Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PEKER'AAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SATUAN KERJA PEMBIAYAAN PERUMAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK}


(KONTRAKTUAL)

PAKET PEKERJAAN
EVALUASI PENERAPAN SERTIFIKAT IAIK FUNGSI
RUMAH SEJAHTERA BERSUBSTDT

TAHUN ANGGARAN 20 I8
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCP-
EYALUASI PENERAPAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
RUMAH SETAHTERA BERSUBSTDT

KEMENTERIAN/LEMBAGA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat

UNIT ESELON I/II Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan/


Direktorat Evaluasi Bantuan Pembiayaan Perumahan

PROGRAM Pengembangan pembiayaan perumahan

HASIL (Outcome) Meningkatnya rumah tangga berpenghasilan rendah


yang menghuni dan atau memiliki rumah layak huni
yang mendapat bantuan fasilitas pendanaan dan
pembiayaan

KEGIATAN Pengendalian Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan


Perumahan

INDIKATOR KINERJA Jumlah laporan pemantauan, analisis, evaluasi dan


KEGIATAN pelaporan pengendalian pelaksanaan bantuan
pembiayaan Wilayah I

JENIS KELUARAN (Output) Laporan pemantauan, analisis, evaluasi dan


pengendalian pelaksanaan bantuan pembiayaan
wilayah I

VOLUME KELUARAN 1 (satu) Laporan Evaluasi Penerapan Sertifikat Laik


(OutpuA
Fungsi Rumah Sejahtera Bersubsidi

SATUAN UKUR Laporan


KELUARAN (Oufpuf)
A, LATAR BELAKANG
1. DasarHukum
a. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
b. Undang Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJN);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
d. Undang-Undang Nomor20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014Tentang Pemerintah Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan Undang -
Undang Nomor23 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2}rc Tentang Pembangunan
Perumahan MBR;
j. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019;
k. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor 8);
l. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 ientang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
m. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2017:
n. lnstruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Penyederhanaan Perizinan
Pembangunan Perumahan ;

o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.0312A14 Tahun 2014 Tentang
Perubahan keempat atas Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.03/2A07
tentang Batasan Rumah Sederhana, Rumah sangat Sederhana, Rumah
Susun Sederhana, Pondok Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar serta
perumahan lainnya, yang atas penyerahannnya dibebaskan dari Penggenaan
Pajak Pertambahan Nilai;
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25iPRT/M/2007 Tentang
Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
5/PRT/M/2016 Tentang lzin Mendirikan Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
lndonesia Nomor 21lPRTlMl2016 Tentang Kemudahan danlatau Bantuan
Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
lndonesia Nomor 26lPRTlMl2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21IPRT/M/2016 Tentang
Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah;
u. Keputusan Menteri Pekefaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
lndonesia Nomor 247fKPTSlMl2O15 Tentang Proporsi Pendanaan Kredit
Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera;
v. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
lndonesia Nomor S52/KPTSiM/2016 Tentang Batasan Penghasilan
Kelompok Sasaran KPR Bersubsidi, Batasan Harga Jual Rumah Sejahtera
Tapak dan Satuan Rumah Sejahtera Susun, Serta Besaran Subsidi Bantuan
Uang Muka Perumahan;
w. SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan

di Llngkungan Perkotaan.

