Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MATA KULIAH PERUMAHAN TERJANGKAU

Dosen Pengampu:

Dr. Noor Hamidah, S.T., MUP.

Disusun oleh:

Wilhelmus Telaumbanua (193020502030)


Soni Anpiba Sembiring (193020502044)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
ii

Tugas:

Menganalisa Kriteria dan Syarat Untuk Memperoleh Perumahan Terjangkau dan


Kelengkapan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Berdasarkan Teori dan
Empirik/Fakta Sebagai Contoh Perumahan Terjangkau di Kota Palangka Raya.

Tinjauan Pustaka:

A. Defenisi Sarana dan Prasarana

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota


atau wilayah (spatial space) sehingga memungkinkan ruang tersebut berfungsi
sebagaimana mestinya. Infrastuktur menunjuk pada sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan
fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg,1988 dalam Kodoatie,2005:8).
Prasarana kota merupakan fasilitas umum yang menjadi penunjang utama
terselenggaranya suatu proses atau kegiatan dalam kota yang pada akhirnya akan
menentukan perkembangan kota.
Fungsi prasarana adalah untuk melayani dan mendorong terwujudnya
lingkungan permukiman dan lingkungan usaha yang optimal sesuai dengan
fungsinya, upaya memperbaiki lingkungan membutuhkan keseimbangan antar
tingkat kebutuhan masyarakat (Diwiryo,1996 dalam Juliawan, 2015:6).

B. Jenis-Jenis Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)


Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) merupakan kelengkapan fisik
untuk mendukung terwujudnya perumahan yang sehat, aman dan terjangkau.
1. Jenis-jenis Prasarana menurut UU No. 1 Tahun 2011 Pasal 21 dan
Penjelasan Pasal 28 ayat (1) huruf (b):
a. Jalan
b. Drainase
c. Air minum
d. Sanitasi
e. Air limbah

ii
iii

2. Jenis-jenis sarana menurut UU No. 1 Tahun 2011 Pasal 1 angka 22 dan


penjelasan Pasal 28 ayat (1) huruf (b):
a. Sarana perniagaan/perbelanjaan
b. Sarana pelayanan umum dan pemerintahan
c. Sarana pendidikan
d. Sarana kesehatan
e. Sarana peribadatan
f. Sarana rekreasi dan olah raga
g. Sarana pemakaman
h. Sarana pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
i. Sarana parkir.
3. Jenis-jenis utilitas umum menurut UU No. 1 Tahun 2011 Pasal 1 angka 23
dan penjelasan pasal 28 ayat (1) huruf (b):
a. Jaringan listrik
b. Jaringan air bersih
c. Jaringan telepon
d. Jaringan gas
e. Jaringan transportasi
f. Pemadam kebakaran
g. Sarana penerangan jalan umum.

C. Tujuan Penyediaan Prasarana


Penyediaan prasarana bertujuan untuk mendukung kegiatan-kegiatan publik
agar dapat berjalan sesuai dengan rencana. Prasarana bertujuan agar ruang-ruang
yang diperuntukan bagi kegiatan publik dapat berfungsi dengan baik. Penyediaan
prasarana juga bertujuan agar kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat dapat
tertampung dengan baik.

iii
iv

D. Pengantar Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Untuk


Perumahan Umum
Dasar Hukum:
Peraturan perundang-undangan yang mendasari Bantuan PSU Untuk
Perumahan Umum, meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah.
f. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang perubahan keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
g. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara.
h. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
38/PRT/M/2015 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum Untuk Perumahan Umum.
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
896/KPTS/M/2016 tentang Komponen Bantuan Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Umum Untuk Perumahan Umum.
Pemberian Bantuan PSU merupakan kebijakan Pemerintah yang tercantum
dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 dan UU Nomor 20 Tahun 2011, sebagai
berikut:

iv
v

1. UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman


Dalam Bab V – Penyelenggaraan Perumahan, Bagian Ketujuh - Kemudahan
Pembangunan dan Perolehan Rumah bagi MBR, Pasal 54, dinyatakan
bahwa:
a. Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
b. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan
kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program
perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan
berkelanjutan.
c. Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi
MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:
 Subsidi perolehan rumah
 Stimulan rumah swadaya
 Insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan
 Perizinan
 Asuransi dan penjaminan
 Penyediaan tanah.
 Sertifikasi tanah dan/atau
 Prasarana, sarana, dan utilitas umum.
d. Pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau pembiayaan untuk
perolehan rumah bagi MBR.
e. Ketentuan mengenai kriteria MBR dan persyaratan kemudahan perolehan
rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
diatur dengan Peraturan Menteri. Pada Pasal 54 ayat (3) huruf h,
dinyatakan bahwa Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan
perolehan rumah bagi MBR dapat berupa “prasarana, sarana, dan utilitas
umum”.

