MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH KHUSUS
I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum:
1
15. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
16. Keputusan Presiden No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
17. Peraturan Presiden No. 04 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
18. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Pedoman teknis untuk Manajemen Konstruksi / pengawasan pembangunan antara
lain ialah:
i. Standar Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung,
SNI
03 – 1726 – 2002;
ii. Spesifikasi bahan bangunan Indonesia, SNI 03 – 6861 – 2002;
iii. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000
Saat ini kondisi pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia masih belum terealisir
sepenuhnya sebagai akibat dari pertambahan penduduk setiap tahunnya tidak diimbangi
dengan ketersediaan perumahan. Rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan papan dan pertumbuhan kebutuhan rumah baru rata-rata 800.000
unit per tahun, menyebabkan backlog di bidang perumahan terus mengalami peningkatan
dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada akhir tahun 2009.
2
kegiatan Manajemen Konstruksi untuk masing-masing wilayah pembangunan rumah
khusus yang bertujuan untuk membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam
hal pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib
administrasi di dalam pembangunan bangunan Rumah khusus, mulai dari tahap
persiapan/perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai pada tahap akhir
pelaksanaan konstruksi dimana bangunan rumah khusus siap untuk diserahterimakan
untuk selanjutnya dimanfaatkan serta dikelola dengan baik.
KAK Manajemen Konstruksi Rumah Khusus dimaksudkan sebagai pedoman penugasan yang
harus diikuti bagi Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Khusus dalam
melaksanakan pekerjaannya; dengan tujuan untuk mendapatkan proses pembangunan rumah
khusus beserta prasarananya yang efisien (layak fungsi dan terjangkau), efektif (disain rumah
yang sudah mempertimbangkan budaya dan pola hidup calon penghuni), berkelanjutan
(menjadi contoh yang baik bagi lingkungan, kawasan dan kotanya) dan sesuai dengan
perencanaan teknis dan tepat waktu yang telah ditetapkan.
III. SASARAN
3
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik
(kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi di dalam pembangunan bangunan rumah
khusus, mulai dari tahap persiapan/perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan
konstruksi selesai dan siap untuk pemanfaatannya. Berdasarkan fisik konstruksinya pekerjaan
yang harus dikendalikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi meliputi pekerjaan :
1) Rancang Bangun Rumah Khusus beserta Prasarana & Sarana Umum-nya (PSU);
2) Revitalisasi.
Sedangkan berdasarkan tahapan kegiatannya, ruang lingkup tugas Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
1). Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pengadaan, menyusun
program pelaksanaan pelelangan bersama konsultan perencana, dan ikut
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan
panitia pengadaan.
2). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melaksanakan
pengadaan penyedia jasa konsultasi maupun konstruksi yang meliputi penyusunan
Pedoman Prakualifikasi, Kerangka Acuan Kerja (TOR) untuk seleksi konsultan dan
Dokumen Pengadaan serta Pedoman Evaluasi untuk pelelangan konstruksi, memberi
saran waktu dan strategi pengadaan, penjelasan teknis pekerjaan (aanwijzing) serta
bantuan evaluasi proses pengadaan.
3). Membantu dalam menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
4). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam mempersiapkan kontrak
perjanjian kerja dengan para konsultan dan pemborong. Berperan sebagai
perpanjangan tangan Struktural dan Pejabat Pembuat Komitmen dalam melakukan
koordinasi dan pendekatan dengan berbagai pihak terkait.
5). Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, pengawasan,
menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan
manajemen konstruksi.
4
b. Tahap Pelelangan
1). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melaksanakan
pengadaan penyedia jasa konsultansi perencanaan, pengawasan pekerjaan fisik dan
konstruksi meliputi penyusunan Pedoman Prakualifikasi, Kerangka Acuan Kerja
(TOR) untuk seleksi konsultan dan Dokumen Pengadaan serta Pedoman Evaluasi
untuk pelelangan konstruksi serta memberi saran waktu dan strategi pengadaan.
2). Meneliti Dokumen Pengadaan yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana yang terdiri
dari Gambar Teknis dan Spesifikasi Teknis.
3). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam menyusun Harga
Perhitungan Sendiri (HPS) untuk setiap paket pekerjaan.
4). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melakukan seleksi
melalui proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha, baik prakualifikasi
maupun pasca kualifikasi calon peserta pelelangan.
5). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam penyebaran informasi
pelelangan melalui papan pengumuman, website Kementerian dan media massa
6). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam memberikan penjelasan
pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
7). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melakukan pembukaan
dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.
8). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam menyiapkan dan
menyusun surat perjanjian kerja/kontrak.
9). Menyusun laporan kegiatan pelelangan.
c. Tahap Pelaksanaan
1). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam Kick-Off Meeting
pelaksanaan pembangunan rumah khusus.
2). Mengevaluasi kegiatan pelaksanaan fisik yang diajukan oleh pelaksana konstruksi di
lapangan, yang meliputi program pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan dan
penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, quality
assurance, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3). Mengendalikan program pelaksanaan fisik yang meliputi program pengendalian
sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian kualitas dan
kuantitas hasil konstruksi, dan pengendalian tertib administrasi.
4). Melakukan kordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan konstruksi
fisik dan non fisik.
5). Melakukan monitoring dan evaluasi atas pekerjaan konsultan pengawas dan
pemborong / kontraktor untuk setiap lokasi dengan menggunakan dasar-dasar teori
manajemen proyek dan konstruksi termasuk penggunaan teknik rekayasa nilai (value
engineering), yang terdiri atas:
5
i. memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
VII. METODOLOGI
6
Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan
hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen
konstruksi baik di tingkat lapangan maupun tingkat Kantor Pusat.
Membentuk Organisasi dari berbagai tugas yang dibagi atas Team Leader, Tim Inti
(Core Team), dan Tim lapangan (Field Team) dengan tugas antara lain:
Team Leader :
b. Sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruh
pelaksana;
c. Mengawasi dan memonitor bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal
dan spesifikasi mutu;
d. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Core Team dalam melaksanakan
pengawasan termasuk penerapan format-format standar baik administrasi
maupun teknis;
e. Membantu Pengguna Jasa dalam hal administrasi, teknis, dan Kontrak yang
kemungkinan timbul selama pelaksanaan pembangunan fisik;
f. Melaksanakan rapat berkala dan menyiapkan bahan serta mengkoordinasi tindak
lanjut yang diperlukan;
g. Mengkonsolidasi laporan – laporan yang diperlukan;
h. Melakukan kunjungan lapangan;
i. Melakukan koordinasi dengan Penyedia Jasa;
j. Melakukan approval kurva ”S”;
Tim Inti (Core Team) :
a. Membuat Network Planning;
b. Menyelesaikan masalah yang tidak terselesaikan di lapangan;
c. Apabila diperlukan dapat melakukan perubahan desain yang sesuai dengan
kaidah
– kaidah teknis;
d. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Tim Lapangan (Field Team)
dalam melaksanakan pengawasan termasuk penerapan format-format standar
baik administrasi maupun teknis;
e. Membantu Pengguna Jasa dalam hal administrasi, teknis, dan Kontrak yang
kemungkinan timbul selama pelaksanaan pembangunan fisik;
f. Melakukan peninjauan secara berkala;
g. Melakukan pengecekan terhadap prestasi di lapangan;
h. Mengevaluasi hasil perhitungan perubahan yang terjadi;
i. Menyiapkan laporan mingguan, bulanan, dan akhir kepada Pengguna Jasa.
7
c. Melaksanakan pengawasan terhadap waktu;
d. Melaksanakan persetujuan (approval) material;
e. Melaksanakan persetujuan (approval) semua pekerjaan;
f. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan;
g. Melaporkan hasil pembangunan kepada core team;
h. Koordinasi dengan dinas/pihak yang terkait;
i. Persetujuan terhadap prestasi dilapangan;
j. Menghitung perubahan yang terjadi apabila diperlukan;
k. Mengevaluasi hasil perhitungan perubahan yang terjadi;
l. Bersama pihak Pengguna Jasa (user) dan Penyedia Jasa melakukan pengukuran
lahan dan tapak bangunan (uitzet);
m. Menyelesaikan masalah di lapangan dan melaporkan ke Tim Inti (Core Team) jika
tidak terselesaikan di lapangan;
8
MATRIKS PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini akan menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai kebutuhan proyek. Kelancaran
proyek yang berhubungan dengan Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Konsultan Manajemen Konstruksi. Selain hal tersebut, hasil yang diharapkan dari
pelaksanaan pembangunan rumah khusus adalah :
1. Pada tahap persiapan keluaran yang harus dihasilkan meliputi:
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
b. Volume Pekerjaan (BoQ);
c. Outline Specification;
d. RAB/DKH
e. Dokumen Pelelangan.
