Anda di halaman 1dari 7

PEMUKIMAN

Diusulkan oleh:
Alfin Juliandra :184002:2018

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


MALANG
2020
MATA KULIAH:PEMUKIMAN

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan PEMUKIMAN

Terima kasih saya ucapkan kepada yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan PEMUKIMAN yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan PEMUKIMAN masalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Malang, 30 maret 2020

Alfin juliandra

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


MATA KULIAH:PEMUKIMAN

A.Kebutuhan akan hunian bagi masyarakat menjadi kebutuhan primer, baik bagi
masyarakat perkotaan maupun masyarakat perdesaan. Kebiasaan masyarakat di
perdesaan membangun rumah sangat sederhana terkadang kurang memperhatikan aspek
kesehatansehingga tidak layak huni. Rumah sebagai tempat berteduh, beristirahat, berkreasi dan
tempat menciptakan manusia produktif dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Rumah juga
mempunyai peran strategis untuk membentuk watak dan kepribadian bangsa demi membangun
manusia Indonesia seutuhnya. Untuk itu, menjadi tugas dan tanggung jawab negara agar setiap
warga bisamenghuni rumah yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi dan teratur. Namun
dalam kenyataannya, masih ada beberapa kendala dalam penyediaan perumahan, yaitu adanya
ketimpangan antara pasokan dan kebutuhaan.1 Pembangunan perumahan yang tidak seimbang
dengan pertumbuhan penduduk menyebabkan tidak semua masyarakat dapat terpenuhi
kebutuhannya akan perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah.2 Sehingga masyarakat
dari golongan ekonomi lemah yang tidak mampu mengakses pembangunan perumahan, mencari
solusi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut tanpa.

mempertimbangkan syarat kesehatan dan kelayakan rumah sebagai tempat tinggal.


Kondisi ini menjadi agenda pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dengan
mempertimbangkan bahwa perumahan telah menjadi hak asasi manusia sebagaimana
dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 pasal 40 tentang hak asasi manusia,
yang menyatakan setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak.
Juga tercantum dalam pasal 28 H UUD 1945 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Memenuhi
amanat Undang-undang akan kebutuhan tempat tinggal dan lingkungan yang layak, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Perumahan Swadaya
Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan memiliki Program Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS) atau yang akrab dikenal dengan istilah bedah rumah. Maksud dari Program
BSPS adalah meningkatkan prakarsa MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dalam
pembangunan/peningkatan kualitas rumah yang layak huni, sehat, aman, serasi, dan teratur serta
berkelanjutan.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


MATA KULIAH:PEMUKIMAN

Dalam upaya mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah yang layak di Indonesia, pemerintah
pusat memberikan wewenang dan kewajiban kepada pemerintah daerah untuk ikut serta dalam
memenuhi kebutuhan dasar akan tempat tinggal di daerahnya. Hal ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa
pembangunan perumahan merupakan urusan wajib Pemerintah Daerah.4 Perumahan dan
permukiman merupakan urusan bersama yang harus ditangani oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Perumahan dan Permukiman menjadi
urusan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

B.Pembangunan Rumah Layak Huni

Didalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan terdapat


program pembangunan rumah layak huni. Hal ini sejalan dan mengacu pada mekanis
mepelaksanaan PNPM Mandiri karena salah satu kebutuhan primer bagi manusia adalah
terpenuhinya kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) yang layak dan sehat. Pembangunan
Rumah Layak Huni memfokuskan pendekatan pelaksanaan padaprinsip-prinsip PNPM-MPd
yaitu pembangunan partisipatif, tansparan, sederhana dan akuntabel. Strategi PNPM-MP untuk
pembangunan Rumah Layak Huni masyarakat perdesaan akan dilakukan dengan mendorong dan
memberikan bantuan berupa Dana Bantuan Langsung Masyarakat dan Tenaga konsultan
pendamping. Pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat diutamakan secara swakelola dan
padat karya yang menjadi prioritas dengan tujuan gotong royong agar bias tetapterjaga sekaligus
masyarakat dapat memperoleh pendapatan.Danadariprogram yang diterima anggota masyarakat
sebagai upah kerja atau transaksi bahan material dan lain-lain, diharapkan sekaligus memicu
produksi dan konsumsi bagi pemulihan ekonomi masyarakat.

C. Pengertian Program Bantuan Rumah Layak Huni

Menurut sulistyo, mudji, (3013) rumah merupakan kebutuhan dasar manusia.Yang


berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.Pada hakikatnya
setiap warga masyarakat membutuhkan perumahan yang layak huni, namun dalam kenyataanya
pemenuhan kebutuhan rumah layak huni tersebut menjadi masalah bagi sebagian masyarakat.87
Masalah kemiskinan merupaka masalah sosial yang masih banyak dialami oleh penduduk
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
MATA KULIAH:PEMUKIMAN

Kabupaten Mesuji. Berdasarka kreteria yang.digunakan oleh BPS, untuk mengukur kemiskinan
ahwa kondisi rumah rumah yang tidak layak huni merupakan cirri utama untuk membedakan
keluarga miskin dan keluarga tidak miskin. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, penyebab
rumah layak huni atau pemugaran rumah tidak layak huni dapat memberkan kontribusi terhadap
upaya penurunan angka kemiskinan. Program Bantuan Rumah Layak Huni(Barulahu) yang di
gagas oleh pemerintah kabupaten Mesuji merupakan menyederhanakan dari 14 kreteria yang
digunakan BPS menjadi 4 kreteria diantaranya: kodisi rumah tidak permanen dan rusak, dinding
dan atab terbust dari bahan yang mudah rusak, lantai yang masih tanah, serta keluarga yang
belum memiliki tempat tinggal. Dengan demikian angka tersebut diatas tidak serta merta akan
mendapatkan pelayanan secara keseluruhan, namun secara selektif akan digunakan kreteria yang
lebih sederhana namun lebih tepat sasaran. Program tersebut tidak lepas dari aspek program
pembangunan Sai Bumi Serasan Segawe. Pelaksanaan program bantuan rumah layak huni
memiliki korelasi positif dalam pengentasan kemiskinan yang merupakan tujuan utama dari
program Sai Bumi Serasan Segawe (Satu Bumi Satu Tujuan) dalam melaksanakan program
bantuan rumaah layak huni secara serentak.

D Tujuan, Sasaran Dan Karakteristik Program Bantuan Rumah Layak Huni

a. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama perumahan sebagai tempat tinggal, melalui
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dan perbaikan/rehabilitas rumah tidak layak huni,
sehingga keluarga miskin dapat menempati rumah yang layak huni dalam lingkungan yang sehat
dan sejahtera. Sasaran Program Sasaran program bantuan rumah layak huni adalah
keluargarumah

tangga miskin dengan kreteria sebagai berikut:

1) Penduduk Kabupaten Mesuji yang memiliki KTP dan sudah menetap secara terus
menerus minimal 3 tahun.

2) Kepala keluarga yang tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasar secara layak.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


MATA KULIAH:PEMUKIMAN

3) Status tanah dan rumah yang ditempati adalah milik sendiri, dengan dibuktikan dengan
surat kepemilikan yang syah.

4) Atap rumah dalam kondisi rusak atau terbuat dari daun, dinding rumah dalam kondisi
rusak atau tidak layak dan lantai dalam keadaan rusak atau kondisi lantai dari tanah, serta
luas lantai kurang dari 8 m2 perorang dan tidak memiliki MCK.

E. Mekanisme Peyalura Bantuan Rumah Layak Huni

a. Dinas sosial menyampaikan bantuan berupa bahan bangunan yang disesuaikan dengan
ebutuhan, melalui pihak ketiga (rekan) kepada kepala keluarga yang rumahnya dinyatakan
lolos seleksi dengan ditandai atau ditempel stiker.

b. Bantuan bahan bangunan diserahkan langsung kepada penerima bantuan di tempat


masing-masing yang pengerjaanya dilaksanakan secara swakelola dan diawasi langsung oleh
pendamping teknis yang telah ditujukan.

F Pendamping Pelaksana

Pendamping adalah petugas lapangan yang memiliki kepedulian terhadap keluarga


miskin berumah tidak layak huni yang didasarkan pada persyaratan yang telah ditetapkan untuk
melaksanakan tugas pendamping dalam pelaksanaan Program Bantuan Rumah Layak Huni,
(seperti PSM: Pekerja Sosial Masyarakat, atau TKSM; Tenaga Kesejahteraan Masyarakat,
Karang Taruna, Masyarakat dan lain-lain).

G Pengawas

Pengawas dapat dilakukan langsung oleh masyarakat dalam rangka untuk mengetahui
ketepatan sasaran, kebenaran pemanfaatan bantuan.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


MATA KULIAH:PEMUKIMAN

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Anda mungkin juga menyukai