v
vi

2. UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun


Dalam Bab XI tentang Tugas dan Wewenang, bagian Keempat yaitu
Bantuan dan Kemudahan, Pasal 88, dinyatakan bahwa:
a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan insentif kepada
pelaku pembangunan rumah susun umum dan rumah susun khusus serta
memberikan bantuan dan kemudahan bagi MBR.
b. Insentif yang diberikan kepada pelaku pembangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa:
 Fasilitasi dalam pengadaan tanah
 Fasilitasi dalam proses sertifikasi tanah
 Fasilitasi dalam proses perizinan
 Fasilitas kredit konstruksi dengan suku bunga rendah
 Insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan
 Peraturan perundang-undangan; dan/atau
 Bantuan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Kondisi Umum dan Analisis Isu Strategis Pembangunan Kota Palangka


Raya: Terkait Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2028

A. Kondisi Umum dan Analisis:


1. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Pada tahun 2005, jumlah keluarga miskin di Kota Palangka Raya adalah
15.106 keluarga atau 33,27 % dan pada tahun 2008 jumlah keluarga
miskin tercatat sebanyak 14.659 keluarga atau 30,20 % dari keluarga di
Kota Palangka Raya. Penanggulangan kemiskinan akan tetap menjadi
permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Palangka Raya dalam
jangka panjang.
b. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Palangka Raya pada tahun 2007
sebesar 70,23 jiwa per Km², dengan tingkat persebaran masih terpusat
pada daerah perkotaan, yaitu Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya

vi
vii

dengan kepadatan masing-masing sebesar 559,25 jiwa per Km² dan


273,17jiwa per Km². Sedangkan untuk Kecamatan Sabangau sebesar
20,86 jiwa per Km², Bukit Batu sebesar 19,42 jiwaper Km² dan
Rakumpit sebesar 2,80 jiwa per Km².
c. Laju pertumbuhan penduduk Kota Palangka Raya padatahun 2005
sampai dengan tahun 2007 sebesar 2,66 %,hal ini masih dipandang
terkendali sehubungan dengan keberhasilan program keluarga berencana,
terutama di kalangan PNS.
d. Angka harapan hidup penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2005-
2007 dianggap cukup tinggi, yakni mencapai 72,9 -73,07 tahun.
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palangka Raya meningkat
dari 77,0 pada tahun 2005 menjadi 77,47 pada tahun 2007. Dengan
peningkatan tersebut menempatkan Kota Palangka Raya pada tahun 2007
berada pada peringkat 7 secara nasional.
2. Pendidikan
Capaian bidang pembangunan pendidikan di Kota Palangka Raya:
a. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan sudah cukup memadai secara
kuantitas, namun belum memadai bila ditinjau dari segi penyebaran,
kesesuaian latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
b. Mutu pendidik dan tenaga kependidikan ditinjau dari jenjang pendidikan
yang ditamatkan sudah memadai namun masih perlu peningkatan
pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang terus berubah.
Mengacu kepada ketentuan tentang standar mutu pendidikan (PP 19
tahun 2005) maka jenjang pendidikan tenaga kependidikan pada semua
level pendidikan harus ditingkatkan melalui suatu program khusus yang
sedapat mungkin tidak membebani pendapatan.
c. Jumlah kelas sudah cukup memadai bahkan untuk tingkat SD ada
sekolah yang mesti digabung akibat kekurangan peserta didik, namun
demikian kualitas kelas dalam hubungannya dengan kenyamanan peserta
didik masih perlu peningkatan.

vii
viii

d. Kota Palangka Raya berdasarkan hasil pendataan tahun 2007 mempunyai


skore Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang cukup tinggi yaitu
berada pada level 7 secara nasional dari seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesia.
3. Kesehatan
a. Fasilitas dan tenaga kesehatan cukup memadai namun penyebarannya
kurang merata dan terpusat pada pusat kota baik untuk fasilitas kesehatan
maupun untuk tenaga kesehatan.
b. Tenaga kesehatan yang masih dirasakan kurang adalah dokter spesialis.
c. Akibat keadaan penyebaran tersebut jangkauan dan kulitas pelayanan
kesehatan untuk daerah pedesaan yang berada jauh dari pusat kota
menjadi kurang berimbang.
d. Sosialisasi untuk hidup sehat dan bersih cukup berhasil untuk kalangan
masyarakat tertentu, namun masih banyak kelompok masyarakat yang
belum mampu untuk merubah budaya hidup yang kurang sehat.
4. Pariwisata
a. Sinergi antara pelaku pariwisata masih rendah dan kurangnya fasilitas
pendukung di lokasi pariwisata.
b. Adanya pemukiman penduduk di tepi-tepi danau dan sungai yang
mengurangi nilai keindahan dan kealamian alam.
c. Pelayanan di tempat wisata kurang memadai antara fasilitas yang tidak
terawat, perawatan obejk yang tidak memadai, kebersihan yang tidak
terjaga, menu yang kurang higienis, papan penunjuk yang kurang jelas,
fasilitas penginapan minim khususnya disepanjang aliran sungai, sarana
air bersih yang kurang.
B. Sarana dan Prasarana

