Anda di halaman 1dari 10

BUKU 1

PETUNJUK TEKNIS
IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RTLH)

Disusun Oleh:
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Upaya untuk meningkatkan prakarsa dan swadaya masyarakat dalam mewujudkan Rumah
Layak Huni, perlu melibatkan masyarakat sejak proses pengusulan, perencanaan dan
pelaksanaan. Dalam rangka usaha untuk mempercepat terwujudnya rumah layak huni, maka
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya membantu melalui dana Bantuan Sosial terhadap
rumah yang tidak layak huni. Dana Bantuan Sosial tersebut bersifat stimulan yang memerlukan
peran serta masyarakat untuk swadaya dan gotong royong.
Sebagai tindak lanjut dari penyaluran Dana Bansos RTLH tersebut di atas, diperlukan
Petunjuk Teknis guna menjabarkan pokokpokok upaya di lapangan bagi para pelaksana.
Petunjuk Teknis identifikasi/ verifikasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) diharapkan dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan identifikasi/ verifikasi calon penerima Bansos RTLH, yang
pada akhirnya akan didapat sasaran penerima Bansos RTLH sesuai kriteria yang disyaratkan.
Harapan kami dengan tersusunnya Petunjuk Teknis identifikasi/ verifikasi Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) ini, Kegiatan Pembangunan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Rumah
Tangga Miskin (RTM) ini dapapat bermanfaat dan membantu dalam pelaksanaan Program
Penanggulangan Kemiskinan.
Atas perhatian, bantuan serta peran serta semua pihak yang terkait, disampaikan terima
kasih.

Kepala Dinas
Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Ir. MALADIYANTO, M.T


Pembina Utama Madya
NIP. 19580520 198603 1 011

PETUNJUK PELAKSANAAN/ PETUNJUK TEKNIS


BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

B.
C.
D.
E.

DASAR HUKUM
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
PENGERTIAN

BAB II. KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI


A. KEBIJAKAN
B. KRITERIA LOKASI BANTUAN
C. KRITERIA PENERIMA BANTUAN
BAB III. POKOK-POKOK KEGIATAN IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI BANTUAN
SOSIAL RTLH
A. IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI LAPANGAN
B. SOSIALISASI/ REMBUG WARGA
C. PEMBENTUKAN POKMAS
D. PENYUSUNAN PROPOSAL
BAB IV. PELAKSANAAN IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI BANTUAN SOSIAL RTLH
A. SOSIALISASI/ KOORDINASI
B. IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI
C. MUSYAWARAH REMBUG WARGA
D. PENYUSUNAN PROPOSAL
BAB V. PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FORMAT PENYUSUNAN PROPOSAL
FORMAT IDENTIFIKASI
FORMAT VERIFIKASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Rumah termasuk kebutuhan pokok di dalam urutan prioritas kebutuhan manusia/


masyarakat. Setiap bagian dari rumah berperan dan saling berkaitan untuk bersama-sama
memenuhi fungsi sebenarnya sesuai kebutuhan penghuninya.Sesuai Pasal 129 huruf a
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman bahwa dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, setiap orang berhak menempati,
menikmati, dan/ atau memiliki/ memperoleh rumah yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur.
Pemerintah beranggapan bahwa masalah perumahan merupakan tanggung jawab
bersama, namun kewajiban untuk pemenuhan kebutuhan rumah tersebut pada hakekatnya
merupakan tanggung jawab individual dalam hal ini dilaksanakan secara swadaya oleh
masing-masing rumah tangga. Upaya untuk meningkatkan prakarsa dan swadaya
masyarakat dalam mewujudkan Rumah Layak Huni, perlu melibatkan masyarakat sejak
proses pengusulan, perencanaan dan pelaksanaan. Dalam rangka usaha untuk
mempercepat terwujudnya rumah layak huni, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
berupaya membantu melalui dana Bantuan Sosial terhadap rumah yang tidak layak huni.
Dana Bantuan Sosial tersebut bersifat stimulan yang memerlukan peran serta masyarakat
untuk swadaya dan gotong-royong.
Di Provinsi Jawa Tengah sebagaimana Data PPLS Tahun 2011 terdapat
1.723.500 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang terdiri dari 5.066 unit Prioritas 1,
474.889 unit Prioritas 2 dan 1.243.545 unit Prioritas 3.
Melihat kenyataan diatas, menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang
tinggal di Rumah Tidak Layak Huni yang perlu mendapatkan bantuan untuk memperbaiki
rumah mereka. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui kegiatan
Bantuan Sosial Rumah Tidak Layak Huni (Bansos RTLH) memberikan bantuan stimulant
untuk pemugaran rumah bagi masyarakat yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Dengan Bansos RTLH diharapkan jumlah RTLH di Provinsi Jawa Tengah akan berkurang.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan
Kawasan Permukiman.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah jo UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