2. Gambaran Umum
Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 H Amandemen UUD 1945, rumah
merupakan salah satu hak dasar rakyd, oleh karena itu setiap warga negara
berhak untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan
sehat.Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia dalam
meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan, dan penghidupan serta sebagai
pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, pembentukan
watak, karakter, dan kepribadian bangsa.
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menyusun dan
mengembangkan kebijakan bantuan pembiayaan untuk meningkatkan akses
masyarakat berpenghasilan rendah pada pembiayaan perumahan. Menurut
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman pasal 126, disebutkan bahwa Kemudahan danlatau Bantuan
Pembiayaan Perumahan meliputi: (i) skema Bantuan Pembiayaan; (ii) penjaminan
dan atau asuransi; dan/atau (iii) dana murah jangka panjang. Pola bantuan
pembiayaan perumahan yang dikembangkan sejak tahun 2010 adalah bantuan
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan bagi pembiayaan rumah sejahtera tapak
dan satuan rumah susun sederhana milik, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan yang selanjutnya disingkat FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang
pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Pada tahun 2015 dikembangkan pola Subsidi. Subsidi bantuan
pembiayaan perumahan sebagai salah salu kebijakan publik harus terus
dievaluasi menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna
dipertan gg un gjawabka n kepada konstituen nya.
Dalam pelaksanaan pembangunan rumah sejahtera subsidi perlu memerhatikan
kelaikan fungsi suatu bangunan hunian dan sertifikasi laik fungsi. Berdasarkan UU
no 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, Laik fungsi adalah suatu kondisi
bangunan gedung yang memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan
teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung yang ditetapkan. Persyaratan
Administratif meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan
bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan. Persyaratan teknis bangunan
gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan
gedung.
Suatu bangunan yang laik fungsi juga berkaitan dengan lingkungan perumahan
yang sehat dan nyaman. Lingkungan perumahan yang sehat sendiri harus diikuti
dengan pembangunan lingkungan perumahan melalui penyediaan prasarana dan
sarana dasar yang memadai seperti air minum, sanitasi lingkungan, jalan, listrik,
fasilitas umum dan sosial yang bertujuan untuk mewujudkan keharmonisan
ekologi, baik ekologi lingkungan maupun manusia. Hal ini telah dijelaskan pada
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2Af tentang perumahan dan kawasan
pemukiman, perumahan sendiri mempunyai arti sebagai kumpulan rumah sebagai
bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun pedesaan yang dilengkapi
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni dan laik fungsi.
Hasil Pemantauan dan Evaluasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Evaluasi
Bantuan Pembiayaan Perumahan ditemui berbagai masalah terkait laik fungsi.
Tabel Penyebab Rumah Belum Dihuni Hasil Survey Dit. EBPP Tahun 2A17

PENYEBAB RUMAH BELUM


DIHUNI
Belum Dihuni i 5.242 {00,00 j

a. tti
Kondisi PSU Perumahan belum 2.372 45,25
siap
b. Ketiadaan listrik/jaringan listrik 577 11,00

c. Ketiadaan air bersih 288 5,50

d. Bangunan dalam proses renovasi 1.4A2 26,75

e, Mengontrak/pindah tugas 406 7,75

f. Konstruksi rumah
bangunan
-'-_-''--"v-" 105 2,00

g. Belum adanya transportasi publik 26 0,50

h.-
- Belum adanyafasilitas kesehatin
l

It

lil
I

j , B"lum adanya fasilitas perdagangan ', 26 0,50 l

tll

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 26.750/o bangunan rumah subsidi dalam
proses renovasi dan 45.25o/o kondisi PSU perumahan belum siap, menjadi
penyebab utama belum dihuninya rumah subsidi. Proses renovasi seringkali
dilakukan dikarenakan kondisi rumah subsidi, seperti dinding rumah yang retak
sebelum ditempati, plafond rusak, serta PSU perumahan dengan kondisi jalan
lingkungan yang rusak, tidak adanya p€nerangan jalan urnurn, minimnya
ketersediaan air bersih yang baik, jaringan drainase yang tidak terhubung dengan
baik, dan masalah lingkungan perumahan lainnya. Berdasarkan hal tersebut
diperlukan kegiatan Evaluasi Terhadap Penerapan Sertifikat Laik Fungsi
Rumah Seiahtera Bersubsidi yang dikeluarkan oleh setiap Pemerintah Daerah.
Hal inijuga sekaligus untuk melihat atas pelaksanaan UU Nomor 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung dalam pasal 37 ayal2 dan 3 serta Pasal 29 ayal 1.1,
PP Nomor64 Tahun 2016 pasal 17 yang mengamanatkan penerbitan sertifikat laik
fungsi rumah bagi MBR. Kegiatan ini diharapkan menjadi bahan perbaikan dalam
pencapaian keberhasilan penyelenggaraan pembangunan rumah sejahtera
bersubsidi yang laik fungsi di lndonesia.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Penyelenggaraan kegiatan Evaluasi Penerapan Serfitikat Laik Fungsi Rumah
Seiahtera Bersubsidi ini dimaksudkan untuk melihat efektivitas peran Pemerintah
Daerah dalam penerapan serfitikat laik fungsi (SLF) dalam penyelenggaraan rumah
sejahtera bersubsidi untuk rumah tapak maupun rumah susun di lndonesia dan
dalam terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal yang layak
dengan didukung prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai dalam mendukung
aktivitas.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui kebijakan dan peraturan bidang perumahan dan permukiman di daerah
terkait seritifkat laik fungsi;
2) Mengetahui kesiapan Pemerintah Daerah terkait penerapan sertifikat laik fungsi bagi
hunian rumah sejahtera bersubsidi di masing - masing wilayahnya;
3) Mengetahui keterkaitan perijinan yang sudah berlaku terhadap serifikat laik fungsi;
4) Mengetahui kendala dan hambatan dalam proses penerapatan sertifikat laik fungsi
bagi hunian rumah sejahtera bersubsidi.

G. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Evaluasi Penerapan Laik Fungsi Rumah
Seiahtera Bersubsidi adalah Direkorat Jenderal Pembiayaan Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

D. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan iniantara lain:
1) Teridentifikasinya kebijakan pemerintah daerah dalam bidang perumahan dan
permukiman untuk mewujudkan rumah sejahtera bersubsidi laik fungsi;
2) Teridentifikasinya kesiapan pemerintah daerah dalam penerapan sertifikat laik
fungsi untuk rumah sejahtera bersubsidi;
3) Teridentifikasinya kendala dan hambatan penerapan sertifikat laik fungsi untuk
rumah sejahtera bersubsidi ;

4) Teridenfikasinya hubungan sertifikat laik fungsi terhadap kualitas rumah sejahtera


bersubsidi.
E. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Evaluasi Penerapan Setifikd Laik Fungsi Rumah Sejahtera
Bersubsidi meliputi antara lain tetapitidak terbatas pada:
1. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan;
2. Menyusun materi pelaksanaan kegiatan;
3. Koordinasidengan pemerintah daerah, bank pelaksana, dan stakeholderterkait
lainnya dalam upaya mengetahui kinerja pelaksanaan program bantuan
pembiayaan perumahan, data lokasi perumahan, dan kondisi rumah serta
lingkungan perumahan;
4. Pengumpulan data primer melalui survey lapangan kepada pemerintah daerah,
bank pelaksana, pengembang, dan melihat kondisi rumah serta lingkungan
perumahan;
5. Melakukankompilasidata;
6. Melakukan analisa dan evaluasiterhadap penerapan sertifikat laik fungsi rumah
sejahtera bersubsidi;
7. Mengadakan minimal 1 kali diskusi terbatas (FGD) di Jakarta, dengan
stakeholder terkait hasil pengumpulan data dan analisis untuk mendapatkan
masukan dalam penyusunan laporan;
8. Menyusun laporan Evaluasi Penerapan Sertifikat Laik Fungsi Rumah Sejahtera
Bersubsidi.

F. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

{. Tahap Persiapan
Kegiatan ini dilaksanakan sebelum tim turun ke lapangan yang meliputi kegiatan
penyusunan rencana kerja, kerangka pikir dan metode pendekatan studi format-
format yang diperlukan dalam hal pengumpulan data dan analisa.

2. Tahap Survey Lapangan


Tahapan survey lapangan dimaksudkan untuk:
1) Mengumpulkan data-data sekunder dan primer antara lain sebagai berikut:
r Konsep dan dasar teoritis yang dapat menjelaskan tentang
penyelenggataan program bantuan pembiayaan perumahan, kriteria rumah
layak hunidan laik fungsi;
o Peraturan perundang-undangan atau kebijakan yang terkait
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di
daerah;
o Peraturan daerah atau kebijakan yang terkait rumah laik fungsi di daerah;
r lsu dan permasalahan yang ditemui terkait hal sertifikat laik fungsi secara
umum maupun secara secara khusus yang ditemukan pada lokasistudi.
'2) Wawancara dengan beberapa narasumber terkait seperti pemerintah
daerah, bank pelaksana, pengembang, dan debitur.

3. Tahap Analisis
Dalam konteks metode analisis, kegiaian ini dilaksanakan dengan melakukan
koordinasi dengan stakeholder terkait, pengumpulan data sekunder maupun
primer serta mengadakan kunjungan lapangan (survey) ke lokasi yang telah
ditentukan (Aceh, Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Papua).
Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada data 20 KabupatenlKota yang telah
melembagakan Sertifikat Laik Fungsi di lndonesia;
Mengingat luasnya penyebaran bantuan pembiayaan perumahan dan
permukiman, teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling
(Teknik Acak Berlapis), dimana sampling yang diambil telah memenuhi
keterwakilan dari tingkatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Bank Pelaksana dan
Pengembang dan tahun pelaksanaan.
Dalam konteks substansi, beberapa analisis yang perlu dilakukan dalam mencapai
tujuan dan sasaran kegiatan antara lain:
o Analisis Kebijakan Bidang Perumahan dan Permukiman baik Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah;
r Analisis Kebijakan Terkait Sertifikat Laik Fungsi Pemerintah Daerah;
r Analisis Kelembagaan terkait Sertifikasi Laik Fungsi Rumah Sejahtera
Bersubsidi;
o Analisis Kondisi Rumah dan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas)
Perumahan;
. Analisis Prosedur Sertifikat Laik Fungsi Rumah Sejahtera Bersubsidi;
r Analisis Keterkaitan Penerapan Sertifikat Laik Fungsi terhadap Kualitas
Rumah dan Lingkungan Perumahan.
r Analisis atas kendala dan hambatan Penerapan Sertifikat Laik Fungsi
terhadap pelaksanaan penyaluran bantuan pembiayaan perumahan.
Seluruh analisis sebagaimana yang telah diuraikan di atas dilakukan dalam rangka
mengevaluasi Penerapan Sertilikat Laik Fungsi Rumah Sejahetera Bersubsidi.

4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Evaluasi Penerapan Sertifikat Laik Fungsi Rumah Sejahtera Bersubsidi
ini dilaksanakan di DKI Jakarta. Lokasi Survey meliputi 5 Provinsi yaitu Aceh,
Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Papua.

5. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Waktu Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Penerapan Laik Fungsi Rumah
Seiahtera Bersubsidiselama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung
sejak tanggal penerbitan SPMK dengan rincian time table sebagai berikut :

TAHUN ANGGARAN 2017 {BULAN)


NO KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags sep okt Nov Des

I Asistensi dengan Tim


Teknis

2 Tahapan Persiapan
(kegiatan penyusunan
rencana kerja,
kerangka pikir dan
metode pendekatan
studi format-format
yang diperlukan dalam
hal pengumpulan data
dan analisa)
Melakukan rapat
pembahasan draft
laporan pendahuluan
dan laporan
pendahuluan
4 Melakukan rapat
pembahasan draft
laporan antara dan
laporan antara
E
Tahap Survey
Lapangan (Melakukan
Pengumpulan Data dg
survey ke Aceh, Jawa
Timur, DKI Jakarta,
Kalimantan Selatan,
dan Papua)
o Tahap Analisa
(Melakukan analisis
Data hasil
pengumpulan data
laoanoan)
7 Melakukan rapat
pembahasan
6. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan sejumlah tenaga ahli, dengan
maksimum tolal 22 (dua puluh dua) orang-bulan (OB), yang terdiri dari :

1. Seorang Ahli Kebijakan Perumahan dan Permukiman yang merangkap


sebagai Ketua Tim, dengan kualifikasi Sarjana Strata Satu (S1)
Planologi/Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau yang
disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidangnya
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
2. Seorang Ahli Teknik Lingkungan, dengan kualifikasi pendidikan minimal
Sarjana Strata Sdu (S1) teknik lingkungan lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman pernah
melaksanakan pekerjaan di bidang analisa dampak lingkungan (AMDAL)
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
3. Seorang Ahli Pembiayaan Perumahan, dengan pendidikan minimal Sarjana
Strata Satu (S1) Ekonomi Manajemen lulusan universitas/perguruan tinggi
negeriatau yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan di
bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
4. Seorang Ahli Kebijakan Publik, dengan kualifikasi pendidikan minimal
Sarjana Strata Satu (Sl) Administrasi Negara/Administrasi Publik lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang kajian kelembagaan
negara lins{ansi lainnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
5. Seorang Ahli Bangunan, dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana
Strata Satu (S1) Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
yang disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidangnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Pelaksanaan pekerjaan ini juga dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris, 1 (satu)
orang Operator Komputer dan 4 (empat) orang Surveyor.
Penanggung jawab kegiatan adalah Direktur Evaluasi Bantuan Pembiayaan
Perumahan.

7. Pelaporan
Semua laporan baik dalam bentuk hard copy maupun dalam bentuk soft copy dari
kegiatan ini menjadi hak milik Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun jenis laporan
yang harus disusun dan diserahkan adalah sebagai berikut:
1) Laporan Pendahuluan, yaitu laporan yang menjelaskan tentang pendekatan
dan metode kerja konsultan, rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaannya
(program kerja), design survei dan instrumen survei dan rincian penugasan
masing-masing tenaga ahli yang disertai dengan uraian tugas dan tanggung
jawab (matriks) serta rencana konsep outline laporan antara Laporan ini
dicetak dalam 10 eksemplar dan diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan.
setelah dikeluarkan SPMK. Laporan dinyatakan final setelah dibahas dan
disetujuiTim Teknis.
2) Laporan Antara, yaitu laporan yang memuat hasil pelaksanaan survei
lapangan, kompilasi/tabulasi data, analisa awal dan seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan sampai dengan terumuskannya laporan antara tersebut.
Laporan ini dicetak dalam 10 eksemplar dan diserahkan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah dikeluarkan SPMK. Laporan dinyatakan final setelah dibahas
dan dan disetujuiTim Teknis.
3) Laporan Akhir Sementara, yaitu laporan yang memuat seluruh kegiatan
yang telah dilaksanakan sampai dengan telah adanya gambaran dan hasil
analisis mengenai keluaran yang diharapkan dari adanya kegiatan ini dan
memuat draf kesimpulan dan rekomendasi. Laporan ini dicetak dalam 10
eksemplar dan diserahkan paling lambat 5 (lima) bulan setelah dikeluarkan
SPMK. Laporan dinyatakan finalsetelah dibahas dan disetujuiTim Teknis.
4) Laporan Akhir, yaitu laporan yang merupakan dokumen penyempurnaan dari
laporan akhir sementara yang telah disusun sebelumnya dan hasil FGD.
Dokumen ini dicetak dalam 10 eksemplar. Disampaikan kepada Tim Teknis
dan Nara Sumber 5 eksemplar, PK sebanyak 5 eksemplar. Dan disertai
laporan dalam bentuk CD sebanyak 10 keping yang berisikan keseluruhan
capy frle Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara,
Laporan Akhir, Executive Summary, dan bahan presentasi. Dokumen
diserahkan pada akhir masa kontrak. Dokumen dinyatakan final setelah
dibahas dan disetujuiTim Teknis.
5) Executive Summary, yaitu ringkasan eksekutif yang diselesaikan pada akhir
masa kontrak dan diserahkan sebanyak 10 eksemplar.

G. KURUN WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan Evaluasi Penerapan Sertifikast Laik Fungsi Rumah Sejahatera
Bersubsidi dilakukan secara kontraktual selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, terhitung sejak tanggal penerbitan SPMK.
BIAYA YANG DIPERLUKAN

Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp.700.000.000,- (Tujuh


Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN yang dibiayai APBN Tahun Anggaran 2018.
Rincian biaya sesuai dengan RAB terlampir.

Jakarta, Januari 2018


Peiabat Penanggung Jawab
Direktur Evaluasi Bantuan Pembiayaan Perumahan

rr. n*ierot-ntoro. rvre {


N I P. 1 s64os 1 21 sg r;3-1oOI

Anda mungkin juga menyukai