1. Perhubungan Darat
a. Panjang jalan d engan kondisi permukaan rusak dan rusak berat masih
cukup dominan dari total panjang jalan yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya.

viii
ix

b. Stabilitas tanah yang rendah (terutama tanah gambut), banyaknya rawa


dan sungai merupakan salah satu masalah teknis yang menyebabkan
rendahnya daya dukung tanah dan menimbulkan biaya yang cukup besar
dalam pembangunan prasaran perhubungan darat.
c. Luas wilayah Kota Palangka Raya relatif kecil jika dibandingkan dengan
luas wilayah Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah. Namun, akses
perhubungan darat masih belum mampu menjangkau semua ibukota
kecamatan, seperti ibukota kecamatan Rakumpit, Mungku Baru yang
terletak di sungai Rungan.
d. Lemahnya perencanaan dan pengawasan terhadap pembangunan
prasarana transportasi dan peruntukan pengguna jalan, menyebabkan
kualitas hasil pekerjaan yang rendah sehingga fungsi dan manfaatnya
tidak sesuai dengan umur guna yang direncanakan.
e. Rendahnya kesadaran masyarakat pengguna jalan untuk turut serta
dalam pemeliharaan dan pengamanan prasarana jalan darat dan
jembatan.
f. Perawatan dan pemeliharaan jalan darat dan jembata yang telah
dibangun masih sangat rendah dan kurang intensif. Kebanyakan
perbaikan jalan dan jembatan dilakukan jika kondisi jalan dan jembatan
sudah cukup parah (rusak berat).
2. Transportasi Sungai
a. Sebagian dermaga yang telah dibangun tidak dapat diakses langsung oleh
kendaraan darat, khususnya roda empat sehingga mempersulit angkutan
barang dan penumpang. Disamping itu, sebagian besar dermaga belum
memiliki sarana dan fasilitas yang memadai guna menunjang kelancaran
arus transportasi dan kenyamanan publik.
b. Kesadaran sebagian warga masyarakat pengguna jalur trasportasi sungai
masih rendah terutama dalam penggunaan kelengkapan
keamanan/keselamatan penumpang dalam keadaan darurat dan
penerangan pada malam hari.
3. Transportasi Udara

ix
x

a. Masalah yang dihadapi adalah kebakaran lahan dan hutan yang


menghambat bahkan melumpuhkan aktivitas transportasi udara.
b. Beberapa tahun terakhir, sebagian besar penerbangan regional dan
nasional hanya dilayani oleh satu maskapai penerbangan dengan tarif
yang relatif kurang kompetitif.
4. Prasarana Drainase Kota dan Pengairan
a. Pemeliharaan prasarana drainase kota yang telah dibangun sangat
minim, terutama untuk saluran darinase sekunder, tersier dan gorong-
gorong sehingga kurang dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Akibatnya bila terjadi hujan lebat, bebrapa ruas jalan kota dan daerah
tertentu mengalami banjir atau tergenang air.
b. Kualitas prasaran drainase kota dan pengairan masih belum ditingkatkan
terutama saluran drainase sekunder dan tersier yang sebagian besar
masih merupakan saluran tanah (belum permanen)
5. Komunikasi
a. Kapasitas sentral dan satuan sambungan telepon (SST) masih sangat
terbatas sehingga sangat sulit bagi para calon pelanggan untuk
mendapatkan sambungan telepon dalam waktu relatif cepat.
b. Beberapa wilayah kecamatan, terutama ibukota kecamatan masih belum
memperoleh fasilitas telepon (ibukota Kecamatan Bukit Batu dan
Rangkupit).
6. Listrik
a. Jangkauan jaringan listrik masih terbatas dan belum menjangkau hingga
ke pedesaan. Terdapat sekitar 9.701 rumah tangga yang belum dapat
dilayani atau tidak terjangkau oleh pelayanan PLN Unit Bisnis Palangka
Raya.
b. Pada saat-saat tertentu listrik tidak berfungsi sebagaimana mestinya
walaupun produksi daya tetap konstan.