6.

7.

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengelolaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran
berjalan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Petunjuk Teknis Bansos RTLH dimaksudkan sebagai landasan pemberian bantuan
dalam melakukan identifikasi dan verifikasi.
2. Petunjuk Teknis Bansos RTLH bertujuan sebagai dasar penentuan sasaran penerima
dana Bansos RTLH.
D. RUANG LINGKUP
Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis Bansos RTLH mempunyai ruang lingkup untuk
peningkatan kualitas rumah/ pemugaran rumah atau pembangunan rumah sederhana.
E. PENGERTIAN
Dalam Pedoman Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan :
a. Rumah Layak Huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan
dan kecukupan minimal luas bangunan serta kesehatan penghuninya.
b. Rumah Swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.
c. Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/ atau
sumber dana lain yang dibelanjakan untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati/ Walikota dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
e. Pemugaran rumah adalah kegiatan tanpa perombakan yang mendasar, bersifat parsial
dan memerlukan peran serta masyarakat yang dilaksanakan secara bertahap.
f. Bansos RTLH adalah pemberian bantuan stimulan berupa uang untuk pembelian
bahan bangunan guna pemugaran Rumah Tidak Layak Huni dari pemerintah daerah
kepada individu, keluarga, kelompok dan/ atau masyarakat yang sifatnya tidak secara
terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial.
g. Penyedia Jasa adalah Badan Usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
barang/ pekerjaan/ jasa lainnya.
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. KEBIJAKAN

Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana tersebut diatas, maka


kebijaksanaan pemberian dana bansos RTLH disusun berdasarkan kriteria-kriteria antara
lain kriteria Lokasi (Kabupaten/ Kota, kecamatan, desa/ kelurahan), kriteria penerima
bantuan dan kriteria objek bantuan. Untuk kriteria lokasi dan kriteria penerima
berpedoman pada PPLS Tahun 2011 (zona merah, zona kuning dan zona hijau) dan PBDT
Tahun 2015. Adapun kriteria objek penerima sesuai prioritas.
B. KRITERIA LOKASI BANTUAN
1. Prioritas Satu
Adalah desa dengan tingkat kemiskinan tinggi (zona merah) yang berada di
kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi (zona merah) dan berada di kabupaten
dengan tingkat kemiskinan tinggi (zona merah), dikecualikan bagi kabupaten yang
tidak memiliki kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi (zona merah) dapat berada
di kecamatan dengan tingkat kemiskinan sedang (zona kuning), antar lain:
1. Kabupaten Demak
2. Kabupaten Grobogan
3. Kabupaten Rembang
4. Kabupaten Klaten
5. Kabupaten Purworejo
6. Kabupaten Kebumen
7. Kabupaten Banyumas
8. Kabupaten Purbalingga
9. Kabupaten Wonosobo
10. Kabupaten Pemalang
11. Kabupaten Brebes
12. Kabupaten Sragen
13. Kabupaten Cilacap
14. Kabupaten Banjarnegara
15. Kabupaten Blora
2. Prioritas Dua
Adalah desa/ kelurahan dengan tingkat kemiskinan tinggi (zona merah) yang
berada di 35 (tiga puluh lima) kabupaten/ kota di Jawa Tengah.

