Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)
KEGIATAN PENDAMPINGAN PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RUTILAHU) DI JAWA BARAT
PEKERJAAN : KONSULTAN MANAJEMEN PROVINSI 1
T.A. 2020

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Jalan Kawaluyaan Indah No. 4 Bandung 40286
Telp. 022-7319735 – 7319712 | Fax. 022-7313675
Website : diskimrum.jabarprov.go.id | Email : diskimrum@jabarprov.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KONSULTAN MANAJEMEN PROVINSI 1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena dari rumahlah akan
tumbuh generasi penerus yang menentukan keberhasilan sebuah keluarga bagi penerus
bangsa dan negara, dimana rumah tidak hanya sebagai sarana berteduh, tetapi juga
sebagai sarana tempat pendidikan keluarga bahkan untuk mewujudkan rasa aman dan
kesehatan bagi penghuninya. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 hasil amandemen,
dimana dalam pasal 28 H, disebutkan bahwa rumah merupakan salah satu hak dasar
rakyat. Oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan tempat tinggal
dan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan
dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan
serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup,
pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa.
Berbagai peraturan perundangan telah diterbitkan untuk mendukung pengembangan
perumahan, yang ditujukan untuk melindungi hak atas kebutuhan hunian yang layak huni.
Untuk lebih mengoptimalkan pengaturan perumahan bagi masyarakat, Pemerintah telah
mengeluakan Undang-Undang yang mengatur masalah Perumahan dan Kawasan
Permukiman, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, disebutkan bahwa rumah adalah bangunan
gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
Pelaksanaan program perbaikan rumah tidak layak huni ini, bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kualitas hunian yang sehat, aman dan
nyaman. Karena dari rumah yang sehat dan layak hunilah akan lahir generasi-generasi
yang berkualitas sebagai penerus bangsa.
Hal mendasar dalam pelaksanaan perbaikan rumah tidak layak huni ini yaitu
bagaimana menumbuhkembangkan kembali semangat gotong royong diantara warga
masyrakat. Dewasa ini, semangat gotong royong sedikit demi sedikit mengalami
penurunan, tidak hanya di perkotaan, tetapi yang sangat miris terjadi pula di perdesaan
yang kita ketahui bahwa dulu masyarakat perdesaan adalah masyarakat yang sauyunan
dan sabilulungan. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan penurunan kebersamaan
ini. Oleh karena itu, melalui Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni ini, selain

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 1


terwujudnya rumah sehat layak huni, tetapi juga bagaimana sikap kegotongroyongan
akan kembali tertanam di kalangan masyarakat.
Pembangunan perumahan swadaya oleh masyarakat pada umumnya masih
dirasakan belum memenuhi kualitas layak huni, cenderung tidak tertata dengan baik dan
kurang didukung prasarana dan sarana yang memenuhi persyaratan lingkungan yang
sehat. Untuk membantu masyarakat dalam memenuhi standar kualitas rumah layak huni,
diperlukan pendampingan, pembinaan dan rangsangan dari pihak eksternal untuk
menumbuhkan kesadaran pentingnya kondisi rumah tinggal dengan kualitas standar
layak huni. Pihak eksternal dapat melibatkan perorangan (tenaga fasilitator lapangan),
Badan Usaha berbadan hukum, maupun pemerintah (pusat maupun daerah).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perumahan dan Permukiman, pada
tahun 2020 merencanakan kegiatan pendampingan perbaikan rumah tidak layak huni
(Rutilahu) dalam rangka memperbaiki kualitas hidup masyarakat terutama Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) yang ada di Provinsi Jawa Barat. Adapun bentuk
pendampingannya melalui pendekatan berbasis komunitas sebagai bentuk partisipasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap Program Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman dalam kegiatan Pendampingan Perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni (Rutilahu). Dengan maksud tersebut, diharapkan peran dari Konsultan Manajemen
Provinsi, dapat memberikan pendampingan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan
maupun pasca pelaksanaan melalui pendampingan pelaporan untuk mewujudkan tertib
administrasi dalam pelaksanaan program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud diadakannya Konsultan Manajemen Provinsi 1 ini, yaitu untuk membantu
Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi
Jawa Barat melalui Kegiatan Pendampingan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
(Rutilahu) di Jawa Barat dalam mengawal pelaksanaan perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni (Rutilahu) di 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat agar dapat berjalan, tepat
sasaran, tepat penggunaan dan tepat waktu melalui pendampingan baik pada tahap
persiapan/perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan (pelaporan).
Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
1. Terlaksananya pengadministrasian dan pertanggungungjawaban keuangan yang
akuntabel dalam penugasan;