2. Tersedianya Time Schedule lengkap dengan Kurva “S” sebagai pedoman dalam menilai
kemajuan pelaksanaan proyek, time schedulle dibuat dengan menggunakan komputer
sehingga jalur kritis dalam pelaksanaan pembangunan dapat terlihat;
3. Konsultan MK diwajibkan memberikan standar prosedur pengawasan pelaksanaan fisik di
lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada tahapan persiapan pelaksanaan
pembangunan atau pada saat sebelum melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan
(intergrated site supervision);
4. Terawasinya pelaksanaan pembangunan konstruksi yang dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian prestasi pekerjaan sesuai
jadwal pelaksanaan proyek;
5. Terawasinya pelaksanaan pembangunan konstruksi beserta hasil kerjanya dan
terkendalinya waktu pelaksanaan proyek sesuai jadwal dan biaya pembangunan
sebagaimana tertera dalam kontrak;
6. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian pekerjaan
di lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sehingga dapat terpecahkan
persoalanpersoalan yang terjadi selama pelaksanaan pembangunan konstruksi;
9
7. Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa
dalam Buku Harian Lapangan (BHL) oleh Pengawas;
8. Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan sebelum Serah Terima
Pertama dan mengawasi perbaikannya selama masa pemeliharaan;
9. Membantu pengelola proyek dalam menyusun dokumen untuk kelengkapan pendaftaran
gedung sebagai gedung negara :
I. Foto copy DIPA (pembiayaan);
II. Foto copy sertifikat atau bukti pemilikan hak atas tanah;
III. Kontrak / Surat Perjanjian Penyedia Jasa, beserta Addendum-nya;
IV. Berita Acara Serah Terima I;
V. Gambar situasi dan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(AsBuilt Drawings) disertai gambar legger;
VI. Salinan atau foto copy Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda Setempat
Sedangkan Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah:
a. Tersedianya Time Schedule dalam bentuk Bar Chart dan Network Planning (NWP). Time
Schedule Bar Chart dilengkapi dengan Kurva “S”, sedangkan NWP dilengkapi dengan
Jalur Kritis;
b. Tersedianya prosedur standar pengawasan pelaksanaan fisik di lapangan, sebelum
melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan (intergrated / site supervision);
c. Terjaminnya hasil pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa baik dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian prestasi pekerjaan
sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan biaya;
d. Terkendalinya waktu pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus sesuai jadwal dan biaya
sebagaimana tertera dalam Kontrak;
e. Terisinya Buku Harian Lapangan (BHL) tentang kemajuan pembangunan Rumah Khusus
setiap harinya beserta hambatan-hambatan yang timbul;
f. Tersusunnya laporan mingguan dan bulanan mengenai kemajuan dan lainnya sehubungan
dengan pembangunan;
g. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian pekerjaan
di lapangan kepada PPK, dan koordinasi dengan konsultan perencana jika diperlukan;
h. Tersedianya gambar sesuai lapangan (As-Built drawing);
i. Terperiksa dan tertandatanganinya Berita Acara bobot pekerjaan yang diajukan oleh
Penyedia Jasa sesuai prestasi pekerjaan yang telah dicapai;
j. Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi teknis dilokasi kegiatan secara berkala
(mingguan) dan insidentil sesuai kebutuhan dengan hasil keputusan rapat tercatat dalam
Berita Acara Rapat;
k. Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam
Buku Harian Lapangan (BHL) oleh Pengawas;
l. Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan saat akan dilakukan Serah
Terima Pekerjaan Pertama;
10
m. Laporan kronologis pelaksanaan Pembangunan Rumah Khusus.