3. Prioritas Tiga
Adalah kelurahan dengan tingkat kemiskinan sedang (zona kuning) yang berada
di 5 (lima) kota, antara lain:
1. Kota Magelang
2. Kota Tegal
3. Kota Pekalongan
4. Kota Salatiga
5. Kota Surakarta

C. KRITERIA PENERIMA BANTUAN


Penerima Bantuan Sosial RTLH harus memenuhi 3 (tiga) kriteria, yaitu:
1. KONDISI RUMAH
Bahan atap berupa daun/ rumbia dan genteng yang sudah lapuk/ rangka atap
kondisi lapuk (harus dibongkar).
Bahan lantai berupa tanah atau plesteran/ ubin yang sudah rusak ;
Bahan dinding berupa bilik bambu/ kayu kualitas jelek/ rotan atau dinding
bata yang sudah rapuh/ retak-retak (harus dibongkar), dinding bata luasan
tidak melebihi 25% dari luasan dinding luar tidak mempunyai pencahayaan
yang cukup;
2. PEMILIK RUMAH
Berdomisili tetap (penduduk) dilokasi kegiatan dan rumah ditempati sendiri;
Memiliki Kartu GAKIN atau Surat Keterangan Miskin dari Kepala Desa/
Lurah;
Bersedia untuk berswadaya dan bergotong-royong;
Belum Pernah mendapatkan bantuan pemugaran rumah.
3. STATUS DAN LETAK RUMAH
Memiliki Bukti Kepemilikan Tanah berupa Sertifikat Hak Atas tanah atau
Surat Keterangan Kepala Desa memiliki tanah;
Rumah milik sendiri, bukan kontrakan, tidak dalam sengketa (misal tanah/
bangunan rumah warisan yang belum dibagi), tidak berdiri di lahan milik
orang lain (yayasan pemerintah, perusahaan, dsb);
Rumah calon terpugar bukan masuk dalam asrama milik suatu instansi;
Rumah calon terpugar bukan termasuk rumah masih dalam waktu kredit
perbankan;
Rumah tidak berdiri pada kawasan larangan pemerintah misal: bantaran/
tanggul, sungai, waduk, tanah kas desa, pemakaman, trotoar, ruang milik
jalan.
D. PENDANAAN
Dana Bantuan Sosial RTLH bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Tengah yang bersifat stimulan.
BAB III
POKOK-POKOK KEGIATAN IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI
BANTUAN SOSIAL RTLH
A. IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI LAPANGAN
Identifikasi/ Verifikasi lapangan dapat dilaksanakan oleh:
1.
Penyedia Jasa;
2.
Unsur Teknis Desa/ Kelurahan;
3.
Unsur Teknis Kecamatan;
4.
Unsur Teknis Kabupaten/ Kota;
5.
Unsur Teknis Provinsi;

B. SOSIALISASI/ REMBUG WARGA


Sosilisasi/ rembug warga dilakukan dalam rangka musyawarah pembentukan Pokmas dan
melengkapi dokumen administrasi calon penerima bantuan yang telah memenuhi kriteria
yang telah ditentukan.
C. PEMBENTUKAN POKMAS
Pokmas RTLH dibentuk dengan Surat Kepala Desa/ Lurah, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Beranggotakan 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh) calon penerima;
b. Kepengurusan Pokmas RTLH berasal dari anggota-anggota warga terpugar atau dari
tokoh masyarakat;
c. Susunan kepengurusan Pokmas RTLH sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara;
d. Pembentukan Kepengurusan Pokmas RTLH berdasarkan musyawarah melalui
kegiatan rembug warga terpugar, yang dilengkapi dengan :
- Berita Acara Musyawarah
- Daftar Hadir Kegiatan Musyawarah
e. Dalam hal terdapat jumlah Pokmas RTLH di suatu desa/ kelurahan lebih dari 1 (satu),
maka diberikan penamaan dengan penomoran sesuai jumlah Pokmas RTLH (misal
Pokmas RTLH-1, Pokmas RTLH-2, dst atau nama lainnya).
D. PENYUSUNAN PROPOSAL
Proposal disusun sebagai kelengkapan pengajuan Bansos RTLH, dilengkapi dengan
lampiran-lampiran yang ditentukan.

