PENINGKATAN KUALITAS (PK) RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2022
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KONSULTAN MANAJEMEN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1) Latar Belakang
a. Kegiatan Rehabilitasi/Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
merupakan salah satu program penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi rumah layak huni yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta berkelanjutan. Selain itu, melalui kegiatan ini dilakukan peningkatan upaya dan prakarsa MBR melalui pemberdayaan agar dapat mandiri dalam pembangunan maupun peningkatan kualitas rumahnya. Faktor keberhasilan kegiatan ini yaitu timbulnya keswadayaan masyarakat sebagai pelaku utama dalam seluruh tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan. Hal tersebut dapat terwujud dengan adanya pendampingan teknis & pemberdayaan kepada penerima bantuan yang dilakukan oleh tenaga profesional yang disebut fasilitator yang dalam hal ini yaitu Koordinator Fasilitator (Korfas) dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL). Fasilitator sebagai ujung tombak pendampingan pada kegiatan ini diharapkan dapat memiliki kapasitas dan kualitas yang handal baik dari sisi teknis maupun pemberdayaan agar dapat menjalankan fungsinya sebagai pendamping, sumber ilmu dan motivator atau penggerak masyarakat. Oleh karena itu, proses seleksi konsultansi dalam pengadaan Korfas dan TFL perlu dilakukan secara benar agar didapatkan para tenaga pendamping yang berkompeten guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam Kawasan permukiman dengan luasan 10 Ha sampai dengan dibawah 15 Ha untuk diserahkan kepada masyarakat di Kota Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Balangan, Kab. Tabalong, Kab. Barito Kuala, Kab. Tanah Laut, Kab. Tanah Bumbu dan Kab. Kotabaru.
b. Gambaran Umum Singkat
Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28H Amandemen UUD 1945, rumah merupakan salah satu hak dasar rakyat, oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, pembentukan watak, karakter, dan kepribadian bangsa.
Pembangunan perumahan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (BRTLH) oleh
masyarakat pada umumnya masih dirasakan belum memenuhi kualitas layak huni, cenderung tidak tertata dengan baik dan kurang didukung prasarana dan sarana yang memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat. Permukiman seperti ini cenderung bertambah luas dan membentuk lingkungan yang kumuh.
Dalam rangka meningkatkan kualitas hunian masyarakat, perlu dilakukan upaya
menyadarkan masyarakat bahwa pembangunan perumahan menjadi tanggung jawab masyarakat sendiri. Oleh karena itu, pemberdayaan merupakan upaya yang harus dilaksanakan dengan cara memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Selain itu diperlukan langkah-langkah positif untuk menciptakan iklim dan suasana yang kondusif bagi setiap pelaku terkait dalam pembangunan perumahan khususnya bagi penghuni. Perkuatan ini meliputi penyediaan fasilitas dan dukungan dalam membuka akses dan peluang yang dapat menjadikan masyarakat semakin berdaya. Untuk itu Pemerintah melaksanakan Kegiatan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (BRTLH).
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Pelaksanaan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (BRTLH) memerlukan dukungan sumber daya dan perangkat kegiatan yang matang, diantaranya dalam hal pengawasan dan pengendalian. Agar pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan dengan baik, maka diperlukan tim pendukung yang disebut Konsultan Manajemen Provinsi (KMProv) yang berfungsi sebagai supervisor untuk memastikan bahwa prosedur dan mekanisme kegiatan dijalankan sesuai aturan. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, KMProv berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat sendiri.
2) Kegiatan Yang Dilaksanakan
a. Uraian Kegiatan Tugas utama kegiatan Konsultan Manajemen Provinsi Kalimantan Selatan adalah untuk membantu dan mendukung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan/KPA Bidang Pengembangan Permukiman melakukan tugas pengawasan dan pengendalian Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (BRTLH) sehingga tepat sasaran, tepat waktu, tepat penggunaan, dan sesuai prosedur. b. Batasan Kegiatan Konsultan Manajemen Provinsi (KMProv) ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan dengan target bantuan rumah tidak layak (RTLH) dalam kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) Ha s.d dibawah 15 (lima belas) Ha sebesar 120 unit tersebar di 12 Kab/Kota dalam tahun anggaran 2022.
3) Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan Melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pembangunan/peningkatan kualitas rumah melalui Bantuan Rumah Tidak Layak Huni. b. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah tersalurnya dana BRTLH dan terlaksananya pembangunan/peningkatan kualitas rumah oleh penerima bantuan secara tepat sasaran, tepat penggunaan, dan tepat waktu.
4) Indikator Keluaran dan Keluaran
a. Indikator Keluaran (Kualitatif) Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan bantuan rumah tidak layak huni oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tepat sasaran, tepat penggunaan dan tepat waktu. b. Keluaran (Kuantitatif) 1) Berkas kelengkapan administrasi pengajuan BRTLH kelompok meliputi SK Kelompok Penerima Bantuan, Identitas Penerima Bantuan, Rencana Penggunaan Dana dan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan Tahap I dan Tahap II (Proposal) 2) Laporan penggunaan dana BRTLH Tahap 1 dan Tahap 2 dan laporan progres fisik pembangunan 50% dan 100% oleh penerima bantuan dalam bentuk hard copy dan soft copy 3) Laporan pendahuluan, bulanan, dan laporan akhir pekerjaan konsultan 4) Laporan pelaksanaan, meliputi: • Laporan progres mingguan pelaksanaan BRTLH • Laporan hasil supervisi pelaksanaan BRTLH 5) Laporan Profil dan Evaluasi Kinerja Fasilitator 6) Laporan Profil Penerima BRTLH 7) Buku Rekening Penerima Bantuan 4) Cara Pelaksanaan Kegiatan a. Metode Pelaksanaan Kegiatan Konsultan Manajemen Provinsi Kalimantan Selatan meliputi pemahaman terhadap peraturan dan literatur terkait, peninjauan lapangan, dan pengumpulan data, analisis permasalahan dalam rangka pengawasan dan pengendalian, serta pemberian saran tindak, dan pelaporan. b. Tahapan Kegiatan Tahapan kegiatan pekerjaan KMProv: 1) Koordinasi dengan KPA Bidang Perumahan, PPTK, dan para pemangku kepentingan. 2) Penyusunan strategi pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja. 3) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pendampingan fasilitator kepada kelompok penerima bantuan: a) Pembentukan kelompok penerima bantuan; b) Identifikasi kebutuhan perbaikan dan pembangunan rumah; c) Penyusunan Rencana Penggunaan Dana; d) Penyusunan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan Tahap I dan II; e) Penyusunan berkas BRTLH; f) Pembangunan/peningkatan kualitas rumah; g) Pelaporan progres pembangunan/peningkatan kualitas rumah oleh penerima bantuan; 4) Supervisi kinerja fasilitator. 5) Monitoring dan evaluasi kegiatan. 6) Pendokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan. 7) Penyusunan dan penyampaian laporan secara berkala.
5) Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Lokasi kegiatan pekerjaan ini di Kota Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Balangan, Kab. Tabalong, Kab. Barito Kuala, Kab. Tanah Laut, Kab. Tanah Bumbu dan Kab. Kotabaru.
6) Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan
a. Pelaksana kegiatan meliputi: 1. Tenaga Ahli Profesional Tenaga ahli profesional yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah: a) Team Leader/Ahli Teknik Bangunan Gedung, sebanyak 1 (satu) orang Merupakan Ahli Teknik Bangunan Gedung memiliki tingkat pendidikan S1 jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi)/Teknik Arsitektur/Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi dengan pengalaman kerja dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait studi perumahan dan permukiman dan telah ber STRI, bertugas melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan pihak instansi terkait dan memiliki SKA Manajemen Konstruksi (601) dengan kualifikasi sebagai Ahli Tingkat Madya minimal 3 (Tiga) Tahun.
b) Tenaga Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 minimal pendidikan S1 Teknik Sipil pengalaman minimal 1 (satu) tahun dan memiliki SKA K3 Konstruksi (603) dengan kualifikasi sebagai Ahli Muda. Secara umum tanggung jawab adalah sebagai berikut: - Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi; - Mengkaji metode kerja pelaksanaan konstruksi; - Membantu Team Leader dalam mengevaluasi program K3; - Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3 kepada Korfas & TFL; - Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3, jika diperlukan; - Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan; c) Tenaga Ahli Pemberdayaan Ahli Pemberdayaan minimal pendidikan S1 Semua Jurusan dengan pengalaman minimal 1 (satu) tahun dan memiliki surat pengalaman kerja pemberdayaan pada program pemberdayaan. Secara umum tanggung jawab adalah bertugas membantu team leader melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Korfas & TFL terhadap pendampingan masyarakat baik penerima bantuan & kelompok penerima bantuan. 2. Tenaga Ahli Sub Profesional a) Koordinator Fasilitator (Korfas) sebanyak 1 (satu) Merupakan Koordinator Fasilitator (Korfas) yang bertugas membantu team leader melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Tenaga Fasilitator Lapangan di wilayah kerjanya, dengan kualifikasi: 1) Berpendidikan S1 Teknik Arsitektur/Teknik Sipil dengan pengalaman kerja 1 (satu) s.d. 4 (empat) tahun; 2) Berpengalaman dalam pekerjaan konstruksi bangunan, rumah/perumahan, lingkungan, dan/atau pernah bekerja sebagai fasilitator teknis; 3) Diutamakan telah mengikuti kursus/pelatihan bidang teknis bangunan yang dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan mengikuti kursus/pelatihan; 4) Mampu memimpin/mengkoordinasikan tim yang terdiri dari fasilitator secara efektif; 5) Memiliki kemampuan komunikasi dan daya analisis yang baik terhadap situasi yang berkembang terkait masalah perumahan; 6) Memiliki pemahaman terhadap tata pemerintahan setempat; 7) Bekerja dan tinggal di wilayah kerjanya selama kegiatan berlangsung. b) Tenaga Failitator Lapangan (TFL) sebanyak 5 (lima) Merupakan Tenaga Failitator Lapangan yang bertugas membantu korfas melakukan pendampingan Teknis & Pemberdayaan di wilayah kerjanya, dengan kualifikasi: 1) Berpendidikan D3/S1 Teknik Arsitektur/Teknik Sipil dengan pengalaman & non pengalaman 2) Memiliki pengetahuan dalam pekerjaan konstruksi bangunan, rumah/perumahan, lingkungan, dan/atau pernah bekerja sebagai fasilitator teknis; 3) Memiliki kemampuan komunikasi dan daya analisis terhadap masyarakat penerima bantuan; 4) Mampu memimpin/mengkordinasikan tim penerima bantuan dengan kelompok penerima bantuan secara efektif. 5) Memiliki pemahaman terhadap tata pemerintahan setempat; 6) Bekerja dan tinggal di wilayah kerjanya selama kegiatan berlangsung. 3. Tenaga Pendukung Tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini adalah: a) Operator BNBA, menguasai microsoft; b) Operator Komputer. b. Penanggung jawab kegiatan adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan pada Bidang Pengembangan Permukiman. 7) Waktu Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender.
8) Biaya Total biaya yang diperlukan sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir sebesar Rp 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).