X. TENAGA AHLI
Guna mencapai kegiatan Pengawasan dan Manajemen yang baik maka pelaksanaan
pekerjaan ini memerlukan tenaga ahli yang berpengalaman yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan, yaitu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) dan Audit Payroll atau bukti penyelesaian
kewajiban pajak (Asli ditunjukkan);
Lulusan perguruan tinggi atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh
instansi yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar
negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang
berwenang di bidang pendidikan tinggi (yang asli ditunjukkan/Legalisir cap basah) ;
Mempunyai pengalaman di bidangnya serta mempunyai sertifikat tenaga Ahli dan
menyertakan Referensi dari Pemilik Proyek ;
Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/BUMD dilarang menjadi penyedia
barang/jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
negara/BI/BHMN/BUMN/BUMD.
11
2. Tenaga Ahli Arsitektur
1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Arsitektur lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
arsitektur gedung/rumah tinggal dan manajemen proyek, sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun.Tenaga Ahli ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian.
4. Tenaga Supervisi
3 (Tiga) orang Tenaga Supervisi yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl)
jurusan Arsitektur/Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang manajemen proyek dan
pengawasan di lapangan sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
Tenaga Ahli tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya dibantu oleh Asisten Tenaga Ahli,
yaitu :
Catatan:
Kegiatan ini juga dibantu oleh Tenaga penunjang, seperti: Operator Komputer, Operator CAD,
Sekretaris, dan Office boy sesuai dengan kebutuhannya.
XI. PELAPORAN
1) Laporan Pendahuluan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak
tanggal dimulainya pelaksanaan konstruksi, sebanyak 5 (lima) buku laporan, termasuk 1
(satu) asli, dan akan dibahas dalam Tim Teknis.
2) Laporan Mingguan
1) Kegiatan pelaksanaan di lapangan meliputi progres pekerjaan dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume dan realisasi fisik serta permasalahan dari hasil
rapat lapangan dan rapat koordinasi.
2) Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar untuk acuan
pelaksanaan pekerjaan (shop drawing);
3) Evaluasi hasil pengukuran ulang oleh Penyedia Jasa terhadap dokumen pelelangan;
4) Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan;
5) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) m inggu.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya awal minggu berikutnya, sebanyak 5
(lima) set
3) Laporan Bulanan
1) Kegiatan pelaksanaan di lapangan meliputi progres pekerjaan dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume realisasi fisik serta permasalahan dari hasil
rapat lapangan, rapat koordinasi;
2) Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar untuk
pelaksanaan (shop drawing);
3) Evaluasi untuk setiap hasil test yang dilakukan, misalnya tes kekuatan beton;
4) Evaluasi hasil pengukuran ulang Kontraktor terhadap dokumen pelelangan;
5) Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan;
6) Perubahan-perubahan spesifikasi teknis yang terjadi akibat kondisi lapangan;
7) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan terakhir.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya tanggal 10 setiap pada bulan berikutnya
sebanyak 5 (lima) set
13
4) Laporan Akhir
a. Rangkuman kegiatan pelaksanaan di lapangan, berupa rangkuman dari laporan
bulanan.
b. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan pelaksanaan untuk lampiran penagihan penyedia
jasa.
c. Berita Acara Serah Terima Pertama.
d. Menyusun Petujuk Pemeliharaan dan Penggunaan Perumahan Rumah Khusus.
e. Foto-foto hasil pelaksanaan yang menggambarkan kondisi 0%, 50%, 100%
Laporan Akhir ini dilengkapi dengan Executive Summary.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan sejak dilakukannya Serah
Terima Pertama pelaksanaan, sebanyak 5 (lima) set dan softcopy DVD/CD sebanyak 5
(lima) unit yang berisi seluruh laporan termasuk Executive Summary
5) Dokumentasi
Dokumentasi detail foto per unit untuk masing-masing lokasi.
14
XIII. PENUTUP
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan sepenuhnya bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembuat Komitmen Penyediaan Rumah Khusus pada Satuan Kerja Non Vertikal
Penyediaan Perumahan Provinsi Aceh.
Munzir, SP, MT
NIP. 197306 17 199903 1 004
15