2. Terlaksananya penyaluran dana dan pelaksanaan kegiatan perbaikan Rutilahu;


3. Terlaksananya perbaikan rumah tidak layak huni;
4. Terlaporkannya hasil pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 2


1.3. Sasaran
Sesuai dengan maksud dan tujuan di atas, maka sasaran-sasaran yang ingin
dicapai dalam pekerjaan Konsultan Manajemen Provinsi 1 sebagai berikut :
1. Menyusunan rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, meliputi penyusunan
perangkat survey dan pengumpulan data serta melakukan survey pendahuluan baik
survey primer, yaitu observasi langsung ke lapangan maupun survey sekunder
melalui studi pustaka, data dari SKPD Provinsi maupun SKPD kabupaten/kota dan
sumber/bahan lain yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Mengkoordinir TFL (Tenaga Fasilitator Lapangan) dan Korfas (Koordinator Fasilitator)
dalam melakukan pekerjaannya, dimulai sejak pengumpulan proposal permohonan,
verifikasi proposal permohonan, penyusunan proposal pencairan, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.
3. Melakukan pembahasan hasil pekerjaan
 Pembahasan hasil kemajuan pekerjaan dilaksanakan minimal 3 kali dengan
jumlah peserta disesuaikan dengan pembahasan/kebutuhan, materi pembahasan
dan presentasi dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan dihadiri oleh tenaga ahli
lainnya.
 Diskusi dengan pelaksana teknis seksi Rumah Khusus dan Swadaya dilaksanakan
minimal 2 kali sebulan selama 5.5 bulan dan pada setiap bulannya melaporkan
progres pekerjaan.
4. Menyusun produk pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan yang terdiri dari :
 Laporan Pendahuluan
 Laporan Draft Akhir
 Laporan Akhir
 Laporan Progres Bulanan

1.4. Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan dilaksanakan di 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, yaitu
Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab. Sukabumi, dan Kab.
Cianjur.

1.5. Sumber Pendanaan


Sumber pendanaan pekerjaan ini dibiayai dari APBD Provinsi Jawa Barat Tahun
Anggaran 2020 sesuai dengan DPA Nomor 1.04.01.02.041.012 tanggal 31 Desember
2019 dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp. 447.764.900,- (Empat Ratus
Empat Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Empat Ribu Sembilan Ratus Rupiah),
harga sudah termasuk pajak.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 3


1.6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Pejabat Pembuat Komitmen pekerjaan ini adalah Indi Nurdiansah, S.T. selaku
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pendampingan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
(Rutilahu) di Jawa Barat pada Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas tentang Penunjukan Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah pada Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun
Anggaran 2020.

II. DATA PENUNJANG


2.1. Data Dasar
Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
TNP2K (2015), jumlah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Jawa Barat berjumlah
284.797 unit. Dalam upaya meningkatkan kualitas Rutilahu di Jawa Barat, telah dilakukan
beberapa program perbaikan Rutilahu yang bersumber dari Anggaran pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota maupun dari sumber anggaran lain.
Progres penanganan perbaikan Rutilahu dari tahun 2016-2019 sebanyak 136.745 unit,
sehingga target sisa Rutilahu berdasarkan data TNP2K sebanyak 54.881 unit. Mekanisme
pelaksanaan kegiatan perbaikan Rutilahu yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat
berupa pemberian bantuan sosial kepada kelompok masyarakat yaitu BKM/LKM dan
LPM. Besaran bantuan sosial untuk perbaikan 1 unit rumah tidak layak huni sebesar Rp.
17.500.000,- (Tujuh Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), dengan rincian sebagai berikut :
 Material = Rp. 16.500.000,-
 BOP = Rp. 1.000.000,-
Biaya Tukang + Pekerja
7 hari x Rp. 100.000,- = Rp. 700.000,-
Administrasi BKM/LKM/LPM = Rp. 300.000,-

Tabel 2.1
Realisasi Penanganan Program Perbaikan Rutilahu

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 4


II.2 Standar Teknis
Standar teknis terkait dengan kegiatan perbaikan Rutilahu diatur dalam Pedoman
Pelaksanaan Perbaikan Rutilahu TA 2020 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat.

