKI Jakarta (Jakarta) Wilayah II;
c. Provinsi Jawa Barat (Bandung) Wilayah II;
d. Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar) Wilayah III;
e. Provinsi NTB (Bima) Wilayah IV;
f. Provinsi Papua (Jayapura) Wilayah IV;

Data dan informasi yang dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer hasil
wawancara dengan pihak-pihak terkait (seperti pemerintah daerah, bank pelaksana,
pengembang, dan debitur) serta observasi lapangan.

3. Tahap Analisis
Dalam konteks substansi, beberapa analisis yang perlu dilakukan dalam mencapai
tujuan dan sasaran kegiatan, antara lain:
 Analisis kebijakan pembiayaan perumahaan, khususnya Bantuan Pembiayaan
Perumahan Bagi MBR;

7
 Analisis/kajian dan telaahan terhadap skim-skim bantuan pembiayaan
perumahan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi
MBR;
 Analisis dan evaluasi pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka
pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
 Analisis dan evaluasi efektifitas pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam
rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR;
 Identifikasi permasalahan, hambatan dan kendala pelaksanaan skim-skim
pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi
MBR;

4. Tahap Perumusan Hasil Evaluasi


Perumusan hasil evaluasi dilakukan berdasarkan berbagai analisis yang dilakukan,
dan diikuti dengan penyusunan rekomendasi yang akan dijadikan sebagai masukan
bagi Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan dalam merumuskan berbagai
kebijakan dimasa mendatang, terutama yang berkaitan dengan skim pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR.
Pada tahap ini sekurang-kurangnya dapat dihasilkan:
a. Rumusan permasalahan, hambatan dan kendala pelaksanaan skim-skim
pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi
MBR;
b. Rumusan langkah-langkah perbaikan dan/atau penyempurnaan dalam
pelaksanaan skim-skim pembiayaan dalam rangka pelaksanaan bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR;
c. Rekomendasi perbaikan dan/atau penyempurnaan skim-skim pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR.

5. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka Pelaksanaan Bantuan
Pembiayaan Perumahan Bagi MBR dilaksanakan di Jakarta, dan kegiatan
pengumpulan data dilakukan pada 6 (enam) Provinsi yang mewakili Wilayah I,
Wilayah II, Wilayah III dan Wilayah IV.

8
. 3) Laporan Akhir Sementara, yaitu laporan yang memuat seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan yang dilengkapi. dengan draft rumusan langkah-langkah
perbaikan dan/atau penyempurnaan dalam pelaksanaan skim-skim pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR, dan
d raft rekomendas i pe1baikan dan/atau penyem pu rnaan skim-skim pernbiayaa n

Laporan dicetak sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan paling lambat 5 (lima)


bulan setelah dikeluarkan SPMK Laporan dinyatakan final setelah dibahas dan
disetujuiTim Teknis.
4) Laporan Akhir, yaitu laporan yaflg merupakan dokumen penyempurnaan dari
Iaporan akhir sementara yang' telah disusun sebelumnya dan hasil FGD

Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhrr Sementara, Laporan


Akhir, Executive Summary, dan bahan presentasi dalam.bentuk CD sebanyak

Dokumen drserahkan pada akhir masa kontrak. Dokumen dinyatakan final

.. ' . masa kontrak dan diserahkan sebanyak 10 eksemplar'.

G. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Evaluasi Skim Pembiayaan Dalam Rangka Pelaksanaan Bantuan
Pembiayaan Perumahan BagiMBR dilakukan secara kontraktualselama 180 (seiatus
delbpanpuluh)harikaIender;terhituhgsejaktanggalpenerbitanSPMK.

H. BIAYA YANG DIPERLUI(AN


Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 800.000'000,-
.(Delapan Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN yang dibiayai APBN Tahun Anggaran
2018.

Pembiayaan Perumahan

Anda mungkin juga menyukai