Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

DIREKTORAT RUMAH KHUSUS

MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH KHUSUS

Tahun Anggaran 2017

SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU


PENYEDIAAN PERUMAHAN PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2017
KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE )
MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS

Kementerian / Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Ditjen Penyediaan Perumahan
Program : Pengembangan Perumahan
Hasil : Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan rumah khusus
yang baik dan tepat waktu
Unit Eselon II/Satker : Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan
Perumahan Provinsi Aceh
Kegiatan : 5583. Pembangunan Rumah khusus
Indikator Kinerja Kegiatan : Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan rumah khusus
tepat waktu
Satuan ukur/ Jenis Keluaran : Laporan pelaksanaan pembangunan rumah khusus
Volume : 1 (satu) laporan

I. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;


2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah Negara Perumahan Rakyat No. 22/PERMEN/M/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat;
9. Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara Republik Indonesia;
10. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 21 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat;
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 13 tahun 2011 tentang
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2010-2014;
13. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 5 tahun 2013 tentang Pedoman
Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh;
14. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.10 Tahun 2013 tentang
Pedoman Bantuan Pembangunan Rumah Khusus;

1
15. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
16. Keputusan Presiden No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
17. Peraturan Presiden No. 04 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
18. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Pedoman teknis untuk Manajemen Konstruksi / pengawasan pembangunan antara
lain ialah:
i. Standar Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung,
SNI
03 – 1726 – 2002;
ii. Spesifikasi bahan bangunan Indonesia, SNI 03 – 6861 – 2002;
iii. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000

b. Gambaran Umum Singkat:


Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 28 H
Amandemen UUD 1945, bahwa rumah merupakan salah satu hak dasar rakyat, dan oleh
karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan
hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia
dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai
pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, pembentukan watak,
karakter dan kepribadian bangsa.

Saat ini kondisi pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia masih belum terealisir
sepenuhnya sebagai akibat dari pertambahan penduduk setiap tahunnya tidak diimbangi
dengan ketersediaan perumahan. Rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan papan dan pertumbuhan kebutuhan rumah baru rata-rata 800.000
unit per tahun, menyebabkan backlog di bidang perumahan terus mengalami peningkatan
dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada akhir tahun 2009.

Sehubungan dengan peningkatan backlog tersebut diatas, Kementerian Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat mempunyai sasaran/target dalam bidang rumah khusus sesuai
dengan Rencana Strategis tahun 2015-2019, yaitu terlaksananya fasilitasi dan stimulasi
pembangunan rumah khusus sebanyak 50.000 unit rumah tapak khusus.

Dalam pelaksanaan pembangunan rumah khusus, diharapkan mendapatkan suatu hasil


pembangunan yang sesuai dengan tujuannya baik dari segi mutu dan waktu. Mengingat
banyaknya jumlah rumah khusus di samping kompleksitas permasalahan baik teknis
maupun administrasi yang akan dibangun pada tahun 2017, maka diperlukan suatu

2
kegiatan Manajemen Konstruksi untuk masing-masing wilayah pembangunan rumah
khusus yang bertujuan untuk membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam
hal pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib
administrasi di dalam pembangunan bangunan Rumah khusus, mulai dari tahap
persiapan/perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai pada tahap akhir
pelaksanaan konstruksi dimana bangunan rumah khusus siap untuk diserahterimakan
untuk selanjutnya dimanfaatkan serta dikelola dengan baik.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

KAK Manajemen Konstruksi Rumah Khusus dimaksudkan sebagai pedoman penugasan yang
harus diikuti bagi Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Khusus dalam
melaksanakan pekerjaannya; dengan tujuan untuk mendapatkan proses pembangunan rumah
khusus beserta prasarananya yang efisien (layak fungsi dan terjangkau), efektif (disain rumah
yang sudah mempertimbangkan budaya dan pola hidup calon penghuni), berkelanjutan
(menjadi contoh yang baik bagi lingkungan, kawasan dan kotanya) dan sesuai dengan
perencanaan teknis dan tepat waktu yang telah ditetapkan.