II.3 Studi Terdahulu


Pada tahun 2014-2019 telah dilakukan kegiatan Konsultan Manajemen Provinsi
untuk kegiatan pendampingan Rutilahu. Selain itu, pada tahun 2019 telah dilakukan
kegiatan Evaluasi dan Updating Data Rutilahu dan Rumah Swadaya di Jawa Barat yang
antara lain menghasilkan basis data Rutilahu di Provinsi Jawa Barat sebagai bahan
masukan bagi kegiatan peningkatan kualitas Rutilahu dan untuk perencanaan rumah
layak huni secara menyeluruh. Materi yang dapat dipelajari dari kegiatan-kegiatan tesebut
antara lain :
1. Tata cara pelatihan kepada TFL dan Korfas;
2. Pendampingan kepada BKM/LKM dan LPM serta penerima manfaat;
3. Data jumlah rumah swadaya di Jawa Barat;
4. Kriteria calon penerima bantuan dari berbagai sumber dana;
5. Capaian peningkatan kualitas Rutilahu hingga tahun 2017 (yang bersumber dari dana
APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, CSR, dan sumber dana lainnya).;
6. Hasil evaluasi pelaksanaan peningkatan kualitas Rutilahu :
a. Besaran nilai bantuan per rumah;
b. Pendampingan pelaksanaan peningkatan kualitas Rutilahu.
7. Struktur data yang diperlukan dalam pendataan CPCL Rutilahu;
8. Informasi Rutilahu di Jawa Barat yang terintegrasi ke dalam sistem informasi yang
telah ada.

II.4 Referensi Hukum


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011, Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013, Tentang Organisasi Kemasyarakatan;
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, Tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 123 Tahun 2018, Tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
5. Peraturan Gubernur No 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Gubernur Jawa Barat Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penganggaran,
Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Pelaporan Serta Monitoring dan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 5


Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat.

III. RUANG LINGKUP


3.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Konsultan Manajemen Provinsi 1 adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan, meliputi :
 Melakukan penyusunan rencana, jadwal pelaksanaan kegiatan dan strategi
pemetaan lokasi penerima manfaat dengan kondisi tenaga pendamping;
 Melakukan survey pendahuluan, koordinasi dengan SKPD Provinsi dan SKPD
kabupaten/kota dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan;
 Melakukan survey lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
 Menyiapkan kelengkapan proposal pencairan dana bersama TFL
dan Korfas;
 Melakukan verifikasi proposal pencairan bersama TFL dan Korfas;
 Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja TFL, Korfas dan
pelaksanaan kegiatan di lapangan;
 Menindaklanjuti temuan di lapangan sesuai hasil monitoring,
evaluasi pelaksanaan kegiatan melalui arahan-arahan teknis baik kepada
TFL/Korfas maupun BKM/LKM/LPM bilamana dijumpai permasalahan di lapangan;
 Membuat laporan tertulis kepada PPK bilamana terdapat
permasalahan;
 Melakukan penilaian terhadap TFL dan Korfas.
3. Tahap Penyusunan Produk Pekerjaan, meliputi :
 Melakukan verifikasi terhadap laporan BKM/LKM/LPM dibantu oleh TFL dan Korfas;
 Melakukan penyusunan produk-produk pekerjaan.

3.2. Keluaran
a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Terlaksananya kegiatan perbaikan Rutilahu Tahun 2020 yang sesuai dengan
lampiran Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2019 Tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 di 6
Kabupaten/Kota (Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab.
Sukabumi dan Kab. Cianjur) yang tepat sasaran, tepat penggunaan dan tepat waktu.
b. Keluaran (Kuantitatif)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 6


1) Terfasilitasinya penerima dana kegiatan dalam pelaksanaan perbaikan rumah di
setiap desa/kelurahan lokasi sasaran oleh KMP secara tepat sasaran, tepat
penggunaan, dan tepat waktu.
2) Tersusunnya laporan oleh KMP dalam kurun waktu tertentu untuk tahapan
penarikan dana dari bank penyalur dan pelaksanaan kegiatan fisik perbaikan
rumah 50% dan 100%. Produk laporan dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
3) Tersusunnya laporan akhir administrasi dan keuangan yang memuat :
a) Daftar nama penerima bantuan Rutilahu yang didampingi oleh TFL di setiap
desa/kelurahan;
b) Daftar nama penerima manfaat Rutilahu yang didampingi oleh TFL di setiap
desa/kelurahan;
c) Daftar nama TFL dan Korfas yang didampingi oleh KMP;
d) Bukti-bukti (invoice) sesuai dengan pengeluaran; dan
e) Laporan pelaksanaan kegiatan fisik perbaikan rumah 0%, 30% 100% dalam
bentuk hardcopy dan softcopy untuk setiap unit rumah yang diperbaiki di
setiap kota.

3.3. Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
Pejabat Pembuat Komitmen menyediakan personil berjumlah 3 (tiga) orang sebagai
Tim Penerima dan Pemeriksa Hasil Pekerjaan, untuk melakukan asistensi substansi dan
pendampingan dalam rangka koordinasi dan survei lapangan.

3.4. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini sebagai berikut :
a. Peralatan Kantor
b. Peralatan Survei Lapangan
c. Peralatan Diskusi Umum dan Diskusi Internal
d. Peralatan mobilisasi kerja.
Pihak pengguna jasa tidak menyediakan peralatan tersebut dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga penyedia jasa berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan peralatan tersebut.

3.5. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Penyedia jasa Konsultan Manajemen Provinsi 1 memiliki kewajiban sebagai berikut :
1. Menjalani kontrak yang telah ditandatangani bersama untuk mencapai tujuan
kegiatan ini. Teknis, jadwal pelaksanaan kegiatan, administrasi umum, administrasi
keuangan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan;

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 7


2. Melaksanakan pengerahan sumber daya penyedia jasa untuk mencapat tujuan
akhir yang disepakati secara efektif dan efisien;
3. Bekerja secara profesional, sehingga dapat memenuhi standar profesi yang baik;
4. Bekerja untuk kepentingan PPK yang mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
sesuai dengan kontrak kerja;
5. Menjaga kerahasiaan negara untuk kepentingan pemerintah dan kemaslahatan
masyarakat Jawa Barat;
6. Dalam pelaksanaan koordinasi dengan instansi lain maupun daerah, penyedia
jasa didampingi oleh minimal satu staf pelaksana Dinas Perumahan dan Permukiman
Jawa Barat;
7. Melaksanakan pekerjaan hingga kesepakatan substansi antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dengan pemerintah kabupaten/kota.

3.6. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Waktu pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 5.5 (lima setengah) bulan pada
Tahun Anggaran 2020 sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari PPK
atau sesuai kontrak kerja antara penyedia jasa dengan PPK Kegiatan Pendampingan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Jawa Barat.

3.7. Kebutuhan Personel Minimal


Dalam pelaksanaan pekerjaan Konsultan Manajemen Provinsi 1, penyedia jasa
diwajibkan menyediakan dan membentuk tim pelaksana dengan kualifikasi minimum
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1
Tim Pelaksana Pekerjaan
Konsultan Manajemen Provinsi 1

Kualifikasi Jumlah
Posisi Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Bulan
Tenaga Ahli
1. 1. Ahli Teknik Bangunan S1 Teknik Sipil Ahli Muda Berpengalaman dalam 5.5
2. Gedung (team leader) bidang perumahan selama
minimal 1 (satu) tahun

TenagaPendukung

1. Arsitek S1 Arsitektur - Berpengalaman dalam 5.5


bidang perumahan dan
kawasan minimal selama 1
(satu) tahun

Berpengalaman dalam
2. Ekonomi S1 Ekonomi - bidang pekerjaan sejenis 5.5
minimal selama 1 (satu)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 8


tahun

Berpengalaman dalam
3. Administrasi S1 - bidang Administrasi. 5.5
Dapat mengoperasikan
Microsoft Office

Berpengalaman dalam
4. Operator Komputer D3 - mengoperasikan Microsoft 5.5
Office

Kegiatan dilaksanakan secara kontraktual oleh penyedia jasa konsultan dengan


tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
A. Tenaga Ahli Teknik Bangunan Gedung (Team Leader)
Secara umum bertanggung jawab atas pelaporan pelaksanaan kegiatan
pendampingan penyaluran dan pelaksanaan pembangunan fisik dari dana Rutilahu,
meliputi :
1) Daftar nama penerima manfaat yang didampingi oleh TFL/Korfas di setiap
desa/kelurahan;
2) Daftar hadir TFL yang dibuat oleh Korfas;
3) Daftar nama Korfas yang didampingi oleh KMP;
4) Laporan pelaksanaan kegiatan fisik 0%, 30% dan 100% dalam bentuk hardcopy
dan softcopy untuk setiap unit rumah yang diperbaiki di setiap kabupaten/kota;
5) Menilai kesesuaian pembelanjaan bahan bangunan dengan bukti-bukti pembelian;
dan
6) Menilai kinerja TFL dan Korfas secara keseluruhan.