BAB IV
PELAKSANAAN IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI
BANTUAN SOSIAL RTLH
Agar pelaksanaan Identifikasi/ Verfikasi RTLH dapat terlaksana dengan baik maka
diperlukan kegiatan yang berkesinambungan antara lain:
A. SOSIALISASI/ KOORDINASI
Sosialisasi Kebijakan di tingkat Provinsi dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Rapat
Persiapan Bantuan Sosial RTLH, sebagai nara sumber Tim Teknis Provinsi.
Koordinasi dengan Kabupaten/ Kota dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang Prov. Jateng melalui kegiatan Pembangunan Stimulan Perumahan Swadaya
Bagi Rumah tangga Miskin (RTM).
Sosialisasi calon penerima bansos RTLH di Desa/ Kelurahan dilaksanakan oleh
Fasilitator atau unsur desa/ kelurahan, kecamatan dan kabupaten/ kota.
B. IDENTIFIKASI/ VERIFIKASI

Identifikasi/ Verifikasi Calon Penerima bantuan dengan cara mendatangi rumah


calon warga terpugar, selanjutnya melakukan penilaian apakah sesuai dengan kriteria
penerima bantuan. Adapun pelaksanaan identifikasi/ verifikasi dilakukan oleh tenaga
Fasilitator atau unsur desa/ kelurahan, kecamatan dan kabupaten/ kota.
C. MUSYAWARAH REMBUG WARGA
Pelaksanaan Musyawarah Rembug Warga adalah dikumpulkannya calon penerima
bantuan yang tepat sasaran untuk bermusyawarah membahas hal-hal yang berkaitan
dengan kebutuhan Pokmas RTLH, dilengkapi dengan Berita Acara dan daftar hadir.
Rembug Warga dilakukan dalam rangka:
1.
Penyusunan Pemilihan Pengurus Pokmas
RTLH
Dipilih dan disepakati Ketua, Sekretaris dan Bendahara Pokmas.
Diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Desa Pembentukan Pokmas RTLH;
2.
Penyusunan RAB dan Swadaya Penerima
Bansos RTLH
Tersusunnya Kuantitas dan Kualitas bahan bangunan yang dibiayai dengan
dana bansos RTLH dan yang dibiayai swadaya masyarakat.
D. PENYUSUNAN PROPOSAL
Proposal disusun berdasarkan hasil identifikasi/ verifikasi dan hasil sosialisasi/
rembug warga sebagai dasar usulan calon penerima dana bansos RTLH dengan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Proposal disertai surat permohonan yang ditujukan kepada Gubernur Jawa
Tengah Up. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jateng ditandatangani
oleh ketua Pokmas dan diketahui oleh Kepala Desa/ Lurah, Camat dan Badan/
Dinas/ Kantor yang membidangi RTLH dengan tembusan Bupati/ Walikota.
2. Kelengkapan Proposal antara lain:
a. Daftar Penerima dana Bansos RTLH dilengkapi Foto Copy Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Foto Copy Kartu Keluarga (KK);
b. Surat Keputusan pembentukan Pokmas RTLH oleh Kepala Desa/ Lurah;
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Rencana Penggunaan Dana (RPD)
dan dukungan swadaya gotong-royong;
d. Foto 0% rumah yang akan dipugar;
e. Foto copy KTP ketua, sekretaris dan bendahara Pokmas RTLH;
f. Berita Acara hasil musyawarah dilengkapi daftar hadir;
g. Gambar Teknis sederhana (denah rumah).

BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai