Anda di halaman 1dari 78

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG


PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN, DAN
PERTANAHAN.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS


BANTUAN KEUANGAN KHUSUS PROVINSI RIAU
KE KABUPTEN/KOTA UNTUK
RUMAH LAYAK HUNI

TA. 2022

i
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN,
KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
Jalan SM. Amin No. 92 Telp. (0761) 564550, 564534 Fax (0761) 564547
P E K A N B A R U - 28292

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN, KAWASAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN PROVINSI RIAU
476/KPTS/2022

TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS PROVINSI RIAU
KE KABUPATEN / KOTA UNTUK RUMAH LAYAK HUNI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN, KAWASAN


PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN PROVINSI RIAU

Menimbang : a. bahwa Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan Perumahan dan


Kawasan Permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh Pemerintah
sebagai implementasi dari ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Pasal 60 ayat (1)
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan Kewenangan bertanggungjawab
dalam penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunian perkotaan, pembangunan
lingkungan hunian baru perkotaan dan pembangunan kembali lingkungan hunian
perkotaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 59.
b.
bahwa penyediaan sarana dan prasarana oleh Pemerintah Provinsi melalui Bantuan
Keuangan untuk diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, pelaksanaannya
harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
c.
bahwa sesuai ketentuan pada pasal 12 ayat (4) Peraturan Gubernur Riau Nomor :
62 Tahun 2018, dan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi dan akuntabilitas
serta mengoptimalkan pelaksanaan maka perlu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan ke Kabupaten / Kota melalui Keputusan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau tentang Petunjuk Pelaksanaan dan
Teknis Pengelolaan Bantuan Keuangan ke Kabupaten/Kota untuk Rumah Layak
Huni.

Mengingat : 1. UUD 1945 Pasal. 28 H, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh
pelayanan kesehatan”.
2. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
3. Undang-Undang Nomor : 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor : 2 Tahun 2012 Tentang Hibah Daerah;

iii
5. Peraturan Pemerintah Nomor : 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal;
6. Peraturan Pemerintah Nomor : 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor : 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 100 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 29 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang PUPR;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 81/PMK.010/2019 Tentang Batasan Rumah
Umum, Pondok Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar, serta Perumahan lainnya
yang atas Penyerahannya Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor : 3 Tahun
2021 Tentang Pedoman Swakelola:
12 Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor : 16 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
12. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 56 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Gubernur Riau Nomor : 55 tahun 2010 Tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Riau;
13. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 62 tahun 2018 Tentang Pedoman Belanja Bantuan
Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Riau;
14. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 21 tahun 2019 tentang Pembangunan dan
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni menjadi Rumah Layak Huni;
15. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor : Kpts.2/I/2022 Tentang
Penetapan Alokasi Bantuan Keuangan Khusus Pemerintah Provinsi Kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,


PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN PROVINSI RIAU
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN
KEUANGAN KHUSUS PROVINSI RIAU KE KABUPATEN/KOTA UNTUK RUMAH
LAYAK HUNI.

Pasal 1
Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pertanahan Provinsi Riau ini yang dimaksud dengan Bantuan Keuangan adalah
pemberian Bantuan Keuangan yang bersifat khusus kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang
memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai wujud tanggung
jawab Pemerintah dalam mendukung pembinaan dan pelaksanaan perbaikan rumah tidak
layak huni sesuai dengan

iv
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... ii
KEPUTUSAN................................................................................................................................................. iii
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN PROVINSI RIAU..................................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................... vi
BAB I................................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................... 1
1.2 DASAR HUKUM........................................................................................................................... 2
1.3 KETENTUAN UMUM.................................................................................................................. 3
1.4 TUJUAN DAN SASARAN..........................................................................................................7
1.5 RUANG LINGKUP........................................................................................................................ 7
BAB II............................................................................................................................................................... 9
PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN.......................................................................................9
2.1 PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN.............................................................................9
2.2 SUSUNAN STRUKTUR DAN TUGAS KELOMPOK MASYARAKAT..........................9
2.2.1 Susunan Kelompok Masyarakat (POKMAS)........................................................10
2.2.2 Tugas Ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS).................................................10
2.2.3 Tugas Bendahara............................................................................................................. 11
2.2.4 Tugas Tim Persiapan/Anggota..................................................................................11
2.2.5 Tugas Tim Pelaksanaan/Anggota.............................................................................12
2.2.6 Tugas Tim Pengawasan/Anggota.............................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................... 14
MEKANISME PENYELENGGARAAN BANTUAN KEUANGAN..........................................14
3.1 PERENCANAAN........................................................................................................................ 14
3.3.1 Tahapan Verifikasi..........................................................................................................17
3.3.2 Verifikasi Administrasi.................................................................................................17
3.3.3 Laporan hasil Verifikasi................................................................................................17
3.4.1 Prinsip Dasar Pengadaan.............................................................................................17
3.4.2 Etika Pengadaan.............................................................................................................. 18
3.5.1 Pencairan Dana Tahap I (Pertama).........................................................................20
3.5.2 Pencairan Dana Tahap II (Dua)..............................................................................21
3.5.3 Pencairan Dana Tahap III (Terakhir)......................................................................21
3.5.4 Tahap Pengembalian sisa Pengunaan Anggaran Bantuan Keuangan
Khusus:................................................................................................................................................. 22
BAB IV........................................................................................................................................................... 25
PELAKSANAAN PEMBINAAN, SANKSI,....................................................................................25
EVALUASI & PELAPORAN............................................................................................................ 25
BAB V....................................................................................................................................................... 29
PENUTUP...................................................................................................................................................... 29

vi
LAMPIRAN :

1. Format Surat Pernyataan Kesediaan Kepala Daerah Menerima dan


Melaksanakan Bankeu.
2. Format Surat Pernyataan Kepala Daerah Tentang Penggunaan Dana Bantuan
Keuangan.
3. Format Surat Hasil Verifikasi Dokumen RKK.
4. Format Surat Penerbitan SPP dan SPM.
5. Format Rekapitulasi Laporan Realisasi
6. Nama Penerima Bantuan yang telah diverifikasi.
7. Format Foto Perkembangan Pekerjaan (Dokumentasi)
8. Format Survey Harga Bahan dan Upah
9. Format Rencana Anggaran Biaya (RAB) POKMAS
10. Format Laporan Keuangan (Kwintansi dan Faktur Pembayaran)
11. Format Rencana Penggunaan Dana (RPD)
12. Format Laporan Penggunaan Dana (LPD)
13. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM)

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1. Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui Bantuan Keuangan
Khusus Provinsi Riau merupakan dukungan Pemerintah Provinsi kepada Masyarakat
miskin melalui Program Perumahan dan Kawasan Permukiman dan/atau
Program Pengembangan Perumahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota pada Dinas teknis terkait. Program ini berupaya untuk menciptakan
dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat miskin/pra sejahtera akibat Resiko
Sosial yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung
oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak dari krisis
sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak
diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam
kondisi wajar. Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sendiri
merupakan program berbasis pemberdayaan yang dilaksanakan dengan pola swakelola
oleh kelompok masyarakat (POKMAS) untuk mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan.

Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui Bantuan Keuangan
Khusus Provinsi Riau dilaksanakan di 12 Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau yakni Kota
Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
Kuantan Singingi, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten
Indragiri Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kepulauan
Meranti, Kabupaten Siak.

Dalam penetapan lokasi Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya penerima bantuan


Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Riau menetapkan
daftar lokasi, nama–nama penerima bantuan yang telah diverifikasi oleh perangkat
daerah Kabupaten/Kota se Provinsi Riau. Usulan dimaksud adalah proposal yang telah
disampaikan dari masing–masing Desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang
selanjutnya diserahkan kepada Bupati/Walikota untuk dilakukan evaluasi dan verifikasi
oleh Tim Evaluasi dan Verifikasi Kabupaten/Kota sesuai dengan mekanisme yang
telah ditetapkan terhadap calon penerima bantuan rumah tangga miskin/pra sejahtera.

Untuk mempermudah dan menunjang Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak


Layak Huni (RTLH) melalui Bantuan Keuangan Khusus Provinsi Riau tahun 2022
perlu disusun perangkat lunak berupa Petunjuk Pelaksanaan Dan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Provinsi Riau ke Kabupaten/Kota untuk
Rumah Layak Huni dengan Pola Swakelola Type IV Oleh Kelompok Masyarakat
sebagai acuan pelaksanaan.
1
Diharapkan pada kegiatan ini muncul partisipasi dan swadaya dari calon penerima
bantuan dalam semangat untuk melakukan gotong royong mengangkut bahan
bangunan/material yang sudah terkumpul karena lokasi rumah yang akan dibangun
tidak dapat dilewati oleh jenis kendaraan roda 4 (empat), sehingga peran pemberdayaan
oleh masyarakat penerima bantuan dapat berjalan dengan baik

1.2 DASAR HUKUM

1) UUD 1945 Pasal. 28 H, “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Undang–undang Nomor : 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
3) Undang – undang Nomor : 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor : 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
5) Peraturan Pemerintah Nomor : 12 Tahun 2021 Tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 2016 Tentang Penyelenggaran Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 100 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan minimal;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 29 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang PUPR;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 81/PMK.010/2019 Tentang Batasan Rumah
Umum, Pondok Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar, Serta Perumahan Lainnya
yang atas Penyerahannya Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;
10) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor : 3
Tahun 2021 Tentang Pedoman Swakelola;
11) Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor : 16 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
12) Peraturan Gubernur Riau Nomor : 56 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga atas
peraturan Gubernur Riau Nomor : 55 Tahun 2010 Tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Riau;
13) Peraturan Gubernur Riau Nomor : 62 Tahun 2018 Tentang Pedoman Belanja
Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau;
14) Peraturan Gubernur Riau Nomor : 21 tahun 2019 tentang Pembangunan dan
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni menjadi Rumah Layak Huni;

2
1.3 KETENTUAN UMUM

Dalam Petunjuk Pelaksanaan Dan Petunjuk Teknis pelaksanaan Bantuan Keuangan


Khusus Provinsi Riau ke Kabupaten/Kota untuk Rumah Layak Huni dengan Pola
Swakelola Type IV Oleh Kelompok Masyarakat yang dimaksud dengan:
1) Provinsi adalah Provinsi Riau.
2) Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Riau.
3) Gubernur adalah Gubernur Riau.
4) Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi
Riau.
5) Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota se Provinsi Riau.
6) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah serta
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
7) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman
Dan Pertanahan Provinsi Riau yang selanjutnya disebut Dinas PUPRPKPP
Provinsi Riau adalah Perangkat Daerah Provinsi yang menangani program yang
dimaksud.
8) Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penatan Ruang, Perumahan, Kawasan
Pemukiman dan Pertanahan Provinsi yang selanjutnya disebut Kepala Dinas
atau Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi yang menangani
program yang dimaksud.
9) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut Kepala Dinas atau Kepala Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Kabupaten/Kota yang melaksanakan program dimaksud.
10) Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di
wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota.
11) Kepala Desa/Lurah atau sebutan lainnya adalah Kepala Desa/Lurah di Provinsi
Riau.
12) Desa adalah desa dan desa adat atau sebutan lainnya, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
13) Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah
Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.
14) Kelompok Masyarakat (POKMAS) adalah Kelompok Masyarakat yang
3
melaksanakan swakelola Pengadaan Barang/Jasa Perbaikan dan Rehabilitasi
Rumah tidak layak huni (RTLH) menjadi Rumah layak Huni (RLH) yang
dibentuk oleh Lurah/Kepala Desa;
15) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau.
16) Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau
tahun 2019-2024.
17) Penyediaan rumah merupakan kegiatan menyediakan unit rumah yang
memenuhi kriteria layak huni dilaksanakan melalui pembangunan baru dan/atau
pembangunan kembali rumah.
18) Pembangunan baru dalam kegiatan ini merupakan pembangunan rumah layak
huni bagi korban bencana alam yang harus direlokasi ke lokasi baru yang aman
dari bencana.
19) Pembangunan kembali terhadap rumah rusak berat merupakan kegiatan
pengembalian fungsi struktur rumah rusak berat dengan membangunkan rumah
baru yang berada pada lokasi yang sama.
20) Rehabilitasi rumah korban bencana merupakan kegiatan perbaikan terhadap
rumah yang mengalami rusak ringan dan sedang.
21) Rumah Layak Huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan
bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan
penghuninya.
22) Rumah Tangga Miskin/Keluarga Prasejahtera orang/keluarga yang tidak
memiliki kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang layak bagi
kemanusiaan.
23) Perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) adalah usaha pengembalian atau
penggantian kondisi dan fungsi rumah tidak layak huni menjadi rumah layak
huni.
24) Rumah tidak layak huni rusak berat adalah kondisi rumah tidak layak huni yang
tidak memenuhi persyaratan keselamatan bangunan.
25) Bantuan Keuangan adalah Bantuan yang bersifat khusus diberikan oleh
Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kab/kota.
26) Bantuan Sosial adalah bantuan berupa uang, barang, atau jasa kepada rumah
tangga miskin/keluarga prasejahtera atau tidak mampu guna melindungi
masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat.
27) Penerima Bantuan Rumah Layak Huni (RLH) adalah rumah tangga
miskin/keluarga prasejahtera akibat resiko sosial yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,

4
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan
belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam
kondisi wajar, berdasarkan hasil musyawarah masyarakat;
28) Keputusan Kepala Desa/Lurah atau sebutan lainnya adalah Keputusan yang
ditetapkan Kepala Desa/Lurah yang bersifat penetapan.
29) Program Pengembangan Perumahan melalui Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) adalah untuk memberikan tempat hunian yang layak bagi
masyarakat;
30) Rumah Tangga miskin adalah orang/keluarga yang tidak memiliki kemampuan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan.
31) Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
32) Sosialisasi adalah proses penyampaian/pemberitahuan informasi pelaksanaan
kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) swakelola kepada
masyarakat pada desa sasaran penerima bantuan;
33) Tim Swakelola adalah tim yang dibentuk dan diangkat oleh penanggung jawab
kelompok masyarakat sesuai struktur organisasi swakelola.
34) Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya adalah musyawarah antara
Pemerintah Desa/Kelurahan, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa/kelurahan atau sebutan lainnya untuk menyepakati hal-hal
yang bersifat penting dan segera.
35) Rencana Kerja dan Kegiatan (RKK) adalah dokumen yang disusun oleh
perangkat daerah kabupaten/kota selaku pengusul kegiatan yang menguraikan
latar belakang dan rencana kegiatan yang dilengkapi dengan data dan dokumen
pendukung secara lengkap.
36) Unsur Masyarakat adalah Pengurus Lembaga Kemasyarakatan, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Perempuan di
lingkungan desa/kelurahan
37) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut
Kontrak Swakelola adalah perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK dengan ketua
Kelompok Masyarakat (POKMAS) pelaksana Swakelola;
38) Swakelola adalah pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab
anggaran, instansi pemerintah lain dan atau kelompok masyarakat.
39) Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola yang selanjutnya disebut swakelola

5
adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat daerah, kementerian/Lembaga/Perangkat
daerah lain, organisasi kemasyarakatan atau kelompok masyarakat.
40) Pengadaan adalah proses untuk memperoleh barang dan jasa berupa pengalihan
dari pihak ketiga atau dari pihak yang mengadakan. Proses pengalihan ini
melalui proses yang diatur sedemikian rupa sehingga barang dan jasa tersebut
diperoleh dengan kualitas yang tepat dan harga yang termurah.
41) Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/jasa.
42) Tata cara pengadaan di tingkat masyarakat adalah tata cara pengadaan
barang/jasa dengan sederhana berbasis masyarakat, berbasis potensi alam
setempat dan prinsip prinsip pemberdayaan.
43) Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan
cara menunjuk langsung ke 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
44) Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan Sederhana/ Seleksi/Penunjukan
Langsung yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan etika pengadaan.
45) Pengadaan Barang/Jasa dengan Pelelangan Sederhana adalah Pengadaan
Barang/Jasa yang jumlah pesertanya paling sedikit 3 (tiga)
toko/pemasok/penyedia jasa untuk menjamin adanya kompetisi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dan etika pengadaan.
46) Konsultan Pendamping pada kegiatan pemberdayaan ini adalah konsultan yang
melakukan pendampingan, pengendalian, pengawasan teknis, administrasi
secara berkala yang ditempatkan di tingkat, kabupaten, desa/kelurahan yang
bertugas untuk memberi dukungan teknis dan administrasi kepada seluruh
stakeholder.
47) Verifikasi adalah proses pembuktian tentang kebenaran data.
48) Monitoring adalah proses pengamatan secara berkala untuk memantau
pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi serta dukungan yang diperoleh
dalam pelaksanaan program.
49) Evaluasi merupakan proses pengukuran dan menilai hasil pelaksanaan program
sehingga dapat diperoleh berbagai data dan informasi tentang hasil/kemajuan
pada setiap tahapan kegiatan.
50) Pelaporan adalah laporan hasil pelaksanaan kegiatan Pembangunan Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH) sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

6
1.4 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) pola
swakelola oleh kelompok masyarakat adalah untuk memberikan arahan dan pedoman
bagi Kelompok Masyarakat (POKMAS) dalam melaksanakan pekerjaan dengan pola
swakelola pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya
manusia, sesuai dengan tugas dan fungsinya;
2. Meningkatkan kepekaan dan kesadaran di masyarakat melalui pelaksanaan yang
optimal;
3. Peningkatan partisipasi masyarakat secara aktif pada setiap proses pelaksanaan dan
pengambilan keputusan;
4. Peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan keuangan;
5. Peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam perbaikan dan
pemeliharaan;
Sasaran kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sendiri merupakan
program berbasis pemberdayaan yang dilaksanakan dengan pola swakelola oleh
kelompok masyarakat (POKMAS) untuk mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan, meliputi:
1. Kepala Desa/Lurah;
2. Kelompok masyarakat;
3. Masyarakat calon penerima bantuan Rumah Layak Huni;

1.5 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui Bantuan
Keuangan Khusus Provinsi Riau ini adalah melalui 2 program Utama dibawah ini:

1. Program Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh (1.04.04)

1.1 Kegiatan Pencegahan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh pada Daerah
Kabupaten/Kota (1.04.04.2).

1.1.1 Sub kegiatan Perumahan dan kawasan pemukiman Kumuh Sub Kegiatan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni untuk pencegahan terhadap tumbuh
dan berkembangnya permukiman kumuh di luar kawasan permukiman
kumuh dengan luas dibawah 10 Ha. (1.04.04.2.01)

2. Program Pengembangan Perumahan (1.04.02)

2.1 Kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Korban Bencana atau Relokasi
Program Kabupaten/Kota (1.04.02.2.03).

2.1.1 Sub kegiatan Pembangunan Rumah Bagi Korban Bencana (1.04.02.2.03.04)

7
Ruang Lingkup Pemberdayaan Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
adalah dengan cara melakukan pemberdayaan masyarakat untuk Program Pengembangan
Perumahan, Kegiatan Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah Menjadi Rumah Layak Huni
(RLH) Se-Provinsi Riau terdiri dari :

1) Persiapan;
2) Pelaksanaan;
3) Pengawasan; dan
4) Pelaporan;
Capaian pemberdayaan program meliputi:
a. Tersosialisasinya program Pengembangan Perumahan, Kegiatan Penyediaan dan
Rehabilitasi Rumah menjadi Rumah Layak Huni (RLH) Se-Provinsi Riau;
b. Terlatihnya Kelompok masyarakat yang mengetahui tugas pokok dan fungsi dalam
pelaksanaan program;
c. Tersedianya data masyarakat calon penerima Rumah Layak Huni.

8
BAB II
PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN

2.1 PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN


Kriteria calon penerima bantuan bagi rumah tangga miskin sebagai berikut:
1. Rumah tangga miskin/keluarga prasejahtera memiliki rumah tidak layak huni
dengan kondisi rumah dalam keadaan rusak ringan, sedang, dan rusak berat tidak
memenuhi syarat kesehatan, keamanan, kenyamanan dan sosial;
2. Rumah tangga miskin/keluarga prasejahtera yang berdomisili di desa/kelurahan
tersebut minimal 5 (lima) tahun;
3. Memiliki Rumah Tidak Layak Huni pada Tanah/lahan yang siap bangun,
berstatus milik sendiri/hibah;
4. Kepala keluarga atau anggota keluarga tidak memiliki mata pencaharian tetap
dengan standar gaji dibawah Upah Minimum Kabupaten/kota (UMK) dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak;
5. Tanah atau lahan yang diusulkan tidak dalam keadaan
sengketa/tuntutan/gugatan/digadaikan/diborohkan/dihibahkan kepada pihak ketiga
atau pihak lain; dan
6. Belum pernah mendapatkan bantuan program Perbaikan perumahan perbaikan
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) atau bantuan pemerintah lainnya untuk
program perumahan.
7. Penerima bantuan Perbaikan dan Rehabilitasi Rumah menjadi Rumah Layak Huni
(RLH) wajib menjaga, memelihara serta tidak memindahkan hak penguasaan
hunian.
8. Relokasi Rumah Tidak layak Huni dari lokasi semula yang tidak layak secara
keamanan (rawan bencana/terkena bencana alam), maka lahannya disediakan oleh
pemerintah Kab/Kota sesuai dengan fungsi lahan atau Rencana Tata Ruang
Wilayah.
9. Untuk Pembangunan Rumah Bagi Korban Bencana diusulkan oleh
Buapti/Walikota kepada Gubernur setelah ditetapkan Surat Keputusan penetapan
Lokasi Bencana Alam Daerah.

2.2 SUSUNAN STRUKTUR DAN TUGAS KELOMPOK MASYARAKAT

Kelompok Masyarakat (Pokmas) dibentuk dari Musyawarah Pemerintah Desa dengan


Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)/Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (LPMK) beserta Badan Pengawas. Keanggotaan Kelompok
Masyarakat (Pokmas) tidak diperbolehkan dari Badan Pengawas Desa (BPD) dan
Perangkat Desa.
Apabila memungkinkan di setiap Desa /kelurahan dapat dibentuk 1 (satu) POKMAS.

9
POKMAS yang telah terbentuk akan diberi pelatihan untuk peningkatkan kapasitas
dan keterampilan agar mampu melaksanakan berbagai tahapan kegiatan sebagaimana
yang telah ditentukan didalam petunjuk teknis yang terpisah.
2.2.1 Susunan Kelompok Masyarakat (POKMAS)

Susunan Organisasi POKMAS terdiri dari :


a. Ketua,
b. Bendahara,
c. Tim Persiapan ,
d. Tim Pelaksana dan,
e. Tim Pengawas.

2.2.2 Tugas Ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS).

a. Menandatangani dan mentaati pakta integritas.


b. Menyelenggarakan musyawarah dalam rangka menyusun Rencana Kerja.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja.
d. Membuka rekening bantuan belanja langsung barang dan jasa rekening harus
dengan dual account antara Ketua dan Bendahara Kelompok Masyarakat
(POKMAS) pada Bank Riau Kepri.
e. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan.
f. Menandatangani kontrak kerja antara ketua POKMAS dengan PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen) Program Pengembangan Perumahan dan atau Program
Kawasan Pemukiman Sub Kegiatan disesuaikan dengan Nomenklatur yang
ada di kab/Kota Tahun 2022 dengan melampirkan berita acara musyawarah,
notulen rapat, daftar hadir dan Dokumentasi.
g. Melakukan pengajuan pencairan dana kepada Kuasa Pengguna Anggaran
(PA/KPA) melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan melampirkan
Laporan Pelaksanaan Kegiatan, Buku Kas tingkat Kelurahan/Desa atau
sebutan lainnya yang dilengkapi nota/bukti pengeluaran dan foto kopi buku
rekening Bank Riau Kepri POKMAS.
h. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik harian.
i. Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan format.
j. Menyelenggarakan rembuk warga untuk membahas kemajuan dan
permasalahan didalam pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan.
k. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan,
penggunaan anggaran, kemajuan pelaksanaan kegiatan dan hasil akhir
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) kegiatan Perbaikan Rumah Layak Huni (RLH).
l. Dalam pelaksanaan tugasnya Ketua POKMAS dibantu oleh
Konsultan/Tenaga Pendamping.
10
2.2.3 Tugas Bendahara :

a. Mengelola Keuangan kegiatan perbaikan Rumah Layak Huni (RLH)


ditingkat Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya.
b. Menyusun laporan pencairan dana dan pengelolaan dana.
c. Melakukan pembayaran sesuai kwitansi pengajuan kebutuhan pelaksanaan
perbaikan Rumah Layak Huni (RLH) ditingkat Kelurahan/Desa atau
sebutan lainnya.
d. Menyusun pertanggungjawaban laporan keuangan sesuai pelaksanaan dan
pentahapan kegiatan untuk disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
sebagai lampiran dalam pengajuan pencairan anggaran tahap berikutnya.
e. Dalam pelaksanaan tugasnya Bendahara POKMAS dibantu oleh
Konsultan/Tenaga Pendamping.

2.2.4 Tugas Tim Persiapan/Anggota

a. Melakukan reviu atas RKK yaitu menyesuaikan RKK perencanaan


Swakelola dengan anggaran yang tercantum dalam DPA;
b. Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan kegiatan;
c. Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan;
d. Merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output dengan
ketentuan:
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam RKK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang
diperlukan.
e. Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
1) Gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang, tukang);
2) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
f. Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan
dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang
telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
g. Menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
h. Menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan yang dilaksanakan dengan
pengadaan melalui penyedia;

11
i. Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak terpisah, yang
meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi teknis/RKK.
j. Dalam Pelaksanaannya Tim Persiapan dibantu oleh Konsultan/Tenaga
Pendamping.

2.2.5 Tugas Tim Pelaksanaan/Anggota :

Tim/Anggota pelaksana melaksanakan swakelola sesuai dengan jadwal


dantahapan pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/ output berdasarkan Kontrak
Swakelola yang telah disepakati. Pelaksanaan swakelola memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis/RKKyang telah
ditetapkan oleh PPK;
b. Pengajuan kebutuhan tenaga teknis, tenaga kerja, peralatan
danmaterial/bahan sesuai dengan rencana kegiatan.
c. Penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan danmaterial/bahan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan;
d. Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja,(tenaga
teknis, tenaga terampil atau tenaga pendukung), sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan;
e. Menyusun laporan swakelola yang memuat hasil kegiatan tentang
capaian realisasifisik, realisasi keuangan, evaluasi kegiatan (hambatan
dan rencana tindak lanjut) disertai dengan dokumentasi kegiatan
Swakelola.
f. Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola dilarang mengalihkan
pekerjaan utama kepada pihak lain.
g. PPK melakukan pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum dalam Kontrak Swakelola sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
h. Penyerahan Hasil Pekerjaan Swakelola :
1. Dalam hal barang/jasa hasil pengadaan melalui Swakelola akan
dihibahkan kepada Penerima Bantuan Rumah Layak Huni (RLH),
maka proses serah terima sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
i. Dalam Pelaksanaannya Tugas Tim Pelaksanaan dibantu oleh
konsultan/Tenaga Pendamping.

12
2.2.6 Tugas Tim Pengawasan/Anggota

Tim/Anggota Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi,


teknis, dan keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil
pekerjaan yang meliputi:
a. Verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan;
b. Pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui
realisasi fisik meliputi:
1. Pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2. Pengawasan penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan
dan material/bahan; dan
3. Pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada)
c. Pengawasan tertib administrasi keuangan. Berdasarkan hasil pengawasan,
Anggota Pengawas melakukan evaluasi Swakelola. Apabila dalam hasil
evaluasi ditemukan penyimpangan, Anggota pengawas melaporkan dan
memberikan rekomendasi kepada PPK, Anggota persiapan atau Anggota
pelaksana untuk segera mengambil tindakan korektif.
d. Dalam Pelaksanaannya Tugasnya Tim Pngawasan dibantu oleh
Konsultan/Tenaga Pendamping

13
BAB III
MEKANISME PENYELENGGARAAN BANTUAN KEUANGAN

3.1 PERENCANAAN
Pemberian bantuan keuangan yang bersifat khusus merupakan hasil pembahasan antara
Provinsi dengan Kabupaten/Kota dalam tahapan perencanaan pembangunan di Provinsi
dan atau kebijakan Provinsi yang dialokasikan langsung kepada Kabupaten/Kota dengan
dasar kemampuan Provinsi guna mendukung kebijakan strategis Provinsi atau Program
Nasional sesuai urusan yang menjadi kewenangan Kabupten/Kota. Bantuan keuangan
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi.

Proses perencanaan bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota dengan alur sebagai


berikut :

Tahapan Perencanaan
Proposal (RKK) dari Kab/Kota Pembangunan Provinsi Pergub Penetapan Alokasi
atau Kebijakan Provinsi (Musrenbang, Renstra, RKPD, Belanja Bantuan Keuangan
Perda APBD, dll)

Bantuan keuangan yang bersifat khusus ditujukan untuk Kegiatan Perbaikan Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH) melalui Bantuan Keuangan Khusus Provinsi Riau merupakan
dukungan Pemerintah Provinsi kepada Masyarakat miskin melalui Program Perumahan
dan Kawasan Permukiman dan/atau Program Pengembangan Perumahan
Pengusulan dana bantuan keuangan dari Kabupaten/Kota disampaikan kepada Gubernur
Cq. Kepala Bappeda Provinsi oleh Bupati/Walikota. Pengusulan dana bantuan keuangan
dilakukan dengan permohonan tertulis dilengkapi dengan dokumen Rencana Kerja
Kegiatan (RKK) yang berisi :
1. Latar belakang tentang gambaran umum mengenai fakta-fakta dan permasalahan
yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan Perbaikan atau pembangunan
Rumah Layak Huni;
2. Maksud dan tujuan berisi uraian tentang maksud dan tujuan dilaksanakannya
program/kegiatan/pekerjaan yang akan dibiayai oleh dana bantuan keuangan khusus;
3. Sasaran, keluaran/output, manfaat, dampak yang diharapkan, dan rincian kegiatan
dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang akan dilaksanakan;
4. Jadwal pelaksanaan kegiatan berisi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan;
5. Rencana penggunaan belanja bantuan keuangan;
6. Surat keterangan dari pejabat yang berwenang (sertifikat, akta jual beli, girik, dll)
mengenai status tanah tidak dalam sengketa dan benar adalah milik mutlak Penerima
bantuan Rumah Layak Huni;
7. Surat keterangan dari pejabat yang berwenang mengenai status Rumah tidak dalam
14
sengketa dan benar adalah milik mutlak Penerima bantuan Rumah Layak Huni;
8. Peta lokasi pekerjaan yang memuat nama, alamat dan fungsi Rumah Layak Huni
dengan melampirkan surat keputusan kepala daerah atau surat keterangan pejabat
yang berwenang yang memuat nama, alamat dan fungsi Rumah Layak Huni;
9. Dokumen Perencanaan (Gambar Kerja Konstruksi Lengkap / Detailed Engineering
Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Spesifikasi Umum dan Khusus,
dan untuk pekerjaan rehabilitasi / renovasi maka diwajibkan melampirkan / membuat
gambar eksistingnya). Penyusunan dokumen perencanaan menjadi tanggung jawab
Kabupaten/Kota, pembuatan dokumen perencanaan dapat dilakukan oleh tenaga
konsultan dan mendapat persetujuan teknis konstruksi dari OPD Kabupaten/Kota
yang menangani urusan teknis konstruksi Rumah Layak Huni. Harga satuan
pekerjaan didasarkan pada harga satuan barang/jasa yang telah ditetapkan oleh
Bupati/Walikota bersangkutan, apabila harga satuan tidak terdapat didalam
penetapan Bupati/Walikota bersangkutan maka dapat menggunakan harga pasar/nilai
wajar yang berlaku yang dibuktikan dengan survey harga pasar.

3.2 KETENTUAN DAN PERSYARATAN BANTUAN KEUANGAN.


Ketentuan dan Persyaratan dalam Bantuan Keuangan yang bersifat khusus adalah sebagai
berikut :
1. Provinsi dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD
Kabupaten/Kota penerima bantuan; (dapat untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik/studi pendukung; penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas
tim dari Provinsi, dll);
2. Dana Bantuan Keuangan Khusus dapat dialokasikan maksimal sebesar 5% (lima
Persen) dari total pagu setiap kabupaten/kota untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik, Konsultan/Tenaga Pendamping, Sosialisasi, perjalanan
dinas, dan Honorarium Penyelenggara POKMAS (non ASN);
3. Bupati/Walikota bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan
bantuan keuangan sesuai kewenangannya;
4. Peruntukan dan pengelolaan bantuan keuangan diarahkan/ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi dalam bentuk Surat keputusan Penetapan Alokasi dan Petunjuk teknis;
5. Bantuan Keuangan dipergunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan;
6. Pemerintah Provinsi dapat melakukan penghentian pencairan dana bantuan keuangan
apabila pelaksanaan kegiatan/bantuan tidak dapat diselesaikan Pemerintah
Kabupaten/Kota penerima bantuan keuangan sampai pada akhir tahun berkenaan;
7. Proses Pengadaan Barang/Jasa bantuan keuangan wajib mengikuti ketentuan /
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
8. Proses penatausahaan keuangan dan pertanggungjawaban (SPJ) kegiatan mengikuti
mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bupati / Peraturan Walikota yang mengatur

15
tentang prosedur penatausahaan keuangan dan pertanggungjawaban (SPJ) kegiatan di
masing-masing Kabupaten/Kota;
9. Dinas PUPRPKPP Provinsi tidak ikut campur / intervensi terhadap proses pengadaan
barang/jasa bantuan keuangan, tidak meneliti proses kontrak dan isi kontrak, tidak
ikut campur / intervensi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan barang/jasa bantuan
keuangan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab secara mutlak oleh Pejabat
Pembuat Komitmen di Kabupaten/Kota penerima bantuan;
10. Dinas PUPRPKPP Provinsi tidak bertanggung jawab atas adanya keterlambatan
proses pembayaran kepada POKMAS di Kabupaten/Kota akibat keterlambatan dalam
hal melengkapi kekurangan persyaratan administrasi baik melalui Dinas PUPRPKPP
Provinsi ataupun di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi
Riau.
11. Bantuan Keuangan Khusus bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran
2022 berdasarkan kemampuan keuangan Provinsi sesuai yang ada dalam keputusan
Gubernur Riau Nomor : Kpts.2/I/2022 Tanggal 03 Januari 2022 Tentang Penetapan
Alokasi Bantuan Keuangan Khusus Pemerintah Provinsi Kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022
12. Bupati/Walikota menetapkan daftar lokasi, nama–nama penerima bantuan yang telah
diverifikasi oleh perangkat daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan alokasi bantuan
keuangan berdasarkan Keputusan Gubernur.
13. Pelaksanaan Bantuan Keuangan berpedoman pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kabupaten/Kota yang belum mengalokasikan bantuan keuangan dalam APBD
Kabupaten/Kota, agar segera melaksanakan pergeseran anggaran pada Triwulan I
Tahun berjalan.
14. Penyaluran dana bantuan keuangan dalam bentuk uang, tidak dikenai pajak. Harga
pembelian bahan/bangunan ditoko/penyedia bahan bangunan sudah termasuk pajak.
Ketentuan besaran dan tata cara pelaporan pajak oleh toko/penyedia bahan bangunan
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
15. Ketentuan perpajakan untuk Rumah Layak Huni mengikuti Peraturan Menteri
Keuangan Nomor : 81/PMK.010/2019 Tentang Batasan Rumah Umum, Pondok
Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar, Serta Perumahan Lainnya yang atas
Penyerahannya Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
16. Pemerintah kab/kota berkewajiban membuat sertifikat semua penerima bantuan
Rumah layak Huni dan diberi bingkai.

16
3.3 VERIFIKASI DOKUMEN RKK
3.3.1 Tahapan Verifikasi
Tahap awal dokumen pengusulan bantuan keuangan dari Kabupaten/Kota
langsung disampaikan kepada Gubernur Cq. Kepala BAPEDALITBANG
Provinsi oleh Bupati/Walikota, dan tembusan rekaman satu rangkap diberikan
untuk Dinas PUPRPKPP Provinsi.

Dokumen RKK akan diverifikasi oleh Dinas PUPRPKPP Provinsi setelah adanya
Keputusan Kepala Dinas PUPRPKPP tentang Penetapan Penerima Bantuan
Rumah Layak Huni Bantuan Keuangan Khusus Pemerintah Provinsi Kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota.

3.3.2 Verifikasi Administrasi

Dinas PUPRPKPP Provinsi hanya melakukan verifikasi kelengkapan administrasi


dokumen RKK sesuai poin-poin yang telah diterangkan diatas, berkenaan dengan
isi materi dokumen RKK sepenuhnya menjadi tanggung jawab mutlak Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melengkapi kekurangan data/dokumen yang
dipersyaratkan dalam waktu yang tidak terlalu lama atau ditentukan waktunya
atas kesepakatan bersama.
Verifikasi dilakukan oleh Dinas PUPRPKPP Provinsi melalui Kepala Bidang
Perumahan dan kawasan permukiman yang dibantu oleh para Tim Verifikasi.

3.3.3 Laporan hasil Verifikasi

Hasil laporan verifikasi adalah berupa Nota Dinas dari Kepala Bidang Bidang
Perumahan dan kawasan permukiman kepada Kepala Dinas PUPRPKPP yang
selanjutnya akan dituangkan ke dalam surat hasil verifikasi dan disampaikan
kepada Gubernur Riau Up. Kepala BPKAD Provinsi Riau.

3.4 MEKANISME PENGADAAN BARANG/JASA


3.4.1 Prinsip Dasar Pengadaan

Pelaksanaan kegiatan Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) merupakan


kegiatan swakelola oleh masyarakat, dimana Pokmas dipilih selaku pelaksana dan
penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat. Oleh karena itu,
pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat dalam Pembangunan Rumah Sehat
Layak Huni (RSLH) dengan pendekatan pada prinsip-prinsip penyelenggaraan
program dan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa yang ditetapkan.
Pengadaan barang/jasa pada Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH)
diselenggarakan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan bagi
pembangunan Rumah Layak Huni (RLH), dimana lokasi kegiatan di

17
kelurahan/desa sasaran yang ditetapkan melalui SK Kepala Daerah penerima
bantuan Rumah Layak Huni ( RLH ).
Pengadaan Barang/Jasa agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dari segi administrasi, teknis dan keuangan, maka perlu menerapkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan


menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan
sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum.

2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan


sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya

3. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan


barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia
Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4. Terbuka, berarti pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia


Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas

5. Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus dilakukan melalui persaingan


yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara
dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang
ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu
terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan Barang/Jas

6. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi


semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.

7. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan pengadaan barang/jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

3.4.2 Etika Pengadaan

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus


mematuhi etika sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk


mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan
barang/jasa;
18
2. Bekerja secara mandiri dan menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan
barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang


berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan


sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak


yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan barang/jasa;

6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan


negara dalam pengadaan barang/jasa;

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi


dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan

8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi


atau menerima hadiah, imbalan, komisi dan berupa apa saja dari atau kepada
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa.
Secara umum pengadaan barang per jenis barang atau per-ketersediaan barang oleh
masyarakat/pemasok/toko/leveransir mengikuti ketentuan dalam pedoman umum RSLH,
yaitu sebagai berikut:

1. Pengadaan barang yang bernilai kurang dari Rp. 10.000.000 (sepuluh juta) dapat
dibeli langsung kepada penyedia barang dan bukti pengikatnya cukup berupa bukti
pembelian/nota pembelian pembayaran dengan materai sesuai ketentuan.

2. Pengadaan barang yang bernilai diatas Rp. 10.000.000 (sepuluh juta) sampai
dengan Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan penunjukan
langsung kepada 1(satu) penyedia barang melalui penawaran tertulis dari penyedia
barang yang bersangkutan,dan bukti pengikatannya berupa Kuitansi saja dengan
materai sesuai ketentuan.

3. Pengadaan barang yang bernilai di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta) sampai
dengan Rp.200.000.000 (dua ratus juta) dilakukan oleh panitia pengadaan yang
berjumlah 3 (tiga) orang dengan cara meminta dan membandingkan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia barang yang berbeda serta
memilih penawaran dengan harga terendah, dan bukti pengikatannya berupa Surat
Perintah Kerja (SPK) dengan materai sesuai ketentuan.

19
4. Pengadaan barang yang bernilai diatas Rp. 200.000.000 (dua ratus juta) dilakukan
oleh Panitia pengadaan yang berjumlah 3 atau 5 orang dengan cara meminta dan
membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia
dengan harga terendah, dan bukti pengikatannya berupa Surat Perjanjian dengan
sesuai ketentuan.

3.5 MEKANISME PENYALURAN DANA


Setelah adanya Keputusan Kepala Dinas PUPRPKPP tentang Penetapan Penerima
Bantuan Rumah Layak Huni Bantuan Keuangan Khusus Pemerintah Provinsi Kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota, dan PPK telah melakukan ikatan kontrak swakelola dengan
POKMAS penerima Bantuan Keuangan dapat melakukan proses pengajuan dana dengan
ketentuan sebagai berikut :
a) Penyaluran Bantuan Keuangan dilaksanakan secara bertahap dengan cara pemindah
bukuan dari Rekening Kas Umum Daerah Provinsi ke Rekening Kas Umum daerah
Kabupaten/Kota.
b) Penyaluran sebagaimana dimaksud pada point (a) didasarkan pada surat
permohonan permintaan penyaluran dari Bupati kepada Gubernur melalui Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Riau.
c) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada point (b) dengan ketentuan sebagai
berikut:
3.5.1 Pencairan Dana Tahap I (Pertama)
Pencairan dana tahap pertama sebesar 40% (empat puluh persen) dari Total Nilai
Bantuan Keuangan Khusus untuk pekerjaan Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) dengan Pola Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat
POKMAS melampirkan :
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Menyelesaikan
Pekerjaan 100% bermaterai.
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Penggunaan Dana Tahap 1
(Pertama) 40% (empat puluh persen) (SPTJM) bermaterai.
c. Surat Permohonan Pengajuan Pembayaran Tahap I
d. NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) antara Pemerintah Daerah dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
e. Pakta Integritas dari Penerima Hibah.
f. Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap I terdiri atas :
1) Anggaran sebesar 5% digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik, Konsultan Pendamping, Sosialisasi,
perjalanan dinas, dan Honor Penyelenggara POKMAS (non ASN).
2) Anggaran sebesar 35 % digunakan untuk mendanai pembangunan Fisik
Rumah layak Huni.

20
g. Kwitansi Pembayaran Tahap I.
h. Surat Pernyataan Kelengkapan Dokumen Tahap I.
i. Berita Acara Pembayaran Tahap I.
j. Sosialisasi Bantuan Keuangan Khusus Perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni (RLH) dari Dinas atau Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Kabupaten/Kota yang melaksanakan program dimaksud kepada Pihak
Penerima Bantuan Rumah Layak Huni telah selesai dilaksanakan.
k. Foto Copy KTP, Rekening Bank Riau Kepri.
l. Daftar Penerima Bantuan RLH yang tidak terkontrak /terbangun dengan
sebab alasan tertentu.
3.5.2 Pencairan Dana Tahap II (Dua)
Pencairan dana tahap kedua sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai Total Nilai
Bantuan Keuangan Khusus untuk pekerjaan Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) dengan Pola Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat
POKMAS , dengan melampirkan data sebagai berikut:
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Penggunaan Dana
Tahap 2 (Kedua) 30% (tiga puluh persen) bermaterai.
b. Surat Permohonan Pengajuan Pembayaran Tahap II.
c. Laporan penggunaan bahan dan keuangan tahap I yang ditandatangani oleh
Bendahara dan diketahui oleh Ketua POKMAS.
d. Laporan Penggunaan Dana Tahap 1 minimal sebesar 75% (Tujuh puluh lima
persen.
e. Kontrak Swakelola antara PPK dengan POKMAS beserta Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang telah di tandatangani sesuai dengan jumlah
kuota yang telah ditetapkan dalam SK Gubernur.
f. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan dari Ketua POKMAS disetujui
oleh Konsultan.
g. Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap II.
h. Kwitansi Pembayaran Tahap II.
i. Surat Pernyataan Kelengkapan Dokumen Tahap II.
j. Berita Acara Pembayaran Tahap II.
k. Foto Copy KTP, RekeningBank Riau Kepri (Tahap I).

3.5.3 Pencairan Dana Tahap III (Terakhir)


Pencairan dana tahap ketiga sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai Total Nilai
Bantuan Keuangan Khusus untuk pekerjaan Kegiatan Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) dengan Pola Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat
POKMAS dibayarkan pada saat progress kegiatan mencapai minimal 60% (enam
puluh persen) berdasarkan laporan progress fisik dan keuangan dengan
melampirkan data sebagai berikut :
21
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Penggunaan Dana
Tahap 3 (Terakhir) 30% (tiga puluh persen) bermaterai.
b. Surat Permohonan Pengajuan Pembayaran Tahap III.
c. Laporan penggunaan bahan dan keuangan tahap II yang ditandatangani oleh
Bendahara dan diketahui oleh Ketua Pokmas.
d. Laporan Penggunaan Dana Tahap I dan II sebesar 80 % (Delapan Puluh
persen)
e. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan dari Ketua Pokmas disetujui oleh
Konsultan.
f. Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Ketiga. III
g. Kwitansi Pembayaran Tahap III.
h. Berita Acara Pembayaran Tahap III.
i. Surat Pernyataan Pengunaan Dana tahap III.
j. Surat Pernyataan Kelengkapan Dokumen Tahap III
k. Surat Permohonan Pengajuan Pembayaran Tahap III.
l. Foto Copy KTP, Rekening Bank Riau Kepri (Tahap II).

3.5.4 Tahap Pengembalian sisa Pengunaan Anggaran Bantuan Keuangan


Khusus:
- Laporan Penggunaan Dana sesuai dengan SPJ yang dilaporkan.
- Progres fisik 100% (Seratus persen).
- Bukti setor Pengembalian dana ke Rekening kas daerah Provinsi Riau.
- Dokumen lainnya yang dibutuhkan (jika diperlukan).
- Waktu Pengembalian dana tidak melebihi Bulan Januari Tahun 2023

3.6 MEKANISME PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN


BELANJA BANKEU.
a. Tata cara penatausahaan dan pertanggunjawaban pendapatan dan belanja yang
bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi kepada Kabupaten/Kota mengikuti
mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang Sistem
Prosedur Penatausahaan Keuangan Kabupaten/Kota yang bersangkutan
b. Kepala Daerah Kabupaten/Kota bertanggungjawab secara formal dan materil atas
penggunaan Bantuan Keuangan yang diterimanya.
c. Kepala Daerah Kabupaten/Kota Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten/Kota/sebutan lainnya bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni sesuai ketentuan dan peraturan, perundang-
undangan yang berlaku.

22
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN
PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN
KEGIATAN PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH)

GUBERNUR RIAU

BPKAD

BUPATI/WALIKOTA TIM VERIFIKASI


BANKEU PROVINSI
RIAU/
KOORDINASI
TINGKAT KAB/KOTA

PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PU/PERKIM
KAB/KOTA

PPK KEGIATAN PEMBANGUNAN. RLH

KONSULTAN PENDAMPING
KETERANGAN :

GARIS KOMANDO
KOORDINASI DAN PENGAWASAN TINGKAT DESA/KELU
GARIS KOORDINASI POKMAS MASYARAKAT PENERIMA

STRUKTUR ORGANISASI SWAKELOLA TYPE IV


OLEH KELOMPOK MASYARAKAT
PA/ KPA
KAB/KOTA

PPK

PIMPINAN KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS)

TIM PERSIAPAN TIM PELAKSANA TIM PENGAWAS

23
3.7 PRINSIP PENGELOLAAN

Program Pengembangan Perumahan, melalui Kegiatan Perbaikan dan rehabilitasi Rumah


Menjadi Rumah Layak Huni (RLH) Provinsi Riau dilaksanakan dengan pola swakelola
oleh kelompok masyarakat (POKMAS), POKMAS bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fisik dan keuangan. Oleh karena itu perlu dilakukan persiapan yang matang
dalam keterlibatannya. Melalui tahapan ini diharapkan dalam diri masyarakat dapat
tumbuh rasa memiliki dan rasa tanggung jawab terhadap program pengembangan
perumahan Kegiatan Perbaikan Rumah tidak layak Huni oleh masyarakat. Selain itu agar
masyarakat dapat benar-benar mengerti akan tujuan, sasaran, prinsip-prinsip serta nilai-
nilai Program antara lain:
a) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan musyawarah masyarakat sehingga diperoleh
dukungan dari masyarakat (acceptable) hal ini berlaku pada pemilihan ketua
POKMAS dan penentuan mekanisme pelaksanaan kegiatan perbaikan rumah tidak
layak huni RTLH.
b) Penyelenggaraan kegiatan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui oleh
semua unsur masyarakat (transparant) melalui komunikasi serta informasi yang ada
dimasyarakat dan mudah untuk diakses oleh masyarakat.
c) Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dalam
hal ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan pembiayaan, dan ketepatan mutu
pekerjaan.
d) Penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara
berkelanjutan (sustainable) yang ditandai dengan adanya pemanfaatan,
pemeliharaan dan pengelolaan oleh masyarakat penerima bantuan.

24
BAB IV
PELAKSANAAN PEMBINAAN, SANKSI,
EVALUASI & PELAPORAN

4.1 PEMBINAAN
a. Gubernur melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penatan Ruang, Perumahan,
Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Riau melakukan pembinaan
terhadappenggunaanbantuan Rumah Tidak Layak Huni.
b. Bupati/Walikota melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya melakukan pembinaan dan pengendalian
terhadap bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH).
c. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada poin (a) dan (b) dapat dilakukan dalam
bentuk Sosialisasi, Monitoring dan Evaluasi.
d. Pembinaan dapat melibatkan Camat, Kepala Desa/Lurah.
e. Aparat Pengawasan intern Pemerintah (APIP) melakukan evaluasi terhadap
realisasi penggunaan Bantuan Keuangan sesuai kewenangan menurut ketentuan
peraturan Perundang-undangan.
f. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana dimaksud pada Point
(e) yaitu lnspektorat Daerah Provinsi dan Inspektorat Daerah Kabupaten sesuai
ketentuan peraturan Perundang undangan.

4.2 SANKSI
a. Bagi pemerintah Kabupaten/Kota penerima bantuan keuangan yang tidak
menyelesaikan pelaksanaan kegiatan bantuan keuangan dan tidak mengembalikan
sisa dana yang sudah disalurkan dan tidak menyampaikan laporan akhir tahun
anggaran sesuai batas waktu yang ditetapkan, diberikan sanksi pemotongan
terhadap alokasi bantuan keuangan pada tahun berikutnya.
b. Berdasarkan rekomendasi Inspektorat Provinsi Riau Nomor : 243/LHR/INSP-
RIAU/IR.V/XII/2021 Tanggal 10 Desember 2021 Tentang Laporan Hasil Reviu
Pembangunan Rumah Layak Huni Tahun Anggaran 2021 di Kabupaten Kampar
bahwa Bagi pemerintah kabupaten kota yang tidak mendukung Program
Pengembangan perumahan bagi masyarakat miskin/keluarga Prasejahtera di
Provinsi Riau selama 2 (dua) Tahun berturut turut akan dikenakan sanksi tidak
mendapatkan bantuan keuangan Khusus Rumah layak Huni selama 2 (Dua)
Tahun kedepannya.

4.3 EVALUASI
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan / Perangkat Daerah baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota sesuai

25
dengan kewenangannya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Perbaikan Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH).
a. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten/Kota atau
sebutan lainnya wajib membuat laporan pertanggungjawaban bantuan Keuangan
sesuai realisasi fisik pelaksanaan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH).
b. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud wajib disampaikan kepada
Bupati/Walikota.
c. Laporan sebagaimana dimaksud pada point (b) berpedoman pada peraturan yang
dibuat oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota tentang pengelolaan
keuangan daerah.
d. Rekapitulasi Laporan sebagaimana dimaksud pada Nomor (a) disampaikan oleh
Bupati/Walikota kepada Gubernur.
e. Rekapitulasi Laporan sebagaimana dimaksud pada Nomor (d) dibuat dalam
format sesuai Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan.
f. Rekapitulasi Laporan sebagaimana dimaksud pada Nomor : (d) disampaikan
paling lambat pada akhir bulan Februari Tahun Anggaran berikutnya sebagai
bahan pembinaan dan evaluasi pemberian bantuan keuangan selanjutnya.
g. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten/Kota atau
sebutan lainnya wajib membuat laporan realisasi fisik dan keuangan secara
berkala minimal setiap bulan kepada Gubernur Riau melalui Kepala Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Provinsi Riau.

4.4 MONITORING
Monitoring Pelaksanaan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ditujukan untuk
mengetahui hambatan dan perkembangan selama masa pelaksanaan, dilakukan oleh :
a. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Provinsi Riau/Perangkat Daerah.
b. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten/Kota atau Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten/Kota yang melaksanakan program dimaksud.

4.5 PELAPORAN
a. Laporan pelaksanaan Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dibuat
oleh kelompok masyarakat (POKMAS) disampaikan oleh ketua kelompok
masyarakat (POKMAS) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
b. Laporan pertanggung jawaban keuangan sesuai tahapan pencairan dan pada akhir
kegiatan kepada kelompok masyarakat (POKMAS) dapat menyampaikan foto

26
sebelum, sedang dan setelah dari hasil pelaksanaan Perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH) adapun laporan yang dimaksud antra lain :
1. Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana.
2. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dengan melampirkan:
- Berita acara hasil pelaksanaan ;
- Laporan penggunaan dana ;
- Kuitansi dan faktur; dan
- Foto hasil pelaksanaan pekerjaan.
- Foto copy buku tabungan.
c. Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban menghimpun dan menyampaikan laporan
kemajuan pekerjaan secara berkala setiap bulan kepada Dinas PUPRPKPP Provinsi
Riau. Pelaporan merupakan hasil konsolidasi dari rencana kegiatan dan merupakan
hasil tindak lanjut dari pengawasan tentang proses pelaksanaan di lapangan.
Laporan harus ditulis secara sederhana, ringkas, dan dilakukan secara berkala.
Selain memuat data hasil dan proses pelaksanaan di lapangan, laporan juga
memuat, permasalahan, hambatan, dan rekomendasi tindakan .
d. Pelaporan secara lengkap akan dilaksanakan oleh Konsultan Pendamping terdiri
dari :
1) Laporan mingguan , yang berisikan:
 Catatan Harian yang dibuat oleh tenaga pengawas konsultan Pendamping
yang berkerja sama dengan tim pengawas dari kelompok masyarakat
dalam buku harian pengawasan. Laporan ini di bundel, dan dilampirkan
kemudian diserahkan bersamaan dengan laporan mingguan kepada PPK
melalui PPTK Kegiatan;
 Laporan mingguan Kegiatan. (format laporan terlampir)
 laporan mingguan berisi tentang kemajuan pelaksanaan setiap
mingguannya dan ditandatangani oleh tenaga pengawas konsultan dan
Tim Pengawas POKMAS untuk setiap pelaporannya.
2) Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan laporan konsolidasi dan kompilasi dari laporan
mingguan. Laporan ini merupakan laporan pertanggung jawaban penugasan
yang disampaikan PPK kepada Konsultan Pendamping. Dan disampaikan
kepada PPK melalui PPTK setiap awal bulan pada bulan berikutnya berisikan
antara lain sebagai berikut : (format laporan terlampir)
▪ Jadwal (Schedule) pelaksanaaan perbaikan rumah tidak layak huni RTLH
Tahun 2022
▪ Laporan permasalahan
▪ Progres Kegiatan dilapangan yang dilengkapi Foto Dokumentasi
kemajuan pelaksanaan dilapangan, serta foto-foto rembug

27
warga/musyawarah jika terjadi kendala dan permasalahan dalam
pelaksanaan.
▪ Laporan bulanan ditandatangi oleh Tim Leader .

3) Laporan Pengunaan bahan.

Laporan penggunan bahan merupakan hasil dari pembelian Material/bahan


bangunan yang telah dilaksanakan dan pembayaran upah para pekerja.

28
LAMPIRAN
1. Format Surat Pernyataan Kesediaan Kepala Daerah Menerima dan
Melaksanakan Bankeu.
2. Format Surat Pernyataan Kepala Daerah Tentang Penggunaan Dana
Bantuan Keuangan.
3. Format Surat Hasil Verifikasi Dokumen RKK.
4. Format Surat Penerbitan SPP dan SPM.
5. Format Rekapitulasi Laporan Realisasi
6. Nama Penerima Bantuan yang telah diverifikasi.
7. Format Foto Perkembangan Pekerjaan (Dokumentasi)
8. Format Survey Harga Bahan dan Upah
9. Format Rencana Anggaran Biaya (RAB) POKMAS
10. Format Laporan Keuangan (Kwintansi dan Faktur Pembayaran)
11. Format Rencana Penggunaan Dana (RPD)
12. Format Laporan Penggunaan Dana (LPD)
13. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM)

30
KOP KEPALA DAERAH
SURAT PERNYATAAN
Nomor : ………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini Bupati/Walikota (Kabupaten/Kota) menyatakan


bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota ….. bersedia melaksanakan kegiatan yang didanai dari
Dana Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Riau Kegiatan/Sub Kegiatan sejumlah Rp.
…………. (terbilang) Tahun Anggaran 2022 dengan memperhatikan ketentuan sebgai berikut :
1. Akan mencantumkan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Riau Tahun Anggaran
2022 dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 dan/atau
mencantumkan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022
dalam Pergeseran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun Anggaran 2022.
2. Menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Dalam hal dana yang sudah disalurkan tidak dilaksanakan sampai akhir tahun anggaran,
maka kami akan mengembalikan dana yang sudah disalurkan tersebut ke Bendahara Umum
Daerah Pemerintah Provinsi Riau.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat sebagai syarat penyaluran dana Bantuan
Keuangan dari Pemerintah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022.

Pekanbaru,............................2022
Bupati/Walikota ………….

(matrai, ttd asli dan stempel basah)

Nama ……..

1
KOP KEPALA DAERAH
SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN DANA
Nomor : ………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini Bupati/Walikota (Kabupaten/Kota) menyatakan


dengan sebenarnya bahwa penggunaan dana bantuan keuangan akan kami
pertanggungjawabkan untuk pembayaran kegiatan/urusan
……………………………………… sejumlah Rp. …………. (terbilang) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya apabila ternyata dana dimaksud tidak dipergunakan untuk Kegiatan/Urusan
……………… maka pelaksana Program/Kegiatan akan bertanggungjawab sepenuhnya serta
siap menerima sanksi administratif dan/atau sanksi hukum sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat sebagai syarat penyaluran dana Bantuan
Keuangan Khusus dari Pemerintah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022.

Pekanbaru,............................2022
Bupati/Walikota ………….

(matrai, ttd asli dan stempel basah)

Nama ……..

2
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
NAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTA
Jalan SM. Amin No. 92 Telp. (0761) 56450-564535-564541 Fax (0761) – 564547-564407
Pekanbaru - 28292

Pekanbaru, 15 Desember 2021

Kepada Yth.
Bapak GUBERNUR RIAU
Nomor : 870/SU/PUPRPKPP-PKP/II/2022/ Up. Kepala BPKAD Provinsi Riau
Sifat : Biasa
Lampiran : - di –
Perihal : Hasil Verifikasi Dokumen Pencairan Pekanbaru
Bantuan Keuangan Khusus T.A. 2022

Berdasarkan Proposal Permohonan Pencairan Bantuan Keuangan Khusus


dari……… , maka Kami telah melakukan verifikasi kelengkapan dokumen
Permohonan Pencairan yang terdiri dari :
Tidak
No. Uraian Ada
Ada
Surat Pernyataan BUPATI tentang Kesediaan Melaksanakan V
1.
Kegiatan yang didanai dari Bantuan Keuangan Khusus
2. Surat Pernyataan BUPATI tentang Penggunaan Dana V
Salinan Keputusan BUPATI tentang Penunjukan Pejabat V
3. Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah
Kabupaten Kuantan Singingi
4. Salinan Rekening Kas Umum Daerah V
Kwintasi yang ditandatangani oleh BUPATI dan bermaterai V
5.
Rp.10.000,-
Keputusan Gubernur tentang Penetapan Alokasi Bantuan V
6.
Keuangan Khusus.
7. Ringkasan Kontrak V
8. Laporan Kemajuan Pekerjaan (progress report) V
9. Surat Tanggung Jawab Mutlak dari KPA/PPK V
10. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) V

Bahwa berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa


Permohonan Pencairan Bantuan Keuangan Khusus ………, Kami nyatakan
lengkap dan sesuai dengan Peraturan Gubernur nomor 62 Tahun 2018.
Demikian disampaikan, atas perkenan Bapak, Kami ucapkan terima kasih.

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,


PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN PROVINSI RIAU

(Ttd asli dan stempel basah)

Nama ……..
NIP.
Tembusan disampaikan kepada Yth.
1. Kepala Bappedalitbang Provinsi Riau,
2. Inspektur Daerah Provinsi Riau,

3
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
NAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTAN
Jalan SM. Amin No. 92 Telp. (0761) 56450-564535-564541 Fax (0761) – 564547-564407

Pekanbaru - 28292

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :

Dengan ini menyatakan bahwa saya selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau. Dengan benar telah
melaksanakan verifikasi/evaluasi atas usulan pencairan bantuan sosial berupa uang yang
ditujukan untuk Pemerintah Pusat/Badan/Lembaga/Ormas…….. dan saya bertanggungjawab
mutlak terhadap hasil verifikasi/evaluasi usulan pencairan hibah ini.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab serta
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, ……..
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau

(matrai, ttd asli dan stempel basah)

Nama ……..
NIP.

4
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN, KAWASAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
Jalan SM. Amin No. 92 Telp. (0761) 56450-564535-564541 Fax (0761) – 564547-564407
Pekanbaru - 28292

Pekanbaru, 15 Desember 2021

Kepada Yth.
Bapak GUBERNUR RIAU
Nomor : Up. Kepala BPKAD Provinsi Riau
Sifat : Biasa
Lampiran : - di –
Perihal : Permintaan Penerbitan SPP dan SPM Pekanbaru
Belanja BKK Kab….......T.A. 2022

Bersama ini Kami sampaikan permintaan penerbitan SPP dan SPM tahap
pertama (…..%) dan progress fisik ….% (……… persen) Bantuan Keuangan
Khusus (BKK) Kabupaten ……………….. Sejumlah Rp………,-
(…........................................) dengan rincian terdiri dari :

No. Uraian Progress Nilai (Rp.)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jumlah :

Kelengkapan dokumen pendukung pencairan dana sesuai dengan


Peraturan Gubernur nomor 62 Tahun 2018. Demikian disampaikan, atas
perkenan Bapak, kami ucapkan terima kasih.

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,


PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN PROVINSI RIAU

(ttd asli dan stempel basah)

Nama ……..
NIP.

Tembusan disampaikan kepada Yth.


1. Kepala Bappedalitbang Provinsi Riau,
2. Inspektur Daerah Provinsi Riau,

5
FORMAT
7. PERKEMBANGAN PEKERJAAN
(DOKUMENTASI)
Kelurahan/Desa /Kepenghuluan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :

6
FORMAT 8
8. SURVEY HARGA BAHAN DAN UPAH
KEGIATAN :
PEKERJAAN :
LOKASI :
TAHUN ANGGARAN :
NAMA TOKO BANGUNAN :

HARGA SATUAN
NO URAIAN VOLUME SATUAN
(Rp)
1 2 3 4 5

KETUA POKMAS TOKO BANGUNAN

CAP POKMAS CAP TOKO

………………………………… …………………………………

1
CONTOH
RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TYPE 36 PERMANEN
KEGIATAN :
PEKERJAAN :
LOKASI :
TAHUN ANGGARAN :
TIPE BANGUNAN :

HARGA JUMLAH
NO URAIAN VOLUME SATUAN SATUAN HARGA
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6

I. UPAH PEMBUATAN RUMAH


DAN ADMINISTRASI LAINYA
1 Upah rumah 1.00 Ls
2 Biaya pelaporan dan administrasi lainnya 1.00 Ls
3 Operasional 1.00 Ls

Jumlah Sub Total Upah

A II. BAHAN BANGUNAN


BAHAN PASANGAN
1 Tanah Timbun 4.00 M3
2 Pasir Cor 5.29 M3
3 Pasir Pasang 14.92 M3
4 Kerikil 7.09 M3
5 Batu Bata Besar/Jumbo 11,062.00 Bh
6 Semen type I (50 Kg) 102.00 Zak

B BAHAN KAYU DAN BATU


1 Kayu Kelas II (bouw plank, rangka plafon, 0.41 M3
mal)
2 Kosen Pintu dan Jendela Kayu Klas II 0.38 M3
3 Kayu Kuda-kuda dan Rangka Atap Kelas II 0.77 M3
4 Pintu Panel Kayu Papan Kelas II 4.00 Bh
5 Rangka Jendela + Kaca J1 2 Lubang 1.00 Bh
6 Rangka Jendela + Kaca J2 2 Lubang 2.00 Bh
7 Rangka Jendela + Kaca J3 1 Lubang 1.00 Bh
8 Papan Listplank GRC Panjang 2,4 M 15.00 Lembar
Ventilas i Kotak Batu Ker
C BAHAN BESI / BAJA , PAKU
1 Besi Beton Ø 8 mm , P.12 m net 55.00 Btg
2 Besi Beton Ø 6 mm , P. 12 m net 38.00 Btg
3 Kawat Ikat Beton 4.00 Kg
4 Paku Atap Seng 2.00 Kotak
5 Paku Biasa 20.00 Kg
6 Paku Triplek 0.50 Kg

D PEKERJAAN KERAMIK LANTAI


1 Keramik Lantai 40x40 3.00 M2
2 Keramik Lantai Kamar Mandi 20x20 3.00 M2

E BAHAN ATAP SPANDEK MINI DAN


LANGIT - LANGIT
1 Atap Spandek Mini 60.00 Lbr
2 Perabung Atap 8.00 Lbr
3 Bola-bola Atap 20.00 Lbr
4 Triplek 3.6 mm (plafond) 12.00 Lbr
5 List Profil 24.00 m

1
F BAHAN ALAT PENGGANTUNG, KACA
1 Kunci Tanam 2 x putar 4.00 Bh
2 Engsel 4",pintu 6.00 Kotak
3 Engsel 3",jendela 7.00 Kotak
4 Grendel Jendela 7.00 Kotak
5 Hak Angin Jendela 14.00 Bh

G BAHAN SANITASI / PLUMBING


1 Pipa PVC 3" (setara invilon) 1.00 Batang
2 Pipa PVC 2" (setara invilon) 1.00 Batang
3 Pipa PVC 3/4" (setara invilon) 1.00 Ls
4 Floor Drain / Saringan Air Kotor 1.00 Bh
5 Kran Air Dia 3/4" 1.00 Bh
6 Aksesoris Pipa dan Lem 1.00 Ls
7 Clossed Jongkok (setara global) 1.00 Bh
8 Pintu PVC Km/Wc + Kunci 1.00 Unit
9 Pembuatan Septick Tank 1.00 Unit

H INSTALASI LISTRIK
1 Instalasi listrik 9 Titik

I BAHAN FINISING
1 Cat Air (setara nipon paint) Untuk Dinding 66.00 Kg
2 Dempul 1.00 LS
3 Cat Minyak (setara platon) 12.00 Kg
4 Kuas Gulung 1.00 Bh
5 Kuas Biasa 1.00 Bh
6 Pengencer/Thinner dan Amplas 1.00 Ls

Jumlah Sub Total Bahan

JUMLAH
DIBULATKAN

TERBILANG :

Harga diatas sudah termasuk Pajak Yang ditetapkan Oleh Pemerintah

Ditanda tangani oleh PPK

2
FORMAT

E. LAPORAN KEUANGAN
(KWITANSI DAN FAKTUR)

Kelurahan/Desa /Kepenghuluan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
(TEMPELKAN BON, KWITANSI, FAKTUR ASLI CAP BASAH TOKO)

1
FORMAT 11

11. RINCIAN PENGGUNAAN DANA (RPD)


KEGIATAN :
PEKERJAAN :
LOKASI :
TAHUN
ANGGARAN :
TIPE BANGUNAN :

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


NO URAIAN VOLUME SATUAN
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6

Jumlah Sub Total Bahan -

JUMLAH #REF!
DIBULATKAN #REF!

TERBILANG :

Harga Telah termasuk pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah

1
Disetujui Oleh, Dibuat Oleh,
Ketua Pokmas Tim Persiapan

Diketahui Oleh,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

NIP. ……………….

2
FORMAT

12. LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD)


KEGIATAN :
PEKERJAAN :
LOKASI :
TAHUN ANGGARAN :
TIPE BANGUNAN :

PENGELUARAN
NO NO. KWITANSI TANGGAL JUMLAH KETERANGAN
JENIS PENGELUARAN SATUAN VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 8

3
TOTAL -

………………………………..

Diperiksa Oleh, Dibuat Oleh,


TIM PENGAWAS BENDAHARA POKMAS

Disetujui Oleh,
KETUA POKMAS

4
SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
No. KTP :
Alamat :
Jabatan :
Bertindak untuk dan atas nama :
Dengan ini menyatakan bahwa saya sebagai penerima dana hibah telah menggunakan dana
hibah tersebut sesuai dengan usulan proposal dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah serta
pelaksanaannya telah mematuhi Peraturan Gubernur Nomor : 62 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, saya akan
bertanggung jawab mutlak terhadap penggunaan dana hibah yang dimaksud.
Apabila dikemudia hari diketahui terjadi penyimpangan dalam penggunaannya sehingga
kemudian menimbulkan kerugian daerah, maka saya bersedia mengganti dan menyetorkan
kerugian tersebut ke kas daerah serta bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab serta
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pekanbaru,
Penerima Hibah
Desa …..
Kabupaten ……

Materai/ttd

(…...........)
Kepala Desa
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG
PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN, DAN
PERTANAHAN.

PETUNJUK TEKNIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PETUNJUK


/ TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN KELOMPOK
MASYARAKAT (POKMAS)

TA. 2022
DAFTAR ISI

Contents
1. PENGERTIAN UMUM.................................................................................................................2
2. DASAR HUKUM..........................................................................................................................2
3. TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT
(POKMAS)............................................................................................................................................3
4. PERSYARATAN PENGURUS POKMAS....................................................................................3
4.1 Ketua Pokmas.........................................................................................................................3
4.2 Bendahara.........................................................................................................................3
4.3 Anggota Persiapan, Anggota Pelaksana dan Anggota Pengawas............................................4
5. SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS).............4
5.1 Tugas Ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS)...................................................................4
5.2 Bendahara Mempunyai tugas.................................................................................................5
5.3 Tim Persiapan/Anggota..........................................................................................................5
5.4 Tim Pelaksanaan/Anggota......................................................................................................6
5.5 Tim Pengawasan/Anggota......................................................................................................7
PETUNJUK / TATA CARA
PEMILIHAN DAN PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS)
DESA/KELURAHAN DAN ATAU SEBUTAN LAINNYA

1. PENGERTIAN UMUM
Kelompok Masyarakat (pokmas) dibentuk untuk melaksanakan kegiatan dengan
swakelola type 4 di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau dimana pelaksanaannya dibiayai
dari sumber dana APBD Provinsi Riau Tahun 2022. Kelompok Masyarakat dipilih
secara Musyawarah oleh Masyarakat Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya dan
selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan oleh Lurah, Kepala Desa atau sebutan
lainnya. Kelompok Masyarakat adalah orang yang dinilai mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) Dan PSU
rumah Ibadah secara swakelola dan harus mempertanggungjawabkan baik secara fisik
maupun administrasi pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan/perundang-
undangan yang berlaku.

2. DASAR HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor : 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor : 3
Tahun 2021 Tentang Pedoman Swakelola;
3. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 56 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Gubernur Riau Nomor : 55 tahun 2010 Tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Riau
4. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 62 tahun 2018 Tentang Pedoman Belanja
Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau;
5. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 21 tahun 2019 tentang Pembangunan dan
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni menjadi Rumah Layak Huni;
6. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 2 Tahun 2022 tentang Pedoman Belanja Hibah
dan Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
3. TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
MASYARAKAT (POKMAS)
Proses pembentukan Kelompok Masyarakat (POKMAS) dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) dilakukan melalui Musyawarah
Pemerintah Desa dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
beserta Badan Pengawas Desa (BPD).
b. Menyiapkan Berita Acara, Notulen Rapat, Absensi, Dokumentasi hasil Pemilihan
Ketua dan Bendahara Kelompok Masyarakat (POKMAS).
c. Mengukuhkan Ketua dan Bendahara Kelompok Masyarakat (POKMAS) sesuai
dengan Surat Keputusan Lurah,Kepala Desa atau sebutan lainnya.
d. Pokmas terpilih menyiapkan Struktur organisasi kepengurusan.
e. Pokmas terpilih menyusun anggaran dasar (AD) Anggaran Rumah Tangga (ART)
f. Pokmas terpilih mempunyai kemampuan untuk menyediakan atau mengerjakan
barang/jasa sejenis yang diswakelolakan.
g. Kelompok Masyarakat (POKMAS) terpilih membentuk Anggota Persiapan,
Pelaksana, Pengawas Swakelola.

4. PERSYARATAN PENGURUS POKMAS

4.1 Ketua Pokmas


a. Jujur dan dapat dipercaya.
b. Umur minimal 30 tahun dan maksimal 50 tahun.
c. Bertempat tinggal/Berdomisili di Desa setempat minimal 5 Tahun.
d. Diutamakan Dari unsur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM D/K).
e. Mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan tugas.
f. Mengerti tentang pekerjaan bangunan rumah dan mandiri.
g. Mempunyai kepedulian terhadap pembangunan Desa/Lurah atau sebutan
lainnya.
h. Dapat bekerjasama dengan baik didalam kepengurusan maupun disemua
kalangan khususnya dengan pemangku kepentingan Pembangunan Rumah
Layak Huni (RLH) pada umumnya.

4.2 Bendahara
a. Jujur, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
b. Umur minimal 30 tahun dan maksimal 50 tahun.
c. Bertempat tinggal/Berdomisili di Desa setempat minimal 5 Tahun.
d. Diutamakan Dari unsur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM D/K).
e. Mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan tugas dan mandiri.
f. Mampu mengendalikan diri.
g. Bisa membaca, menulis dan berhitung.
h. Mengerti dengan masalah, administrasi keuangan.
i. Dapat bekerjasama dengan ketua dan semua Anggota khususnya. dan
pemangku kepentingan Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) pada
umumnya.

4.3 Anggota Persiapan, Anggota Pelaksana dan Anggota Pengawas.


a. Jujur dan dapat dipercaya.
b. Umur minimal 20 tahun dan maksimal 50 tahun.
c. Bertempat tinggal/Berdomisili di Desa setempat Mempunyai cukup waktu
untuk melaksanakan tugas
d. Mengetahui tentang peta desa serta peduli terhadap pembangunan desa
e. Sabar dan mampu mengendalikan diri
f. Menghargai pendapat orang lain dan tidak memihak kepada kelompok tertentu
g. Diterima dan dihargai oleh semua kalangan masyarakat
h. Bisa membaca, menulis dan berhitung
i. Mempunyai kemampuan dan mengerti tentang pembangunan Rumah Layak
Huni (RLH).
j. Dapat bekerjasama dengan semua Anggota.

5. SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS KELOMPOK MASYARAKAT


(POKMAS).
Susunan Pokmas terdiri dari Ketua, Bendahara, Anggota Persiapan, Pelaksana,
Pengawas

5.1 Tugas Ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS).


a. Menandatangani dan mentaati pakta integritas.
b. Menyelenggarakan musyawarah dalam rangka menyusun Rencana Kerja.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja.
d. Membuka rekening bantuan belanja langsung barang dan jasa (rekening harus
dengan dua nama antara Ketua dan Bendahara Kelompok Masyarakat
(POKMAS) pada Bank Riau Kepri.
e. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan.
f. Menandatangani kontrak swakelola antara ketua POKMAS dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dengan menyampaikan RAB berdasarkan gambar
dan daftar kuantitas Barang serta melampirkan berita acara musyawarah,
notulen rapat, daftar hadir dan Dokumentasi.
g. Melakukan pengajuan pencairan dana kepada Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan
melampirkan Berita Acara Hasil Pelaksanaan, Laporan Penggunaan Dana,
Kwitansi, Faktur, Fotocopy buku rekening tabungan Bank Riau Kepri Atas
nama Pokmas (telah dilegalisir) serta foto dokumentasi pelaksanaan.
h. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik harian.
i. Menyelenggarakan rembug warga untuk membahas kemajuan dan
permasalahan didalam pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan.
j. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan,
penggunaan anggaran, kemajuan pelaksanaan kegiatan dan hasil akhir kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK).
k. Menandatangani Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) setiap
melaksanakan pencairan dana.
l. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Konsultan Pendamping

5.2 Bendahara Mempunyai tugas :


a. Mengelola Keuangan kegiatan pembangunan Rumah Layak Huni ditingkat
Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya.
b. Menyusun laporan pencairan dana dan pengelolaan dana.
c. Melakukan pembayaran sesuai kwitansi pengajuan kebutuhan pelaksanaan
pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) ditingkat Kelurahan/Desa atau
sebutan lainnya.
d. Menyusun pertanggungjawaban laporan keuangan sesuai pelaksanaan dan
Membuat rincian penggunaan dana (Kwitansi dan Faktur) yang ditandatangani
oleh ketua Pokmas sesuai pelaksanaan dan tahapan kegiatan untuk
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sebagai lampiran dalam pengajuan
pencairan anggaran tahap berikutnya.
e. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh konsultan Pendamping.

5.3 Tim Persiapan/Anggota :


a. Melakukan reviu atas RKK yaitu menyesuaikan RKK perencanaan Swakelola
dengan anggaran yang tercantum dalam DPA;
b. Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan kegiatan
c. Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure) yang
akan dilaksanakan;
d. Merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output dengan ketentuan:
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan dalam
RKK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.
e. Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
1) Gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,
tukang);
2) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan); dan/atau
f. Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan
dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang telah
ditetapkan dalam dokumen anggaran;
g. Menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
h. Menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan
dan material/bahan yang dilaksanakan dengan pengadaan melalui penyedia;
i. Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak terpisah, yang meliputi:
HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi teknis/RKK.
j. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh Konsultan Pendamping.

5.4 Tim Pelaksanaan/Anggota :


Anggota pelaksana melaksanakan Swakelola sesuai dengan jadwal dan tahapan
pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output berdasarkan Kontrak Swakelola yang
telah disepakati. Pelaksanaan Swakelola memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis/RKK yang telah


ditetapkan oleh PPK;

b. Pengajuan kebutuhan tenaga teknis, tenaga kerja, peralatan dan material/bahan


sesuai dengan rencana kegiatan.

c. Penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan material/bahan sesuai


dengan jadwal pelaksanaan;

d. Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja, (tenaga teknis,


tenaga terampil atau tenaga pendukung), sarana prasarana/peralatan dan
material/bahan;

e. Menyusun laporan swakelola yang memuat hasil kegiatan tentang capaian


realisasifisik, realisasi keuangan, evaluasi kegiatan (hambatan dan rencana
tindak lanjut) disertai dengan dokumentasi kegiatan Swakelola.

f. Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola dilarang mengalihkan pekerjaan


utama kepada pihak lain.

g. PPK melakukan pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan


kesepakatan yang tercantum dalam Kontrak Swakelola sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

h. Penyerahan Hasil Pekerjaan Swakelola Dalam hal barang/jasa hasil pengadaan


melalui Swakelola akan dihibahkan kepada Penerima Bantuan Rumah Layak
Huni (RLH), maka proses serah terima sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

i. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh Konsultan Pendamping.

5.5 Tim Pengawasan/Anggota :


Anggota Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan
keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil pekerjaan yang
meliputi:

a. Verifikasi administrasi dan dokumentasi;

b. Pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui


realisasi fisik meliputi:
1. Pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2. Pengawasan penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan
material/bahan; dan
3. Pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada)

c. Pengawasan tertib administrasi keuangan. Berdasarkan hasil pengawasan,


Anggota Pengawas melakukan evaluasi Swakelola. Apabila dalam hasil
evaluasi ditemukan penyimpangan, Anggota pengawas melaporkan dan
memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
melalui ketua Pokmas sehingga Anggota persiapan atau Anggota pelaksana
dapat segera mengambil tindakan korektif

d. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh konsultan Pendamping

Lampiran
Format SK Kepengurusan POKMAS (Format I)
Format Berita Acata Musyawarah Pembentukan Pokmas (Format II)
Format Notulen Rapat (Format II)
Format Absen (Format IV)
Format Pakta integritas Kepala Desa/Lurah (Format V)
Format Pakta integritas Ketua POKMAS (Format VI)
Format Dokumentasi (Format VII)
FORMAT I

KOP LURAH/DESA ATAU SEBUTAN LAINNYA

KEPUTUSAN
LURAH/KEPALA DESA ATAU SEBUTAN LAINNYA ……………………….
NOMOR........................................2022
TENTANG
PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN KEPENGURUSAN KELOMPOK
MASYARAKAT (POKMAS) TAHUN 2022

DESA/KELURAHAN ATAU SEBUTAN LAINNYA ............. KECAMATAN ……..


KABUPATEN...................PROVINSI RIAU

Menimbang : a. Bahwa untuk kepentingan pelaksanaan program Program Perumahan


dan Kawasan Permukiman dan/atau Program Pengembangan
Perumahan kegiatan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Tahun
Anggaran 2022 dipandang perlu untuk menetapkan Kelompok
Masyarakat (POKMAS) di Kelurahan/Desa atau sebutan
lainnya.................Kecamatan......................................,
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
(a) di atas perlu menetapkan keputusan Lurah/ Kepala Desa atau
sebutan lainnya ............... tentang penunjukan dan Pengangkatan
kepengurusan Kelompok Masyarakat (POKMAS) dan
keanggotaannya.

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor : 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor : 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola;
3. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 56 tahun 2015 tentang Perubahan
ketiga atas Peraturan Gubernur Riau Nomor : 55 Tahun 2010 tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Riau
4. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 62 Tahun 2018 tentang Pedoman
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau;
5. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 21 tahun 2019 tentang
Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni menjadi
Rumah Layak Huni;
6. Peraturan Gubernur Riau Nomor : 2 Tahun 2022 tentang Pedoman
Belanja Hibah dan Belanja bantuan Sosial yang bersunber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Menetapkan :
Pertama : Menunjuk dan Mengangkat kepengurusan Kelompok Masyarakat
(POKMAS) Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya ……………
Kecamatan ……. untuk melaksanakan Perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni dengan pola swakelola type IV oleh Kelompok Masyarakat.

Kedua : Ketua POKMAS mempunyai tugas :


1. Menandatangani dan mentaati pakta integritas.
2. Menyelenggarakan musyawarah dalam rangka menyusun Rencana
Kerja.
3. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja.
4. Membuka rekening bantuan belanja langsung barang dan jasa
(rekening harus dengan dua nama antara Ketua dan Bendahara
Kelompok Masyarakat (POKMAS) pada Bank Riau Kepri.
5. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan.
6. Menandatangani kontrak swakelola antara ketua POKMAS dengan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan menyampaikan RAB
berdasarkan gambar dan daftar kuantitas Barang serta melampirkan
berita acara musyawarah, notulen rapat, daftar hadir dan
Dokumentasi.
7. Melakukan pengajuan pencairan dana kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) dengan melampirkan Berita Acara Hasil Pelaksanaan,
Laporan Penggunaan Dana, Kwitansi, Faktur, Fotocopy buku
rekening tabungan Bank Riau Kepri Atas nama Pokmas (telah
dilegalisir) serta foto dokumentasi pelaksanaan.
8. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik harian.
9. Menyelenggarakan rembug warga untuk membahas kemajuan dan
permasalahan didalam pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan.
10. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan,
penggunaan anggaran, kemajuan pelaksanaan kegiatan dan hasil
akhir kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
11. Menandatangani Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) setiap
melaksanakan pencairan dana.
12. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Konsultan Pendamping.

Bendahara Mempunyai tugas :


1. Mengelola Keuangan kegiatan pembangunan Rumah Layak Huni
ditingkat Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya.
2. Menyusun laporan pencairan dana dan pengelolaan dana.
3. Melakukan pembayaran sesuai kwitansi pengajuan kebutuhan
pelaksanaan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) ditingkat
Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya.
4. Menyusun pertanggungjawaban laporan keuangan sesuai
pelaksanaan dan Membuat rincian penggunaan dana (Kwitansi dan
Faktur) yang ditandatangani oleh ketua Pokmas sesuai pelaksanaan
dan tahapan kegiatan untuk disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) sebagai lampiran dalam pengajuan pencairan anggaran
tahap berikutnya.
5. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh konsultan Pendamping

Tim Persiapan/Anggota :
1. Melakukan reviu atas RKK yaitu menyesuaikan RKK perencanaan
Swakelola dengan anggaran yang tercantum dalam DPA;
2. Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan
kegiatan
3. Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown
structure) yang akan dilaksanakan;
4. Merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output dengan
ketentuan:
5. Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
6. Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam RKK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang
diperlukan.
7. Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:

a. Gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,


tukang), honor narasumber;

b. Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila


diperlukan); dan/atau
8. Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya
bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu
Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
9. Menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
10.Menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan yang dilaksanakan dengan
pengadaan melalui penyedia;
11. Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak
terpisah, yang meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi
teknis/RKK.
12. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh konsultan Pendamping.

Tim Pelaksanaan/Anggota :
Anggota pelaksana melaksanakan Swakelola sesuai dengan jadwal dan tahapan
pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output berdasarkan Kontrak Swakelola yang
telah disepakati. Pelaksanaan Swakelola memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis/RKKyang telah
ditetapkan oleh PPK;
b. Pengajuan kebutuhan tenaga teknis, tenaga kerja, peralatan
danmaterial/bahan sesuai dengan rencana kegiatan.
c. Penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan danmaterial/bahan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan;
d. Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja,(tenaga teknis,
tenaga terampil atau tenaga pendukung), sarana prasarana/peralatan dan
material/bahan;
e. Menyusun laporan swakelola yang memuat hasil kegiatan tentang capaian
realisasifisik, realisasi keuangan, evaluasi kegiatan (hambatan dan rencana
tindak lanjut) disertai dengan dokumentasi kegiatan Swakelola.
f. Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola dilarang mengalihkan pekerjaan
utama kepada pihak lain.
g. PPK melakukan pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum dalam Kontrak Swakelola sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
h. Penyerahan Hasil Pekerjaan Swakelola Dalam hal barang/jasa hasil
pengadaan melalui Swakelola akan dihibahkan kepada Penerima Bantuan
Rumah Layak Huni (RLH), maka proses serah terima sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
B. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh konsultan Pendamping.

Tim Pengawasan/Anggota :
Anggota Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan
keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil pekerjaan yang
meliputi:
a. Verifikasi administrasi dan dokumentasi;
b. Pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui
realisasi fisik meliputi:
1. Pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2. Pengawasan penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan
material/bahan; dan
3. Pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada).
c. Pengawasan tertib administrasi keuangan. Berdasarkan hasil pengawasan,
Anggota Pengawas melakukan evaluasi Swakelola. Apabila dalam hasil
evaluasi ditemukan penyimpangan, Anggota pengawas melaporkan dan
memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui
ketua Pokmas sehingga Anggota persiapan atau Anggota pelaksana dapat
segera mengambil tindakan korektif
d. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh konsultan Pendamping

Ketiga : Dalam melaksanakan tugas Ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS)


bertanggung jawab kepada PA/KPA/PPK atas terlaksananya
Pembangunan Rumah Sehat Layak Huni sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang telah ditetapkan.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan
perbaikan sebagai mana mestinya dengan ketentuan bahwa keputusan ini
dapat berubah jika personil yang telah ditunjuk mendapat halangan dan
tidak dapat mejalankan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan kepadanya dan setiap perubahan harus berdasarkan
keputusan masyarakat melalui hasil musyawarah.

Ditetapkan di : .........................
Pada Tanggal : ..........................

Lurah/Kepala Desa atau sebutan lainnya


.........................

........................................................

Tembusan disampaikan Kpd Yth:


1. Bupati /Walikota ....................
2. Camat …………….
3. Pertinggal.
Lampiran : Keputusan Lurah/Kepala Desa atau Sebutan Lainnya........
Nomor : .......
Tanggal : .......
No. Nama Jabatan Dalam Anggota Ket.
I POKMAS
.................. Ketua POKMAS
.................. Bendahara POKMAS
II PERSIAPAN
.................. Anggota
III PELAKSANAAN
.................. Anggota
IV PENGAWASAN
.................. Anggota

Kelurahan/Desa atau Sebutan Lainnya...........

.........................
FORMAT II

BERITA ACARA MUSYAWARAH PEMBENTUKAN POKMAS


No. /MUDES/ …. /2022

Pada hari ini …..……………… Tanggal …….................... bulan …………………………


Tahun Dua ribu dua puluh dua telah diadakan musyawarah pembentukan Kelompok
Msyarakat (POKMAS) untuk Pemilihan Ketua POKMAS, Bendahara, Anggota Persiapan,
Pelaksana, Pengawas adalah :
Musyawarah diselenggarakan pada Pukul …....….WIB s/d ……..…WIB.........Bertempat di
………………………………. , Desa/kelurahan …………………….Kecamatan ............
Rapat dihadiri oleh : …. ........Orang (Daftar hadir terlampir)
Unsur Pimpinan rapat Lurah/Kepala Desa atau sebutan lainnya .............................:
Pemimpin Rapat : ................................... Jabatan : .......................................
Sekretaris / Notulis : ……………………......Jabatan : ……………............……
Berdasarkan hasil musyawarah disepakati dan diputuskan nama – nama yang akan duduk
didalam kepengurusan POKMAS sebagai berikut :
1. Ketua Pokmas : ..................................
2. Bendahara : ...................................
3. Anggota Persiapan : ...................................
: ...................................
4. Anggota Pelaksana : ...................................
: ...................................
5. Anggota Pengawas : ...................................
:...................................

Perolehan suara dari hasil musyawarah desa dari nama-nama yang diusulkan :
1. Ketua : ...................................................
2. Bendahara : ...................................................

Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Disetujui oleh : Dibuat oleh,


Lurah /Kepala Desa atau sebutan lainnya Sekretaris
…………………… ………………………

(…………………………….) (…………………………….)
FORMAT III

NOTULEN RAPAT
PEMBENTUKAN POKMAS KELURAHAN/DESA/KEPENGHULUAN ..............

Hari / Tanggal : ...............................................................................................


Pukul : ...............................................................................................
Acara : ...............................................................................................
Tempat : ...............................................................................................

I. PESERTA MUSYAWARAH PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN POKMAS:

1. .................................................................................................................
2. .................................................................................................................
3. .................................................................................................................
4. .................................................................................................................
5. (Daftar hadir terlampir) dilengkapi dengan foto dokumentasi.

II. AGENDA RAPAT


Pembentukan kepengurusan POKMAS kegiatan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya .............Kecamatan.................2022

III. ISI PEMBAHASAN


1. Menyusun tata cara Pemilihan Ketua POKMAS, Bendahara, Anggota Persiapan,
Pelaksana, Pengawas
2. Penetapan calon Ketua POKMAS, Bendahara, Anggota Persiapan, Pelaksana,
Pengawas
3. Menyiapkan Administrasi surat keputusan Lurah/Kepala Desa/Penghulu........
Kec................tentang Penetapan Ketua POKMAS, Bendahara, Anggota Persiapan,
Pelaksana, Pengawas
Musyawarah Desa ini ditutup oleh. ............................................................
Desa………..............……,..................................2022
Dibuat oleh
Notulen Rapat

( ................................................ )
FORMAT IV

DAFTAR HADIR MUSYAWARAH KELURAHAN/DESA/KEPENGHULUAN.....................

Hari / Tanggal :
Waktu :
Acara :

NO N A M A ALAMAT TANDA
TANGAN

Desa,…..................................2022

(................................................)
FORMAT V

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ...................
Alamat : ...................
Jabatan : Lurah/Kepala Desa/Kepenghuluan..............................
Bertindak untuk dan atas nama : Masyarakat Kelurahan/Desa/Kepenghuluan............
...........................................................

Dalam rangka pembentukan pemilihan kepengurusan Kelompok Masyarakat (POKMAS)


Kelurahan/Desa/Kepenghuluan.................................................................................dengan pola
swakelola oleh kelompok masyarakat, dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. Akan melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) apabila mengetahui ada indikasi Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN) dalam proses pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana belanja
langsung, belanja barang dan jasa Pembangunan Rumah Sehat Layak Huni (RSLH)
tahun 2022 ini;
3. Akan melaksanakan pembentukan/pemilihan kepengurusan POKMAS sesuai dengan
Petunjuk Standar Oprasional dan mematuhi Peraturan Gubernur Riau Nomor : 72
Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Riau Nomor : 35 Tahun 2017
Tentang Pedoman Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
4. Akan melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pembangunan Rumah Sehat
Layak Huni (RSLH) yang dilaksanakan oleh POKMAS yang telah tunjuk.
5. Apabila saya melanggar atau tidak melaksanakan yang telah saya nyatakan dalam Pakta
Integritas ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku.

Pekanbaru,...........................2022
Lurah/Kepala Desa/Kepenghuluan.............

(materai 10.000 / ttd)


FORMAT VI

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : .................
Pekerjaan : ..................
Alamat : ..................
Bertindak untuk dan atas nama : Penerima Bantuan Perbaikan Rumah layak Huni
(RLH) 2022 Provinsi Riau.
Dalam rangka pemberian hibah berupa barang dari Pemerintah Daerah, dengan ini menyatakan
bahwa saya :
1. Akan menggunakan hibah belanja langsung barang/jasa dimaksud sesuai dengan usulan
proposal bantuan sosial serta pelaksanaanya akan mematuhi Peraturan Gubernur
Nomor : 62 Tahun 2018 Tentang Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
2. Tidak akan memindah tangankan hibah barang/jasa yang dimaksud kepada orang lain,
dan tidak akan memperjualbelikan.
3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta Integritas ini,
saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku.

Pekanbaru,....................................2022

Penerima Hibah

(materai 10.000 / ttd)


FORMAT VII

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : .........................
Alamat : .........................
Jabatan : Ketua POKMAS ...........
Bertindak untuk dan atas nama : Masyarakat Kelurahan/Desa/Kepenghuluan...............
.......................................................................
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Perbaikan Rumah Layak Huni (RLH) Provinsi Riau
dibiayai dari dana Bantuan keuangan Khusus Provinsi Riau, dengan ini menyatakan bahwa
saya :
1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. Akan melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) apabila mengetahui ada indikasi Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN) dalam proses pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana belanja
langsung belanja barang atau jasa ini;
3. Tidak akan mengalihkan pelaksanaan Perbaikan Rumah Layak Huni (RLH) kepada
pihak lain.
4. Akan melaksanakan pembentukan/pemilihan kepengurusan POKMAS sesuai dengan
Petunjuk Standar Oprasional dan mematuhi Peraturan Gubernur Nomor : 62 Tahun
2018 Tentang Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku;
5. Apabila saya melanggar atau tidak melaksanakan yang telah saya nyatakan dalam Pakta
Integritas ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku.

Pekanbaru,.........................2022
Ketua POKMAS
Kelurahan/Desa/Kepenghuluan...............

(materai / ttd)
FORMAT VIII

DOKUMENTASI
MUSYAWARAH PEMBENTUKAN KETUA POKMAS, BENDAHARA, ANGGOTA
PERSIAPAN, PELAKSANA, PENGAWAS

Kelurahan/Desa /Kepenghuluan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :

(...............................................................................................................)

(...............................................................................................................)

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD)


ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
DENGAN
FORMAT IX

CONTOH
NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH
ANTARA
(PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
DENGAN
PENERIMA BANTUAN PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI (RLH)
TAHUN ANGGARAN 2022
NOMOR..............(PIHAK PERTAMA)
………………….(PIHAK KEDUA)

Pada hari ini …………. tanggal ………………. bulan…………….tahun Dua ribu dua puluh
dua yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : (di isi dengan nama PPK)


NIP : (di isi dengan NIP PPK)
Pangkat : (di isi dengan NIP PPK)
Jabatan : sebagai PPK BKK
Unit Kerja : diisi unit kerja PPK Kab/Kota

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan
ketentuan Peraturan Gubernur Riau Nomor : 62 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Peraturan
Gubernur Riau Nomor : 18 Tahun 2017 Tentang Pedoman belanja Bantuan Keuangan Kepada
Kabupaten/Kota yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau,
yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Nama : (diisi dengan nama penerima RLH)


Nomor KTP : (diisi dengan nomer ktp penerima RLH)
Pekerjaan : (diisi dengan pekerjaan penerima RLH)
Alamat : (diisi dengan alamat penerima RLH)
yang bertindak untuk dan atas nama yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Hibah Daerah berupa barang/jasa
dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
JUMLAH, JENIS DAN TUJUAN HIBAH

(1) PIHAK PERTAMA memberikan hibah kepada PIHAK KEDUA, berupa barang dengan
rincian sebagai berikut :

No. Jenis Barang Jumlah


1 Rumah Layak Huni (RLH) 1 Unit

(2) PIHAK KEDUA menyatakan menerima hibah barang dari PIHAK PERTAMA, dalam
kondisi Baru dan/atau telah diperbaiki oleh PIHAK PERTAMA, lengkap dan sesuai
spesifikasi teknis jenis barang.
(3) Hibah barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk perbaikan rumah
layak huni sesuai dengan rencana penggunaan belanja hibah pada proposal yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Naskah Perjanjian Hibah Daerah ini.
Pasal 2
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN HIBAH

(1) Penyaluran hibah yang berupa barang bersumber dari PIHAK PERTAMA dilakukan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang.

(2) Untuk penyaluran hibah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), PIHAK KEDUA
Mengajukan Permohonan kepada PIHAK PERTAMA, dengan melampirkan :
a. NPHD,
b. Berita Acara Serah Terima Barang.
(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat (1) disalurkan melalui pemindahtanganan
dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA setelah menerima penyaluran hibah dari PIHAK PERTAMA, segera
menggunakan dan/atau memanfaatkan sesuai Rencana Penggunaan Hibah pada proposal
sesuai peraturan Perundang-undangan.
(5) PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan barang yang telah diterima kepada pihak lain.

Pasal 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) Melaksanakan dan bertanggungjawab penuh baik secara formal dan materil atas
penggunaan dan/atau pemanfaatan barang dari PIHAK PERTAMA dengan berpedoman
pada Rencana Penggunaan Pengguna Hibah Barang atau Proposal sesuai peraturan
perundang-undangan.
(2) PIHAK KEDUA Membuat dan menyampaikan laporan Penggunaan Hibah Berupa
barang kepada Bupati/Walikota melalui SKPD terkait disertai dokumen Berita Acara pada
saat Serah Terima Barang dan Surat Pernyataan Tanggungjawab yang menyatakan bahwa
belanja hibah berupa Barang yang diterima telah digunakan sesuai dengan NPHD.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1) Menyerahkan barang apabila syarat-syarat telah dilengkapi berkas pengajuan penyaluran
hibah barang oleh PIHAK KEDUA.
(2) Menunda penyerahan hibah barang apabila PIHAK KEDUA tidak/belum memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
(3) Melaksanakan evaluasi dan monitoring atas penggunaan/pemanfaatan hibah barang
tersebut.
Pasal 5
SANKSI

PIHAK KEDUA yang melanggar Pasal 2 Ayat (5) dapat dikenakan sanksi administratif
berupa peringatan tertulis, penundaan/penghentian penyaluran hibah atau sanksi lain
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6
LAIN-LAIN

(1) Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) ini, dibuat rangkap 4 (empat), lembar pertama
dan kedua masing-masing bermaterai cukup sehingga mempunyai kekuatan hukum sama.
(2) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam NPHD ini dapat diatur lebih lanjut dalam
Addendum.

PIHAK PERTAMA
KEPALA DINAS…………………. PIHAK KEDUA
…………………………………………… MASYARAKAT PENERIMA
BANTUAN

Materai -----------------------------------------
----------------------
NIP. ……………………
FORMAT X

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB MUTLAK (SPTJM)


Nomor :…………………………..

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……………………..
NIK/NIP : ……………………..
Jabatan : Kepala Kelurahan/Desa ……………
……………………..

Menyatakan dengan sesungguhnya :

1. Data usulan keluarga Penerima Bantuan Sosial Berupa Barang untuk Kegiatan
Perbaikan Rumah Layak Huni (RLH) dari Pemerintah Provinsi Riau
sebanyak… Kepala Keluarga (KK), benar dan telah sesuai dengan ketentuan.
2. Saya bertanggungjawab secara formal dan material apabila dikemudian hari terjadi
permasalahan dalam penyerahan bantuan dimaksud, sesuai dengan ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan.
Demikian Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ini saya buat dengan sebenar-benranya.

………………, ………2022
KEPALA DESA/LURAH DAN ATAU SEBUTAN LAINNYA

Materai

Anda mungkin juga menyukai