B. Tenaga Pendukung Arsitek


Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan fisik dan pengawasan atas
kualitas fisik dan fungsi bangunan yang dibangun dari dana Rutilahu, meliputi :
1) Album dokumentasi pelaksanaan kegiatan fisik 0%, 30% dan 100% dalam bentuk
hardcopy dan softcopy untuk setiap unit rumah yang diperbaiki di setiap
kabupaten/kota;
2) Leaflet berisi standar bangunan layak huni untuk diserahkan kepada
BKM/LKM/LPM; dan
3) Menilai kinerja TFL dan Korfas dari segi pemahaman terhadap kehandalan
bangunan, kesehatan bangunan, dan kecukupan ruang.

C. Tenaga Pendukung Ekonomi


Bertanggung jawab atas pendampingan penyaluran dana, pelaporan keuangan, juga
memberi pemahaman kepada penerima bantuan, meliputi :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 9


1) Dokumen penyerahan dana/tabungan kepada penerima dana dari Bank penyalur
yang disaksikan KMP;
2) Dokumen pelaporan dari sisi keuangan;
3) Memberikan pemahaman kepada penerima bantuan mengenai keswadayaan
finansial; dan
4) Menilai kinerja TFL dan Korfas dari segi pemahaman terhadap swadaya
masyarakat.

D. Tenaga Pendukung Administrasi


Tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung Administrasi adalah membantu dalam
kegiatan pembuatan laporan, administrasi, dan surat-menyurat serta pengarsipan
kegiatan yang dilaksanakan oleh TFL dan Korfas. Tenaga Pendukung Administrasi
ditugaskan di kantor Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat pada
Seksi Rumah Khusus dan Swadaya. Kegiatan pengadministrasian terhadap seluruh
pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas Rutilahu dilakukan dengan menyusun
Rencana Anggaran Biaya (RAB) di wilayah kerjanya, meliputi :
1) Pembayaran gaji dan operasional pendampingan kepada penerima bantuan;
2) Pembayaran biaya pembuatan laporan;
3) Pembayaran gaji tenaga ahli dan tenaga pendukung; dan
4) Pembayaran biaya operasional lainnya.

E. Tenaga Pendukung Operator Komputer


Tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung Operator Komputer adalah membantu
pengumpulan dan updating data serta penyusunan berbagai paparan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kegiatan baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.

3.8. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Sesuai dengan kontrak kerja antara PPK dan Penyedia Jasa, pelaksanaan
pekerjaan Konsultan Manajemen Provinsi 1 dilakukan selama 5.5 (lima setengah) bulan
dengan uraian dapat dilihat pada Tabel 4.1.

IV. LAPORAN
Pelaporan pekerjaan Konsultan Manajemen Provinsi 1 adalah sebagai berikut
4.1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat latar belakang, tujuan, sasaran, lingkup wilayah dan
substansi, metodologi pendekatan, kajian data awal, kerangka berpikir dan rencana kerja.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender dari tanggal
SPMK dikeluarkan, dibahas dan disetujui oleh Tim Teknis sebanyak 5 (lima) buku

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 10


laporan. Buku Laporan Pendahuluan dibuat pada kertas ukuran A4 80 gram, dijilid soft
cover berwarna dengan desain yang menarik, tampilan peta, gambar dan foto dibuat
berwarna, tulisan menggunakan font times new roman.

4.2. Laporan Draft Akhir


Laporan Draft Akhir memuat materi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan bulan ke-4. Laporan diserahkan selambat-lambatnya 5 (Lima)
bulan kalender dari tanggal SPMK dikeluarkan, dibahas dan disetujui oleh Tim Teknis
sebanyak 5 (lima) buku laporan. Buku Laporan Draft Akhir dibuat pada kertas ukuran A4
80 gram dijilid soft cover berwarna dengan desain yang menarik, tampilan peta, gambar
dan foto dibuat berwarna, tulisan menggunakan font times new roman.

