Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah merupakan masalah yang
tidak pernah tuntas tersele saikan. Berbagai program telah dibuat oleh pemerintah
untuk menyelesaikannya. Namun masih banyaknya rumah yang tidak layak huni. Ini
disebabkan oleh berbagai kendala. Dari mahalnya harga bahan, harga material bahan
bangunan, hingga mahalnya upah tukang.
Hambatan-hambatan tersebut pada akhirnya menambah jumlah perumahan
yang saat ini sudah mencapai 13,6 juta unit rumah Indonesia. Dari jumlah ini
penyelesaiannya akan memakan waktu yang cukup lama serta biaya yang luar biasa
besarnya.
Menurut undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 1 tentang Perumahan,
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak
huni sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta
asset bagi bagi pemiliknya. Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu
dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial untuk
menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang baik maka harus dipenuhi
syarat fisik, yaitu aman sebagai tempat berlindung, secara mental memiliki rasa
kenyamanan dan secara sosial dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga.
Bantuan BSPS adalah fasilitasi pemerintah berupa sejumlah dana yang
diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah ( MBR ) penerima mamfaat
bantuan stimulant untuk membantu pelaksanaan pembangunan perumahan swadaya,
serta perumahan yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara
sendiri atau berkelompok, yang meliputi perbaikan, pemugaran/perluasan atau
pembangunan rumah baru beserta lingkungan. Masyarakat Berpenghasilan Rendah
yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan
daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah
yang layak huni.

1
B. Dasar Hukum
Latar belakang yang menjadi pertimbangan penetapan Peraturan Menteri
PUPR Nomor 10/PRT/M/2019 tentang Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah
dan Persyaratan Kemudahan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah adalah untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 54 ayat ( 5 ) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang
Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan Persyaratan Kemudahan
Perolehan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Dimana dalam pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman adalah upaya yang
dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/Wali Kota sesuai dengan
kewenangan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan perumahan
dan kawasan pemukiman.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Negara Perumahan Rakyat yang
pada tahun 2014 berganti nama menjadi kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat ( PUPR ) membuat suatu program yang berorientasi pada
pembangunan yaitu program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang diatur oleh Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14 Tahun 2011.

C. Gambaran Umum Singkat

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan


Timur, Indonesia. Ibu Kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini
memiliki luas 35.747,50 km2 atau 17% dari luas Provinsi Kalimantan Timur dan
berpenduduk sebanyak 253.847 jiwa ( hasil sensus penduduk Indonesia 2010 )
dengan kepadatan 4,74 jiwa/km2 dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun
terakhir rata-rata 4,08% setiap tahun.

Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari
Kabupaten Kutai Kartanegara yang dibentuk berdasarkan UU. 47 Tahun 1999,
tentang pemekaran wilayah Propinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Mendagri
pada tanggal 12 Oktober 1999.

2
Dengan luas wilayah 35.747,50 km2 , Kutai Timur terletak di wilayah
khatulistiwa dengan koordinat di antara 115°56’26’’-118°58’19’’ BT dan 1°17’1’’
LS-152’39’’ LU. Kutai Timur memiliki keadaan tofografi yang bervariasi, mulai
dari daerah dataran seluas 536.200 ha, lereng bergelombang ( 1,42 juta ha ), hingga
pegunungan ( 1,6 juta ha ).

D. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Tujuan utama Program BSPS adalah untuk menyediakan rumah yang semula
tidak layak huni menjadi rumah yang layak huni. Berdasarkan Keputusan Menteri
PUPR No. 158 tahun 2019 dana BSPS untuk dua kategori yakni Peningkatan
Kualitas Rumah Swadaya ( PKRS ) dan Pembagunan Rumah Baru Swadaya
(PBRS).

Adapun Indikator yang menjadi alasan kenapa kegiatan BSPS ini


dilaksanakan, diantaranya sebagai berikut

1. Indikator Keluaran Kualitatif

Indikator Keluaran ( Kualitatif ), adalah terlaksananya kegiatan BSPS oleh


Masyarakat Berpenghasilan Rendah ( MBR ) yang tepat sasaran, tepat
penggunaan dan tepat waktu. Untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan BSPS
oleh masyarakat berpenghasilan rendah ( MBR ) di Kabupaten/Kota Kutai
Timur maka Tenaga Fasilitator Lapangan ( TFL ) akan melakukan
Pendampingan atau memfasilitasi terhadap kegiatan di tingkat desa/kelurahan,
yaitu:

 Kegiatan sosialisasi,
 Mendampingi/Memfasilitasi kegiatan rembuk di tingkat kelompok
 Mendampingi/Memfasilitasi Pembentukan kelompok KPB,
 Memfasilitasi kegiatan verifikasi dan Identifikasi calon penerima bantuan
 Memfasiitasi survey toko/penyedia bahan bangunan
 Memfasilitasi penyusunan proposal
 Memfasilitasi penentuan toko/penyedia bahan bangunan
 Memfasilitasi pembukaan rekening penerima bantuan
 Memfasilitasi penerimaan bahan bangunan ke penerima bantuan
 Mendampingi dan mengawasi pembangunan Fisik

3
 Memfasilitasi penyusunan laporan penggunaan dana
 Memberikan advise dan analisaterhadap pelaksanaan teknis pembangunan
rumah
 Menjamin data yang lengkap, valid, up to date, dan tepat waktu
 Proses pencairan dana BSPS,
 Pelaporan progress pembangunan/peningkatan kualitas rumah 0% -50% -
100%,
 Pelaporan administrasi dan keuangan kelompok (KPB) dan masyarakat.
 Pelaporan Upah Tukang Dalam 2 Tahap Yaitu Tahap 1 Sebesar
Rp.1.250.000,- Dan Tahap 2 Rp. 1.250.000,-

Setiap tahapan kegiatan tersebut harus dikendalikan sesuai dengan


Prosedur dan Jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disusun.
2. Indikator Keluaran Kuantitatif
Keluaran ( kuantitatif ) adalah output yang harus disampaikan oleh Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Kabupaten Kutai Timur kepada Koordinator
Fasilitator ( Korfas ), meliputi :
 Berkas kelengkapan administrasi pengajuan BSPS kelompok meliputi SK
Kelompok Penerima Bantuan,
 Identitas Penerima Bantuan,
 Rencana Penggunaan Dana dan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan
Tahap I dan Tahap II.
 Laporan penggunaan dana BSPS dan laporan progres fisik pembangunan
0%, 50%, 100% oleh penerima bantuan dalam bentuk hard copy dan soft
copy.
 Database penerima BSPS,
 Laporan bulanan dan laporan akhir pekerjaan TFL.

2.1 . Tugas – Tugas Tenaga Fasilitator Lapangan ( TFL ) Kabupaten/Kota


Kabupaten Kutai Timur.
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mempunyai tugas membantu Korfas dalam:

4
a. Melaksanakan kegiatan sosialisasi yang berkelanjutan dan intesif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap rumah layak huni dan
pemahaman konsep BSPS
b. Mendampingi/memfasilitasi kegiatan rembuk di tingkat kelompok
c. Memfasilitasi kegiatan verifikasi dan identifikasi calon penerima bantuan
d. Memfasilitasi survey toko/penyedia bahan bangunan
e. Memfasilitasi penyusunan proposal
f. Memfasilitasi penentuan toko/penyedia bahan bangunan
g. Memfasilitasi pembukaan rekening penerima bantuan
h. Memfasilitasi penyusunan laporan penggunaan dana
i. Memberikan advise dan analisa terhadap pelaksanaan teknis pembangunan
rumah
j. Mengendalikan pengusulan proposal BSPS ,DRPB, Dan Upah Tukang.

E. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Maksud dari BSPS adalah mendorong Masyarakat Berpenghasilan Rendah (
MBR ) membangun sendiri rumah yang layak huni dalam lingkungan yang sehat
dan aman yang dilaksanakan dengan cara :
a. Pelaksanaan kegiatan
b. Adanya pendampingan dan pemberdayaan dalam rangka peningkatan
kapasitas keswadayaan MBR .
c. Mengoptimalkan sumber daya lokal untuk kesejahteraan yang
berkelanjutan
d. Program Padat Karya Tunai Di Tahun 2022.

2. Tujuan
Tujuan dari BSPS adalah untuk memberdayakan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah ( MBR ) agar mampu membangun atau meningkatkan kualitas rumah
secara swadaya sehingga mampu :
a. Menyediakan instrumen penyelenggaraan perumahan swadaya yang dapat
diacu oleh oleh seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung,

5
memfasilitasi dan mendorong masyarakat untuk membangun rumah dan
lingkungannya secara swadaya;
b. Menyediakan program dan kegiatan yang dapat membantu mendorong,
memfasilitasi dan mendukung pembangunan dan pengembangan
perumahan yang dilakukan secara swadaya;
c. Mempercepat tersedianya rumah layak huni dalam lingkungan sehat, tertib
aman dan nyaman dengan cara terjangkau;

6
BAB II
LAPORAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
Adapun tahapan dan realisasi kegiatan pekerjaan Tenaga Fasilitator Lapangan
BSPS Desa Suka Rahmat Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur Bulan
Juni Tahun 2022, adalah sebagai berikut:
1. Koordinasi dengan desa terkait rencana Persiapan droping
material
2. Rapat pembekalan terkait tata cara pembuatan LPD 1
3. Memfasilitasi PB dalam droping material;
4. Memfasilitasi Toko untuk persiapan ngedrop material
5. Kelapangan RAB dan DRPB 1 dan 2;

A.1 Tabel Realisasi Kegiatan TFL Bulan Juni 2022

Kegiatan dan Hasil


No Tanggal / Bulan / Tahun Lokasi
Kegiatan
1 9 Juni 2022 Persiapan droping material Kantor Desa
2 10 Juni 2022 Finalisasi DRPB 1 Suka Rahmat
3 11 Juni 2022 Droping Material Suka Rahmat
4 12 Juni 2022 Droping Material Suka Rahmat
5 13 Juni 2022 Droping Material Bontang
6 14 Juni 2022 Droping Material Sangatta
7 16-19 Juni 2022 Droping Material Suka Rahmat
8 20 Juni 2022 Rakor TA, Korkab dan TA Suka Rahmat

9 21-25 Juni 2022 Input E BSPS Suka Rahmat

10 26 – 29 Juni 2022 Progres fisik Suka Rahmat


11 30 Juni 2022 Pembuatan Laporan TFL Suka Rahmat

7
1. Laporan Kegiatan Harian
Adapun Kegiatan lain-lainnya diantaranya, yaitu :
1. Penyusunan Lembar Verifikasi
B.1. Tabel Kegiatan Harian TFL di Bulan Juni

Kegiatan Hasil Kegiatan Lokasi


Penyusunan RAB dan
Terlaksana Suka Rahmat
DRPB 1 dan 2

2. Laporan Permasalahan dan Penyelesaian


Adapun Beberapa Permasalahan selama pelaksanaan kegiatan di bulan
Maret yaitu :
1. Keterlambatan pengajuan pencairan karena menunggu kepastian toko dan RAB
2. Jarak tempuh antara lokasi kegiatan dengan kabupaten sangat jauh, sehingga
memakan waktu

BAB III
RENCANA KERJA BULAN DEPAN

A. Tahapan Perencanaan Kegiatan TFL Bulan Juli


Kegiatan bulan Juli di Desa Suka Rahmat Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten
Kutai Timur, Rencana kegiatan meliputi :
a. Pelaksanaan Pembangunan Rehab Rumah
b. Memfasilitasi PB dalam pembuatan laporan LPD 1
c. Memfasilitasi PB Pencairan ongkos Tukang
A.1. Tabel Tahapan Perencanaan Kegiatan TFL Bulan Juni 2022
Tanggal / Bulan / Rencana Kegiatan dan Hasil
No Lokasi
Tahun yang Diharapkan
Finalisasi RAB, DRPB 1
1 Suka Rahmat
dan 2
1 – 30 Juni 2022
2 Droping material Suka Rahmat
3 Pembangunan Rehab rumah Suka Rahmat

8
4 LPD 1 Suka Rahmat

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bantuan BSPS adalah fasilitasi pemerintah berupa sejumlah dana yang diberikan
kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) penerima mamfaat bantuan stimulant
untuk membantu pelaksanaan pembangunan perumahan swadaya, serta perumahan yang
dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau berkelompok,
yang meliputi perbaikan, pemugaran/perluasan atau pembangunan rumah baru beserta
lingkungan. Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disingkat MBR adalah
masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan
pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni.
Perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah merupakan masalah yang tidak
pernah tuntas terselesaikan. Berbagai program telah dibuat oleh pemerintah untuk
menyelesaikannya. Namun masih banyaknya rumah yang tidak layak huni. Ini disebabkan
oleh berbagai kendala. Dari mahalnya harga bahan, harga material bahan bangunan,
hingga mahalnya upah tukang.
Program ini pada dasarnya merupakan stimulan atau pendorong bagi warga miskin
agar bisa memperbaiki rumahnya yang rusak, baik rusak ringan maupun rusak berat
sehingga menjadi layak huni.
Dengan bantuan dan stimulan dari pemerintah, diharapkan masyarakat secara
bersama-sama bisa turut membantu memperbaiki rumah warga miskin, baik dalam bentuk
material bangunan, dana, tenaga dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pembangunan
rumah swadaya juga turut membangun semangat gotong royong ditengah-tengah
masyarakat.

B. Saran
Adapun saran terkait pelaksanaan BSPS yaitu :
1. Masyarakat harus diberikan pemahaman terkait pelaksanaan program BSPS.

9
2. Perlunya pembinaan terhadap masyarakat yang terhimpun dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat ( KSM ), sehingga swadaya dalam pelaksanaan BSPS dapat terlaksana
dengan baik.
3. Perlunya sosialisasi terhadap masyarakat secara merata terkait pelaksanaan BSPS.

10

Anda mungkin juga menyukai