III. SASARAN

Sasaran dari Pekerjaan Manajemen Konstruksi :

1. Terarahnya pelaksanaan program pembangunan rumah khusus pada khususnya, dan


perumahan permukiman pada umumnya.
2. Terlaksananya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan pembangunan
perumahan rakyat sejak tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelelangan, tahap
pelaksanaan hingga kesiapan pemanfaatan.
3. Terkendalikannya proses perencanaan konstruksi dan pelaksanaan konstruksi rumah
khusus secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta
diselenggarakan secara tertib.
4. Terdokumentasikan dan terinformasikan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari kegiatan
perencanaan (pra konstruksi), saat konstruksi dan sampai pada tahap pasca konstruksi
serta kesiapan pemanfaatannya.
5. Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan konstruksi sampai pada pelaksanaan konstruksi selesai dan siap untuk
dimanfaatkan serta dikelola.

IV. PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa dari kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Penyediaan Perumahan Prov. Aceh,
b. Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Rumah Khusus;

3
V. SUMBER PENDANAAN

Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi Rumah Khusus maksimal Rp


350.000.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk pajak-pajak yang berlaku,
bersumber dari APBN Tahun 2017 pada DIPA Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Penyediaan
Perumahan Prov. Aceh Tahun Anggaran 2017 Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

VI. LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik
(kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi di dalam pembangunan bangunan rumah
khusus, mulai dari tahap persiapan/perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan
konstruksi selesai dan siap untuk pemanfaatannya. Berdasarkan fisik konstruksinya pekerjaan
yang harus dikendalikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi meliputi pekerjaan :
1) Rancang Bangun Rumah Khusus beserta Prasarana & Sarana Umum-nya (PSU);
2) Revitalisasi.
Sedangkan berdasarkan tahapan kegiatannya, ruang lingkup tugas Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
1). Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pengadaan, menyusun
program pelaksanaan pelelangan bersama konsultan perencana, dan ikut
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan
panitia pengadaan.
2). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melaksanakan
pengadaan penyedia jasa konsultasi maupun konstruksi yang meliputi penyusunan
Pedoman Prakualifikasi, Kerangka Acuan Kerja (TOR) untuk seleksi konsultan dan
Dokumen Pengadaan serta Pedoman Evaluasi untuk pelelangan konstruksi, memberi
saran waktu dan strategi pengadaan, penjelasan teknis pekerjaan (aanwijzing) serta
bantuan evaluasi proses pengadaan.
3). Membantu dalam menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
4). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam mempersiapkan kontrak
perjanjian kerja dengan para konsultan dan pemborong. Berperan sebagai
perpanjangan tangan Struktural dan Pejabat Pembuat Komitmen dalam melakukan
koordinasi dan pendekatan dengan berbagai pihak terkait.
5). Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, pengawasan,
menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan
manajemen konstruksi.

4
b. Tahap Pelelangan
1). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melaksanakan
pengadaan penyedia jasa konsultansi perencanaan, pengawasan pekerjaan fisik dan
konstruksi meliputi penyusunan Pedoman Prakualifikasi, Kerangka Acuan Kerja
(TOR) untuk seleksi konsultan dan Dokumen Pengadaan serta Pedoman Evaluasi
untuk pelelangan konstruksi serta memberi saran waktu dan strategi pengadaan.
2). Meneliti Dokumen Pengadaan yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana yang terdiri
dari Gambar Teknis dan Spesifikasi Teknis.
3). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam menyusun Harga
Perhitungan Sendiri (HPS) untuk setiap paket pekerjaan.
4). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melakukan seleksi
melalui proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha, baik prakualifikasi
maupun pasca kualifikasi calon peserta pelelangan.
5). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam penyebaran informasi
pelelangan melalui papan pengumuman, website Kementerian dan media massa
6). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam memberikan penjelasan
pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
7). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam melakukan pembukaan
dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.
8). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam menyiapkan dan
menyusun surat perjanjian kerja/kontrak.
9). Menyusun laporan kegiatan pelelangan.

c. Tahap Pelaksanaan
1). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus dalam Kick-Off Meeting
pelaksanaan pembangunan rumah khusus.
2). Mengevaluasi kegiatan pelaksanaan fisik yang diajukan oleh pelaksana konstruksi di
lapangan, yang meliputi program pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan dan
penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, quality
assurance, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3). Mengendalikan program pelaksanaan fisik yang meliputi program pengendalian
sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian kualitas dan
kuantitas hasil konstruksi, dan pengendalian tertib administrasi.
4). Melakukan kordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan konstruksi
fisik dan non fisik.
5). Melakukan monitoring dan evaluasi atas pekerjaan konsultan pengawas dan
pemborong / kontraktor untuk setiap lokasi dengan menggunakan dasar-dasar teori
manajemen proyek dan konstruksi termasuk penggunaan teknik rekayasa nilai (value
engineering), yang terdiri atas:

5
i. memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

ii. mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta


mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi, serta memonitor
dan mengevaluasi laporan konsultan pengawas tiap lokasi pembangunan.
iii. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik di tiap lokasi pembangunan.
iv. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
v. Melakukan pengawasan secara berkala ke tiap lokasi pembangunan.
vi. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi secara berkala di pusat.
vii. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh
Pemborong.
viii. Setiap minggu melakukan pelaporan progres pembobotan kepada Konsultan
Manajemen Pusat (KMP) untuk di input di aplikasi ”on-line”
ix. Meneliti gambar-gambar hasil pelaksanaan pembangunan (As Built Drawings)
sebelum serah terima pekerjaan selesai (PHO).
x. Membantu menyiapkan kelengkapan persyaratan untuk pelaksanaan PHO
maupun FHO.
xi. Bersama dengan Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan
serah terima aset bangunan sebagai hibah dari pusat kepada daerah.
6). Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

VI. LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan pelaksanaan pembangunan rumah khusus antara lain :
1. Gampong Lubuk Damar, Kec Seruway, Kab.Aceh Tamiang
2. Gampong Rantau Panjang Kec. Rantau Seulamat, Kab. Aceh Timur,
3. Gampong Blok Sawah Kec. Kota Sigli, Kab. Pidie

VII. METODOLOGI

Metodologi pelaksanaan kegiatan Manajemen Konstruksi, terdiri dari :


 Melakukan Survey Lapangan di masing-masing lokasi;
 Mengkaji terhadap desain prototipe rumah khusus sebagai acuan dasar dari
perancangan teknis yang dituju;
 Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun
program pelaksanaan pelelangan dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan pada
waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pelelangan.

6
 Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan
hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen
konstruksi baik di tingkat lapangan maupun tingkat Kantor Pusat.
 Membentuk Organisasi dari berbagai tugas yang dibagi atas Team Leader, Tim Inti
(Core Team), dan Tim lapangan (Field Team) dengan tugas antara lain:
Team Leader :
b. Sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruh
pelaksana;
c. Mengawasi dan memonitor bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal
dan spesifikasi mutu;
d. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Core Team dalam melaksanakan
pengawasan termasuk penerapan format-format standar baik administrasi
maupun teknis;
e. Membantu Pengguna Jasa dalam hal administrasi, teknis, dan Kontrak yang
kemungkinan timbul selama pelaksanaan pembangunan fisik;
f. Melaksanakan rapat berkala dan menyiapkan bahan serta mengkoordinasi tindak
lanjut yang diperlukan;
g. Mengkonsolidasi laporan – laporan yang diperlukan;
h. Melakukan kunjungan lapangan;
i. Melakukan koordinasi dengan Penyedia Jasa;
j. Melakukan approval kurva ”S”;
Tim Inti (Core Team) :
a. Membuat Network Planning;
b. Menyelesaikan masalah yang tidak terselesaikan di lapangan;
c. Apabila diperlukan dapat melakukan perubahan desain yang sesuai dengan
kaidah
– kaidah teknis;
d. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Tim Lapangan (Field Team)
dalam melaksanakan pengawasan termasuk penerapan format-format standar
baik administrasi maupun teknis;
e. Membantu Pengguna Jasa dalam hal administrasi, teknis, dan Kontrak yang
kemungkinan timbul selama pelaksanaan pembangunan fisik;
f. Melakukan peninjauan secara berkala;
g. Melakukan pengecekan terhadap prestasi di lapangan;
h. Mengevaluasi hasil perhitungan perubahan yang terjadi;
i. Menyiapkan laporan mingguan, bulanan, dan akhir kepada Pengguna Jasa.

Tim lapangan (Field Team)


a. Melakukan rekapitulasi terhadap progress;
b. Melaksanakan pengawasan terhadap spesifikasi teknis yang disyaratkan;

7
c. Melaksanakan pengawasan terhadap waktu;
d. Melaksanakan persetujuan (approval) material;
e. Melaksanakan persetujuan (approval) semua pekerjaan;
f. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan;
g. Melaporkan hasil pembangunan kepada core team;
h. Koordinasi dengan dinas/pihak yang terkait;
i. Persetujuan terhadap prestasi dilapangan;
j. Menghitung perubahan yang terjadi apabila diperlukan;
k. Mengevaluasi hasil perhitungan perubahan yang terjadi;
l. Bersama pihak Pengguna Jasa (user) dan Penyedia Jasa melakukan pengukuran
lahan dan tapak bangunan (uitzet);
m. Menyelesaikan masalah di lapangan dan melaporkan ke Tim Inti (Core Team) jika
tidak terselesaikan di lapangan;

 Mengkaji Dokumen Kontrak pekerjaan Pelaksana di masing-masing lokasi sebagai


acuan
dasar dari pengawasan;
 Memberi masukan demi terjaminnya mutu dan tepat waktu pelaksanaan;
 Memeriksa segala sesuatu yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
berkaitan
dengan pelaksanaan pembangunan;
 Merekam (video)/mendokumentasikan dan melaporkan segala aktifitas di lapangan
kepada Pengguna Jasa secara berkala atau sewaktu-waktu.

VIII. JADWAL KEGIATAN


a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah
Khusus ini adalah 6 (enam) bulan terhitung mulai kontrak kerja ditandatangani.

b. Matrix Pelaksanaan Kegiatan

8
MATRIKS PELAKSANAAN KEGIATAN

No Uraian Kegiatan Bulan Pelaksanaan


1 2 3 4 5 6
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Penyusunan Laporan Pendahuluan
3. Kajian kebijakan dan studi literatur
4. Pengumpulan data-data dan Survey Lapangan
5. Penyusunan Laporan Antara
6. Pelaksanaan FGD dan Workshop
7. Penyusunan Draft Laporan Akhir

IX. HASIL YANG DIHARAPKAN (KELUARAN)

Kegiatan ini akan menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai kebutuhan proyek. Kelancaran
proyek yang berhubungan dengan Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Konsultan Manajemen Konstruksi. Selain hal tersebut, hasil yang diharapkan dari
pelaksanaan pembangunan rumah khusus adalah :
1. Pada tahap persiapan keluaran yang harus dihasilkan meliputi:
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
b. Volume Pekerjaan (BoQ);
c. Outline Specification;
d. RAB/DKH
e. Dokumen Pelelangan.
2. Tersedianya Time Schedule lengkap dengan Kurva “S” sebagai pedoman dalam menilai
kemajuan pelaksanaan proyek, time schedulle dibuat dengan menggunakan komputer
sehingga jalur kritis dalam pelaksanaan pembangunan dapat terlihat;
3. Konsultan MK diwajibkan memberikan standar prosedur pengawasan pelaksanaan fisik di
lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada tahapan persiapan pelaksanaan
pembangunan atau pada saat sebelum melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan
(intergrated site supervision);
4. Terawasinya pelaksanaan pembangunan konstruksi yang dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian prestasi pekerjaan sesuai
jadwal pelaksanaan proyek;
5. Terawasinya pelaksanaan pembangunan konstruksi beserta hasil kerjanya dan
terkendalinya waktu pelaksanaan proyek sesuai jadwal dan biaya pembangunan
sebagaimana tertera dalam kontrak;
6. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian pekerjaan
di lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sehingga dapat terpecahkan
persoalanpersoalan yang terjadi selama pelaksanaan pembangunan konstruksi;

9
7. Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa
dalam Buku Harian Lapangan (BHL) oleh Pengawas;
8. Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan sebelum Serah Terima
Pertama dan mengawasi perbaikannya selama masa pemeliharaan;
9. Membantu pengelola proyek dalam menyusun dokumen untuk kelengkapan pendaftaran
gedung sebagai gedung negara :
I. Foto copy DIPA (pembiayaan);
II. Foto copy sertifikat atau bukti pemilikan hak atas tanah;
III. Kontrak / Surat Perjanjian Penyedia Jasa, beserta Addendum-nya;
IV. Berita Acara Serah Terima I;
V. Gambar situasi dan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(AsBuilt Drawings) disertai gambar legger;
VI. Salinan atau foto copy Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda Setempat
Sedangkan Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah:
a. Tersedianya Time Schedule dalam bentuk Bar Chart dan Network Planning (NWP). Time
Schedule Bar Chart dilengkapi dengan Kurva “S”, sedangkan NWP dilengkapi dengan
Jalur Kritis;
b. Tersedianya prosedur standar pengawasan pelaksanaan fisik di lapangan, sebelum
melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan (intergrated / site supervision);
c. Terjaminnya hasil pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa baik dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian prestasi pekerjaan
sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan biaya;
d. Terkendalinya waktu pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus sesuai jadwal dan biaya
sebagaimana tertera dalam Kontrak;
e. Terisinya Buku Harian Lapangan (BHL) tentang kemajuan pembangunan Rumah Khusus
setiap harinya beserta hambatan-hambatan yang timbul;
f. Tersusunnya laporan mingguan dan bulanan mengenai kemajuan dan lainnya sehubungan
dengan pembangunan;
g. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian pekerjaan
di lapangan kepada PPK, dan koordinasi dengan konsultan perencana jika diperlukan;
h. Tersedianya gambar sesuai lapangan (As-Built drawing);
i. Terperiksa dan tertandatanganinya Berita Acara bobot pekerjaan yang diajukan oleh
Penyedia Jasa sesuai prestasi pekerjaan yang telah dicapai;
j. Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi teknis dilokasi kegiatan secara berkala
(mingguan) dan insidentil sesuai kebutuhan dengan hasil keputusan rapat tercatat dalam
Berita Acara Rapat;
k. Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam
Buku Harian Lapangan (BHL) oleh Pengawas;
l. Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan saat akan dilakukan Serah
Terima Pekerjaan Pertama;

10
m. Laporan kronologis pelaksanaan Pembangunan Rumah Khusus.

X. TENAGA AHLI

Guna mencapai kegiatan Pengawasan dan Manajemen yang baik maka pelaksanaan
pekerjaan ini memerlukan tenaga ahli yang berpengalaman yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan, yaitu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) dan Audit Payroll atau bukti penyelesaian
kewajiban pajak (Asli ditunjukkan);
 Lulusan perguruan tinggi atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh
instansi yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar
negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang
berwenang di bidang pendidikan tinggi (yang asli ditunjukkan/Legalisir cap basah) ;
 Mempunyai pengalaman di bidangnya serta mempunyai sertifikat tenaga Ahli dan
menyertakan Referensi dari Pemilik Proyek ;
 Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/BUMD dilarang menjadi penyedia
barang/jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
negara/BI/BHMN/BUMN/BUMD.

Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli adalah sebagai berikut ;


 Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan MK harus menyediakan tenaga yang
memenuhi kebutuhan kegiatan, baik jumlah dan keahliannya ditinjau dari lingkup
(besar) kegiatan maupun tingkat kompleksitas kegiatan;
 Jika tenaga yang disediakan dinilai tidak mampu maka Pemimpin kegiatan berhak
meminta penggantian dengan tenaga ahli lain yang lebih mampu;
 Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah tenaga ahli
yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi dan
diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, dan sesuai Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum No. IK.0201-Kk/978.

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :


Tim Inti (Core Team) di Pusat :
1. Ketua Tim (Team Leader)
1 (satu) orang Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu atau Dua
(S1/S2) Jurusan Teknik Sipil atau Arsitektur lulusan perguruan Tinggi Negeri atau
Swasta yang telah disamakan. Untuk sarjana teknik strata satu berpengalaman
minimal 8 tahun serta untuk sarjana teknik strata dua berpengalaman 5 tahun
dalam perencanaan dan pengawasan pekerjaan bangunan gedung/rumah dan
manajemen proyek. Ketua Tim ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian.

11
2. Tenaga Ahli Arsitektur
1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Arsitektur lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
arsitektur gedung/rumah tinggal dan manajemen proyek, sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun.Tenaga Ahli ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian.

3. Tenaga Ahli Kuantitas dan Biaya


1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
kuantitas dan biaya gedung/rumah tinggal dan manajemen proyek, sekurang-
kurangnya 6 (enam) tahun. Tenaga Ahli ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian.

4. Tenaga Supervisi
3 (Tiga) orang Tenaga Supervisi yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl)
jurusan Arsitektur/Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang manajemen proyek dan
pengawasan di lapangan sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.

Tenaga Ahli tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya dibantu oleh Asisten Tenaga Ahli,
yaitu :

1. Asisten Tenaga Ahli Arsitektur


1 (Satu) orang asisten Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl)
jurusan Arsitektur lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perancangan di bidang arsitektur
gedung/rumah tinggal sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

2. Asisten Tenaga Ahli Sipil


1 (Satu) orang asisten Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl)
Jurusan Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perancangan di bidang sipil gedung/rumah
tinggal sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

3. Asisten Tenaga Ahli Kuantitas dan Biaya


1 (Satu) orang asisten Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (S1)
jurusan Teknik Sipil lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
12
yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perancangan di bidang
kuantitas dan biaya gedung/rumah tinggal sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

Catatan:
Kegiatan ini juga dibantu oleh Tenaga penunjang, seperti: Operator Komputer, Operator CAD,
Sekretaris, dan Office boy sesuai dengan kebutuhannya.

XI. PELAPORAN

1) Laporan Pendahuluan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak
tanggal dimulainya pelaksanaan konstruksi, sebanyak 5 (lima) buku laporan, termasuk 1
(satu) asli, dan akan dibahas dalam Tim Teknis.

2) Laporan Mingguan
1) Kegiatan pelaksanaan di lapangan meliputi progres pekerjaan dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume dan realisasi fisik serta permasalahan dari hasil
rapat lapangan dan rapat koordinasi.
2) Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar untuk acuan
pelaksanaan pekerjaan (shop drawing);
3) Evaluasi hasil pengukuran ulang oleh Penyedia Jasa terhadap dokumen pelelangan;
4) Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan;
5) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) m inggu.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya awal minggu berikutnya, sebanyak 5
(lima) set

3) Laporan Bulanan
1) Kegiatan pelaksanaan di lapangan meliputi progres pekerjaan dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume realisasi fisik serta permasalahan dari hasil
rapat lapangan, rapat koordinasi;
2) Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar untuk
pelaksanaan (shop drawing);
3) Evaluasi untuk setiap hasil test yang dilakukan, misalnya tes kekuatan beton;
4) Evaluasi hasil pengukuran ulang Kontraktor terhadap dokumen pelelangan;
5) Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan;
6) Perubahan-perubahan spesifikasi teknis yang terjadi akibat kondisi lapangan;
7) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan terakhir.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya tanggal 10 setiap pada bulan berikutnya
sebanyak 5 (lima) set

13
4) Laporan Akhir
a. Rangkuman kegiatan pelaksanaan di lapangan, berupa rangkuman dari laporan
bulanan.
b. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan pelaksanaan untuk lampiran penagihan penyedia
jasa.
c. Berita Acara Serah Terima Pertama.
d. Menyusun Petujuk Pemeliharaan dan Penggunaan Perumahan Rumah Khusus.
e. Foto-foto hasil pelaksanaan yang menggambarkan kondisi 0%, 50%, 100%
Laporan Akhir ini dilengkapi dengan Executive Summary.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan sejak dilakukannya Serah
Terima Pertama pelaksanaan, sebanyak 5 (lima) set dan softcopy DVD/CD sebanyak 5
(lima) unit yang berisi seluruh laporan termasuk Executive Summary

5) Dokumentasi
Dokumentasi detail foto per unit untuk masing-masing lokasi.

XII. KETENTUAN LAIN


1) Konsultan wajib menunjuk seorang wakil yang dapat dihubungi setiap saat dan dapat
bertindak atas nama Konsultan;
2) Dalam hal terjadi keraguan atas masalah teknis, Direksi akan menentukan arahan yang
wajib ditaati oleh Konsultan;
3) Segala peralatan disediakan oleh Konsultan;
4) Hal lain yang belum diatur dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini akan diatur kemudian
oleh Pemberi Pekerjaan dan dituangkan dalam Berita Acara;
5) Pemberi Tugas (cq. Pejabat Pembuat Komitmen) tidak menyediakan material dan
personil yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai Konsultan
Manajemen Konstruksi;
6) Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Konsultan Manajemen Konstruksi (Penyedia Jasa)
harus menyediakan peralatan dan material sesuai dengan yang dibutuhkan;
7) Dalam melaksanakan tugas pengendalian pembangunan, Konsultan Manajemen
Konstruksi (Penyedia Jasa) bertindak mewakili Pemberi Tugas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan

14
XIII. PENUTUP
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan sepenuhnya bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembuat Komitmen Penyediaan Rumah Khusus pada Satuan Kerja Non Vertikal
Penyediaan Perumahan Provinsi Aceh.

Banda Ac eh, November 2016


Kepala SNVT Penyediaan Perumahan
Provinsi Aceh

Munzir, SP, MT
NIP. 197306 17 199903 1 004

15

Anda mungkin juga menyukai