4.3. Laporan Akhir


Laporan Akhir memuat profil pelaksanaan Rutilahu setiap penerima manfaat (rekapitulasi
foto pelaksanaan fisik 0%, 30%, 100%), laporan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan, laporan penilaian kinerja TFL dan Korfas, laporan rekapitulasi
status penyusunan proposal usulan kegiatan perbaikan Rutilahu TA. 2020. Laporan
diserahkan setelah 5.5 (Lima setengah) bulan kalender dari tanggal SPMK dikeluarkan,
dibahas dan disetujui oleh Tim Teknis sebanyak 5 (lima) buku laporan. Buku Laporan
Akhir dibuat pada kertas ukuran A4 80 gram, dijilid hard cover berwarna dengan desain
yang menarik, tampilan peta, gambar dan dokumentasi foto dibuat berwarna, tulisan
menggunakan font times new roman.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 11


Tabel 4.1 Rencana Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konsultan Manajemen Provinsi 1

Bulan ke-
No. Kegiatan I II III IV V VI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
I TAHAP PERSIAPAN
1 Mobilisasi tim dan kebutuhan peralatan kegiatan
2 Menyiapkan rencana kerja
3 Menyusun metodologi kerja
Melakukan survey pendahuluan, koordinasi dengan
4
SKPD Provinsi dan SKPD kabupaten/kota
5 Sosialisasi kepada penerima bantuan di 6 kab/kota
6 Melakukan survey lapangan
7 Menyiapkan laporan pendahuluan dan presentasi
II TAHAP PELAKSANAAN
1 Verifikasi Proposal Usulan bersama Korfas dan TFL
Melakukan Rembug Warga dan pembentukan panitia
2
pembangunan
Menyiapkan kelengkapan proposal pencairan dana
3
bersama Korfas dan TFL
4 Melakukan evaluasi kerja Korfas dan TFL
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
5
kegiatan
Pencairan Dana Bantuan Sosial ke Rekening
6
BKM/LKM/LPM
Penyepakatan jadwal dan Teknis Pelaksanaan Fisik
7
perbaikan Rutilahu
8 Melakukan pemantapan Kinerja TFL dan Korfas
Memeriksa laporan penggunaan Dana bansos
9
BKM/LKM/LPM bersama Korfas dan TFL
10 Menyiapkan laporan draft akhir dan presentasi
Menyampaikan Laporan Penggunaan Dana (LPD)
11
Bansos BKM/LKM/LPM ke Disperkim Jabar
12 Menyiapkan Laporan Akhir dan Presentasi
13 Finalisasi produk-produk kegiatan
4.4. Laporan Progres Bulanan

Laporan Progres Bulanan memuat progres pelaksanaan kegiatan perbaikan Rutilahu


setiap bulan, penilaian kinerja TFL dan Korfas. Laporan diserahkan setiap akhir bulan,
dibahas dan disetujui oleh Tim Teknis. Buku Laporan Akhir dibuat pada kertas ukuran A4
80 gram, dijilid soft cover berwarna, tampilan peta, gambar dan dokumentasi foto dibuat
berwarna, tulisan menggunakan font times new roman.

V. HAL-HAL LAIN
5.1 Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Didapat melalui observasi/wawancara langsung di lapangan, mengacu
pada pedoman pelaksanaan yang telah dibuat dan disetujui oleh pengguna jasa;
b. Didokumentasikan melalui media audio maupun visual (foto dan film).
2. Data Sekunder
a. Data statistik harus didapat dari sumber yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu instansi resmi yang memiliki tupoksi untuk
mengeluarkan data tersebut (TNP2K/Dinas Teknis Bidang Perumahan kabupaten
kota);
b. Data-data teknis dan sektoral lainnya yang dibutuhkan didapat dari sumber
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, yaitu instansi resmi yang memiliki
tupoksi untuk mengeluarkan data tersebut (instansi sektoral terkait);
c. Data-data yang akan digunakan untuk proyeksi kebutuhan di masa datang
minimal mencakup periode waktu lima tahun ke belakang (time series).

Bandung, April 2020

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Kegiatan Pendampingan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
(Rutilahu) di Jawa Barat

Indi Nurdiansah, ST
NIP. 19740114 200801 1 002
Kerangka Acuan Kerja (KAK) – Konsultan Manajemen Provinsi 1 | TA 2020 1

Anda mungkin juga menyukai