x
xi

c. Terbatasnya pemasangan penerangan lampu-lampu jalan dan di tempat-


tempat umum. Disamping itu, lampu-lampu jalan dan tempat-tempat
umum yang telah terpasang sebagian tidak berfungsi.
7. Air Bersih
a. Pelayanan jaringan air bersih sangat terbatas dan belum menjangkau
semua wilayah Kota Palangka Raya.
b. Debit penyaluran air bersih masih rendah, tidak merata dan sangat
kurang bahkan tidak mengalir pada saat pemakaian puncak pada pagi
dan sore hari.
c. Kualitas air bersih yang disalurkan masih rendah, tidak menentu, dan
kadang-kadang keruh, banyak endapan dan berbau.
8. Penataan Ruang Wilayah dan Kota
Capaian yang telah berhasil direalisasi dalam bidang sarana dan prasarana
Kota Palangka Raya:
a. Telah dimulainya penyediaan kawasan jalan yang khusus diperuntukan
bagi pejalan kaki (pedestarian area) pada kawasan pusat perdagangan
dan atau pusat kegiatan rekreasi atau olah raga.
b. Aksesibilitas yang semakin baik terhadap jaringan listrik bagi setiap
rumah tangga.
c. Akses terhadap jaringan air bersih yang semakin luas dan telah
diusahakan untuk menjangkau daerah pinggiran kota dan desa-desa.
d. Mulai disediakannya jaringan moda transportasi yang terintegrasi dan
nyaman serta terjangkau oleh semua level sosial ekonomi.

Rencana Peningkatan Kualitas Lingkunagn perumahan dan Penyediaan


Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)

Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dapat dilaksanakan melalui:


1. Pembangunan baru PSU
2. Perbaikan PSU

Untuk dapat dilaksanakan kegiatan pembangunan PSU (pembangunan baru


dan/atau perbaikan PSU) sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan yaitu:
1. PSU belum tersedia atau kondisinya tidak lagi berfungsi

xi
xii

2. Tersedia tanah untuk pembangunan PSU yang tidak dalam status sengketa.

Bantuan Pembangunan PSU melalui program Bantuan Stimulan Perumahan


Swadaya (BSPS):

1. Sesuai peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no.


13/PRT/M/2016 tentang abntuan BSPS, bertujuan agar terbangunnya rumah
layak huni oleh MBR yang didukung dengan prasaran, sarana dan utilitas
umum (PSU) sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan
teratur serta berkelanjutan.
2. BSPS untuk pembangunan PSU diberikan berupa bahan bangunan, yang
diberikan kepada kelompok penerima BSPS dalam rangka mewujudkan
perumahan yang layak huni.
3. Persyaratan Pengajuan Pembangunan PSU
Kelompok penerima BSPS yang mengajukan pembangunan PSU harus
memenuhi persyaratan :
a) Menyelesaikan PB atau PK tepat waktu dengan kualitas baik
b) Beranggotakan paling sedikit 15 (lima belas) penerima BSPS
c) Bersedia menyelesaikan pembangunan PSU sesuai kesepakatan
d) Bersedia memelihara PSU yang telah dibangun
e) Bersedia mengikuti ketentuan BSPS
f) Memperoleh dukungan dari pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
4. Jenis Kegiatan dan Persyaratan Pembangunan PSU (Pasal 10)
Kegiatan pembangunan PSU meliputi :
a) Pembangunan jalan
b) Drainase lingkungan
Kegiatan pembangunan PSU dilaksanakan dengan syarat:
a) PSU belum tersedia atau kondisinya tidak laik fungsi;
b) Tersedia tanah untuk pembangunan PSU yang tidak dalam status sengketa
c) Adanya dukungan untuk upah, peralatan kerja dan tenaga pendamping yang
bersumber dari APBD, yang tercantum dalam usulan
d) diusulkan oleh bupati/walikota atas permohonan kelompok penerima BSPS.

xii
xiii

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Internet:

https://perkim.id/tantangan-penyediaan-psu/jenis-jenis-psu/

https://bappeda.palangkaraya.go.id/wp-content/uploads/sites/25/2018/01/
plkrpjp20082028.pdf

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/
2018/05/29183_10._Peningkatan_Kualitas_Perumahan_dan_PSU_Edited.pdf

https://www.google.com/search?
q=Kriteria+dan+Syarat+Untuk+Memperoleh+Perumahan+Terjangkau+dan+Kele
ngkapan+Ketersediaan+Sarana+dan+Prasarana+Berdasarkan+Teori+dan+Empirik
%2FFakta+Sebagai+Contoh+Perumahan+Terjangkau+di+Kota+Palangka+Raya.
&oq=Kriteria+dan+Syarat+Untuk+Memperoleh+Perumahan+Terjangkau+dan+K
elengkapan+Ketersediaan+Sarana+dan+Prasarana+Berdasarkan+Teori+dan+Emp
irik
%2FFakta+Sebagai+Contoh+Perumahan+Terjangkau+di+Kota+Palangka+Raya.
&aqs=chrome..69i57.801j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

xiii

Anda mungkin juga menyukai